TUGAS AKHIR
Oleh:
ANIMUN FARIDA
3110712005
NIM : 3110712005
Tanda Tangan :
ii
LEMBAR PENGESAHAN
TUGAS AKHIR
Oleh:
ANIMUN FARIDA
3110712005
Dosen Pembimbing
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur hanya kepada Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat
merupakan salah satu syarat yang harus penulis penuhi untuk memperoleh gelar
Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini penulis mendapat bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan baik secara materil maupun
1. Ibu Dwi Kartikasari, ST. selaku pembimbing. Makasih banyak ya, Bu, untuk
2. Ibu Arniati, M.Ak. selaku penguji proposal. Makasih banyak ya, Bu buat
untuk masukannya.
4. Bapak Bambang Hendrawan, ST, M.SM. selaku penguji II. Makasih, Pak atas
5. Ibu Nanik Lestari, SE. selaku Dosen Wali. Terima kasih, Bu atas bimbingan
dan arahannya.
6. Semua Dosen Akuntansi yang tersayang, Ibu Sinar, Ms. Yosi, Ibu Mega, Ibu
Marihot, Pak Irsutami, Pak Zaen, Pak Hendra, dan seluruh staff dosen Prodi
iv
7. Bapak Muslim Ansori, SE, M. Ak. selaku direktur PT Lancang Kuning
Perkasa. Terima kasih atas bimbingan dan arahan yang telah Bapak berikan.
8. Terima kasih untuk suamiku tersayang, Prasaja Wikanta, ST. yang selalu
9. Rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua penulis
yang sangat berjasa membimbing dan memberi dorongan baik secara moril
10. Terima kasih banyak untuk Bapak dan Ibu mertua penulis yang selalu
Akhir.
11. Untuk adik-adik penulis, Ria, Nurul, Bila, Hiyas, yang selalu menghibur
13. Buat teman sekantor penulis, mbak Santi dan Tira. Makasih ya untuk saran
dan motivasinnya.
14. Buat Mas Didik dan Mas Agus selaku penjaga perpus, thanks ya udah bantuin
15. Buat Mbak Yuyun dan Mbak Tintin, thank you so much buat motivasinya.
16. Anis dan Bang Afis, makasih untuk pengertianya selama penulis mengerjakan
Tugas Akhir ini. “Maaf ya, karena ga bisa bantu tiap hari?”.
v
Demikian kata pengantar ini penulis sampaikan, atas segala bantuan dan
perhatian semua pihak penulis ucapkan terima kasih. Dengan segala kerendahan
hati, penulis menghargai kritik dan saran yang sifatnya membangun sehingga
Animun Farida
3110712005
vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Politeknik Negeri Batam, saya yang bertanda tangan di
bawah ini:
NIM : 3110712005
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Politeknik Negeri Batam berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Dibuat di : Batam
Yang menyatakan
(Animun Farida)
vii
DAFTAR ISI
Daftar Tabel.................................................................................................................. xi
viii
2.1.2 Fungsi Pajak ............................................................................................... . 8
PERUSAHAAN.......................................................................................... 30
ix
3.2.1 Sejarah Perusahaan ..................................................................................... 32
Daftar Pustaka
Lampiran
x
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Contoh Format Perhitungan PPh Pasal 21 PT Lancang Kuning Perkasa .... 40
Tahun 2008................................................................................................... 52
Tabel 4.4 Tanggal Penyetoran PPh Pasal 21 PT Lancang Kuning Perkasa ................. 56
Tabel 4.5 Tanggal Pelaporan PPh Pasal 21 PT Lancang Kuning Perkasa ................... 57
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
ABSTRAK
Kata kunci:
Gaji, Pajak, PPh Pasal 21
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
pajak terdiri atas Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB),
Pajak Pertambahan Nilai (PPN), bea materai, bea masuk, pungutan lain atas impor
selain yang berasal dari pajak. Pendapatan tersebut diperoleh dari kegiatan usaha
yang dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik
pendapatan negara yang terbesar. Sedangkan sebagai pengatur, pajak adalah alat
untuk melaksanakan kebijakan negara dalam bidang ekonomi dan sosial serta alat
Karena peranan pajak sangat besar bagi negara, maka warga negara
diharapkan untuk membayar pajak sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan.
1
2
dengan baik.
Salah satu jenis pajak yang harus dipenuhi wajib pajak adalah Pajak
terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima dalam satu tahun pajak.
Pembayaran Pajak Penghasilan (PPh) dapat dilakukan sendiri oleh wajib pajak
penghasilan.
PPh Pasal 21 yang dilakukan oleh PT Lancang Kuning Perkasa dengan Undang-
Perkasa.
3
oleh PT Lancang Kuning Perkasa dengan tanggal yang telah ditentukan di dalam
Perkasa”.
Agar penelitian ini lebih mengarah pada tujuan yang diharapkan, penulis
a. Batasan Data
Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah gaji pegawai dan gaji
bukan pegawai PT Lancang Kuning Perkasa pada bulan Juli - September 2010.
4
b. Batasan Lapangan
Perkasa.
c. Batasan Aspek
Pajak yang akan dihitung adalah Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 atas 2 (dua)
berkesinambungan).
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu : untuk
saat ini.
a. Bagi Perusahaan
5
saat ini.
b. Bagi Penulis
komponen yang berbeda dalam menghitung PPh Pasal 21. Serta dapat
c. Bagi Pembaca
pembaca tentang pajak, khususnya untuk Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21.
Serta dapat dijadikan bahan referensi untuk melakukan penelitian yang sejenis.
Bab I Pendahuluan
penulisan.
perusahaan.
Bab IV Pembahasan
Bab V Penutup
Bab ini akan berisi kesimpulan dari hasil analisis yang dilakukan oleh
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pajak
Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang
mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya
Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara
(Resmi, 2009).
Umum dan Tata Cara Perpajakan, pajak adalah kontribusi wajib kepada negara
yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
7
8
3. Tidak ada prestasi kembali (imbalan) secara langsung dari pemerintah kepada
setiap individu.
5. Jika masih terdapat surplus dari pemasukan pajak, maka digunakan untuk
public investment.
