Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker payudara merupakan penyebab kematian terbesar dikalangan

perempuan. World Health Organization (WHO) memperkirakan setiap

tahunnya ada 2,1 juta kasus baru kanker payudara. International Agency for

Reseach on Cancer (IARC) pada tahun 2018 melaporkan prevalensi kanker

payudara 46.3 per 100 ribu wanita di dunia. Insiden kanker pada perempuan di

Indonesia tertinggi adalah kanker payudara sebesar 42.1 per 100 ribu

penduduk diikuti kanker serviks sebesar 23 per 100 ribu penduduk. Untuk

angka kematian, IARC mengeluarkan estimasi sebesar 17 per 100 ribu

penduduk untuk kanker payudara, sementara untuk kanker serviks sebesar 13.9

kematian per 100 ribu penduduk. 1

Menarche usia dini atau menstruasi pertama pada usia relatif muda

(kurang dari 12 tahun) berhubungan dengan peningkatan risiko kanker

payudara.. Risiko kanker payudara mengalami penurunan sekitar 10% setiap 2

tahun keterlambatan usia menarche. Dalam penelitian Prabandari (2016) di

Purwokerto mengatakan bahwa usia menarche memiliki hubungan dengan

kejadian kanker payudara dengan nilai p=0,002 dan OR 6,5 . Namun dalam

penelitian Yuliana (2017) di Bantul mengatakan tidak ada hubungan usia

menarche dengan kejadian kanker payudara dengan p=1,383. 2–4

1
2

Efek dari jumlah paritas terhadap risiko kanker payudara, dalam suatu

studi metaanalisi dilaporkan bahwa wanita nulipara mempunyai resiko 30%

untuk berkembang menjadi kanker dibandingkan wanita yang

multipara..Dalam penelitian Prabandari (2016) di Purwokerto mengatakan

bahwa paritas memiliki hubungan dengan kejadian kanker payudara dengan

nilai OR 6,5. Sedangkan dalam penelitian Qoulan (2013) di Jakarta

mengkatan bahwa tidak ada hubungan antara paritas dengan kejadain

kanker payudara dengan nilai p=0,313. 2,3,5

Wanita yang menyusui menrunkan resiko kanker payudara

dibandingkan dengan wanita yang tidak menyusui. Semakin lama waktu

menyusui, semakin besar efek proteksi terhadap kanker payudara. Dalam

penelitian Nurhayati (2016) juga mengatakan bahwa pemberian asi memiliki

hubungan dengan kejadian kanker payudara p= 0,003 dan OR 4,978. Namun

pada penelitian Yuliana dkk (2017) di Yogyakarta tidak ada hubungan antara

lama menyusui dengan kejadian kanker payudara p=0,452. 2,4,6

Penggunaan kontrasepsi hormonal merupakan salah satu penyebab

kanker payudara. Hal ini dikarenakan pertumbuhan jaringan payudara

sangat sensitif terhadap esterogen, maka wanita yang terpapar esterogen

dalam jangka waktu lama akan memiliki risiko besar terhadap kanker

payudara. Dalam penelitian Sihombing (2015) di Bogor mengatakan bahwa

penggunaan kontrasepsi hormonal memiliki hubungan dengan kejadian kanker

payudara dengan nilai OR 3,63. Namun dalam penelitian Yuliana (2017)


3

di Bantul mengatakan tidak ada hubungan lama penggunaan kb hormonal

dengan kejadian kanker payudara dengan p=1,500.2,4,7

Studi mengatakan bahwa wanita yang orang tuanya memiliki riwayat

kanker payudara, mempunyai risiko untuk berkembang menjadi kanker

payudara adalah sebesar 1,7 sampai 4,0 kali. Dalam penelitian Suryani (2016)

di Lampung mengatakan bahwa faktor genetik memiliki hubungan dengan

kejadian kanker payudara dengan nilai p=0.000. Dalam penelitian Nurhayati

(2016) di Padangsidimpuan mengatakan bahwa faktor genetik memiliki

hubungan dengan kejadian kanker payudara dengan nilai OR 5,00.2,6,8

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Dinas Kesehatan

DIY, jumlah kasus kanker payudara di D.I.Yogyakarta selalu meningkat sejak

tahun 2014, dimana pada tahun 2018 terdapat kasus kanker rawat inap (984

kasus) dan rawat jalan (3406 kasus). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan

DIY 2018, kasus kanker payudara tertinggi berada di Kota Yogyakarta dengan

1784 kasus rawat jalan dan 226 kasus rawat inap. Sedangkan di RSUD Kota

Yogyakarta jumlah pasien rawat inap dan rawat jalan kanker payudara pada

tahun 2016 sebanyak 238 kasus dann terjadi peningkatan pada tahun 2017

menjadi 345 kasus Kemudian terjadi peningkatan lagi pada tahun 2018 menjadi

536 kasus kanker payudara.

