Anda di halaman 1dari 11

Lex Privatum Vol. VI/No.

9/Nov/2018

KEDUDUKAN AKTA IZIN ROYA HAK lunas, maka hak tanggungan tersebut harus
TANGGUNGAN SEBAGAI PENGGANTI dihapus dengan cara roya atau pencoretan
SERTIFIKAT HAK TANGGUNGAN YANG pada Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota.
HILANG DALAM PEMBERIAN KREDIT BANK1 Sertifikat Hak Tanggungan tersebut diperlukan
Oleh : Graciela Georgina Afriani2 pada saat akan diroya atau dicoret dan
disertakan pula sertifikat ha katas tanahnya
ABSTRAK serta surat roya dan kreditur atau surat yang
Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk berisi pernyataan dari kreditur bahwa utang
mengetahui bagaimana fungsi jaminan kredit debitur telah lunas serta mengembalikan
dalam pemberian kredit oleh bank melalui hak agunan berupa sertifikat ha katas tanah dan
tanggungan dan bagaimana kedudukan akta sertifikat hak tanggungannya.
izin roya dalam pemberian kredit bank, di Dalam praktik, ada kalanya sertifikat hak
mana dengan menggunakan metode tanggungan tersebut hilang sebelum diroya
penelitian hukum normative disimpulkan disebabkan kelalaian dari pemegang hak
bahwa: 1. Fungsi jaminan kredit dalam tanggungan (kreditur), pencurian, tercecer,
pemberian kredit bank melalui hak tanggungan maupun rusak akibat force majeur. Hilangnya
adalah memberikan hak dan kekuasaan sertifikat hak tanggungan tersebut tidak hanya
kepada bank sebagai kreditur untuk ketika berada pada pemegang hak tanggungan
mendapatkan pelunasan hutang dari penjualan (kreditur) sebelum utang debitur lunas, tetapi
jaminan kredit, apabila debitur tidak melunasi bisa juga terjadi ketika berada di tangan
hutangnya pada waktu yang ditentukan. Hak debitur setelah utangnya lunas, tetapi belum
tanggungan memberikan kedudukan yang sempat untuk diroya.
diutamakan kepada bank sebagai kreditur
terhadap kreditur-kreditur lainnya. 2. B. Perumusan Masalah
Kedudukan akta izin roya dalam pemberian 1. Bagaimana fungsi jaminan kredit dalam
kredit bank adalah sebagai pengganti sertifikat pemberian kredit oleh bank melalui hak
hak tanggungan yang hilang sebagai syarat tanggungan?
untuk melakukan roya guna menghapus hak 2. Bagaimana kedudukan akta izin roya
tanggungan yang berisi keterangan dari dalam pemberian kredit bank?
kreditur bahwa utang dari debitur sudah lepas
karena sudah dibayar lunas. Dalam praktek C. Metode Penelitian
akta izin roya dibuat oleh dan di hadapan Penelitian ini merupakan penelitian hukum
notaris karena notaris adalah pejabat umum normatif.
yang berwenang membuat akta otentik.
Kata kunci: roya; hak tanggungan; PEMBAHASAN
A. Fungsi Jaminan Kredit
PENDAHULUAN Jaminan kredit yang diterimabank dari
A. Latar Belakang debitur merupakan salah satu objek yang
Hapusnya hak tanggungan berdasarkan berkaitan dengan kepentingan bank. Jaminnan
ketentuan Pasal 18 ayat (1) Hak Tanggungan kredit adalah segala sesuatu yang mempunyai
atas Tanah beserta Benda-benda yang nilai mudah untuk diuangkan yang diikat
berkaitan dengan Tanah (UUHT) dengan janji sebagai jaminan untuk
mengharuskan dilakukannya roya terhadap pembayaran dari hutang debitur berdasarkan
hak tanggungan. Roya adalah pencoretan atau perjanjian kredit yang dibuat kreditur dengan
penghapusan.3 Roya dilakukan apabila utang debitur.1
yang dijamin dalam perjanjian pokoknya telah Kredit yang diberikan selalu diamankan
lunas. Setelah utang atau pinjaman debitur dengan jaminan kredit yang dibuat debitur dan
kreditur untuk menghindarkan adanya resiko
1
debitur tidak membayar hutangnya. Apabila
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing: Dr. Diva A. E.
Rombot, SH, MH; Dr. Deicy N. Karamoy, SH, MH
debitur oleh karena suatu sebab tidak mampu
2
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM.
1
15071101100 Sutarno, Aspek-aspek Hukum Perkreditan Pada Bank,
3
Rudi Indradjaya dan Ika Ikmassari, Op-cit, hlm. 3. Alfabeta, Bandung, 2013, hlm. 68.