Pajak mempunyai fungsi budgetair artinya pajak merupakan salah satu sumber
Pajak mempunyai fungsi pengatur artinya pajak sebagai alat untuk mengatur
semakin mewah suatu barang maka tarif pajaknya semakin tinggi sehingga
mewah.
1) Menurut Golongan
a. Pajak Langsung
Pajak yang harus dipikul atau ditanggung sendiri oleh wajib pajak dan
tidak dapat dilimpahkan atau dibebankan kepada orang lain atau pihak
lain.
orang lain atau pihak ketiga. Pajak tidak langsung terjadi jika terdapat
langsung dalam arti ekonomis, yaitu dengan cara melihat ketiga unsur yang
disebut pajak langsung, sedangkan jika ketiga unsur tersebut terpisah atau
terdapat pada lebih dari satu orang maka pajaknya disebut pajak tidak
langsung.
2) Menurut Sifat
a. Pajak Subyektif
11
b. Pajak Obyektif
b. Pajak Daerah
Pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah baik daerah tingkat I (pajak
Tata cara pemungutan pajak terdiri atas stelsel pajak, asas pemungutan
1) Stelsel Pajak
Oleh karena itu, pemungutan pajaknya badan dapat dilakukan pada akhir
Stelsel ini menyatakan bahwa pengenaan pajak didasarkan pada suatu tahun
pajak yang terutang pada suatu tahun juga dianggap sama dengan pajak
terutang tahun sebelumnya. Dengan stelsel ini berarti besarnya pajak yang
terutang pada tahun berjalan sudah dapat ditetapkan atau diketahui pada
c. Stelsel Campuran
antara stelsel nyata dan stelsel anggapan. Pada awal tahun, besarnya
Asas ini menyatakan bahwa negara berhak mengenakan pajak atas seluruh
penghasilan yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Setiap wajib
b. Asas Sumber
c. Asas Kebangsaan
ditunjuk untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak
kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib pajak dan
15
kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Pengusaha dan tempat
3. Mengisi surat pemberitahuan dengan benar, lengkap, dan jelas, dalam bahasa
Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang
Jenderal Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar atau dikukuhkan atau tempat lain
Setoran Pajak ke kas negara melalui tempat pembayaran yang diatur dengan
ketetapan pajak.
melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dan Wajib Pajak badan, dan
dan/atau
2. Mengajukan surat keberatan dan banding bagi Wajib Pajak dengan kriteria
tertentu.
Pajak Penghasilan untuk paling lama 2 (dua) bulan dengan cara menyampaikan
pemberitahuan secara tertulis atau dengan cara lain kepada Direktur Jenderal
Pajak.
Keputusan Keberatan.
8. Menunjuk seorang kuasa dengan surat kuasa khusus untuk menjalankan hak
a. Pembayaran angsuran setiap bulan (PPh Pasal 25), yaitu pembayaran pajak
beban Wajib Pajak dalam melunasi pajak yang terutang dalam 1 (satu) tahun
pajak. Wajib Pajak diwajibkan untuk mengangsur pajak yang akan terutang
pada akhir tahun dengan membayar sendiri angsuran pajak setiap bulan.
penghasilan yang dilakukan sendiri oleh Wajib Pajak pada akhir tahun pajak
apabila pajak terutang untuk suatu tahun pajak lebih besar dari total pajak
yang dibayar sendiri dan pajak yang dipotong atau dipungut pihak lain
2. Melalui pemotongan dan pemungutan oleh pihak lain (PPh Pasal 4 (2), PPh
pasal 15, PPh Pasal 21, 22, dan 23, serta PPh Pasal 26). Pihak lain yang
dimaksud adalah pemberi penghasilan, pemberi kerja, dan pihak lain yang
4. Pemungutan PPN oleh pihak penjual atau oleh pihak yang ditunjuk pemerintah
b. Pembayaran Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), yaitu
c. Pembayaran Bea Materai, yaitu pelunasan pajak atas dokumen yang dapat
atau kertas bermaterai atau dengan cara lain seperti menggunakan mesin
teraan.
karyawan yang dipungut oleh pemilik. Dalam hal ini karyawan adalah pembayar
negara.
Pembayaran dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) yang dapat diambil
19
di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau KP4 terdekat, atau dengan cara lain melalui
adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melakukan pembayaran atau
Pembayaran.
Kantor Penerima Pembayaran adalah Kantor Pos dan atau bank Badan
Usaha Milik Negara atau bank Badan Usaha Milik Daerah atau tempat
sebesar 2% per bulan yang dihitung dari tanggal jatuh tempo pembayaran sampai
dengan tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.
2.2.4 Pemotongan/Pemungutan
22, PPh Pasal 23, PPh Pasal 26, dan PPN dan PPnBm.
angsuran pajak. Untuk PPh dikreditkan pada akhir tahun, sedangkan PPN
melaporkan hal- hal yang berkaitan dengan kewajiban perpajakan. SPT harus diisi
dengan benar, lengkap, dan jelas dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan
huruf latin dan angka arab, satuan mata uang rupiah dan menandatangani serta
Fungsi SPT bagi Wajib Pajak Pajak Penghasilan adalah sebagai sarana
melalui pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam 1 (satu) Tahun Pajak
pemungutan pajak orang pribadi atau badan lain dalam 1 (satu) Masa Pajak
berlaku.
Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang
Pengusaha Kena Pajak atau melalui pihak lain dalam satu Masa Pajak, sesuai
a. SPT Masa, yaitu SPT yang digunakan untuk melakukan pelaporan atas
pembayaran pajak bulanan. SPT Masa, yaitu SPT yang digunakan untuk
melakukan pelaporan atas pembayaran pajak bulanan. SPT Masa terdiri dari
SPT Masa PPh pasal 21, pasal 22, pasal 23, pasal 26, pasal 4 ayat (2), pasal
b. SPT Tahunan, yaitu SPT yang digunakan untuk pelaporan tahunan. SPT
Tahunan terdiri dari SPT Tahunan wajib pajak badan, wajib pajak orang
pribadi, wajib pajak orang pribadi yang mempunyai penghasilan satu atau
lebih pemberi kerja yang dikenakan PPh final, wajib pajak orang pribadi yang
Menurut UU No. 28 Tahun 2007 pasal 7 ayat (1), keterlambatan pelaporan untuk
Pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam satu tahun pajak
(Resmi, 2009).
