Anda di halaman 1dari 21

MIND MAP A.

BASIC SCIENCE
A. BASIC SCIENCE
1. ANATOMY
1. ANATOMY A. URINARY TRACT
a. Urinary Tract Urinary tract terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
b. Kidney
2. HISTOLOGY 1. Upper Urinary Tract
a. Kidney  Terdiri dari kidney dan ureter
3. PHYSIOLOGY 2. Lower Urinary Tract
a. Function of Kidney  Terdiri dari bladder dan urethra
b. Glomerular Filtration
c. Pain B. KIDNEY
4. PATHOLOGY 1. Definition
a. Pain of Genitourinary Tract
5. MICROBIOLOGY Ginjal merupakan organ yang berbentk ovoid, seperti kacang merah,
a. Escherichia coli panjang ± 10 cm, lebar ± 5 cm, dan tebal ± 2,5 cm, berwarna merah
B. CLINICAL SCIENCE kecoklatan.
1. URINARY TRACT INFECTION (UTI) 2. Topography
2. DD FLANK PAIN - Lokasinya retroperitoneal
3. PYELONEPHRITIS
C. BHP & IIMC - Ginjal kanan lebih rendah daripada ginjal kiri karena terdapat lobus
D. PATHOMECHANISM kanan hati di atasnya.
- Posisi ginjal kiri pada T11-L2, Ginjal Kanan pada T12-L3.
- Superior: diafragma
- Inferior: muskulus quadratus lumborum
- Bagian posterior ginjal: secara diagonal melintang subcostal nerve
and vessel, and iliohypogastric & ilioinguinal nerve menurun.
- Anterior Ginjal kanan : liver (dipisahkan oleh hepatorenal recess),
duodenum dan ascending colon.
- Anterior Ginjal kiri : gaster, spleen, pankreas, jejenum, dan
descending colon.
3. Structure
- Anterior surface dan posterior surface.
- Margin medial berbentuk cekung dan margin lateral cembung.
- Terdapat dua kutub yaitu Superior pole dan inferior pole
- Hilum ginjal : tempat masuknya arteri renalis, vena renalis, dan
pelvis renalis. Pada hilum ini, vena renalis adalah anterior
terhadap arteri renalis yang juga anterior terhadap pelvis
renalis.
 Internal ginjal :
- Dilapisi oleh fibrouscapsule, perirenal, fascia, dan pararenal.
- Setiap ginjal memilki 3 regio, yaitu kortex, medula dan pelvis
renalis. 4. Vascularization
- Cortex merupakan bagian terluar ginjal a. Artery
- Medulla bagian yang lebih dalam yang terdapar pyramidal Abdominal aorta (pada L1&L2)  Arteri renalis kanan dan kiri  Arteri
ginjal dan collecting system Segmentalis yang memperbadarahi bagian segemen-segmen berikut :
- Di pyramidal ginjal terdapat unit fungsional ginjal yaitu 1. Superior (apical) segment disuplai oleh superior (apical) segmental
nephron. artery.
- Renal Column adalah bagian diantara pyramidal yang berada di 2. Anterosuperior segment disuplai oleh anterosuperior segmental
medulla. artery.
- Pelvis renalis adalah superior end of the ureter yang berbentuk 3. Anteroinferior segment disuplai oleh anteroinferior segmental
rata dan seperti corong yang memanjang. Pelvis renalis artery.
menerima 2-3 major calices. setiap major calyx menerima 2-3 4. Inferior segment disuplai oleh inferior segmental artery.
minor caliyx. Setiap minor calyx terdapat sebuah papila renalis, 5. Posterior segment disuplai oleh posterior segmental artery.
yang merupakan ujung (apex) dari piramida renalis.
Abdominal Aorta  Renal Arteri  Segmental Artery  Interlobar artery - Plexus renalis disuplai oleh serabut dari thoracic splanchnic nerves.
 Arcuate artery  Interlobular Artery  Afferent Arteriole  Glomrular 6. Lymphatic drainage
capillary  Efferent Arteriole  Peritubular Capillary - Drainase limfatik ginjal mengikuti vena renalis dan berdrainase ke
dalam lumbar (aortic) lymph node.
- Pembuluh limfatik dari bagian inferior ginjal mendrainase ke dalam
common, external dan internal iliac lymph nodes.
- Pembuluh limfatik kelenjar suprarenal muncul dari a plexus deep to
the capsule of the gland and from one in its medulla. Limfe berjalan ke
dalam lumbar lymph nodes.