158
Lex Privatum Vol. VI/No. 9/Nov/2018

melunasi hutangnya, maka kreditur dengan 1996, yang menentukan, apabila debitur cidera
bebas dapat menjual dan menutup hutang dari janji, kreditur pemegang hak tanggungan
hasil penjualan jaminan kredit. berhak untuk menjual objek yang dijadikan
Fungsi jaminan kredit adalah memberikan jaminan melalui pelelangan umum menurut
hak dan keluasaan kepada kreditur untuk peraturan yang berlaku dan mengambil
mendapatkan pelunasan dari hasil penjualan pelunasan piutangnya dari hasil penjualan
barang-barang jaminan, apabila debitur tidak tersebut, dengan hak mendahulu daripada
melunasi hutangnya pada waktu yang telah kreditur-kreditur lain yang bukan pemegang
ditentukan.2 hak tanggungan atau kreditur pemegang hak
Jaminan kredit tersebut harus diyakini tanggungan dengan peringkat yang lebih
sebagai jaminan yang baik dan berharga rendah. Hak istimewa ini tidak dipunyai oleh
sehingga akan dapat memenuhi kreditur bukan pemegang hak tanggungan.
fungsi-fungsinya, antara lain dengan Bank pada waktu memberikan kredit
memperhatikan aspek hukum yang terkait kepada debitur harus sudah meyakini harta
termasuk aspek hukum jaminan, di mana yang dimiliki oleh calon debitur untuk
jaminan kredit akan dibebani dengan hak menjamin pelunasan kredit di kemudian hari.
tanggungan. Harta calon debitur adalah semua hartanya
Hak tanggungan sebagai hak jaminan diatur yang berupa barang bergerak dan barang tidak
dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 bergerak, baik yang sudah ada maupun yang
mempunyai sifat memberikan hak preferent aka nada di kemudian hari, sepenuhnya
(droit de preference) atau kedudukan yang merupakan jaminan atas kredit yang
diutamakan kepada kreditur tertentu terhadap bersangkutan, sejauh yang telah dilihat dengan
kreditur-kreditur lain (Pasal 1 ayat 1). Artinya hak tanggungan dan diterbitkan sertifikat hak
bila debitur cidera janji atau lalai membayar tanggungan.
hutangnya maka kreditur pemegang hak Dalam perjanjian kredit, baru berupa janji
tanggungan mempunyai hak untuk menjual untuk memberikan hak tanggungan sebagai
jaminan dan kreditur pemegang jaminan jaminan pelunasan hutang tertentu sedangkan
diutamakan untuk mendapatkan pelunasan perjanjian pemberian hak tanggungan akan
hutang dari hasil penjualan jaminan. dilakukan dengan akta tersendiri yang disebut
Contoh Bank A memberikan kreditr kepada Akta Pemberian Hak Tanggungan (APHT) yang
B dengan jaminan hak tanggungan. Ternyata B dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah
juga berhutang kepada Bank X dan Bank Y (PPAT).
tanpa memberikan jaminan dengan hak Pemberian kredit dengan jaminan tanah
tanggungan. Dalam hal ini B mempunyai beserta benda-benda yang berkaitan dengan
hutang kepada 3 kreditur yaitu Bank A, Bank X tanah harus dilakukan pembebanan jaminan
dan Bank Y. Jika B sebagai debitur cidera janji secara sempurna untuk melindungi
maka Bank A sebagai pemegang jaminan kepentingan kreditur. Salah satu aspek
mendapatkan pelunasan utama dari hasil pembebanan hak tanggungan yang sempurna
penjualan jaminan, sedangkan Bank X dan adalah perlunya janji-janji dari pemberi hak
Bank Y baru mendapatkan hasil pelunasan jika tanggungan yang dicantumkan dalam Akta
hasil penjualan jaminan tersebut dapat Pembebanan Hak Tanggungan.
melunasi seluruh hutang B kepada Bank A. Jika Kreditur yang akan memasang hak
terdapat sisa maka sisanya diserahkan kepada tanggungan harus menentukan berapa nilai
Bank X dan Bank Y dengan perhitungan secara hak tanggungan yang harus ditetapkan dalam
berimbang atau proporsional. Akta Pemberian Hak Tanggungan. Nilai hak
Hak tanggungan memberikan kedudukan tanggungan diperlukan untuk menentukan
yang diutamakan kepada kreditur tertentu besarnya hak preferent yang dimiliki kreditur
terhadap kreditur-kreditur lainnya, lazimnya jika jaminan dieksekusi. Pada saat kreditur
disebut droit de preference. Keistimewaan ini membebankan hak tanggungan, kreditur harus
ditegaskan dalam Pasal 1 angka (1) dan Pasal mengemukakan kepada PPAT yang membuat
20 ayat (1) Undnag-undang Nomor 4 Tahun Akta Pemberian Hak Tanggungan agar nilai hak
tanggungan yang ditetapkan kreditur
2
Loc-cit.

159
Lex Privatum Vol. VI/No. 9/Nov/2018

dicantumkan dalam Akta Pemberian Hak bank untuk menangani pencairan jaminan
Tanggungan. kredit, dan sebagainya.
Fungsi jaminan kredit baik ditinjau dari sisi Fungsi jaminan kredit untuk mengamankan
bank maupun dari debitur dapat dikemukakan pelunasan kredit baru akan muncul pada saat
lebih lanjut sebagai berikut :3 kredit dinyatakan sebagai kredit macet.
1. Jaminan kredit sebagai pengamanan Selama kredit telah dilunasi oleh debitur, tidak
pelunasan kredit. akan terjadi pencairan jaminan kreditnya.
2. Jaminan kredit sebagai pendorong Dalam hal ini jaminan kredit akan
motivasi debitur. dikembalikan kepada debitur yang
3. Fungsi yang terkait dengan pelaksanaan bersangkutan sesuai dengan ketentuan hukum
ketentuan perbankan. dan pejanjian kredit.
Bank sebagai badan usaha yang Fungsi jaminan kredit untuk mengamankan
memberikan kredit kepada debitur wajib pelunasan kredit sangat berkaitan dengan
melakukan upaya pengamanan agar kredit kepentingan bank yang menyalurkan dananya
tersebut dapat dilunasi debitur yang kepada debitur yang sering dikatakan
bersangkutan. Kredit yang tidak dilunasi oleh mengandung risiko. Dengan adanya jaminan
debitur baik seluruhnya maupun sebagian kredit yang dikuasai dan diikat bank sesuai
akan merupakan kerugian bagi bank. Kerugian dengan ketentuan hukum yang berlaku,
yang menunjukkan jumlah yang relatif besar pelaksanaan fungsi tersebut akan terlaksana
akan memengaruhi tingkat kesehatan bank pada saat debitur ingkar janji.
dan kelanjutan usaha bank. Oleh karena itu, Pengikatan jaminan kredit yang berupa
sekecil apa pun nilai uang dari kredit yang harta milik debitur yang dilakukan oleh pihak
telah diberikan kepada debitur harus tetap bank, tentunya debitur yang bersangkutan
diamankan sesuai dengan prinsip takut akan kehilangan hartanya tersebut. Hal
kehati-hatian. Secara umum pengamanan ini akan mendorong debitur berupaya untuk
kredit dapat dilakukan melalui tahap analisis melunasi kreditnya kepada bank agar hartanya
kredit dan melalui penerapan ketentuan yang dijadikan jaminan kredit tersebut tidak
hukum yang berlaku. Khusus mengenai hilang karena harus dicairkan oleh bank.
jaminan kredit, untuk pengamanannya dapat Umumnya sesuai dengan ketentuan
ditemukan baik pada tahap analisis kredit peraturan intern masing-masing bank, nilai
maupun melalui penerapan ketentuan hukum. jaminan kredit yang diserahkan debitur kepada
Bila di kemudian hari debitur ingkar janji, bank lebih besar bila dibandingkan dengan
yaitu tidak melunasi utangnya kepada bank nilai kredit yang diberikan bank kepada debitur
sesuai dengan ketentuan perjanjian kredit, yang bersangkutan. Hal ini memberikan
akan dilakuan pencairan atau penjualan atas motivasi kepada debitur untuk menggunakan
objek jaminan kredit yang bersangkutan. Hasil kredit sebaik-baiknya, melakukan kegiatan
pencairan jaminan kredit tersebut selanjutnya usahanya secara baik, mengelola kondisi
diperhitungkan oleh bank untuk pelunasan keuangan secara hati-hati sehingga dapat
kredit debitur yang telah dinyatakan sebagai segera melunasi kreditnya agar dapat
kredit macet. menguasai kembali hartanya. Tidak dapat
Cara pencairan jaminan kredit tersebut dipungkiri siapa pun juga pasti tidak ingin
wajib dilakukan sesuai dengan ketentuan kehilangan harta asetnya karena merupakan
hukum yang berlaku. Dalam hal ini cara sesuatu yang dibutuhkan, mempunyai
pencairan jaminan kredit terkait dengan nilai-nilai tertentu, atau disayangi.
berbagai hal, antara lain kepada Jaminan ideal yang secara maksimal dapat
pengikatannya melalui lembaga jaminan atau menjamin bahwa kreditor dapat mendapat
tidak melalui lembaga jaminan, kemauan kembali uang yang dipinjamkannya harus
debitur untuk bekerja sama dengan bank, memenuhi semua syarat sebagai berikut :4
bentuk dan jenis jaminan kredit, kemampuan a. Tidak menyusahkan debitur dalam
melakukan usahanya, sehingga
3
M. Baksa, Hukum Jaminan dan Hukum Jaminan Kredit
4
Perbankan Indonesia, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, Djoni S. Gazali dan Rahwadi Usman, Hukum Perbankan,
2010, hlm. 103. Sinar Grafika, Jakarta, 2012, hlm. 289-290.

