Anda di halaman 1dari 124

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

BAB I
PENDAHULUAN

Laporan keuangan SKPD Tahun 2017 disusun secara tepat waktu


mengacu pada standar akuntansi pemerintahan (SAP) dalam rangka
mewujudkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan
daerah. Laporan keuangan dimaksud meliputi Laporan Realisasi Anggaran (LRA),
Neraca SKPD, dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).
Laporan Realisasi Anggaran (LRA) merupakan laporan keuangan SKPD
yang menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya, yang
menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu
periode laporan. Sedangkan Neraca SKPD merupakan laporan keuangan yang
menggambarkan posisi keuangan SKPD mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas
pada tanggal tertentu.
Sementara itu, Catatan atas Laporan Keuangan merupakan penjelasan
naratif atas Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan Neraca. Catatan atas Laporan
Keuangan juga menyajikan informasi tentang Kebijakan Akuntansi yang
digunakan sebagai dasar penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Tahun
Anggaran 2017.
1.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan
Penyusunan laporan keuangan SKPD Tahun 2017 dimaksudkan
untuk menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna
laporan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi selama periode
Tahun Anggaran 2017. Laporan keuangan SKPD bertujuan untuk
memberikan informasi mengenai :
a. Kesesuaian cara memperoleh sumber daya ekonomi dan alokasinya
dengan anggaran yang ditetapkan;
b. Jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan serta
hasil-hasil yang telah dicapai; dan

1
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

c. Perubahan posisi keuangan SKPD selama pelaksanaan APBD Tahun


2017.
1.2 Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan
Landasan hukum yang mendasari penyusunan laporan keuangan
SKPD Tahun 2017, meliputi :
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara;
3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara;
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah;
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antar Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
10. Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2006 tentang Pokok-Pokok
Pengelolaan Keuangan Daerah;
11. Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2013 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Jepara Tahun Anggaran
2014;

2
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

12. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2014 tentang Perubahan


Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Jepara Tahun
Anggaran 2014;
13. Peraturan Bupati Nomor 51 Tahun 2013 tentang Penjabaran
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Jepara Tahun
2014; dan
14. Peraturan Bupati Nomor 41 Tahun 2014 tentang Penjabaran
Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten
Jepara Tahun Anggaran 2014.
1.3 Sistematika Penulisan Catatan atas Laporan Keuangan
Penulisan Catatan atas Laporan Keuangan SKPD Tahun 2017,
disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
1.1 Maksud Dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan
1.2 Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan
1.3 Sistematika Penulisan Catatan Atas Laporan Keuangan
Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan, dan Pencapaian Target
Kinerja APBD
2.1 Ekonomi Makro
2.2 Kebijakan Keuangan
2.3 Program Pencapaian Target Kinerja APBD
Bab III Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan
3.1 Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan
3.2 Hambatan Dan Kendala Yang Ada Dalam Pencapaian
Target Yang Telah Ditetapkan
Bab IV Kebijakan Akuntansi
4.1 Entitas Akuntansi dan Entitas Pelaporan Keuangan Daerah
4.2 Basis Akuntansi Yang Mendasari Penyusunan Laporan
Keuangan
4.3 Basis Pengukuran Yang Mendasari Penyusunan Laporan
Keuangan

3
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

4.4 Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan Dengan


Ketentuan Yang Ada Dalam SAP
Bab V Penjelasan Pos-pos Laporan Keuangan
5.1 Penjelasan Pos-pos Neraca
5.2 Penjelasan Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran
5.3 Penjelasan Pos-pos Laporan Operasional
5.4 Penjelasan Pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas
Bab VI Penjelasan Atas Informasi-Informasi Non Keuangan
6.1 Entitas Akuntansi
6.2 Informasi-Informasi Lain
Bab VII Penutup

4
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

BAB II
EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN,
DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD

2.1 Ekonomi Makro


Dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
sangat dipengaruhi oleh besaran-besaran makro ekonomi seperti
pertumbuhan ekonomi, nilai tukar rupiah, dan tingkat inflasi.
2.2 Kebijakan Keuangan
Kebijakan keuangan pemerintah daerah, dalam hal ini di SKPD Dinas
Komunikasi dan Informatika Kabupaten Jepara, mencakup aspek
kebijakan dibidang penerimaan/pendapatan dan kebijakan untuk
mengoptimalkan pendapatan daerah, Pemerintah Daerah menggali
potensi penerimaan daerah yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah,
Pendapatan Transfer/Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan yang
sah. Sedangkan dibidang pengeluaran, Pemerintah Daerah melakukan
pengeluaran antara lain untuk pemenuhan kebutuhan pelayanan dasar
masyarakat, stimulasi pertumbuhan ekonomi di sektor riil dan
pengeluaran lainnya yang mengarah pada efisiensi dan efektivitas.
2.3 Program Pencapaian Target Kinerja
Untuk pencapaian target kinerja tahun anggaran 2017, SKPD Dinas
Komunikasi dan Informatika Kabupaten Jepara mempunyai 9 program
dalam urusan pelayanan umum, dimana dari masing-masing program
tersebut terdapat beberapa kegiatan yang mengikutinya. Program-
program APBD SKPD Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten
Jepara yang dilaksanakan pada tahun 2017 adalah sebagai berikut :
a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran;
b. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan;
c. Program Pengembangan Data/Informasi;

5
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

d. Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil


Kepala Daerah;
e. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi Publik;
f. Program Pengkajian dan Penelitian Bidang Informasi dan
Komunikasi;
g. Program Fasilitasi Peningkatan SDM Bidang Komunikasi dan
Informasi;
h. Program Kerjasama Informasi Dengan Media Massa; dan
i. Program Pengembangan Komunikasi, Informasi, dan Media Massa;

6
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

BAB III
IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN

3.1 Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan

SKPD Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Jepara memperoleh


Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tahun anggaran 2017 secara
keseluruhan sebesar Rp. 8.665.390.000,- yang terdiri dari :
Anggaran
No. Uraian
(Rp)
1. Pendapatan 755.800.000,-

2. Belanja Operasi 7.122.151.000,-

3. Belanja Modal 787.439.000,-

JUMLAH 8.665.390.000,-

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang diperoleh SKPD Dinas


Komunikasi dan Informatika Kabupaten Jepara berdasarkan kepada
Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Satuan Kerja Perangkat
Daerah Kabupaten Jepara Tahun Anggaran 2017 Perda Nomor 14
Tahun 2017 sebesar Rp. 8.665.390.000,- terdiri dari Anggaran
Belanja sebesar Rp. 7.909.590.000,- dan Anggaran Pendapatan
sebesar Rp. 755.800.000,-.
Realisasi pencapaian target kinerja keuangan SKPD Dinas Komunikasi
dan Informatika Kabupaten Jepara selama tahun 2017 dapat dirinci
sebagai berikut :

Anggaran Realisasi
No Uraian %
(Rp) (Rp)
1 2 3 4 5=(4/3)

1. Pendapatan 755.800.000,- 549.458.662,-


72.7

7
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

- Pendapatan Asli
755.800.000,- 549.458.662,- 72.7
Daerah

2. Belanja 7.909.590.000,- 7.286.365.712,- 92.1

- Belanja Operasi 7.122.151.000,- 6.519.527.216,- 91.5

- Belanja Modal 787.439.000,- 766.838.496,- 97.4

JUMLAH 8.665.390.000,- 7.286.365.712,- 84.1

Realisasi pencapaian target kinerja keuangan tersebut dapat diuraikan


sebagai berikut :

3.1.1 Pendapatan Daerah

Realisasi pencapaian pendapatan daerah tahun 2017 mencapai


hasil 72.7 % dari target yang ditetapkan, hal ini dicapai dari
hasil penerimaan pendapatan asli daerah yang optimal yaitu
sebesar Rp. 549.458.662,- dari target sebesar Rp.
755.800.000,- atau 72.7 % yang dirinci dalam rekening
pendapatan sebagai berikut :
TARGET
NO URAIAN REALISASI %
1 TAHUN
1 2 3 4 5
1 Pendapatan 500.000.000,- 290.708.880,- 58.1
Retribusi
Pengendalian
Menara
Telekomunikasi
2 Pendapatan dari 255.800.000,- 258.749.782,- 101.
hasil 2
pemanfaatan
atau
pendayagunaan
kekayaan
daerah yang

8
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

TARGET
NO URAIAN REALISASI %
1 TAHUN
tidak
dipisahkan
755.800.000, 549.458.662,
TOTAL 72.7
- -

3.1.2 Belanja Daerah

Realisasi belanja sampai akhir tahun 2017 sebesar Rp.


7.286.365.712,- atau 92.1 %, dengan demikian jumlah
anggaran belanja yang tidak dapat diserap sebesar Rp.
623.224.288,- atau 7.9 % yang dirinci dalam kegiatan-kegiatan
sebagai berikut :

NAMA ANGGARAN
NO REALISASI %
KEGIATAN 1 TAHUN
1 2 3 4 5
1 Belanja Tidak 2.983.565.000,- 2.619.883.711,- 87.8
Langsung
2 Belanja 175.925.000,- 164.850.000,- 93.7
Honorarium
PNS
3 Belanja Bahan 190.235.000,- 155.397.040,- 81.7
Pakai Habis
4 Belanja 34.570.000,- 34.079.000,- 98.6
Bahan/Materi
al
5 Belanja Jasa 1.373.192.000,- 1.357.660.069,- 98.9
Kantor
6 Belanja Premi 4.500.000,- 1.084.800,- 24.1
Asuransi
7 Belanja 33.162.000,- 31.145.101,- 93.9
Perawatan
Kendaraan
Bermotor
8 Belanja Cetak 356.925.000,- 347.963.900,- 97.5

9
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

NAMA ANGGARAN
NO REALISASI %
KEGIATAN 1 TAHUN
dan
Penggandaan
9 Belanja Sewa 8.000.000,- 8.000.000,- 100
Sarana
Mobilitas
10 Belanja Sewa 99.500.000,- 99.500.000,- 100
Perlengkapan
dan Peralatan
11 Belanja 137.335.000,- 93.406.300,- 68.0
Makanan dan
Minuman
12 Belanja 14.000.000,- 14.000.000,- 100
Pakaian
Khusus dan
Hari-Hari
Tertentu
13 Belanja 364.970.000,- 346.442.295,- 94.9
Perjalanan
Dinas
14 Belanja 332.192.000,- 295.700.000,- 89.0
Pemeliharaan
15 Belanja Jasa 140.950.000,- 139.225.000,- 98.8
Pihak Ketiga
16 Belanja 12.000.000,- 11.950.000,- 99.6
Kursus,
Pelatihan,
Sosialisasi,
Bimbingan
teknis,
Workshop dan
Pengembanga
n Manajemen
Kepegawaian
17 Belanja 850.430.000,- 791.960.000,- 93.1
Pembayaran
Jasa Tenaga
Ahli/
Narasumber,
Jasa PNS dan
Non PNS

10
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

NAMA ANGGARAN
NO REALISASI %
KEGIATAN 1 TAHUN
18 Belanja 4.700.000,- 4.700.000,- 100
Hadiah
19 Belanja Tamu 6.000.000,- 2.580.000,- 43.0
Pemerintah
Daerah
20 Belanja Modal 620.134.000,- 601.886.996,- 97.1
Peralatan dan
Mesin
21 Belanja Modal 83.110.000,- 81.901.500,- 98.5
Jalan, Irigasi,
dan Jaringan
22 Belanja Modal 84.195.000,- 83.050.000,- 98.6
Aset Tetap
Lainnya
7.909.590.000 7.286.365.712,-
,-

3.2 Hambatan dan Kendala Yang Ada Dalam Pencapaian Target Yang
Telah Ditetapkan
Secara umum beberapa hambatan atau kendala yang ada dalam
pencapaian target Realisasi Belanja dan Pendapatan yang tidak optimal
antara lain :
A. Realisasi Belanja
a) Hosting dan Sewa Domain Website Desa
- Mendapat bantuan biaya konsumsi pelatihan dari Provinsi
Jawa Tengah jadi terdapat kelebihan anggaran.
B. Realisasi Pendapatan
a) Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi
- Adanya perubahan Peraturan Daerah (Perda) tentang
Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi.

11
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

BAB IV
KEBIJAKAN AKUNTANSI

4.1 Entitas Akuntansi dan Entitas Pelaporan Keuangan Daerah


Setiap satuan kerja perangkat daerah dilingkungan Pemerintah
Kabupaten Jepara yang menerima anggaran belanja atau mengelola
barang adalah entitas akuntansi yang wajib menyelenggarakan
akuntansi, dan secara periodik menyiapkan laporan keuangan menurut
standar akuntansi pemerintahan. Laporan keuangan tersebut
disampaikan secara intern dan berjenjang kepada unit yang lebih tinggi
dalam rangka penggabungan laporan keuangan oleh entitas pelaporan.
Dalam penyelenggaraan sistem akuntansi Pemerintah Kabupaten
Jepara Tahun Anggaran 2017, yang merupakan entitas akuntansi adalah
SKPD yang dibentuk berdasarkan :
a. Perda Kabupaten Jepara Nomor 16 Tahun 2010 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Kabupaten Jepara;
b. Perda Kabupaten Jepara Nomor 17 Tahun 2010 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Jepara;
c. Perda Kabupaten Jepara Nomor 18 Tahun 2010 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Jepara;
d. Perda Kabupaten Jepara Nomor 19 Tahun 2010 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Jepara; dan
e. Perda Kabupaten Jepara Nomor 07 Tahun 2013 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Jepara.
Entitas Pelaporan adalah Pemerintah Kabupaten Jepara dan satuan
kerja perangkat daerah dilingkungan Pemerintah Kabupaten Jepara yang
menurut peraturan perundang-undangan wajib menyampaikan laporan
pertanggungjawaban berupa laporan keuangan. Pemerintah Kabupaten

12
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

Jepara sebagai entitas pelaporan terdiri dari satu atau lebih entitas
akuntansi.
4.2 Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan
Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan
pemerintah daerah adalah Basis Akrual, entitas pelaporan dan entitas
akuntansi menyelenggarakan akuntansi berbasis akrual, menyajikan
Laporan Realisasi Anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam
peraturan perundang-undangan tentang anggaran.
Basis Akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh
transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu
terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau
dibayar.
4.3 Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan
4.3.1 Kebijakan Laporan Realisasi Anggaran
1. Ruang Lingkup
Kebijakan ini diterapkan dalam penyajian Laporan Realisasi
Anggaran yang disusun dan disajikan dengan menggunakan
anggaran berbasis kas. Kebijakan ini berlaku untuk setiap entitas
akuntansi dan entitas pelaporan, yang memperoleh anggaran
berdasarkan APBD, tidak termasuk perusahaan daerah.
2. Struktur Laporan Realisasi Anggaran
Laporan Realisasi Anggaran menyajikan informasi realisasi
pendapatan-LRA, belanja, transfer, surplus/defisit-LRA, dan
pembiayaan, yang masing-masing diperbandingkan dengan
anggarannya dalam satu periode.
Dalam Laporan Realisasi Anggaran harus diidentifikasikan
secara jelas, dan diulang pada setiap halaman laporan, jika
dianggap perlu, informasi berikut :
(a) nama entitas akuntansi/entitas pelaporan atau sarana
identifikasi lainnya;
(b) cakupan entitas akuntansi/entitas pelaporan;

13
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

(c) periode yang dicakup;


(d) mata uang pelaporan; dan
(e) satuan angka yang digunakan.
3. Periode Pelaporan
Laporan Realisasi Anggaran disajikan sekurang-kurangnya
sekali dalam setahun. Dalam situasi tertentu tanggal laporan
suatu entitas berubah dan Laporan Realisasi Anggaran tahunan
disajikan dengan suatu periode yang lebih panjang atau pendek
dari satu tahun, entitas mengungkapkan informasi sebagai
berikut:
(a) alasan penggunaan periode pelaporan tidak satu tahun; dan
(b) fakta bahwa jumlah-jumlah komparatif dalam Laporan
Realisasi Anggaran dan catatan-catatan terkait tidak dapat
diperbandingkan.
4. Isi Laporan Realisasi Anggaran
Laporan Realisasi Anggaran sekurang-kurangnya mencakup
pos-pos sebagai berikut :
(a) Pendapatan-LRA;
(b) Belanja;
(c) Transfer;
(d) Surplus/defisit-LRA;
(e) Penerimaan pembiayaan;
(f) Pengeluaran pembiayaan;
(g) Pembiayaan netto; dan
(h) Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran (SiLPA / SiKPA).
Pos, judul, dan sub jumlah lainnya disajikan dalam Laporan
Realisasi Anggaran apabila diwajibkan kebijakan akuntansi ini,
atau apabila penyajian tersebut diperlukan untuk menyajikan
Laporan Realisasi Anggaran secara wajar.

14
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

5. Informasi yang Disajikan dalam Laporan Realisasi


Anggaran atau dalam Catatan Atas Laporan Keuangan
Entitas akuntansi dan entitas pelaporan menyajikan
klasifikasi pendapatan menurut jenis pendapatan-LRA dalam
Laporan Realisasi Anggaran, dan rincian lebih lanjut jenis
pendapatan disajikan pada Catatan atas Laporan Keuangan.
Entitas akuntansi dan entitas pelaporan menyajikan
klasifikasi belanja menurut jenis belanja dalam Laporan Realisasi
Anggaran. Klasifikasi belanja menurut organisasi disajikan dalam
Laporan Realisasi Anggaran atau di Catatan atas Laporan
Keuangan. Klasifikasi belanja menurut fungsi disajikan dalam
Catatan atas Laporan Keuangan.
6. Akuntansi Surplus/Defisit LRA
Selisih antara pendapatan-LRA dan belanja selama satu
periode pelaporan dicatat dalam pos Surplus/Defisit-LRA.
7. Akuntansi Pembiayaan
Pembiayaan (financing) adalah seluruh transaksi keuangan
Pemerintah Daerah, baik penerimaan maupun pengeluaran, yang
perlu dibayar atau akan diterima kembali, yang dalam
penganggaran Pemerintah Daerah terutama dimaksudkan untuk
menutup defisit dan atau memanfaatkan surplus anggaran.
Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari pinjaman,
dan hasil divestasi. Sementara, pengeluaran pembiayaan antara
lain digunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman,
pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan penyertaan modal
oleh Pemerintah Daerah.
7.1 Akuntansi Penerimaan Pembiayaan
Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima pada
Rekening Kas Umum Daerah. Akuntansi penerimaan
pembiayaan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu
dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat

15
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan


pengeluaran).
7.2 Akuntansi Pengeluaran Pembiayaan
Pengeluaran pembiayaan diakui pada saat dikeluarkan
dari Rekening Kas Umum Daerah.
7.3 Akuntansi Pembiayaan Netto
Selisih lebih/kurang antara penerimaan dan
pengeluaran pembiayaan selama satu periode pelaporan
dicatat dalam Pembiayaan Neto.
8. Akuntansi Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran
(SiLPA/SiKPA)
Selisih lebih/kurang antara realisasi pendapatan-LRA dan
Belanja, serta penerimaan dan pengeluaran pembiayaan selama
satu periode pelaporan dicatat dalam pos SiLPA/SiKPA.
9. Transaksi dalam Mata Uang Asing
Transaksi dalam mata uang asing harus dibukukan dalam
mata uang rupiah. Dalam hal tersedia dana dalam mata uang
asing yang sama dengan yang digunakan dalam transaksi, maka
transaksi dalam mata uang asing tersebut dicatat dengan
menjabarkannya ke dalam mata uang rupiah berdasarkan kurs
tengah bank sentral pada tanggal transaksi.
Dalam hal tidak tersedia dana dalam mata uang asing yang
digunakan dalam transaksi dan mata uang asing tersebut dibeli
dengan rupiah, maka transaksi dalam mata uang asing tersebut
dicatat dalam rupiah berdasarkan kurs transaksi, yaitu sebesar
rupiah yang digunakan untuk memperoleh valuta asing tersebut.
Dalam hal tidak tersedia dana dalam mata uang asing yang
digunakan untuk bertransaksi dan mata uang asing tersebut dibeli
dengan mata uang asing lainnya, maka :
(a) Transaksi mata uang asing ke mata uang asing lainnya
dijabarkan dengan menggunakan kurs transaksi; dan

16
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

(b) Transaksi dalam mata uang asing lainnya tersebut dicatat


dalam rupiah berdasarkan kurs tengah bank sentral pada
tanggal transaksi.
4.3.2 Kebijakan Laporan Arus Kas
1. Ruang Lingkup
Pemerintah Daerah wajib menyusun laporan arus kas sesuai
dengan kebijakan ini untuk setiap periode penyajian laporan
keuangan sebagai salah satu komponen laporan keuangan pokok.
Kebijakan ini berlaku untuk penyusunan laporan arus kas
Pemerintah Daerah, satuan organisasi dilingkungan Pemerintah
Daerah jika menurut peraturan perundang-undangan atau
menurut kebijakan akuntansi, satuan organisasi dimaksud wajib
menyusun laporan arus kas, kecuali perusahaan daerah.
2. Kas dan Setara Kas
Kas dan setara kas harus disajikan dalam laporan arus kas.
Dari sudut penguasaannya Kas terdiri dari :
(a) Kas di Kas Daerah :
(b) Kas di Bendahara Penerimaan; dan
(c) Kas di Bendahara Pengeluaran.
Dari sudut peruntukan selanjutnya masing-masing penguasa
kas perlu memilah kas menjadi :
(a) Kas yang belum ditentukan penggunaannya; dan
(b) Kas yang telah ditentukan penggunaannya.
Setara kas terdiri dari :
(a) Simpanan di bank dalam bentuk deposito 3 (tiga) bulan atau
kurang;
(b) Investasi jangka pendek lainnya yang sangat likuid yang
memiliki masa jatuh tempo 3 (tiga) bulan atau kurang.

17
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

3. Penyajian Laporan Arus Kas


3.1 Aktivitas Operasi
Aktivitas operasi adalah aktivitas penerimaan dan
pengeluaran kas yang ditujukan untuk kegiatan operasional
Pemerintah Daerah selama satu periode akuntansi.
Jika entitas pelaporan mempunyai surat berharga yang
sifatnya sama dengan persediaan, yang dibeli untuk dijual,
maka perolehan dan penjualan surat berharga tersebut
diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi.
Jika entitas pelaporan mengotorisasikan dana untuk
kegiatan suatu entitas lain, yang peruntukannya belum jelas
apakah sebagai modal kerja, penyertaan modal, atau untuk
membiayai aktivitas periode berjalan, maka pemberian dana
tersebut harus diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi.
Kejadian ini dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan.
3.2 Aktivitas Investasi
Aktivitas investasi adalah aktivitas penerimaan dan
pengeluaran kas yang ditujukan untuk perolehan dan
pelepasan aset tetap serta investasi lainnya yang tidak
termasuk dalam setara kas.
3.3 Aktivitas Pendanaan
Aktivitas Pendanaan adalah aktivitas penerimaan dan
pengeluaran kas yang yang berhubungan dengan pemberian
piutang jangka panjang dan/atau pelunasan utang jangka
panjang yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah dan
komposisi piutang jangka panjang dan utang jangka panjang.
3.4 Aktivitas Transitoris
Aktivitas transitoris adalah aktivitas penerimaan dan
pengeluaran kas yang tidak termasuk dalam aktivitas operasi,
investasi, dan pendanaan.