Berdasarkan fakta yang telah diungkapkan di atas terdapat perbedaan

kebermaknaan hasil penelitian tentang faktor usia menarche, paritas,

riwayat menyusui, riwayat penggunaan kontrasepsi hormonal, dan faktor

keturunan dengan kejadian kanker payudara. Berdasarkan latar belakang


4

tersebut peneliti tertarik untuk meneliti faktor – faktor yang berhubungan

dengan kejadian kanker payudara.

B. Rumusan Masalah

International Agency for Reseach on Cancer (IARC) pada tahun

2018 melaporkan Insiden kanker pada perempuan tertinggi di Indonesia

adalah kanker payudara sebesar 42.1 per 100 ribu penduduk Berdasarkan

data Dinas Kesehatan D.I.Yogyakarta jumlah kasus kanker payudara di

D.I.Yogyakarta selalu meningkat sejak tahun 2014, dimana pada tahun

2018 terdapat kasus kanker rawat inap (984 kasus) dan rawat jalan (3406

kasus). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan DIY 2018, kasus kanker

payudara tertinggi berada di Kota Yogyakarta dengan 1784 kasus rawat

jalan dan 226 kasus rawat inap. Sedangkan di RSUD Kota Yogyakarta

jumlah pasien rawat inap dan rawat jalan kanker payudara pada tahun 2016

sebanyak 238 kasus dann terjadi peningkatan pada tahun 2017 menjadi 345

kasus Kemudian terjadi peningkatan lagi pada tahun 2018 menjadi 536 kasus

kanker payudara.

Menurut hasil dari beberapa penelitian ada beberapa faktor yang

berhubungan dengan kejadian kanker payudara seperti adanya riwayat

genetik, usia menarche, paritas, riwayat menyusui, riwayat kontrasepsi

hormonal, tetapi beberapa penelitian menyebutkan bahwa faktor – faktor

tersebut tidak ada hubungan. Berdasarkan uraian di atas, didapatkan

rumusan masalah sebagai berikut “Apa faktor- faktor yang berhubungan

dengan kejadian kanker payudara ?”


5

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kanker payudara .

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui hubungan usia menarche dengan kanker payudara.

b. Mengetahui hubungan paritas dengan kanker payudara

c. Mengetahui hubungan riwayat menyusui dengan kanker payudara

d. Mengetahui hubungan pemakaian kontrasepsi hormonal dengan

kanker payudara

e. Mengetahui hubungan riwayat kanker pada keluarga dengan

kanker payudara

f. Mengetahui faktor yang paling dominan yang mempengaruhi

kanker payudara.

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah kesehatan reproduksi,

khususnya mengenai kanker payudara dengan ruang lingkup keilmuan

kebidanan. Kesehatan reproduksi yang dimaksud adalah Faktor-Faktor

yang berhubungan dengan kanker payudara.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya bukti

empiris tentang faktor faktor yang berhubungan dengan kanker

payudara.
6

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Bidan

Dapat digunakan sebagai dasar kewaspadaan bagi bidan

agar dapat memberikan upaya yang optimal untuk meningkatkan

minat masyarakat dalam deteksi dini kanker payudara.

b. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini digunakan untuk memberikan informasi

sebagai bahan penelitian lebih lanjut dan dapat melakukan

penelitian dengan lebih baik dari segi materi, metode maupun

teknis dari penelitian ini.

F. Keaslian Penelitian

1. Penelitian oleh Yuliana dan Fardhiasih Dwi Astuti pada tahun

2017 yang berjudul Faktor Risiko Kejadian Kanker Payudara

Pada Wanita di RSU PKU Muhammadiyah Bantul Penelitian

menggunakan rancangan case control. Teknik pengambilan

sampel dengan cara purposive sampling. Data dianalisis

menggunakan analisis bivariat dan multivariat. Analisis Chi-

Square menunjukkan bahwa faktor risiko yang berhubungan

dengan kejadian kanker payudara adalah usia (p = 0,007; OR =

6,118) dan riwayat genetik (p = 0,010; OR = 8,286) sedangkan

usia menarche (p=1,383 OR= 0,720) usia melahirkan anak

pertama( p=1,375 OR=0,699), riwayat pemberian ASI (p=0,452


7

OR= 0,371) dan lama penggunaan kontrasepsi hormonal(p=1,500

OR=0,586) tidak berhubungan dengan kejadian kanker payudara.

2. Penelitian oleh Rina Suryani, Hery Djoko Subandriyo dan Dhiny

Easter Yanti pada tahun 2016 yang berjudul Faktor Risiko Yang

Berhubungan Dengan Kejadian Kanker Payudara Di Rumah Sakit

Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Jenis

penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan rancangan

penelitian cross sectional. Tehnik pengambilan sampel

menggunakan metode simple random sampling. Analisis data

dilakukan dengan chi square dan regresi logistik. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa ada hubungan faktor genetik (p-value=

0,000), usia (p-value= 0,000), menarche dini (p-value= 0,001),

penggunaan kontrasepsi (p-value=0,012) dan obsesitas (p-value =

0,012) terhadap kejadian kanker payudara.