160
Lex Privatum Vol. VI/No. 9/Nov/2018

memungkinkan debitur membayar cidera janji, yaitu untuk membayar


kembali utangnya. kembali utangnya pada waktu yang
b. Mudah diidentifikasikan. telah ditetapkan dalam Perjanjian.
c. Setiap waktu tersedia untuk dieksekusi. b. Menjamin agar debitur berperan serta
d. Nilai yang tidak mudah merosot. dalam transaksi untuk membiayai
e. Mudah direalisasikan sehingga kreditor usahanya, sehingga kemungkinan untuk
dapat menerima dananya untuk meninggalkan usaha atau proyeknya
melunasi utang. dengan merugikan diri sendiri atau
f. Mudah diketahui oleh pihak lain perusahaannya dapat dicegah atau
supaya tidak ada jaminan kedua sekurang-kurangnya kemungkinan untuk
dipasang atas agunan yang sama berbuat demikian dapat diperkecil.
kecuali dengan sepengetahuan c. Memberikan dorongan kepada debitur
atau persetujuan pemegang untuk memenuhi janjinya, khususnya
jaminan. mengenai pembayaran kembali sesuai
g. Tidak mahal untuk membuatnya dengan syarat-syarat yang telah
dan untuk merealisasikan. disetujui agar debitur dan/atau pihak
Selain itu, jaminan kredit dimaksudkan ketiga yang ikut menjamin tidak
haruslah juga secured, artinya jaminan kredit kehilangan kekayaan yang telah
tersebut dapat diadakan pengikatan secafa dijaminkan kepada bank.
yuridis formal, sesuai dengan hukum dan Secara yuridis pemberian kredit bank tanpa
perundang-undangan yang berlaku. Apabila agunan tidaklah mungkin terjadi. Kalaupun
dikemudian hari terjadi wanprestasi dari dalam pemberian kredit bank tanpa disertai
debiturnya, maka bank telah mempunyai alat agunan khusus, bukan berarti pemberian
bukti yang sempurna dan lengkap untuk kredit bank tersebut tanpa agunan sama
menjalankan suatu tindakan hukum.5 sekali. Apabila pemberian kredit oleh bank
Walaupun persyaratan untuk jaminan tanpa disertai agunan khusus, maka bila
diketahui oleh bank, namun seringkali nasabah debitur wanprestasi, maka bank yang
persyaratan tersebut tidak dipenuhi karena bersangkutan masih bisa berharap bahwa
bank tidak dapat mengatasi keberatan debitur pelunasan utangnya tersebut dapat diambil
baik tentang waktu pembuatan jaminan, dari jaminan umum sebagaimana diatur dalam
ongkos pembuatan jaminan ataupun karena ketentuan Pasal 1131 dan Pasal 1132 Kitab
menurut debitur jaminan yang diminta oleh Undang-Undang Hukum Perdata.
bank ini agak jauh melampaui kepentingan Dalam ketentuan Pasal 1131 Kitab
bank atau jumlah utang. Undang-Undang Hukum Perdata dinyatakan,
Pengikatan jaminan kredit yang berupa segala kebendaan si berutang, baik yang
harta milik debitur yang dilakukan oleh pihak bergerak maupun yang tidak bergerak, baik
bank, tentunya debitur yang bersangkutan yang sudah ada maupun yang baru akan ada di
takut akan kehilangan hartanya tersebut. Hal kemudian hari, menjadi tanggungan untuk
ini akan mendorong debitur berupaya untuk segala perikatan perseorangan.
melunasi kreditnya kepada bank agar hartanya Kemudian ketentuan dalam Pasal 1132
yang dijadikan jaminan kredit tersebut tidak Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
hilang, karena harus dicairkan oleh bank.6 menyatakan kebendaan tersebut menjadi
Adapun kegunaan jaminan kredit tersebut, jaminan bersama-sama bagi semua orang yang
yaitu :7 mengutangkan padanya; pendapatan
a. Memberikan hak dan kekuasaan penjualan benda-benda itu dibagi menurut
kepada bank untuk mendapat pelunasan keseimbangan, yaitu menurut besar kecil
dari agunan apabila debitur melakukan piutang masing-masing, kecuali apabila di
antara para berpiutang itu ada alasan-alasan
5
yang sah untuk didahulukan.
Budi Untung, Kredit Perbankan Indonesia, Andi Offset,
Yogyakarta, 2000, hlm. 58.
Dengan demikian dari bunyi ketentuan
6
M. Bahsan, Op-cit, hlm. 104. dalam Pasal 1131 Kitab Undang-Undang
7
Thomas Suyatno, dkk., Kelembagaan Perbankan, Hukum Perdata tersebut, pada dasarnya
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2003, hlm. 88.

