1
bersifat internal kelompok yang bersangkutan. Keberadaan kelompok lain dan lingkungan
sekitar tidak banyak mempengaruhi pola kehidupan kelompok. Hal ini dapat dipahami karena
pada masyarakat yang terbelakang, interaksi dengan dunia luar masih sangat terbatas.
Sejalan dengan kemajuan yang dicapai, dinamika hidup manusia pun semakin tinggi.
Dimiliki dan digunakannya kemampuan berfikir oleh manusia, baik secara individual maupun
kelompok, memacu berkembangnya ilmu pengetahuan dalam berbagai bidang yang kemudian
diaplikasikan ke dalam bentuk teknologi. Mengikuti prinsip teori domino, temuan teknologi
pada satu bidang kemudian berimbas pada bidang yang lain dan secara beruntun berimbas lebih
lanjut pada berbagai bidang yang lain lagi. Akibatnya, seperti yang dapat disaksikan di abad
XX ini, setiap hari muncul temuan teknologi baru. Tiada hari tanpa temuan teknologi. Berbagai
temuan tersebut secara langsung maupun tidak, mempengaruhi dan mengubah pola hidup
manusia. Penerapan dan aplikasi teknologi dalam kehidupan, memaksa orang untuk terus
menerus berubah dan berubah, baik pada skala kecil maupun besar. Dengan kata lain, manusia
dituntut memiliki tingkat dinamika yang jauh lebih tinggi dibandingkan era sebelumnya.
Menghadapi situasi seperti itu, supaya tetap bisa survive, apalagi berkembang, orang
harus lebih terbuka terhadap berbagai perubahan yang terjadi di sekitarnya. Keterbukaan
tersebut diperlukan agar orang dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan yang terjadi.
Lebih dari itu, sebenarnya yang diperlukan bukan sekedar penyesuaian terhadap perubahan
yang terjadi tetapi kemampuan untuk mengantisipasi perubahan yang diperkirakan akan terjadi
di masa yang akan datang. Dengan antisipasi yang tepat, orang dapat mempersiapkan diri
seawal mungkin sehingga ketika perubahan benar-benar terjadi, orang tidak kesulitan lagi
menghadapinya. Cara ini jauh lebih efisien dibandingkan dengan cara penyesuaian diri.
Kehidupan Kelompok
2
diperoleh dari kehidupan dengan cara bekerjasama dalam bentuk kelompok tersebut.
Kenyataan ini mendorong manusia untuk membentuk kelompok-kelompok baru dan semakin
mengoptimalkan berfungsinya kelompok-kelompok lama yang sudah ada. Jenis kelompok
yang muncul pun semakin bervariasi dengan bidang kerja dan ukuran yang bervariasi pula,
mulai dari yang berskala lokal, regional, nasional, sampai internasional. Kelompok-kelompok
kerjasama seperti itu, apapun bentuknya, dalam bidang apapun dia bergerak, dan apapun
tujuannya, secara sederhana dapat disebut organisasi.
Kondisi masyarakat yang tergolong maju seperti yang dapat disaksikan di abad XX ini
ternyata tidak mungkin lepas dari keharusan untuk hidup berorganisasi. Kehidupan masyarakat
modern menuntut kepada anggota untuk bergabung dengan berbagai jenis organisasi yang ada.
Bahkan sebagian besar orang, secara simultan dalam waktu yang sama bergabung ke dalam
sejumlah organisasi sekaligus. Hal ini disebabkan oleh karena semakin modern kondisi
masyarakat, semakin bervariasi dan semakin banyak pula kebutuhan hidup yang dirasakan
anggota masyarakat. Pada kondisi seperti itu, tingkat ketergantungan seseorang atau
sekelompok orang terhadap orang atau kelompok lain menjadi semakin besar. Dengan kata
lain, kebutuhan untuk bekerjasama menjadi semakin besar pula. Bergabungnya orang-orang ke
dalam berbagai organisasi yang ada bukan saja dalam rangka memenuhi kebutuhan yang
bersifat fisik tetapi juga kebutuhan yang bersifat sosial kemasyarakatan, termasuk kebutuhan
yang bersifat psikologis.