2. HISTOLOGY
A. KIDNEY
Setiap ginjal memiliki 1-1,4 juta unit fungsioal yang disebut nephron.

Setiap nefron terdiri atas :


- Renal Corpuscle
 Renal Corpuscle terdiri atas Glomerulus yang dikelilingi oleh kapsula

b. Vena berdinding ganda yaitu Bowman’s Capsule.

- Vena renalis kiri lebih panjang daripada v. Renalis kanan, yang  Setiap korpuskulus renal memilki 2 kutub :

berjalan anterior terhadap aorta. - Kutub vascular : tempat arteriol aferen masuk, dan arteriol

Peritubular capillary  Interlobular vein  arcuate vein  interlobar vein eferen keluar

 renal vein  IVC - Kutub urinarius :


 tempat dimulainya tubulus kontortus proximal
5. Innervation
 teridiri atas simple cuboidal atau low columnar epithelium
- Persarafan ginjal muncul dari plexus renalis dan terdiri dari serabut
simpatis dan parasimpatis.
Terdapat filtration slit membran diantara pedicle.
a. kapsula bowman : - Renal Tubule
1. Lapisan dalam (lapisan visceral): lapisan yang melingkupi kapiler 1. Proximal convoluted tubule
glomerulus - Tubulus proximal lebih panjang dari tubulus distal, dilapisi oleh
- Terdapat sel selapis gepeng termodifikasi, yaitu podosit. epitel selapis kuboid atau silindris. Sel-sel epitel ini memiliki
- Podosit memilki badan sel yang menjulurkan beberapa sitoplasma asidofilik.
cabang (prosessus primer). Setiap cabang primer memiliki - Pada bagian apeks sel memiliki banyak mikrovili dengan panjang ± 1
prosessus sekunder (pedikel). mikrometer yang membentuk suatu brush border.
2. Lapisan luar (lapisan parietal) 2. Loop of Henle
- membentuk batas luar korpuskulus renal - Struktur berbentuk U
- terdiri atas epitel selapis selapis gepeng yang ditunjang - Terdiri atas ruas tebal descenden yang sangat mirip tubulus
lamina basalis dan selapis tipis serat retikulin. kontortus proksimal, ruas tipis descenden, ruas tipis ascenden, dan
3. Urinary Space: ruang berada diantara kedua lapisan, berfungsi ruas tebal ascenden yang sangat mirip tubulus kontortus distal.
untuk menampung cairan yang disaring melalui dinding kapiler - Ruas descenden dan ruas tipis ascenden dilapisi oleh epitel selapis
dan lapisan visceral. gepeng, dan ruas tebal ascenden dilapisi oleh epitel selapis kuboid
to lower columnar epithelial cell.
b. Filtration Membrane : 3. Distal convoluted tubule
1. Glomerular endothelial cell - Strukturny berkelok-kelok, merupakan bagian terakhir nefron.
Memiliki fenestra (0,07-0,01 mikrometer). Untuk mencegah Tubulus ini dilapisi oleh epitel selapis kuboid
filtrasi sel darah. 4. Collecting tubule and duct
2. Basal lamina of glomerulus - Tubulus koligens (collecting tubule) bergabung membentuk duktus
Lapisan matriks aseluler diantara endotel dan podosit koligens yang lebih besar dan lebih lurus, yaitu duktus papilaris
(campuran kolagen dan proteoglikan). Mencegah filtrasi protein bellini (straight collecting duct), yang melebar dekat medullary
plasma. pyramid
3. Filtration slit pedicle
- Dilapisi oleh epitel kuboid. Di medulla, sel-selnya menjadi sel
silindris. B. GLOMERULAR FILTRATION
Tubullus distal Tubulus proksimal Pembentukan urin melalui tiga proses yaitu:
Sel-sel lebih kecil dari t.proksimal Sel-selnya besar, 1. Glomerular filtration
Lumen besar, karena sel-selnya lebih Lumen kecil 2. Tubular reabsorption
 Reabsorpsi substansi dari renal tubul menuju darah
gepeng dan lebih kecil dari
3. Tubular secretion
t.proksimal  Sekresi substansi dari darah menuju renal tubul
Tidak terdapat kanalikuli dan vesikel Terdapat kanalikuli dan Reference: Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology, 12th edition
apikal vesikel apikal
Sel-selnya memiliki banyak invaginasi Sel-selnya tidak memiliki
membrane basal dan mitokondria banyak invaginasi
terkait membrane basal dan
mitokondria terkait
Tidak terdapat brush border Terdapat brush border