161
Lex Privatum Vol. VI/No. 9/Nov/2018

seluruh harta kekayaan milik debitur akan lainnya, bahkan bila debiturnya dinyatakan
menjadi jaminan atau tanggungan atas utang pailit, maka hak-hak atas harta kekayaan yang
debitur kepada semua kreditor. Kekayaan telah dijaminkan tadi tidak termasuk dalam
debitur dimaksud dapat meliputi kebendaan budel kepailitan. Bahkan mereka ini dapat
bergerak maupun kebendaan tetap, baik yang menuntut sisa pelunasan yang dapat diambil
sudah ada pada saat perjanjian utang-piutang dari hasil penjualan harta kekayaan debitur
diadakan maupun yang baru yang akan ada di yang tidak dijaminankan secara khusus.
kemudian hari yang akan menjadi milik debitur Dengan demikian berarti kedudukan para
setelah perjanjian utang-piutang diadakan. Ini kreditor ditentukan oleh jenis jaminan yang
berarti tanpa kecuali seluruh harta kekayaan dipegangnya seperti hak tanggungan.
debitur akan menjadi jaminan atau Jaminan yang bersifat umum ini dalam
tanggungan atas pelunasan perutangannya, praktik perkreditan tidak memuaskan kreditor,
baik yang telah diperjanjikan maupun tidak kurang menimbulkan rasa aman dan terjamin
diperjanjikan sebelumnya. Jaminan umum ini bagi kredit yang diberikan. Dengan jaminan
dilahirkan karena undang-undang, sehingga yang bersifat umum tersebut kreditor tidak
tidak perlu ada perjanjian jaminan mengetahui secara persis berapa jumlah harta
sebelumnya. kekayaan debitur yang ada sekarang dan yang
Dalam jaminan yang bersifat umum ini, akan ada di kemudian ; hari, serta kepada
semua kreditor mempunyai kedudukan yang siapa saja debitur itu berutang, sehingga
sama terhadap kreditor-kreditor lain sesuai khawatir hasil penjualan harta kekayaan
dengan asas paritas creditorum, bahwa tidak debitur nantinya tidak cukup untuk melunasi
ada kreditor yang diutamakan, diistimewakan, utang-utangnya. Untuk itu kreditor
atau didahulukan dalam pelunasan utangnya memerlukan adanya benda-benda tertentu
dari kreditor-kreditor lain. Sebagai yang ditunjuk secara khusus sebagai jaminan
konsekuensinya pelunasan utangnya dibagi piutangnya dan itu hanya berlaku bagi kreditor
secara seimbang berdasarkan besar kecilnya tersebut. Dengan lain perkataan memerlukan
jumlah piutang masing-masing kreditor adanya jaminan yang dikhususkan baginya baik
dibandingkan dengan jumlah keseluruhan yang berisfat kebendaan maupun perorangan.
utang debitur. Dengan demikian para kreditor Jaminan khusus ini timbul karena adanya
tadi hanya berkedudukan sebagai kreditor perjanjian yang khusus diadakan antara
kongkruen yang bersaing dalam pemenuhan kreditor dan debitur.8
piutangnya, kecuali bila terdapat alasa yang Karena jaminan yang bersifat umum tadi
memberikan kedudukan preferen (droit de kurang menguntungkan bagi kreditor, maka
preference) kepada para kreditor tersebut, diperlukan penyerahan harta kekayaan
sebagaimana yang diatur dalam hak tertentu untuk diikat secara khusus sebagai
tanggungan. jaminan pelunasan utang debitur, sehingga
Kedudukan lebih menguntungkan bagi kreditor yang bersangkutan mempunyai
kreditor satu terhadap kreditor lain bisa terjadi kedudukan preferen daripada kreditor-kreditor
karena peraturan perundang-undangan atau lain dalam pelunasan utangnya. Hak
karena perjanjian. Tentunya kalau karena tanggungan memberikan perlindungan kepada
perjanjian antara para kreditor, perjanjian ini kreditor.
juga mengindahkan ketentuan perundangan Menurut hemat penulis, tersedianya
yang tidak dapat dikesampingkan, yaitu hak ketentuan hak tanggungan, sebenarnya secara
tanggungan. implisit pembentuk undang-undang berpesan
Adapun kreditor yang diutamakan tersebut kepada para pelaku ekonomi, terutama bank
berdasarkan ketentuan dalam Pasal 1133 Kitab dan lembaga keuangan lainnya bahwa kalau
Undang-Undang Hukum Perdataa adalah memberikan kredit (asal kata credere yang
mereka yang memiliki hak-hak yang dilahirkan berarti kepercayaan), janganlah hanya
karena piutang yang diistimewakan (privelegc), didasarkan pada kepercayaan belaka. Secara
dari gadai (pand) dan dari hipotik. Pemegang faktual untuk mengetahui jumlah harta benda
hak-hak privelege, gadai dan hipotik ini berhak
8
didahulukan di antara kreditor-kreditor Sri Soedewoei Masjchoen Sofwan, Hukum Jaminan di
Indonesia, Liberty, Yogyakarta, 1995, hlm. 59.

