PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
SKRIPSI
Oleh:
Harimawan Yudi Astoro
NIM: 048114065
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
SKRIPSI
Oleh:
Harimawa n Yudi Astoro
NIM: 048114065
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
ii
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
iii
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
iv
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Mbok Mus
Sahabat – sahabatku
Almamaterku
v
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Dibuat di Yogyakarta
Yang menyatakan
PRAKATA
Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
Skripsi ini tidak akan terwujud dan terangkai menjadi satu tanpa bantuan
dari berbagi pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan penghargaan
1. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma.
pengarahan, kritik dan saran demi tercapainya hasil yang terbaik dari skripsi
ini.
4. Drs. A. Tri Priantoro, M. For. Sc. selaku dosen penguji yang juga telah
memberikan pengarahan, kritik dan saran demi tercapainya hasil yang terbaik
5. Kebun obat Merapi Farma Kaliurang atas simplisia rimpang temulawak dan
6. Mas Kayat, Mas Heru, Mas Parjiman, Mas Yuwono, Mas Ottok, Mas Iswandi,
vi
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Mas Wagiran, Mas Sigit, Pak Parlan atas kerja sama selama penelitian di
7. Romo Sunu atas bantuan masukan dalam mengolah data serta motivasi hidup
yang telah diberikan dan Pak Yo atas kesediaan untuk berbagi ilmu.
8. Fila, Sisil, dan Tami, kawan seperjuangan dalam menyusun skripsi ini.
9. Bapak Ibu, Mas Andri, Sibenk, dan Mbok Mus, keluarga di Jogja dan di
Semarang, terimakasih atas dukungan dan kasih sayang lembut yang telah
diberikan.
11. Kawan – kawan ukf dolanz-dolanz, terimakasih untuk kalian semua atas
12. Semua teman dan seluruh civitas akademika Fakultas Farmasi USD yang tak
dapat penulis sebut satu persatu yang telah membantu terselesaikannya skripsi
ini.
terselesaikannya skripsi ini. Penulis menyadari tak ada sesuatu yang sempurna.
Penulis memohon maaf atas kesalahan selama proses penyusunan skripsi ini. Oleh
karena itu, penulis selalu membuka diri untuk kritik dan saran yang membangun.
Penulis
vii
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
Penulis,
viii
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
INTISARI
ix
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
ABSTRACT
x
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI
PRAKATA.............................................................................................. vi
INTISARI................................................................................................ ix
ABSTRACT.............................................................................................. x
DAFTAR ISI........................................................................................... xi
DAFTAR TABEL................................................................................... xv
1. Permasalahan .............................................................................. 3
2. Keaslian penelitian...................................................................... 4
3. Manfaat penelitian....................................................................... 4
B. Tujuan Penelitian................................................................................ 5
A. Timbal ............................................................................................... 6
1. Kinetika timbal............................................................................. 6
xi
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
2. Intoksikasi timbal......................................................................... 7
1. Farmakologi.................................................................................. 12
2. Indikasi......................................................................................... 12
3. Kontraindikasi.............................................................................. 13
5. Efek samping............................................................................... 14
C. Temulawak........................................................................................ 15
2. Morfologi tanaman....................................................................... 15
D. Terapi Antidot................................................................................... 18
E. Ekstraksi............................................................................................ 19
I. Landasan Teori.................................................................................. 29
xii
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
J. Hipotesis ............................................................................................ 30
1. Variabel penelitian....................................................................... 31
1. Bahan penelitian............................................................................ 33
2. Alat penelitian............................................................................... 33
D. Tatacara Penelitian............................................................................. 33
1. Determinasi tanaman...................................................................... 33
E. Analisis Hasil...................................................................................... 40
1. Kurva baku..................................................................................... 47
xiii
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
A. Kesimpulan ........................................................................................ 62
B. Saran................................................................................................... 62
LAMPIRAN ............................................................................................ 68
xiv
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
DAFTAR TABEL
dengan spektroskopi................................................................. 28
Tabel VII Hasil pengukuran AAS kadar rata- rata timbal dan
antar kelompok........................................................................... 57
xv
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
UV 254 nm................................................................................ 45
UV 365 nm................................................................................. 46
xvi
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
xvii
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Mikroskopik....................................................................... 69
Lampiran 7. Maserasi.............................................................................. 74
Polarized Zeeman............................................................... 75
Temulawak.......................................................................... 76
Whitney............................................................................... 95
xviii
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
xix
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
yang serius di negara- negara maju maupun negara berkembang seperti Indonesia.