18
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

4. Pelaporan Arus Kas dari Aktivitas Operasi, Investasi,


Pendanaan, dan Transitoris
Entitas pelaporan melaporkan secara terpisah kelompok
utama penerimaan dan pengeluaran kas bruto dari aktivitas
operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris kecuali yang
tersebut dalam paragraf 41.
Entitas pelaporan dapat menyajikan arus kas dari aktivitas
operasi dengan cara Metode Langsung, dimana metode ini
mengungkapkan pengelompokan utama penerimaan dan
pengeluaran kas bruto.
5. Pelaporan Arus Kas Atas Dasar Arus Kas Bersih
Arus kas yang timbul dari aktivitas operasi dapat dilaporkan
atas dasar arus kas bersih dalam hal :
(a) Penerimaan dan pengeluaran kas untuk kepentingan
penerima manfaat (beneficiaries) arus kas tersebut lebih
mencerminkan aktivitas pihak lain daripada aktivitas
Pemerintah Daerah. Salah satu contohnya adalah hasil
kerjasama operasional.
(b) Penerimaan dan pengeluaran kas untuk transaksi-transaksi
yang perputarannya cepat, volume transaksi banyak, dan
jangka waktunya singkat.
6. Arus Kas Mata Uang Asing
Arus kas yang timbul dari transaksi mata uang asing harus
dibukukan dengan menggunakan mata uang rupiah dengan
menjabarkan mata uang asing tersebut ke dalam mata uang
rupiah berdasarkan kurs pada tanggal transaksi.
Arus kas yang timbul dari aktivitas entitas pelaporan di luar
negeri harus dijabarkan ke dalam mata uang rupiah berdasarkan
kurs pada tanggal transaksi.

19
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

7. Bunga dan Bagian Laba


Arus kas dari transaksi penerimaan pendapatan bunga dan
pengeluaran beban untuk pembayaran bunga pinjaman serta
penerimaan pendapatan dari bagian laba perusahaan daerah harus
diungkapkan secara terpisah. Setiap akun yang terkait dengan
transaksi tersebut harus diklasifikasikan kedalam aktivitas operasi
secara konsisten dari tahun ke tahun.
8. Perolehan dan Pelepasan Investasi dalam Perusahaan
Daerah dan Unit Operasi Lainnya
Investasi Pemerintah Daerah dalam perusahaan daerah dan
kemitraan dicatat sebesar nilai kas yang dikeluarkan. Entitas
melaporkan pengeluaran investasi jangka panjang dalam
perusahaan daerah dan kemitraan dalam arus kas aktivitas
investasi. Arus kas yang berasal dari perolehan dan pelepasan
perusahaan daerah dan unit operasi lainnya harus disajikan
secara terpisah dalam aktivitas investasi. Entitas pelaporan
mengungkapkan seluruh perolehan dan pelepasan perusahaan
daerah dan unit operasi lainnya selama satu periode. Hal-hal yang
diungkapkan adalah :
(a) Jumlah harga pembelian atau pelepasan;
(b) Bagian dari harga pembelian atau pelepasan yang dibayarkan
dengan kas dan setara kas;
(c) Jumlah kas dan setara kas pada perusahaan daerah dan unit
operasi lainnya yang diperoleh atau dilepas; dan
(d) Jumlah aset dan utang selain kas dan setara kas yang diakui
oleh perusahaan daerah dan unit operasi lainnya yang
diperoleh atau dilepas.
Aset dan utang selain kas dan setara kas dari perusahaan
daerah dan unit operasi lainnya yang diperoleh atau dilepaskan
perlu diungkapkan hanya jika transaksi tersebut telah diakui

20
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

sebelumnya sebagai aset atau utang oleh perusahaan daerah dan


unit operasi lainnya.
9. Transaksi Bukan Kas
Transaksi operasi, investasi, dan pendanaan yang tidak
mengakibatkan penerimaan atau pengeluaran kas dan setara kas
tidak dilaporkan dalam Laporan Arus Kas. Transaksi tersebut
harus diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
10. Komponen Kas dan Setara Kas
Entitas pelaporan mengungkapkan komponen kas dan setara
kas dalam Laporan Arus Kas yang jumlahnya sama dengan pos
terkait di Neraca.
11. Pengungkapan Lainnya
Entitas pelaporan mengungkapkan jumlah saldo kas dan
setara kas yang signifikan yang tidak boleh digunakan oleh entitas.
Hal ini dijelaskan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
4.3.3 Kebijakan Laporan Operasional
1. Ruang Lingkup
Kebijakan ini diterapkan dalam penyajian Laporan
Operasional. Kebijakan ini berlaku untuk setiap entitas pelaporan
dan entitas akuntansi, baik dalam menyusun laporan operasional
yang menggambarkan pendapatan-LO, beban, dan surplus/defisit
operasional dalam suatu periode pelaporan tertentu, tidak
termasuk perusahaan daerah.
2. Struktur Laporan Operasional
Laporan Operasional menyajikan berbagai unsur pendapatan-
LO, beban, surplus/defisit dari operasi, surplus/defisit dari
kegiatan non operasional, surplus/defisit sebelum pos luar biasa,
pos luar biasa, dan surplus/defisit-LO, yang diperlukan untuk
penyajian yang wajar secara komparatif. Laporan Operasional
dijelaskan lebih lanjut dalam Catatan atas Laporan Keuangan yang
memuat hal-hal yang berhubungan dengan aktivitas keuangan

21
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

selama satu tahun seperti kebijakan fiskal dan moneter, serta


daftar-daftar yang merinci lebih lanjut angka-angka yang dianggap
perlu untuk dijelaskan.
Dalam Laporan Operasional harus diidentifikasikan secara
jelas, dan, jika dianggap perlu, diulang pada setiap halaman
laporan, informasi berikut :
(a) nama entitas akuntansi dan/atau entitas pelaporan atau
sarana identifikasi lainnya;
(b) cakupan entitas akuntansi dan/atau entitas pelaporan;
(c) periode yang dicakup;
(d) mata uang pelaporan; dan
(e) satuan angka yang digunakan.
Struktur Laporan Operasional mencakup pos-pos sebagai
berikut :
(a) Pendapatan-LO
(b) Beban
(c) Surplus/Defisit dari operasi
(d) Kegiatan non operasional
(e) Surplus/Defisit sebelum Pos Luar Biasa
(f) Pos Luar Biasa
(g) Surplus/Defisit-LO
Dalam Laporan Operasional ditambahkan pos, judul, dan sub
jumlah lainnya apabila diwajibkan oleh Pernyataan Standar
Akuntansi Pemerintahan, atau apabila penyajian tersebut
diperlukan untuk menyajikan Laporan Operasional secara wajar.
3. Periode Pelaporan
Laporan Operasional disajikan sekurang-kurangnya sekali
dalam setahun. Dalam situasi tertentu, apabila tanggal laporan
suatu entitas berubah dan Laporan Operasional tahunan disajikan
dengan suatu periode yang lebih pendek dari satu tahun, entitas
harus mengungkapkan informasi sebagai berikut :

22
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

(a) alasan penggunaan periode pelaporan tidak satu tahun;


(b) fakta bahwa jumlah-jumlah komparatif dalam Laporan
Operasional dan catatan-catatan terkait tidak dapat
diperbandingkan.
4. Informasi yang Disajikan dalam Laporan Operasional atau
dalam Catatan Atas Laporan Keuangan
Entitas akuntansi dan entitas pelaporan menyajikan
pendapatan-LO yang diklasifikasikan menurut sumber
pendapatan. Rincian lebih lanjut sumber pendapatan disajikan
pada Catatan atas Laporan Keuangan.
Entitas akuntansi dan entitas pelaporan menyajikan beban
yang diklasifikasikan menurut klasifikasi jenis beban. Beban
berdasarkan klasifikasi organisasi dan klasifikasi lain yang
dipersyaratkan menurut ketentuan perundangan yang berlaku,
disajikan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
5. Akuntansi Pendapatan-LO
Pendapatan-LO diakui pada saat :
(a) Timbulnya hak atas pendapatan; dan
(b) Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber
daya ekonomi.
Pendapatan-LO diklasifikasikan menurut sumber pendapatan.
Akuntansi pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas bruto,
yaitu dengan membukukan pendapatan bruto, dan tidak mencatat
jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).
Dalam hal besaran pengurang terhadap pendapatan-LO bruto
(biaya) bersifat variabel terhadap pendapatan dimaksud dan tidak
dapat di estimasi terlebih dahulu dikarenakan proses belum
selesai, maka asas bruto dapat dikecualikan.
Dalam hal badan layanan umum daerah, pendapatan diakui
dengan mengacu pada peraturan perundangan yang mengatur
mengenai badan layanan umum daerah.

23
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

Pengembalian yang sifatnya normal dan berulang (recurring)


atas pendapatan-LO pada periode penerimaan maupun pada
periode sebelumnya dibukukan sebagai pengurang pendapatan.
Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-
recurring) atas pendapatan-LO yang terjadi pada periode
penerimaan pendapatan dibukukan sebagai pengurang
pendapatan pada periode yang sama.
Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-
recurring) atas pendapatan-LO yang terjadi pada periode
sebelumnya dibukukan sebagai pengurang ekuitas pada periode
ditemukannya koreksi dan pengembalian tersebut.
5.1 Pendapatan Operasional
Laporan Operasional melaporkan pendapatan yang
menjadi tanggung jawab dan wewenang entitas pelaporan dan
entitas akuntansi, baik yang dihasilkan oleh transaksi
operasional, nonoperasional dan pos luar biasa yang
meningkatkan ekuitas entitas pelaporan dan entitas
akuntansi.
Dalam kebijakan ini, pendapatan operasional
dikelompokkan dari dua sumber, yaitu transaksi pertukaran
(exchange transactions) dan transaksi non-pertukaran (non-
exchange transactions).
Pendapatan operasional yang berasal dari transaksi
nonpertukaran pada umumnya timbul dari pelaksanaan
kewenangan Pemerintah Daerah untuk meminta pembayaran
kepada masyarakat, seperti pajak, bea, denda, dan penalti,
serta penerimaan hibah. Sebaliknya, masyarakat tidak
menerima manfaat secara langsung dari pembayaran tersebut.
Di samping itu ada kalanya Pemerintah Daerah
menyediakan barang dan jasa ke masyarakat atau entitas
pemerintah lainnya dengan harga tertentu, misalnya

24
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

menyediakan layanan kesehatan dengan imbalan sebagai


pendapatan. Dalam kebijakan ini, pendapatan dimaksud
dikelompokkan sebagai pendapatan pertukaran.
5.2 Sentralisasi Pendapatan
Pendapatan Pemerintah Daerah dapat dikelola oleh
berbagai entitas pengelola seperti unit pengelola pajak, dan
unit pengumpul pendapatan lainnya. Akan tetapi, secara
akuntansi pendapatan tersebut adalah pendapatan entitas
perbendaraan umum (Bendahara Umum Daerah), kecuali
pendapatan yang ditetapkan lain.
Pada umumnya pendapatan operasional dikelola oleh
Bendahara Umum Daerah selaku pengelola pendapatan secara
terpusat. Pendapatan yang dikelola oleh entitas akuntansi
SKPD adalah berupa pendapatan yang berasal dari dana
limpahan yang ditetapkan dalam anggaran.
Dikecualikan dari ketentuan umum sentralisasi
pendapatan ini adalah pendapatan dari dana yang disisihkan
untuk dikelola oleh entitas akuntansi secara mandiri, seperti
misalnya badan layanan umum daerah.
5.3 Pendapatan Operasional dari Transaksi Non
Pertukaran
Pendapatan operasional dari transaksi non-pertukaran
harus diakui bila seluruh kondisi di bawah ini dipenuhi, yaitu
apabila :
(a) Pendapatan tersebut dapat diidentifikasi secara spesifik;
(b) Klaim atas sumber daya dapat dipaksakan secara legal;
(c) Besar kemungkinan bahwa sumber daya tersebut dapat
ditagih; dan
(d) Jumlahnya dapat diestimasi secara andal.
Aliran masuk sumber daya dari transaksi non-
pertukaran di satu sisi diakui sebagai aset dan di sisi lain

25
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

diakui sebagai pendapatan operasional, kecuali bila transaksi


aliran masuk tersebut mengakibatkan timbulnya kewajiban.
5.4 Pendapatan Operasional dari Transaksi Pertukaran
Secara umum, pendapatan-LO dari transaksi
pertukaran harus diakui pada saat barang atau jasa
diserahkan kepada masyarakat ataupun entitas pemerintah
lainnya dengan harga tertentu yang dapat diukur secara
andal.
Selain prinsip umum di atas, pendapatan-LO dari jenis
transaksi pertukaran tertentu harus diakui sebagai berikut :
(a) Bila barang ataupun jasa tertentu yang dibuat atau
dihasilkan untuk memenuhi kontrak (jangka pendek
ataupun jangka panjang), pendapatan harus diakui
secara proporsional dengan total biaya yang diperkirakan
dapat menghasilkan/menyelesaikan barang atau jasa
tersebut guna memenuhi kontrak yang ada. Jika
diperkirakan adanya kerugian, pendapatan harus tetap
diakui mengikuti proporsi dengan perkiraan total biaya
dan biaya harus tetap diakui sampai dengan barang
ataupun jasa tersebut dapat memenuhi kontrak yang ada.
(b) Bila uang muka diterima, seperti pada kegiatan yang
berskala besar dan berjangka panjang, pendapatan tidak
boleh diakui sampai biaya-biaya yang berhubungan
dengan pendapatan tersebut telah terjadi (tanpa
memperhatikan apakah uang muka tersebut dapat
dikembalikan/refundable). Kenaikan kas dan kenaikan
pada kewajiban, seperti “pendapatan yang diterima di
muka” harus dicatat pada saat kas diterima.
6. Akuntansi Beban
Beban diakui pada saat :
(a) timbulnya kewajiban;

26
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

(b) terjadinya konsumsi aset; dan


(c) terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.
Dalam hal badan layanan umum daerah, beban diakui dengan
mengacu pada peraturan perundangan yang mengatur mengenai
badan layanan umum daerah.
Beban diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi.
Beban Transfer adalah beban berupa pengeluaran uang atau
kewajiban untuk mengeluarkan uang dari entitas pelaporan
kepada suatu entitas pelaporan lain yang diwajibkan oleh
peraturan perundang-undangan.
Koreksi atas beban, termasuk penerimaan kembali beban,
yang terjadi pada periode beban dibukukan sebagai pengurang
beban pada periode yang sama. Apabila diterima pada periode
berikutnya, koreksi atas beban dibukukan dalam pendapatan lain-
lain. Dalam hal mengakibatkan penambahan beban dilakukan
dengan pembetulan pada akun ekuitas.
7. Surplus/Defisit dari Kegiatan Operasional
Surplus dari kegiatan operasional adalah selisih lebih antara
pendapatan dan beban selama satu periode pelaporan.
Defisit dari kegiatan operasional adalah selisih kurang antara
pendapatan dan beban selama satu periode pelaporan.
Selisih lebih/kurang antara pendapatan dan beban selama
satu periode pelaporan dicatat dalam pos Surplus/Defisit dari
Kegiatan Operasional.
8. Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional
Pendapatan dan beban yang sifatnya tidak rutin perlu
dikelompokkan tersendiri dalam kegiatan non operasional.
Selisih lebih/kurang antara surplus/defisit dari kegiatan
operasional dan surplus/defisit dari kegiatan non operasional
merupakan surplus/defisit sebelum pos luar biasa.

27
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

9. Pos Luar Biasa


Pos Luar Biasa disajikan terpisah dari pos-pos lainnya dalam
Laporan Operasional dan disajikan sesudah Surplus/Defisit
sebelum Pos Luar Biasa.
Sifat dan jumlah rupiah kejadian luar biasa harus
diungkapkan pula dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
10. Surplus/Defisit- LO
Surplus/Defisit-LO adalah penjumlahan selisih lebih/kurang
antara surplus/defisit kegiatan operasional, kegiatan non
operasional, dan kejadian luar biasa.
11. Transaksi dalam Mata Uang Asing
Transaksi dalam mata uang asing harus dibukukan dalam
mata uang rupiah.
Dalam hal tersedia dana dalam mata uang asing yang sama
dengan yang digunakan dalam transaksi, maka transaksi dalam
mata uang asing tersebut dicatat dengan menjabarkannya ke
dalam mata uang rupiah berdasarkan kurs tengah bank sentral
pada tanggal transaksi.
Dalam hal tidak tersedia dana dalam mata uang asing yang
digunakan dalam transaksi dan mata uang asing tersebut dibeli
dengan rupiah, maka transaksi dalam mata uang asing tersebut
dicatat dalam rupiah berdasarkan kurs transaksi, yaitu sebesar
rupiah yang digunakan untuk memperoleh valuta asing tersebut.
Dalam hal tidak tersedia dana dalam mata uang asing yang
digunakan untuk bertransaksi dan mata uang asing tersebut dibeli
dengan mata uang asing lainnya, maka :
(a) Transaksi mata uang asing ke mata uang asing lainnya
dijabarkan dengan menggunakan kurs transaksi;
(b) Transaksi dalam mata uang asing lainnya tersebut dicatat
dalam rupiah berdasarkan kurs tengah bank sentral pada
tanggal transaksi.

28
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

12. Transaksi Pendapatan-LO dan Beban dalam Bentuk


Barang/Jasa
Transaksi pendapatan-LO dalam bentuk barang dan beban
dalam bentuk barang/jasa harus dilaporkan dalam Laporan
Operasional dengan cara menaksir nilai wajar barang dan/atau
jasa tersebut pada tanggal transaksi. Di samping itu, transaksi
semacam ini juga harus diungkapkan sedemikian rupa pada
Catatan atas Laporan Keuangan sehingga dapat memberikan
semua informasi yang relevan mengenai bentuk dari pendapatan
dan beban.
Dikarenakan banyak ketidakpastian yang ada disekitar jasa,
termasuk kemampuan untuk menjalankan pengendalian atas jasa
tersebut dan mengukur nilai wajar atas jasa tersebut, kebijakan
akuntansi ini tidak mengharuskan pengakuan pendapatan dalam
bentuk jasa. Namun demikian, informasi mengenai pendapatan
dalam bentuk jasa disajikan dalam catatan atas laporan keuangan.
4.3.4 Kebijakan Catatan Atas Laporan Keuangan
1. Ruang Lingkup
Pemerintah Daerah wajib menyusun laporan arus kas sesuai
dengan kebijakan ini untuk setiap periode penyajian laporan
keuangan sebagai salah satu komponen laporan keuangan pokok.
Kebijakan ini berlaku untuk penyusunan laporan arus kas
Pemerintah Daerah, satuan organisasi di lingkungan Pemerintah
Daerah jika menurut peraturan perundang-undangan atau
menurut kebijakan akuntansi, satuan organisasi dimaksud wajib
menyusun laporan arus kas, kecuali perusahaan daerah.
2. Struktur dan Isi
Catatan atas Laporan Keuangan harus disajikan secara
sistematis. Setiap pos dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan
Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional,
Laporan Perubahan Ekuitas, dan Laporan Arus Kas dapat

29
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

mempunyai referensi silang dengan informasi terkait dalam


Catatan atas Laporan Keuangan.
Dalam rangka pengungkapan yang memadai, Catatan atas
Laporan Keuangan mengungkapkan hal-hal sebagai berikut :
(a) Informasi Umum tentang entitas pelaporan dan entitas
akuntansi;
(b) Informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan dan ekonomi
makro;
(c) Ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun pelaporan
berikut kendala dan hambatan yang dihadapi dalam
pencapaian target;
(d) Informasi tentang dasar penyajian laporan keuangan dan
kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan
atas transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian penting
lainnya;
(e) Rincian dan penjelasan masing-masing pos yang disajikan
pada lembar muka laporan keuangan;
(f) Informasi yang diharuskan oleh Kebijakan Akuntansi yang
belum disajikan dalam lembar muka laporan keuangan; dan
(g) Informasi lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang
wajar, yang tidak disajikan dalam lembar muka laporan
keuangan.
2.1 Penyajian Informasi Umum Tentang Entitas
Pelaporan Dan Entitas Akuntansi
Catatan atas Laporan Keuangan harus mengungkapkan
informasi yang merupakan gambaran entitas secara umum.
2.2 Penyajian Informasi tentang Kebijakan
Fiskal/Keuangan dan Ekonomi Makro
Catatan atas Laporan Keuangan harus dapat membantu
pembaca memahami realisasi dan posisi keuangan entitas
akuntansi dan entitas pelaporan secara keseluruhan,

30
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

termasuk kebijakan fiskal/keuangan dan kondisi ekonomi


makro.
2.3 Penyajian Iktisar Pencapaian Target Keuangan
Selama Tahun Pelaporan Berikut Kendala dan
Hambatan yang Dihadapi dalam Pencapaian Target
Catatan atas Laporan Keuangan harus dapat
menjelaskan perubahan anggaran yang penting selama
periode berjalan dibandingkan dengan anggaran yang pertama
kali disetujui oleh DPRD, hambatan dan kendala yang ada
dalam pencapaian target yang telah ditetapkan, serta masalah
lainnya yang dianggap perlu oleh manajemen entitas
akuntansi dan entitas pelaporan untuk diketahui pembaca
laporan keuangan.
2.4 Dasar Penyajian Laporan Keuangan dan
Pengungkapan Kebijakan Akuntansi Keuangan
Entitas pelaporan dan entitas akuntansi
mengungkapkan dasar penyajian laporan keuangan dan
kebijakan akuntansi dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
2.5 Asumsi Dasar Akuntansi
Asumsi dasar atau konsep dasar akuntansi tertentu
yang mendasari penyusunan laporan keuangan, biasanya
tidak perlu diungkapkan secara spesifik. Pengungkapan
diperlukan jika entitas akuntansi dan entitas pelaporan tidak
mengikuti asumsi atau konsep tersebut dan disertai alasan
dan penjelasan.
2.6 Pengguna Laporan Keuangan
Pengguna/pemakai laporan keuangan Pemerintah
Daerah meliputi :
(a) Masyarakat;
(b) Para wakil rakyat, lembaga pengawas, dan lembaga
pemeriksa;

31
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

(c) Pihak yang memberi atau yang berperan dalam proses


donasi, investasi, dan pinjaman; dan
(d) Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi.
2.7 Kebijakan Akuntansi
Pertimbangan dan/atau pemilihan kebijakan akuntansi
perlu disesuaikan dengan kondisi entitas pelaporan. Sasaran
pilihan kebijakan yang paling tepat akan menggambarkan
realitas ekonomi entitas pelaporan secara tepat dalam bentuk
keadaan keuangan dan kegiatan.
Pengungkapan kebijakan akuntansi harus
mengidentifikasikan dan menjelaskan prinsip-prinsip
akuntansi yang digunakan oleh entitas pelaporan dan metode-
metode penerapannya yang secara material mempengaruhi
penyajian Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan
Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional, Laporan
Arus Kas, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Pengungkapan
juga harus meliputi pertimbangan-pertimbangan penting yang
diambil dalam memilih prinsip-prinsip yang sesuai.
Secara umum, kebijakan akuntansi pada Catatan atas
Laporan Keuangan menjelaskan hal-hal berikut ini :
(a) Entitas akuntansi/entitas pelaporan;
(b) Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan
keuangan;
(c) Dasar pengukuran yang digunakan dalam penyusunan
laporan keuangan;
(d) setiap kebijakan akuntansi tertentu yang diperlukan
untuk memahami laporan keuangan.
Perubahan kebijakan akuntansi yang tidak mempunyai
pengaruh material dalam tahun perubahan juga harus
diungkapkan jika berpengaruh secara material terhadap
tahun-tahun yang akan datang.