3. Penelitian oleh Fitria Prabandari dan Dyah Fajarsari tahun 2016

dengan judul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian

Kanker Payudara Di RSU Dadi Keluarga Purwokerto. Penelitian

ini menggunakan pendekatan case control restropektif. Analisis

data menggunakan analisis non statistik atau disebut sebagai

analisis statistik sederhana.Untuk menguji hipotesis tentang

hubungan antar dua variable digunakan Chi Square. Hasil dari

analisis bivariat akan dianalisis menggunakan regresi logistik pada

masing-masing variabel dengan nilai p < 0,25. Terdapat hubungan


8

faktor usia menarche (p=0,002 OR=6,5) paritas (p= 0,02 OR=6,0)

lama menyusui( p=0,000 OR=26,0) KB hormonal(p= 0,001

OR=7,43) riwayat kanker payudara pada keluarga (p=0,000 OR=

18,30) dengan kejadian kanker payudara di RSU Dadi Keluarga

Purwokerto.

4. Penelitian oleh Nurhayati dengan judul Faktor-Faktor Risiko

Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kanker Payudara Di Rumah

Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan tahun 2016. Metode

penelitian adalah rancangan kasus kontrol. Data dianalisis secara

univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi-square pada

taraf kepercayaan 95% (p<0,05). Hasil penelitian menunjukkan

ada hubungan antara umur (OR= 10,309; P= 0,001< 0,05), sejarah

keluarga (OR= 5,000; P= 0,002<0,05), riwayat menstruasi (OR=

4,080; P= 0,010< 0,05), paritas (OR= 3,182; P = 0,024<0,05),

pemberian ASI (OR= 4,978; P= 0,003<0,05).

5. Peneliti oleh Marice Sihombing dan Aprildah Nur Sapardin pada

tahun 2015 dengan judul Faktor Risiko Tumor Payudara Pada

Perempuan Umur 25-65 Tahun Di Lima Kelurahan Kecamatan

Bogor Tengah. Desain analisis adalah kasus-kontrol. Data berasal

dari data baseline Studi kohor faktor risiko penyakit tidak menular

di Bogor Tengah. Perbandingan kasus dan kontrol adalah 1:3tanpa

melakukan pencocokan (unmatching). Terdapat 3 variabel yang

memiliki hubungan yang bermakna dengan tumor payudara, yaitu


9

umur ≥ 40 tahun (OR adj 8,82; 95%CI 2,73-25,51), menggunakan

pil kontrasepsi (OR adj 3,63; 95%CI 1,63-8,10), dan menopause

(OR adj 3,58; 95%CI 1,38-9,28).

6. Penelitian oleh Ardiana ,Hidayat Wijaya Negara dan , Ma’mun

Sutisna pada tahun 2013 dengan judul Analisis Faktor Risiko

Reproduksi yang Berhubungan dengan Kejadian Kanker Payudara

pada Wanita. Jenis penelitian kasus kontrol dengan pendekatan

retrospektif. Analisis yang digunakan adalah analisis bivariate

menggunakan uji chi square dan analisis multivariat menggunakan

regresi logistik ganda. Pada analisis multivariat menunjukkan

bahwa keempat faktor risiko yang diteliti secara statistik

bermakna (p<0.05),usia menarche (OR=4,41;95%CI: 1,33 ̶14,63),

paritas (OR=6,38;95%CI: 1,57–25,90), usia kehamilan pertama

(OR=7,91;95%CI; 1,86−33,60) dan menyusui

(OR=4,24;95%CI:1,22–14,76).

7. Penelitian oleh Lindra Anggorowati pada tahun 2013 dengan

judul Faktor Risiko Kanker Payudara Wanita. Metode penelitian

adalah rancangan kasus kontrol. Sampel kasus dalam penelitian

ini adalah dengan teknik total sampling. Hasil penelitian adalah

obesitas (p=0,00; OR=4,49; CI=2,01-10,02), usia melahirkan anak

pertama (p=0,00; OR=4,99; CI=1,90-13,87), riwayat pemberian

ASI (p=0,00; OR=5,49; CI=2,05-14,74), dan usia menarche

(p=0,00; OR=6,66; CI=2,84-15,65).


10

Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan yaitu tempat dan

waktu penelitian, subyek penelitian, pengumpulan data dilakukan

melalui data sekunder dan data primer. Sedangkan penelitian oleh

ketujuh peneliti di atas, data diperoleh melalui pengisian kuesioner

yang dilakukan dengan melakukan wawancara langsung kepada

responden dan juga melalui data sekunder yang diperoleh dari

rekam medik pasien. Pengambilan sampel dalam penelitian ini

menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria inklusi dan

eksklusi.
11

Anda mungkin juga menyukai