Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL USAHA

BUDIDAYA AYAM PETELUR

Disusun Oleh : Kelompok 5


1. Nur Maulana Ikhsan (25)
2. Ocha Hera Talenta (26)
3. Oktavia Eka W. (27)
4. Rahma Anggi Putri P. (28)
5. Riski Yusuf Pratama (29)
6. Rofiqotus Zahro S. (30)
Kelas : XII MIPA 2

TAHUN PELAJARAN 2019/2020


SMA NEGERI 1 MAJENANG
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena hanya dengan segala
rahmat-Nya akhirnya kami bisa menyusun proposal yang berjudul “Usaha Budidaya Ayam
Petelur” ini tepat pada waktunya. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Soimin
selaku guru pembimbing kami yang telah memberikan tugas ini kepada kami sehingga kami
mendapatkan banyak tambahan pengetahuan khususnya dalam budidaya ayam petelur.

Kami selaku penyusun berharap semoga proposal yang telah kami susun ini bisa memberikan
banyak manfaat serta menambah pengetahuan mengenai budidaya ayam petelur

Kami menyadari bahwa proposal ini kurang dari sempurna. Maka dari itu, kami mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk pembuatan proposal berikutnya.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Majenang, 30 Agustus 2019

Soimin, S.Pd.
NIP 19661010 200701 1 021
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
b. Tujuan
c. Peluang Pasar
BAB II ANALISI BIAYA
a. Biaya Investasi
b. Biaya Tetap
c. Biaya Tidak Tetap
d. Perhitungan Laba
BAB III PELAKSANAAN WIRAUSAHA
a. Penentuan Lokasi Kandang
b. Alat Produksi
c. Pemilihan Jenis Unggas
d. Pelaksana Budidaya
BAB IV RENCANA PEMASARAN PRODUK BUDIDAYA
BAB V PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara secara khusus
untuk diambil telurnya. Lebih lanjut dijelaskan bahwa ayam ras petelur merupakan strain
unggul yang mempunyai daya produktifitas yang tinggi, baik jumlah maupun bobot
telurnya sehingga apabila diusahakan dapat memberikan keuntungan kepada masyarakat
(Prihatman, 2000). Raysaf (2002), menyatakan bahwa pada umumnya ayam ras petelur
memiliki ciri-ciri; ukuran tubuh relatif kecil dan ramping, cepat dewasa kelamin, tingkah
laku linca, mudah terkejut, sensitif terhadap stres dan efisiensi dalam mengolah zat-zat
makanan menjadi sebutir telur. Telur merupakan bahan pangan yang sempurna, karena
mengandung zat-zat gizi yang lengkap bagi pertumbuhan makhluk hidup.
Keunggulan telur sebagai produk peternakan yang kaya gizi juga mempunyai
suatu kendala karena termasuk bahan pangan yang mudah rusak. Kerusakannya dapat
berupa kerusakan fisik, kerusakan kimia, dan kerusakan yang disebabkan oleh serangan
mikroba melalui pori-pori kerabang telur. Kualitas merupakan ciri-ciri dari suatu produk
yang menentukan derajat kesempurnaan yang akan mempengaruhi penerimaan konsumen
(North dan Bell, 1990). Artinya semakin tinggi nilai kualitas suatu produk maka respon
penerimaan konsumen terhadap produk tersebut semakin baik. Kualitas telur dapat dilihat
secara eksternal dan internal. Kualitas eksternal telur difokuskan pada bobot telur, indeks
telur, tebal kerabang. Sedangkan kualitas internal telur difokuskan pada warna kuning
telur dan Haugh Unit. Selain itu North dan Bell (1990), menjelaskan bahwa komposisi
fisik dan kualitas telur dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya bangsa ayam, umur,
musim, penyakit dan lingkungan, pakan yang diberikan serta sistem pemeliharaan.
Kandang merupakan salah satu bagian dari sistem pemeliharaan ternak unggas
yang sangat penting untuk diperhatikan karena fungsi utama dari kandang adalah
memberikan kenyamanan dan melindungi ternak dari panasnya sinar matahari pada siang
hari, hujan, angin, udara dingin dan untuk mencegah gangguan seperti predator. Selain
itu, kandang juga berfungsi untuk memudahkan tata laksana pemeliharaan dalam
pemberian pakan dan minum, pengawasan terhadap ayam yang sehat dan ayam yang
sakit. Dimana sistem perkandangan yang biasa digunakan oleh peternak adalah sistem
kandang Close House dan Open House. Menurut Suprapti (2002), kualitas telur
ditentukan oleh beberapa hal, antara lain oleh faktor keturunan, kualitas makanan, sistem
pemeliharaan, iklim, dan umur telur. Mengacu pada teori diatas maka kualitas telur yang
dihasilkan pada sistem pemeliharaan ayam petelur mengggunakan kandang Close House
dan Open House akan menghasilkan kualitas telur yang berbeda.
b. Tujuan
Tujuan dari usaha budidaya ayam petelur ini antara lain :
1. Untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan mengurangi pengangguran dengan
menyerap tenaga kerja.
2. Untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat.
3. Untuk memanfaatkan potensi wilayah yang sangat potensial untuk usaha ternak ayam
petelur.
4. Dapat melakukan usaha pemeliharaan ayam petelur dengan baik dan memberikan
manfaat yang besar.
c. Peluang Pasar
Prospek atau peluangnya cukup besar untuk dikembangkan. Memberikan pendapatan
atau keuntungan yang cukup besar. Permintaan telur ayam selalu meningkat dan
pemeliharaan tidak begitu sulit. Tidak memerlukan modal yang besar dan tidak
membutuhkan tenaga kerja yang terlalu banyak. Peluang besar untuk pemasaran, tidak
memerlukan waktu yang begitu lama untuk setiap kali panen. Konsumen terdiri dari
penduduk di sekitar wilayah produksi dan toko swalayan. Konsumen yang mayoritas
pedagang dan rumah tangga yang lebih memilih produk unggas petelur dibandingkan
dengan lainnya untuk kebutuhan sehari hari menjadikan usaha ini berhasil.
BAB II
ANALISIS BIAYA
a. Biaya Investasi
No. Variabel Jumlah Harga Satuan Harga Total
1 Kandang 1.650 Rp 100.000,00 Rp 165.000.000,00
2 Lahan 187 m Rp 2.000.000,00 Rp 374.000.000,00
3 Ayam Pullet 16.500 Rp 60.000,00 Rp 990.000.000,00
Tempat Pakan dan
4
minum 3.300 Rp 2.000,00 Rp 6.600.000,00
5 Lampu 10 Rp 50.000,00 Rp 500.000,00
6 Grid 5.000 Rp 5.000,00 Rp 25.000.000,00
1 mobil, 1
7 Kendaraan
motor, 1 viar   Rp 150.000.000,00
8 Lain-lain     Rp 5.000.000,00
Total Biaya Rp 170.000.000,00