32
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

2.8 Penyajian Rincian dan Penjelasan Masing-masing


Pos yang Disajikan pada Lembar Muka Laporan
Keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan harus menyajikan
rincian dan penjelasan atas masing-masing pos dalam
Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo
Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Arus
Kas, dan Laporan Perubahan Ekuitas.
2.9 Pengungkapan Informasi yang diharuskan oleh
Kebijakan Akuntansi dan/atau Pernyataan Standar
Akuntansi Pemerintahan yang belum disajikan
dalam lembar muka laporan keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan harus menyajikan
informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Kebijakan
Akuntansi dan/atau Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan lain yang
diperlukan untuk penyajian wajar atas laporan keuangan,
seperti kewajiban kontinjensi dan komitmen-komitmen lain.
Pengungkapan informasi dalam Catatan atas Laporan
Keuangan harus dapat memberikan informasi lain yang belum
disajikan dalam bagian lain laporan keuangan.
2.10 Pengungkapan-Pengungkapan Lainnya
Catatan atas Laporan Keuangan juga harus
mengungkapkan informasi yang bila tidak diungkapkan akan
menyesatkan bagi pembaca laporan.
3. Susunan
Agar dapat digunakan oleh pengguna dalam memahami dan
membandingkannya dengan laporan keuangan entitas lainnya,
Catatan atas Laporan Keuangan biasanya disajikan dengan
susunan sebagai berikut:

33
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

(a) Kebijakan keuangan daerah, pencapaian target Peraturan


Daerah tentang APBD;
(b) Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan;
(c) Kebijakan akuntansi yang penting:
i. Entitas pelaporan atau entitas akuntansi;
ii. Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan
keuangan;
iii. Basis pengukuran yang digunakan dalam penyusunan
laporan keuangan;
iv. Kesesuaian kebijakan-kebijakan akuntansi yang
diterapkan dengan ketentuan-ketentuan Pernyataan
Standar Akuntansi Pemerintahan oleh suatu entitas
pelaporan atau entitas akuntansi;
v. setiap kebijakan akuntansi tertentu yang diperlukan
untuk memahami laporan keuangan.
(d) Penjelasan pos-pos Laporan Keuangan:
i. Rincian dan penjelasan masing-masing pos Laporan
Keuangan;
ii. Pengungkapan informasi yang diharuskan oleh
Kebijakan Akuntansi dan/atau Pernyataan Standar
Akuntansi Pemerintahan yang belum disajikan dalam
lembar muka Laporan Keuangan.
(e) Informasi tambahan lainnya, yang diperlukan seperti
gambaran umum daerah.
4.3.5 Kebijakan Akuntansi Pendapatan-LRA
1. Ruang Lingkup
Kebijakan ini diterapkan dalam penyajian Laporan Realisasi
Anggaran yang disusun dan disajikan dengan menggunakan
anggaran berbasis kas.

34
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

Kebijakan ini berlaku untuk setiap entitas akuntansi dan


entitas pelaporan, yang memperoleh anggaran berdasarkan APBD,
tidak termasuk perusahaan daerah.
2. Klasifikasi Pendapatan-LRA
Pendapatan-LRA diklasifikasikan menurut jenis pendapatan.
Pendapatan daerah diklasifikasikan menurut :
(a) urusan pemerintahan daerah;
(b) organisasi; dan
(c) kelompok.
Klasifikasi kelompok akun keuangan dirinci menurut :
(a) jenis;
(b) obyek; dan
(c) rincian obyek pendapatan.
Pendapatan daerah diklasifikasikan menurut kelompok
pendapatan yang terdiri dari :
(a) Pendapatan Asli Daerah,
(b) Pendapatan Transfer, dan
(c) Lain-lain Pendapatan yang Sah.
Pendapatan Transfer adalah penerimaan uang dari entitas
pelaporan lain, misalnya penerimaan dana perimbangan dari
pemerintah pusat dan dana bagi hasil dari pemerintah provinsi.
Kelompok pendapatan transfer terdiri atas:
(a) Transfer Pemerintah Pusat – Dana Perimbangan;
(b) Transfer Pemerintah Pusat Lainnya; dan
(c) Transfer Pemerintah Provinsi.
Kelompok Lain-lain Pendapatan yang Sah dibagi menurut jenis
pendapatan yang terdiri atas :
(a) Hibah;
(b) Dana Darurat; dan
(c) Pendapatan Lainnya.

35
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

3. Pengakuan
Pengakuan pendapatan adalah sebagai berikut :
(a) Pendapatan diakui pada saat diterima di Rekening Kas Umum
Daerah untuk seluruh transaksi BUD.
(b) Pendapatan diakui pada saat diterima oleh Bendahara
Penerimaan SKPD untuk seluruh transaksi SKPD.
(c) Pendapatan BLUD diakui pada saat pendapatan tersebut
diterima oleh bendahara BLUD.
Pencatatan dari setiap jenis pendapatan dan masing-masing
nilai pendapatannya dicatat sampai dengan rincian obyek.
Pengembalian yang sifatnya sistemik (normal) dan berulang
(recurring) atas penerimaan pendapatan-LRA pada periode
penerimaan maupun pada periode sebelumnya dibukukan sebagai
pengurang pendapatan-LRA.
Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-
recurring) atas penerimaan pendapatan-LRA yang terjadi pada
periode penerimaan pendapatan-LRA dibukukan sebagai
pengurang pendapatan-LRA pada periode yang sama.
Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-
recurring) atas penerimaan pendapatan-LRA yang terjadi pada
periode sebelumnya dibukukan sebagai pengurang Saldo Anggaran
Lebih pada periode ditemukannya koreksi dan pengembalian
tersebut.
4. Transaksi Pendapatan dalam Bentuk Barang dan/Jasa
Transaksi pendapatan dalam bentuk barang tidak dilaporkan
dalam LRA melainkan harus dilaporkan dalam Neraca dan Catatan
atas Laporan Keuangan. Transaksi pendapatan dalam bentuk jasa
dapat tidak dilaporkan dalam LRA melainkan cukup diungkapkan
dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

36
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

Biaya-biaya transaksi pendapatan dalam wujud barang yang


menghasilkan aset tetap dikapitalisasi ke dalam nilai perolehan
barang yang diperoleh.
5. Pengukuran
Akuntansi pendapatan-LRA dilaksanakan berdasarkan azas
bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak
mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan
pengeluaran).
Dalam hal besaran pengurang terhadap pendapatan-LRA
bruto (biaya) bersifat variabel terhadap pendapatan dimaksud dan
tidak dapat dianggarkan terlebih dahulu dikarenakan proses belum
selesai, maka asas bruto dapat dikecualikan.
6. Penyajian
Pendapatan LRA disajikan dalam mata uang rupiah. Apabila
penerimaan kas atas pendapatan LRA dalam mata uang asing,
maka penerimaan tersebut dijabarkan dan dinyatakan dalam mata
uang rupiah.Penjabaran mata uang asing tersebut menggunakan
kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal transaksi.
7. Pengungkapan
Hal-hal yang harus diungkapkan dalam Catatan Atas Laporan
Keuangan terkait dengan pendapatan adalah:
(a) Penerimaan pendapatan tahun berkenaan setelah tanggal
berakhirnya tahun anggaran.
(b) Penjelasan mengenai pendapatan yang pada tahun pelaporan
yang bersangkutan terjadi hal-hal yang bersifat khusus.
(c) Penjelasan sebab-sebab tidak tercapainya target penerimaan
pendapatan daerah.
(d) Informasi lainnya yang dianggap perlu.

37
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

4.3.6 Kebijakan Akuntansi Belanja


1. Ruang Lingkup
Kebijakan ini diterapkan dalam penyajian Laporan Realisasi
Anggaran yang disusun dan disajikan dengan menggunakan
anggaran berbasis kas.
Kebijakan ini berlaku untuk setiap entitas akuntansi dan
entitas pelaporan, yang memperoleh anggaran berdasarkan APBD,
tidak termasuk perusahaan daerah.
2. Klasifikasi Belanja
Belanja diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi (jenis
belanja), organisasi, dan fungsi.
Koreksi atas pengeluaran belanja (penerimaan kembali
belanja) yang terjadi pada periode pengeluaran belanja dibukukan
sebagai pengurang belanja pada periode yang sama. Apabila
diterima pada periode berikutnya, koreksi atas pengeluaran belanja
dibukukan dalam pendapatan-LRA dalam pos pendapatan Lain-
lain PAD yang Sah.
Kecuali penerimaan kembali belanja hibah dibukukan dalam
Pendapatan LRA- dalam pos pendapatan Lain-lain PAD yang Sah.
3. Perlakuan Akuntansi Belanja Pemeliharaan
Suatu pengeluaran belanja pemeliharaan akan diperlakukan
sebagai belanja modal (dikapitalisasi menjadi aset tetap) jika
memenuhi seluruh kriteria sebagai berikut :
a. Manfaat ekonomi atas barang/aset tetap yang dipelihara :
(1) bertambah ekonomis/efisien, dan/atau
(2) bertambah umur ekonomis, dan/atau
(3) bertambah volume, dan/atau
bertambah kapasitas produksi, dan/atau
b. Nilai rupiah pengeluaran belanja atas pemeliharaan
barang/aset tetap tersebut material/melebihi batasan minimal
kapitalisasi aset tetap yang telah ditetapkan.

38
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

4. Pengakuan
Pengakuan belanja adalah sebagai berikut :
(a) Belanja melalui SP2D LS diakui pada saat terjadinya
pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah.
(b) Khusus belanja melalui bendahara pengeluaran
pengakuannya terjadi pada saat pertanggungjawaban atas
pengeluaran tersebut disahkan oleh pengguna anggaran.
(c) Dalam hal badan layanan umum daerah, belanja diakui
dengan mengacu pada peraturan perundangan yang mengatur
mengenai badan layanan umum.
(d) Khusus untuk pengeluaran pada hari kerja terakhir tahun
anggaran, belanja melalui SP2D LS diakui pada saat
penerbitan SP2D LS meskipun belum terjadi pengeluaran kas
dari Rekening Kas Umum Daerah. Pengeluaran SP2D LS
tersebut menjadi bagian dari Kas yang telah ditentukan
penggunaannya sebagaimana diatur dalam kebijakan
akuntansi Laporan Arus Kas.
5. Pengukuran
Akuntansi Belanja dilaksanakan berdasarkan azas bruto dan
diukur berdasarkan nilai nominal yang dikeluarkan dan tercantum
dalam dokumen pengeluaran yang sah.
6. Penyajian
Belanja disajikan dalam mata uang rupiah. Apabila
pengeluaran kas atas belanja dalam mata uang asing, maka
pengeluaran tersebut dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang
rupiah. Penjabaran mata uang asing tersebut menggunakan kurs
tengah Bank Indonesia pada tanggal transaksi.
7. Pengungkapan
Hal-hal yang perlu diungkapkan sehubungan dengan belanja,
antara lain :

39
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

(a) Pengeluaran belanja tahun berkenaan setelah tanggal


berakhirnya tahun anggaran.
(b) Penjelasan sebab-sebab tidak terserapnya anggaran belanja
daerah.
(c) Informasi lainnya yang dianggap perlu.
4.3.7 Kebijakan Akuntansi Piutang
1. Ruang Lingkup
Kebijakan akuntansi ini diterapkan dalam penyajian seluruh
piutang dalam laporan keuangan untuk tujuan umum. Kebijakan
ini berlaku untuk setiap entitas akuntansi dan entitas pelaporan,
yang memperoleh anggaran berdasarkan APBD, tidak termasuk
perusahaan daerah.
2. Klasifikasi Piutang
Piutang adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada
Pemerintah Daerah dan/atau hak Pemerintah Daerah yang dapat
dinilai dengan uang sebagai akibat perjanjian atau akibat lainnya
berdasarkan peraturan perundang-undangan atau akibat lainnya
yang sah.
Piutang jangka pendek diharapkan pengembaliannya diterima
oleh Pemerintah Daerah dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan
setelah tanggal pelaporan. Piutang jangka panjang diharapkan
pengembaliannya diterima oleh Pemerintah Daerah dalam jangka
waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan.
3. Pengakuan
Piutang diakui pada saat hak untuk memperoleh pendapatan
telah terpenuhi dan kas atau setara kas atas pendapatan tersebut
belum diterima di rekening kas umum daerah.
4. Pengukuran
Piutang diukur dan dicatat sebesar nilai nominal piutang yang
belum dilunasi.

40
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

5. Penyajian
Penyajian piutang yang berasal dari peraturan perundang-
undangan merupakan tagihan yang harus dilunasi oleh para wajib
pajak dan wajib retribusi pada periode berjalan tahun berikutnya
sehingga tidak ada piutang jenis ini yang melampaui satu periode
berikutnya. Piutang yang berasal dari peraturan perundang-
undangan disajikan di neraca sebagai Aset Lancar.
Dalam penyajian neraca untuk piutang jangka panjang dapat
dibedakan bagian lancar piutang dan piutang jangka panjang.
Piutang yang diharapkan pengembaliannya dalam 12 (dua belas)
setelah tanggal neraca dikelompokan dalam Aset lancar, sedangkan
piutang yang pengembaliannya lebih dari 12 (dua belas) bulan
setelah tanggal neraca dikelompokan pada Aset Non Lancar yaitu
pada Kelompok Aset Lain-lain.
Untuk piutang yang dalam tertunggak tetap disajikan sebagai
Piutang pada Aset lancar dengan mengasumsikan bahwa piutang
yang tertunggak tersebut diharapkan pembayarannya dalam waktu
12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca dan dilakukan
penyisihan sesuai dengan umur piutangnya.
Untuk piutang yang sedang dalam penyelesaian seperti
penghapusan piutang, penanaman modal negara, debt swap
dicatat pada Aset Lain-lain.
Dalam pengungkapan per tanggal neraca, dapat dilakukan
reklasifikasi dari piutang jangka panjang ke piutang lancar karena
jatuh tempo pengembaliannya sudah dalam jangka waktu 12 (dua
belas) bulan setelah tanggal neraca.
Piutang disajikan dalam mata uang rupiah. Apabila piutang
dalam mata uang asing, maka piutang tersebut dijabarkan dan
dinyatakan dalam mata uang rupiah. Penjabaran mata uang asing
tersebut menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal
transaksi.

41
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

6. Penyisihan Piutang
Aset berupa piutang di neraca harus terjaga agar nilainya
sama dengan nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizable
value). Agar nilai piutang tetap menggambarkan nilai bersih yang
dapat direalisasikan maka piutang-piutang (sebagian atau
seluruhnya) yang diperkirakan tidak tertagih perlu
dikeluarkan/disisihkan dari akun piutang.
Untuk menyajikan piutang dalam nilai bersihnya (net
realizable value) perlu dilakukan penilaian kualitas piutang dengan
mempertimbangkan sekurang-kurangnya jatuh tempo piutang dan
upaya penagihan.
Penyisihan atas piutang yang tidak tertagih diakui sebagai
beban pada tahun berjalan. Beban yang timbul dari piutang yang
diperkirakan tidak tertagih disebut sebagai beban kerugian
piutang.
Penyisihan terhadap piutang pajak daerah yang tidak tertagih
dilakukan atas kriteria sebagai berikut :
(a) Lancar, apabila belum dilakukan pelunasan sampai dengan
tanggal jatuh tempo yang ditetapkan, penyisihan piutang tidak
tertagih 5‰ (lima per mil).
(b) Kurang lancar, apabila belum dilakukan pelunasan 1 (satu)
sampai dengan 12 (dua belas) bulan sejak tanggal jatuh tempo
yang ditetapkan, penyisihan piutang tidak tertagih 10%
(sepuluh persen).
(c) Diragukan, apabila belum dilakukan pelunasan 13 (tiga belas)
sampai dengan 24 (dua puluh empat) bulan sejak tanggal
jatuh tempo yang ditetapkan, penyisihan piutang tidak
tertagih 50% (lima puluh persen).
(d) Macet, apabila belum dilakukan pelunasan lebih dari 24 (dua
puluh empat) bulan sejak tanggal jatuh tempo yang

42
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

ditetapkan, penyisihan piutang tidak tertagih 100% (seratus


persen).
Penyisihan terhadap piutang retribusi daerah yang tidak
tertagih dilakukan atas kriteria sebagai berikut :
(a) Lancar, apabila belum dilakukan pelunasan sampai dengan
tanggal jatuh tempo yang ditetapkan, penyisihan piutang tidak
tertagih 5‰ (lima per mil).
(b) Kurang lancar, apabila belum dilakukan pelunasan 1 (satu)
sampai dengan 6 (enam) bulan sejak tanggal jatuh tempo yang
ditetapkan, penyisihan piutang tidak tertagih 10% (sepuluh
persen).
(c) Diragukan, apabila belum dilakukan pelunasan 7 (tujuh)
sampai dengan 12 (dua belas) bulan sejak tanggal jatuh tempo
yang ditetapkan, penyisihan piutang tidak tertagih 50% (lima
puluh persen).
(d) Macet, apabila belum dilakukan pelunasan lebih dari 12 (dua
belas) bulan sejak tanggal jatuh tempo yang ditetapkan,
penyisihan piutang tidak tertagih 100% (seratus persen).
Penyisihan terhadap piutang tuntutan ganti rugi daerah yang
tidak tertagih dilakukan atas kriteria sebagai berikut :
(a) Lancar, apabila belum dilakukan pelunasan sampai dengan
tanggal jatuh tempo yang ditetapkan, penyisihan piutang tidak
tertagih 5‰ (lima per mil).
(b) Kurang lancar, apabila belum dilakukan pelunasan 1 (satu)
sampai dengan 12 (dua belas) bulan sejak tanggal jatuh tempo
yang ditetapkan, penyisihan piutang tidak tertagih 10%
(sepuluh persen).
(c) Diragukan, apabila belum dilakukan pelunasan 13 (tiga belas)
sampai dengan 24 (dua puluh empat) bulan sejak tanggal
jatuh tempo yang ditetapkan, penyisihan piutang tidak
tertagih 50% (lima puluh persen).

43
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

(d) Macet, apabila belum dilakukan pelunasan lebih dari 24 (dua


puluh empat) bulan sejak tanggal jatuh tempo yang ditetapkan
atau piutang telah diserahkan kepada Panitia Urusan Piutang
Negara/Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, penyisihan
piutang tidak tertagih 100% (seratus persen).
Penyisihan terhadap piutang karena perikatan perjanjian yang
tidak tertagih dilakukan atas kriteria sebagai berikut :
(a) Lancar, apabila belum dilakukan pelunasan sampai dengan
tanggal jatuh tempo yang ditetapkan, penyisihan piutang tidak
tertagih 5‰ (lima per mil).
(b) Kurang lancar, apabila dalam jangka waktu 1 (satu) bulan
terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Pertama tidak
dilakukan pelunasan, penyisihan piutang tidak tertagih 10%
(sepuluh persen).
(c) Diragukan, apabila dalam jangka waktu 1 (satu) bulan
terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Kedua tidak dilakukan
pelunasan, penyisihan piutang tidak tertagih 50% (lima puluh
persen).
(d) Macet, apabila dalam jangka waktu 1 (satu) bulan terhitung
sejak tanggal Surat Tagihan Ketiga tidak dilakukan pelunasan
atau piutang telah diserahkan kepada Panitia Urusan Piutang
Negara/Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, penyisihan
piutang tidak tertagih 100% (seratus persen).
7. Penghapusan Piutang
Pemberhentian pengakuan atas piutang dilakukan
berdasarkan sifat dan bentuk yang ditempuh dalam penyelesaian
piutang dimaksud. Secara umum penghentian pengakuan piutang
dengan cara membayar tunai (pelunasan) atau penghapusan atas
piutang dimaksud.
Piutang pajak dan piutang retribusi yang sudah kedaluawarsa
dapat dihapuskan. Penghapusan piutang pajak dan retribusi yang

44
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

sudah kedaluawarsa didasarkan pada Peraturan BUPATI tentang


Tata Cara Penghapusan Piutang Pajak dan Piutang Retribusi.
Piutang selain piutang pajak dan piutang retribusi dapat
dihapuskan secara bersyarat dan mutlak. Penghapusan secara
bersyarat merupakan penghapusan dari pembukuan piutang
Pemerintah Daerah tanpa menghapuskan hak tagih daerah (write
down). Penghapusan secara mutlak merupakan penghapusan hak
tagih daerah (write off).
Penghapusan piutang secara mutlak sebagaimana dimaksud
pada paragraf 41, dilakukan setelah penghapusan secara
bersyarat.
Penghapusan piutang selain piutang pajak dan piutang
retribusi didasarkan atas peraturan perundang-undangan.
Pembayaran/pelunasanan terhadap piutang yang telah
dihapuskan, dicatat sebagai penerimaan kas pada periode yang
bersangkutan dengan lawan perkiraan penerimaan pendapatan
pajak/retribusi/bagian laba BUMD/Lain-lain PAD yang Sah atau
melalui akun Penerimaan Pembiayaan, tergantung dari jenis
piutang.
8. Inventarisasi Piutang Untuk Pelaporan
Nilai piutang dapat bertambah dan berkurang sesuai dengan
kejadian yang berkaitan dengan piutang tersebut. Penyesuaian
nilai piutang harus dilakukan dalam hal adanya kejadian yang
mengakibatkan hak daerah berkurang atau bertambah atas
pendapatan daerah. Kejadian-kejadian yang dapat mengakibatkan
penyesuaian nilai piutang antara lain :
(a) pembayaran/pelunasan;
(b) penundaan pelunasan piutang;
(c) pembatalan surat penetapan;
(d) keputusan pengadilan; atau

45
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

(e) kejadian lainnya yang dapat mengakibatkan nilai piutang


harus disesuaikan.
Penyesuaian nilai nominal dari piutang, harus didukung
dokumen sumber yang mengakibatkan penyesuaian nilai nominal
dari piutang. Nilai nominal piutang diakui sebesar dokumen
sumber awal pengakuan piutang dikurangi atau ditambah sebesar
selisih nilai nominal yang tercantum pada dokumen sumber yang
mengakibatkan timbulnya penyesuaian.
Nilai nominal piutang yang dilaporkan harus disajikan secara
lengkap dalam laporan keuangan. Oleh karena hal tersebut dan
agar dapat dipertanggungjawabkan keakuratannya, maka
diperlukan suatu proses invetarisasi piutang secara periodik
terutama pada akhir periode pelaporan. Proses invetarisasi piutang
tersebut dapat berjalan bila dokumen sumber yang mempengaruhi
nilai nominal dari piutang diadministrasikan secara baik.
9. Pengungkapan
Hal-hal yang perlu diungkapkan sehubungan dengan piutang,
antara lain :
(a) Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penilaian,
pengakuan dan pengukuran piutang;
(b) Rincian jenis piutang dan saldo menurut umur;
(c) Penjelasan atas penyelesaian piutang; dan
(d) Dalam hal terdapat barang/uang yang disita oleh daerah
sebagai jaminan.
4.3.8 Kebijakan Akuntansi Persediaan
1. Ruang Lingkup
Kebijakan akuntansi ini diterapkan dalam penyajian seluruh
persediaan dalam laporan keuangan untuk tujuan umum.
Kebijakan akuntansi ini diterapkan untuk seluruh entitas
akuntansi dan entitas pelaporan tidak termasuk perusahaan
negara/daerah.

