Anda di halaman 1dari 4

Ilmu Perundang-Undangan (Seksi C)

Najmia Amira Tazkiya (No. absen 28)

2018 – 0500 – 0134

PR ILMU PERUNDANG-UNDANGAN

1. Jelaskan 2(dua) hal yang ditambahkan oleh UU Nomor 15 Tahun 2019 yang dalam
UU Nomor 1 Tahun 2011 tidak diatur?

Undang-Undang Nomor 15 tahun 2019 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 12


tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan disahkan karena Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan masih
terdapat kekurangan dan belum menampung perkembangan kebutuhan masyarakat sehingga
perlu diubah.

Dua atau lebih hal yang ditambahkan oleh UU No. 15 Tahum 2019 bisa dilihat antara lain
pada Pasal:

 Pasal 71 dan Pasal 72 disisipkan 1 (satu) pasal, yakni Pasal 71A sehingga berbunyi
sebagai berikut: “Dalam hal pembahasan Rancangan Undang-Undang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 65 ayat (1) telah memasuki pembahasan Daftar Inventarisasi
Masalah pada periode masa keanggotaan DPR saat itu, hasil pembahasan Rancangan
Undang-Undang tersebut disampaikan kepada DPR periode berikutnya dan berdasarkan
kesepakatan DPR, Presiden, dan/atau DPD, Rancangan Undang-Undang tersebut dapat
dimasukkan kembali ke dalam daftar Prolegnas jangka menengah dan/atau Prolegnas
prioritas tahunan.”
 Di antara BAB X dan BAB XI disisipkan 1 (satu) bab, yakni BAB XA dengan judul
PEMANTAUAN DAN PENINJAUAN TERHADAP UNDANG-UNDANG
 Di antara Pasal 95 dan Pasal 96 disisipkan 2 (dua) pasal, yakni Pasal 95A dan Pasal 95B
sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 95A:
1. Pemantauan dan Peninjauan terhadap Undang-Undang dilakukan setelah Undang-
Undang berlaku.
2. Pemantauan dan Peninjauan terhadap Undang-Undang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan oleh DPR, DPD, dan Pemerintah.
3. Pemantauan dan Peninjauan terhadap Undang- Undang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dikoordinasikan oleh DPR melalui alat kelengkapan yang khusus menangani
bidang legislasi.
4. Hasil dari Pemantauan dan Peninjauan terhadap Undang-Undang sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dapat menjadi usul dalam penyusunan Prolegnas.”

Pasal 95B:

1. Pemantauan dan Peninjauan terhadap Undang-Undang dilaksanakan dalam 3 (tiga)


tahap sebagai berikut:
a. tahap perencanaan;
b. tahap pelaksanaan; dan
c. tahap tindak lanjut.
2. Ketentuan lebih lanjut mengenai Pemantauan dan Peninjauan terhadap Undang-
Undang diatur masing-masing dengan Peraturan DPR, Peraturan DPD, dan Peraturan
Presiden.

2.Terkait soal Partisipasi Masyarakat dalam proses pembentukan UU. Jelaskan


dan beri komentar terhadap RUU Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja yang
sedang berproses saat ini?

Menurut saya, reaksi, kritik dan saran dari masyarakat terhadap RUU Cipta Lapangan
Kerja harus dipertimbangkan, karena dalam pembahasan RUU terlihat seperti hanya melibatkan
elit pengusaha, sementara kaum pekerja tidak banyak yang dilibatkan. Tentu saja hal tersebut
memicu konflik kepentingan dan isinya berpotensi merugikan kaum pekerja.

Adapun hal-hal atau pembahasan yang disorot dalam Omnibus Law antara lain sebagai
Penyederhanaan Perizinan, Persyaratan Investasi, Ketenagakerjaan, Kemudahan, Pemberdayaan,
dan Perlindungan UMKM, Kemudahan Berusaha, Dukungan Riset & Inovasi, Administrasi
Pemerintahan, Pengenaan Sanksi, Pengadaan Lahan, Investasi dan Proyek Pemerintah dan
Kawasan Ekonomi.

Dari beberapa pembasan tersebut, hampir seluruhnya bermasalah. Mulai dari


penyederhanaan sektor perizinan yang terkesan mengabaikan Amdal sampai sektor
ketenagakerjaan antara lain tidak diaturnya soal cuti hamil untuk buruh perempuan.

Indonesia sebagai negara demokrasi yang berarti harus mendasarkan setiap keputusan
dengan mempertimbangkan suara rakyat. Menurut saya, demokrasi terletak pada besarnya suara
rakyat yang dilibatkan, salah satunya dengan keterlibatan masyarakat terhadap RUU Cipta
Lapangan Kerja ini. Oleh karena itu Inti dari pelibatan suara rakyat tersebut adalah adanya ruang
dialog yang terbuka luas antara pembentuk kebijakan/peraturan perundang-undangan dengan
masyarakat.
3. Tuliskan Alur atau prosedur Pembentukan UU di Indonesia. Baca: detiknews:
Begini Alur Pembentukan Sebuah Undang-Undang. Jumat, 23 Feb 2018.

1. Sebuah RUU bisa berasal dari Presiden, DPR atau DPD.

2. RUU yang diajukan oleh Presiden disiapkan oleh menteri atau pimpinan lembaga terkait.

3. RUU kemudian dimasukkan ke dalam Program Legislasi Nasional (prolegnas) oleh Badan
Legislasi DPR untuk jangka waktu 5 tahun.

4. RUU yang diajukan harus dilengkapi dengan Naskah Akademik kecuali untuk RUU Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), RUU penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang (Perpu) menjadi UU, serta RUU pencabutan UU atau pencabutan Perpu.

5. Pimpinan DPR mengumumkan adanya usulan RUU yang masuk dan membagikan ke seluruh
anggota dewan dalam sebuah rapat paripurna.

6. Di rapat paripurna berikutnya diputuskan apakah sebuah RUU disetujui, disetujui dengan
perubahan atau ditolak untuk pembahasan lebih lanjut.

7. Jika disetujui untuk dibahas, RUU akan ditindaklanjuti dengan dua tingkat pembicaraan.

8. Pembicaraan tingkat pertama dilakukan dalam rapat komisi, rapat gabungan komisi, rapat
Badan Legislasi, rapat Badan Anggaran, atau rapat panitia khusus.

9. Pembicaraan tingkat II dilakukan di rapat paripurna yang berisi: penyampaian laporan tentang
proses, pendapat mini fraksi, pendapat mini DPD, dan hasil Pembicaraan Tingkat I; pernyataan
persetujuan atau penolakan dari tiap-tiap fraksi dan anggota secara lisan yang diminta oleh
pimpinan rapat paripurna; dan pendapat akhir Presiden yang disampaikan oleh menteri yang
mewakilinya.

10. Apabila tidak tercapai kata sepakat melalui musyawarah mufakat, keputusan diambil dengan
suara terbanyak

11. Bila RUU mendapat persetujuan bersama DPR dan wakil pemerintah, maka kemudian
diserahkan ke Presiden untuk dibubuhkan tanda tangan. Dalam UU ditambahkan kalimat
pengesahan serta diundangkan dalam lembaga Negara Republik Indonesia.

12 Dalam hal RUU tidak ditandatangani oleh Presiden dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh)
hari terhitung sejak RUU disetujui bersama, RUU tersebut sah menjadi Undang-Undang dan
wajib diundangkan.
4. Carilah contoh Naskah Akademik suatu Rancangan Peraturan Perundang-
Undangan. Setelah and abaca, tuliskan ringkasannya paling sedikit 2 halaman
folio (online)

Anda mungkin juga menyukai