di samping itu timbal juga dapat berasal dari asap kendaraan bermotor. Timbal
adalah salah satu logam berat yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan
(Hariono, 2005).
dalam tubuh manusia kira – kira 0,3 mg. Bagi orang normal dengan masukan 0,6
masukan 2,5 mg Pb/hari keracunan terjadi setelah empat tahun, sedangkan 3,5 mg
daya larut dan ukuran partikelnya. Semakin kecil uk uran partikel, timbal yang
bagian yang lain di dalam tubuh. Keracunan timbal akut, yang relatif jarang
terjadi, terjadi ketika timbal dalam jumlah yang besar masuk ke dalam tubuh pada
1
2
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
waktu yang singkat. Keracunan timbal kronik, yang biasanya bermasalah pada
anak – anak, terjadi ketika timbal dalam jumlah kecil masuk ke tubuh dalam
paparan dengan segera, perawatan suportif, dan penggunaan terapi khelasi secara
defisiensi seng, anoreksia, mual, muntah, anemia, dan tremor (Anonim, 2007a).
senyawa tanaman obat dapat diketahui sebagai protektor terhadap zat toksik yang
berasal dari lingkungan, antara lain la in genus Curcuma yang mengandung bahan
untuk mengobati batu empedu, batu ginjal, cacar air, demam, pelancar ASI, nyeri
sendi, nyeri haid, sembelit, dan kolesterol tingi (Soedibyo,1998). Selain itu
temulawak adalah zat kuning yang disebut kurkumin, dan juga protein, pati, serta
zat – zat minyak atsiri. Kandungan kurkumin dalam rimpang temulawak berkisar
kurkumin dan zat – zat minyak atsiri tadi, did uga merupakan penyebab
Dalam penelitian ini akan dilakukan uji pengaruh ekstrak etanol rimpang
temulawak setelah pemberian antidot Na2 CaEDTA pada hewan uji tikus yang
dipejani timbal selama 30 hari dalam upaya pena warracunan timbal dalam darah
samping. Sejauh ini belum ada laporan penelitian resmi yang menyatakan
Na2 CaEDTA dalam terapi penawarracunan timbal. Hal inilah yang melandasi
1. Permasalahan
pemberian antidot Na2 CaEDTA dapat menurunkan kadar timbal darah tikus?
4
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
2. Keaslian penelitian
yang pernah dilakukan sebelumnya antara lain Pengaruh infus rimpang temulawak
tikus putih yang diberi larutan timbal anorganik (Sugiharto, 2003), juga
zat curcumin dapat berperan sebagai zat antioksidan dan detoksikasi dengan cara
telah dilakukan oleh Hariono (2005). Hasilnya, timbal dalam darah tikus
mencapai kadar 0,75 µg/ml dalam kurun waktu 4 minggu. Hasil penelitian
toksik sebesar 0,75 ppm (Wahyunengsih, Fedelia, Astoro, Putri, 2007). Hal yang
berbeda dari penelitian ini dengan penelitian orientasi sebelumnya adalah jenis
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis yaitu untuk melengkapi dan memperkaya teori yang telah
B. Tujuan Penelitian
darah tikus.
darah tikus.
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Timbal (Pb)
dapat ditempa, berwarna putih kebiruan tapi akan memudar menjadi kelabu jika
terkena udara (Anonim, 2007c). Timbal atau yang kita kenal sehari – hari dengan
timah hitam dan dalam bahasa ilmiahnya dikenal dengan kata plumbum dan
logam ini disimpulkan dengan Pb. Pada suhu 550-600ºC Pb menguap dan
membentuk oksigen dalam udara membentuk timbal oksida. Bentuk oksida yang
Timbal adalah salah satu logam berat yang dapat menyebabkan gangguan
kesehatan. Timbal dapat ditemukan dalam bentuk logam murni atau dalam bentuk
senyawa organik atau anorganik. Semua bentuk timbal tersebut mempunyai efek
1. Kinetika timbal
dan saluran pencernaan (dewasa 10%, anak – anak 50%), sedangkan absorpsi
melalui kulit sangat kecil sehingga dapat diabaikan. Bahaya yang ditimbulkan
oleh Pb tergantung oleh ukuran partikelnya. Partikel yang lebih kecil dari 10µg
dapat tertahan di paru – paru, sedangkan partikel yang lebih besar mengendap di
6
7
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
janin, dan juga CNS melewati sawar darah otak (Kosnett, 2006). Pada fase
distribusi pertama, konsentrasi timbal tertinggi ditemukan dalam ginjal dan hati,
kemudian akan terjadi redistribusi dalam jaringan yang kaya kalsium, terutama
dalam tulang dan gigi (terbentuknya depot timbal) (Mutschler, 1991). Ditribusi Pb
dalam tubuh dibagi menjadi dua yaitu ke jaringan lunak (sumsum tulang, sistem
saraf, ginjal, hati) dan ke jaringan keras (tulang, kuku, rambut, gigi) (Palar, 1994).