162
Lex Privatum Vol. VI/No. 9/Nov/2018

debitur itu tidak gampang, begitu pula teramat agunan, kemungkinan akan sulit terlebih lagi
sulit untuk melacak fluktuasi harta debitur jika notaris tersebut telah pindah tugas ke
pada masa-masa mendatang. Didorong alasan daerah lain atau telah meninggal dunia. Kantor
itu, para pelaku ekonomi disarankan untuk Pertanahan juga tidak melarang untuk
mendayagunakan ketentuan-ketentuan membuat akta izin roya hak tanggungan di
jaminan kebendaan yang disediakan yakni hak kantor notaris manapun.
tanggungan, demi menangkal risiko yang Isi dari akta izin roya hak tanggungan
muncul di kemudian hari pada saat sedini adalah keterangan dari kreditur bahwa debitur
mungkin. telah berutang kepada kreditur dengan
Sesuai dengan ketentuan peraturan intern memakai jaminan berupa hak tanggungan
masing-masing bank, umumnya nilai jaminan dengan disebutkan objeknya berdasarkan Akta
yang diserahkan debitur kepada bank lebih Pemberian Hak Tanggungan (APHT), bahwa
besar bila dibandingkan dengan nilai kredit Sertifikat Hak Tanggungan tersebut tidak dapat
yang diberikan bank kepada debitur yang diperlihatkan kepada notaris karena telah
bersangkutan. Hal ini memberikan motivasi hilang, sedangkan segala bunga, biaya-biaya,
kepada debitur untuk menggunakan kredit denda-denda dan ongkos-ongkos telah dibayar
sebaik-baiknya, melakukan kegiatan usahanya lunas sama sekali oleh debitur, selanjutnya
secara baik, mengelola kondisi keuangan kreditur memberikan izin dan menyetujui
secara hati-hati, sehingga dapat segera untuk menghapuskan (roya) hak tanggungan
melunasi kreditnya agar dapat menguasai tersebut, dan memberikan kuasa untuk
kembali hartanya. Tidak dapat dipungkiri siapa menyelenggarakan penghapusan (roya) hak
pun juga pasti tidak ingin kehilangan harta tanggungan tersebut. Akta tersebut kemudian
asetnya, karena merupakan sesuatu yang ditandatangani oleh para pihak, saksi dan
dibutuhkan mempunyai nilai-nilai tertentu, notaris.11
atau disayangi.9 Setelah ditandatangani akta izin roya hak
Menurut hemat penulis, jaminan kredit tanggungan, maka dikeluarkan salinan akta izin
berfungsi untuk menjamin pelunasan utang roya hak tanggungan untuk disertakan dengan
debitur bila debitur tidak mampu melunasi syarat roya lainnya agar didaftarkan kembali di
hutangnya sesuai dengan waktu yang telah Kantor Pertanahan yang berwenang. Dengan
disepakti. Jaminan kredit akan memberikan adanya akta izin roya hak tanggungan
jaminan kepastian hukum kepada pihak tersebut, maka hak tanggungan debitur hapus
perbankan bahwa kreditnya akan tetap dan nama yang tercantum di dalam sertifikat
kembali walaupun dengan cara mengeksekusi hak atas tanah atau hak milik atas satuan
atau menjual jaminan kredit yang diberikan rumah susun akan kembali ke atas nama
oleh debitur untuk menjamin hutangnya. pemilik sertifikat tersebut.
Hak tanggungan tersebut ditentukan
B. Kedudukan Akta Izin Roya Hak Tanggungan melalui pemenuhan tata cara pembebanannya
Akta izin roya hak tanggungan merupakan yang meliputi dua tahap kegiatan, yaitu :12
akta otentik dan di dalam akta ditulis sebagai 1. Tahap pemberian Hak Tanggungan
Izin Roya Hak Tanggungan yang dalam praktek 2. Tahap Pendaftaran Hak Tanggungan
berlaku bagi jaminan berupa hak tanggungan Berikut ini penulis akan menguraikan
tertulis sebagai Izin Roya Hak Tanggungan.10 kedua tahap tersebut di atas, sebagai berikut :
Pembuatan akta izin roya tanggungan dapat 1. Tahap pemberian Hak Tanggungan
dibuat oleh notaris yang ditunjuk oleh debitur a. Untuk keperluan pembebanan hak
atau kreditur, tidak harus kepada notaris yang tanggungan, debitor harus menyerahkan
pada waktu itu membuat akta kreditnya. Hal kepada bank sertifikat hak atas tanah
ini dikarenakan jika tetap memakai notaris yang akan dibebani hak tanggungan.
yang membuat akta perjanjian kredit sekaligus Sertifikat hak atas tanah tersebut dapat
sebagai PPAT yang melakukan pengikatan atas nama debitor sendiri atau atas
nama pihak ketiga.
9
Ibid, hlm. 105.
10 11
Rudi Indrajaya, Kedudukan Akta Izin Roya Hak Ibid, hlm. 54.
12
Tanggungan, Visimedia, Jakarta, 2015, hlm. 53. Rudi Indrajaya dan Ika Ikmassari, Op-cit, hlm. 47-48.