1. PHYSIOLOGY
A. FUNCTION OF KIDNEY
1. Ekskresi sisa metabolik
2. Mengatur keseimbangan air dan elektrolit
3. Mengatur osmolalitas cairan tubuh dan konsentrasi elektrolit
4. Mengatur tekanan arteri
5. Mengatur keseimbangan asam basa
6. Mengatur produksi eritrosit
7. Mengatur produksi calcitriol (bentuk aktif vitamin D)
8. Sekresi, metabolime, dan ekskresi hormone
GLOMERULAR FILTRATION
9. Gluconeogenesis
- Glomerular filtration merupakan tahap awal pembentukan urin
Reference: Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology, 12th edition
Air dan zat terlarut di
dalam plasma Urinary excretion = Glomerular Filtration – Tubular Reabsorption +
Tubular Secretion
Melewati dinding kapiler
glomerulus 1. Filtration Membrane

Cairan yang terfiltrasi dari glomerulus ke kapsula Bowman harus


Filtrasi
melewati 3 lapisan membran glomerulus:
Glomerular space - Capillary endothelium
- Basement membrane
Renal tubule - Epithelial cell (podocytes)
- Kapiler glomerulus relative impermeable terhadap protein. Cairan
yang di filtrasi (glomerular filtrate) merupakan cairan yang tidak
mengandung protein dan tanpa elemen selular seperti RBC.

Reference: Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology, 12th edition a. Capillary endothelium
o Memiliki fenestrae
- Glomerular filtrate pada dewasa yaitu 150 L/d pada wanita dan 180  Fenestrae merupakan celah kecil yang terdapat pada
L/d pada laki-laki. Lebih dari 99% glomerular filtrate akan di dinding endothel.
reabsorpsi di tubular dan hanya 1-2 L yang akan di ekskresikan o Endothelial cell memiliki muatan negative sehingga
sebagai urin. mencegah lewatnya protein plasma
Reference: Gerard J. Tortora: Principles of Anatomy and Physiology 13th
edition Vol.2 b. Basement membrane
o Terdiri dari collagen dan proteoglycan
o Memiliki muatan negative yang terkait dengan proteoglycan
sehingga mencegah filtrasi protein plasma.
Reference:
c. Epithelial cell (podocytes) - Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology, 12th edition
o Foot processes (pedicle) terpisahkan oleh suatu gaps yang - Gerard J. Tortora: Principles of Anatomy and Physiology 13th
disebut slit pores edition Vol.2
 Slit pores merupakan celah tempat lewatnya glomerular
filtrate
o Memiliki muatan negative sehingga mencegah filtrasi
protein plasma.

