Anda di halaman 1dari 11

TUGAS ANALISIS KASUS K3

JSA (Job Safety Analysis) dan HIRADC (Hazard Identification


Risk Assesment Determining Control)

DOSEN PEMBIMBING :
MEILIANTI, S.T, M. T

DISUSUN OLEH :
INA PUTRI (061930401355)

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


TEKNIK KIMIA
2019/2020
KASUS I KECELAKAAN KERJA DI KLATEN

Klaten Nasib apes menimpa Listiyana Kurniawati (19), seorang buruh disebuah


pabrik tekstil di Pedan, Klaten. Ia tewas setelah lehernya tergilas mesin saat bekerja, Senin
(12/11).
Korban yang merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan suami istri, Sukur (40)
dan Listiyorini Hanifah (40), warga Dukuh Ngawonggo, Desa Ngawonggo, Kecamatan
Ceper, Klaten tersebut baru tiga bulan bekerja setelah lulus MAN.
Kapolsek Pedan, AKP Kamiran mewakili Kapolres Klaten, AKBP Kalingga Rendra
Raharja, menolak memberikan keterangan kepada wartawan mengenai kejadian tersebut. Ia
mengaku penanganan sudah diambil alih oleh Polres Klaten. Silahkan tanya ke polres saja
sana, katanya singkat.
Sementara itu informasi di Mapolres Klaten menyebutkan, peristiwa nahas itu
bermula ketika korban yang bekerja sebagai operator mesin di sebuah pabrik tekstil di Pedan,
Klaten tersebut berangkat bekerja pada sift malam sekitar pulul 23.00 WIB.
Selang beberapa jam kemudian, atau sekitar pukul 03.00 WIB, korban mematikan mesin
karena ingin membetulkan benang yang putus pada mesin tersebut. Namun setelah benang
tersambung, korban bergegas untuk menyalakan kembali mesin tenun yang dioperasikanna
itu.
Namun nahas, korban tidak menyadari saat mesin tersebut menyala, ternyata kain kerudung
yang dikenakannya masuk ke dalam mesin. Akibatnya, kain kerudungnya ikut tertarik ke
dalam mesin dan menjerat leher korban hingga nyawanya tidak tertolong.
Terpisah, Kabid Tenaga Kerja Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi
(Dinsosnakertrans) Klaten, Giyanta, mengatakan baik terjadi kecelakaan atau tidak, setiap
perusahaan harus mengadakan evaluasi terkait keselamatan atau kecelakaan kerja. Tujuannya
tak lain agar kecelakaan tidak terjadi dan menimpa para pekerja.
Perusahaan harus mengevaluasi apa penyebab kecelakaan yang menimpa karyawannya,
apakah mesin atau kelalaian. Hal itu agar kejadian serupa tidak terjadi lagi, ujarnya.

KASUS II Kecelakaan Kerja Pada Karyawan di Mesin Dinamo Pabrik

“Bagian Pakaian Korban yang Tersangkut Puli Dinamo Yang Sedang Berputar”

            Musibah bermula sebelumnya sekitar pukul 07.40 saat akan dilakukan penggantian
jam kerja, korban mengambil sampel lateks dibagian produksi. Namun sebelum mengambil
sampel korban memutar arah jalan dari tempat yang dituju sehingga melintas dari bagian
mesin yang bukan area lintasan. Saat melewati salah satu mesin, tiba-tiba ujung jilbab korban
yang terjuntai kebawah tersangkut puli dinamo sehingga tergulung akibat jilbab tergulung
akhirnya leher korban tercekik ditempat kejadian perkara dalam keadaan sepi karena seluruh
karyawan bersiap-siap untuk pulang kerja untuk penggantian jam kerja sekitar pukul
08.00. Akibatnya tidak ada yang melihat korban sehingga tidak ada yang menolong dan
mengakibatkan korban meninggal dunia.
1. Job Safety Analsyis (JSA)