Yang disebut subjek pajak dalam hal ini adalah segala sesuatu yang
Subjek pajak pribadi meliputi wajib pajak yang bertempat tinggal di dalam
b. Subjek pajak warisan belum dibagi sebagai satu kesatuan, menggantikan yang
berhak
menggantikan mereka yang berhak yaitu ahli waris. Penunjukan warisan yang
pajak atas penghasilan yang berasal dari warisan tersebut tetap dapat
dilaksanakan.
Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesatuan
baik yang melakukan usaha maupun tidak melakukan usaha yang meliputi:
24
Milik Negara atau Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma,
massa, organisasi sosial politik, atau organisasi sejenis, lembaga, bentuk usaha
Bentuk usaha tetap adalah bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang pribadi
yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih
dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, atau badan yang tidak didirikan
dilakukan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi Subjek Pajak Dalam Negeri, yang
selanjutnya disebut PPh Pasal 21, merupakan pajak atas penghasilan gaji, upah,
honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apa
pun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan
Jumlah pajak yang telah dipotong dan disetorkan dengan benar ole h
pemberi kerja dan pemotong lainnya dapat digunakan oleh Wajib Pajak untuk
dijadikan kredit pajak atas PPh yang terutang pada akhir tahun.
adalah :
Menurut UU No. 36 Tahun 2008 pasal 17, tarif yang digunakan sebagai
yang tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) menjadi lebih tinggi
20% daripada tarif yang ditetapkan terhadap Wajib Pajak yang dapat
berikut:
a. Pegawai tetap
d. Bukan pegawai selain tenaga ahli, yang menerima imbalan yang bersifat
berkesinambungan.
2. Jumlah penghasilan yang melebihi Rp. 150.000,00 sehari, yang berlaku bagi
pegawai tidak tetap yang menerima upah harian, upah mingguan, upah satuan
atau upah borongan, sepanjang penghasilan kumulatif yang diterima dalam satu
3. 50% dari jumlah penghasilan bruto, yang berlaku bagi tenaga ahli yang
diterima atau diperoleh dalam suatu periode atau pada saat dibayarkan.
1. Bagi pegawai tetap dan penerima pensiun berkala, sebesar penghasilan neto
dikurangi PTKP. Besarnya penghasilan neto bagi pegawai tetap yang dipotong
b. Iuran yang terkait dengan gaji yang dibayar oleh pega wai kepada dana
badan penyelenggara tunjangan hari tua atau jamina n hari tua yang
Menteri Keuangan.
3. Bagi bukan pegawai, sebesar penghasilan bruto dikurangi PTKP yang dihitung
secara bulanan. Dalam hal bukan pegawai selain tenaga ahli memberikan jasa
penghasilan bruo adalah hanya atas pemberian jasanya saja, kecuali apabila
4. Atas penghasilan dari pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas yang tidak
dibayar secara bulanan atau jumlah kumulatifnya dalam satu bulan kalender
a. Tidak dilakukan pemotongan PPh Pasal 21, dalam hal penghasilan sehari
b. Dilakukan pemotongan PPh Pasal 21, dalam hal penghasilan sehari atau
sebenarnya:
a. PTKP yang sebenarnya adalah sebesar PTKP untuk jumlah hari kerja yang
sebenarnya.
1. Rp15.840.000,00 per tahun atau Rp1.320.000,00 per bulan untuk diri wajib
2. Rp1.320.000,00 per tahun atau Rp110.000,00 per bulan tambahan untuk wajib
3. Rp1.320.000,00 per tahun atau Rp110.000,00 per bulan tambahan untuk setiap
anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus
Penghasilan Bruto :
1 Gaji sebulan xxx
2 Tunjangan PPh xxx
3 Tunjangan dan honorarium lainnya xxx
4 Premi asuransi yang dibayar pemberi kerja xxx
5 Penerimaan dalam bentuk natura yang dikenakan xxx
pemotongan PPh Pasal 21
6 Jumlah penghasilan bruto (jumlah 1 s/d 5) xxx
Pengurangan :
7 Biaya jabatan (5% x penghasilan bruto, maksimal xxx
Rp500.000 sebulan)
8 Iuran pensiun atau iuran THT/JHT xxx
9 Jumlah pengurangan (jumlah 7 + 8) (xxx)
Penghitungan PPh Pasal 21 :
10 Penghasilan neto sebulan (6 – 9) xxx
11 Penghasilan neto setahun/disetahunkan (10 x 12 bulan) xxx
12 Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) xxx
13 Penghasilan Kena Pajak setahun (11 – 12) xxx
14 PPh Pasal 21 yang terutang (13 x tarif pasal 17 ayat 1 xxx
huruf (a)
15 PPh Pasal 21 yang dipotong sebulan (14 ÷ 12 bulan) xxx
Sumber : Resmi, 2009
30
BAB III
penelitian. Dimulai dalam objek yang diangkat dalam pene litian, tata cara
pengumpulan data dan metode analisis data yang digunakan dalam melaksanakan
penelitian.
PT Lancang Kuning Perkasa, berdasarkan: data gaji pegawai dan data gaji bukan
a. Observasi
Observasi adalah teknik yang menuntut adanya penelitian dari peneliti baik
untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih akurat dan tepat da lam
b. Wawancara
tetapi dapat juga secara tidak langsung seperti memberikan daftar pertanyaan
c. Dokumentasi
1993). Data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah data gaji
pegawai dan data gaji bukan pegawai PT Lancang Kuning Perkasa bulan Jul –
September 2010.
sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat penelitian dilakukan dan
penghitungan, penyetoran, dan pelaporan PPh Pasal 21 atas gaji pegawai dan
bidang jasa yang beralamat di Kampus Politeknik Batam, Jl. Parkway Batam
oleh Politeknik Batam (95%) dan karyawan (5%) dengan mekanisme pengakuan
Perusahaan ini berdiri pada tanggal 14 Maret 2005 dengan Akta Pendirian
Nomor : 06, tanggal 14 Maret 2005 yang dibuat oleh Notaris Nani Fitriyah, S.H.
perubahan akta menjadi Nomor : 07, tanggal 08 Juni 2010 oleh Notaris Nani
Fitriyah, S.H.
suatu saat nanti Otorita Batam menghentikan bantuan dana operasional untuk
33
Politeknik Batam, maka Politeknik Batam masih memiliki sumber dana untuk
Adapun visi dan misi PT Lancang Kuning Perkasa adalah sebagai berikut :
a. Visi
b. Misi
ekonomi.
a. Kebijakan Mutu
b. Sasaran Mutu
pakaian seragam.