163
Lex Privatum Vol. VI/No. 9/Nov/2018

b. Selain harus menyerahkan sertifikat hak 2. Tahap Pendaftaran Hak Tanggungan


atas tanah debitor atau pemilik tanah APHT tersebut selanjutnya didaftarkan
juga harus mengusahakan dan pada Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota
menyerahkan kepada bank, Surat selambat-lambatnya tujuh hari kerja
Keterangan Pendaftaran Tanah (SKPT) setelah penandatanganan, yang wilayahnya
dari Kantor Pertanahan. SKPT tersebut meliputi daerah di mana tanah yang
dapat pula langsung dimintakan oleh dibebani hak tanggungan tersebut terletak.
bank kepada Kantor Pertanahan. SKPT Selain APHT, untuk keperluan pendaftaran
tersebut memuat keterangan mengenai juga harus disertakan sertifikat hak atas
keabsahan dari Sertifikat Hak atas tanah yang dibebani hak tanggungan. Jika
Tanah, status tanah tersebut dalam oleh karena suatu hal sertifikat hak atas
sengketa atau diletakkan sita oleh tanah tersebut belum bisa dibebankan hak
pengadilan atau tidak, tanah sudah atau tanggungan, misalnya sertifikat yang akan
belum dibebani Hak Tanggungan, dan dijadikan objek hak tanggungan sedang
lain-lain yang berkaitan dengan dilakukan proses balik nama maupun
pendaftaran tanah. berada di luar wilayah hukum dari PPAT,
c. Demi menjamin keamanan, selain terlebih dahulu harus dibuat Surat Kuasa
informasi yang diperoleh dari SKPT, Membebankan Hak Tanggungan (SKMHT).
kreditor (bank) juga mencari informasi Berdasarkan Pasal 114 ayat (1) Peraturan
lainnya, antara lain dengan cara: Menteri Negara Agraria/Kepala Badan
1) Melihat rencana tata kota, untuk Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997
melihat peruntukan tanah tersebut di tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan
masa yang akan datang. Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang
2) Memeriksa ke lokasi tanah untuk: Pendaftaran Tanah Menteri Negara
- Mencocokkan letak dan batas Agaria/Kepala Badan Pertanahan Nasional
tanah berikut bangunan (bila ada) disebutkan bahwa untuk pendaftaran hak
antara rincian yang ada dalam tanggungan yang objeknya berupa hak atas
sertifikat dengan keadaan yang tanah atau Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun
sebenarnya. yang sudah terdaftar atas nama pemberi hak
- Memperkirakan laku tidaknya tanggungan, PPAT yang membuat Akta
apabila kelak tanah tersebut Pemberian Hak Tanggungan wajib
dilelang. selambat-lambatnya tujuh hari kerja setelah
- Menaksir harga untuk penandatanganan akta tersebut menyerahkan
menentukan nilai objek hak kepada Kantor Pertanahan berkas yang
tanggungan. diperlukan yang terdiri dari :
d. Setelah penelitian kreditor (bank) a. Surat pengantar dari PPAT yang dibuat
dianggap cukup, perjanjian kredit rangkap 2 (dua) dan memuat daftar jenis
disepakati, kemudian pihak bank dan surat-surat yang disampaikan;
pemilik tanah atau yang juga sebagai b. Surat permohonan pendaftaran Hak
debitur mendatangi PPAT yang Tanggungan dari penerima Hak
wewenangnya meliputi daerah di mana Tanggungan;
objek Hak Tanggungan tersebut berada c. Fotokopi surat bukti identitas pemberi
untuk membuat Akta Pemberian Hak dan pemegang Hak Tanggungan;
Tanggungan (APHT) sesuai dengan d. Sertifikat asli hak atas tanah atau Hak
peraturan perundang-undangan yang Milik Atas Satuan Rumah Susun yang
berlaku. APHT tersebut kemudian menjadi objek Hak Tanggungan;
ditandatangani oleh para pihak sebagai e. Lembar kedua Akta Pemberian Hak
pemegang dan pemberi Hak Tanggungan;
Tanggungan, saksi dan PPAT yang f. Salinan Akta Pemberian Hak Tanggungan
biasanya juga sebagai notaris pada saat yang sudah diparaf oleh PPAT yang
pembuatan akta perjanjian kredit. bersangkutan untuk disahkan sebagai
salinan oleh Kepala Kantor Pertanahan

164
Lex Privatum Vol. VI/No. 9/Nov/2018

untuk pembuatan Sertifikat Hak Pasal 123 Peraturan Menteri Negara


Tanggungan; Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional
g. Surat Kuasa Membebankan Hak Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan
Tanggungan, apabila pemberian Hak Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24
Tanggungan dilakukan melalui kuasa. Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah
Setelah pendaftaran Hak Tanggungan pada Menteri Negara Agaria/Kepala Badan
Kantor Pertanahan dilakukan, terbitlah Pertanahan Nasional menyebutkan :
sertifikat Hak Tanggungan atas objek yang Pendaftaran hapusnya Hak Tanggungan
dijadikan agunan beserta Sertifikat Hak atas dilakukan dengan:
Tanah atau Hak Milik Atas Satuan Rumah a. mencoret catatan mengenai Hak
Susunnya. Tanggungan di dalam buku tanah hak
Perjanjian Hak Tanggungan merupakan yang dibebani dan sertifikatnya, dengan
perjanjian tambahan sehingga hapusnya Hak disertai pencantuman catatan yang
Tanggungan adalah jika perjanjian utamanya berbunyi: "Berdasarkan Hak
yaitu perjanjian kredit hapus. Hapusnya Tanggungan ini hapus", tanggal dan
perjanjian kredit berarti debitor telah melunasi tanda tangan Kepala Kantor Pertanahan
utangnya kepada kreditor sehingga kreditor atau pejabat yang ditunjuk, dan
harus mengembalikan agunan atau jaminan b. mencantumkan catatan di dalam buku
debitor seperti semula. Agunan yang telah tanah Hak Tanggungan bahwa Hak
didaftarkan sebagai Hak Tanggungan tersebut Tanggungan itu sudah hapus dan bahwa
harus dilakukan pencoretan atau penghapusan buku tanah Hak Tanggungan itu tidak
yang disebut dengan roya pada sertifikat Hak berlaku lagi, dan
Tanggungan dan juga Sertifikat Hak atas Tanah c. menarik sertifikat Hak Tanggungan dan
atau Hak Milik Rumah Susun. Adapun, mencantumkan catatan bahwa Hak
pendaftaran hapusnya Hak Tanggungan dalam Tanggungan tersebut sudah hapus dan
Pasal 122 ayat (1) Peraturan Menteri Negara sertifikat tersebut tidak berlaku lagi,
Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional dengan ketentuan bahwa apabila
Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan sertifikat Hak Tanggungan tidak dapat
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 ditarik, di dalam buku tanah Hak
Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah Tanggungan dicantumkan catatan
Menteri Negara Agraria/Kepala Badan bahwa sertifikat tersebut tidak dapat
Pertanahan Nasional, adalah : ditarik.
(1) Pendaftaran hapusnya Hak Tanggungan Pada huruf a di atas, apabila sertifikat Hak
yang disebabkan oleh hapusnya utang Tanggungan diroya, maka pada Sertifikat Hak
yang dijamin dilakukan berdasarkan: atas Tanah diberi catatan yang berbunyi
a. pernyataan dari kreditor bahwa utang "Berdasarkan surat dari…..
yang dijamin dengan Hak Tanggungan Nomor…..tanggal…..Hak Tanggungan ini
itu sudah hapus atau sudah dibayar hapus", sebagaimana yang tercantum pada
lunas, yang dituangkan dalam akta lampiran Sertifikat Hak atas Tanah. Adapun
otentik atau dalam surat pernyataan di yang menjadi syarat untuk proses roya Hak
bawah tangan, atau Tanggungan adalah :
b. tanda bukti pembayaran pelunasan 1. Kartu Tanda Penduduk (KTP) Pemohon.
utang yang dikeluarkan oleh orang 2. Asli Sertifikat Hak atas Tanah atau Hak
yang berwenang menerima Milik Atas Satuan Rumah Susun.
pembayaran tersebut, atau 3. Sertifikat Hak Tanggungan, jika tidak ada
c. kutipan risalah lelang objek Hak sertifikat Hak Tanggungan maka dibuat
Tanggungan disertai dengan penggantinya, yaitu Akta Konsen Roya
pernyataan dari kreditor bahwa atau Akta Izin Roya Hak Tanggungan.
pihaknya melepaskan Hak Tanggungan 4. Permohonan.
untuk jumlah yang melebihi hasil 5. Surat pengantar permohonan roya dari
lelang yang dituangkan dalam surat bank (Surat Tanda Lunas atau Surat
pernyataan di bawah tangan. Roya).