Job Safety Analysis adalah suatu proses identifikasi bahaya dan resiko berdasarkan
tahapan dalam suatu proses pekerjaan. Berikut tabel hasil analisis JSA di pabrik tekstil di
Pedan, Klaten.
Tabel Analisi JSA di Pabrik Tekstil Pedan, Klaten.
No Urutan kerja Potensi bahaya Upaya pengendalian
1. Alat Angkut
A Penerimaan bahan baku, Tertabrak alat angkut Penggunaan APD (safety shoes,
kemudian bahan baku safety helmet, masker)
dipindahkan ke tempat
Alat angkut kelebihan Penentuan kapasitas maksimum
pemrosesan
muatan, sehingga
menggunakan alat
bahan baku (kapas pengangkutan
angkut Maintenance secara rutin
press) terjatuh/tercecer
B Pekerja melakukan Bahan baku (kapas Penggunaan APD (masker)
pengecekan bahan baku press) terhirup oleh
pekerja
2. Blowing
A Memasukan kapas ke Mesin berjalan terlalu Penggunaan sarung tangan
mesin bale opener cepat dapat (gloves)
mengakibatkan tangan
pekerja terjepit mesin

B Pengaturan mesin bale Mesin bale opener Training pada pekerja


opener pada bagian fan rusak
Perawatan mesin
C Pembersihan kapas oleh Kotoran terhirup Penggunaan masker
mesin bale opener dan pekerja
waste opener
Pekerja terpeleset memasang tanda peringatan
jatuh sedang dibersihkan

D Pengaturan mesin Kecepatan mesin Pelatihan pekerja dan perawatan


monocylinder cleaner monocylinder cleaner mesin
(terlalu cepat/lambat)
E Mesin monocylinder Kebisingan Penggunaan APD (ear plug/ear
cleaner berjalan muff)
Dilakukan Rolling pekerja

Terdapat sumber arus Memastikan kabel listrik


listrik dari motor tersambung dengan benar
penggerak mesin,
pekerja dapat kesetrum memasang rambu-rambu
bahkan sampai peringatan “awas bahaya listrik”
menyebabkan
kematian
F Mesin monocylinder Mesin panas Penggunaan coller pada mesin
cleaner berjalan serta ruangan diberi AC/kipas
angin
Mesin meledak Disediakan APAR dekat mesin

G Mesin automixer Kebisingan Penggunaan APD (ear plug/ear


berjalan mencampur muff)
kapas
Dilakukan Rolling pekerja

Panas Penggunaan coller pada mesin


serta ruangan diberi kipas
AC/kipas angin

3. Carding
A Pengaturan mesin Mesin berjalan terlalu Training pekerja
carding lambat/cepat
Memberikan rambu-rambu
pengaturan pada mesin
B Mesin carding berjalan Mesin carding terlalu Perawatan mesin
(mengurai kapas panas dan mati tiba-
kemudian diubah tiba
menjadi serat yang
panjang )
Kebisingan Penggunaan ear plug/ear muff
Rolling pekerja

Tangan pekerja terjepit Penggunaan gloves


can (alat untuk wadah
sliver)

4. Drawing
A Peregangan serat kapas Proses peregangan Pengaturan mesin yang sesuai
terlalu kuat/lemah oleh pekerja yang terlatih
menyebabkan serat
terputus
B Pemberian puntiran Kebisingan Penggunaan ear plug/ear muff
pada serat kapas Tangan dapat terkena penggunaan APD (gloves)
benang yang sedang
diputar oleh mesin memasang rambu-rambu
peringatan pada mesin

5. Roving
A Mesin flyer berjalan Mesin flyer rusak Perawatan mesin
merubah serat kapas
Kebisingan Penggunaan ear plug/ear muff
menjadi roving (benang
berukuran kecil)

Panas Penggunaan coller pada mesin


serta ruangan diberi AC/kipas
angin.

Tangan pekerja dapat Penggunaan sarung tangan


terjirat benang (gloves)

6. Ring Spinning
A Pengaturan mesin Ring Pemintalan terlalu Training pekerja
Spinning cepat dapat
menyebabkan benang Memberikan rambu-rambu
tidak sesuai ukuran pengaturan pada mesin

B Mesin Ring Spinning Tangan terjepit mesin, Penggunaan APD (gloves, safety
berjalan mengubah pekerja tertusuk jarum, helmet, dan memberikan aturan
roving menjadi benang jilbab/rambut tertarik berpakaian saat bekerja)
oleh mesin ring
spining

Kebisingan Penggunaan ear plug/ear muff


Penggunaan coller pada mesin
serta ruangan diberi AC/kipas
angin

Panas Penggunaan coller pada mesin


serta ruangan diberi AC/kipas
angin.