Dalam masyarakat modern, seluruh waktu yang dimiliki seseorang dalam hidupnya
digunakan untuk kegiatan berorganisasi. Karakteristik organisasi yang muncul pun jauh lebih
kompleks dan lebih bervariasi dibandingkan dengan organisasi yang dijumpai pada masa-masa
sebelumnya. Demikian juga wilayah operasinya bisa sangat luas. Organisasi bisnis misalnya,
yang pada masa lalu bentuknya umumnya sangat sederhana dengan skala operasi yang sangat
terbatas, kini beberapa di antaranya memiliki struktur yang amat kompleks dan besar dengan
skala operasi yang sangat besar dan luas, bukan saja terbatas pada satu wilayah, melainkan
sejumlah wilayah sekaligus. Perusahaan dan lembaga-lembaga multinasional bahkan memiliki
wilayah operasi di sejumlah negara sekaligus.
Perkembangan organisasi yang sangat pesat tersebut dimungkinkan berkat adanya
dukungan dari berbagai bidang lain, seperti: teknologi informasi, transportasi, komunikasi,
komputerisasi, dan lain-lain. Penerapan berbagai temuan teknologi dalam bidang-bidang
tersebut memungkinkan sebuah organisasi beroperasi secara efektif dalam skala yang besar
dan pada wilayah yang secara geografis sangat luas serta terpisah-pisah satu sama lain.
3
Berbagai macam organisasi yang bermunculan di tengah masyarakat tersebut secara
langsung maupun tidak, mampu mengubah pola hidup dan meningkatkan taraf hidup
masyarakat itu sendiri. Banyak sekali keuntungan dan kemudahan yang diperoleh masyarakat
berkat adanya berbagai organisasi tersebut. Meskipun demikian kehidupan masyarakat yang
serba organisasi sebagaimana disebutkan di atas ternyata juga menimbulkan persoalan
tersendiri. Banyak orang yang memiliki pengalaman buruk dengan keberadaan organisasi.
Gibson, dkk (1988: 5) mengemukakan:
At some times, these organizations appear to be efficiently run and responsive to our
needs, and other times they are extremely frustating and irritating. We may even think they
are harassing us. Such personal experiences in or with organizations may have already
helped form our sense of what it means to be ’organized’.
Manusia yang hidup dalam masyarakat maju memiliki tingkat ketergantungan yang
tinggi satu sama lain. Litterer (1973: 4) mengatakan bahwa dalam masyarakat yang sudah
maju, segalanya terorganisir dengan baik. Orang menjadi sangat tergantung pada faktor lain
yang ada di luar dirinya sendiri. Hal itu terjadi karena pada dasarnya setiap kelompok yang ada
senantiasa terkait dengan kelompok-kelompok yang lain. Keberfungsian sebuah kelompok
masyarakat, dalam banyak kasus, sangat bergantung pada kelompok masyarakat yang lain.
Akibatnya ketidak berfungsian sebuah organisasi kadang kala berdampak sangat serius
terhadap organisasi yang lain. Sebagai ilustrasi, sekiranya terjadi ketidakberfungsian organisasi
yang menyediakan jasa layanan komunikasi dan informasi, dapat dipastikan sebagian besar
aktivitas masyarakat akan sangat terganggu. Kegiatan ekonomi, transportasi, pemerintahan,
pendidikan, rumah sakit, militer, dan sebagainya dapat dipastikan akan mengalami gangguan.
Organisasi menciptakan situasi saling ketergantungan dan mengharuskan mereka bekerjasama
sebagai satu kelompok kerja (team-work) yang kompak.
4
berbeda dengan kelompok lain. Kondisi seperti itu menuntut adanya aturan main yang
disepakati bersama, baik secara internal maupun eksternal. Secara internal, aturan yang
dianggap baik oleh suatu kelompok dan kemudian disepakati untuk ditaati bersama lazim
disebut norma. Norma didasarkan atas nilai-nilai tertentu yang menurut anggota kelompok
dianggap baik atau positif dan mampu menyatukan mereka dalam kehidupan kelompok dan
mampu menopang tercapainya tujuan kelompok. Norma menjadi acuan dalam kehidupan
kelompok yang ditaati bersama. Sekelompok orang yang hidup dalam suatu wilayah geografis
tertentu, terikat oleh norma tertentu yang disepakati bersama, dan memiliki tujuan bersama
yang ingin dicapai, secara umum disebut masyarakat (society/community), dengan segala
karakteristik yang melekat di dalamnya.
…(a) the totality of social relationships among humans, (b) a group of humans broadly
distinguished from other groups by mutual interests, participation in characteristic
relationships, shared institutions, and a common culture, (c) the institutions and culture
of a distinct self-perpetuating group, (d) an organization or association of persons
engaged in a common profession, activity, or interest: a folklore society; a society of bird
watchers, (e) the rich, privileged, and fashionable social class, the socially dominant
members of a community, (f) companionship; company: enjoys the society of friends and
family member (g) Biology: a colony or community of organisms, usually of the same
species: an insect society.