b. Biaya Tetap
No Variabel Jumlah Harga Satuan Harga Total
Rp
1 Listrik 1 bulan Rp 500.000,00
500.000,00
Rp
2 Air PAM 1 bulan Rp 500.000,00
500.000,00
3 Gaji Pegawai 20 orang Rp 2.000.000,00 Rp 40.000.000,00
4 Penyusutan Alat 5 tahun Rp 5.023.000,00 Rp 5.023.000,00
Total Biaya Rp 46.023.000,00

c. Biaya Tidak Tetap


No Variabel Jumlah Harga Satuan Harga Total
1 Pakan 2000 kg Rp 7.000,00 Rp 14.000.000,00
2 Vaksin     Rp 5.000.000,00
3 Vitamin     Rp 5.000.000,00
4 Obat-obatan     Rp 2.000.000,00
5 Lain-lain     Rp 2.000.000,00
Total Biaya Rp 28.000.000,00

d. Perhitungan Laba
 Pengeluaran
Pengeluaran = Biaya Tetap + Biaya Tidak Tetap
= Rp 46.023.000 + Rp 28.000.000
= Rp 74.023.000,00
 Pendapatan
12.000 telur : 17 butir/kg = 705 kg butir telur ayam
Pendapatan/hari = 705 kg telur ayam x Rp 20.000,00
= Rp 14.100.000,00

Pendapatan/Bulan = Rp 14.100.000,00 x 30
= Rp 423.000.000,00

Laba = Pendapatan – Pengeluaran


= Rp 423.000.000 – Rp 74.023.000
= Rp 348.977.000,00
BAB III
PELAKSANAAN WIRAUSAHA
a. Penentuan Lokasi Kandang
Ternak ayam petelur membutuhkan tempat yang tepat karena jika tempat tidak memenuhi syarat
maka usaha yang jalankan tidak akan maksimal. Ada banyak sekali pertimbangan yang harus
dilakukan sebelum memilih tempat.  Lokasi kandang usaha ayam petelur ditempatkan pada lahan
yang memenuhi persyaratan sebagai berikut :
 Jauh dari daerah pemukiman penduduk (kampung), terutama daerah yang banyak
unggasnya, sehingga akan mencegah terjadinya kontaminasi penyakit dari luar. 
 Jauh dari jalan raya yang banyak dilalui kendaraan bermotor, karena suara yang bising
dapat menyebabkan ayam berkurang telurnya akibat stress.
 Jauh dari lokasi binatang yang menganggu ayam, antara lain ular dan musang, karena
binatang tersebut menyebabkan stress pada ayam petelur. 
 Air bersih mudah diperoleh (mata air, sumur, PDAM dan lain-lain) untuk keperluan
minumnya ayam, tenaga kerja dan membersihkan kandang ayam.
 Daerahnya tidak lembab dan cukup memperoleh sinar matahari, serta bukan daerah yang
kecepatan anginnya sangat tinggi.