Reference: Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology, 12th edition

2. Filtration Pressure
Glomerular filtration tergantung pada 3 tekanan. Ada tekanan yang
mendorong terjadinya filtrasi dan ada juga tekanan yang mencegah
terjadinya filtrasi.
1. Glomerular hydrostatic pressure (PG)
o Tekanan hidrostatiik di dalam kapiler glomerulus
o Disebut juga glomerular blood hydrostatic pressure (GBHP)
o Promote filtration by forcing water and solute in blood
plasma through filtration membrane.
2. Colloid osmotic pressure of protein in bowman’s capsule (TTB)
o Promote filtration
o 0 mmHg
3. Hydrostatic pressure in bowman’s capsule (PB)
o Outside the capillaries
o Opposite filtration  hydrostatic pressure exerted against
filtration membrane by fluid already in capsular space and
renal tubule
o Capsular Hydrostatic pressure (CHP)
4. Colloid osmotic pressure of glomerular capillary plasma protein
(TTG)
o Opposite filtration due to presence of protein such albumin,
globulin, and fibrinogen in blood plasma
o Blood colloid osmotic pressure (BCOP)
Reference: Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology, 12th editio
3. Glomerular Filtration Rate (GFR)
Blood pressure
GFR merupakan jumlah filtrate yang terbentuk di renal capsule pada
kedua ginjal setiap menit. Stretch the wall of
afferent arteriole
GFR ditentukan oleh:
- Net filtration pressure Increased movement of calcium ions from the extracellular fluid into the cells
- Glomerular capillaries filtration coefficient (Kf)
o Glomerular surface area Smooth muscle fiber contract
o Glomerular membrane permeability
Narrow arteriole’s lumen

Renal blood flow

GFR

o Sebaliknya

Blood pressure

Stretched less and thus


relax

Arteriole dilate

GFR dapat dikontrol dengan 3 mekanisme, yaitu Renal blood flow


a. Renal Autoregulation
GFR
Terdiri dari 2 mekanisme, yaitu:
1. Myogenic Mechanism
Terjadi ketika adanya stretching yang mentrigger terjadinya
kontrasi smooth muscle pembuluh darah afferent arteriole.
o Increase blood pressure  GFR because renal blood flow
2. Tubuloglomerular Feedback

b. Neural Regulation
Blood volume or Blood pressure

Acute disturbances lasting for a few minutes to a few hours, such as those
Glomerular hydrostatic pressure
elicited by the defense reaction, brain ischemia, or severe hemorrhage
GFR
Strong activation of the renal sympathetic nerves
Reabsorption of sodium and chloride ion

Reduce concentration of sodium chloride at macula densa cell Constrict the renal arterioles

Increase renin release Decrease resistance to blood Decrease renal blood flow and GFR
from juxtaglomerular cell flow in afferent arteriole

Note:
Angiotensin II Increase glomerular
hydrostatic pressure
Moderate or mild sympathetic stimulation has little influence on renal
Constrict efferent arteriole
blood flow and GFR
GFR normal
Increase glomerular c. Hormonal Regulation
hydrostatic pressure

GFR normal
- Epinephrine & norepinephrine Receptor untuk nyeri dinamakan nociceptor yang merupakan free nerve
ending. Receptor nyeri ini bisa terangsang oleh 3 stimulus :
Increase in activity level of renal sympathetic
nerve release norepinephrine 1. Mekanik (Cepat-lambat)
2. Suhu (Cepat-lembat)
Constriction of afferent arteriole
through activation of α-1 receptor 3. Kimiawi (lambat)

Decrease renal blood flow and GFR


Jaras penjalaran rasa nyeri ke system saraf pusat menggunakan 2 jaras yang
terpisah yaitu :
- Endothelin - Serabut nyeri perifer serabut cepat
o Serabut : tipe Aδ
Damaged vascular endothelial cells of the o Neurotransmitter : gutamat
kidneys  release endothelin
- Serabut nyeri periferserabut lambat
o Serabut : tipe C dimana
Constriction of blood vessel o Neurotransmitter : substansi P