dan saluran cerna. Ekskresi Pb melalui urine sebanyak 75 – 80%, melalui feses
15% dan lainnya melalui empedu (35%), keringat, rambut, dan kuku (Palar,
1994). Ekskresi Pb melalui saluran cerna dipengaruhi oleh saluran aktif dan pasif
kelenjar saliva, pankreas dan kelenjar lainya di dinding usus, regenerasi sel epitel,
dan ekskresi empedu, sedangkan proses ekskresi Pb melalui ginjal adalah melalui
didalam darah kurang lebih 25 hari, pada jaringan lunak 40 hari sedangkan pada
2. Intoksikasi timbal
pencernaan dapat berupa haus, nausea, vomitus, diare, konstipasi, sakir perut dan
8
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
rasa logam (metallic taste). Untuk gejala yang berhubungan dengan susunan saraf
pusat berupa insomnia, tremor, halusinasi, dan gejala pada anak yang menonjol
susunan saraf perifer dapat berupa parestesi perasaan, sakit dan lemah pada otot
terutama kaki. Anemia hemolitik berat kadang – kadang terjadi pada keracunan
Pb akut. Hal ini diduga karena Pb merusak membran sel eritrosit muda dan
dewasa pada sumsum tulang serta darah tepi (Sjamsudin dan Suyatna, 2007).
terus menerus sehingga kumulasi Pb makin meningkat dalam jaringan, suatu saat
melampaui safety level dan menimbulkan keluhan dan gejala keracunan. Tanda
dan gejala keracunan Pb biasanya terjadi pada kadar 0,8 µg/ml (0,8 ppm) darah
atau lebih sedangkan ensefalopati terjadi pada kadar 1-2 ppm atau lebih. Menurut
Pada keracunan timbal kronis yang lebih sering terjadi (pada absorpsi per
hari > 1 mg dalam jangka waktu yang lama akan terjadi kumulasi akibat eliminasi
yang amat lambat) secara perlahan akan timbul gangguan pada komponen darah,
sumsum tulang, sistem saraf, otot polos (terutama dari saluran cerna), ginjal, dan
senyawa ligand yang ada di dalam tubuh, misalnya gugus enzim –SH dari d-ALA
tidak dapat berikatan dengan cincin protoporfirin, sebab terjadi kompetisi antara
timbal dengan Fe. Akibat dari hal – hal tersebut diatas, maka timbal dapat
Keadaan ini sesuai dengan penelitian Juliardi (1999) yang menyebutkan bahwa
mengambil alih fungsi proses selular penting yang tergantung kalsium. Timbal
memiliki ikatan koordinasi yang lebih kuat dibandingkan dengan kalsium, yang
akhirnya berikatan dengan ligan oksigen. Timbal juga akan membentuk kompleks
dengan ligan lain, terutama gugus sulfhidril dan akan membentuk kompleks ion
exchanger dan pompa Ca-ATPase. Pada jaringan lain, timbal menembus membran
sel melalui voltage-dependent atau jenis lain kanal kalsium. Setelah masuk ke
sitoplasma, timbal akan menempati tempat ikatan kalsium pada protein yang
neuron- neuron. Astrosit dapat mati karena efek toksik ion Pb2+. Uptake timbal
dalam sel astroglia dan neuron diperantarai oleh kanal kalsium (Anonim, 2007c).
11
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
selama transpor elektron melalui membran dan peran enzim antioksidan dalam
mengurangi ROS serta pengaruh antioksidan askorbat (AsA) dan glutation (GSH).
(DHAR) dan NADPH dependen glutation reduktase (GR), tapi akan menurunkan
logam yang divalen dan trivalen in vivo. Obat ini diberikan sebagai suatu garam
sebab itu mengkhelasi ion logam ekstraseluler secara lebih efektif dari pada ion
1. Farmakologi
logam endogen termasuk seng, mangan, besi dan tembaga, mungkin juga terjadi
dari dosis yang diinjeksikan akan diekskresikan lewat urin dalam 1jam.
