Anda di halaman 1dari 6

PENERAPAN METODE HUMAN FACTORS ANALYSIS AND CLASSIFICATION

SYSTEM DAN FISHBONE DIAGRAM UNTUK MENGINVESTIGASI


KECELAKAAN KERJA DI PTPN XIII PMS PARINDU

DANIEL HAMONANGAN MANDALAHI

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura


danielmandalahi10@gmail.com

Abstract- Palm Oil Mill (PMS) Parindu is one of the Kurangnya pengetahuaan terhadap mesin dan
factories owned by PT PTPN XIII (Persero) which kecerobohan karyawan/operator dapat menyebabkan
processes oil palm become Crude Palm Oil (CPO) based kecelakaan kerja yang fatal.
on the results of research still found several cases of Pabrik Minyak Sawit (PMS) Parindu adalah salah
occupational accidents. The purpose of this research is satu pabrik milik PT Perkebunan Nusantara XIII
to identify the types and causes of accidents. Evaluate (persero) yang mengolah kelapa sawit menjadi Crude
the application of Standard Operational Procedure Palm Oil (CPO). Pabrik ini terletak di Desa Pasok,
(SOP) occupational safety and health. Give proposals to Kecamatan Parindu, Kabupaten Sanggau, Kalimantan
prevent accidents and potential hazards approach Barat. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang
Human Factors Analysis And Classification System telah dilakukan kepada kepala bagian produksi dan
(HFACS) and Fishbone. pekerja pabrik ditemukan beberapa kasus kecelakaan
Processing data using methods Fishbone kerja, seperti pada saat pekerja melakukan sortasi buah
diagram aims to determine the causes of accidents and to sawit di stasiun loading ramp dengan menggunakan
analyze factors such as human, machinery / equipment, gancu tangan pekerja tertusuk duri buah sawit
material, method and environment that affect the menyebabkan tangan pekerja luka. Sarung tangan
occurrence of accidents Job PTPN XIII Parindu PMS. pekerja yang tersangkut tali sling pada stasiun loading
Furthermore, classifying potential sources and causes of ramp mengakibatkan tangan pekerja terlilit mesin
work accidents using the Human Factors Analysis And capstand yang sedang berputar sehingga menyebabkan
Classification System, which aims to identify human pekerja meninggal dunia.
error by identifying the four failure rate is Unsafe Acts Selain itu pekerja mengalami kecelakaan saat
(unsafe actions), preconditions for Unsafe Acts (pre- memperbaiki alat pen lori, tangan pekerja terlilit rantai
conditions that cause unsafe) , Unsafe Supervision gear pen lori menyebabkan putusnya jari tangan
(Oversight unsafe), and Organizational Influences sehingga membuat pekerja cacat fisik. Saat pekerja
(Effects of the organization). membuka pintu tangki rebusan pada stasiun perebusan,
Results of the study stated that the need for uap panas yang keluar dari tangki mengenai wajah
special attention to the environmental aspects of pekerja yang menyebabkan wajah pekerja melepuh.
employment, conditions of employees due to the Pekerja mengalami patah kaki terkena lori karena pada
workload of mental and physical is too heavy. Repair saat lori di angkat menggunakan hosting crane rantai
from the organizational factors also need to obtain a pada alat hosting crane kendor sehingga lori jatuh dan
working system better and more comfortable for all menimpa pekerja yang pada saat itu berada di bawahnya.
employees. Using information from the results of this Lantai yang licin pada stasiun hosting crane
study, there should be some improvement efforts are menyebabkan pekerja terpeleset. Kebisingan ruang
thorough and comprehensive to improve the safety of mesin yang menyebabkan banyaknya pekerja mengalami
employees PTPN XIII Parindu PMS. gangguan pendengaran.
Sementara itu kurangnya rambu tanda peringatan
Keywords: Fishbone diagram, Human Factors Analysis bahaya pada stasiun yang berpotensi menyebabkan
And Classification System (HFACS), Accidents, Potential kecelakaan kerja serta kurangnya kesadaran pekerja
Danger untuk mengunakan alat pelindung diri menyebabkan
kecelakaan kerja yang dapat berakibat fatal. Kondisi
1. Latar Belakang tersebut berpengaruh besar terhadap kinerja perusahaan
Semakin pesatnya persaingan di perusahaan oleh sebab itu permasalahan tersebut perlu di tangani
manufaktur, maka banyak perusahaan berusaha untuk agar dapat mencegah dan meminimalisir terjadinya
menghasilkan output yang berkualitas tinggi, sehingga kecelakaan kerja. Salah satu solusi yang dapat di lakukan
banyak mesin-mesin dengan teknologi canggih adalah mengidentifkasi potensi penyebab kecelakaan
didatangkan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja dan faktor
Produksi yang dihasilkan bisa maksimal dengan dari pekerja, serta mengevaluasi Standart Operasional
permesinan berteknologi tinggi, akan tetapi penggunaan Procedur (SOP) pada PMS Parindu.
mesin berteknologi tinggi juga berdampak pada
keselamatan dan kesehatan karyawan/operator.