Sewaktu memasuki medulla spinalis, sinyal rasa nyeri melewati 2 jaras ke


otak, melalui :
Decrease renal blood flow and GFR
1. Tractus neospinothalamicus ( Untuk rasa nyeri cepat )
Reference:
Serabutnya berkhir pada lamina I ( lamina marginalis ) pada cornu dorsalis,
- Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology, 12th edition
- Gerard J. Tortora: Principles of Anatomy and Physiology 13th dan disini merangsang neuron penghantar ke-2 dari tractus
edition Vol.2 neospinothalamicus. Neuron ini akan mengirimkan sinyal ke serabut
panjang yang terletak di dekat sisi lain medulla spinalis dalam comissura
C. PAIN anterior dan selanjutnya naik ke otak dalam columna anterolateralis.
Nyeri yaitu sensasi yang tidak nyaman yang terlokalisasi pada suatu bagian
tubuh tertentu.
2. Tractus paleospinothalamicus ( untuk rasa nyeri lambat – kronik )
Dibagi 2 jenis:
Dalam jaras ini serabut – serabut perifer berakhir hampir seluruhnya di
1. Nyeri cepat → muncul dalam waktu sekitar 0,1 detik
2. Nyeri lambat → muncul seelah 1 detik atau lebih lamina II dan III cornu dorsalis, yang bersama – sama disebut substansia
geatinosa. Sebagian besar sinyal kemudian melewati satu atau lebih neuron
– neuron serabut pendek tambahan di dalam cornu dorsalisnya sebelum 2. PATHOLOGY
A. PAIN OF GENITOURINARY TRACT
memasuki lamina V sampai VII, juga di cornu dorsalis.
Tipe nyeri pada genitourinary system, berdasarkan genitourinary
organ:
Jenis Nyeri
1. Nyeri somatic
 Local pain
- Superficial somatic : nyeri yang muncul dari stimulasi reseptor pada
kulit. Terasa di atau dekat organ yang terkena.
- Deep somatic : stimulasi reseptor pada otot skelet, sendi, tendon
Contoh : Nyeri pada kidney disease (T10-12, L1) menyebabkan nyeri
dan fascia.
pada costovertebral angel dan di flank (bawah rib 12). Nyeri pada
2. Nyeri visceral
inflamasi testicle.
Akibat stimulasi reseptor pada organ visceral. Jika stimulasinya diffuse
 Referred pain
(melibatkan area yang luas). Stimulusnya meliputi ischemia dari jaringan
Terasa jauh dari organ yang terkena.
visceral, chemical damage pada permukaan visceral, spasm dari otot polos.
Contoh : Batu pada upper ureter menyebabkan adanya nyeri kolik
3. Colic pain (Akibat Mass Obstruksi) ureter dan nyeri pada ipsilateral testicle.
Merupakan nyeri pada organ berongga akibat mass obstruction dimana
nyeri ini sering timbul di sekitar umbilicus dengan kondisi yang hilang
Abnormalitas pada organ urologi bisa menyebabkan nyeri pada organ
timbul. Nyeri ini terjadi akibat spasm otot organ tersebut dan sering memicu
lain (gastrointestinal dan ginekologi), karena berhubungan dengan saraf
mual dan muntah.
sensori yang sama dalam mempersarafi organ tersebut.
Etiologi : urinary tract obstruction, gastrointestinal tract obstruction, dll

