Anda di halaman 1dari 19

CRITICAL BOOK REVIEW

PANDUAN PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DAN ENAM


MACAM PENUGASAN DALAM MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA
Disusun untuk Memenuhi salah satu Tugas dalam
Mata Kuliah Pendidikan Pancasila
Dosen Pengampu: Ricu Sidiq

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK IV
CAROLINA SINAGA (7181220003)
SAADI SYAHRIAN (7181220013)
PERJUANGAN SINAGA (7182220017)
MONALISA VERONICA L (7183520006)
SALSABILA FITRI TARISSA (7183220026)
ROSLIANA PATRIKA T (7183520038)
RIVALDO MARBUN (7183520045)

UPT MKWU PENDIDIKAN PANCASILA


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
Oktober 2019

i
EXCECUTIVE SUMMARY

Dalam memahami suatu materi pembelajaran seringkali kita temukan buku


yang kurang lengkap isinya mengenai materi tersebut. Sehingga kita harus membaca
buku dari berbagai sumber untuk mendapatkan materi yang lengkap. Untuk itulah
penulis membuat Critical Book Review untuk mempermudah pembaca dalam
membandingkan dan atau memilih referensi terkhusus pada pembahasan Pendidikan
Pancasila. Critical Book Review ini merupakan Critical Book Review buku
Pendidikan Pancasila. Beberapa manfaat dari Critical Book Review ini adalah untuk
menambah wawasan bagi penulis maupun pembaca tentang pentingnya pembelajaran
Pancasila, penulis maupun pembaca mengetahui metode penerapan nilai-nilai
Pancasila, serta penulis dan pembaca mengetahui prinsip apa yang ditanamkan dalam
implementasi Pancasila.
Pembahasan mengenai Pendidikan Pancasila diantara kedua buku yang
dibandingkan berbeda-beda. Akan tetapi, penulis dapat menyimpulkan bahwa
Kepemimpinan merupakan suatu proses kemampuan mempengaruhi orang lain dalam
sebuah organisasi ataupun instansi tetentu untuk melakukan atau mencapai suatu
tujuan yang telah ditentukan. Seorang pemimpin dikatakan pemimpin yang efektif
apabila telah atau mampu untuk membawa organisasi serta bawahannya pada tujuan
yang telah disepakati dengan baik. Dalam kehidupan sehari-hari, aspek dari
kepemimpinan terlihat dari cara kita memimpin diri kita sendiri, dalam keluarga,
lingkungan dan sebagainya. Dalam suatu organisasi mayarakat, dibutuhkan
kepemimpinan yang bisa menggerakkan anggotanya dalam bekerja sama untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks. Demikian juga dalam
penulisan kritikal buku ini ditujukan untuk mengetahui dan mendalami fungsi serta
aspek-aspek kepemimpinan yang efektif untuk diterapkan dalam peenuhan kebutuhan
yang semakin kompleks tersebut.

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segala berkat dan
karunia-Nya penulisan Critical Book Review(CBR) ini dapat terselesaikan dengan
baik dan maksimal tepat pada waktunya. Adapun penyusunan Critical Book Review
ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila yang
diampu oleh Bapak Ricu Sidik.

Penulis berharap makalah ini dapat digunakan seperlunya sebagaimana bagi


pembaca bila hendak menjadikan referensi untuk membandingkan isi dua buku atau
lebih tentang materi kepemimpinan.

Penulis selaku manusia biasa menyadari bahwa dalam penulisan Critical Book
Review ini masih memiliki banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari para pembaca
supaya penulis dapat memperbaikinya.

Akhir kata, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pembaca atas
perhatian dan partisipasinya.

