BASIC SCIENCE
Resistensi Perifer
Resistensi perifer dipengaruhi oleh : ukuran dari lumen pembuluh darah,
Panjang total pembuluh darah, dan viskositas darah
KONTROL TEKANAN DARAH
Chemoreceptor Reflex
Suatu sensoris kimia yang terletak di dekat baroreceptor carotid sinus dan
arch of aorta dalam suatu struktur yang disebut carotid bodies dan aortic
bodies. Mendeteksi perubahan O2, H+, dan CO2.
ADH
Dihasilkan hypothalamus, meningkatkan retensi urin dan vasokonstriksi
yang meningkatkan tekanan darah.
ANP
Menurunkan tekanan darah melalui mekanisme vasodilatasi dan
menstimulasi eksresi garam dan air pada urin (muncul akibat regangan yang
berlebihan pada atrium jantung).
d. Autoregulasi
Jaringan beserta pembuluh (arteri) yang memperdarahinya memiliki
kemampuan untuk meregulasi aliran darah secara lokal melalui
mekanisme vasodilatasi dan vasokonstriksi.
B. CLINICAL SCIENCE Diikuti dengan ipsilateral symptom : Conjunctival injection /lacrimasi,
rhinorea, nasal congesti
1. Headache
d. Paroymal Headache
A. Primary Headache
Merupakan nyeri kepala tanpa gangguan organ (perubahan posisi, olahraga, Dikarakteristikan dengan frekuensi lebih dari 5 kali
dll) perhari,unilateral,severe,short lasting 2-45 menit
a. Tension Type Sifat nyeri : retroorbital dan bisa menjalar ke seluruh kepala diikuti dengan
lakrimasi dan nasal kongesti
Merupakan chronic head pain syndrome, dikarakteristikan dengan bilateral
tight, bandlike discomfort tanpa disertai gejala penyerta (Nausea dan e. SUNCT (Short lasting unilateral neuralgiform headache attack with
vomit,dll). Terdapat penjalaran dimulai dari mata ke dahi lalu atas telinga ke conjunctival injection and tearing)
bagian belakang leher dan ke pundak
Jarang dengan karakteristik : Severe,5-240 detik , ipsilateral conjunctival
Frekuensi dan durasi: injection dan lacrimasi
- Kronis : >15 hari pada 1 bulan selama 6 bulan Durasi >15 hari dalam 1 bulan. Mencakup syndrome lain : TTH, Secondary
trauma, inflamasi, infeksi dan medikasi
b. Migraine
B. Secondary Headache
Merupakan episodic headache diikuti dengan tanda tanda seperti sensitive
terhadap cahaya, suara, gerakan. Merupakan nyeri kepala dengan gangguan organ (Infeksi, Tumor, dll)
Etiologi : Distimulus oleh cahaya, suara, keadaan lapar, stress, cuaca, a. Meningitis
hormonal saat menstruasi, kurang tidur, alcohol, dan stimulasi bahan kimia.
Bersifat akut, sever, terdapat stiffnes neck, demam, rasa sakit pada saat
c. Cluster Headache pergerakan mata.
Sifat nyeri : Deep, retroorbital, menyiksa, menetap dan khas secara periode Cardinal symptom : sakit kepala seperti dipukul, photopobia, nausea dan
yaitu setidaknya terjadi 1 kali sehari dengan durasi yang sama setiap harinya vomit
(short duration), unilateral pain selama 8-10 minggu dalam 1 tahun
b. Intracranial Hemorage 2. Hipertensi
Akut,severe headache, stiffness neck, tidak ada demam. Biasanya ada a. Hipertensi
aneurysm, arteriovenosus malformation, atau intraparendymal hemorage
Klasifikasi Tekanan Darah
c. Brain Tumor
Joint on National Committee on Prevention, Detection, Evaluation and
Headache : Non descript, intermitten, dapat diikuti nausea dan vomit, Treatment of High Blood Pressure (JNC 7/8)
gangguan tidur
d. Temporal arteritis
e. Glaucoma
Headache lemah,diikuti dengan nausea dan vomit, headache diawali dengan World Health Organization (WHO)
severe eye pain. Pada pemeriksaan fisik : eye red dengan moderately dilated
pupil
American Heart Association (AHA) Pada indivudu yang berusia >60 tahun prevalensi semakin meningkat yaitu
65,4%.