Meledak Disediakan APAR dekat mesin

7. Winding
A Mesin winding berjalan Mesin winding rusak Perawatan mesin
menyeleksi benang dan mesin sensor eror
sehingga gagal
menggunakan sensor produksi
Tangan pekerja bisa Pemberian batas jarak antara
masuk ke dalam pekerja dan mesin
lubang mesin winding

Tangan pekerja Penggunaan sarung tangan


tersayat benang pada (gloves)
saat menarik benang

2. Hazard Identification Risk Determining Control (HIRADC)


Hazard Identification Risk Determining Control (HIRADC) merupakan salah satu
metode identifikasi kecelakaan kerja dengan penilaian resiko sebagai salah satu poin
penting untuk mengimplementasikan sistem keselamatan dan kesehatan kerja
(SMK3).

Tabel 1.1 Tingkat kemungkinan (Likelihood)


Sko Tingkat Keterangan
r
A Almost certain (Sangat mungkin ) Dapat terjadi setiap saat
C Possible (Kemungkinan sedang) Dapat terjadi sekali-kali
D Unlikely (Kemungkinan kecil) Kemungkinan jarang terjadi
E Rare (Kemungkinan sangat kecil) Hampir tidak pernah atau sangat jarang terjadi

Tabel 1.2 Tingkat keparahan (Consequences)


Sko Tingkat Keterangan
r
1 Insignifant Tidak terjadi cedera, kerugian finansial kecil,

2 Minor Cedera ringan, kerugian finansial sedang

3 Moderate Cedera sedang, perlu penanganan medis, kerugian finansial besar

4 Major Cedera berat >1 orang, kerugian besar, gangguan produksi

5 Catostrophi Fatal >1 orang, kerugian sangat besar, dan dampak luas yang
c berdampak panjang, terhentinya seluruh kegiatan

Tabel 1.3 Tingkat Resiko Risk rating


Tingkat Tingkat keparahan (Consequences)
kemungkina
n
(Likelihood)
1 2 3 4 5
A H H E E E
B M H H E E
C L M H E E
D L L M H E
E L L M H H

Tabel 1.4 Tingkat Level Resiko


LEVEL Definisi/keterangan TINDAKAN PENGENDALIAN YANG
RESIKO DIPERLUKAN
E Extreme Risk –Risiko Sangat Tinggi immadiate action required (Tindakan
segera)
H High Risk– Risiko Tinggi senior management action needed
(Tindakan manajemen senior)
M Moderate Risk– Risiko Sedang management responsibility must be
specified (Tanggung jawab manajemen )
L Low Risk– Risiko Rendah Manage by routine procedures (Menggola
dengan prosedur yang rutin)

Tabel 1.5 Hazard Identification Risk Determining Control (HIRADC)


Identifikasi Bahaya Penilaian Risiko Pengendalian
Risiko
No
Proses Aktivitas Sumber Potensi Likeli Consequ Risk
Pekerjaan Pekerjaan bahaya Bahaya hood ences rating
1 Penerima Peng- alat Menabrak E 1 L Penentuan
an bahan operasian pengangkut Kejatuhan kapasitas
baku alat kelebihan bahan maksimum
angkut muatan baku pengangkut-
an
Maintenance
secara rutin
2 Blowing Memasuk Mesin Tangan  B  4  E Penggunaan
an kapas berjalan pekerja sarung
ke mesin terlalu terjepit tangan
bale cepat mesin (gloves)
opener
    Pember- Pekerja Kotoran  A 3  E Penggunaan
sihan tidak terhirup masker
kapas memakai pekerja
oleh APD
mesin Pekerja memasang
bale terpeleset tanda
opener peringatan
dan waste sedang
opener dibersihkan

Mesin Terdapat Kesetrum D 5 E  memasang


Monocyli sumber Kematian rambu-rambu
nder arus listrik peringatan
Cleaner dari motor
berjalan penggerak
mesin