Medan, September 2018

Penulis

3
DAFTAR ISI

EXCECUTIVE SUMMARY.................................................................................................2
KATA PENGANTAR............................................................................................................3
DAFTAR ISI..........................................................................................................................4
BAB I......................................................................................................................................5
PENDAHULUAN..................................................................................................................5
A. Rasionalisasi Pentingnya CBR..................................................................................5
B. Tujuan Penulisan CBR..............................................................................................5
C. Manfaat CBR..............................................................................................................5
D. Identitas Buku yang Direview...................................................................................6
BAB II.....................................................................................................................................7
RINGKASAN ISI BUKU......................................................................................................7
BAB III.................................................................................................................................16
PEMBAHASAN...................................................................................................................16
A. Kelebihan Buku........................................................................................................16
B. Kelemahan Buku......................................................................................................16
BAB IV..................................................................................................................................18
PENUTUP............................................................................................................................18
A. Kesimpulan...............................................................................................................18
B. Saran....................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................19

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR


Dalam memahami suatu materi pembelajaran seringkali kita temukan buku
yang kurang lengkap isinya mengenai materi tersebut. Terkadang kita membaca satu
buku tetapi kurang memuaskan hati kita, baik dari segi pembahasannya, bahasa yang
digunakan maupun keterkaitan antarmateri di dalamnya. Sehingga kita harus
membaca buku dari berbagai sumber untuk mendapatkan materi yang lengkap. Untuk
itulah penulis membuat Critical Book Review untuk mempermudah pembaca dalam
membandingkan dan atau memilih referensi terkhusus pada pembahasan Pendidikan
Pancasila.

B. Tujuan Penulisan CBR


Pembuatan Critical Book Review ini adalah bertujuan untuk penyelesaian
tugas kuliah dan menambah wawasan tentang materi Pendidikan Pancasila,
meningkatkan pengetahuan dan menguatkan jiwaterhadap implementasi nilai-nilai
yang terkandung dalam Pancasila.
C. Manfaat CBR
Manfaat Critical Book Review adalah sebagai berikut:
1. Untuk menambah wawasan bagi penulis maupun pembaca tentang ruang
lingkup Pancasila
2. Penulis maupun pembaca mengetahui metode dan implementasi nilai-nilai
Pancasila yang baik.
3. Penulis dan pembaca mengetahui prinsip apa yang ditanamkan dalam
berbangsa dan bernegara

5
D. Identitas Buku yang Direview
Buku Utama
Judul : Panduan Pembelajaran Berbasis Pendekatan saintifik dan
Enam Macam Penugasan dalam Mata Kuliah Pendidikan
Pancasila
Pengarang : Drs. Halking, M.Si., dkk.
Penerbit : Unniversitas Negeri Medan
Kota Terbit : Medan
Tahun Terbit : 2018
ISBN :-

Buku Pembanding
Judul : Pendidikan Pancasila
Pengarang : Prof. Dr. Kaelan, M.S.
Penerbit : Paradigma
Kota Terbit : Yogyakarta
Tahun Terbit : 2014
ISBN : 978-979-8658-00-0

6
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU


BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pancasila adalah dasar Negara dan pandangan hidup bangsa. Namun gejala yang
terjadi pada berbagai kelompo masyarakat, kalangan generasi muda, bahkan polsi
dan apratur Negara saat ini, cenderung abai, lupa, bahkan melecehkan nilai-nilai
Pancasila.

Penyebabnya dapat ditelusuri pada simpul-simpul analisi berikut (Munir, dkk.,


2014:1).

1) Pancasila pernah dijadikan sebagai legitimasi kekuasaan Orde Baru, maka ketika
Orde Baru tumbang, banyak orang mempertanyakan apakah Pancasila masih
perlu dipertahankan atau tidak.
2) Revitalisasi nilai-nilai Pancasila terlambat mengikuti perubahan yang
berlangsung sangat cepat sehingga nilai-nilai tersebut kurang actual dan
konsektual.
3) Tidak ada lagi lembaga yang secara khusus melestarikan, mengembangkan, dan
mensosialisasikan Pancasila.
4) Terjadinya inkonsistensi pada tataran nilai praksis, hal ini ditengarai dengan
perilaku penyelenggar Negara, pemimpin pemerintahan , dan tokoh-tokoh
masyarakat yang tidak sesuai atau bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.
5) Pembelajaran Pancasila tidak eksplisit dalam penyelenggaraan pendidikan
nasional pengkajian Pancasila secara akademik (Munir, dkk., 2014: 1).

7
1.2. Landasan dan Dasar-Dasar Pendidikan Pancasila
Berikut ini dasar-dasar diadakannya mata kuliah Pendidikan Pancasila di
Perguruan Tinggi, sebagaiman dikemukakan oleh santoso (2013iv-vii), yang terdiri
dari landasan filosofis, sosiologis, dan yuridis.