- Jasa perusahaan yang tidak dapat diklasifikasikan di tempat lain, yaitu jasa
- Jasa Lab Uji dan Kalibrasi, yaitu menyediakan jasa untuk uji RoHS.
KOMISARIS
DIREKTUR
KEUANGAN
DAN
ADMINISTRASI
DIVISI
DIVISI DIVISI DIVISI
CLEANING
PROJECT SECURITY LAB UJI
SERVICE
dilaksanakan oleh masing- masing fungsi. Berikut ini adalah job deskripsi pada All
a) Komisaris
b) Direktur
pihak lain dan pihak lain dengan Perseroan, serta menjalankan segala
diharapkan.
36
Adapun tugas dan tanggung jawab dari staf keuangan dan administrasi adalah
sebagai berikut:
- Staf Keuangan wajib melaporkan segala hal yang berkaitan dengan laporan
keuangan pada manajer operasional dan segala hal tersebut akan dibahas
administrasi perusahaan.
d) Divisi Project
Adapun tugas dan tanggung jawab dari Divisi Project adalah sebagai berikut:
yang dikeluarkan tidak melebihi anggaran atau alokasi biaya yang sudah
ditentukan.
manusia.
manusia.
PEMBAHASAN
x Dasar Pengenaan Pajak. Di bawah ini adalah skema Dasar Pengenaan Pajak
(Prastowo, 2010).
Ph Bruto
Bulanan (9 > 1,32 jt - 6 jt) - PTKP
Harian
Pensiun
38
Tenaga ahli 50% x Ph Bruto (kumulatif)
Bukan Pegawai
Komisaris, Mantan
Pegawai, Penarikan Ph Bruto (kumulatif)
DAPEN O/Pegawai
tidak tetap yang menerima penghasilan berkesinambungan, dan tenaga ahli. Gaji
yang diterima oleh setiap pegawai berbeda-beda, karena setiap pegawai memiliki
gaji pokok, tunjangan, lembur dan potongan yang berbeda-beda yang ditentukan
hari kerja masing- masing pegawai. Jika jumlah hari kerja tidak sesuai dengan
yang seharusnya, maka pegawai tersebut akan memperoleh denda yang akan
39
menjadi pengurang dalam menghitung PPh Pasal 21. Format yang digunakan oleh
berikut :
Penghasilan Bruto :
1 Gaji sebulan xxx
2 Tunjangan xxx
3 Lembur xxx
4 JKK (Jaminan Kecelakaan Kerja) xxx
5 JK (Jaminan Kematian) xxx
6 JPK (Jaminan Pemeliharaan Kesehatan) xxx
7 Penalty absent (xxx)
8 Penalty late (xxx)
9 Jumlah penghasilan bruto (jumlah 1 s/d 6 – 7 s/d 8) xxx
Pengurangan :
10 Biaya jabatan (5% x penghasilan bruto, maksimal xxx
Rp500.000 sebulan)
11 Iuran JHT (Jaminan Hari Tua) xxx
12 Jumlah pengurangan (jumlah 10+11) (xxx)
Penghitungan PPh Pasal 21 :
13 Penghasilan neto sebulan (9 – 12) xxx
14 Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) xxx
15 Penghasilan Kena Pajak sebulan (13 – 14) xxx
16 PPh Pasal 21 yang dipotong sebulan xxx
Sumber : PT Lancang Kuning Perkasa
absent dan penalty late. Jumlah lembur dihitung berdasarkan jam lembur
karyawan kemudian dikalikan dengan tarif lembur per jam. Perusahaan juga
memberikan iuran Jamsostek yang terdiri dari 3 (tiga) jenis, yaitu Jaminan
Kecelakaan Kerja (JKK) yang jumlahnya 0,24% dari gaji pokok, Jaminan
Kematian (JK) yang jumlahnya 0,3% dari gaji pokok, dan Jaminan Pemeliharaan
40
Kesehatan (JPK) yang jumlahnya 3% dari Rp1.000.000 untuk karyawan dengan
status belum menikah atau 6% dari Rp1.000.000 untuk karyawan dengan status
menikah. Pengurang berupa penalty absent dan penalty late adalah denda yang
diberikan kepada karyawan yang dihitung dari jumlah hari tidak masuk kerja
tanpa ada surat keterangan dari dokter dan jumlah jam terlambat dalam satu bulan.
Besarnya penalty absent adalah Rp55.000 per hari sedangkan penalty late
penghasilan bruto dan iuran Jaminan Hari Tua (JHT) sebesar 2% dari gaji pokok.
a. C adalah staff cleaning service yang memiliki NPWP dengan status menikah
dan memiliki seorang anak. Karena sering terlambat, selama bulan Juli jumlah
jam terlambat C adalah 4 jam. Besarnya penalty late yang diberikan kepada C
adalah Rp2.000 per jam. Perhitungan PPh Pasal 21 untuk C adalah sebagai
berikut :
41
Iuran JHT (Rp1.110.000 x 2%) Rp 22.200 -
Penghasilan netto Rp 1.625.759
PTKP Rp 1.540.000 -
PKP Rp 85.759
PPh Pasal 21 (5%) Rp 4.288
b. HH adalah staff Security Service yang tidak memiliki NPWP. Status HH adalah
adalah:
dan telah memiliki 3 (tiga) orang anak. Perhitungan PPh Pasal 21 untuk NN
adalah :
42
NN (Karyawan tidak tetap yang menerima penghasilan
OO telah menikah dan memiliki 1 orang anak. OO juga telah memiliki NPWP.
Posisi B adalah sebagai dewan pengawas atau wakil pemegang saham. B telah
menikah dan memiliki 1 (satu) orang anak serta telah memiliki NPWP.