3 Carding Pengurai- Terdapat Kebising-  A  3 E  penggunaan


an kapas suara mesin an ear plug/ear
menjadi berjalan muff
serat
Pekerja Tangan
tidak pekerja C 4 E penggunaan
mengguna- terjepit gloves
kan APD can (alat
untuk
wadah
sliver)
 4 Drawing Peregang- Terdapat Kebising- A 3  E  Penggunaan
an serat suara mesin an ear plug/ear
kapas dan berjalan muff
pemberi-
an Pekerja Tangan penggunaan
puntiran tidak dapat APD
pada serat mengguna- terkena C 4 E (gloves),
kapas kan APD benang memasang
yang rambu-rambu
sedang peringatan
diputar pada mesin
oleh
mesin
5  Roving Perubah- Terdapat Kebising- A   3 E   Penggunaan
an serat suara mesin an ear plug/ear
kapas yang muff
menjadi berputar
roving sangat
(benang cepat
berukuran
kecil)
Pekerja Tangan B 4 E Penggunaan
tidak pekerja sarung
mengguna- dapat tangan
kan APD terjirat (gloves)
benang

Mesin Panas A 1 H Penggunaan


berputar coller pada
sangat lama mesin,ruang-
an diberi AC/
kipas angin

 6 Ring Meng- Pekerja Tangan  C 4   E  Penggunaan


spining ubah tidak terjepit sarung
roving mengguna- mesin tangan
menjadi kan APD (gloves)
benang
Jilbab/ D 4 H Penggunaan
rambut safety
tertarik helmet, dan
oleh memberikan
mesin aturan
ring berpakaian
spining saat bekerja

Terdapat Penggunaan
suara pada Kebising- A 3 E ear plug/ear
mesin an muff

Mesin Panas B 5 E Penggunaan


berjalan coller pada
terlalu lama mesin serta
ruangan
diberi
AC/kipas
angin
 7 Winding Menyelek Kelalaian Tangan B   4  E Pemberian
si benang pekerja pekerja batas jarak
mengguna bisa antara
kan masuk ke pekerja dan
sensor dalam mesin
lubang
mesin
winding

Pekerja Tangan A 3 E Penggunaan


tidak pekerja sarung
memakai tersayat tangan
APD benang (gloves)
pada saat
menarik
benang

KESIMPULAN
Substitusi merupakan cara paling efektif untuk mengendalikan bahaya (hazard)
melalui mekanisme berupa tindakan atau material yang memiliki tingkat bahaya lebih kecil.
Cara yang dilakukan adalah dengan mengganti material atau proses yang berisiko tinggi
dengan material atau proses yang lebih rendah tingkat bahayanya. Engineering controls
digunakan untuk menghilangkan bahaya atau menempatkan penghalang antara pekerja dan
sumber bahaya. Secara garis besar, cara yang dilakukan adalah dengan mengisolasi pekerja
dari bahan atau material yang menimbulkan bahaya. Engineering controls yang didesain
dengan baik dapat memberikan proteksi yang efektif bagi pekerja Administrative Controls
(Work Practices) Pada metode ini, dilakukan identifikasi dan penerapan atau implementasi
prosedur agar pekerjaan dapat dilaksanakan secara aman.
Perusahaan telah mempunyai prosedur dalam setiap pekerjaan (SOP), maka pekerja
diwajibkan untuk mematuhi prosedur tersebut dan bekerja sesuai dengan prosedur tersebut.
Sehingga dapat mengurangi potensi bahaya yang terjadi di lingkungan kerja. Seperti adanya
Rolling pekerja. Hal ini dapat dilakukan agar pekerja yang terpapar bahaya di lingkungan
kerja dapat diminimalisir (tidak berada di lingkungan yang terpapar bahaya terlalu lama).
Rolling pekerja dapat dilakukan dibagian produksi pada mesin yang menimbulkan
kebisingan.

Pelaksanaan Personal Protective Equipment (PPE) yang sesuai dengan sebagaimana


mestinya dapat meningkatkan level perlindungan keselamatan dari bahaya fisik, kimia,
maupun biologis yang dapat membahayakan kesehatan dan keselamatan pekerja. Salah satu
upaya yang dapat dilakukan untuk melakukan pengendalian risiko bahayadengan
menggunakan alat pelindung diri seperti Sarung tangan (gloves), Masker, Ear plug/ear muff,
Pakaian Kerja/Wearpack,Sepatu Kerja (safety shoes).

Anda mungkin juga menyukai