1.3. Kerangka konseptual Pendidikan Pancasila


Mata kuliah Pendidikan Pancasila tidak hanya secara kognitif mengajarkan
materi-materi ke-paancasila-an saja, tetapi juga membangun karakter sebagai
intelektual terdidik sebagaimana dalam asa pendidikan tinggi. Pendidikan Pancasila
adalah bagian dari kelompok Mata Kuliah Wajib Umum (MKWU) yang juga
merupakan kurikulim Nasional dengan tujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar manusia yang beriman dan bertakwa kepada TYME, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis
serta bertanggung jawab. Dalam pelaksanaannya, pendidikan Pancasila adalah mata
kuliah yang dikembangkanberdasar konsep kurikulum2013 dan mempertimbangkan
Kerangka Kualifikasi nasional Indonesia (KKNI) sebagai kriteria kualitas lulusan.

1.4. Visi dan Misi Pendidikan Pancasila

Visi: Terwujudnya kepribadian sivitas akademika yang bersumber pada nilai-nilai


Pancasila.

Misi:

1) Mengembangkan potensi akademik peserta didik (misi psikopedagosis)


2) Menyiapkan peserta didik untuk hidup dan berkehidupan dalam masyarakat,
bangsa, dan Negara (misi psikososial)
3) Membangun budaya ber-Pancasila sebagai salah satu determinan kehidupan
(misi sosiokultural)
4) Mengkaji dan mengembangkan pendidikan Pancasila sebagai sistem
pengetahuan terintegrasi atau disiplin ilmu sintetik (synthetic dicipline) (misi
akademik)

8
BAB 2 SUBSTANSI MATERI KAJIAN MATA KULIAH PENDIDIKAN
PANCASILA

2.1. Pengertian dan Pentingnya Pendidikan Pancasila

A. Pengertian Mata Kuliah Pendidikan Pancasila

Mata kuliah Pendidikan Pancasila merupakan usahaa sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar mahasiswa secaraa aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk pengetahuan, kepribadian, dan keahlian,
sesuai dengan program studinya masing-masing. Pendidikan tentang pancasila
merupakan salah satu cara untuk menanamkan pribadi yang bermoral dan
berwawasan luas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

B. Pentingnya Mata Kuliah Pancasila

Bangsa ini khususnya generasi muda telah dihadapkan pada dinamika


perkembangan lingkungan strategis yang penuh dilema, tantangan hidup yang
semakin kompleks dan diwarnai dengan fenomena terjadinya degradasi nilai-nilai
luhur bangsa. Bahkan pendidikan di Indonesia saat ini cenderung mengedepankan
pengusaan aspek keilmuan dan kecerdasan, namun mengabaikan pendidikan karakter.
Dalam menghadapi situasi kompleks seperti di atas dibutuhkan pendidikan
karakter yang dibangun melalui pendidikan, yang melibatkan berbagai elemen bangsa
terlebih sebagai pemangku kepentingan seperti pendidikan pancasila. Pendidikan
pancasila diharapkan mampu menghadirkan karakter generasi muda yang tidak hanya
cerdas namun juga berkarakter. Maksudnya adalah generasi muda yang tidak hanya
berkompeten namun juga peduli terhadap kemajuan Indonesia.

C. Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politik Pendidikan Pancasila

a) Sumber Historis Pendidikan Pancasila


Implikasi pengayaan materi perkuliahan pancasila melalui pendekatan historis
amatlah penting dimana melalui pendekatan ini mahasiswa diharapkan dapat

9
mengambil pelajaran atau hikmah dari peristiwa sejarah, baik sejarah nasional
maupun sejarah bangsa-bangsa lain.
b) Sumber Sosiologis Pendidikan Pancasila
Melalui pendekatan sosiologis ini diharapkan dapat mengkaji struktur sosial,
proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial, dan masalah-masalah sosial
yang patut disikapi secara arif dengan menggunakan standar nilai yang mengacu
kepada nilai pancasila.
c) Sumber Yuridis Pendidikan Pancasila
Pendekatan yuridis merupakan salah satu pendekatan utama dalam
pengembangan atau pengayaan materi mata kuliah pendidikan pancasila dalam
rangka menegakkan undang-undang yang merupakan salah satu kewajiban
Negara yang penting.
d) Sumber Politik Pendidikan Pancasila
Tujuannya agara mampu mendiagnosa dan mampu memformulasikan saran-saran
tentang upaya usaha mewujudkan kehidupan politik yang ideal sesuai dengan
nilai-nilai pancasila.