46
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

2. Umum
Persediaan merupakan aset yang berwujud :
(a) Barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam
rangka kegiatan operasional Pemerintah Daerah;
(b) Bahan atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam
proses produksi;
(c) Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk
dijual atau diserahkan kepada masyarakat; dan
(d) Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada
masyarakat dalam rangka kegiatan pemerintahan.
3. Pengakuan
Persediaan diakui (a) pada saat potensi manfaat ekonomi masa
depan diperoleh pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang
dapat diukur dengan andal, (b) pada saat diterima atau hak
kepemilikannya dan/ atau kepenguasaannya berpindah.
4. Metode Pencatatan
Persediaan dicatat secara periodik berdasarkan hasil
inventarisasi fisik, meliputi persediaan yang nilai satuannya
relative rendah dan perputarannya cepat, antara lain berupa
barang konsumsi, barang pakai habis, barang cetakan, obat-
obatan dan bahan farmasi, dan yang sejenis.
Persediaan dicatat secara perpetual meliputi persediaan yang
nilai satuannya relative tinggi dan perputarannya lambat, antara
lain berupa suku cadang alat berat, barang dalam proses/setengah
jadi, tanah/bangunan/baranglainnya untuk dijual atau
diserahkan kepada masyarakat, hewan dan tanaman, untuk dijual
atau diserahkan kepada masyarakat, dan yang sejenisnya.
5. Pengukuran
Persediaan disajikan sebesar :
(a) Harga pembelian apabila diperoleh dengan pembelian;

47
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

(b) Harga pokok produk siapa bila diperoleh dengan memproduksi


sendiri; dan
(c) Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti
donasi/ rampasan.
Persediaan pada akhir periode dinilai dengan menggunakan
Metode First in First out (FIFO).
6. Beban Persediaan
Beban persediaan dicatat sebesar pemakaian persediaan (use
of goods).
7. Pengungkapan
Laporan keuangan mengungkapkan :
(a) Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran
persediaan;
(b) Penjelasan lebih lanjut persediaan seperti barang atau
perlengkapan yang digunakan dalam pelayanan masyarakat,
barang atau perlengkapan yang digunakan dalam proses
produksi, barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan
kepada masyarakat, dan barang yang masih dalam proses
produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan
kepada masyarakat; dan
(c) Jenis, jumlah, dan nilai persediaan dalam kondisi rusak atau
usang.
4.3.9 Kebijakan Akuntansi Investasi
1. Ruang Lingkup
Kebijakan Akuntansi ini diterapkan dalam penyajian seluruh
investasi Pemerintah Daerah dalam laporan keuangan untuk
tujuan umum.
Kebijakan Akuntansi ini mengatur perlakuan akuntansi
investasi Pemerintah Daerah baik investasi jangka pendek maupun
investasi jangka panjang yang meliputi saat pengakuan, klasifikasi,

48
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

pengukuran dan metode penilaian investasi, serta


pengungkapannya pada laporan keuangan.
2. Klasifikasi Investasi
Investasi Pemerintah Daerah diklasifikasikan menjadi dua
yaitu investasi jangka pendek dan investasi jangka
panjang.Investasi jangka pendek merupakan kelompok aset lancar
sedangkan investasi jangka panjang merupakan kelompok aset
nonlancar.
Investasi jangka panjang dibagi menurut sifat penanaman
investasinya, yaitu permanen dan nonpermanen. Investasi
Permanen adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan
untuk dimiliki secara berkelanjutan, sedangkan Investasi
Nonpermanen adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan
untuk dimiliki secara tidak berkelanjutan.
3. Pengakuan Investasi
Pengeluaran kas dan/atau aset, penerimaan hibah dalam
bentuk investasi dan perubahan piutang menjadi investasi dapat
diakui sebagai investasi apabila memenuhi kriteria sebagai berikut
:
(a) Kemungkinan manfaat ekonomi dan manfaat sosial atau jasa
potensial di masa yang akan datang atas suatu investasi
tersebut dapat diperoleh Pemerintah Daerah;
(b) Nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara
memadai (reliable).
4. Pengukuran Investasi
Untuk beberapa jenis investasi, terdapat pasar aktif yang
dapat membentuk nilai pasar, dalam hal investasi yang demikian,
nilai pasar dipergunakan sebagai dasar penerapan nilai wajar.
Sedangkan untuk investasi yang tidak memiliki pasar yang aktif
dapat dipergunakan nilai nominal, nilai tercatat atau nilai wajar
lainnya.

49
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

Investasi jangka pendek dalam bentuk surat berharga,


misalnya saham dan obligasi jangka pendek (efek), dicatat sebesar
biaya perolehan. Biaya perolehan investasi meliputi harga
transaksi investasi itu sendiri ditambah komisi perantara jual beli,
jasa bank, dan biaya lainnya yang timbul dalam rangka perolehan
tersebut.
Apabila investasi dalam bentuk surat berharga diperoleh tanpa
biaya perolehan, maka investasi dinilai berdasarkan nilai wajar
investasi pada tanggal perolehannya yaitu sebesar harga pasar.
Apabila tidak ada nilai wajar, maka investasi dinilai berdasarkan
nilai wajar aset lain yang diserahkan untuk memperoleh investasi
tersebut.
Investasi jangka pendek dalam bentuk non saham, misalnya
dalam bentuk deposito jangka pendek dicatat sebesar nilai nominal
deposito tersebut.
Investasi jangka panjang yang bersifat permanen misalnya
penyertaan modal Pemerintah Daerah, dicatat sebesar biaya
perolehannya meliputi harga transaksi investasi itu sendiri
ditambah biaya lain yang timbul dalam rangka perolehan investasi
tersebut.
Investasi nonpermanen dalam bentuk pembelian obligasi
jangka panjang dan investasi yang dimaksudkan tidak untuk
dimiliki berkelanjutan, dinilai sebesar nilai perolehannya.
Investasi nonpermanent yang dimaksudkan untuk
penyehatan/penyelamatan perekonomian, dinilai sebesar nilai
bersih yang dapat direalisasikan.
Investasi nonpermanen dalam bentuk penanaman modal di
proyek-proyek pembangunan Pemerintah dinilai sebesar biaya
pembangunan termasuk biaya yang dikeluarkan untuk
perencanaan dan biaya lain yang dikeluarkan dalam rangka

50
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

penyelesaian proyek sampai proyek tersebut diserahkan ke pihak


ketiga.
Apabila investasi jangka panjang diperoleh dari pertukaran
aset Pemerintah Daerah, maka nilai investasi yang diperoleh
Pemerintah Daerah adalah sebesar biaya perolehan, atau nilai
wajar investasi tersebut jika harga perolehannya tidak ada.
Harga perolehan investasi dalam valuta asing yang dibayar
dengan mata uang asing yang sama harus dinyatakan dalam
rupiah dengan menggunakan nilai tukar (kurs tengah bank sentral)
yang berlaku pada tanggal transaksi.
Diskonto atau premi pada pembelian investasi diamortisasi
selama periode dari pembelian sampai saat jatuh tempo sehingga
hasil yang konstan diperoleh dari investasi tersebut.
5. Metode Penilaian Investasi
Penilaian investasi Pemerintah Daerah dilakukan dengan tiga
metode yaitu :
(a) Metode biaya;
Dengan menggunakan metode biaya, investasi dicatat sebesar
biaya perolehan.Penghasilan atas investasi tersebut diakui
sebesar bagian hasil yang diterima dan tidak mempengaruhi
besarnya investasi pada badan usaha/badan hukum yang
terkait.
(b) Metode ekuitas;
Dengan menggunakan metode ekuitas Pemerintah Daerah
mencatat investasi awal sebesar biaya perolehan dan
ditambah atau dikurangi sebesar bagian laba atau rugi
Pemerintah Daerah setelah tanggal perolehan. Bagian laba
kecuali dividen dalam bentuk saham yang diterima
Pemerintah Daerah akan mengurangi nilai investasi
Pemerintah Daerah. Penyesuaian terhadap nilai investasi juga
diperlukan untuk mengubah porsi kepemilikan investasi

51
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

Pemerintah Daerah, misalnya adanya perubahan yang timbul


akibat pengaruh valuta asing serta revaluasi aset tetap.
(c) Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan
Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan digunakan
terutama untuk kepemilikan yang akan dilepas/dijual dalam
jangka waktu dekat.
Penggunaan metode pada paragraf 36 didasarkan pada kriteria
sebagai berikut :
(a) Kepemilikan kurang dari 20% menggunakan metode biaya;
(b) Kepemilikan 20% sampai 50%, atau kepemilikan kurang dari
20% tetapi memiliki pengaruh yang signifikan menggunakan
metode ekuitas;
(c) Kepemilikan lebih dari 50% menggunakan metode ekuitas;
(d) Kepemilikan bersifat nonpermanen menggunakan metode nilai
bersih yang direalisasikan.
6. Pengakuan Hasil Investasi
Hasil investasi yang diperoleh dari investasi jangka pendek,
antara lain berupa bunga deposito, bunga obligasi, dan dividen
tunai (cash dividend), diakui pada saat diperoleh dan dicatat
sebagai pendapatan.
Hasil investasi berupa dividen tunai yang diperoleh dari
penyertaan modal Pemerintah Daerah yang pencatatannya
menggunakan metode biaya, dicatat sebagai pendapatan hasil
investasi. Sedangkan apabila menggunakan metode ekuitas, bagian
laba berupa dividen tunai yang diperoleh oleh Pemerintah Daerah
dicatat sebagai pendapatan hasil investasi dan mengurangi nilai
investasi Pemerintah Daerah. Dividen dalam bentuk saham yang
diterima tidak akan menambah nilai investasi Pemerintah Daerah.

52
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

7. Pelepasan Dan Pemindahan Investasi


Pelepasan investasi Pemerintah Daerah dapat terjadi karena
penjualan, pelepasan hak karena peraturan pemerintah, dan lain
sebagainya.
Perbedaan antara hasil pelepasan investasi dengan nilai
tercatatnya harus dibebankan atau dikreditkan kepada
keuntungan/rugi pelepasan investasi. Keuntungan/rugi pelepasan
investasi disajikan dalam laporan operasional.
8. Pengungkapan
Hal-hal lain yang harus diungkapkan dalam laporan
keuangan Pemerintah Daerah berkaitan dengan investasi
Pemerintah Daerah, antara lain:
(a) Kebijakan akuntansi untuk penentuan nilai investasi;
(b) Jenis-jenis investasi, investasi permanen dan nonpermanen;
(c) Perubahan harga pasar baik investasi jangka pendek maupun
investasi jangka panjang;
(d) Penurunan nilai investasi yang signifikan dan penyebab
penurunan tersebut;
(e) Investasi yang dinilai dengan nilai wajar dan alasan
penerapannya;
(f) Perubahan pos investasi.
4.3.10 Kebijakan Akuntansi Aset Tetap
1. Ruang Lingkup
Kebijakan Akuntansi ini diterapkan untuk entitas akuntansi
dan pelaporan yang menyajikan laporan keuangan untuk tujuan
umum dan mengatur tentang perlakuan akuntansinya, termasuk
pengakuan, penilaian, penyajian, dan pengungkapan yang
diperlukan.

53
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

2. Klasifikasi Aset Tetap


Aset tetap diklasifikasikan berdasarkan kesamaan dalam sifat
atau fungsinya dalam aktivitas operasi entitas. Berikut adalah
klasifikasi aset tetap yang digunakan:
(a) Tanah;
(b) Peralatan dan Mesin;
(c) Gedung dan Bangunan;
(d) Jalan, Irigasi, dan Jaringan;
(e) Aset Tetap Lainnya; dan
(f) Konstruksi dalam Pengerjaan.
3. Pengakuan Aset Tetap
Aset tetap diakui pada saat manfaat ekonomi masa depan
dapat diperoleh dan nilainya dapat diukur dengan handal. Untuk
dapat diakui sebagai aset tetap harus dipenuhi kriteria sebagai
berikut :
(a) Berwujud;
(b) Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan;
(c) Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal;
(d) Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal
entitas; dan
(e) Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan.
4. Pengukuran Aset Tetap
Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan. Apabila penilaian
aset tetap dengan menggunakan biaya perolehan tidak
memungkinkan maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar
pada saat perolehan.
5. Penilaian Awal Aset Tetap
Barang berwujud yang memenuhi kualifikasi untuk diakui
sebagai suatu aset dan dikelompokkan sebagai aset tetap, pada
awalnya harus diukur berdasarkan biaya perolehan.

54
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

Bila aset tetap diperoleh dengan tanpa nilai, biaya aset


tersebut adalah sebesar nilai wajar pada saat aset tersebut
diperoleh.
Untuk keperluan penyusunan neraca awal suatu entitas,
biaya perolehan aset tetap yang digunakan adalah nilai wajar pada
saat neraca awal tersebut disusun. Untuk periode selanjutnya
setelah tanggal neraca awal, atas perolehan aset tetap baru, suatu
entitas menggunakan biaya perolehan atau harga wajar bila biaya
perolehan tidak ada.
5.1 Komponen Biaya
Biaya perolehan suatu aset tetap terdiri dari harga
belinya atau konstruksinya, termasuk bea impor dan setiap
biaya yang dapat diatribusikan secara langsung dalam
membawa aset tersebut ke kondisi yang membuat aset
tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan.
5.2 Konstruksi dalam Pengerjaan
Jika penyelesaian pengerjaan suatu aset tetap melebihi
dan atau melewati satu periode tahun anggaran, maka aset
tetap yang belum selesai tersebut digolongkan dan dilaporkan
sebagai konstruksi dalam pengerjaan sampai dengan aset
tersebut selesai dan siap dipakai.
5.3 Perolehan Secara Gabungan
Biaya perolehan dari masing-masing aset tetap yang
diperoleh secara gabungan ditentukan dengan
mengalokasikan harga gabungan tersebut berdasarkan
perbandingan nilai wajar masing-masing aset yang
bersangkutan.
5.4 Pertukaran Aset (Exchanges of Assets)
Suatu aset tetap dapat diperoleh melalui pertukaran
atau pertukaran sebagian aset tetap yang tidak serupa atau
aset lainnya. Biaya dari pos semacam itu diukur berdasarkan

55
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

nilai wajar aset yang diperoleh yaitu nilai ekuivalen atas nilai
tercatat aset yang dilepas setelah disesuaikan dengan jumlah
setiap kas atau setara kas dan kewajiban lain yang
ditransfer/diserahkan.
Suatu aset tetap dapat diperoleh melalui pertukaran
atas suatu aset yang serupa yang memiliki manfaat yang
serupa dan memiliki nilai wajar yang serupa. Suatu aset tetap
juga dapat dilepas dalam pertukaran dengan kepemilikan aset
yang serupa. Dalam keadaan tersebut tidak ada keuntungan
dan kerugian yang diakui dalam transaksi ini. Biaya aset yang
baru diperoleh dicatat sebesar nilai tercatat (carrying amount)
atas aset yang dilepas.
5.5 Aset Donasi
Aset tetap yang diperoleh dari sumbangan (donasi)
harus dicatat sebesar nilai wajar pada saat perolehan.
6. Pengeluaran Setelah Perolehan (Subsequent Expenditures)
Pengeluaran setelah perolehan awal suatu aset tetap yang
memperpanjang masa manfaat atau yang kemungkinan besar
memberi manfaat ekonomik di masa yang akan datang dalam
bentuk kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan standar
kinerja, dan memenuhi nilai batasan kapitalisasi harus
ditambahkan pada nilai tercatat aset yang bersangkutan.
7. Pengukuran Berikutnya (Subsequent Measurement)
Terhadap Pengakuan Awal
Aset tetap disajikan berdasarkan biaya perolehan aset tetap
tersebut dikurangi akumulasi penyusutan. Apabila terjadi kondisi
yang memungkinkan penilaian kembali, maka aset tetap akan
disajikan dengan penyesuaian pada masing-masing akun aset
tetap dan akun ekuitas.

56
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

7.1 Penyusutan
Penyusutan adalah alokasi yang sistematis atas nilai
suatu aset tetap yang dapat disusutkan (depreciable assets)
selama masa manfaat aset yang bersangkutan.
Nilai penyusutan untuk masing-masing periode diakui
sebagai pengurang nilai tercatat aset tetap dalam neraca dan
beban penyusutan dalam laporan operasional.
Masa manfaat aset tetap dihitung sejak perolehan aset
tetap dimaksud.
Metode penyusutan yang digunakan adalah metode
garis lurus (straight line method), dimana metode ini
menetapkan tarif penyusutan untuk masing-masing periode
dengan jumlah yang sama.
Selain tanah dan konstruksi dalam pengerjaan, seluruh
aset tetap disusutkan sesuai dengan sifat dan karakteristik
aset tersebut.
Masa manfaat atau umur ekonomis ditetapkan sebagai berikut :
Kode Tarif
No Gol Kelompok Nama Bidang Barang
Bidang %
1 1 TANAH 0%
2 2 PERALATAN DAN MESIN
2 ALAT-ALAT BESAR
1 Alat - Alat Besar Darat 5%
2 Alat - Alat Besar Angkut 5%
3 Alat – Alat Bantu 5%
3 ALAT – ALAT ANGKUTAN
1 Alat Angkutan darat Bermotor 5%
2 Alat Angkutan Darat Tak Bermotor 5%
3 Alat – Angkut Apung Bermotor 5%
4 Alat Angkut Tak Bermotor 5%

57
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

Kode Tarif
No Gol Kelompok Nama Bidang Barang
Bidang %
4 ALAT BENGKEL DAN ALAT UKUR
1 Alat Bengkel Bermesin 5%
2 Alat Bengkel Tak Bermesin 5%
3 Alat Ukur 5%
5 ALAT PERTANIAN
1 Alat Pengolahan 5%
2 Alat Pemeliharaan
Tanaman/Penyimpanan 5%
6 ALAT KANTOR DAN RUMAH TANGGA
1 Alat Kantor 10%
2 Alat Rumah Tangga 6%
3 Komputer 10%
4 Meja dan Kursi/Rapat Pejabat 6%
7 ALAT STUDIO DAN KOMUNIKASI
1 Alat Studio 7%
2 Alat Komunikasi 7%
3 Peralatan Pemancar 7%
8 ALAT – ALAT KEDOKTERAN
1 Alat Kedokteran 7%
2 Alat Kesehatan 7%
9 ALAT-ALAT LABOLATORIUM 7%
1 Alat alat Labolatorium 7%
2 Alat Peraga/ Praktek Sekolah 7%
3 Unit Alat Labolatorium Kimia Nuklir 7%
4 Unit Alat Labolatorim Fisika Nuklir 7%
5 Alat Proteksi Radiasi/Proteksi
Lingkungan 7%

58
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

Kode Tarif
No Gol Kelompok Nama Bidang Barang
Bidang %
6 Radiation Application And Non
Destructive Testing Labolatory 7%
7 Alat Labolatorium Lingkungan Hidup 7%
8 Peralatan Labolatorium Hidrodinamik 7%
10 ALAT–ALAT
PERSENJATAAN/KEAMANAN
1 Senjata Api 5%
2 Persenjataan Non Senjata Api 5%
3 Amunisi 5%
3 3 GEDUNG DAN BANGUNAN
11 BANGUNAN GEDUNG
1 Bangunan Gedung Tempat Kerja 2%
2 Bangunan Gedung Tempat Tinggal 2%
3 Bangunan Menara 2%
12 BANGUNAN MONUMEN
1 Bangunan Bersejarah 2%
2 Tugu Peringatan 2%
3 Candi 2%
4 Monumen/ Bangunan Bersejarah 2%
5 Tugu Peringatan 2%
6 Tugu Titik Kontrol/Pasti 2%
7 Rambu-Rambu 2%
8 Rambu-Rambu Lintas Udara 2%
4 4 JALAN, JARINGAN DAN IRIGASI
13 JALAN DAN JEMBATAN
1 Jalan 3%
2 Jembatan 3%

59
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

Kode Tarif
No Gol Kelompok Nama Bidang Barang
Bidang %
14 BANGUNAN AIR DAN IRIGASI
1 Bangunan Air Irigasi 5%
2 Bangunan Air Pasang Surut 5%
3 Bangunan Air Pengembang Rawa dan
Poder 5%
4 Bangunan Pengaman Sungai dan
Penanggulangan Bencana Alam 5%
5 Bangunan Pengembangan Sumber Air
dan Air Tanah 5%
6 Bangunan Air Bersih/Baku 5%
7 Bangunan Air Kotor 5%
8 Bangunan Air 5%
15 INSTALASI
1 Instalasi Air Minum/Bersih 3%
2 Instalasi Air Kotor 3%
3 Instalasi Pengolahan Sampah Non
Organik 3%
4 InstalasiPengolahan Bahan Bangunan 3%
5 Instalasi Pembangkit Listrik 3%
6 Instalasi Gardu Lislrik 3%
7 Instalasi Pertahanan 3%
8 Instalasi Gas 3%
9 Instalasi Pengaman 3%
16 JARINGAN
1 Jaringan Air Minum 3%
2 Jaringan Listrik 3%
3 Jaringan Telepon 3%

60
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

Kode Tarif
No Gol Kelompok Nama Bidang Barang
Bidang %
4 Jaringan Gas 3%
5 5 ASET TETAP LAINNYA
17 BUKU DAN PERPUSTAKAAN
1 Buku 0%
2 Terbitan Berkala 0%
3 Barang Barang Perpustakaan 0%
18 BARANG BERCORAK KEBUDAYAAN
1 Barang Bercorak Kebudayaan 0%
2 Alat Olahraga Lainnya 0%
19 HEWAN DAN TERNAK SERTA
TANAMAN
1 Hewan 0%
2 Tanaman 0%

Peninjauan secara periodik terhadap masa manfaat


dan/atau tarif penyusutan maka penetapannya dilakukan
oleh Sekretaris Daerah.
Pelaksanaan penyusutan dilakukan bersamaan dengan
penerapan basis akrual terhitung sejak tahun perolehannya.
7.2 Penilaian Kembali Aset Tetap (Revaluation)
Penilaian kembali atau revaluasi aset tetap pada
umumnya tidak diperkenankan karena Standar Akuntansi
Pemerintahan menganut penilaian aset berdasarkan biaya
perolehan atau harga pertukaran. Penyimpangan dari
ketentuan ini mungkin dilakukan berdasarkan ketentuan
pemerintah yang berlaku secara nasional.

61
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

8. Akuntansi Tanah
Tanah yang dimiliki dan/atau dikuasai Pemerintah Daerah
tidak diperlakukan secara khusus, dan pada prinsipnya mengikuti
ketentuan seperti yang diatur pada kebijakan akuntansi tentang
akuntansi aset tetap.
9. Aset Bersejarah (Heritage Assets)
Kebijakan Akuntansi ini tidak mengharuskan Pemerintah
Daerah untuk menyajikan aset bersejarah (heritage assets) di
neraca namun aset tersebut harus diungkapkan dalam Catatan
atas Laporan Keuangan.
Beberapa aset bersejarah juga memberikan potensi manfaat
lainnya kepada Pemerintah Daerah selain nilai sejarahnya, sebagai
contoh bangunan bersejarah digunakan untuk ruang perkantoran.
Untuk kasus tersebut, aset ini akan diterapkan prinsip-prinsip
yang sama seperti aset tetap lainnya.
10. Aset Infrastruktur (Infrastructure Assets)
Walaupun kepemilikan dari aset infrastruktur tidak hanya
oleh Pemerintah Daerah, aset infrastruktur secara signifikan sering
dijumpai sebagai aset Pemerintah Daerah. Aset infrastruktur
memenuhi definisi aset tetap dan harus diperlakukan sesuai
dengan prinsip-prinsip yang ada pada Kebijakan Akuntansi ini.
11. Penghentian dan Pelepasan (Retirement and Disposal)
Suatu aset tetap dieliminasi dari neraca ketika dilepaskan
atau bila aset secara permanen dihentikan penggunaannya dan
tidak ada manfaat ekonomik masa yang akan datang. Eliminasi
aset tetap tersebut didasarkan pada tanggal transaksi yang tertera
pada dokumen bukti pendukung.
Aset tetap yang secara permanen dihentikan atau dilepas
harus dieliminasi dari Neraca dan diungkapkan dalam Catatan
atas Laporan Keuangan.

62
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

Aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif Pemerintah


Daerah tidak memenuhi definisi aset tetap dan harus dipindahkan
ke pos aset lainnya sesuai dengan nilai tercatatnya.
Penghentian dan pelepasan aset tetap didasarkan pada
peraturan perundang-undangan.
12. Pengungkapan
Laporan keuangan harus mengungkapkan untuk masing-
masing jenis aset tetap sebagai berikut :
(a) Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai
tercatat (carrying amount);
(b) Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang
menunjukkan:
(1) Penambahan;
(2) Pelepasan;
(3) Akumulasi penyusutan dan perubahan nilai, jika ada;
(4) Mutasi aset tetap lainnya.
(c) Informasi penyusutan, meliputi:
(1) Nilai penyusutan;
(2) Metode penyusutan yang digunakan;
(3) Masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan;
(4) Nilai tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada
awal dan akhir periode;
Laporan keuangan juga harus mengungkapkan:
(1) Eksistensi dan batasan hak milik atas aset tetap;
(2) Kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang berkaitan
dengan aset tetap;
(3) Jumlah pengeluaran pada pos aset tetap dalam
konstruksi; dan
(4) Jumlah komitmen untuk akuisisi aset tetap.

