PENDAHULUAN
Salah satu masalah yang terjadi dalam bidang kedokteran adalah adanya
memungkinkan jalannya pembuluh darah, tempat sumsum tulang dan syaraf yang
tulang adalah organ yang kita butuhkan untuk melakukan aktifitas sehari–hari,
kerusakan yang terjadi pada tulang kita. Sebagian orang mengira tulang adalah
jaringan mati yang pasif, padahal sesungguhnya tidak. Tulang adalah jaringan
tulang penderita mudah patah, biasanya dikarenakan sedikit atau tidak ada trauma.
OI juga biasa disebut dengan “Brittle Bone Disease”. OI berbeda – beda tingkat
keparahannya pada setiap orang, mulai dari tipe mild hingga tipe severe yang
1
2
mengalami kelemahan otot, joint laxity, dan skeletal malformasi (NHGRI, 2017).
Kelainan ini ditemukan pada anak dengan insidensi 1 dari 20.000 kelahiran
dan saat ini terdapat 3.000 pengidap OI dari 80 juta anak di Indonesia. Kejadian
OI sama antara laki-laki dan perempuan serta dapat terjadi di semua kelompok ras
mengenai penyakit ini yang masih kurang serta biaya pengobatan yang termasuk
tinggi. Banyak keluarga yang pasrah karena merasa anaknya tidak bisa
disembuhkan dan banyak kejadian salah diagnosis yang menyebabkan anak justru
klinis yang bervariasi, mulai dari bentuk yang letal saat perinatal hingga bentuk
yang ringan. Fraktur dan deformitas tulang dapat terjadi walau dengan trauma
ringan. Gejala klinisnya sangat bervariasi antar penderita walaupun dalam tipe
mobilitas dan kemandirian, serta mengatasi masalah lain yaitu penanganan fraktur
berulang dan gangguan pendengaran. Modalitas terapi yang lain termasuk operasi,
kembang dan masalah psikososial dapat terjadi pada anak dengan penyakit kronik
seperti halnya OI, yaitu rendahnya kemandirian pasien, kurangnya rasa percaya
diri, gangguan prestasi belajar serta masalah psikososial lain yang perlu mendapat
3
serta kepatuhan berobat penting untuk tata laksana yang optimal (Situmorang,
2016).
prostesis dalam hal alat bantu kesehatan berupa ortosis maupun prostesis untuk
kesehatan fisik dan psikis berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk
diakibatkan oleh adanya gangguan fungsi dan gerak anggota tubuh dan trunk
(batang tubuh) serta hilangnya bagian anggota gerak tubuh yang dapat
pada knee dan ankle yang secara tidak langsung berefek pula pada hip melalui
SIDOARJO”.
4
B. Landasan Teori
1. Osteogenesis Imperfecta
a. Definisi
tulang penderita mudah patah, biasanya dikarenakan sedikit atau tidak ada trauma.
OI juga biasa disebut dengan “Brittle Bone Disease”. OI berbeda – beda tingkat
keparahannya pada setiap orang, mulai dari tipe mild hingga tipe severe yang
mengalami kelemahan otot, joint laxity, dan skeletal malformasi (NHGRI, 2017).
b. Etiologi
OI disebabkan oleh satu dari beberapa gen yang tidak bekerja sebagaimana
mestinya. Gen yang membawa informasi herediter kita. Masing – masing dari kita
membawa 2 copy dari sebagian besar gen, dari masing – masing orang tua. Gen
adalah material pada tulang yang membantu tulang agar kuat. Ketika gen ini tidak
bekerja sebagaimana mestinya, maka dalam tubuh tidak terdapat kolagen yang
cukup, atau kolagen tidak bekerja sebagaimana mestinya. Hal ini lah yang
mewarisi gen yang tidak bekerja dengan baik dari 1 orang tua. Beberapa mewarisi
dari kedua orang tua mereka. Pada beberapa kasus, kedua orang tua tidak
5
mewariskan gen ini, tetapi gen pada penderita berhenti bekerja sebagaimana
OI dapat berkisar dari tipe mild hingga severe dan gejalanya bermacam – macam
1) Malformasi tulang
3) Joint laxity
4) Kelemahan otot
6) Triangular face
8) Curved spine
9) Gigi rapuh
d. Diagnosa
Tidak ada single test yang dapat mendiagnosa OI. Untuk mendiagnosa OI,
1) Riwayat keluarga
2) Riwayat medis
4) X – Ray
Dokter juga dapat melakukan tes kolagen (dari kulit) atau gen (dari darah).