2.2. Pengertian dan Pentingnya Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa


Indonesia
Pengertian pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia menunjukkan hal-hal
sebagai berikut:

a. Pancasila merupakan produk otentik pendiri Negara Indonesia (The Founding


Fathers).
b. Nilai-nilai pancasila bersumber dan digali dari nilai agama, kaebudayaan dan
adat-istiadat.
c. Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa dan dasar filsafat kenegaraan.

Pentingnya pancasila dalam sejarah bangasa Indonesia menunjukkan hal-hal berikut:

a. Betapapun lemahnya pemerintahan suatu rezim, tetapi pancasila tetap


bertahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

10
b. Betapapun ada upaya untuk mengganti pancasila sebagai ideology bangsa,
tetapi terbukti pancasila merupakan pilihan yang terbaik bagi bangsa
Inodonesia
c. Pancasila merupakan pilihan terbaik bagi bangsa Indonesia karena bersumber
dan digali dari nilai-nilai agama, kebudayaan dan adat-istiadat yang hidup dan
berkebang di bumi Indonesia

2.3. Pengertian dan Pentignya Pancasila Sebagai Dasar Negara


Pancasila sebagai dasar Negara berarti setiap sendi-densi ketatanegaraan pada
Negara Republik Indonesia harus berlandaskan dan/atau harus sesuai dengan nilai-
nilai pancasila.
Urgensi pancasila sebagai dasar Negara, yaitu: 1) agar para pejabat publik dalam
menyelenggarakan Negara tidak kehilangan arah, dan 2) agar partisipasi aktif seluruh
warga Negara dalam proses pembangunan dalam berbagai bidang kehidupan bangsa
dijiwai, oleh nilai-nilai pancasila.
Arti penting pancasila sebagai dasar Negara Indonesia lebih kepada
penyelenggaraan Negara. Pancasila merupakan cita-cita yang hidup dalam diri
manusia Indonesia yang senantiasa menjadi sebuah sistem nilai yang tumbuh dalam
kerangka mewujudkan cita-cita masyarakat nusantara menjadi bangsa Indonesia yang
pada akhirnya berhasil mendirikan Negara Indonesia.

2.4. Pengertian dan Pentingnya Pancasila Sebagai Ideologi Negara

Unsur ideology ada tiga yaitu: a) keyakinan, dalam arti bhwa setiap ideology
menunjuk adanya gagasan-gagasan vital yang telah diyakini kebenarannya untuk
dijadikan dasar strategi bagi tercapainya tujuan yang telah ditentukan, b) Mitos,
dalam arti bahwa setiap konsep ideology selalu memitoskan suatu ajaran yang
optimik, dan setermistik pasti akan tecapainya tujuan melalui cara-cara yang
ditentukan pula. c) Loyalitas, dalam arti bahwa setiap ideology selalu menuntu
keterlibatan optimal atas dasar loyalitas dari para subjek pendukungnya (Tukiran
Taniredja, 2016:130).

11
Ada tiga jenjang atau tahapan kesadaran masyarakat dan bangsa Indonesia
terhadap pancasila sebagai ideologi:

1) Pancasila sebagai ideology persatuan, berfungsi mempersatukan rakyat yang


majemuk menjadi bangsa yang berkepribadian dan percaya pada diri sendiri.
2) Pancasila sebagai ideology pembangunan, mampu memberikan orientasi dalam
pembangunan, wawasan kedepan dengan konsep-konsep yang secara substansial
dieksplisitkan dari nilai-nilai dasar dari lima sila.
3) Pancasila sebagai ideology terbuka, pancasila perlu menjabarkan nilai-nilai
dasarnya melalui interpretasi dan reinterpretasi yang kritis sehingga
menjadikannya semakin operassional. Pancasila menjadi ideology yang dinamis
(Winarno, 2016: 99-101).