Honorarium Rp 750.000
Penghasilan bruto Rp 750.000
Biaya jabatan Rp 37.500 -
Penghasilan netto Rp 712.500
43
PTKP Rp 1.540.000 -
PKP (Rp 827.500)
PPh Pasal 21 (5%) Rp -
44
Tabel 4.2 Rekapitulasi Perhitungan PPh Pasal 21 Pegawai Menurut PT Lancang Kuning Perkasa
Pendapatan Pengurang
No Nama Jabatan Gaji Pokok Gaji Kotor
JKK JK JPK Lembur Tunjang an Al pha Telat
1 A Direktur 1.500.000 1.500.000
2 B Ko misaris 750.000 750.000
3 C Cleaning Serv ice 1.110.000 2.664 3.330 60.000 566.700 8.000 1.734.694
4 D Cleaning Serv ice 1.110.000 2.664 3.330 60.000 158.000 50.000 4.000 1.379.994
5 E Cleaning Serv ice 1.110.000 2.664 3.330 30.000 143.000 1.288.994
6 F Cleaning Serv ice 1.110.000 2.664 3.330 60.000 1.175.994
7 G Cleaning Serv ice 1.110.000 2.664 3.330 60.000 1.175.994
8 H Cleaning Serv ice 1.110.000 2.664 3.330 30.000 147.700 25.000 1.318.694
9 I Cleaning Serv ice 1.110.000 2.664 3.330 30.000 68.850 6.000 1.208.844
10 J Cleaning Serv ice 1.110.000 2.664 3.330 30.000 311.850 25.000 1.482.844
11 K Cleaning Serv ice 1.110.000 2.664 3.330 30.000 604.400 1.750.394
12 L Cleaning Serv ice 1.110.000 2.664 3.330 60.000 216.550 4.000 1.388.544
13 M Cleaning Serv ice 1.110.000 2.664 3.330 60.000 61.200 55.000 1.182.194
14 N Cleaning Serv ice 1.110.000 2.664 3.330 60.000 55.000 1.120.994
15 O Cleaning Serv ice 1.110.000 2.664 3.330 30.000 379.450 165.000 1.360.444
16 P Leader 1.750.000 4.200 5.250 60.000 85.000 20.000 1.924.450
17 Q Cleaning Serv ice 1.110.000 2.664 3.330 30.000 91.800 1.237.794
18 R Cleaning Serv ice 1.110.000 2.664 3.330 30.000 119.750 1.265.744
19 S Cleaning Serv ice 1.110.000 1.025 1.281 30.000 1.145.994
20 T Admin istration 2.000.000 4.800 6.000 30.000 2.040.800
21 U Staff Lab Uji 1.800.000 4.320 5.400 60.000 1.869.720
22 V Chief Security 1.700.000 4.080 5.100 60.000 125.000 1.894.180
23 W Security 1.400.000 3.360 4.200 60.000 1.051.960 100.000 2.619.520
45
Pendapatan Pengurang
No Nama Jabatan Gaji Pokok Gaji Kotor
JKK JK JPK Lembur Tunjang an Al pha Telat
24 X Security 1.400.000 3.360 4.200 60.000 962.948 100.000 2.530.508
25 Y Security 1.400.000 3.360 4.200 60.000 825.384 100.000 2.392.944
26 Z Security 1.400.000 3.360 4.200 60.000 32.368 100.000 1.599.928
27 AA Security 1.300.000 3.120 3.900 60.000 954.278 75.000 2.396.298
28 BB Security 1.300.000 3.120 3.900 60.000 894.166 75.000 2.336.186
29 CC Security 1.300.000 3.120 3.900 60.000 796.484 75.000 2.238.504
30 DD Security 1.300.000 3.120 3.900 60.000 826.540 75.000 2.268.560
31 EE Security 1.300.000 3.120 3.900 60.000 766.428 75.000 2.208.448
32 FF Security 1.300.000 3.120 3.900 60.000 792.727 75.000 2.234.747
33 GG Security 1.300.000 3.120 3.900 60.000 792.727 75.000 2.234.747
34 HH Security 1.300.000 3.120 3.900 60.000 796.484 75.000 2.238.504
35 II Security 1.300.000 3.120 3.900 60.000 796.484 75.000 2.238.504
36 JJ Security 1.300.000 3.120 3.900 60.000 939.250 75.000 2.381.270
37 KK Security 1.300.000 3.120 3.900 60.000 766.428 75.000 2.208.448
38 LL Security 1.300.000 3.120 3.900 30.000 792.727 75.000 2.204.747
39 MM Security 899.690 2.159 2.699 60.000 146.523 75.000 1.186.071
40 NN Kary. Td k Tetap 300.000 300.000
41 OO Tenaga Ahli 2.000.000 2.000.000
42 PP Kary. Td k Tetap 1.000.000 1.000.000
43 QQ Kary. Td k Tetap 1.500.000 1.500.000
Total 54.159.690 113.063 141.329 1.890.000 15.888.156 1.620.000 275.000 22.000 73.515.238
46
Tabel 4.2 Rekapitulasi Perhitungan PPh Pasal 21 Pegawai Menurut PT Lancang Kuning Perkasa (Lanjutan)
No Nama Kepemilikan NPWP Status Gaji Kotor Biaya Jabatan JHT Gaji Bersih PTKP PKP PPh 21
1 A Memiliki NPWP K/2 1.500.000 75.000 1.425.000 1.650.000 - -
2 B Memiliki NPWP K/1 750.000 37.500 712.500 1.540.000 - -
3 C Memiliki NPWP K/1 1.734.694 86.735 22.200 1.625.759 1.540.000 85.759 4.288
4 D Memiliki NPWP K/2 1.379.994 69.000 22.200 1.288.794 1.650.000 - -
5 E Memiliki NPWP TK 1.288.994 64.450 22.200 1.202.344 1.320.000 - -
6 F Memiliki NPWP TK 1.175.994 58.800 22.200 1.094.994 1.320.000 - -
7 G Memiliki NPWP TK 1.175.994 58.800 22.200 1.094.994 1.320.000 - -
8 H Tidak Memiliki NPW P TK 1.318.694 65.935 22.200 1.230.559 1.320.000 - -
9 I Memiliki NPWP TK 1.208.844 60.442 22.200 1.126.202 1.320.000 - -