63
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

4.3.11 Kebijakan Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan


1. Ruang Lingkup
Suatu entitas akuntansi yang melaksanakan pembangunan
aset tetap untuk dipakai dalam penyelenggaraan kegiatan
Pemerintahan Daerah dan/atau masyarakat, dalam suatu jangka
waktu tertentu, baik pelaksanaan pembangunannya dilakukan
secara swakelola atau oleh pihak ketiga wajib menerapkan
kebijakan ini.
2. Konstruksi Dalam Pengerjaan
Konstruksi dalam pengerjaan mencakup tanah, peralatan dan
mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, dan aset
tetap lainnya yang proses perolehannya dan/atau
pembangunannya membutuhkan suatu periode waktu tertentu
dan belum selesai. Perolehan melalui kontrak konstruksi pada
umumnya memerlukan suatu periode waktu tertentu.Periode
waktu perolehan tersebut bisa kurang atau lebih dari satu periode
akuntansi.
Perolehan aset dapat dilakukan dengan membangun sendiri
(swakelola) atau melalui pihak ketiga dengan kontrak konstruksi.
3. Kontrak Konstruksi
Kontrak konstruksi dapat berkaitan dengan perolehan
sejumlah aset yang berhubungan erat atau saling tergantung satu
sama lain dalam hal rancangan, teknologi, fungsi atau tujuan, dan
penggunaan utama. Kontrak seperti ini misalnya konstruksi
jaringan irigasi.
Kontrak konstruksi dapat meliputi :
(a) kontrak untuk perolehan jasa yang berhubungan langsung
dengan perencanaan konstruksi aset, seperti jasa arsitektur;
(b) kontrak untuk perolehan atau konstruksi aset;

64
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

(c) kontrak untuk perolehan jasa yang berhubungan langsung


pengawasan konstruksi aset yang meliputi manajemen
konstruksi dan value engineering;
(d) kontrak untuk membongkar atau merestorasi aset dan
restorasi lingkungan.
4. Penyatuan Dan Segmentasi Kontrak Konstruksi
Jika suatu kontrak konstruksi mencakup sejumlah aset,
konstruksi dari setiap aset diperlakukan sebagai suatu kontrak
konstruksi yang terpisah apabila semua syarat di bawah ini
terpenuhi :
(a) Proposal terpisah telah diajukan untuk setiap aset;
(b) Setiap aset telah dinegosiasikan secara terpisah dan
kontraktor serta pemberi kerja dapat menerima atau menolak
bagian kontrak yang berhubungan dengan masing-masing
aset tersebut; dan
(c) Biaya masing-masing aset dapat diidentifikasikan.
Suatu kontrak dapat berisi klausul yang memungkinkan
konstruksi aset tambahan atas permintaan pemberi kerja atau
dapat diubah sehingga konstruksi aset tambahan dapat
dimasukkan ke dalam kontrak tersebut. Konstruksi tambahan
diperlakukan sebagai suatu kontrak konstruksi terpisah jika:
(a) aset tambahan tersebut berbeda secara signifikan dalam
rancangan, teknologi, atau fungsi dengan aset yang tercakup
dalam kontrak semula; atau
(b) harga aset tambahan tersebut ditetapkan tanpa
memperhatikan harga kontrak semula.
5. Pengakuan Konstruksi Dalam Pengerjaan
Suatu benda berwujud harus diakui sebagai konstruksi dalam
pengerjaan jika :
(a) besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa yang akan
datang berkaitan dengan aset tersebut akan diperoleh;

65
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

(b) biaya perolehan tersebut dapat diukur secara andal; dan


(c) aset tersebut masih dalam proses pengerjaan.
Konstruksi dalam pengerjaan biasanya merupakan aset yang
dimaksudkan digunakan untuk operasional Pemerintah Daerah
atau dimanfaatkan oleh masyarakat dalam jangka panjang dan
oleh karenanya diklasifikasikan dalam aset tetap.
Konstruksi dalam pengerjaan dipindahkan ke pos aset tetap
yang bersangkutan jika kriteria berikut ini terpenuhi:
(a) konstruksi secara substansi telah selesai dikerjakan; dan
(b) dapat memberikan manfaat/jasa sesuai dengan tujuan
perolehan.
6. Pengukuran
Konstruksi dalam pengerjaan dicatat dengan biaya perolehan.
6.1 Biaya Konstruksi
Nilai konstruksi yang dikerjakan secara swakelola
antara lain :
(a) biaya yang berhubungan langsung dengan kegiatan
konstruksi;
(b) biaya yang dapat diatribusikan pada kegiatan pada
umumnya dan dapat dialokasikan ke konstruksi
tersebut; dan
(c) biaya lain yang secara khusus dibebankan sehubungan
konstruksi yang bersangkutan.
Nilai konstruksi yang dikerjakan oleh kontraktor melalui
kontrak konstruksi meliputi :
(a) termin yang telah dibayarkan kepada kontraktor
sehubungan dengan tingkat penyelesaian pekerjaan;
(b) kewajiban yang masih harus dibayar kepada kontraktor
berhubung dengan pekerjaan yang telah diterima tetapi
belum dibayar pada tanggal pelaporan; dan

66
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

(c) pembayaran klaim kepada kontraktor atau pihak ketiga


sehubungan dengan pelaksanaan kontrak konstruksi.
Jika konstruksi dibiayai dari pinjaman maka biaya
pinjaman yang timbul selama masa konstruksi dikapitalisasi
dan menambah biaya konstruksi, sepanjang biaya tersebut
dapat diidentifikasikan dan ditetapkan secara andal.
Jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi tidak boleh
melebihi jumlah biaya bunga yang dibayarkan pada periode
yang bersangkutan.
Apabila pinjaman digunakan untuk membiayai beberapa
jenis aset yang diperoleh dalam suatu periode tertentu, biaya
pinjaman periode yang bersangkutan dialokasikan ke masing-
masing konstruksi dengan metode rata-rata tertimbang atas
total pengeluaran biaya konstruksi.
Apabila kegiatan pembangunan konstruksi dihentikan
sementara tidak disebabkan oleh hal-hal yang bersifat force
majeur maka biaya pinjaman yang dibayarkan selama masa
pemberhentian sementara pembangunan konstruksi
dikapitalisasi.
Kontrak konstruksi yang mencakup beberapa jenis
pekerjaan yang penyelesaiannya jatuh pada waktu yang
berbeda-beda, maka jenis pekerjaan yang sudah selesai tidak
diperhitungkan biaya pinjaman. Biaya pinjaman hanya
dikapitalisasi untuk jenis pekerjaan yang masih dalam proses
pengerjaan.
7. Pengungkapan
Suatu entitas harus mengungkapkan informasi mengenai
Konstruksi Dalam Pengerjaan pada akhir periode akuntansi:
(a) Rincian kontrak konstruksi dalam pengerjaan berikut tingkat
penyelesaian dan jangka waktu penyelesaiannya;
(b) Nilai kontrak konstruksi dan sumber pembiayaanya;

67
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

(c) Jumlah biaya yang telah dikeluarkan;


(d) Uang muka kerja yang diberikan; dan
(e) Retensi.
4.3.12 Kebijakan Akuntansi Aset Tak Berwujud
1. Ruang Lingkup
Kebijakan akuntansi ini diterapkan untuk seluruh entitas
akuntansi dan entitas pelaporan yang menyajikan laporan
keuangan untuk tujuan umum dan mengatur tentang perlakuan
akuntansinya, termasuk pengakuan, penilaian, penyajian, dan
pengungkapan yang diperlukan kecuali bila kebijakan akuntansi
lainnya mensyaratkan perlakuan akuntansi yang berbeda.
2. Klasifikasi Aset Tak Berwujud
Aset tak berwujud meliputi :
(a) Piranti lunak (software) komputer;
(b) Lisensi dan francshise;
(c) Hak cipta (copyright), paten, dan hak lainnya;
(d) Hasil kajian/penelitian yang memberikan manfaat jangka
panjang;
(e) Aset tak berwujud yang mempunyai nilai sejarah/budaya; dan
(f) Aset tak berwujud dalam pengerjaan.
3. Pengakuan Aset Tak Berwujud
Aset tak berwujud diakui jika, dan hanya jika :
(a) Kemungkinan besar aset tersebut akan memberikan mafaat
ekonomis dan/atau manfaat sosial di masa depan kepada
entitas pelaporan atau entitas akuntansi
(b) Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan; dan
(c) Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.
Dalam menilai kemungkinan adanya manfaat ekonomis
dan/atau sosial masa depan, entitas harus menggunakan
pertimbangan yang masuk akal dan dapat dipertanggungjawabkan,
yang merupakan estimasi terbaik manajemen atas kondisi ekonomi

68
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

dan/atau sosial yang berlaku sepanjang masa manfaat aset


tersebut.
Pengakuan aset tak berwujud akan sangat andal bila aset tak
berwujud telah diterima atau diserahkan hak kepemilikannya dan
atau pada saat penguasaannya berpindah. Bila aset tak berwujud
diperoleh dengan cara kegiatan swakelola maka pengakuannya
dilakukan pada saat kegiatan tersebut dinyatakan telah selesai
dilaksanakan.
Suatu entitas tidak boleh mengakui aset tak berwujud yang
timbul dari riset (atau dari tahap riset pada suatu kegiatan
internal). Pengeluaran untuk riset (atau dari tahap riset pada suatu
kegiatan internal) diakui sebagai biaya pada saat terjadinya.
3.1 Beban Masa Lalu Tidak Diakui sebagai Aset
Pengeluaran atas unsur tak berwujud yang awalnya
diakui oleh entitas sebagai biaya dalam laporan keuangan
periode sebelumnya tidak boleh diakui sebagai bagian dari
harga perolehan aset tak berwujud di kemudian hari.
4. Pengukuran Aset Tak Berwujud
Aset tak berwujud dinilai dengan biaya perolehan. Apabila
penilaian aset tak berwujud dengan menggunakan biaya perolehan
tidak memungkinkan maka nilai aset tak berwujud didasarkan
pada nilai wajar pada saat perolehan.
4.1 Perolehan Terpisah
Jika suatu aset tak berwujud diperoleh secara terpisah,
biaya aset tak berwujud biasanya dapat diukur secara andal.
Hal itu akan tampak jelas jika pembayaran dilakukan dalam
bentuk uang tunai atau aset moneter lainnya.
Biaya perolehan suatu aset tak berwujud terdiri atas
harga beli, termasuk pajak dan semua pengeluaran yang
dapat dikaitkan langsung dalam mempersiapkan aset tersebut
sehingga siap digunakan sesuai dengan tujuannya.

69
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

Pengeluaran yang dapat dikaitkan langsung, misalnya imbalan


profesional konsultan hukum. Apabila terdapat diskonto atau
rabat, maka diskonto atau rabat tersebut mengurangi biaya
perolehan aset.
5. Pertukaran Aset
Suatu aset tak berwujud mungkin diperoleh melalui
pertukaran atau tukar tambah aset tak berwujud yang tidak
sejenis atau dengan aset lainnya. Biaya perolehan aset tak
berwujud tersebut diukur sebesar nilai wajar aset yang
diterima, yang sama dengan nilai wajar aset yang diserahkan,
setelah diperhitungkan dengan jumlah uang tunai atau setara
kas yang diserahkan.
6. Aset Tak Berwujud yang Dihasilkan secara Internal
(Swakelola)
Biaya perolehan aset tak berwujud yang dihasilkan
secara internal (swakelola) terdiri atas semua pengeluaran
yang dapat dikaitkan langsung, atau dapat dialokasikan atas
dasar yang rasional dan konsisten, yang dilakukan untuk
menghasilkan dan mempersiapkan aset tersebut sehingga siap
untuk digunakan sesuai dengan tujuannya. Biaya perolehan
aset tak berwujud mencakup, apabila dapat diterapkan :
(a) Pengeluaran untuk bahan baku dan jasa yang
digunakan atau dikonsumsi dalam menghasilkan aset
tak berwujud;
(b) Gaji, upah, dan biaya pegawai terkait lainnya dari
pegawai yang langsung terlibat dalam menghasilkan aset
tersebut; dan
(c) Pengeluaran yang langsung terkait dengan
dihasilkannya aset tersebut, seperti biaya pendaftaran
hak hukum.

70
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

Pengeluaran pelatihan pegawai untuk mengoperasikan


aset tak berwujud bukan merupakan komponen biaya
perolehan aset tak berwujud yang dihasilkan secara internal.
7. Pengeluaran Setelah Perolehan (Subsequent Expenditures)
Pengeluaran setelah aset tak berwujud diperoleh (pengeluaran
setelah perolehan) diakui sebagai biaya pada saat terjadinya
pengeluaran, kecuali :
(a) Pengeluaran tersebut besar kemungkinannya akan
meningkatkan manfaat ekonomi dan/atau sosial masa depan
sehingga menjadi lebih besar daripada standar kinerja yang
diperkirakan semula; dan
(b) Pengeluaran tersebut dapat diukur dan dikaitkan dengan aset
secara andal.
Jika persyaratan-persyaratan di atas dipenuhi, maka
pengeluaran setelah perolehan harus ditambahkan kepada biaya
perolehan aset tak berwujud.
8. Pengukuran Berikutnya (Subsequent Measurement)
Terhadap Pengakuan Awal
Setelah pengakuan awal, aset tak berwujud dinilai sebesar
biaya perolehannya dikurangi akumulasi amortisasi.
8.1 Periode Amortisasi
Jumlah yang dapat diamortisasi dari aset tak berwujud
harus dialokasikan secara sistematis berdasarkan perkiraan
terbaik dari masa manfaatnya. Pada umumnya masa manfaat
suatu aset tak berwujud tidak akan melebihi 20 tahun sejak
tanggal aset siap digunakan. Amortisasi harus mulai dihitung
saat aset siap untuk digunakan.
Jika pengendalian atas manfaat ekonomi dan/atau
sosial masa depan dari suatu aset tak berwujud diperoleh
melalui hak hukum yang diberikan selama satu periode

71
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

tertentu, maka masa manfaat aset tak berwujud tidak boleh


melebihi periode hak hukum tersebut, kecuali :
(a) Hak hukum tersebut dapat diperbarui; dan
(b) Pembaruan tersebut pada dasarnya pasti diperoleh.
Masa manfaat aset tak berwujud dihitung sejak
perolehan aset tak berwujud dimaksud.
Peninjauan secara periodik terhadap masa manfaat
dan/atau tarif amortisasi maka penetapannya dilakukan oleh
Sekretaris Daerah.
8.2 Metode Amortisasi
Metode amortisasi harus mencerminkan pola konsumsi
manfaat ekonomi dan/atau sosial oleh entitas. Jika pola
tersebut tidak dapat ditentukan secara andal, maka harus
digunakan metode garis lurus. Biaya amortisasi setiap periode
harus diakui sebagai beban kecuali terdapat kebijakan
akuntansi lainnya yang mengizinkan atau mengharuskannya
untuk dimasukan ke dalam nilai tercatat aset lain.
Pelaksanaan amortisasi dilakukan bersamaan dengan
penerapan basis akrual.
9. Penghentian Dan Pelepasan (Retirement and Disposal)
Suatu aset tak berwujud tidak boleh lagi diakui, dan harus
dihilangkan dari neraca, saat aset tersebut dilepas atau ketika
tidak ada lagi manfaat masa depan yang diharapkan dari
penggunaannya dan pelepasan yang dilakukan sesudahnya.
Aset tak berwujud yang secara permanen dihentikan atau
dilepas harus dieliminasi dari Neraca dan diungkapkan dalam
Catatan atas Laporan Keuangan.
10. Piranti Lunak (Software)
Dalam pengakuan software komputer sebagai aset tak
berwujud, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan :

72
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

(a) Untuk software yang diperoleh atau dibangun oleh internal


instansi Pemerintah Daerah dapat dibagi menjadi dua, yaitu
dikembangkan oleh instansi Pemerintah Daerah sendiri atau
oleh pihak ketiga (kontraktor). Dalam hal dikembangkan oleh
instansi Pemerintah Daerah sendiri dimana biasanya sulit
untuk mengidentifikasi nilai perolehan dari software tersebut
maka untuk software seperti ini tidak perlu diakui sebagai
aset tak berwujud, selain itu software seperti ini biasanya
bersifat terbuka dan tidak ada perlindungan hukum hingga
dapat dipergunakan siapa saja, maka salah kriteria dari
pengakuan aset tak berwujud, yaitu pengendalian atas suatu
aset menjadi tidak terpenuhi. Oleh karena itu untuk software
yang dibangun sendiri yang dapat diakui sebagai aset tak
berwujud adalah yang dikontrakkan kepada pihak ketiga.
(b) Dalam kasus perolehan software secara pembelian, harus
dilihat secara kasus per kasus. Untuk pembelian software
yang diniatkan untuk dijual atau diserahkan kepada
masyarakat oleh Pemerintah Daerah maka software seperti ini
harus dicatat sebagai persediaan. Di lain pihak apabila ada
software yang dibeli oleh Pemerintah Daerah untuk digunakan
sendiri namun merupakan bagian integral dari suatu
hardware (tanpa software tersebut, hardware tidak dapat
dioperasikan), maka software tersebut diakui sebagai bagian
harga perolehan hardware dan dikapitalisasi sebagai peralatan
dan mesin. Biaya perolehan untuk software program yang
dibeli tersendiri dan tidak terkait dengan hardware harus
dikapitalisasi sebagai aset tak berwujud setelah memenuhi
kriteria perolehan aset secara umum.
10.1 Perolahan Secara Eksternal
Untuk menentukan perlakuan akuntansi,
membutuhkan identifikasi jenis, syarat dan ketentuan

73
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

penggunaan terhadap software yang diperoleh secara eksternal


tersebut. Hal-hal yang perlu diidentifikasi terlebih dahulu
adalah :
(a) Apakah harga perolehan awal dari software terdiri dari
harga pembelian software dan pembayaran untuk lisensi
penggunaannya, atau hanya pembayaran lisensi saja;
(b) Apakah ada batasan waktu/ijin penggunaan software;
dan
(c) Berapa lama ijin penggunaan.
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut di atas maka
perlakuan akuntansi untuk software yang diperoleh secara
pembelian dapat disimpulkan sebagai berikut :
(a) Perolehan software yang memiliki ijin penggunaan/masa
manfaat lebih dari 12 bulan, maka nilai perolehan
software dan biaya lisensinya harus dikapitalisasi
sebagai aset tak berwujud. Sedangkan perolehan
software yang memiliki ijin penggunaan/masa manfaat
kurang dari atau sampai dengan 12 bulan, maka nilai
perolehan software tidak perlu dikapitalisasi.
(b) Software yang diperoleh hanya dengan membayar ijin
penggunaan/lisensi dengan masa manfaat lebih dari 12
bulan harus dikapitalisasi sebagai aset tak berwujud.
Software yang diperoleh hanya dengan membayar ijin
penggunaan/lisensi kurang dari atau sampai dengan 12
bulan, tidak perlu dikapitalisasi.
(c) Software yang tidak memiliki pembatasan ijin
penggunaan dan masa manfaatnya lebih dari 12 bulan
harus dikapitalisasi. Software yang tidak memiliki
pembatasan ijin penggunaan dan masa manfaatnya
kurang dari atau sampai dengan 12 bulan tidak perlu
dikapitalisasi.

74
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

11. Pengeluaran Berikutnya Setelah Perolehan


Kapitalisasi terhadap pengeluaran setelah perolehan terhadap
software komputer harus memenuhi salah satu kriteria ini :
(a) Meningkatkan fungsi software;
(b) Meningkatkan efisiensi software.
Apabila perubahan yang dilakukan tidak memenuhi salah
satu kriteria di atas maka pengeluaran harus dianggap sebagai
beban pemeliharaan pada saat terjadinya. Misalnya pengeluaran
setelah perolehan terhadap software yang sifatnya hanya
mengembalikan ke kondisi semula (misalnya, pengeluaran untuk
teknisi software dalam rangka memperbaiki untuk dapat
dioperasikan kembali), tidak perlu dikapitalisasi.
Pengeluaran yang meningkatkan masa manfaat dari software
pada praktik umumnya tidak terjadi, yang ada adalah pengeluaran
untuk perpanjangan ijin penggunaan/lisensi dari software atau up
grade dari versi yang lama menjadi yang paling mutakhir yang
lebih mendekati kepada perolehan software baru.
Dalam hal pengeluaran untuk perpanjangan lisensi :
(a) Pengeluaran setelah perolehan berupa perpanjangan ijin
penggunaan yang kurang dari atau sampai dengan 12 bulan
tidak perlu dikapitalisasi.
(b) Pengeluaran setelah perolehan berupa perpanjangan ijin
penggunaan yang lebih dari 12 bulan harus dikapitalisasi.
12. Hak Paten
Perolehan hak paten dapat berasal dari hasil Kajian dan
Pengembangan atas penelitian yang dilakukan pemerintah atau
pendaftaran atas suatu kekayaan/warisan budaya/sejarah yang
dimiliki.
Untuk Hak Paten yang diperoleh untuk melindungi terhadap
kekayaan/warisan budaya/sejarah, maka atas aset ini secara
umum diakui pada saat dokumen hukum yang sah atas Hak Paten

75
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

tersebut telah diperoleh. Namun untuk mengantisipasi lamanya


jangka waktu terbitnya dokumen tersebut, maka entitas dapat
mengakui sebagai Hak Paten terlebih dahulu dengan nilai sebesar
biaya pendaftarannya, kemudian memberikan penjelasan yang
memadai dalam Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).
Untuk Hak Paten yang berasal dari hasil kajian/penelitian
apabila masih dalam proses pendaftaran dan dokumen sumber
belum terbit, maka entitas dapat mengakui sebagai Hak Paten
terlebih dahulu dengan nilai sebesar biaya pendaftaran ditambah
nilai Hasil Kajian/Pengembangan yang telah dikapitalisasi sebagai
aset tak berwujud, kemudian memberikan penjelasan yang
memadai dalam CaLK.
13. Pengungkapan
Laporan keuangan harus mengungkapkan hal-hal berikut
untuk setiap golongan aset tak berwujud, dengan membedakan
antara aset tak berwujud yang dihasilkan secara internal dan aset
tak berwujud lainnya :
(a) Masa manfaat aset tak berwujud;
(b) Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang
menunjukkan :
(1) Penambahan;
(2) Penghentian dan pelepasan;
(3) Akumulasi Amortisasi; dan
(4) Mutasi lainnya.
(c) Informasi amortisasi, meliputi :
(1) Nilai penyusutan;
(2) Metode amortisasi yang digunakan;
(3) Masa manfaat atau tarif amortisasi yang digunakan; dan
(4) Nilai tercatat bruto dan akumulasi amortisasi pada awal
dan akhir periode.
Laporan keuangan juga harus mengungkapkan :

76
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

(a) Penjelasan, nilai tercatat, dan periode amortisasi yang tersisa


dari setiap aset tak berwujud yang meterial bagi laporan
keuangan secara keseluruhan;
(b) Keberadaan dan nilai aset tak berwujud yang hak
penggunaannya dibatasi; dan
(c) Jumlah komitemen untuk memperoleh aset tak berwujud.
4.3.13 Kebijakan Akuntansi Kewajiban
a. Ruang Lingkup
Kebijakan akuntansi ini diterapkan untuk seluruh entitas
akuntansi dan pelaporan yang menyajikan laporan keuangan
untuk tujuan umum dan mengatur tentang perlakuan
akuntansinya, termasuk pengakuan, pengukuran, penyajian, dan
pengungkapan yang diperlukan.
Kebijakan akuntansi ini mengatur :
(a) Akuntansi Kewajiban Pemerintah Daerah termasuk kewajiban
jangka pendek dan kewajiban jangka panjang yang
ditimbulkan dari Utang Dalam Negeri dan Utang Luar Negeri;
(b) Perlakuan akuntansi untuk transaksi pinjaman dalam mata
uang asing;
(c) Perlakuan akuntansi untuk transaksi yang timbul dari
restrukturisasi pinjaman; dan
(d) Perlakuan akuntansi untuk biaya yang timbul dari utang
Pemerintah Daerah.
Huruf (b), (c), dan (d) diatas berlaku sepanjang belum ada
pengaturan khusus dalam pernyataan tersendiri mengenai hal-hal
tersebut.
b. Klasifikasi Kewajiban
Setiap entitas akuntansi dan entitas pelaporan
mengungkapkan setiap pos kewajiban yang mencakup jumlah-
jumlah yang diharapkan akan diselesaikan dalam waktu 12 (dua

