Muhlishah 2016
Muhlishah 2016
Abstrak
Penelitian mengenai fertilitas, daya tetas telur, dan bobot tetas DOC Ayam Sentul telah
dilaksanakan di Barokah Abadi Farm Ciamis pada tanggal 29 April sampai 08 Juni 2016.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui fertilitas, daya tetas telur, dan bobot tetas DOC yang
dihasilkan pada kelompok umur induk yang berbeda. Metode penelitian yang digunakan
adalah deskriptif analitik dengan mengelompokan umur induk menjadi tiga kelompok,
kelompok I (6-8 bulan), Kelompok II (9-14 bulan) dan kelompok III (15-18 bulan). Telur
yang digunakan berasal dari perkawinan Ayam Sentul dengan perbandingan jantan dan betina
1:5 ekor yang telah disimpan selama tujuh hari. Parameter yang diukur meliputi fertilitas,
daya tetas telur, dan bobot tetas DOC. Hasil penelitian pada Barokah Abadi Farm
menunjukkan bahwa fertilitas, daya tetas telur, dan bobot tetas DOC yang dihasilkan sudah
baik.
Kata Kunci : Ayam Sentul, umur induk, fertilitas, daya tetas, bobot tetas DOC
Abstract
A research about fertilities, egg hatchabilities, and weights of DOC of Sentul Chickens was
carried out at Barokah Abadi Farm Ciamis from 29th April until 08th Juny 2016. The research
was conducted to determine fertilities, egg hatchabilities, and weights of DOC from different
groups of hen ages. This research applied descriptive method and data were collected from
group of hens with different ages, group I (6-8th months), group II (9-14th months), and group
III (15-18th months). The eggs were collected in seven days. The parameters observed were
fertilities, egg hatchabilities, and weight of DOC. The result of the research at Barokah Abadi
Farm showed that the fertility, egg hatchability and weight of DOC were good.
Keyword : Sentul Chicken, hen age, fertility, hatchability, weight of DOC.
PENDAHULUAN
Ayam Sentul merupakan ayam lokal yang terdapat di Jawa Barat yang berasal dari
Kabupaten Ciamis. Ayam Sentul merupakan jenis ayam lokal yang memiliki produksi daging
dan telur yang baik, sehingga bisa dikategorikan sebagai ayam dwiguna. Saat ini di Jawa
Barat Ayam Sentul telah tersebar di Kabupaten Ciamis, Tasikmalaya, Garut, Bogor dan kota
lainnya, tetapi kebanyakan kondisinya sudah tidak murni lagi dengan populasi dan produksi
yang masih rendah. Salah satu peternak pembibit Ayam Sentul di Kabupaten Ciamis adalah
Barokah Abadi Farm yang membentuk kelompok peternak dengan nama Kelompok Barokah
Abadi.
Penetasan telur yang dilakukan oleh peternak di Barokah Abadi Farm sudah
menggunakan mesin tetas. Selain dipengaruhi oleh mutu mesin tetas dan manajemen
penetasan, maka faktor yang sangat penting yang berpengaruh pada jumlah tetas adalah
fertilitas dan daya tetas telur. Besaran angka persentase fertilitas dan daya tetas telur
dipengaruhi oleh kondisi pemeliharaan induk yaitu sex ratio (perbandingan ayam jantan dan
betina), dan umur induk. Umur induk selain berpengaruh terhadap jumlah produksi telur juga
berkaitan dengan kondisi atau kualitas telur yang dihasilkan. Umur induk yang semakin
bertambah maka akan menghasilkan telur yang semakin besar yang berpengaruh terhadap
bobot tetas.
Berdasarkan penjelasan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
fertilitas, daya tetas telur, dan bobot tetas DOC Ayam Sentul berdasarkan perbedaan umur
induk di peternakan Barokah Abadi Farm Ciamis.
Berdasarkan Tabel 1 persentase fertilitas telur yang dihasilkan pada ketiga kelompok
umur induk sudah baik karena mempunyai fertilitas diatas 85% dengan koefisien variasi
dibawah 10%. Persentase fertilitas yang dihasilkan Ayam Sentul pada penelitian ini lebih
tinggi dari persentase fertilitas Ayam Sentul dan Ayam Pelung yang dilaporkan Nataamijaya
(2003) yaitu sebesar 73,76% dan 47,10%. Fertilitas yang dihasilkan pada kelompok umur
induk II lebih baik dengan standar deviasi dan koefisien variasi paling rendah. Kemudian
dilanjutkan dengan kelompok III dan kelompok I, hal ini disebabkan pada umur induk 9-14
bulan merupakan puncak produksi yang menghasilkan fertilitas tinggi seperti pendapat yang
disampaikan Rukmana (2003) bahwa fertilitas telur tertinggi dihasilkan pada umur induk 1-
1,5 tahun kemudian penurunan fertilitas terjadi seiring dengan bertambahnya umur induk.