10 J Memiliki NPWP TK 1.482.844 74.142 22.200 1.386.502 1.320.000 66.502 3.325
11 K Memiliki NPWP TK 1.750.394 87.520 22.200 1.640.674 1.320.000 320.674 16.034
12 L Memiliki NPWP K/1 1.388.544 69.427 22.200 1.296.917 1.540.000 - -
13 M Memiliki NPWP K/1 1.182.194 59.110 22.200 1.100.884 1.540.000 - -
14 N Tidak Memiliki NPW P TK 1.120.994 56.050 22.200 1.042.744 1.320.000 - -
15 O Memiliki NPWP K/1 1.360.444 68.022 22.200 1.270.222 1.320.000 - -
16 P Memiliki NPWP K/2 1.924.450 96.223 35.000 1.793.228 1.650.000 143.228 7.161
17 Q Tidak Memiliki NPW P K/1 1.237.794 61.890 22.200 1.153.704 1.320.000 - -
18 R Tidak Memiliki NPW P K/1 1.265.744 63.287 22.200 1.180.257 1.320.000 - -
19 S Tidak Memiliki NPW P K/1 1.145.994 57.300 22.200 1.066.494 1.320.000 - -
20 T Memiliki NPWP K/1 2.040.800 102.040 34.000 1.904.760 1.320.000 584.760 29.238
21 U Memiliki NPWP K/1 1.869.720 93.486 36.000 1.740.234 1.320.000 420.234 21.012
22 V Memiliki NPWP K/3 1.894.180 94.709 34.000 1.765.471 1.760.000 5.471 274
23 W Memiliki NPWP K/3 2.619.520 130.976 28.000 2.460.544 1.760.000 700.544 35.027
24 X Memiliki NPWP K/3 2.530.508 126.525 28.000 2.375.983 1.760.000 615.983 30.799
47
No Nama Kepemilikan NPWP Status Gaji Kotor Biaya Jabatan JHT Gaji Bersih PTKP PKP PPh 21
25 Y Memiliki NPWP K/1 2.392.944 119.647 28.000 2.245.297 1.540.000 705.297 35.265
26 Z Tidak Memiliki NPW P K/3 1.599.928 79.996 28.000 1.493.932 1.760.000 - -
27 AA Memiliki NPWP K/1 2.396.298 119.815 26.000 2.250.483 1.540.000 710.483 35.524
28 BB Memiliki NPWP K/2 2.336.186 116.809 26.000 2.193.377 1.650.000 543.377 27.169
29 CC Memiliki NPWP K/2 2.238.504 111.925 26.000 2.100.579 1.650.000 450.579 22.529
30 DD Memiliki NPWP K/2 2.268.560 113.428 26.000 2.129.132 1.650.000 479.132 23.957
31 EE Memiliki NPWP K/2 2.208.448 110.422 26.000 2.072.026 1.650.000 422.026 21.101
32 FF Memiliki NPWP K/1 2.234.747 111.737 26.000 2.097.010 1.540.000 557.010 27.850
33 GG Memiliki NPWP K/0 2.234.747 111.737 26.000 2.097.010 1.430.000 667.010 33.350
34 HH Tidak Memiliki NPW P K/1 2.238.504 111.925 26.000 2.100.579 1.540.000 560.579 28.029
35 II Memiliki NPWP K/1 2.238.504 111.925 26.000 2.100.579 1.540.000 560.579 28.029
36 JJ Memiliki NPWP K/1 2.381.270 119.064 26.000 2.236.207 1.540.000 696.207 34.810
37 KK Memiliki NPWP K/0 2.208.448 110.422 26.000 2.072.026 1.430.000 642.026 32.101
38 LL Memiliki NPWP TK 2.204.747 110.237 26.000 2.068.510 1.320.000 748.510 37.425
39 MM Memiliki NPWP TK 1.186.071 59.304 26.000 241.447 1.320.000 - -
40 NN Memiliki NPWP K/3 300.000 15.000 285.000 1.760.000 -
41 OO Memiliki NPWP K/1 2.000.000 50.000
42 PP Memiliki NPWP K/2 1.000.000 50.000 950.000 1.650.000 -
43 QQ Memiliki NPWP K/3 1.500.000 75.000 1.425.000 1.760.000 -
Total 73.515.238 3.575.762 987.200 66.952.276 63.140.000 10.685.966 584.298
(Su mber : PT Lancang Kuning Perkasa)
Notes :
Baris yang diwarnai adalah contoh kasus perhitungan PPh Pasal 21 menurut PT Lancang Kuning Perkasa
48
Dari hasil resume di atas dapat dilihat bahwa PPh Pasal 21 yang dibayar
PPh Pasal 21 PT Lancang Kuning Perkasa yang tidak sesuai dengan UU RI No.
36 Tahun 2008. Perhitungan tersebut terjadi pada kasus b dan e, yaitu pada HH
(Staf Security Service), status K/1 (tidak memiliki NPWP) dan B (Komisaris),
status K/1 (memiliki NPWP). Perbedaan tersebut dapat dilihat pada gambar di
bawah ini :
49
Perbedaan pada perhitungan PPh Pasal 21 untuk HH adalah jumlah PPh
Pasal 21 yang seharusnya dibayar. Karena HH tidak memiliki NPWP, maka tarif
yang digunakan harus lebih besar 20% dari yang memiliki NPWP. Jadi PPh pasal
Rp28.029,- = Rp2.606,-.
komisaris adalah wakil dari pemegang saham yang honornya dibayar secara
dilakukan untuk menghitung PPh Pasal 21 milik B adalah pada akhir periode saat
50
B menerima honor, bukan dihitung perbulan. Jadi PT Lancang Kuning Perkasa
tidak perlu melakukan perhitungan PPh Pasal 21 untuk B setiap bulan. Perbedaan
yang lain terdapat dalam komponen yang digunakan untuk menghitung PPh Pasal
21, seharusnya tidak perlu ada biaya jabatan dan PTKP sebagai pengurang. PPh
Pasal 21 terutang milik B dihitung langsung dari honor kumulatif yang diterima.