77
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

belas) bulan dan lebih dari 12 (dua belas) bulan setelah tanggal
pelaporan.
Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka
pendek jika diharapkan dibayar dalam waktu 12 (dua belas) bulan
setelah tanggal pelaporan. Semua kewajiban lainnya
diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang.
Entitas akuntansi dan entitas pelaporan tetap
mengklasifikasikan kewajiban jangka panjangnya, meskipun
kewajiban tersebut jatuh tempo dan akan diselesaikan dalam
waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan jika:
(a) jangka waktu aslinya adalah untuk periode lebih dari 12 (dua
belas) bulan; dan
(b) entitas bermaksud untuk mendanai kembali (refinance)
kewajiban tersebut atas dasar jangka panjang; dan
(c) maksud tersebut didukung dengan adanya suatu perjanjian
pendanaan kembali (refinancing), atau adanya penjadwalan
kembali terhadap pembayaran, yang diselesaikan sebelum
laporan keuangan disetujui.
c. Pengakuan Kewajiban
Pelaporan keuangan untuk tujuan umum harus menyajikan
kewajiban yang diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran
sumber daya ekonomi akan dilakukan atau telah dilakukan untuk
menyelesaikan kewajiban yang ada sampai saat ini, dan perubahan
atas kewajiban tersebut mempunyai nilai penyelesaian yang dapat
diukur dengan andal.
Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima dan/atau
pada saat kewajiban timbul.
Suatu transaksi dengan pertukaran timbul ketika masing-
masing pihak dalam transaksi tersebut mengorbankan dan
menerima suatu nilai sebagai gantinya. Terdapat dua arus timbal
balik atas sumber daya atau janji untuk menyediakan sumber

78
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

daya. Dalam transaksi dengan pertukaran, kewajiban diakui ketika


satu pihak menerima barang atau jasa sebagai ganti janji untuk
memberikan uang atau sumber daya lain di masa depan.
Suatu transaksi tanpa pertukaran timbul ketika satu pihak
dalam suatu transaksi menerima nilai tanpa secara langsung
memberikan atau menjanjikan nilai sebagai gantinya. Hanya ada
satu arah arus sumber daya atau janji.Untuk transaksi tanpa
pertukaran, suatu kewajiban harus diakui atas jumlah terutang
yang belum dibayar pada tanggal pelaporan.
Kejadian yang berkaitan dengan Pemerintah adalah kejadian
yang tidak didasari transaksi namun berdasarkan adanya interaksi
antara Pemerintah Daerah dan lingkungannya. Kejadian tersebut
mungkin berada di luar kendali Pemerintah Daerah. Secara umum
suatu kewajiban diakui, dalam hubungannya dengan kejadian
yang berkaitan dengan Pemerintah Daerah, dengan basis yang
sama dengan kejadian yang timbul dari transaksi dengan
pertukaran.
Kejadian yang diakui Pemerintah Daerah adalah kejadian-
kejadian yang tidak didasarkan pada transaksi namun kejadian
tersebut mempunyai konsekuensi keuangan bagi Pemerintah
Daerah karena Pemerintah Daerah memutuskan untuk merespon
kejadian tersebut. Pemerintah Daerah mempunyai tanggung jawab
luas untuk menyediakan kesejahteraan publik.Untuk itu,
Pemerintah Daerah sering diasumsikan bertanggung jawab
terhadap satu kejadian yang sebelumnya tidak diatur dalam
peraturan formal yang ada.Konsekuensinya, biaya yang timbul dari
berbagai kejadian, yang disebabkan oleh entitas nonpemerintah
dan bencana alam, pada akhirnya menjadi tanggung jawab
Pemerintah Daerah.Namun biaya biaya tersebut belum dapat
memenuhi definisi kewajiban sampai Pemerintah Daerah secara
formal mengakuinya sebagai tanggung jawab keuangan Pemerintah

79
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

Daerah atas biaya yang timbul sehubungan dengan kejadian


tersebut dan telah terjadinya transaksi dengan pertukaran atau
tanpa pertukaran.
d. Pengukuran Kewajiban
Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Kewajiban dalam
mata uang asing dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang
rupiah.Penjabaran mata uang asing menggunakan kurs tengah
bank sentral pada tanggal neraca.
4.1 Utang kepada Pihak Ketiga (Account Payable)
Pada saat Pemerintah Daerah menerima hak atas
barang, termasuk barang dalam perjalanan yang telah menjadi
haknya, Pemerintah Daerah harus mengakui kewajiban atas
jumlah yang belum dibayarkan untuk barang tersebut
berdasarkan surat perjanjian/kontrak .
Jumlah kewajiban yang disebabkan transaksi antar unit
pemerintahan harus dipisahkan dengan kewajiban kepada
unit nonpemerintahan.
4.2 Utang Bunga (Accrued Interest)
Utang bunga atas utang Pemerintah Daerah harus
dicatat sebesar biaya bunga yang telah terjadi dan belum
dibayar. Bunga dimaksud dapat berasal dari utang Pemerintah
Daerah baik dari dalam maupun luar negeri.Utang bunga atas
utang Pemerintah Daerah yang belum dibayar harus diakui
pada setiap akhir periode pelaporan sebagai bagian dari
kewajiban yang berkaitan.
4.3 Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK)
Pada akhir periode pelaporan, saldo pungutan/potongan
berupa PFK yang belum disetorkan kepada pihak lain harus
dicatat pada laporan keuangan sebesar jumlah yang masih
harus disetorkan.

80
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

4.4 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang


Nilai yang dicantumkan dalam laporan keuangan untuk
bagian lancar utang jangka panjang adalah jumlah yang akan
jatuh tempo dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal
pelaporan.
4.5 Kewajiban Lancar Lainnya (Other Current Liabilities)
Kewajiban lancar lainnya merupakan kewajiban lancar
yang tidak termasuk dalam kategori yang ada. Termasuk
dalam kewajiban lancar lainnya tersebut adalah biaya yang
masih harus dibayar pada saat laporan keuangan disusun.
Pengukuran untuk masing-masing item disesuaikan dengan
karakteristik masing-masing pos tersebut, misalnya utang
pembayaran gaji kepada pegawai dinilai berdasarkan jumlah
gaji yang masih harus dibayarkan atas jasa yang telah
diserahkan oleh pegawai tersebut. Contoh lainnya adalah
penerimaan pembayaran di muka atas penyerahan barang
atau jasa oleh Pemerintah Daerah kepada pihak lain.
4.6 Utang Pemerintah Daerah yang tidak
Diperjualbelikan dan yang Diperjualbelikan
Penilaian utang Pemerintah Daerah disesuaikan dengan
karakteristik utang tersebut yang dapat berbentuk:
a. Utang Pemerintah Daerah yang tidak diperjualbelikan
(Non-Traded Debt)
Nilai nominal atas utang Pemerintah Daerah yang tidak
Diperjualbelikan (non-traded debt) merupakan kewajiban
entitas kepada pemberi utang sebesar pokok utang dan
bunga sesuai yang diatur dalam kontrak perjanjian dan
belum diselesaikan pada tanggal pelaporan.

81
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

b. Utang Pemerintah Daerah yang Diperjualbelikan (Traded


Debt)
Jenis sekuritas utang pemerintah harus dinilai sebesar
nilai pari (original face value) dengan memperhitungkan
diskonto atau premium yang belum diamortisasi.
Sekuritas utang pemerintah yang dijual sebesar nilai
pari (face) tanpa diskonto ataupun premium harus
dinilai sebesar nilai pari (face). Sekuritas yang dijual
dengan harga diskonto akan bertambah nilainya selama
periode penjualan dan jatuh tempo; sedangkan sekuritas
yang dijual dengan harga premium nilainya akan
berkurang.
e. Perubahan Valuta Asing
Utang Pemerintah Daerah dalam mata uang asing dicatat
dengan menggunakan kurs tengah bank sentral saat terjadinya
transaksi.
Pada setiap tanggal neraca pos kewajiban moneter dalam mata
uang asing dilaporkan ke dalam mata uang rupiah dengan
menggunakan kurs tengah bank sentral pada tanggal neraca.
Selisih penjabaran pos kewajiban moneter dalam mata uang
asing antara tanggal transaksi dan tanggal neraca dicatat sebagai
kenaikan atau penurunan ekuitas dana periode berjalan.
f. Penyelesaian Kewajiban Sebelum Jatuh Tempo
Untuk sekuritas utang Pemerintah Daerah yang diselesaikan
sebelum jatuh tempo karena adanya fitur untuk ditarik oleh
penerbit (call feature) dari sekuritas tersebut atau karena
memenuhi persyaratan untuk penyelesaian oleh permintaan
pemegangnya maka perbedaan antara harga perolehan kembali
dan nilai tercatat netonya harus diungkapkan pada Catatan atas
Laporan Keuangan sebagai bagian dari pos kewajiban yang
berkaitan.

82
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

g. Tunggakan
Jumlah tunggakan atas pinjaman Pemerintah Daerah harus
disajikan dalam bentuk Daftar Umur (aging schedule) Kreditur
pada Catatan atas Laporan Keuangan sebagai bagian
pengungkapan kewajiban.
h. Restrukturisasi Utang
Dalam restrukturisasi utang melalui modifikasi persyaratan
utang, debitur harus mencatat dampak restrukturisasi secara
prospektif sejak saat restrukturisasi dilaksanakan dan tidak boleh
mengubah nilai tercatat utang pada saat restrukturisasi kecuali
jika nilai tercatat tersebut melebihi jumlah pembayaran kas masa
depan yang ditetapkan dengan persyaratan baru. Informasi
restrukturisasi ini harus diungkapkan pada Catatan atas Laporan
Keuangan sebagai bagian pengungkapan dari pos kewajiban yang
terkait.
Jika jumlah pembayaran kas masa depan sebagaimana
ditetapkan dalam persyaratan baru utang termasuk pembayaran
untuk bunga maupun untuk pokok utang lebih rendah dari nilai
tercatat, maka debitur harus mengurangi nilai tercatat utang ke
jumlah yang sama dengan jumlah pembayaran kas masa depan
sebagaimana yang ditentukan dalam persyaratan baru. Hal
tersebut harus diungkapkan dalam Catatan atas Laporan
Keuangan sebagai bagian pengungkapan dari pos kewajiban yang
berkaitan.
Suatu entitas tidak boleh mengubah nilai tercatat utang
sebagai akibat dari restrukturisasi utang yang menyangkut
pembayaran kas masa depan yang tidak dapat ditentukan, selama
pembayaran kas masa depan maksimum tidak melebihi nilai
tercatat utang.

83
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

8.1 Penghapusan Utang


Jika penyelesaian satu utang yang nilai penyelesaiannya
di bawah nilai tercatatnya dilakukan dengan aset kas, maka
ketentuan pada paragraf 70 berlaku.
Jika penyelesaian suatu utang yang nilai
penyelesaiannya di bawah nilai tercatatnya dilakukan dengan
aset nonkas maka entitas sebagai debitur harus melakukan
penilaian kembali atas aset nonkas dahulu ke nilai wajarnya
dan kemudian menerapkan paragraf 70, serta
mengungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan
sebagai bagian dari pos kewajiban dan aset nonkas yang
berhubungan.
i. Biaya-Biaya yang Berhubungan dengan Utang Pemerintah
Daerah
Biaya pinjaman yang secara langsung dapat diatribusikan
dengan perolehan atau produksi suatu aset tertentu (qualifying
asset) harus dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya perolehan aset
tertentu tersebut.
Apabila suatu dana dari pinjaman yang tidak secara khusus
digunakan untuk perolehan aset maka biaya pinjaman yang harus
dikapitalisasi ke aset tertentu harus dihitung berdasarkan rata-
rata tertimbang (weighted average) atas akumulasi biaya seluruh
aset tertentu yang berkaitan selama periode pelaporan.
j. Penyajian dan Pengungkapan
Utang Pemerintah Daerah harus diungkapkan secara rinci
dalam bentuk daftar skedul utang untuk memberikan informasi
yang lebih baik kepada pemakainya.
Untuk meningkatkan kegunaan analisis, informasi-informasi
yang harus disajikan dalam Catatan atas Laporan Keuangan
adalah :

84
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

(a) Jumlah saldo kewajiban jangka pendek dan jangka panjang


yang diklasifikasikan berdasarkan pemberi pinjaman;
(b) Jumlah saldo kewajiban berupa utang Pemerintah Daerah
berdasarkan jenis sekuritas utang Pemerintah Daerah dan
jatuh temponya;
(c) Bunga pinjaman yang terutang pada periode berjalan dan
tingkat bunga yang berlaku;
(d) Konsekuensi dilakukannya penyelesaian kewajiban sebelum
jatuh tempo;
(e) Perjanjian restrukturisasi utang meliputi :
(1) Pengurangan pinjaman;
(2) Modifikasi persyaratan utang;
(3) Pengurangan tingkat bunga pinjaman;
(4) Pengunduran jatuh tempo pinjaman;
(5) Pengurangan nilai jatuh tempo pinjaman; dan
(6) Pengurangan jumlah bunga terutang sampai dengan
periode pelaporan.
(f) Jumlah tunggakan pinjaman yang disajikan dalam bentuk
daftar umur utang berdasarkan kreditur.
(g) Biaya pinjaman :
(1) Perlakuan biaya pinjaman;
(2) Jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi pada periode
yang bersangkutan; dan
(3) Tingkat kapitalisasi yang dipergunakan.
4.3.14 Kebijakan Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan
Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, Dan Operasi Yang
Tidak Dilanjutkan
1. Ruang Lingkup
Dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan entitas
akuntansi dan entitas pelaporan harus menerapkan kebijakan
akuntansi ini untuk melaporkan pengaruh kesalahan, perubahan

85
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi


yang tidak dilanjutkan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan
Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional,
Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas
Laporan Keuangan.
Kebijakan akuntansi ini berlaku untuk entitas pelaporan
dalam menyusun laporan keuangan yang mencakup laporan
keuangan semua entitas akuntansi, termasuk Badan Layanan
Umum Daerah, yang berada di bawah Pemerintah Daerah.
2. Koreksi Kesalahan
Dalam mengoreksi suatu kesalahan akuntansi, jumlah koreksi
yang berhubungan dengan periode sebelumnya harus dilaporkan
dengan menyesuaikan baik Saldo Anggaran Lebih maupun saldo
ekuitas. Koreksi yang berpengaruh material pada periode
berikutnya harus diungkapkan pada catatan atas laporan
keuangan.
Setiap kesalahan harus dikoreksi segera setelah diketahui.
Koreksi kesalahan yang tidak berulang yang terjadi pada
periode berjalan, baik yang mempengaruhi posisi kas maupun yang
tidak, dilakukan dengan pembetulan pada akun yang
bersangkutan dalam periode berjalan, baik pada akun pendapatan-
LRA atau akun belanja, maupun akun pendapatan-LO atau akun
beban.
Koreksi kesalahan yang tidak berulang yang terjadi pada
periode-periode sebelumnya dan mempengaruhi posisi kas, apabila
laporan keuangan periode tersebut belum diterbitkan, dilakukan
dengan pembetulan pada akun yang bersangkutan, baik pada
akun pendapatan-LRA atau akun belanja, maupun akun
pendapatan-LO atau akun beban.
Koreksi kesalahan atas pengeluaran belanja (sehingga
mengakibatkan penerimaan kembali belanja) yang tidak berulang

86
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

yang terjadi pada periode-periode sebelumnya dan menambah


posisi kas, apabila laporan keuangan periode tersebut sudah
diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akun pendapatan
lain-lain–LRA. Dalam hal mengakibatkan pengurangan kas
dilakukan dengan pembetulan pada akun Saldo Anggaran Lebih.
Koreksi kesalahan atas perolehan aset selain kas yang tidak
berulang yang terjadi pada periode-periode sebelumnya dan
menambah maupun mengurangi posisi kas, apabila laporan
keuangan periode tersebut sudah diterbitkan, dilakukan dengan
pembetulan pada akun kas dan akun aset bersangkutan.
Koreksi kesalahan atas beban yang tidak berulang, sehingga
mengakibatkan pengurangan beban, yang terjadi pada periode-
periode sebelumnya dan mempengaruhi posisi kas dan tidak
mempengaruhi secara material posisi aset selain kas, apabila
laporan keuangan periode tersebut sudah diterbitkan, dilakukan
dengan pembetulan pada akun pendapatan lain-lain-LO. Dalam
hal mengakibatkan penambahan beban dilakukan dengan
pembetulan pada akun ekuitas.
Koreksi kesalahan atas penerimaan pendapatan-LRA yang
tidak berulang yang terjadi pada periode-periode sebelumnya dan
menambah maupun mengurangi posisi kas, apabila laporan
keuangan periode tersebut sudah diterbitkan, dilakukan dengan
pembetulan pada akun kas dan akun Saldo Anggaran Lebih.
Koreksi kesalahan atas penerimaan pendapatan-LO yang tidak
berulang yang terjadi pada periode-periode sebelumnya dan
menambah maupun mengurangi posisi kas, apabila laporan
keuangan periode tersebut sudah diterbitkan, dilakukan dengan
pembetulan pada akun kas dan akun ekuitas.
Koreksi kesalahan atas penerimaan dan pengeluaran
pembiayaan yang tidak berulang yang terjadi pada periode-periode
sebelumnya dan menambah maupun mengurangi posisi kas,

87
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

apabila laporan keuangan periode tersebut sudah diterbitkan,


dilakukan dengan pembetulan pada akun kas dan akun Saldo
Anggaran Lebih.
Koreksi kesalahan yang tidak berulang atas pencatatan
kewajiban yang terjadi pada periode-periode sebelumnya dan
menambah maupun mengurangi posisi kas, apabila laporan
keuangan periode tersebut sudah diterbitkan, dilakukan dengan
pembetulan pada akun kas dan akun kewajiban bersangkutan
Koreksi kesalahan tidak berulang yang terjadi pada periode-
periode sebelumnya dan tidak mempengaruhi posisi kas, baik
sebelum maupun setelah laporan keuangan periode tersebut
diterbitkan, pembetulan dilakukan pada akun-akun neraca terkait
pada periode kesalahan ditemukan.
Kesalahan berulang dan sistemik seperti yang dimaksud pada
paragraf 10 tidak memerlukan koreksi, melainkan dicatat pada
saat terjadi pengeluaran kas untuk mengembalikan kelebihan
pendapatan dengan mengurangi pendapatan-LRA maupun
pendapatan-LO yang bersangkutan.
Koreksi kesalahan yang berhubungan dengan periode-periode
yang lalu terhadap posisi kas dilaporkan dalam Laporan Arus Kas
tahun berjalan pada aktivitas yang bersangkutan.
Koreksi kesalahan diungkapkan pada Catatan atas Laporan
Keuangan.
3. Perubahan Kebijakan Akuntansi
Perubahan kebijakan akuntansi harus disajikan pada Laporan
Perubahan Ekuitas dan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan
Keuangan.
4. Perubahan Estimasi Akuntansi
Pengaruh atau dampak perubahan estimasi akuntansi
disajikan pada Laporan Operasional pada periode perubahan dan
periode selanjutnya sesuai sifat perubahan. Sebagai contoh,

88
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

perubahan estimasi masa manfaat aset tetap berpengaruh pada LO


tahun perubahan dan tahun-tahun selanjutnya selama masa
manfaat aset tetap tersebut.
Pengaruh perubahan terhadap LO periode berjalan dan yang
akan datang diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Apabila tidak memungkinkan, harus diungkapkan alasan tidak
mengungkapkan pengaruh perubahan itu.
5. Operasi Yang Tidak Dilanjutkan
Informasi penting dalam operasi yang tidak dilanjutkan
misalnya hakikat operasi, kegiatan, program, proyek yang
dihentikan, tanggal efektif penghentian, cara penghentian,
pendapatan dan beban tahun berjalan sampai tanggal penghentian
apabila dimungkinkan, dampak sosial atau dampak pelayanan,
pengeluaran aset atau kewajiban terkait pada penghentian apabila
ada harus diungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan.
Agar Laporan Keuangan disajikan secara komparatif, suatu
segmen yang dihentikan itu harus dilaporkan dalam Laporan
Keuangan walaupun berjumlah nol untuk tahun berjalan. Dengan
demikian, operasi yang dihentikan tampak pada Laporan
Keuangan.
Pendapatan dan beban operasi yang dihentikan pada suatu
tahun berjalan, di akuntansikan dan dilaporkan seperti biasa,
seolah-olah operasi itu berjalan sampai akhir tahun Laporan
Keuangan. Pada umumnya entitas membuat rencana penghentian,
meliputi jadwal penghentian bertahap atau sekaligus, resolusi
masalah legal, lelang, penjualan, hibah dan lain-lain.
4.3.15 Kebijakan Laporan Keuangan Konsolidasian
1. Ruang Lingkup
Laporan keuangan untuk tujuan umum dari Pemerintah
Daerah yang ditetapkan sebagai entitas pelaporan disajikan secara

89
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

terkonsolidasi menurut Kebijakan Akuntansi ini agar


mencerminkan satu kesatuan entitas.
Laporan keuangan konsolidasian pada Pemerintah Daerah
sebagai entitas pelaporan mencakup laporan keuangan semua
entitas akuntansi, termasuk laporan keuangan badan layanan
umum.
2. Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian
Laporan keuangan konsolidasian terdiri dari Laporan Realisasi
Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca,
Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus
Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Dalam kebijakan ini proses konsolidasi diikuti dengan
eliminasi akun-akun timbale balik (reciprocal accounts). Namun
demikian, apabila eliminasi dimaksud belum dimungkinkan, maka
hal tersebut diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
3. Entitas Akuntansi
Entitas akuntansi menyelenggarakan akuntansi dan
menyampaikan laporan keuangan sehubungan dengan
anggaran/barang yang dikelolanya yang ditujukan kepada entitas
pelaporan.
4. Prosedur Konsolidasi
Konsolidasi yang dimaksud oleh kebijakan ini dilaksanakan
dengan cara menggabungkan dan menjumlahkan akun yang yang
diselenggarakan oleh entitas akuntansi dengan entitas akuntansi
lainnya, dengan mengeliminasi akun timbale balik.
5. Pengungkapan
Dalam Catatan atas Laporan Keuangan perlu diungkapkan
nama-nama entitas yang dikonsolidasikan atau digabungkan
beserta status masing-masing.

90
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

4.4 Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan Dengan Ketentuan Yang


Ada Dalam Standar Akuntansi Pemerintahan
Terdapat ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, belum dapat dilaksanakan dalam
penyelenggaraan sistem akuntansi Kabupaten Jepara Tahun Anggaran 2013,
yaitu: Lampiran II.08 Pernyataan SAP Nomor 7 tentang Akuntansi Aset Tetap,
paragraf 57, menyatakan bahwa: ”Selain tanah dan konstruksi dalam
pengerjaan, seluruh aset tetap dapat disusutkan sesuai dengan sifat dan
karakteristik aset tersebut”.
Pemerintah Kabupaten Jepara sudah melakukan penyusutan berdasarkan
Peraturan Bupati Nomor 09 Tahun 2013 bahwa aset tetap selain tanah dan
kontruksi dalam pengerjaan, aset tetap disusutkan sesuia dengan sifat dan
karakternya. Metode yang digunakan adalah metode garis lurus (straight line
method), dimana beban penyusutan ditetapkan secara konstan/tetap selama
periode waktu tertentu.