165
Lex Privatum Vol. VI/No. 9/Nov/2018

Pada syarat nomor 3 di atas inilah diketahui hapusnya utang (lunas) jika sertifikat Hak
bahwa dalam praktik kebiasaan, dikenal Tanggungan tidak ada atau tidak diketahui
adanya istilah Akta Konsen Roya atau Akta Izin keberadaannya dengan merujuk kepada Pasal
Roya Hak Tanggungan, yaitu semacam surat 122 ayat (1) huruf a Peraturan Menteri Negara
keterangan yang berisi keterangan bahwa Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional
sertifikat Hak Tanggungan yang dipegang oleh Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan
kreditor atau pemegang Hak Tanggungan atau Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24
debitor tidak ada karena hilang, rusak, tercecer Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah
atau sebab lainnya, sedangkan utang debitor Menteri Negara Agraria/Kepala Badan
telah lunas. Akta Izin Roya itulah yang diminta Pertanahan Nasional, yaitu, pernyataan dari
oleh Kantor Pertanahan untuk digunakan kreditor bahwa utang yang dijamin dengan
sebagai pengganti sertifikat Hak Tanggungan Hak Tanggungan itu sudah hapus atau sudah
dalam proses roya. dibayar lunas, yang dituangkan dalam akta
Persyaratan untuk melakukan roya Hak otentik atau dalam surat pernyataan di bawah
Tanggungan adalah seperti yang disebutkan tangan.
dalam Peraturan Kepala Badan Pertanahan Dengan demikian, secara tersirat dapat
Nasional Republik Indonesia Nomor 1 Tahun dijelaskan bahwa akta izin roya merupakan
2010 tentang Standar Pelayanan dan syarat untuk melakukan roya oleh Kantor
Pengaturan Pertanahan tanggal yang telah Pertanahan, bahwa surat tersebut berisi
mencabut ketentuan dalam Peraturan Kepala keterangan dari kreditur jika utang dari debitur
Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia sudah hapus atau dibayar lunas yang
Nomor 1 Tahun 2005 tentang Standar dituangkan dalam akta otentik atau surat
Prosedur Operasi Pengaturan dan Pelayanan pernyataan di bawah tangan. Dalam
(SPOPP). praktiknya, surat tersebut memang dibuat oleh
Prosedur yang harus dilakukan untuk dan di hadapan notaris. Hal ini mengingat
menyatakan bahwa sertifikat Hak Tanggungan bahwa notaris adalah pejabat umum yang
tidak ada atau hilang, maka kreditor atau berwenang untuk membuat akta otentik,
debitor harus membuat laporan ke Kantor sepanjang kewenangan tersebut tidak
Kepolisian bahwa sertifikat Hak Tanggungan diberikan atau didapat oleh pejabat lain.
hilang dengan membawa fotokopi Sertifikat Kewenangan notaris tersebut tentu saja
Hak atas Tanah atau Hak Milik Atas Satuan seperti yang disebutkan dalam Pasal 15 UUJN.
Rumah Susun. Laporan kehilangan tersebut Berdasarkan hal tersebut, maka akta izin
menjadi dasar dalam membuat Akta Izin Roya. roya tidak dibuat oleh Kantor Pertanahan,
Akta izin roya atau izin roya hak tanggungan bank maupun PPAT meskipun jika diamati
memiliki isi dan maksud yang sama hanya lebih mengarah ke persoalan yang
berbeda penyebutan berdasarkan kebiasaan menyangkut tanah sehingga yang lebih tepat
masing-masing notaris. Akta izin roya hak adalah Kantor Pertanahan atau PPAT. Namun,
tanggungan bagi sebagian masyarakat adalah hal demikian bukanlah alasan untuk tidak bisa
hal yang jarang dijumpai karena menyangkut dibuat dengan akta notaris karena notaris
kepada sertifikat hak tanggungan yang hilang, berwenang untuk membuat akta yang
sedangkan sertifikat hak tanggungan berkaitan dengan pertanahan sepanjang bukan
merupakan jaminan bagi pinjaman kredit dan wewenang yang sudah ada pada PPAT.
tidak semua masyarakat memahami hak Meski masih jarang, bukan berarti akta izin
tanggungan. Berbeda halnya dengan sertifikat roya sama sekali tidak pernah dibuat oleh
hak atas tanah, jika sertifikat tersebut hilang notaris. Dibuatnya akta izin roya disebabkan
atau rusak, maka bisa diterbitkan sertifikat oleh faktor kesalahan dari kreditur, sedangkan
pengganti, untuk sertifikat hak tanggungan kesalahan dari nasabah adalah ketika berkas
tidak diterbitkan adanya sertifikat pengganti. dikembalikan oleh bank karena pinjaman
Oleh sebab itu, untuk menggantikan sertifikat debitur telah lunas oleh debitur tidak segera
hak tanggungan dibuatlah dengan akta izin diroya, sehingga hilang atau tercecer. Ketika
roya sebagai syarat untuk melakukan roya akta izin roya dan syarat roya yang lain telah
guna menghapus hak tanggungan karena didaftarkan ke Kantor Pertanahan, maka