Lancang Kuning Perkasa menurut UU RI No. 36 Tahun 2008 dapat dilihat pada
51
Tabel 4.3 Resume Perhitungan PPh Pasal 21 Pegawai Menurut UU RI No. 36 Tahun 2008
No Nama Kepemilikan NPWP Gaji Kotor Biaya Jabatan JHT Gaji Bersih PTKP PKP PPh 21 Ket
1 A Memiliki NPWP 1.500.000 75.000 1.425.000 1.650.000 - -
2 B Memiliki NPWP DIHITUNG PADA AKHIR PERIODE (SAAT M ENERIMA HONOR) Tarif x Bruto
3 C Memiliki NPWP 1.734.694 86.735 22.200 1.625.759 1.540.000 85.759 4.288
4 D Memiliki NPWP 1.379.994 69.000 22.200 1.288.794 1.650.000 - -
5 E Memiliki NPWP 1.288.994 64.450 22.200 1.202.344 1.320.000 - -
6 F Memiliki NPWP 1.175.994 58.800 22.200 1.094.994 1.320.000 - -
7 G Memiliki NPWP 1.175.994 58.800 22.200 1.094.994 1.320.000 - -
8 H Tidak Memiliki NPW P 1.318.694 65.935 22.200 1.230.559 1.320.000 - -
9 I Memiliki NPWP 1.208.844 60.442 22.200 1.126.202 1.320.000 - -
10 J Memiliki NPWP 1.482.844 74.142 22.200 1.386.502 1.320.000 66.502 3.325
11 K Memiliki NPWP 1.750.394 87.520 22.200 1.640.674 1.320.000 320.674 16.034
12 L Memiliki NPWP 1.388.544 69.427 22.200 1.296.917 1.540.000 - -
13 M Memiliki NPWP 1.182.194 59.110 22.200 1.100.884 1.540.000 - -
14 N Tidak Memiliki NPW P 1.120.994 56.050 22.200 1.042.744 1.320.000 - -
15 O Memiliki NPWP 1.360.444 68.022 22.200 1.270.222 1.320.000 - -
16 P Memiliki NPWP 1.924.450 96.223 35.000 1.793.228 1.650.000 143.228 7.161
17 Q Tidak Memiliki NPW P 1.237.794 61.890 22.200 1.153.704 1.320.000 - -
18 R Tidak Memiliki NPW P 1.265.744 63.287 22.200 1.180.257 1.320.000 - -
19 S Tidak Memiliki NPW P 1.145.994 57.300 22.200 1.066.494 1.320.000 - -
20 T Memiliki NPWP 2.040.800 102.040 34.000 1.904.760 1.320.000 584.760 29.238
21 U Memiliki NPWP 1.869.720 93.486 36.000 1.740.234 1.320.000 420.234 21.012
22 V Memiliki NPWP 1.894.180 94.709 34.000 1.765.471 1.760.000 5.471 274
23 W Memiliki NPWP 2.619.520 130.976 28.000 2.460.544 1.760.000 700.544 35.027
24 X Memiliki NPWP 2.530.508 126.525 28.000 2.375.983 1.760.000 615.983 30.799
52
No Nama Kepemilikan NPWP Gaji Kotor Biaya Jabatan JHT Gaji Bersih PTKP PKP PPh 21 Ket
25 Y Memiliki NPWP 2.392.944 119.647 28.000 2.245.297 1.540.000 705.297 35.265
26 Z Tidak Memiliki NPW P 1.599.928 79.996 28.000 156.750 1.760.000 - -
27 AA Memiliki NPWP 2.396.298 119.815 26.000 2.250.483 1.540.000 710.483 35.524
28 BB Memiliki NPWP 2.336.186 116.809 26.000 2.193.377 1.650.000 543.377 27.169
29 CC Memiliki NPWP 2.238.504 111.925 26.000 2.100.579 1.650.000 450.579 22.529
30 DD Memiliki NPWP 2.268.560 113.428 26.000 2.129.132 1.650.000 479.132 23.957
31 EE Memiliki NPWP 2.208.448 110.422 26.000 2.072.026 1.650.000 422.026 21.101
32 FF Memiliki NPWP 2.234.747 111.737 26.000 2.097.010 1.540.000 557.010 27.850
33 GG Memiliki NPWP 2.234.747 111.737 26.000 2.097.010 1.430.000 667.010 33.350
34 HH Tidak Memiliki NPW P 2.238.504 111.925 26.000 2.100.579 1.540.000 560.579 33.635 120% x Rp 28.029
35 II Memiliki NPWP 2.238.504 111.925 26.000 2.100.579 1.540.000 560.579 28.029
36 JJ Memiliki NPWP 2.381.270 119.064 26.000 2.236.207 1.540.000 696.207 34.810
37 KK Memiliki NPWP 2.208.448 110.422 26.000 2.072.026 1.430.000 642.026 32.101
38 LL Memiliki NPWP 2.204.747 110.237 26.000 2.068.510 1.320.000 748.510 37.425
39 MM Memiliki NPWP 1.186.071 59.304 26.000 241.447 1.320.000 - -
40 NN Memiliki NPWP 300.000 15.000 285.000 1.760.000 -
41 OO Memiliki NPWP 2.000.000 50.000
42 PP Memiliki NPWP 1.000.000 25.000 Tenaga Ahli
43 QQ Memiliki NPWP 1.500.000 37.500 Tenaga Ahli
Total 73.515.238 3.413.262 987.200 63.864.776 58.190.000 10.685.966 646.798
(Su mber : PT Lancang Kuning Perkasa, setelah diolah penulis)
Notes :
Baris yang diwarnai adalah perbedaan perhitungan PPh Pasal 21 menurut PT lancang Kuning Perkasa dengan perhitungan men urut UU RI No. 36 Tahun 200 8
53
Berdasarkan perhitungan pada tabel 4.3 di atas, terdapat 4 (empat)
dibahas pada kasus di atas, 2 (dua) perbedaan sisanya adalah untuk kasus PP dan
QQ.