Fertilitas sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain pakan, sistem
perkawinan, nisbah jantan betina saat perkawinan, pengelolaan telur sebelum masuk mesin
tetas termasuk pemilihan bobot telur tetas dan penyimpanan telur tetas (Ensminger, 1980 ;
Rukmana 2003). Ayam Sentul yang dipelihara di Barokah Abadi Farm diberikan pakan yang
sama untuk berbagai kelompok umur induk. Sistem perkawinan yang diterapkan secara alami
dengan perbandingan sex ratio jantan dan betina pada setiap kandang 1:5 ekor. Perkawinan
secara alami menghasilkan fertilitas yang lebih tinggi dari kawin buatan. Penelitian yang
dilakukan Asmarawati dkk. (2013) Ayam Kampung yang di-IB dengan dosis yang berbeda
menghasilkan fertilitas di bawah 70%.
Faktor lain yang menyebabkan fertilitas telur yang dihasilkan di Barokah Abadi Farm
tinggi adalah perbedaan umur pejantan dan betina serta kebersihan telur yang sangat
diperhatikan. Perbedaan umur pejantan dan betina untuk dikawinkan yaitu 2-3 bulan. Umur
betina minimal 5 bulan dan umur pejantan minimal 8 bulan untuk dikawinkan (Permentan,
2014). Umur pejantan yang digunakan di peternakan ini yaitu 2,5 bulan lebih tua dari betina,
hal ini dimaksudkan agar betina mau dikawini oleh pejantan serta kemampuan reproduksi
pejantan yang dihasilkan masih tinggi.
Berdasarkan Tabel 2, daya tetas telur yang dihasilkan dari tiga kelompok umur induk
lebih dari 80% dengan koefisien variasi dibawah 10%. Daya tetas yang dihasilkan pada
kelompok umur induk II lebih tinggi dengan standar deviasi dan koefisien variasi paling
paling rendah. Hal ini sangat dipengaruhi oleh fertilitas telur, fertilitas telur yang dihasilkan
pada kelompok umur induk II lebih tinggi sehingga menghasilkan daya teta yang tinggi pula.
Daya tetas selalu berhubungan dengan fertilitas telur, semakin tinggi fertilitas maka daya tetas
akan relatif menjadi tinggi begitu juga sebaliknya (Hasnelly dkk., 2013; North dan Bell,
1990).
Menurut Djanah (1984) faktor-faktor yang mempengaruhi daya tetas yaitu seleksi telur
tetas, teknis operasional dari petugas yang menjalankan mesin tetas dan faktor dari induk
yang digunakan. Seleksi telur yang dilakukan di Barokah Abadi Farm yang paling
diperhatikan adalah kebersihan telur. Secara keseluruhan manajemen penetasan yang telah
dilakukan di Barokah Abadi Farm sudah berjalan dengan baik mulai dari seleksi bibit yang
ketat, teknis pemilihan telur sampai operasional dari petugas maupun mesin tetas, sehingga
daya tetas yang dihasilkan di peternakan ini tinggi.
Daya tetas dipengaruhi juga oleh lama penyimpanan yaitu semakin lama disimpan
maka daya tetas akan berkurang. Telur tetas di peternakan ini dikumpulkan selama tujuh hari
sebelum dimasukkan mesin tetas. Daya tetas akan menurun seiring dengan penambahan
waktu penyimpanan dan lama penyimpanan telur tetas yang paling baik adalah tidak lebih
dari tujuh hari (Sudaryani dan Santosa, 2003). Selain itu daya tetas dipengaruhi oleh kualitas
ransum, karena kekurangan zat makanan akan membuat embryo mati sebelum menetas.
Ransum yang digunakan di peternakan ini sudah memenuhi persyaratan dan sesuai dengan
yang direkomendasikan Widjastuti (1996). Vitamin dan mineral tambahan juga kadang
diberikan dengan mencampurkan feed suplemen pada air minum.