27
2. Tinjauan Pustaka Klasifikasi Kecelakaan Akibat Kerja
Kecelakaan menurut M.Sulaksmono dalam Di dalam Anizar (2012) menurut organisasi perburuhan
Anizar (2012) adalah suatu kejadian tak terduga dan internasional (ILO) pada tahun 1992.ada beberapa
tidak dikehendaki yang mengacaukan proses suatu klasifikasi kecelakaan akibatkerja antara lain:
aktivitas yang telah diatur. Kecelakaan akibat kerja 1. Klasifikasi Menurut Jenis Kecelakaan antara lain:
adalah kecelakaan berhubungan dengan hubungan kerja a. Terjatuh
pada perusahaan. Hubungan kerja berarti bahwa b. Tertimpa benda jatuh
kecelakaan terjadi dikarenakan oleh pekerja pada waktu c. Tertumbuk atau terkena benda-benda,
melaksanakan pekerjaan. terkecuali benda jatuh
Penyebab Kecelakaan kerja d. Terjepit oleh benda
Menurut Anizar (2012) secara umum penyebab e. Gerakan-gerakan melebihi kemampuan
kecelakaan kerja ada dua, yaitu unsafe action (faktor f. Pengaruh suhu tinggi
manusia) dan unsafe condition (faktor lingkungan). g. Terkena arus listrik
Menurut penelitian bahwa 80-85% kecelakaan h. Kontak dengan bahan-bahan berbahaya atau
disebabkan oleh faktor manusia. radiasi
1. Unsafe action (faktor manusia) dapat 2. Klasifikasi Menurut Penyebabnya antara lain:
disebabkan oleh beberapa hal sebagai a. Mesin
berikut: - Pembangkit tenaga kecuali motor-motor
a. Ketidakseimbangan tenaga kerja yaitu: listrik
- posisi tubuh yang menyebabkan - Mesin penyalur (transmisi)
mudah lelah - Mesin-mesin untuk pengolahan kayu
- cacat fisik - Mesin-mesin pertanian
- cacat sementara - Mesin-mesin pertambangan
- kepekaan panca indra terhadap b. Alat angkut dan alat angkat
sesuatu - Mesin angkat dan peralatannya
b. Kurang pendidikan yaitu : - Alat angkutan di atas rel
- kurang pengalaman - Alat angkut lain yang beroda kecuali
- kurang terampil kereta api
- salah pengertian terhadap suatu - Alat angkutan udara
perintah - Alat angkutan air
- salah mengartikan SOP (Standard - Alat-alat angkutan lain
Operasional Procedure) sehingga c. Peralatan lain
menyebabkan kesalahan - Bejana bertekanan
pemakaian kecelakaan kerja. - Dapur pembakar dan pemanas
Menjalankan pekerjaan tanpa mempunyai - Instalasi pendingin
kewenangan - Instalasi listrik, termasuk motor
c. Menjalankan pekerjaan yang tidak listrik,tetapi di kecualikan
sesuai dengan keahliannnya - Alat-alat listrik (tangan)
d. Pemakaian alat pelindung diri (APD) - Tangga
hanya berpura-pura d. Bahan-bahan zat radiasi
e. Mengangkut beban yang berlebihan - Bahan peledak
f. Bekerja berlebihan atau melebihi jam - Debu gas, cairan dan zat-zat kimia
kerja normal terkecuali bahan peledak
2. Unsafe condition (faktor lingkungan) dapat - Benda-benda melayang
disebabkan oleh beberapa hal sebagai - Radiasi
berikut: e. Lingkungan kerja
a. Peralatan yang sudah tidak layak pakai - Di luar bangunan
b. Ada api ditempat bahaya - Di dalam bangunan
c. Pengaman gedung yang kurang standar - Di bawah tanah
d. Terpapar bising
e. Terpapar radiasi Kerugian Akibat Kecelakaan
f. Pencahayan dan ventilasi yang kurang Menurut Anizar (2012) Setiap kecelakaan kerja
atau berlebihan akan menimbulkan kerugian yang besar, baik itu
g. Kondisi suhu yang membahayakan kerugian material dan fisik. kerugian yang disebabkan
h. Dalam keadaan pengamanan yang oleh kecelakaan kerja antara lain adalah:
berlebihan 1. Kerugian ekonomi yang meliputi:
i. Sistem peringatan yang berlebihan a. Kerusakan alat/mesin, bahan dan bangunan
j. Sifat pekerja yang mengandung potensi b. Biaya pengobatan dan perawatan
bahaya c. Tunjangan kecelakaan
d. Jumlah produksi dan mutu produksi berkurang