91
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

BAB V

PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN

5.1 PENJELASAN POS-POS NERACA

Neraca Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Jepara


menggambarkan posisi keuangan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas
dana pada tanggal 31 Desember 2017 dan perbandingannya dengan
tanggal 31 Desember 2016, dengan uraian sebagai berikut :

31 Desember 2017 31 Desember 2016


ASET :
Rp Rp
Aset Lancar 391.261.127,- 0,-
Aset Tetap 6.465.957.629,- 0,-
Aset Lainnya 51.755.000,- 0,-
Jumlah 6.908.973.756,- 0,-

Total Aset Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Jepara per


31 Desember 2017 adalah sebesar Rp 6.908.973.756,-. Jumlah tersebut
terdiri atas Aset Lancar, Aset Tetap, dan Aset Lainnya dengan rincian
sebagai berikut :

1. ASET LANCAR ................................................ Rp. 391.261.127,-

31 Desember 2017 31 Desember 2016


ASET LANCAR :
Rp Rp
Piutang Retribusi 1.435.934.957,- 0,-
Penyisihan Piutang (1.211.072.997),- 0,-
Piutang Bersih 224.861.960,- 0,-
Biaya Dibayar Dimuka 164.816.667,- 0,-
Persediaan 1.582.500,- 0,-
Jumlah 391.261.127,- 0,-

92
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

Jumlah keseluruhan Aset Lancar per 31 Desember 2017 sebesar


391.261.127,- dengan rincian sebagai berikut :

1.A PIUTANG ................................................. Rp 224.861.960,-

Nilai ini merupakan Piutang Daerah Kabupaten Jepara per 31


Desember 2017, dengan rincian sebagai berikut :

31 Desember 2017 31 Desember 2016


Piutang :
Rp Rp
Piutang Retribusi
Pengendalian Menara
Telekomunikasi 1.435.934.957,- 0,-
Penyisihan Piutang (1.211.072.997),- 0,-
224.861.960,- 0,-
Jumlah

Piutang Retribusi ini merupakan Piutang Tahun 2017, dengan


rincian sebagai berikut :

DATA PERKEMBANGAN PIUTANG


DISKOMINFO KABUPATEN JEPARA
TA. 2017

SALDO AWAL PENAMBAHAN PEMBAYARAN


SALDO AKHIR
NO URAIAN PIUTANG PIUTANG ATAS PIUTANG
PIUTANG
(TA. 2016) TA. 2017 TA. 2016

1. Retribusi
Menara Rp Rp Rp
Rp -
Telekomunika 1.209.943.037,- 225.991.920,- 1.435.934.957,-
si
Rp Rp
JUMLAH Rp 1.209.943.037,- Rp -
225.991.920,- 1.435.934.957,-

93
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

DAFTAR UMUR PIUTANG RETRIBUSI


DISKOMINFO KABUPATEN JEPARA
TA. 2017
UMUR PIUTANG
13-24
Sampai 1-12 Bulan
Bulan > 24 Bulan
NILAI dengan (setelah
NO JENIS PIUTANG (setelah (setelah Jatuh
PIUTANG Jatuh Jatuh
Jatuh Tempo)
Tempo Tempo)
Tempo)
KURANG
LANCAR DIRAGUKAN MACET
LANCAR
Rp Rp
Retribusi Menara 1.209.943.03 1.209.943.037,-
1
Telekomunikasi 7,-

Rp Rp
Retribusi Menara 225.991.920,- 225.991.920,-
2
Telekomunikasi
Rp Rp Rp
JUMLAH 1.435.934.95 225.991.920,- 1.209.943.037,-
7,-

PENYISIHAN PIUTANG RETRIBUSI


DISKOMINFO KABUPATEN JEPARA
TA. 2017

KATEGORI TARIF
NO NILAI PIUTANG NILAI PENYISIHAN
PIUTANG PENYISIHAN

1. LANCAR Rp 225.991.920,- 0.50% Rp 1.129.960,-


2. KURANG LANCAR Rp - 10% Rp -
3. DIRAGUKAN Rp - 50% Rp -
4. MACET Rp 1.209.943.037,- 100% Rp 1.209.943.037,-

JUMLAH Rp 1.435.934.957,- Rp 1.211.072.997,-

1.B BELANJA DIBAYAR DIMUKA …………………….... Rp 164.816.667,-

Nilai tersebut merupakan saldo Persediaan per 31 Desember 2017


yang terdiri dari :

Belanja Dibayar 31 Desember 2017 31 Desember 2016


Dimuka : Rp Rp

94
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

a. Sewa Bandwith Akses


Internet Dedicated 106.400.000,- 0,-
b. Sewa Backup Link 31.000.000,- 0,-
c. Sewa Bandwith
Jaringan CCTV 27.416.667,- 0,-
Jumlah 164.816.667,- 0,-

DAFTAR DIBAYAR DIMUKA


DISKOMINFO KABUPATEN JEPARA
TA. 2017
SISA YANG
TANGGAL TANGGAL
BULAN PER DIBAYAR
NO URAIAN MULAI AKHIR LAMA NILAI
31 DES DIMUKA
PERJANJIAN PERJANJIAN
2016 (6 / 5 X 7)

1 2 3 4 5 6 7 8

Sewa
Bandwidth
Rp Rp
1. Akses 1-Mar-17 28-Feb-18 12 2
638.400.000,- 106.400.000,-
Internet
Dedicated
Sewa
Rp
2. Backup 1-Jun-17 31-May-18 12 5 Rp 31.000.000,-
74.400.000,-
Link
Sewa
Bandwith Rp
3. 1-Jun-17 31-May-18 12 5 Rp 27.416.667,-
Jaringan 65.800.000,-
CCTV

Rp
TOTAL
164.816.667,-

1.C PERSEDIAAN ………………………………………….….. Rp 1.582.500,-

Nilai tersebut merupakan saldo Persediaan per 31 Desember 2017


yang terdiri dari :

31 Desember 2017 31 Desember 2016


Persediaan :
Rp Rp

95
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

a. Persediaan Bahan
Habis Pakai 1.582.500,- 0,-
b. Persediaan bahan
material 0,- 0,-
c. Persediaan Cetak 0,- 0,-

Jumlah 1.582.500,- 0,-

2. ASET TETAP ......................................................... Rp 6.465.957.629,-

31 Desember 2017 31 Desember 2016


ASET TETAP :
Rp Rp
Aset Tetap 6.465.957.629,- 0,-
Jumlah 6.465.957.629,- 0,-

Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari
12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau
dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Nilai ini merupakan nilai Aset Tetap
milik Pemerintah Kabupaten Jepara per 31 Desember 2017 dan 2016 pada
Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Jepara yang terinci menurut
jenisnya. Penjelasan lebih lanjut Aset Tetap adalah sebagai berikut :

31 Desember 2017 31 Desember 2016


ASET TETAP :
Rp Rp
a. Tanah 1.382.656.140,- 0,-
b. Peralatan dan Mesin 7.155.711.893,- 0,-
c. Gedung dan
Bangunan 748.244.000,- 0,-
d. Jalan, Irigasi dan
Jaringan 1.274.741.250,- 0,-
d. Aset tetap lainnya 0,- 0,-

96
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

f. Akumulasi
Penyusutan (4.095.395.654),- 0,-
Jumlah 6.465.957.629,- 0,-

Rincian atas tanah per 31 Desember 2017 dan per 31 Desember 2016
adalah sebagai berikut :

2.A TANAH ……………………………………………….... Rp 1.382.656.140,-


31 Desember 2017 31 Desember 2016
Tanah :
Rp Rp
Tanah untuk Bangunan
1.382.656.140,- 0,-
Gedung

Jumlah 1.382.656.140,- 0,-

Pada Tahun 2017 tidak ada penambahan aset tanah sehingga


jumlah aset tanah per tanggal 31 Desember 2017 sebesar Rp
1.382.656.140,-.

Adapun rincian tanah menurut jenis dan lokasinya adalah sebagai


berikut :

1. Tanah Bangunan di Jl. KH. A. Fauzan Pengkol, Jepara yang


digunakan untuk RSPD sebesar Rp 1.382.656.140,-

2.B PERALATAN DAN MESIN ………………………... Rp 7.155.711.893,-

31 Desember 2017 31 Desember 2016


Peralatan dan Mesin :
Rp Rp
Peralatan dan Mesin 7.155.711.893,- 0,-

Jumlah 7.155.711.893,- 0,-

Tahun 2017 ada penambahan aset peralatan dan mesin sebesar Rp


7.155.711.893,-. Jumlah tersebut merupakan nilai peralatan dan mesin

97
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Jepara per 31 Desember 2017 dengan


rincian sebagai berikut :

31 Desember 2017 31 Desember 2016


PERALATAN DAN MESIN
Rp Rp
a. Alat Besar 133.695.000,- 0,-
b. Alat Angkutan 1.240.512.958,- 0,-
c. Alat Kantor dan Rumah
Tangga 4.230.261.335,- 0,-
d. Alat Studio dan Alat
Komunikasi 1.544.120.600,- 0,-
e. Alat Laboratorium 5.500.000,- 0,-
f. Alat
Persenjataan/Keamanan 1.622.000,-

Jumlah 7.155.711.893,- 0,-

2.B.1 Alat Besar .............................................. Rp 133.695.000,-


Nilai ini merupakan Aset Tetap Alat Besar per 31 Desember
2017 pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Jepara,
dengan rincian per 31 Desember 2017 sebagai berikut :

31 Desember 2017 31 Desember 2016


ALAT BESAR
Rp Rp
a. Alat-alat Bantu 133.695.000,- 0,-

Jumlah 133.695.000,- 0,-

2.B.2 Alat Angkutan .................................... Rp 1.240.512.958,-


Nilai ini merupakan Aset Tetap Alat Angkutan per 31
Desember 2017 pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten
Jepara, dengan rincian per 31 Desember 2017 dan 2016, sebagai
berikut :
31 Desember 2017 31 Desember 2016
ALAT ANGKUTAN
Rp Rp

98
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

a. Alat Angkutan Darat


1.240.512.958,- 0,-
Bermotor

Jumlah Rp 1.240.512.958,- 0,-

2.B.3 Alat Kantor dan Rumah Tangga ......... Rp 4.230.261.335,-


Nilai ini merupakan Aset Tetap Alat Kantor dan Rumah
Tangga per 31 Desember 2017 pada Dinas Komunikasi dan
Informatika Kabupaten Jepara, dengan rincian saldo per 31
Desember 2017 dan 2016, sebagai berikut :
ALAT KANTOR DAN 31 Desember 2017 31 Desember 2016

RUMAH TANGGA Rp Rp
a. Alat Kantor 158.991.311,- 0,-
b. Alat Rumah Tangga 538.305.225,-
c. Komputer 3.413.553.479,-
d. Meja dan Kursi
119.411.320,-
Kerja/Rapat Pejabat

Jumlah Rp 4.230.261.335,- 0,-

2.B.4 Alat Studio dan Alat Komunikasi ....... Rp 1.544.120.600,-


Nilai ini merupakan Aset Tetap Alat Studio dan Alat
Komunikasi per 31 Desember 2017 pada Dinas Komunikasi dan
Informatika Kabupaten Jepara, dengan rincian saldo per 31
Desember 2017 dan 2016, sebagai berikut :

ALAT STUDIO DAN 31 Desember 2017 31 Desember 2016

ALAT KOMUNIKASI : Rp Rp
a. Alat Studio 549.453.300,- 0,-
b. Alat Komunikasi 906.160.600,- 0,-
c. Peralatan Pemancar 88.506.700,- 0,-
Jumlah 1.544.120.600,- 0,-

2.B.5 Alat Laboratorium .................................... Rp 5.500.000,-

99
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

Nilai ini merupakan Aset Tetap Alat Laboratorium per 31


Desember 2017 pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten
Jepara dengan rincian saldo per 31 Desember 2017 dan 2016,
sebagai berikut :
ALAT LABORATORIUM 31 Desember 2017 31 Desember 2016

: Rp Rp
a. Alat-alat Laboratorium 5.500.000,- 0,-
Jumlah 5.500.000,- 0,-

2.B.6 Alat Persenjataan/Keamanan ................. Rp 1.622.000,-


Nilai ini merupakan Aset Tetap Alat Persenjataan/Keamanan
per 31 Desember 2017 pada Dinas Komunikasi dan Informatika
Kabupaten Jepara, dengan rincian saldo per 31 Desember 2017 dan
2016, sebagai berikut :
ALAT 31 Desember 2017 31 Desember 2016

PERSENJATAAN/
Rp Rp
KEAMANAN :
a. Persenjataan Non
Senjata Api 1.622.000,- 0,-

Jumlah 1.622.000,- 0,-

2.C GEDUNG DAN BANGUNAN ………………………….. Rp 748.224.000,-


Nilai ini merupakan Aset Tetap Gedung dan Bangunan per 31
Desember 2017 pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten
Jepara, dengan rincian saldo per 31 Desember 2017 dan 2016, sebagai
berikut :

GEDUNG DAN 31 Desember 2017 31 Desember 2016

100
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

BANGUNAN : Rp Rp
a. Bangunan Gedung Tempat 715.377.000,- 0,-
Kerja
b. Bangunan Menara 32.867.000,- 0,-

Jumlah 748.244.000,- 0,-

2.D JALAN, IRIGASI DAN JARINGAN ................... Rp 1.274.741.250,-


Jumlah tersebut merupakan nilai jalan, irigasi, dan jaringan, yang
dimiliki Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Jepara per 31
Desember 2017 dengan rincian sebagai berikut :

JALAN, IRIGASI DAN 31 Desember 2017 31 Desember 2016

JARINGAN : Rp Rp
a. Instalasi Pengaman
97.725.500,- 0,-
b. Jaringan Telepon 1.177.015.750,- 0,-
Jumlah 1.274.741.250,- 0,-

2.E ASET TETAP LAINNYA ..................................................... Rp 0,-


Jumlah tersebut merupakan nilai Aset Tetap Lainnya yang dimiliki
Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Jepara per 31 Desember
2017 dengan rincian sebagai berikut :

31 Desember 2017 31 Desember 2016


ASET TETAP LAINNYA :
Rp Rp

0 ,- 0 ,-
Jumlah 0,- 0,-

3. ASET LAINNYA .......................................................... Rp 51.755.000,-

Jumlah tersebut merupakan nilai Aset Lainnya yang dimiliki Dinas


Komunikasi dan Informatika Kabupaten Jepara per 31 Desember 2017 dengan
rincian sebagai berikut :

ASET LAINNYA : 31 Desember 2017 31 Desember 2016

101
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

Rp Rp
Aset Tak Berwujud 269.815.000,- 0,-
Akumulasi Penyusutan
Aset Lainnya (218.060.000),-
Jumlah 51.755.000,- 0,-

Aset Lainnya adalah bahwa Aset Lainnya merupakan aset pemerintah


daerah yang tidak dapat diklasifikasikan sebagai aset lancar, investasi jangka
panjang, aset tetap dan dana cadangan. Nilai ini merupakan nilai Aset Lainnya
milik Pemerintah Kabupaten Jepara per 31 Desember 2017 dan 2016 pada
Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Jepara yang terinci menurut
jenisnya. Penjelasan lebih lanjut Aset Lainnya adalah sebagai berikut :

31 Desember 2017 31 Desember 2016


ASET LAINNYA :
Rp Rp
a. Tuntutan Ganti Rugi 0,- 0,-
b. Kemitraan dengan
Pihak Ketiga 0,- 0,-
c. Aset Tak Berwujud 269.815.000,- 0,-
d. Aset Lain-lain 0,- 0,-
e. Akumulasi
Penyusutan (218.060.000),-
Jumlah 51.755.000,- 0,-

Rincian atas Aset Lainnya per 31 Desember 2017 dan per 31 Desember
2016 adalah sebagai berikut :

102
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

3.A Tuntutan Ganti Rugi ................................................. Rp 0,-


TUNTUTAN GANTI RUGI 31 Desember 2017 31 Desember 2016
: Rp Rp
- 0,- 0,-

Jumlah 0,- 0,-

3.B Kemitraan dengan Pihak Ketiga ................................ Rp 0,-


KEMITRAAN DENGAN 31 Desember 2017 31 Desember 2016
PIHAK KETIGA : Rp Rp
- 0,- 0,-

Jumlah 0,- 0,-

3.C Aset Tak Berwujud ......................................... Rp 269.815.000,-


31 Desember 2017 31 Desember 2016
Aset Tak Berwujud :
Rp Rp
- Software 269.815.000,- 0,-

Jumlah 269.815.000,- 0,-

3.D Aset Lain-lain …………………………………………………... Rp 0,-


31 Desember 2017 31 Desember 2016
Aset Lain-lain :
Rp Rp
- 0,- 0,-

Jumlah 0,- 0,-

103
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

3.E Akumulasi Penyusutan ................................. Rp (218.060.000),-


AKUMULASI 31 Desember 2017 31 Desember 2016
PENYUSUTAN : Rp Rp
(218.060.000),- 0,-

Jumlah (218.060.000),- 0,-

4. KEWAJIBAN ……………………………………………………… Rp 80.737.422,-

31 Desember 2017 31 Desember 2016


KEWAJIBAN:
Rp Rp
Kewajiban 80.737.422,- 0,-
Jumlah 80.737.422,- 0,-

Kewajiban adalah utang suatu perusahaan yang timbul dari transaksi


pada waktu yang lalu dan harus dibayar dengan kas, barang, atau jasa, di masa
yang akan datang. Nilai ini merupakan nilai Kewajiban Pemerintah Kabupaten
Jepara per 31 Desember 2017 dan 2016 pada Dinas Komunikasi dan
Informatika Kabupaten Jepara yang terinci menurut jenisnya. Penjelasan lebih
lanjut Kewajiban adalah sebagai berikut :
KEWAJIBAN JANGKA 31 Desember 2017 31 Desember 2016
PENDEK : Rp Rp
a. Uang Muka dari
Bendahara Umum Daerah 0,- 0,-
b. Pendapatan yang
ditangguhkan 0,- 0,-
c. Utang Jangka Pendek 80.737.422,- 0,-
Jumlah 80.737.422,- 0,-

Rincian atas Kewajiban per 31 Desember 2017 dan per 31 Desember 2016
adalah sebagai berikut :

104
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

4.A Utang Jangka Pendek ................................... Rp 80.737.422,-


UTANG JANGKA 31 Desember 2017 31 Desember 2016
PENDEK: Rp Rp
- 80.737.422,- 0,-

Jumlah 80.737.422,- 0,-

Adapun rincian utang jangka pendek sebagai berikut :

DATA BEBAN PEGAWAI DAN JASA


DISKOMINFO KABUPATEN JEPARA
TA. 2017

TAGIHAN 2016 YANG TAGIHAN 2017 YANG


NO REKENING DIBAYAR DI TAHUN DIBAYAR DI TAHUN
2017 2018

1 BEBAN PEGAWAI

a. Tambahan Penghasilan Nihil Rp 67,097,500


b. Kenaikan Gaji
Berkala/Kenaikan
Pangkat Nihil Nihil
c. Honor Non PNS Nihil Nihil

2 BEBAN JASA
a. Rekening Listrik Nihil Rp 2,833,559
b. Rekening Air Nihil Rp 50,380
c. Rekening Telepon Nihil Rp 755,983
d. Internet Nihil Nihil
e. Surat Kabar Nihil Nihil

3 Insentif / Upah Pungut Nihil Rp 10.000.000

5. Ekuitas per 31 Desember 2017 sebesar Rp 6.828.236.334,-

105
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

5.2 PENJELASAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN

1. PENJELASAN POS-POS PENDAPATAN

Pendapatan Daerah Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Jepara


meliputi Pendapatan Asli Daerah (PAD), dengan anggaran dan realisasi dalam
Tahun Anggaran 2017, sebagai berikut :

1.A PENDAPATAN DAERAH .................................... Rp 549.458.662,-

Akun ini menggambarkan realisasi Pendapatan Daerah untuk


periode Tahun Anggaran 2017, dengan rincian pos dan jumlah Pendapatan
Daerah sebagai berikut :

2017 2016
Pendapatan :
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp)
a. Pendapatan
Asli Daerah 755.800.000,- 549.458.662,- 0,-

755.800.000,- 549.458.662,- 0,-


Jumlah

Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Jepara Tahun Anggaran


2017 secara keseluruhan masih jauh dari target yang telah ditetapkan. Hal
ini ditunjukkan dari pendapatan yang dianggarkan sebesar Rp
755.800.000,- dan realisasinya mencapai Rp 549.458.662,- atau 72.7 %
dari anggaran yang terdiri atas :

1.A.1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) ................. Rp 755.800.000,-

Akun ini menggambarkan realisasi Pendapatan Asli Daerah


(PAD) untuk periode Tahun Anggaran 2017, dengan rincian pos dan
jumlah PAD sebagai berikut :

106
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

Pendapatan Asli 2017 2016


Daerah: Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp)
a. Pendapatan
Retribusi Daerah 500.000.000,- 290.708.880,- 0,-

Jumlah 500.000.000,- 290.708.880,- 0,-

Pendapatan asli daerah dianggarkan sebesar Rp


755.800.000,- sedangkan realisasinya mencapai sebesar Rp
549.458.662,- atau 72.7 %. Adapun rincian untuk masing-masing
sumber PAD tersebut adalah sebagai berikut :

1.A.1.a Pendapatan Retribusi Daerah …........……....


Rp 500.000.000,-
Akun ini menggambarkan realisasi Pendapatan
Retribusi Daerah untuk periode Tahun Anggaran 2017,
dengan rincian pos dan jumlah Retribusi Daerah sebagai
berikut :
Pendapatan 2017

Retribusi Daerah : Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)


a. Retribusi 500.000.000,- 290.708.880,-
Pengendalian
Menara
Telekomunikasi

Jumlah 500.000.000,- 290.708.880,-

a) Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi


Adanya perubahan Peraturan Daerah (Perda)
tentang Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi.

107
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

2. PENJELASAN POS – POS BELANJA ………………….. Rp 7.286.365.712,-

Akun ini menggambarkan Belanja Daerah untuk periode Tahun Anggaran


2017 sesuai dengan jenis pengelompokannya yaitu Belanja Pegawai, Belanja
Barang dan Jasa, dan Belanja Modal. Anggaran dan realisasi masing-masing
belanja tersebut adalah sebagai berikut :
2017 2016
Belanja Daerah : Realisasi
Anggaran (Rp)
Realisasi (Rp) (Rp)
a. Belanja Operasi 7.122.151.000,- 6.519.527.216,- 0,-
b. Belanja Modal 787.439.000,- 766.838.496,-

Jumlah 7.909.590.000,- 7.286.365.712,- 0,-

Belanja dianggarkan sebesar Rp 7.909.590.000,- dan realisasinya


sebesar Rp 7.286.365.712,- atau 92.1 %.

2.A Belanja Operasi ........................................... Rp 6.519.527.216,-

Belanja Operasi Kabupaten Jepara meliputi Belanja Pegawai, Belanja


Barang dan Jasa, dengan anggaran dan realisasi TA 2017 sebagai berikut :

2017 2016 %
Belanja
Realisasi
Operasi : Anggaran (Rp)
Realisasi (Rp) (Rp)
a. Belanja 0,- 88.1
Pegawai 3.159.490.000,- 2.784.733.711,-
b. Belanja 0,- 94.2
Barang/ Jasa 3.962.661.000,- 3.734.793.505,-

Jumlah 7.122.151.000,- 6.519.527.216,- 0,- 91.5

Belanja operasi dianggarkan sebesar Rp 7.122.151.000,- dan


realisasinya Rp 6.519.527.216,- atau 91.5%. Rincian Belanja operasi
adalah sebagai berikut :

108
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

2.A.1 Belanja Pegawai .................................. Rp 2.784.733.711,-

Akun ini menggambarkan Belanja Pegawai untuk periode


Tahun Anggaran 2017, dengan rincian sebagai berikut :

Belanja 2017 2016 %

Pegawai : Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp)

a. Gaji dan
Tunjangan
Pegawai 1.939.415.000,- 1.816.856.711,- 0,- 93.7
b. Tambahan
Penghasilan
PNS 1.001.400.000,- 779.027.000,- 0,- 77.8
c. Insentif
Pemungutan
Retribusi 18.750.000,- 0,- 0,- 0
d. Honorarium
PNS 175.925.000,- 164.850.000,- 0,- 93.7
e. Penghasilan
Lainnya 24.000.000,- 24.000.000,- 0,- 100

Jumlah 3.159.490.000,- 2.784.733.711,- 0,- 88.1

Belanja pegawai dianggarkan sebesar Rp 3.159.490.000,- dan


realisasinya Rp 2.784.733.711,- atau 88.1 %.