b. Alat Produksi

Produk utama/usaha ayam petelur ras adalah berupa telur segar. Untuk usaha ini diperlukan
antara lain lahan kering, bangunan atau rumah kandang, kandang ayam (batere). Instalasi listrik
dan air, peralatan kandang, rumah jaga dan gudang, pagar dan jalan serta ayam ras petelur
(pullet, ayam remaja betina). beberapa alat produksi wirausaha telur unggas antara lain sebagai
berikut.
1. Sistem perkandangan ayam petelur dapat berupa litter dan cage. Sistem litter
menggunakan alas berupa sekam, serbuk gergaji, atau bahan lainnya. Sistem cage dapat berupa
single bird cage (diisi satu ekor ayam, disebut juga kandang tipe baterai), multiple bird cage
(diisi 2 ekor ayam atau lebih, tidak lebih dari 8 – 10 ekor), dan colony cage (diisi 20 – 30 ekor
ayam). Lebar bangunan kandang untuk ayam petelur saat fase layer sebaiknya sekitar 8 m
apabila tipe kandang terbuka, jika lebar kandang 12 m maka perlu dilengkapi dengan ridge
ventilation. Jika ventilasi kurang baik, amoniak dari ekskreta akan mejadi racun bagi ayam,
menimbulkan gangguan pernafasan, penurunan produksi, dan penyakit cacing untuk ayam yang
dipelihara di kandang litter.
2. Litter (alas lantai). Alas lantai/litter harus dalam keadaan kering, maka tidak ada atap
yang bocor dan air hujan tidak ada yang masuk walau angin kencang. Tebal litter setinggi 10
cm, bahan litter dipakai campuran dari kulit padi/sekam dengan sedikit kapur dan pasir
secukupnya, atau hasi serutan kayu dengan panjang antara 3–5 cm untuk pengganti kulit
padi/sekam.
3. Tempat bertelur. Penyediaan tempat bertelur agar mudah mengambil telur dan kulit telur
tidak kotor, dapat dibuatkan kotak ukuran 30 x 35 x 45 cm yang cukup untuk 4–5 ekor ayam.
Kotak diletakkan didinding kandang dengan lebih tinggi dari tempat bertengger,
penempatannya agar mudah pengambilan telur dari luar sehingga telur tidak pecah dan terinjak-
injak serta dimakan. Dasar tempat bertelur dibuat miring dari kawat hingga telur langsung ke
luar sarang setelah bertelur dan dibuat lubah yang lebih besar dari besar telur pada dasar sarang.
Tempat bertengger. Tempat bertengger untuk tempat istirahat/tidur, dibuat dekat dinding dan
diusahakan kotoran jatuh ke lantai yang mudah dibersihkan dari luar. Dibuat tertutup agar
terhindar dari angin dan letaknya lebih rendah dari tempat bertelur

c. Pemilihan Jenis Unggas


Ayam petelur yang akan diternak harus memiliki kualitas yang bagus agar hasilnya optimal. Langkah pertama
yang harus anda lakukan adalah dengan memilih bibit ayam petelur yang bagus dan berkualitas. Bibit unggas
ayam petelur yang baik antara lain memiliki ciri sehat dan tidak cacat fisiknya, pertumbuhan dan
perkembangannya normal, dan berasal dari bibit yang diketahui keunggulannya.