Hal ini dapat memakan waktu beberapa minggu untuk melihat hasil tes tersebut
(Osteoporosis, 2015).
e. Tipe
Menurut (Osteoporosis, 2015) ada 8 tipe pada OI. Pasien dengan tipe 2, 3, 7,
1) Tipe I
f) Triangular face
2) Tipe II
3) Tipe III
a) Tipe paling parah diantara pasien yang bertahan hidup saat fase neonatal
c) Perawakan kecil
e) Ligament laxity dan perkembangan otot buruk pada lengan dan tungkai
h) Spinal curvature
4) Tipe IV
5) Tipe V
c) Calus – callus besar yang tidak biasa, disebut hypertropic callus, pada
g) Dominan keturunan.
6) Tipe VI
a) Secara klinis tanda dan gejala sama dengan OI tipe IV tetapi sangat
jarang terjadi
darah
menggunakan mikroskop
7) Tipe VII
b) Dalam contoh lain, tanda dan gejala sama dengan tipe II OI letal, kecuali
bayi dengan warna sclera putih, kepala kecil dan wajah bulat
c) Perawakan kecil
kebawah).
10
8) Tipe VIII
a) Tanda dan gejal sama dengn OI tipe II lethal atau OI tipe III, kecuali bayi
f. Treatment
mengontrol gejala yang berbeda – beda pada setiap pasien. Intervensi awal sangat
penting untuk memastikan kualitas hidup pasien yang optimal. Treatment OI dan
1) Perawatan Fraktur
Casting, splinting, dan bracing pada tulang yang fraktur dapat membantu
tulang tersebut untuk pulih secara tepat. Bagaimanapun, tulang dapat melemah
jika ditempatkan pada satu posisi dalam jangka waktu yang lama. Petugas medis
tulang.
2) Physical Therapy
Tujuan physical therapy adalah untuk menjaga fungsi dalam banyak aspek
motor skill yang terlambat karena otot mereka lemah. Program rehabilitasi fisik
dapat termasuk penguatan otot deltoid, biceps, dan otot – otot bawah yang
penting, seperti gluteus maximus, gluteus medius, dan otot extensor trunk. Ketika
11
otot – otot ini kuat, anak dapat mengangkat lengannya untuk melawan gravitasi
3) Bracing
Untuk beberapa orang dengan OI, memakai brace pada tungkai dapat men-
support otot yang lemah, mengurangi nyeri, dan menjaga joint tetap pada posisi
4) Operasi
metal pada tulang panjang di tungkai. Hal ini akan menguatkan tulang tersebut
5) Obat – obatan
tersebut juga berguna untuk pasien OI, terutama pada anak – anak. Obat ini tidak
membentuk tulang baru, tetapi memperlambat kerusakan tulang yang ada. Namun,
Alat bantu dengar untuk penderita yang kehilangan pendengaran, crowns dan
alat dental lain yang serupa untuk mengatasi brittle teeth, tabung oksigen untuk
Gambar 1.1
Hasil Rotegen Pasien OI
a. Definisi
Knee ankle foot orthosis (KAFO) adalah alat yang digunakan untuk
membantu fungsi dari telapak kaki sampai atas lutut, penguat anggota gerak
bawah dan juga dapat mencegah deformitas lebih lanjut (Wardono, 2006).
Terdapat berbagai jenis KAFO dilihat dari desain dan fungsinya pada
pergelangan kaki dan lutut. Sebelum memutuskan jenis KAFO yang akan dipakai
pasien, harus diketahui tempat tinggal, jenis pekerjaan, keluhan, perawatan lain
yang diinginkan, jenis alas kaki yang tidak cocok, cara berjalan, lingkup gerak
ketidakseimbangan otot, luka bakar, kontraktur, spastisitas, kaki yang tidak sama
13
KAFO sendiri terdapat bagian-bagian yang memiliki peran dan fungsi saling
terkait satu sama lain. Komponen yang berguna untuk telapak kaki merupakan
alas atau bagian paling rendah dari KAFO, namun bagian ini memiliki peran
mengoreksi tinggi badan sehingga kedua kaki mempunyai tinggi yang sama.
untuk menopang gaya yang dihasilkan oleh anggota tubuh dan juga segmen
KAFO bagian lutut dan paha. Bagian pengunci yang terletak di lutut berfungsi
memiliki kelemahan otot untuk menopang berat badan ketika sedang berjalan.