2.A.2 Belanja Barang/ Jasa ......................... Rp 3.962.661.000,-

Akun ini menggambarkan Belanja Barang/ Jasa untuk periode


Tahun Anggaran 2017, dengan rincian sebagai berikut :
2017
Belanja Barang/ Jasa :
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)
a. Belanja Bahan Pakai Habis 190.235.000,- 155.397.040,-
Kantor
b. Belanja Bahan Material 34.570.000,- 34.079.000,-
c. Belanja Jasa Kantor 1.373.192.000,- 1.357.660.069,-
d. Belanja premi asuransi 4.500.000,- 1.084.800,-

109
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

e. Belanja Perawatan 33.162.000,- 31.145.101,-


Kendaraan Bermotor
f. Belanja Cetak dan 356.925.000,- 347.963.900,-
Penggandaan
g. Belanja Sewa Sarana 8.000.000,- 8.000.000,-
Mobilitas
h. Belanja Sewa Perlengkapan 99.500.000,- 99.500.000,-
dan Peralatan
i. Belanja Makanan dan 137.335.000,- 93.406.300,-
Minuman
k. Belanja pakaian khusus dan 14.000.000,- 14.000.000,-
hari-hari tertentu
l. Belanja Perjalanan Dinas 364.970.000,- 346.442.295,-
m. Belanja Pemeliharaan 332.192.000,- 295.700.000,-
n. Belanja Jasa Pihak Ketiga 140.950.000,- 139.225.000,-
o. Belanja Kursus, Pelatihan, 12.000.000,- 11.950.000,-
Sosialisasi, Bimbingan
Teknis, Workshop dan
Pengembangan Manajemen
Kepegawaian
p. Belanja Pembayaran 850.430.000,- 791.960.000,-
Honorarium Jasa Tenaga
Ahli/Narasumber, Jasa PNS
dan Non PNS
q. Belanja Hadiah 4.700.000,- 4.700.000,-
r. Belanja tamu pemerintah 6.000.000,- 2.580.000,-
daerah
Jumlah 3.962.661.000,- 3.734.793.505,-

Belanja barang/jasa dianggarkan sebesar Rp 3.962.661.000,-


dan realisasinya sebesar Rp 3.734.793.505,- atau 94.2 %.

2.B Belanja Modal ................................................. Rp 766.838.496,-

Belanja Modal Kabupaten Jepara meliputi Belanja Modal Peralatan


dan Mesin, Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan, Belanja Modal Aset
Tetap Lainnya, dengan anggaran dan realisasi TA 2017 sebagai berikut :

110
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

2017
Belanja Modal :
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)
1. Belanja Modal Peralatan dan 620.134.000,- 601.886.996,-
Mesin
2. Belanja Modal Jalan, Irigasi, 83.110.000,- 81.901.500,-
dan Jaringan
3. Belanja Modal Aset Tetap 84.195.000,- 83.050.000,-
Lainnya
Jumlah 787.439.000,- 766.838.496,-

Belanja Modal dianggarkan sebesar Rp 787.439.000,- realisasinya


mencapai Rp 766.838.496,- atau 97,4 %. Dimana yang terkapitalisasi
sebagai aset tetap sebesar Rp 516.043.551,-, tidak terkapitalisasi sebagai
aset tetap sebesar Rp 167.744.945,-, dan yang tidak terkapitalisasi
sebagai aset tak berwujud sebesar Rp 83.050.000,-.

2.B.1 Belanja Modal Peralatan dan Mesin …… Rp 601.886.996,-


Akun ini menggambarkan Belanja Modal Peralatan dan Mesin
untuk periode Tahun Anggaran 2017, dengan rincian sebagai
berikut :
Belanja Modal Peralatan 2017

dan Mesin Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)


Belanja Modal Peralatan
Kantor 65.200.000,- 62.290.000,-
Belanja Modal Komputer 149.780.000,- 139.394.051,-
Belanja Modal Meubelair 77.500.000,- 76.450.000,-
Belanja Modal Alat-alat
Studio 54.479.000,- 53.150.000,-
Belanja Modal Alat-alat
Komunikasi 273.175.000,- 270.602.945,-
Jumlah 620.134.000,- 601.886.996,-

Belanja Modal Peralatan dan Mesin dianggarkan sebesar Rp


620.134.000,- realisasinya mencapai Rp 601.886.996,- atau 97.1
%.

111
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

2.B.2 Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan ………………….


Rp 81.901.500,-
Akun ini menggambarkan Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan
Jaringan untuk periode Tahun Anggaran 2017, dengan rincian
sebagai berikut :
Belanja Modal Jalan, 2017

Irigasi, dan Jaringan : Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)


Belanja Modal Instalasi
83.110.000,- 81.901.500,-
Listrik dan Telepon
Jumlah 83.110.000,- 81.901.500,-

Belanja Modal Jalan Irigasi dan Jaringan dianggarkan sebesar


Rp 83.110.000,- realisasinya mencapai Rp. 81.901.500,- atau 98.5
%.

2.B.3 Belanja Modal Aset Tetap Lainnya ……..... Rp 83.050.000,-


Akun ini menggambarkan Belanja Modal Aset Tetap Lainnya
untuk periode Tahun Anggaran 2017, dengan rincian sebagai
berikut :
Belanja Modal Aset Tetap 2017
Lainnya : Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)
Belanja Modal Perangkat 84.195.000,- 83.050.000,-
Lunak/ Software
Jumlah 84.195.000,- 83.050.000,-

Belanja Modal Aset Tetap Lainnya dianggarkan sebesar Rp


84.195.000,- realisasinya mencapai Rp 83.050.000,- atau 98.6 %.
Berupa pembuatan software Aplikasi Administrasi Desa, software
Aplikasi Pengendalian dan Pengawasan Menara, dan software
Windows original.

112
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

5.3 PENJELASAN POS-POS LAPORAN OPERASIONAL


1. PENDAPATAN LO

Pendapatan LO adalah pendapatan yang menjadi hak pemerintah


Kabupaten Jepara dan telah diklasifikasikan menurut asal dan jenis pendapatan
yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD), Pendapatan Transfer, dan Lain-lain
Pendapatan yang Sah, dengan realisasi dalam TA 2017 sebagai berikut :

31 Desember 2017 31 Desember 2016


PENDAPATAN LO :
Rp Rp

Pendapatan Asli Daerah 775.450.582,- 0,-

Pendapatan Transfer ,- ,-

Lain – Lain Pendapatan Yang Sah 0,- ,-

Jumlah 775.450.582,- 0,-

Adapun realisasi masing-masing akun pendapatan dapat diuraikan


sebagai berikut :
A. Pendapatan Asli Daerah

Rekening ini menggambarkan realisasi Pendapatan Asli Daerah


(PAD) pada Laporan Operasional untuk periode TA 2017. Pendapatan Asli
Daerah pada tahun 2017 terealisasi sebesar Rp 775.450.582,- dengan
rincian sebagai berikut :

PENDAPATAN ASLI 31 Desember 2017 31 Desember 2016


DAERAH : Rp Rp

Retribusi Daerah 290.708.880,- 0,-

Piutang Tahun Berjalan 225.991.920,- 0,-

Pendapatan Asli Daerah 258.749.782,- 0,-


Lainnya

Jumlah 775.450.582,- 0,-

113
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

Realisasi masing-masing jenis PAD TA 2017 dapat dijelaskan sebagai


berikut :

Pendapatan Retribusi Daerah

Retribusi Daerah dipungut dan dikelola oleh SKPD Penghasil yang


tarifnya ditetapkan melalui Perda, Pendapatan Retribusi Daerah terkait
langsung dengan pelayanan kepada masyarakat yang diberikan oleh
Pemerintah Kabupaten Jepara. Pemungutan Retribusi Daerah Kabupaten
Jepara didasarkan atas Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 28
Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Pendapatan Retribusi Daerah pada tahun 2017 terealisasi sebesar

Rp 290.708.880,- dengan rincian sebagai berikut :

Realisasi 2017 Realisasi 2016


Pendapatan Retribusi Daerah :
Rp Rp
a) Pendapatan Retribusi Jasa Umum 290.708.880,- 0,-
Jumlah 290.708.880,- 0,-

Masing – masing realisasi pendapatan retribusi pada pendapatan LO


tahun 2017 menurut jenisnya dapat diuraikan sebagai berikut :

Realisasi 2017
Pendapatan Retribusi Jasa Umum:
Rp
(1) Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi 290.708.880,-
Jumlah 290.708.880,-

Piutang Tahun Berjalan

Piutang Tahun Berjalan pada tahun 2017 terealisasi sebesar Rp


225.991.920,- .

114
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

Pendapatan Asli Daerah Lainnya

Pendapatan Asli Daerah Lainnya pada tahun 2017 terealisasi sebesar Rp


258.749.782,- .

2. BEBAN LO
Beban LO merupakan belanja atau beban yang telah sudah benar-benar
dimanfaatkan dan terjadi pada tahun berkenaan, dengan realisasi dalam tahun
2017 sebagai berikut :
Beban Pegawai
Beban Pegawai merupakan saldo Beban Pegawai periode 1 Januari
2017 sampai dengan 31 Desember 2017 yang terealisasi sebesar Rp
2.861.831.211,- dengan rincian sebagai berikut :

Realisasi 2017 Realisasi 2016


Beban Pegawai :
Rp Rp
Beban Pegawai 2.861.831.211,- 0,-

Jumlah 2.861.831.211,- 0,-

Sedangkan Beban Pegawai menurut jenisnya dapat dirinci sebagai


berikut :

Beban Pegawai : 31 Desember 2017

Rp

1. Beban Gaji dan Tunjangan 1.816.856.711,-

2. Beban Tambahan Penghasilan PNS 846.124.500,-

3. Beban Insentif Pemungutan Retribusi Daerah ,-


10.000.000,-

4. Beban Penghasilan Lainnya 24.000.000,-

5. Beban Honorarium PNS 164.850.000,-

Jumlah 2.861.831.211,-

115
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

Beban pegawai-LO disajikan dengan basis akrual, pengakuan beban


pegawai terjadi pada saat timbulnya kewajiban, sehingga nilai beban
pegawai-LO sebesar belanja pegawai yang dibayarkan pada tahun 2017.
Beban Persediaan
Beban Persediaan merupakan saldo Beban Persediaan periode 1
Januari 2017 sampai dengan 31 Desember 2017 sebesar Rp
901.338.685,- dengan rincian sebagai berikut :

Realisasi 2017 Realisasi 2016


Beban Persediaan :
Rp Rp

Beban Persediaan 901.338.685,- 0,-


Jumlah 901.338.685,- 0,-

Sedangkan Beban Persediaan menurut jenisnya dapat dirinci


sebagai berikut :
31 Desember 2017
Beban Persediaan :
Rp
Beban Bahan Habis Pakai 171.332.540,-
Beban Bahan/Material 267.355.945,-
Beban Cetak dan Penggandaan ,-
347.963.900,-
Beban Makanan dan Minuman 93.406.300,-
Beban Pakaian Dinas dan Atributnya 0,-
Beban Pakaian Kerja 0,-
Beban Pakaian Khusus dan Hari-hari Tertentu 14.000.000,-
Beban Barang Modal/Bukan Modal Yang Akan
Diserahkan Kepemilikannya/Dijual Kepada 0,-
Belanja Barang dan Jasa BLUD 0,-
Belanja Hadiah 4.700.000,-
Belanja Tamu Pemerintah Daerah 2.580.000,-
Jumlah 901.338.685,-

116
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

Beban Jasa
Beban Jasa merupakan saldo belanja jasa periode 1 Januari 2017
sampai dengan 31 Desember 2017 sebesar Rp 2.403.778.124,- dengan
rincian sebagai berikut :
Realisasi 2017 Realisasi 2016
Beban Jasa :
Rp Rp
Beban Jasa 2.403.778.124,- 0,-
Jumlah 2.403.778.124,- 0,-

Sedangkan beban jasa menurut jenisnya dapat dirinci sebagai


berikut :

Beban Jasa : 31 Desember 2017


Rp
1. Beban Jasa Kantor 1.352.058.324,-
2. Beban Kursus, Pelatihan, Sosialisasi, 11.950.000,-
Bimtek, Workshop dan Pengembangannya
3. Beban Premi Asuransi 1.084.800,-
4. Beban Sewa Rumah/Gedung/Parkir 0,-
5. Beban Sewa Sarana Mobilitas 8.000.000,-
6. Beban Sewa Alat Berat 0,-
7. Beban Sewa Perlengkapan dan Peralatan 99.500.000,-
8. Beban Jasa Konsultasi 139.225.000,-
9. Beban Jaminan Kesehatan Daerah 0,-
10. Beban Jasa Layanan Kesehatan 0,-

11. Beban Pembayaran Honorarium Kepada Non


Pegawai dan Jasa Tenaga Ahli/Narasumber 791.960.000,-
Jumlah 2.403.778.124,-

117
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

Beban Pemeliharaan
Beban Pemeliharaan merupakan Beban Pemeliharaan Periode 1
Januari 2017 sampai dengan 31 Desember 2017 sebesar Rp
326.845.101,- dengan rincian sebagai berikut :
Realisasi 2017 Realisasi 2016
Beban Pemeliharaan :
Rp Rp
Beban Pemeliharaan 295.700.000,- 0,-

Beban Perawatan
Kendaraan Bermotor 31.145.101,- 0,-
Jumlah 326.845.101,- 0,-

Beban Perjalanan Dinas


Beban Perjalanan Dinas merupakan Beban Perjalanan Dinas periode
1 Januari 2017 sampai dengan 31 Desember 2017 sebesar Rp
346.442.295,- dengan rincian sebagai berikut :

Beban Perjalanan Dinas : Realisasi 2017 Realisasi 2016


Rp Rp
Beban Perjalanan Dinas 346.442.295,- 0,-
Jumlah 346.442.295,- 0,-

Beban Penyusutan
Beban Penyusutan Aset Tetap merupakan Beban Penyusutan Aset
Tetap dan Penyusutan Aset Lainnya yang menjadi Beban pada tahun 2017
sebesar Rp 535.267.836 ,- dengan rincian sebagai berikut :

118
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

Realisasi 2017 Realisasi 2016


Beban Penyusutan :
Rp Rp
Beban Penyusutan 535.267.836,- 0,-
Jumlah 535.267.836,- 0,-

Sedangkan menurut jenisnya Beban Penyusutan dapat dirinci


sebagai berikut :
31 Desember
Beban Penyusutan :
2016
Rp
1. Beban Penyusutan Tanah ,-
2. Beban Penyusutan Peralatan & Mesin 482.327.324,-
3. Beban Penyusutan Gedung dan Bangunan 15.728.305,-
4. Beban Penyusutan Jalan, Irigasi & Jaringan 37.212.207,-
5. Beban Penyusutan Aset Tetap Lainnya 34.338.792,-
6. Beban Penyusutan Aset Lainnya 0,-
Jumlah 535.267.836,-

Beban Penyisihan Piutang


Beban Penyisihan Piutang merupakan Beban Penyisihan Piutang
periode 1 Januari 2017 sampai dengan 31 Desember 2017 sebesar Rp
1.211.072.997,- dengan rincian sebagai berikut : (daftar terlampir)

Beban Penyisihan Piutang : Realisasi 2017


Rp
Beban Penyisihan Piutang Tahun 2016 1.209.943.037,-
Beban Penyisihan Piutang Tahun 2017 1.129.960,-
Jumlah 1.211.072.997,-

119
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

3. SURPLUS DAN DEFISIT DARI KEGIATAN OPERASIONAL.


Surplus/Defisit dari Operasi merupakan adalah selisih antara
pendapatan-LO dan beban selama satu periode pelaporan dari kegiatan operasi.
Surplus/Defisit dari Operasi selama periode 1 Januari 2017 sampai dengan 31
Desember 2017 adalah sebagai berikut :
Surplus dan Defisit Dari Kegiatan Realisasi 2017 Realisasi 2016
Operasional : Rp Rp
1. Pendapatan 775.450.582,- 0,-
2. Beban 7.413.296.2112,- 0,-
Surplus dan Defisit Dari Kegiatan
(6.637.845.630),- 0,-
Operasional ( 1 – 2 )

4. SURPLUS/DEFISIT LO
Surplus/Defisit - LO merupakan adalah selisih antara pendapatan-LO dan
beban selama satu periode pelaporan setelah diperhitungkan surplus/defisit dari
kegiatan non operasional dan pos luar biasa. Surplus/Defisit pada Laporan
Operasional per 31 Desember 2017 surplus sebesar Rp. (6.637.845.630),-

5.4 PENJELASAN POS-POS LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS


Laporan Perubahan Ekuitas merupakan laporan penghubung antara
Laporan Operasional dengan Neraca tentang kenaikan atau penurunan ekuitas
atas aktivitas operasional pada tahun pelaporan. Dari Laporan Perubahan
Ekuitas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Saldo Ekuitas awal tahun 2017 sebesar Rp 0,-.
2. Surplus/defisit – LO sebesar Rp (6.637.845.630),- merupakan surplus
atas kegiatan operasional (basis akrual) yang menambah nilai ekuitas pada
Neraca Pemerintah Kabupaten Jepara Tahun 2017.
3. R/K Kasda tahun 2017sebesar Rp 6.736.907.050,-
4. Dampak Akumulatif Perubahan Kebijakan / Kesalahan Mendasar sebesar
Rp 6.729.174.914,- dapat dijelaskan sebagai dengan rincian :

120
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

a. Penetapan Status OPD Baru:


Penetapan Status OPD Baru sebesar Rp 10.387.680.565,- terdiri
dari :
1. Aset Tetap : Rp 9.962.290.565,-
2. Aset Tak Berwujud : Rp 269.815.000,-
3. Piutang Jangka Pendek : Rp 1.209.943.037,-
4. Akumulasi Penyusutan Piutang jangka Pendek : Rp (1.209.943.037),-
5. Biaya Dibayar Dimuka : 155.575.000,-
Jumlah : Rp 10.387.680.565,-

b. Perhitungan mutasi keluar masuk aset sebesar Rp 83.019.167,-


merupakan adanya mutasi masuk asset tetap yang tahun
perolehannya pada tahun 2017 dengan rincian sebagai berikut :
SKPD
Kurang Mutasi Mutasi Catat
DISKOMINFO Koreksi Jumlah
Catat Masuk Keluar Ganda
KAB. JEPARA
Mesin Absensi
4.224.167,- 4.224.167,-
(dari BKD)
Genzet (dari
78.795.000,- 78.795.000,-
Bappeda)
Jumlah 83.019.167,- 83.019.167,-

c. Penyesuaian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap.


Penyesuaian akumulasi penyusutan aset tetap sebesar
Rp(3.741.524.818),- merupakan penyesuaian terkait dengan
adanya penambahan maupun pengurangan penyusutan aset tetap
dan penyusutan aset tetap tersebut bukan merupakan penyusutan
yang terjadi pada tahun 2017 dengan rincian pada SKPD sebagai
berikut :
Penyesuaian Akumulasi Aset
SKPD : DISKOMINFO KAB. JEPARA
Tetap

1. Penyesuaian Akumulasi Penyusutan (3.741.524.818),-

Jumlah (3.741.524.818),-

121
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

BAB VI
PENJELASAN ATAS INFORMASI-INFORMASI
NON KEUANGAN YANG HARUS DIUNGKAPKAN

6.1 Entitas Akuntansi


Dalam penyelenggaraan sistem akuntansi Pemerintah Kabupaten
Jepara Tahun Anggaran 2017, Dinas Komunikasi dan Informatika
Kabupaten Jepara ditunjuk sebagai entitas akuntansi dengan Perda
Kabupaten Jepara Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Dinas Daerah Kabupaten Jepara.
6.2 Informasi-Informasi lain
Dalam penyusunan laporan keuangan Dinas Komunikasi dan
Informatika Kabupaten Jepara, semua informasi dapat dijelaskan dalam
lembar muka Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan Neraca SKPD.

122
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

BAB VII
PENUTUP

Demikian Catatan atas Laporan Keuangan Dinas Komunikasi dan


Informatika Kabuapten Jepara Tahun Anggaran 2017 yang merupakan salah
satu jenis Laporan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah disamping Neraca
dan Laporan Realisasi Anggaran yang kesemuanya merupakan satu kesatuan
pelaksanaan APBD selama kurun waktu 2017.
Berdasarkan Laporan Keuangan Dinas Komunikasi dan Informatika
Kabupaten Jepara Tahun 2017 maka informasi yang dapat diuraikan adalah
sebagai berikut :
a. Realisasi Pendapatan Daerah TA 2017 sebesar Rp 549.458.662,- atau 72.7 %
dari anggarannya sebesar Rp 755.800.000,-;
b. Realisasi Belanja Daerah TA 2017 sebesar Rp 7.286.365.712,- atau 92.1 %
dari anggarannya sebesar Rp 7.909.590.000,-
c. Jumlah Aset per 31 Desember 2017 sebesar Rp 7.319.643.756,-;
d. Kewajiban sebesar Rp 80.737.422,-;
e. Jumlah Ekuitas Dana per 31 Desember 2017 sebesar Rp 6.828.236.334,-;
f. Pendapatan Laporan Operasional (LO) per 31 Desember 2017 sebesar
Rp 775.450.582,-;
g. Beban Laporan Operasional (LO) per 31 Desember 2017 sebesar
Rp 7.413.296.212,-;
h. Equitas Awal per 31 Desember 2017 sebesar Rp 0,-;
i. Surplus / Defisit per 31 Desember 2017 adalah Rp (6.637.845.630),-;
j. R/K Kasda per 31 Desember 2017 adalah Rp 6.736.907.050,-;
k. Dampak Akumulatif Perubahan Kebijakan/Kesalahan Mendasar sebesar
Rp 6.729.174.914,-;
l. Equitas Akhir per 31 Desember 2017 sebesar Rp 6.828.236.334,-;

Demikian Laporan Keuangan Dinas Komunikasi dan Informatika


Kabupaten Jepara Tahun Anggaran 2017, yang merupakan realisasi atas
pelaksanaan dari semua yang telah dianggarkan dalam tahun anggaran berjalan,

123
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

baik kelompok Pendapatan Daerah, Belanja Daerah dan Aset. Dengan laporan
keuangan SKPD ini, mudah-mudahan dapat diperoleh gambaran secara
menyeluruh tentang pelaksanaan dan kekayaan Dinas Komunikasi dan
Informatika Kabupaten Jepara selama kurun waktu satu tahun anggaran,
khususnya pelaksanaan APBD Kabupaten Jepara Tahun Anggaran 2017.
Selanjutnya Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2017 secara lengkap selain
pada catatan atas laporan keuangan, terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran,
dan Neraca beserta lampiran-lampirannya yang merupakan satu rangkaian yang
tidak terpisahkan dengan Catatan Atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran
2017.
Jepara, Pebruari 2018
KEPALA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
KABUPATEN JEPARA

YOSO SUWARNO, SH
Pembina Utama Muda
NIP. 19590512 198003 1 009

124

Anda mungkin juga menyukai