d. Pelaksanaan Budidaya
1. Persiapan lahan, bangunan, kandang dan peralatan lainnya. Rumah kandang dan
peralatan kandang, sebelum digunakan untuk ayam, disterilkan terlebih dahulu dengan
disinfectant. Untuk mencegah penyakit dari luar, setiap orang yang masuk ke pekarangan atau
kandang harus cuci kaki dahulu dengan air yang diberi desinfectant pada pintu masuk 
2. Pembelian ayam remaja (puller) berumur 5 bulan. Ayam ini akan bertelur 2 - 1 minggu
setelah dipelihara peternak. Ayam yang baru dibeli diberi vaksin dan vitamin agar tidak mudah
terserang oleh penyakit, sehingga rata-rata kematiaannya relatif rendah. Pada akhir periode
ayam tua/kurang produktif yang dapat dijual sebagai ayam potong.
3. Ayam yang diberi pakan (concentrate), vitamin, obat-obatan dan vaksin pada tiap hari
yaitu dengan konversi pakan berkisar antara 2,18 - 2,25 yaitu untuk memperoleh 1 kg telur
dibutuhkan pakan antara 2,18 - 2,25 kg pakan.
4. Membersihkan dan memperbaiki kandang serta peralatannya pada tiap hari. Ayam sakit
yang tidak bisa tertolong lagi diafkir dan dijual serta ayam yang mati dibuang. Kotoran ayam
dikumpulkan dan dijual tiap 4 - 5 hari.
5. Setelah ayam kurang produktif lagi (umur 20 -22 bulan) maka ayam tua tersebut dijual
sebagai ayam potong. Selanjutnya kandang dibersihkan dan disterilkan selama 1 - 2 minggu
agar ayam puller yang baru diremajakan terhindar dari penyakit.
6. Tempat makan, minum dan tempat grit. Tempat makan dan minum harus tersedia cukup,
bahannya dari bambu, almunium atau apa saja yang kuat dan tidak bocor juga tidak berkarat.
Untuk tempat grit dengan kotak khusus
BAB IV
PERENCANAAN PEMASARAN PRODUK BUDIDAYA
Rencana harga yang akan saya tawarkan mengacu pada penghasilan rata rata masyarakat. tujuannya agar harga
yang akan kami tawarkan tidak terlalu membebankan masyarakat untuk membeli telur dari usaha kami,oleh
karena itu rencana harga yang saya  tawarkan Rp. 5.000/kg lebih murah dari harga telur di pasaran. Strategi
pemasaran merupakan salah satu langkah yang dilakukan  memperlancar pemasaran dan memuaskan
konsumen,strategi pemasaran ada 4 yaitu:
1. Strategi Produk. Dalam hal ini produk dapat berupa telur, dan yang tak kalah pentingnya  untuk
memenuhi kepuasan konsumen adalah melihat mutu dan manfaat produk. Target utama yang kami tuju untuk
memperlancar usaha ini adalah pasar. Di dalam pasar, banyak sekali pemasok telur yang mampu secara
kontinyu membeli telur dengan harga yang sesuai. Selain lingkungan pasar, kami akan memasarkan telur ke
berbagai rumah makan yang mempergunakan bahan dasar telur dengan kualitas terbaik.
2. Harga. Harga yang di tetapkan stabil dan bersaing dengan produsen telur lainnya,jika harga terlalu
tinggi akan mengurungkan niat pembeli,sebaliknya harga yang terlalu rendah di khawatirkan tidak dapat
memenuhi biaya produksi.pemberian diskon setiap pembelian dalam jumlah tertentu juga dapat menarik
pembeli. Harga untuk produk yang pada umumnya dijual menggunakan satuan kilogram ini kami tentukan
berdasarkan harga di pasaran pada umumnya.
3. Tempat. Tidak kalah pentingnya dengan kualifikasi produk dan harga, tempat dan pasar juga sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan pemasaran. Penentuan pasar harus didasarkan dengan kemudahan produk
telur oleh konsumen.
4. Promosi. Salah satu cara promosi yang paling banyak dilakukan adalah dengan memasang iklan,selain
memasang iklan promosi juga dapat di lakukan dengan secara langsung dari mulut ke mulut. Selain itu kami
menggunakan metode distribusi langsung dalam memasarkan barang, yaitu dengan mengunjungi pembeli ke
pasar atau rumah makan. Karena usaha kami yang belum banyak dikenal masyarakat, dengan menggunakan
metode distribusi langsung akan dengan mudah bagi kami untuk menjaring pembeli di sekitar tempat
transaksi.
BAB V
PENUTUP

  Dari pemahaman tersebut dapat kami simpulkan bahwa dalam membuka usaha beternak ayam
petelur cukup menguntungkan. Selain itu, usaha ini juga cukup mudah untuk ditekuni. Apabila usaha
ini sudah berkembang akan membutuhkan tenaga kerja yang cukup banyak dan di bagi ke dalam
bagian-bagian. Dalam suatu usaha, tentunya akan menentukan hambatan-hambatan, antara lain harga
bahan baku yang tidak stabil, dalam hal ini adalah harga pakan induka yang cenderung naik. Selain
itu, untuk mencapai kesuksesan dalam setiap usaha diperlukan kegigihan dan pantang menyerah.
Pemeliharaan akan ayam petelur yang tidak begitu sulit untuk dilaksanakan,beternak ayam petelur
tidak membutuhkan tenaga kerja yang banyak. Berwirausaha dibidang pemeliharaan ayam petelur
memiliki prospek yang cerah dengan resiko yang kecil dan tidak memerlukan modal yang
besar. Usaha peternakan unggas petelur ini merupakan suatu kegiatan yang menjanjikan di bidang
kewirausahaan.

Anda mungkin juga menyukai