2.5 Pengertian dan Pentingnya Pancasila Sistem Filsafat


Ada dua pendekatan yang berkembang dalam pengertian filsafat pancasila, yaitu
pancasila sebagai genetivus objectivus dan pancasila sebagai genetivus subjectivus.
Kedua pendekatan tersebut saling melengkapi karena yang pertama meletakkan
pancasila sebagai aliran atau objek yang dikaji oleh aliran-aliran filsafat lainnya,
ssedangkan yang kedua meletakkan pancasila sebagai subjek yang mengkaji aliran
filsafat lainnya (Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, 2016: 171).
Pentingnya pancasila sebagai sistem filsafat ialah agara dapat diberikan
pertanggungjawaban rasional dan mendasar mengenai sila-sila dalam pancasila
sebagai prinsip-prisnsip politik; agar dapat dijabarkan lebih lanjut menjadi
operasional dalam penyelenggaraan Negara; agar dapat membuka dialog dengan
berbagai perspektif baru dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; dan agar dapat
menjadi kerangka evaluasi terhadap segala kegiatan yang bersangkut paut dengan
kehidupan bernegara, berbangsa dan bermasyarakat (Direktorat Jenderal
Pembelajaran dan Kemahasiswaan, 2016: 172).

12
2.6. Pengertian dan Pentingnya Pancasila Sebagai Etika
Pancasila sebagai sitem etika adalah cabang filsafat yang dijabarkan dari sila-sila
pancasila untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara di Indonesia. Pentingnya pancasila sebagai sistem etika bagi bangsa
Indonesia ialah menjadi rambu normative untuk mengatur kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara di Indonesia. Pancasila sebagai suatu sistem etika pada
hakikatnya merupakan suatu nilai yang menjadi sumber dari segala penjabaran norma
baik norma hokum, norma moral maupun norma kenegaraan lainnya.
Etika pancasila adalah etika yang mendasarkan penilaian baik dan buruk pada
nilai-nilai pancasila yaitu nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan
keadilan.

2.7. Pengertian dan Pentingnya Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan


Ilmu
Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu, artinya kelima sila pancasila
merupakan pegangan dan pedoman dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Pentingnya pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu bagi mahasiswa
adalah untuk memperlihatkan peran pancasila sebagai rambu-rambu normative bagi
pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia. Selain itu, pengembangan ilmu dan
teknologi di Indonesia harus berakar pada budaya bangsa Indonesia itu sendiri dan
melibatkan partisipasi masyarakat luas (Direktorat Jenderal Pembelajaran dan
Kemahasiswaan, 2016: 218).

BAB III PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAINTIFIK DALAM MATA


KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

3.1. Mengamati
Kegiatan belajar yang dilakukan dalam proses mengamati adalah: membaca,
mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat). Kompetensi yang
dikembangkan adalah: melatih keunggulan, ketelitian, mencari informasi. Kegiatan
mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaning full

13
learning). Keunggulannya antara lain: menyanjikan media objek secara nyata, peserta
didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaanya, serta dapat memenuhi rasa
keingin-tahuan peserta didik dan mereka akan dapet menemukan fakta bahwa ada
hubungan antara objek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang disajikan
oleh guru.

3.2. Menanya
Kegiatan belajar menanya dilakukan dengan cara: mengajukan pertanyaan
tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk
mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati. Kompetensi yang
dikembangkan adalah mengembangkan kreatifitas, rasa ingin tahu, kemampuan
merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritid yang perlu untuk hidup
cerdas dan belajar sepanjang hayat.

3.3. Mengumpulkan Informasi/Mencoba


Mengumpulkan informasi/eksperimen, kegiatan pembelajarannya antara lain:

a. Melakukan eksperimen
b. Membaca sumber lain selain buku teks
c. Mengamati objek/kejadian/aktivitas
d. Wawancara dengan narasumber.

Kompetensi yang dikembangkan dalam proses mengumpulkan


informasi/eksperimen adalah mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai
pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan
mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan
kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.