28
e. Kompensasi kecelakaan penyebab-penyebab yang mungkin timbul dari
f. Penggantian tenaga kerja yang mengalami suatu efek spesifik dan kemudian memisahkan
kecelakaan akar penyebabnya.
2. Kerugian non ekonomi yang meliputi:
a. Penderitaan korban dan keluarga b. Manfaat Diagram Tulang Ikan (Fishbone
b. Hilangnya waktu selama sakit, baik korban Diagrams)
maupun pihak keluarga Dengan adanya diagram tulang ikan ini sebenarnya
c. Keterlambatan aktivitas akibat tenaga kerja lain memberi banyak sekali keuntungan bagi dunia
berkerumun\berkumpul, sehingga aktivitas bisnis. Selain memecahkan masalah kualitas yang
terhenti sementara menjadi perhatian penting perusahaan, masalah-
d. Hilangnya waktu kerja masalah klasik yang dapat diselesaikan di industri
Fishbone antara lain:
Fishbone Diagram (Diagram Tulang Ikan) a. Keterlambatan proses produksi.
merupakan konsep analisis sebab akibat yang b. Tingkat defect (cacat) produk yang tinggi.
dikembangkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa untuk c. Mesin produksi yang sering mengalami
mendeskripsikan suatu permasalahan dan penyebabnya masalah.
dalam sebuah kerangka tulang ikan. Fishbone Diagram d. Output lini produksi yang tidak stabil yang
juga dikenal dengan istilah diagram Ishikawa, yang berakibat kacaunya rencana produksi.
diadopsi dari nama seorang ahli pengendali statistik dari e. Produktivitas yang tidak mencapai target.
Jepang, yang menemukan dan mengembangkan diagram f. Komplain pelanggan yang terus berulang.
ini pada tahun 1960-an. Diagram ini pertama kali Namun, pada dasarnya diagram tulang ikan dapat
digunakan oleh Dr. Kaoru Ishikawa untuk manajemen dipergunakan untuk kebutuhan-kebutuhan berikut:
kualitas di perusahaan Kawasaki, yang selanjutnya 1. Membantu mengidentifikasi akar penyebab
diakui sebagai salah satu pioner pembangunan dari masalah dari suatu masalah.
proses manajemen modern. 2. Membantu membangkitkan ide-ide untuk solusi
Struktur dari diagram tersebut membantu para suatu masalah.
pengguna untuk berpikir secara sistematis. Beberapa 3. Membantu dalam penyelidikan atau pencarian
keuntungan dari konstruksi diagram tulang ikan antara fakta lebih lanjut.
lain membantu untuk mempertimbangkan akar berbagai 4. Mengidentifikasi tindakan untuk menciptakan
penyebab dari permasalahan dengan pendekatan struktur, hasil yang diinginkan.
mendorong adanya partisipasi kelompok dan 5. Membuat issue secara lengkap dan rapi.
meningkatkan pengetahuan anggota kelompok terhadap 6. Menghasilkan pemikiran baru.