a. Kidney Pain
4. Referred pain
Merupakan nyeri pada bagian tubuh yang letak nyerinya bukan pada  Dull, konstan pada CVA di bawah rib 12.
jaringan yang menyebabkan rasa nyeri. Biasanya nyeri ini mula-mula timbul  Disebabkan oleh regangan kapsul ginjal secara tiba-tiba.
di dalam salah satu organ visceral dan dialihkan ke daerah lain yang sinaps  Contoh : Akut pyelonephritis, akut urethral obstruksi.
jarasnya berada pada satu jalur. b. Urethral Pain
 Distimulasi oleh akut obstruksi (batu/clot darah).  Karena infeksi akut pada epididimis.
 Back pain + severe colicky pain radiasi dari CVA ke lower  Nyeri awalnya terasa di skrotum.
anterior abdominal quadrant sepanjang ureter.
 Pada laki-laki : nyeri pada bladder, scrotum/testicle 3. MICROBIOLOGY
A. Escherichia coli
 Pada wanita : nyeri pada vulva.
A. Karakteristik
 Keparahan rasa nyeri disebabkan oleh hyperperistaltis dan
 Ukuran : Panjang 2-4cm, lebar 0,4-0,6 cm
spasm di smooth muscle organ.
 Sisi parallel dengan ujung bulat
c. Vesical Pain
 Motil
 Urinary retensi menyebabkan overdistensi bladder sehingga
 Pertumbuhan : aerob dan anaerob
nyeri dan tidak nyaman di bagian suprapubic.
 Dapat fermentasi glukosa, reduksi nitrat menjadi nitrit, oksidase
 Infeksi kadang tidak terasa di bladder, tapi menyebar ke distal
negatif dan memproduksi indole
uretra.
 Gram negatif
d. Prostatic Pain
B. Antigen
 Lokasi sulit ditentukan.
 O11 mengandung rangkaian unit polisakarida dari
 Dapat dirasarkan di lower abdomen, inguinal, perianal,
Lipopolisakarida (LPS) pada membrane terluar dinding sel.
lumbosacral, dan daerah rectum.
 K 76 merupakan kapsula polisakarida
 Inflamasi pada gland bisa menyebabkan gangguan mikturisi
 H 7 merupakan protein flagella
(frekuensi, disuria/retensi urin).
C. Pili (Fimbriae)
e. Testicular Pain
 Akibat trauma, infeksi / torsio of spermatic cord. Merupakan faktor virulensi untuk penempelan.

 Nyeri parah dan terlokalisasi.  Tipe 1 (common) pili, yang akan berikatan dengan D-mannose
 Kadang dapat menjalar ke sepanjang spermatic cord hingga ke residu di sel epitel
lower abdomen.  P pili (Pap atau Gal-gal), yang akan berikatan dengan
f. Epididymal Pain digalactoside di uroepitel dan eritrosit grup-P
 CFA (Colonization Factor Antigens) atau Bundle- Forming Pili perkembangbiakan bakteri di dalam saluran kemih, termasuk
(BFP) yang akan berikatan dengan sel intestinal. kandung kemih dan parenkim ginjal, dalam jumlah yang signifikan.
D. Toksin Reference: Kapita Selekta Kedokteran UI edisi IV
1. α-Hemolysin
B. ETIOLOGY
Merupakan pore-forming cytotoxin, yang akan masuk ke dalam Berbagai mikroorganisme dapat menginfeksi traktus urinarius, antara lain:
membran sitoplasma sehingga menyebabkan kebocoran - Bakteri gram negative (80%): Escherichia coli, Proteus sp., Klebsiella
sitoplasma dan bahkan menyebabkan kematian sel. sp., Enterobakter sp.
2. Shiga-toxin (Tipe AB) - Bakteri gram positif (10-15%): Enterococcus sp., Staphylococcus
aureus, Staphylococcus epidermidis.
Bekerja dengan cara memblok sintesis protein sehingga
- Lain-lain: Pseudomonas sp., Serratia, Ureaplasma urealyticum,
menyebabkan kematian sel.
Mycoplasma sp., Candida, Adenovirus.
3. Labile Toxin Reference: Kapita Selekta Kedokteran UI edisi IV