3.4. Mengasosiasikan/Mengolah Informasi


Kegiatan belajar yang dilakukan dalam proses mengasosiasi informasi adalah:

a. Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan, baik terbatas dari hasil


pengumpulan informasi, eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati.

14
b. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan
sampai pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber
yang memiliki pendapat yang berbeda atau yang bertentangan.

Kompetensi yang dikembangkan dalam proses mengasosiasi informasi adalah


mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan
menerapkan prosedur dan kemampuan berfikir induktif serta deduktif dalam
menyimpulkan.

3.5 Mengkomunikasikan
Kegiatan belajar mengkomunikasikan adalah menyampaikan hasil pengamatan,
kesimpulan berrdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.
Kompetensi yang dikembangkan dalam tahapan mengkomunikasikan adalah
mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berfikir sistematis,
mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, serta mengembangkkan
kemampuan berbahasa yang baik dan benar.

15
BAB III

PEMBAHASAN
A. Kelebihan Buku
 Buku Utama
- Adanya dialog pembicaraan para tokoh tokoh terdahulu dala
meurumuskan pancasila baik golongan muda ataupun golongan tua
- Setiap subbab materi lengkap adanya pengertian pengertian atau
pendapat dari beberapa tokoh ahli baik dari tahun lampau sampai
tahun sekarang
- Bahasa yang digunakan dalam buku ini cukup mudah dipahami
oleh mahasiswa
 Buku Pembanding
- Materi yang dipaparkan oleh penulis cukup lengkap dan lebih
banyak jika dibandingkan dengan buku utama
- Pada bab V yaitu kedudukan pancasila sebagai dasar Negara, buku
ini menjelaskan secara singkat, pada tdan jelas dalam
pemaparannya, mulai dari pancasila sebagai “ Budaya Bangsa
Indonesia” sampai dengan Pancasila sebagai “Jati Diri Bangsa
Indonesia”
- Buku ini memiliki banyak referensi dari berbagai sumber yang
bisa dilihat di daftar pustaka
B. Kelemahan Buku
 Buku Utama

- Tidak memberikan rangkuman materi pada setiap bab sehingga


pembaca sulit mengetahui garis garis besar materi yang
disampaikan
- Tulisan yang terdapat didalam buku sedikit pudar sehingga
mengurangi minat pembaca untuk membaca buku ini
- Isi buku kurang menarik untuk dibaca karena tidak disertai dengan
gambar ataupun warna
 Buku Pembanding
- Kertas yang digunakan oleh buku ini menurut kami sedikit gelap
dan tulisan nya juga sedikit buram sehingga mengurangi minat
pembaca untuk membaca buku ini
- Tidak seperti buku utama yang memiliki scenario dalam
perumusan pancasila, buku ini hanya memuat sejarah sejarah yang
memuat dalam konteks tulisan

16
- Dibuku ini tidak terdapat contoh soal berupa pilihan ganda
maupun essay untuk melatih wawasan oembaca
-

17
BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan perbandingan buku Utama dengan buku pembanding dapat
disimpulkan bahwa :
- Dilihat dari segi penampilan dan isi bukunya, buku utama lebih baik daripada
buku pembanding karena jenis kertas yang digunakan oleh buku utama lebih
bagus sehingga pembaca tidak mengalami kesulitan dalam membaca
meskipun tulisan yg terdapat didalam buku sedikit buram.
- Menurut saya, dilihat dari keluasan materi buku Pembanding lebih baik
daripada buku utama karena buku pembanding menjelaskan materi yang
jauh lebih jelas dan lengkap .
B. Saran
Dengan membaca kedua buku ini,diharapkan agar mahasiswa tidak bingung
dan semakin menambah wawasan mengenai Pendidikan Pancasila dan mahasiswa
juga dapat menginterpretasikannya dalam kehidupan sehari hari sehingga mampu
menjadi warga negara yang berintegritas dan nasionalisme. .

18
DAFTAR PUSTAKA
Halking, 2018. Panduan pembelajaran Berbasis pendekatan Saintifik dan Enam
Macam Penugasan dalam Mata Kuliah. Medan: Universitas Negeri Medan

Kaelan. 2014. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma

19

Anda mungkin juga menyukai