Bagian pengunci lutut ini biasanya menggunakan drop lock knee joint, yang
merupakan bagian paling atas dari sebuah KAFO yang berfungsi untuk menopang
paha ataupun tulang pantat dari pasien. Sedangkan sabuk merupakan pelengkap
yang berfungsi menahan anggota tubuh yang ditopang KAFO agar tidak keluar
b. Jenis KAFO
1) Jenis knee ankle foot orthosis (KAFO) menurut materialnya ada 3 yaitu:
KAFO tipe ini terdiri dari metal uprights dengan knee joints yang
dihubungkan dengan moulded AFO section (dengan atau tanpa joint) dan moulded
14
thigh section. Moulded section dapat terbuat dari bahan polyprophylene (PP) atau
Kontraindikasi custom plastic KAFO adalah insensate skin, oedema, scar area.
dari custom plastic KAFO adalah panas dan berkeringat, banyak waktu terbuang
b) Conventional KAFO
Merupakan jenis KAFO dengan side bar, knee joint, dan ankle joint. Metal
cuff dilapisi kulit yang terletak pada thigh dan calf, dan dihubungkan langsung
permukaan terluar profil kaki pasien dari anterior serta bending yaitu proses
KAFO adalah pasien dengan fluctuating edema, pasien yang tidak memungkinkan
untuk di casting, pasien yang tidak dapat mentoleransi kontak plastic KAFO
kuat, pasien bekerja pada lingkungan yang basah, pasien yang mempertimbangkan
pengukuran yang sederhana (tidak memerlukan proses casting), lebih dingan dari
Kekurangan conventional KAFO adalah tekanan yang lebih tinggi pada kulit,
kontrol yang kurang karena luas permukaannya kecil, lebih berat, kosmetik yang
kurang bagus, kontrol kaki tergantung pada sepatu sehingga tidak bebas berganti
c) Hybrid KAFO
Indikasi pemakaian KAFO jenis ini adalah pasien dengan kecenderungan distal
odema. KAFO jenis ini pada sisi proksimalnya (tungkai atas) menggunakan desain
ataupun sebaliknya.
Gambar 1.4
Hybrid KAFO
pemakaian jenis ini adalah pasien dengan fraktur atau pasien yang tidak bisa
menumpu berat badannya secara langsung sehingga tumpuan berat badan pasien
akan dipindahkan ke ischial seat. Kontraindikasi KAFO jenis ini adalah hip
dislokasi. Keuntungan dari jenis ini adalah bentuk quadrilateral pada bagian
b) Anterior Shell
Anterior Shell KAFO adalah jenis KAFO yang memiliki penopang di bagian
depan. Indikasi dari KAFO jenis ini adalah ketika terjadi knee collaps, ada luka
dan luka pada bagian anterior. Keuntungannya adalah pasien dapat duduk dengan
c) Posterior Shell
Posterior shell KAFO adalah jenis KAFO yang memiliki penopang di bagian
belakang. Indikasi dari KAFO jenis ini adalah ketika terjadi hyperextension knee,
adalah knee collaps, luka pada bagian posterior, dan posterior cruciate ligament
laxity. Keuntungannya adalah mudah dalam pemakaian dan semua tekanan berada
pasien duduk.
c. Komponen KAFO
1) Knee Joint
Pada KAFO, secara umum terdapat 4 jenis knee joint. Setiap jenis knee joint
dengan kebutuhan pasien. Ada beberapa jenis knee joint untuk KAFO, yaitu:
18
a) Free Motion
Jenis knee joint yang memiliki pergerakan bebas dan memiliki extension stop
180˚, knee joint ini tidak memiliki kuncian. Knee joint ini memiliki indikasi yaitu
joint, knee extensor muscle > grade 4, hip extensor muscle > grade 4.
Kontraindikasi dari knee joint ini adalah jika knee extensor muscle < grade 4, hip
extensor muscle < grade 4. Keuntungan dari knee joint ini adalah dapat
b) Drop Lock
Jenis knee joint ini sama seperti free motion hanya ditambah kuncian untuk
hyperextension pada knee joint, knee extensor muscle <grade 3, hip extensor
berfungsi dengan baik, knee extensor muscle >grade 3, hip extensor muscle
c) Bail Lock
Yaitu jenis knee joint dimana terdapat mekanisme posterior joint locking
joint, knee extensor muscle <grade3, hip extensor muscle <grade 3, tangan atau
adalah knee joint dapat dikontrol dengan baik. Kerugiannya adalah pasien harus
d) Posterior Offset
Jenis knee joint ini memiliki keseimbangan joint center untuk meningkatkan
medial-lateral knee joint, knee extensor muscle >grade 3+, hip extensor muscle
>grade 4, dan pasien yang berusia lanjut (akan menambah kestabilan knee joint).