Bekerja dengan aktivasi adenylate cyclase secara permanen


C. CLASSIFICATION
sehingga menyebabkan stimulasi Cl- dan memblok absobsi NaCl, a. Berdasarkan anatomy
maka akan terjadi akumulasi air dan elektrolit di bowel. - Upper Tract Infection/ ISK atas
 Pyelonephritis, prostatitis, intrarenal and perirenal abscess.
4. Stabile Toxin - Lower Tract Infection/ ISK bawah
 Urethritis and cystitis.
Bekerja dengan stimulasi guanylate cyclase yang akan
b. Berdasarkan gejala
menyebabkan peningkatan konsentrasi GMP, sehingga akan
- Symptomatic
terjadi akumulasi air dan elektrolit di bowel.
- Asymptomatic
c. Berdasarkan klinis
B. CLINICAL SCIENCE - Complicated
1. URINARY TRACT INFECTION (UTI) - Uncomplicated
A. DEFINITION d. Berdasarkan durasi
Urinary Tract Infection (UTI)/ Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan - Acute
istilah umum untuk menyatakan adanya pertumbuhan dan - Chronis
D. CLINICAL MANIFESTATION 2. DD FLANK PAIN
1. Gejala ISK Atas
- Muscle Pain
- Radiculitis
Trias ISK Atas  Demam, CVA pain, mual dan muntah. - Abdominal Aortic Aneurysm
2. Gejala ISK Bawah (LUTS) - Pyelonephitis
- Renal Abscess
Gejala-gejala LUTS dibagi menjadi: - Urinary Calculi
- Kidney Tumor
1. Gejala iritatif
- Urinary frequency, yaitu adanya peningkatan frekuensi micturition 3. PYELONEPHRITIS
lebih banyak dari biasanya. A. DEFINITION

- Nocturia, yaitu bangun di malam hari untuk buang air kecil. Gangguan ginjal berupa inflamasi yang mempengaruhi tubulus,
- Dysuria, yaitu adanya perasaan sakit ketika buang air kecil. interstitium dan renal pelvis dan merupakan salah satu penyakit
- Incontinence, yaitu ketidakmampuan untuk menahan buang air ginjal tersering.
kecil.
B. EPIDEMIOLOGY
2. Gejala obtruktif - Perempuan lebih sering daripada laki-laki
- Decreased force of urination, yaitu berkurangnya kekuatan pancaran - Di Amerika Serikat angka kejadiannya 15-17 kasus / 10.000 wanita
urine ketika buang air kecil. dan 3-5 kasus / 10.000 laki-laki
- Urinary hesitancy, yaitu ketidakmampuan untuk memulai buang air - 250.000 kasus didiagnosis setiap tahun
kecil.
- Intermittency, yaitu buang air kecil dalam volume yang sedikit-
sedikit.
- Terminal dribbling, yaitu adanya tetesan ketika akan mengakhiri
C. RISK FACTOR
buang air kecil.
- Perempuan:
- Straining, yaitu mengejan ketika akan buang air kecil agar urine bisa
o Urethra dekat anus
keluar.
o Pendek (~4cm)
o Terminalnya dekat dengan labia - Enterobacter
- Hamil - Pseudomonas
o Penurunan tonus urethra - Serratia
o Penurunan peristalsis urethra - Citrobacter
o Katup vesicoureteral inkompetensi sementara
Bakteri Gram positive:
- Obstruksi
- Streptococcus faecalis
o Tumor
- Staphylococcus aureus
o Striktur
o Batu
o Hipertrofi prostat E. CLINICAL MANIFESTATION
- Disfungsi neurogenic bladder
- Nyeri pada flank
o Spinal cord injury
- Demam
o Multiple sclerosis
- Menggigil
o DM tipe II
- Mual
- Vesicourethral reflux
- Muntah
o Kelainan anatomis pada anak-anak
- Dysuria
- Faktor genetic
- Frekuensi
o Jumlah & tipe reseptor pada sel uroepithelial untuk bakteri
- Urgensi
lebih banyak
- Nyeri tekan CVA / deep abdominal tenderness