dan QQ seharusnya dikategorikan sebagai tenaga ahli selain dokter yang praktik
di rumah sakit. Karena PP dan QQ adalah konsultan untuk divisi security service.
selalu memberikan jasanya setiap bulan. Maka perhitungan PPh Pasal 21 yang
54
Gambar 4.5 Perbandingan Pe rhitungan PPh Pasal 21 untuk QQ me nurut PT
Lancang Kuning Perkasa dengan UU RI No. 36 Tahun 2008
Pada gambar 4.4 dan 4.5, perhitungan PPh Pasal 21 untuk PP dan QQ
menurut UU RI No. 36 Tahun 2008 tidak memerlukan biaya jabatan dan PTKP
sedangkan QQ Rp37.500
Dari resume perhitungan pada tabel 4.3, jumlah PPh Pasal 21 kurang bayar
untuk bulan Juli 2010 pada PT Lancang Kuning perkasa adalah Rp646.798 –
menyebabkan terjadinya PPh Pasal 21 kurang bayar, akan diperbaiki pada saat PT
II.
PPh Pasal 21 PT Lancang Kuning Perkasa telah sesuai dengan Ketentuan Umum
tidak pernah melewati batas tanggal penyetoran yang telah ditentukan dalam UU
No 28 Tahun 2007 pasal 3 ayat (3) dan PMK No. 184/PMK.03/2007, yaitu setiap
digunakan untuk melakukan pelaporan adalah SPT masa PPh Pasal 21 dan/atau 26
56
Tabel 4.5 Tanggal Pelaporan PPh pasal 21 PT Lancang Kuning
Perkasa
Tanggal
Bulan Sesuai/Tidak
Pelaporan Batas Waktu
Juli 2010 11 Agustus 2010 20 Agustus 2010 Sesuai
Agustus 2010 02 September 2010 20 September 2010 Sesuai
September 2010 05 Oktober 2010 20 Oktober 2010 Sesuai
PPh Pasal 21 PT Lancang Kuning Perkasa telah sesuai dengan Ketentuan Umum
tidak pernah melewati batas tanggal pelaporan yang telah ditentukan dalam UU
No 28 Tahun 2007 pasal 3 ayat (3) dan PMK No. 184/PMK.03/2007, yaitu setiap
57
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
bab 4 serta dikaitkan dengan tujuan penelitian ini, maka dapat dikemukakan
No. 36 Tahun 2008 tentang pajak penghasilan. Antara lain adalah tarif yang
= Rp62.500,-.
c. Waktu penyetoran PPh Pasal 21 PT Lancang Kuning Perk asa telah sesuai
58
59
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan dari hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut:
b. Tidak perlu mengakui honor B (komisaris) pada setiap bulan, karena honor
untuk B dibayar secara kumulatif pada akhir periode. Maka perhitungan PPh
Pasal 21 untuk B juga tidak perlu dilakukan setiap bulan, tetapi hanya
dilakukan pada saat B menerima honor yang di bayar secara kumulatif pada
tahun) agar memudahkan dalam perhitungan PPh Pasal 21, karena PP dan
Sehingga tidak ada lagi kesalahan dalam melakukan perhitungan PPh pasal
21.
DAFTAR PUSTAKA
Umar, Husien. (2009). Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta:
PT Raja Grasindo Persada.
Undang-Undang Republik Indonesia Tentang Fasilitas Pajak Penghasilan,
Nomor 36 Tahun 2008.
Undang-Undang Republik Indonesia Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara
Perpajakan, Nomor 28 Tahun 2007.
Lampiran
I. Uraian Kegiatan
salah satu cara kampus untuk mengenalkan dunia kerja kepada se tiap mahasiswa,
Perkasa yang dimulai sejak tanggal 1 Juli 2010 sampai dengan 31 September
sebagai admin dan payrol. Tugas-tugas yang diberikan antara lain menghitung
gaji dan mencetak slip gaji karyawan, menghitung PPh Pasal 21 serta membuat
SSP dan SPT, menghitung dan membayar iuran jamsostek karyawan, menerbitkan
purchase order, invoice, cash received, cash payment, dan cek, menangani surat-
surat yang masuk dan keluar, serta mengontrol dan mengawasi pengeluaran dan
memiliki sistem atau prosedur yang harus dijalani. Oleh karena itu, Penulis akan
menjelaskan setiap sistem atau prosedur yang harus dijalani oleh Penulis dalam
menyelesaikan setiap tugas yang dijalankan. Adapun sistem atau prosedur tersebut
masing leader tiap divisi dalam bentuk hard copy. Data yang diterima adalah
absensi karyawan, form lembur karyawan, dan surat keterangan sakit untuk
karyawan yang tidak masuk karena sakit. Kemudian data tersebut diolah
untuk mengetahui jumlah gaji karyawan pada bulan tersebut. Setelah itu slip
menerbitkan cek untuk membayar gaji yang dilakukan melalui transfer bank
penulis membuat SSP masa untuk PPh Pasal 21 dan 25 yang akan disetor
melalui kantor pos oleh driver. Setelah SSP disetor, selanjutnya penulis
membuat SPT masa untuk PPh Pasal 21 dan 25 yang akan dilaporkan ke KPP
Madya Batam.
Data yang diperlukan adalah gaji pokok dan jumlah tanggungan setiap
Cek
di PT Lancang Kuning Perkasa, dapat dilihat pada flow chart di bawah ini:
MULAI
Absensi
Karyawan
Hitung gaji
karyawan
Slip gaji
Setor SSP ke
Kantor Pos
Lapor SPT ke
KPP Madya
Batam
SELESAI
1.3 Dokumen dan Pe ralatan yang Digunakan
Pada prosedur perhitungan PPh Pasal 21, dokumen yang digunakan oleh
penulis adalah daftar gaji dan daftar iuran jamsostek karyawan bulan Juli 2010.
2. Printer Samsung
3. Kertas A4
4. Cek
6. ATM
a. Absensi Karyawan
Apalagi semua tugas hanya dibebankan kepada 1 (satu) orang. Banyaknya tugas
yang harus dikerjakan dalam jangka waktu yang relatif singkat serta masih
dikerjakan secara manual, sering menyebabkan terjadinya kesalahan, seperti salah
Mengetahui,