Berdasarkan hasil penelitian, bobot tetas Ayam Sentul yang dihasilkan dari kelompok
umur induk I, II dan III secara berturut-turut mempunyai rataan 30,19 gram, 30,6 gram, dan
33,4 gram. Rataan bobot tetas yang dihasilkan pada Ayam Sentul lebih tinggi dari bobot
DOC yang dihasilkan dari Ayam Kedu yang dilaporkan Kurnia dkk. (2011) yaitu seberat
29,86 gram/ekor. Lasmini dan Heriyati (1992) menyatakan bahwa, faktor-faktor yang
mempengaruhi bobot tetas adalah genetik, pakan, berat telur dan lingkungan. Induk dengan
bobot tetas yang tinggi akan menghasilkan telur dengan bobot tetas yang tinggi, begitu pula
sebaliknya. North (1984), semakin besar bobot telur, maka bobot tetas yang dihasilkan akan
semakin besar, begitu pula sebaliknya. Bobot telur yang besar mempunyai kandungan yolk
dan albumen yang lebih banyak dari bobot telur yang kecil. Semakin besar telur maka nutrisi
yang digunakan untuk embrio yang akan berkembang semakin banyak pula, hal ini
Menurut Wicaksono dkk. (2013), bobot tetas juga dipengaruhi oleh suhu dan
kelembapan mesin tetas. Stromberg dan Stromberg (1975) menyatakan bahwa, suhu di atas
optimum lebih dari 36-37oC selama pengeraman menghasilkan anak ayam yang lebih kecil
disebabkan dehidrasi. Kelembaban mesin tetas yang dianjurkan tidak melebihi 55-60%,
karena akan menyebabkan terganggunya sistem pernafasan, jantung, ginjal dan dapat
menyebabkan embrio dehidrasi pada proses penetasan (North dan Bell, 1990). Penetasan
telur di Barokah Abadi Farm menggunakan mesin tetas otomatis dengan suhu dan
kelembaban rata-rata optimal yaitu sebesar 36,53oC dan 58,41%.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian pada Barokah Abadi Farm fertiltias, daya tetas telur, dan
bobot tetas DOC yang dihasilkan secara berurutan kelompok I : 86,84% ; 83,07% ; dan 30,19
gram ; kelompok II : 89,18% ; 85,99% ; dan 30,60 gram ; kelompok III : 87,07% ; 85,70% ;
dan 33,40 gram. Fertilitas, daya tetas telur, dan bobot tetas DOC yang dihasilkan sudah baik.
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat di rekomendasikan umur induk 15-18 bulan
pada Ayam Sentul dapat menghasilkan fertilitas, daya tetas telur dan bobot tetas DOC yang
baik.
DAFTAR PUSTAKA
Asmarawati, W., Kustono, D. T. Widayanti, S. Bintara dan Ismayana. 2013. Pengaruh Dosis
Sperma yang Diencerkan dengan NaCl Fisiologis terhadap Fertilitas Telur pada
Inseminasi Buatan Ayam Kampung. Buletin Peternakan Vol. 37(1): 1-5.
Djanah, D. 1984. Beternak Ayam dan Itik. Cetakan Kesebelas. C.V Yasaguna. Jakarta.
Ensminger. 1980. Poultry Science. Second Edition. The Interstate Printers and Publisher Inc.
New York.
Hasnelly, Z. Rinaldi, dan Suwardih. 2013. Penangkatan dan Perbibitan Ayam Merawang di
Bangka Belitung. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Bangka Belitung.
Bangka Belitung.
Kurnia, Y. 2011. Morfometrik Ayam Sentul, Kampung dan Kedu pada Fase Pertumbuhan
dari Umur 1-12 Minggu. Skripsi. Program Alih Jenis. Departemen Produksi dan
Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Lasmini, A. dan E. Heriyati. 1992. Pengaruh Berat Telur terhadap Fertilitas, Daya Tetas dan
BObot Tetas DOC. Posiding Pengolahan dan Komunikasi Hasil-hasil Penelitian
Unggas dan Aneka Ternak. Balai Penelitian Ciawi. Bogor.
Nataamijaya. A.G, A.R. Setioko, B. Brahmantyo dan K. Diwyanto. 2003. Performans dan
Karakteristik Tiga Galur Ayam Lokal (Pelung, Arab, Sentul). Pros. Seminar
Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor, 29 – 30 September 2003.
Puslitbang Peternakan, Bogor. hlm. 353 – 359.
Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 7
Penetasan Telur Ayam Sentul………………………………………....Syifa Laili Muhlishah.
North, M. O. dan D. D. Bell. 1990. Commercial Chicken Production Manual. 4th Edition.
Van Nostrad Reinhold, New York.
. 1984. Commercial Chicken Production Manual. 3rd Ed. The AVI Publishing
Company, Inc. Westport. Connecticut.
Rukmana, R. 2003. Ayam Buras Intensifikasi dan Kiat Pengembangan. Cetakan ke-1.
Kanisius. Yogyakarta.
Sudaryani. T dan H. Sastosa, 2003. Pembibitan Ayam Ras. Penebar Swadaya. Jakarta.
Wicaksono, D. Titin, K. Khaira, N. 2013. Perbandingan Fertilitas serta Susut, Daya dan
Bobot Tetas Ayam Kampung pada Penetasan Kombinasi. Jurnal Ilmiah Peternakan
Terpadu. Universitas Lampung.
Widjastuti, T. 1996. Penetuan Efisiensi Penggunaan Protein, Kebutuhan Protein dan Energi
untuk Pertumbuhan dan Produksi Telur Ayam Sentul pada Kandang Sistem Cage
dan Sistem Litter. Disertasi, Universitas Padjadjaran. Bandung
NPM : 200110120221
Judul Artikel : “Inventarisasi Fertilitas, Daya Tetas Telur, dan Bobot Tetas DOC
Menyatakan bahwa artikel ini merupakan hasil penelitian penulis, data dan tulisan ini
bukan hasil karya orang lain, ditulis dengan kaidah-kaidah ilmiah dan belum pernah
dipublikasikan.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya, tanpa tekanan dari pihak
Pembimbing Utama,
Pembimbing Anggota,