D. ETIOLOGY
Note:
Bakteri Gram negative :
- Jika manifestasi meliput gejala LUTS dan Gejala ISK atas, maka
- E. coli (80% kasus)
pathogenesis dapat diduga merupakan ISK bawah yang ascending ke
- Klebsiella
ISK atas.
- Proteus
- Jika manifestasi hanya gejala ISK atas saja maka dapat diduga bahwa H. MANAGEMENT
pathogenesis bukan dari Ascending melainkan dari sistemik.
- Kriteria pasien rawat inap:

G. DIAGNOSIS

- Treatment pasien rawat jalan:

Reference: Colgan R, Williams M. Diagnosis and treatment of acute


pyelonephritis in women. American family physician. 2011; (84):5: 519-
526.
Bacterial Entry Gangguan pada Host I.

Upper Immunoco DM, MS, Spinal


Lower Hamil Congenital
mpromised Cord Injury

Hematogen Lymphogeb
Staphylococcus -rectal FR: Wanita, Sex
E. coli -colonic Intercourse Neurogenic Gangguan
-periuterine bladder dysfunc. flushing urin

Colonization MO
FR:
E. coli Incompetence Vesicourethr
Immunocompromised Proteus emptying al reflux
Enterobacter
PATHOGENESIS & PATHOPHYSIOLOGY

Stasis

Ascending infection

Bacterial pathogenic factor

Adherence O, H, K Hemolysin Cytotoxic


properties antigen colonizing factor

Bacterial fimbriae Cegah fagosit Resisten thd Invasi jaringan


bakterisidal

Adhesi pada reseptor


glycolipid/glycoprotein
pd uroepithelial mucosa

Kolonisasi

Melawan aliran urin

Masuk ke bladder & multiplikasi

Menginfeksi renal pelvis dan parenkim


Pyelonefritis akut

Iritasi epitel urinary Gejala iritatif ke GI


Respon inflamasi Microorganism

Vagus nerve
Dysuria, frekuensi, urgensi
Mediator inflamasi Bacteruria

Mual, muntah
IL-1, TNF-α IL-6, 8 Prostaglandin, bradykinin Urea -> ammonia

Hypothalamus Rekrutmen netrofil Induksi


Flank pain/ Alkaline urine
apoptosis
tenderness
Demam, menggigil pd CVA
Risiko batu ginjal
WBC Opsonisas
meningkat i fagosit

Urin purulent

Pyuria
- Treatment pasien rawat inap:

J. COMPLICATION
- Catheter associated bacteremia
- Emphysematous pyelonephritis
- Extensively drug resistan organism
- Perinephric or intrarenal abscess
- Urinary obstruction

Reference: Colgan R, Williams M. Diagnosis and treatment of acute


pyelonephritis in women. American family physician. 2011; (84):5: 519-
526.

K. PROGNOSIS
- Prognosis baik jika komplikasi pyelonephritis uncomplicated.
- Mortalitas meningkat jika pasien berumur lebih dari 65 tahun.

Reference: Colgan R, Williams M. Diagnosis and treatment of acute


pyelonephritis in women. American family physician. 2011; (84):5: 519-
526.

C. BHP & IIMC


BHP
 Edukasi penyakit
 Konseling pranikah
 Treatment jangan sampai loss follow up (terutama disini
menggunakan antibiotik)
Reference: Colgan R, Williams M. Diagnosis and treatment of acute
pyelonephritis in women. American family physician. 2011; (84):5: 519- IIMC
526. Adab bersenggama :
 Bersih diri dan wudhu
 Shalat 2 rakaat
 Berdoa
 Pemanasan
 Saling memberi hak
 Mencuci kemaluan kemudian berwudhu
 Mandi besar

Surah An Nur ayat 30

Katakan kepada laki-laki yang beriman : “ hendaklah mereka menahan


pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu
adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
apa yang mereka perbuat.

D. PATHOMECHANISM

Anda mungkin juga menyukai