Peningkatan ekskresi timbal lewat urin dimulai dalam 1jam setelah pemberian
EDTA, dan ini akan diikuti dengan penurunan kadar timbal dalam darah secara
timbal dari jaringan lunak dan dari fraksi tempat penyimpanan timbal yang lebih
2. Indikasi
bermakna ekskresi timbal pada urin dan penurunan konsentrasi timbal dalam
13
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
darah, namun tidak begitu berdampak terhadap kadar timbal dalam otak atau
tulang. Pada pasien dengan fungsi ginjal kurang ekresi obat dan efek mobilisasi
logam dapat tertunda. Pembatasan waktu pengobatan 5 hari sampai beberapa hari
(Katzung, 2004).
dalam darah dan meningkatkan ekskresi timbal lewat urin pada individu dengan
3. Kontraindikasi
perhatian yang seksama, pada pasien dengan disfungsi renal, dapat menyebabkan
(Kosnett, 2006).
lebih besar dari 100 µg/dl. Diberikan natrium kalsiumedetat pada dosis 1500
mg/m2 /hari (30mg/kg) dalam 2- 3 dosis terbagi (setiap 8 – 12 jam) secara intra
muskular atau secara kontinus infusi intra vena (dilarutkan dari 2 - 4 mg/ml dalam
14
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
hari. Keracunan timbal simptomatik tanpa ensefalophati, dan BLL 50 – 100 µg/dl.
Diberikan natrium kalsiumedetat pada dosis 1000 – 1500 mg/m2 /hari (20 – 30
mg/kg ) pada 2-3 dosis terbagi secara intra muskular atau secara kontinus infusi
intra vena (dilarutkan dari 2-4 mg/ml) selama 3 -5 hari. Terapi natrium
5. Efek samping
dapat dikurangi dengan minum yang mencukupi, adanya aliran urin yang
penggunaan injeksi I.M atau volume yang lebih rendah, infusi i.v yang dengan
c. Nyeri lokal dapat terjadi saat pemberian injeksi I.M. Lidokain (1 ml lidokain
yang serius.
15
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
janin dengan dosis yang tinggi telah dilaporkan dari percobaan pada hewan
(Kosnett, 2006 ).
O O
C O O C
H2C Ca CH2
O O
N N
Na O C C H2C C H2C C O Na
H2 H2
Gambar 4. Struktur Natrium-Kalsiumedetat (Katzung, 2004)
C. Temulawak
1. Keterangan botani
tumbuhan termasuk dalam famili Zingiberaceae. Spesies lain dari kerabat dekat
temulawak adalah tanaman temu ireng (C.aeruginosa ROXB.), temu putih (C.
zeodaria ROSC.), dan temu kunyit (C. domestica VAL.). Temulawak mempunyai
beberapa nama daerah, diantaranya adalah koneng gede (Sunda), temo lobak
2. Morfologi tanaman
Tanaman ini berbatang semu dan habitusnya dapat mencapai ketinggian 2 - 2,5
meter. Tiap rumpun tanaman terdiri atas beberapa tanaman (anakan), dan tiap
dan agak lebar. Lamina daun dan seluruh ibu tulang daun bergaris hitam. Panjang
16
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
daun sekitar 50 – 55 cm, lebarnya ± 18 cm, dan tiap helai daun melekat pada
tangkai daun yang posisinya saling menutupi secara teratur (Rukmana, 1994).
3. Kandungan kimia
rimpangnya antara lain sebagai berikut : ion – ion Fe, Ca, Na, dan K (Habal,
2002), kurkumin yaitu suatu zat warna kuning 1,6 – 2,22 % berdasar berat kering
terdiri dari : kamfor 1%, folilmetilkarbinol 5%, dan isoprena mirsena 85%;
demetoksikurkumin (Soedibyo,1998).
dan berat molekulnya 368,37. Titik lebur dari kurkumin ini yaitu 183ºC.
Kurkumin tidak larut dalam air dan eter tetapi larut dalam alkohol dan asam asetat
Rumus bangun kurkumin telah berhasil dicandra oleh Lempe dkk pada
tahun 1940 dan pertama kali disintesis oleh Lempe dan Milobedzka pada tahun
R1 R2
O O
H
Gambar 5. Struktur molekul kurkumin (Roughley and Whiting, 1973).