Faktor Risiko
- Family history
- Advancing age
- Usia (laki-laki <55 tahun, perempuan 70 tahun.
- Ras kukit hitam
- Banyak mengonsumsi sodium
- Glucose intolerance
- Rokok
- Obat
- Alkohol
- Penurunan intake potasium, kalsium, magnesium
Patogenesis
Klasifikasi
3 Faktor yang mendominasi terjadinya hipertensi adalah :
a. Hipertensi Primer/Esensial (85%-90%)
Hipertensi yang diakibatkan oleh suatu penyakt atau kelainan mendasari, 3. Peran RAA sistem
seperti stenosis arteri renalis, penyakit parenkim ginjal, feokromositoma,
hiperaldosteronisme 4. Peran dinding vaskular pembuluh darah
Epidemiologi
NHANES III 26% terjadi pada usia muda yaitu usia <50 tahun, lebih sering
terjadi pada laki-laki, dan diastoliknya yang meningkat. Sedangkan 74% pada
usia tua yaitu >50 tahun, lebih sering terjadi pada perempuan dengan
sistolik yang meningkat.
1. Peran volume intravascular 3. Peran RAA sistem
- Tengkuk pegal/berat
Management
Algoritma Pengobatan
penduduk 30% diantaranya menderita hipertensi dan hampir 1%-2% akan
berlanjut menjadi hipertensi krisis disertai kerusakan organ target. Sebagian
besar pasien dengan stroke perdarahan mengalami hipertensi krisis.
Etiologi
Faktor penyebab hipertensi intinya terdapat perubahan vascular, berupa
disfungsi endotel, remodeling, dan arterial striffness.
Klasifikasi
1. Hipertensi emergensi (darurat)
Peningkatan tekanan darah sistolik >180 mmHg atau diastoik > 120 mmHg
secara mendadak disertaikerusakan organ target. Hipertensi emergensi
harus ditanggulangi sesegera mungkin dalam satu jam dengan memberikan
obat-obatan anti hipertensi intravena.
b. Hirpentesi Krisis
Definisi
Hipertensi krisis ditandai dengan peningkatan tekanan darah akut dan
Epidemiologi
Duapuluh persen pasien hipertensi yang datang ke UGD adalah pasien
hipertensi krisis. Data di Amerika Serikat menunjukkan peningkatan
prevalensi hipertensi dari 6,7% pada penduduk berusia 20-39 tahun,
menjadi 65% pada penduduk berusia diatas 60 tahun. Data ini dari total
2. Hipertensi urgensi (mendesak) Pathogenesis dan pathophysiology
A. Penatalaksanaan Umum
Manajenem penurunan tekanan darah pada pasien dengan hipertensi
urgensi tidak membutuhkanobat-obatan parenteral. Pemberian obat-
obatan oral aksi cepat akan memberi manfaat untuk menurunkan tekanan
darah dalam 24 jam awal Mean Arterial Pressure (MAP) dapat diturunkan
tidak lebih dari 25%. Pada fase awal standard goal penurunan tekanan
darah dapat diturunkan sampai 160/110 mmHg. Penggunaan obat-obatan
anti-hipertensi parenteral maupun oral bukan tanpa risiko dalam
menurunkan tekanan darah. Pemberian loading dose obat oral anti-
hipertensi dapat menimbulkan efek akumulasi dan pasien akan mengalami
hipotensi saat pulang ke rumah. Optimalisasi penggunaan kombinasi obat
oral merupakan pilihan terapi untuk pasien dengan hipertensi urgensi.
2. Hipertensi Emergensi
A. Penatalaksanaan Umum
Terapi hipertensi emergensi harus disesuaikan setiap individu tergantung
pada kerusakan organtarget. Manajemen tekanan darah dilakukan dengan
obat-obatan parenteral secara tepat dancepat. Pasien harus berada di
dalam ruangan ICU agar monitoring tekanan darah bisa dikontrol dan
dengan pemantauan yang tepat. Tingkat ideal penurunan tekanan darah
masih belum jelas, tetapi penurunan Mean Arterial Pressure (MAP) 10%