proses analisis penyebab masalah, dan mengidentifikasi Beberapa manfaat lainnya dari membangun
wilayah dimana data seharusnya dikumpulkan untuk diagram tulang ikan adalah membantu menentukan akar
penelitian lebih lanjut. Desain diagram Ishikawa terlihat penyebab masalah atau karakteristik kualitas
seperti tulang ikan. Representasi dari diagram tersebut menggunakan pendekatan terstruktur, mendorong
sederhana, yakni sebuah garis horizontal yang melalui partisipasi kelompok dan memanfaatkan pengetahuan
berbagai garis sub penyebab permasalahan. Diagram ini kelompok proses, serta mengidentifikasi area dimana
dapat digunakan juga untuk mempertimbangan resiko data harus dikumpulkan untuk studi lebih lanjut.
dari berbagai penyebab dan sub penyebab dari dampak Langkah-Langkah Pembuatan Diagram Tulang Ikan
tersebut, termasuk resikonya secara global. (Fishbone Diagrams)
a. Tujuan Diagram Tulang Ikan (Fishbone Diagram tulang ikan atau sebab akibat merupakan
Diagrams) pendekatan terstruktur yang memungkinkan
Fishbone Diagrams (Diagram Tulang Ikan) dilakukan suatu analisis lebih terperinci dalam
adalah diagram sebab-akibat yang dapat menemukan penyebab-penyebab suatu masalah,
digunakan untuk mengidentifikasi potensi ketidaksesuaian, dan kesenjangan yang ada.
masalah kinerja. Diagram tulang ikan Terdapat enam langkah yang harus dilakukan dalam
menyediakan struktur untuk diskusi kelompok melakukan analisis dengan diagram tulang ikan
sekitar potensi penyebab masalah tersebut. yaitu:
Tujuan utama dari diagram tulang ikan adalah 1. Menyepakati permasalahan utama yang terjadi dan
untuk menggambarkan secara grafik cara diungkapkan bahwa masalah tersebut merupakan
hubungan antara penyampaian akibat dan semua suatu pernyataan masalah (problem statement).
faktor yang berpengaruh pada akibat ini. Masalah merupakan perbedaan antara kondisi
Fishbone Diagrams adalah alat analisis yang yang ada dengan kondisi yang diinginkan. Pada
menyediakan cara sistematis melihat efek dan langkah pertama ini, harus dilakukan
penyebab yang membuat atau berkontribusi kesepakatan terhadap sebuah pernyataan
terhadap efek tersebut. Karena fungsi diagram masalah (problem statement). Pernyataan
Fishbone, dapat disebut sebagai diagram sebab- masalah tersebut kemudian diinterpretasilan
akibat. Fungsi dasar diagram tulang ikan adalah sebagai effect atau secara visual dalam
untuk mengidentifikasi dan mengorganisasi fishbone seperti kepala ikan. Selanjutnya