5
Sementara itu dalam Oxford Dictionary of Politics (http://en.wikipedia.org/wiki/ Society,
Desember 2010), masyarakat atau tepatnya masyarakat manusia dapat dimaknai sebagai
sejumlah orang yang membentuk kelompok atas dasar hubungan yang bersifat tetap misalnya
status sosial, peran sosial, jaringan sosial; dan dapat pula dikaitkan dengan pengelompokan
yang didasarkan atas faktor yang lain misalnya kesamaan wilayah geografis, kepentingan yang
bersifat politis, atau harapan-harapan dominan atas dasar budaya. Masyarakat manusia
dicirikan oleh adanya bentuk hubungan antar individu yang bekerjasama dalam bingkai budaya
atau kelembagaan tertentu.
A society or a human society is (1) a group of people related to each other through
persistent relations such as social status, roles and social networks. (2) A large social
grouping that shares the same geographical territory and is subject to the same political
authority and dominant cultural expectations. Human societies are characterized by
patterns of relationships between individuals sharing a distinctive culture and
institutions….
6
Masyarakat Modern
Istilah modern umumnya merujuk kepada pola hidup yang mengacu kepada peradaban
masyarakat di negara yang sudah berkembang khususnya masyarakat barat. Berangkat dari
persepsi seperti itu orang sering menyamakan modernisasi dengan westernisasi, meskipun
pendapat seperti ini banyak ditentang. Masyarakat modern sering diidentikkan dengan pola
hidup perkotaan, industri, dan bisnis; dilawankan dengan masyarakat tradisional yang hidup di
pedesaan dengan aktivitas utama bidang pertanian, perkebunan, nelayan, dan sejenisnya.
Terkait dengan pengertian masyarakat modern, Anthony Giddens (http://en.wikipedia.org/
wiki/Modernity, Desember 2010) memberikan batasan sebagai berikut:
Portrayed in more detail, it is associated with (1) a certain set of attitudes towards the
world, the idea of the world as open to transformation, by human intervention; (2) a
complex of economic institutions, especially industrial production and a market
economy; (3) a certain range of political institutions, including the nation-state and mass
democracy. Largely as a result of these characteristics, modernity is vastly more dynamic
than any previous type of social order. It is a society -more technically, a complex of
institutions- which, unlike any preceding culture, lives in the future, rather than the past.
(Digambarkan secara lebih rinci, modern berkenaan dengan: (1) sikap tertentu terhadap
dunia, sebuah ide tentang dunia yang terbuka terhadap berbagai perubahan/transformasi
yang dilakukan melalui intervensi manusia; (2) sebuah lembaga ekonomi yang kompleks,
khususnya industri, produksi, dan ekonomi pasar; (3) sebuah lembaga politik dengan
skala tertentu, termasuk negara bangsa dan demokrasi massa. Sebagai akibat dari
karakteristik tersebut, modernitas ditandai dengan dinamika yang jauh lebih cepat dari
segala bentuk tatanan sosial terdahulu. Masyarakat modern adalah masyarakat yang
secara lebih teknis merupakan sebuah lembaga yang kompleks, tidak seperti budaya
sebelumnya. Masyarakat modern lebih berorientasi pada kehidupan masa depan daripada
masa lalu).
7
organisasi. Kalaupun ada, tentu hidupnya terisolir dan dengan demikian ia bukan lagi
merupakan bagian dari masyarakat modern.
Masyarakat modern juga sering dicirikan oleh adanya rasionalitas yang tinggi dan
kebebasan dalam berfikir. Satu hal yang tidak banyak berbeda antara masyarakat modern dan
masyarakat tradisional adalah kebutuhannya untuk hidup berkelompok. Kemajuan peradaban
tidak serta merta menghilangkan kebutuhan orang untuk berkolaborasi dengan orang lain.
Bahwa fenomena individualistis semakin menonjol pada kehidupan masyarakat modern adalah
benar adanya, namun demikian kondisi tersebut tidak menghilangkan kebutuhan untuk
berorganisasi. Yang terjadi justru sebaliknya. Dalam masyarakat modern setiap orang
cenderung mengambil spesialisasi pada bidang tertentu. Setiap orang memiliki hanya satu atau
dua jenis keahlian saja. Ini berarti bahwa setiap orang hanya mampu menghasilkan satu atau
dua jenis saja dari seluruh kebutuhan hidup yang harus dipenuhinya. Kondisi masyarakat
modern menyebabkan tingkat ketergantungan seseorang atau sekelompok orang terhadap
orang atau kelompok lainsemakin besar.