Kontraindikasinya adalah jika knee extensor muscle <grade 3+, dan hip extensor
phase, mudah dibuat, dan ringan. Kerugiannya adalah tidak aman jika digunakan
Jenis knee joint ini sama seperti free motion hanya ditambah komponen pada
bagian posterior. Jenis knee joint ini dapat dikunci dalam berbagai derajat fleksi.
Jenis knee joint ini biasanya digunakan untuk pasien kontaktur knee dan bertujuan
Gambar 1.6
Adjustable Component
a) Rigid
Ankle joint jenis ini digunakan untuk mengoreksi spastisitas pada ankle joint.
Trimline pemotongan pada area ankle joint berada di depan mallelus. Ankle joint
b) Flexible
Yang membedakan ankle joint jenis ini dengan jenis rigid adalah pada
pemotogan trimline. Trimline pada ankle untuk jenis ini berada di belakang
maleolus. Indikasi pemakaian ankle joint jenis ini adalah pada kasus drop foot dan
masih ada kekuatan otot pada ankleminimal grade 1. Kelebihan dari ankle joint
jenis ini adalah dapat membantu mengkontrol ankle joint sekaligus melatih otot-
c) Jointed
Ankle joint jenis ini memiliki tambahan sendi yang berguna untuk
mengkontrol gerakan plantarfleksi dan dorsifleksi. Fungsi dan indikasi dari ankle
d) Conventional
Ankle joint jenis ini hampir sama dengan jenis jointed, perbedaannya adalah
3. Patological Gait
Instability of the knee joint dapat diamati dari sisi lateral pada saat permulaan
stance phase. Hal ini disebabkan karena hip joint terlalu banyak ekstensi sehingga
GRF tidak cukup jauh pada anterior knee. Knee tidak dapat mempertahankan
Instability of the hip joint dapat diamati dari pandangan lateral. Hip joint
ekstensi harus diberhentikan sesaat setelah foot flat. Jika ekstensinya terlalu
kebelakang. Posisi hip joint akan menjadi lebih posterior sehingga menyebabkan
Ground Reaction Force (GRF) jatuh jauh di depan hip join dan menyebabkan
c. Abduction gait
Abduction gait dapat diamati dari sisi anterior atau posterior. Penyebabnya
yaitu knee tidak fleksi selama swing phase sehingga menyebabkan ortotik terlalu
panjang saat swing dan menyebabkan abduction gait. Selain itu abduction gait
Lateral trunk bending dapat diamati dari pandangan anterior atau posterior.
support orthosis pada bagian lateral terlalu sedikit sehingga menyebabkan pasien
e. Circumduction
Circumduction dapat diamati dari sisi anterior atau posterior. Penyebab gait
f. Vaulting
Vaulting dapat diamati dari pandangan anterior atau posterior. Penyebab dari
gait deviasi vaulting adalah pasien tidak memfleksikan knee dan jika pasien
mencondongkan tubuhnya kedepan hip ektensi stop tidak contact sehingga knee
tidak fleksi.
g. Medial whip
Penyebabnya adalah hip joint atau knee joint terlalu eksternal rotasi. Jika sudah
memakai orthosis, medial whip bisa disebabkan karena orthosis tersebut berotasi
pada tungkai.
h. Lateral whip
Penyebabnya adalah hip joint atau knee joint terlalu internal rotasi. Jika sudah
memakai orthosis, lateral whip bisa disebabkan karena orthosis tersebut berotasi
pada tungkai.
i. Hand rush
Hand rush dapat diamati dari pandangan anterior. Penyebab terjadinya hand
rush adalah kekuatan otot pada sendi lutut lemah sehingga menyebabkan kaki
cenderung fleksi yang akan menyebabkan kaki pasien lemah dan pasien
24
memegang lututnya yang berfungsi untuk menstabilkan knee agar tidak cenderung
fleksi knee.
j. Trendelenburg’s
menaikkan kaki dan mentransfer berat badan ke kaki lainnya. Dalam melangkah
pasien akan cenderung lebih pendek pada sisi yang terkena kecacatan dan
C. Tujuan Penulisan
Tujuan Umum : (1) mengetahui salah satu peranan yang dapat dilakukan oleh
pemberian KAFO. Tujuan khusus : (1) mengetahui fungsi dari KAFO pada kasus
Osteogenesis Imperfecta.
D. Manfaat Penelitian
Imperfecta serta penanganannya, (2) Mengetahui tata cara pembuatan Knee Ankle