29
menuliskan problem statement disebelah kanan (Tindakan tidak aman), Preconditions for unsafe acts
diagram dan menggambar sebuah kotak yang (Kondisi sebelum tindakan tidak aman), Unsafe
mengelilingi tulisan pernyataan masalah Supervision (Pengawasan yang tidak aman), dan
tersebut dan membuat panah horizontal panjang Organizational factors (faktor dari organisasi) yang
menuju ke arah kotak. digambarkan seperti gambar2 dibawah :
2. Mengidentifikasi penyebab masalah yang mungkin.
Identifikasi ini dilakukan dengan metode brainstorming.
Penyebab permasalahan dapat dikelompokkan dalam
enam kelompok yaitu materials (bahan baku), machines
and equipment (mesin dan peralatan), manpower
(sumber daya manusia), methods (metode), mother
nature/environment (lingkungan), dan measurement
(pengukuran). Kelompok penyebab masalah ini
ditempatkan di Diagram Fishbone pada sirip ikan. Pada
tahap kedua ini, dilanjutkan dengan pengisian penyebab
masalah yang disepakati seperti pada gambar1 berikut:

Gambar 1 Identifikasi penyebab masalah


Gambar 2 Model Swiss cheese
Teori HFACS Sumber : Pratama, 2013
Khaloka (2013) dalam skripsinya yang berjudul
Penerapan metode Human Factors Analysis And
Classification System - HFACS sebagai alat investigasi 3. Hasil Penelitian
faktor manusia pada kecelakaan pesawat terbang tni Hasil penelitian merupakan rangkuman analisa
angkatan udara berpendapat Penelitian menarik kecelakaan kerja menggunakan metode HFACS dapat
mengenai pendekatan human error dikembangkan oleh dilihat pada tabel 1.
James Reason pada tahun 1990. Model yang ia
kembangkan tersebut dikenal dengan nama Swiss
Cheese atau Swiss Cheese Model of human error.
Reason dalam model ini menggambarkan empat
tingkatan dari kegagalan manusia yang masing-masing
tingkatan saling mempengaruhi level diatasnya. Dimana
metode HFACS disini merupakan perkembangan dari
metode Swiss Cheese Model of human error seperti yang
dikatakan oleh (Pratama, 2013) HFACS dibuat
berdasarkan pada Model Keju Swiss yang dikembangkan
oleh Reason (1990) dan telah melalui bertahun-tahun
masa penelitian dan pengujian. Model Keju
Swissmenggambarkan empat tingkatan dari human
failure dalam suatu kronologi. Empat tingkatan tersebut
digambarkan dalam bentuk lapisan-lapisan dengan
lubang-lubang yang melambangkan ketidaksempurnaan
pada setiap lapisan. Empat tingkatan yang dimaksud
dalam metode HFACS disini adalah Unsafe acts

30
Tabel 1 Hasil Rangkuman Analisa Kecelakaan
Kerja Menggunakan metode HFACS Hasil yang didapat dari analisa akan
dirangkum dan diplotkan dalam bentuk table 1
dan gambar 4 seperti berikut :

Rangkuman Hasil Analisa


Kecelakaan Kerja
Menggunakan Metode
HFACS

50,00%

0,00%

Gambar 4 Grafik Rangkuman Hasil Analisa


Kecelakaan Kerja Menggunakan Metode
HFACS

Persentase resiko terjadinya kecelakaan kerja


yang didapat setelah menganalisa seluruh
kecelakaan kerja yang terjadi di PTPN XIII PMS
Parindu yaitu unsafe acts sebesar 38%,
precondition for unsafe acts sebesar 30%, unsafe
supervision 14%, dan organizational influence
sebesar 18%. Resiko terbesar berada pada unsafe
acts yang merupakan tindakan tidak aman yang
dilakukan oleh pekerja.