8
Sejalan dengan perkembangan masyarakat, kebutuhan manusia pun berkembang semakin
kompleks. Berbagai macam kebutuhan itu untuk sebagian (bahkan sebagian besar) hanya dapat
dipenuhi melalui keikutsertaannya dalam organisasi. Kenyataan seperti itu mendorong orang
untuk dalam waktu yang sama masuk ke dalam sejumlah organisasi sekaligus. Hal ini memang
dimungkinkan karena manusia memang memiliki kemampuan untuk itu. Sebagai contoh, untuk
memenuhi kebutuhan materiil (uang misalnya), orang bekerja dengan cara bekerja di
perusahaan, atau bank, atau organisasi lain yang sanggup memberikan upah (gaji) kepadanya.
Untuk memenuhi kebutuhan kesehatan, pada saat yang sama ia menggabungkan diri pada
organisasi keolahragaan. Untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat sosial, ia bergabung ke
dalam organisasi kemasyarakatan. Demikian pula untuk mengembangkan dan menyalurkan
aspirasi ideologinya ia menggabungkan diri ke dalam organisasi politik; untuk memenuhi
kebutuhan yang bersifat rokhaniah ia menggabungkan diri ke dalam organisasi keagamaan, dan
seterusnya.
Kecuali itu, ternyata seseorang secara terus menerus menjadi anggota organisasi selama
hidupnya. Begitu dilahirkan, secara otomatis menjadi bagian dari organisasi keluarga sekaligus
anggota masyarakat. Pada usia kanak-kanak ia akan menggabungkan diri dengan anak-anak
lain yang sebaya, misalnya dalam kelompok bermain. Pada usia sekolah ia bergabung sebagai
anggota lembaga pendidikan, dan organisasi-organisasi lain yang diminatinya seperti OSIS,
Pramuka, dan sejenisnya. Selesai sekolah akan terjun ke dunia kerja dan berbagai organisasi
kemasyarakatan lain yang lebih luas dan bervariasi. Sampai dengan akhirnya saat seseorang
meninggal dunia, pengurusannyapun dilakukan oleh organisasi kematian. Fakta ini
menunjukkan betapa tingginya tingkat ketergantungan seseorang terhadap organisasi selama
hidupnya.
9
Keberadaan berbagai macam organisasi di tengah-tengah masyarakat tersebut secara
langsung maupun tidak telah mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat itu sendiri. Banyak
sekali keuntungan dan kemudahan yang dapat dirasakan oleh masyarakat, diperoleh berkat
adanya berbagai organisasi tersebut. Meskipun demikian, kehidupan masyarakat modern yang
serba organisasi tersebut ternyata juga menimbulkan persoalan tersendiri.
Dalam skala yang lebih kecil, misalnya dalam sebuah perusahaan, ketergantungan antar
komponen inipun tetap dirasakan. Perusahaan modern umumnya menyelesaikan produk
akhirnya melalui serangkaian proses panjang, masing-masing dikerjakan oleh bagian, unit,
atau orang tertentu yang khusus bertanggung jawab atas bagian yang bersangkutan. Jika ada
satu bagian saja yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya maka bagian-bagian yang lain
dipastikan akan terpengaruh dan pada gilirannya hasil akhir yang diharapkan tidak akan
tercapai. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat ketergantungan antar orang sebenarnya sangat
besar. Organisasi menciptakan situasi saling ketergantungan dan mengharuskan para
anggotanya bekerjasama sebagai satu kelompok kerja (team-work) yang kompak.
Keberadaan beraneka ragam organisasi dalam masyarakat tersebut kini semakin dirasakan
pentingnya. Setiap organisasi hanya menghasilkan satu atau dua jenis barang atau jasa,
sementara kebutuhan masyarakat cenderung meningkat jenisnya. Secara langsung maupun
tidak, keberadaan berbagai organisasi yang ada dalam masyarakat modern memberikan
kontribusi ke arah peningkatan taraf hidup masyarakat. Dengan kata lain peran organisasi
semakin penting dan merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat modern.
10
DAFTAR PUSTAKA
Gibson, J.L; J.M Ivancevich, & J.H. Donelly, Jr. 1988. Organizations: Behavior,
structure, processes. Plano: Business Publications Inc.
Litterer, J.A. 1973. The Analysis of organization. New York: John Wiley & Sons Inc.
11