166
Lex Privatum Vol. VI/No. 9/Nov/2018

Kantor Pertanahan akan memberikan catatan diutamakan kepada bank sebagai


pada sertifikat dan buku tanah serta buku hak kreditur terhadap kreditur-kreditur
tanggungan bahwa hak tanggungan telah lainnya.
hapus berdasarkan surat roya dari bank. 2. Kedudukan akta izin roya dalam
Akta izin roya atau surat izin penghapusan pemberian kredit bank adalah sebagai
(roya) hak tanggungan tidak sama dengan pengganti sertifikat hak tanggungan
surat roya atau surat tanda lunas dari bank. yang hilang sebagai syarat untuk
Surat roya dari bank merupakan surat melakukan roya guna menghapus hak
permohonan yang dikeluarkan bank yang tanggungan yang berisi keterangan dari
menyatakan bahwa utang debitor telah lunas, kreditur bahwa utang dari debitur sudah
bersama itu disertakan pula sertifikat hak atas lepas karena sudah dibayar lunas. Dalam
tanah atau hak milik atas satuan rumah susun praktek akta izin roya dibuat oleh dan di
yang menjadi objek hak tanggungan dan juga hadapan notaris karena notaris adalah
(biasanya) sertifikat hak tanggungan yang pejabat umum yang berwenang
ditujukan ke Kantor Pertanahan untuk segera membuat akta otentik.
dilakukan proses roya.
Akta izin roya yang dibuat oleh notaris, B. Saran
kedudukannya hanya sebagai pengganti 1. Diharapkan bank pada waktu
sertifikat hak tanggungan yang hilang dalam memberikan kredit kepada debitur telah
proses roya bukan untuk eksekusi, sehingga meyakini bahwa jaminan kredit yang
kedudukannya tidak bisa disamakan dengan diberikan oleh debitur yang diikat
sertifikat hak tanggungan yang memiliki dengan hak tanggungan merupakan
kekuatan eksekutorial karena tidak diatur objek yang mudah dieksekusi sehingga
dalam undang-undang atau aturan yang tegas. mudah untuk dijual untuk melunasi
Akta izin roya tersebut merupakan suatu hutang dari debitur ketika debitur tidak
persyaratan guna melaksanakan tertib melunasi hutangnya sesuai dengan
administrasi pertanahan. Dalam hal ini berarti waktu yang telah ditentukan.
bahwa kedudukan akta izin roya hak 2. Diharapkan masyarakat yang
tanggungan yang dibuat oleh notaris memperoleh fasilitas kredit dari bank
merupakan suatu kebiasaan dalam praktik setelah membayar lunas semua
notaris. Dalam ilmu hukum, kebiasaan hutangnya di bank segera melakukan
tersebut dapat dikatakan menjadi salah satu roya atau penghapusan hak tanggungan
sumber hukum formal13 selain undang-undang ke Badan Pertanahan berdasarkan surat
karena tidak ada undang-undang yang keterangan pelunasan hutang atau
mengatur tentang akta izin roya hak kredit dan sertifikat hak atas tanah dan
tanggungan dan dapat diterima secara hukum sertifikat hak tanggungan yang telah
sebagai konsekuensi dari adanya kewenangan dikembalikan oleh bank supaya tidak
pada notaris. hilang dan harus membuat Akta Izin
Roya.
PENUTUP
A. Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA
1. Fungsi jaminan kredit dalam pemberian Abdullah Thamrin dan Tantri Francis, Bank dan
kredit bank melalui hak tanggungan Lembaga Keuangan Lainnya.
adalah memberikan hak dan kekuasaan Aminudin, dan Abidin Zainal H., Pengantar
kepada bank sebagai kreditur untuk Metode Penelitian Hukum, PT Raja
mendapatkan pelunasan hutang dari Grafindo Persada, Jakarta, 2008.
penjualan jaminan kredit, apabila Anshori Ghofur Abdul, Payung Hukum
debitur tidak melunasi hutangnya pada Perbankan Syariah, University Press,
waktu yang ditentukan. Hak tanggungan Yogyakarta, 2007.
memberikan kedudukan yang Baksa M., Hukum Jaminan dan Hukum Jaminan
Kredit Perbankan Indonesia, PT Raja
13
C.S.T. Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Grafindo Persada, Jakarta, 2010.
Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2009, hlm. 46.

167
Lex Privatum Vol. VI/No. 9/Nov/2018

Gazali S. Djoni, dan Rahwadi Usman, Hukum


Perbankan, Sinar Grafika, Jakarta, 2012.
Harsono Budi, Hak Tanggungan, Citra Aditya
Bakti, Bandung, 2009.
Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional
Indonesia, Kencana, Jakarta, 2011.
Indrajaya Rudi dan Ikmassari Ika, Kedudukan
Akta Izin Roya Hak Tanggungan,
Visimedia, Jakarta, 2015.
Kansil C.S.T., Pengantar Ilmu Hukum dan Tata
Hukum Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta,
2009.
Kasmir, Bank dan Lembaga Lainnya, PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2014.
Kent P. Raymon, Money and Banking, McGraw
Hill Book, New York, 1972.
Salim, H.S., Perkembangan Hukum Jaminan di
Indonesia, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2004.
Simorangkir, J.C.T., dkk., Kamus Hukum, Sinar
Grafika, Jakarta, 2006.
Sjahdeini Remy Sutan, Peranan Anggaran dan
Jaminan Kredit, Pustaka Utama Grafiti,
Jakarta, 1994.
Sofwan Masjchoen Soedewoei Sri, Hukum
Jaminan di Indonesia, Liberty, Yogyakarta,
1995.
Sutarno, Aspek-aspek Hukum Perkreditan Pada
Bank, Alfabeta, Bandung, 2013.
Suyatno Thomas, dkk., Kelembagaan
Perbankan, Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, 2003.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta,
1988.
Untung Budi, Kredit Perbankan Indonesia, Andi
Offset, Yogyakarta, 2000.

Peraturan dan Undang-undang :


Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 5
Tahun 1996 tentang Pendaftaran Hak
Tanggungan, Pasal 6 ayat (1).
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 4
Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan atas
Tanah beserta Benda-benda yang
berkaitan dengan Tanah (UUHT), Pasal 14
ayat (4) jo Pasal 13 ayat (3).

168

Anda mungkin juga menyukai