4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisa
data yang telah dilakukan menggunakan metode
Fishbone diagram dan Human factors Analysis And
Classification system, maka penulis dapat menarik
kesimpulan sebagai berikut :
Penyebab terjadinya kecelakaan kerja di PTPN XIII
PMS PARINDU yang dianalisa menggunakan
Fishbone diagram dipengaruhi beberapa faktor
yaitu manusia kurang hati-hati dan lalai dalam
melakukan suatu pekerjaan dan tidak menggunakan
alat pelindung diri (APD), Mesin / peralatan yang
kurang perawatan sehingga pengoperasian mesin
tidak dalam kondisi normal dan ada beberapa
mesin yang kurang ergonomis yang dapat menjadi
sumber bahaya,kurang teliti pada saat pengecekan
terhadap kualitas Material / Bahan Baku, Metode
yaitu masih terdapat beberapa aktivitas pekerjaan

31
yang dilakukan secara manual dan Lingkungan Sekolah Santo Paulus Pontianak, pada Tahun 2010
sangat berpeluang dan beresiko menyebabkan dan Diterima di Program Studi Teknik Industri,
terjadinya kecelakaan. Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura pada
Hasil klasikasi keseluruhan terhadap 7 Tahun 2010.
laporan investigasi kecelakaan menggunakan
metode Human factors Analysis And Classification
system menyatakan bahwa perlu adanya perhatian
khusus pada aspek lingkungan kerja karyawan,
kondisi karyawan akibat beban kerja mental
maupun sik yang terlalu berat. Perbaikan dari
faktor organisasi juga perlu dilakukan guna
memperoleh sistem kerja yang lebih baik dan lebih
nyaman bagi seluruh karyawan. Menggunakan
informasi dari hasil penelitian ini, maka perlu
dilakukan beberapa upaya perbaikan yang
menyeluruh dan komprehensif untuk meningkatkan
keselamatan karyawan PTPN XIII PMS Parindu.
Perlu dilakukan peningkatan kualitas perawatan
sarana dan prasarana serta penerapan manajemen
kelelahan bagi seluruh karyawan. Perbaikan
organisasi dan kelembagaan juga perlu dilakukan,
agar tidak menjadi aspek yang dapat menyebabkan
karyawan melakukan kesalahan yang dapat
menimbulkan kerugian yang tidak sedikit.
Standart Operational Procedur di PTPN
XIII PMS Parindu yang ada hanya SOP Produksi
sehingga saya membuat usulan SOP Keselamatan
dan Kesehatan Kerja pada lampiran yang kiranya
dapat berguna bagi perusahaan PTPN XIII PMS
Parindu untuk meminimalisir kecelakan kerja yang
dialami oleh pekerja.

Referensi
[1] Anizar. 2009. Teknik Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Di Industry. Medan : Graha
Ilmu.
[2] Khaloka, Gala.,2013., Penerapan Metode
Human Factors Analysis And Classification
System (HFACS) Sebagai Alat Investigasi
Faktor Manusia Pada Kecelakaan Pesawat
Terbang TNI Angkatan Udara. Skripsi,Institut
Teknologi Bandung, Bandung.
[3] Pratama, G. B. 2013. Studi Faktor Budaya
Pada Human Factors Analysis And
Classification System (Hfacs) Berdasarkan
Dimensi Budaya Dari Hofstede.
[4] Reason. J. T. (1990). Human Error.
Cambridge University Press.
[5] Ridley, Jhon. 2008. Kesehatan dan
Keselamatan Kerja. Jakarta: Erlangga

Biografi
Daniel Hamonangan Mandalahilahir di Sungai
Dekan, Indonesia, pada tanggal 25 Mei 1991 dari
Ibu Yang Bernama Agatha Ferguzon dan Ayah
yang Bernama Edison Mandalahi. Sekolah di
Sekolah Bruder Nusa Indah A Pontianak, Lulus
pada Tahun 2004, kemudian melanjutkan
pendidikan SMPNegeri 1 Meliau, Lulus pada
Tahun 2007, kemudian melanjukan pendidikan di

32

Anda mungkin juga menyukai