Keterangan :
R 1 = R 2 = OCH3 kurkumin
R1 = H R2 = OCH3 demetoksikurkumin
R 1 = R 2 = H bidemetoksikurkumin
empedu, batu ginjal, cacar air, demam, pelancar ASI, nyeri sendi, nyeri haid,
5. Efek farmakologi
aktivitas kolagog dalam bentuk kolikinetik dan koleretik yang berpengaruh pada
vitro diteliti oleh Kiso ( 1983) yang melakukan induksi hepatotoksik pada hewan
dengan parasetamol dosis tinggi (2500 mg/kg BB). Dosis ekstrak temulawak yang
digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dosis rendah 50 mg/kg BB dan dosis
tinggi (250 dan 1000 mg/kg BB). Dengan menggunakan n – asetil sistein sebagai
menunjukkan aktivitas hepatoprotektor tetapi pada dosis tinggi dapat menur unkan
kadar SGOT dan SGPT, serta menunjukkan gambaran histologi yang sama baik
D. Terapi Antidot
Yang dimaksud dengan terapi antidot adalah tata cara yang secara
khusus ditujukan untuk membatasi intensitas (kekuatan) efek toksik zat kimia atau
mencegah timbulnya bahaya lebih lanjut. Berarti sasaran terapi antidot adalah
edetat, dengan atau tanpa dimerkaprol. Agen pengkhelat dapat digunakan untuk
untuk dewasa dengan gejala keracuna n ditambah kadar Pb darah > 70 µg/dL, dan
anak dengan encephalopathy atau kadar Pb darahnya > 45 µg/dL (> 2,17 mmol/L)
(Anonim, 2005).
E. Ekstraksi
semula berada di dalam sel, ditarik oleh cairan penyari sehingga terjadi larutan zat
aktif dalam cairan penyari tersebut. Pada umumnya penyarian akan bertambah
baik bila permukaan serbuk simplisia yang bersentuhan dengan cairan penyari
makin luas (Anonim, 1986). Ekstrak adalah sediaan kering, kental, atau cair
dibuat dengan menyari nabati atau hewani menurut cara yang cocok, diluar
Cairan pelarut dalam proses pembuatan ekstrak adalah pelarut yang baik
(optimal) untuk senyawa kandungan yang berkhasiat atau yang aktif, dengan
demikian senyawa tersebut dapat terpisahkan dari bahan dan dari senyawa
digunakan adalah air, eter atau campuran etanol dan air. Penyarian simplisia
20
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
dengan air dapat dilakukan dengan maserasi, perkolasi atau penyeduhan dengan
air mendidih. Penyarian campuran etanol dan air dilakukan dengan cara maserasi
digunakan air, etanol, etanol air atau eter. Untuk obat tradisional masih terbatas
serbuk simplisia dalam cairan penyari. Cairan penyari akan menembus dinding sel
dan akan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan
larut dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel
dengan sel di luar, maka larutan yang terpekat didesak ke luar. Cairan penyari
yang digunakan dapat berupa air, etanol, air-etanol, atau pelarut lain (Anonim,
1986). Maserasi adalah cara ekstraksi yang paling sederhana. Bahan simplisia
langsung (mencegah reaksi yang dikatalisis cahaya atau perubahan warna) dan
dikocok kembali tiap beberapa waktu, biasanya 3 kali sehari. Waktu lamanya
maserasi berbeda – beda tergantung dari tiap – tiap farmakope. Selesainya waktu
pada bagian dalam sel dengan yang masuk ke dalam cairan pengekstraksi (Voigt,
1994).
21
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Walsh pada tahun 1950
(Brokaert, 2002). Prinsip metode SSA adalah absorpsi cahaya oleh atom pada
283 nm. Cahaya pada panjang gelombang ini mempunyai cukup energi untuk
diperoleh lebih banyak, sehingga suatu atom pada keadaan dasar akan dinaikkan
berilium, kalsium, tembaga, besi, timbal, dan lithium dalam jumlah sedikit
(Anonim, 1998b).
maksimum dapat dip ilih dan disebut garis resonansi. Panjang gelombang yang
sesuai dengan energi yang dibutuhkan untuk melepas atom dari ikatannya
sehingga akan diperoleh atom-atom bebas pada keadaan ground state. Besar
dan jumlah atom pada keadaan ground state dinyatakan dengan persamaan
Nj Pj Ej
Boltzman : = exp − (1)
No Po KT
22
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
dimana Nj dan No masing- masing adalah jumlah atom pada keadaan eksitasi dan
jumlah atom pada keadaan ground state. K adalah tetapan Boltzman (1,38 x 10-16
eksitasi dan tingkat ground state. Pj dan Po adalah faktor statistik yang ditentukan
oleh banyaknya tingkat yang mempunyai energi setara pada masing- masing
atomisasi dan serapan oleh atom-atom bebas yang netral (Khopkar, 2003).
menjadi uap atom (Price, 1972). Atomisasi dapat dilakukan dengan nyala maupun
dengan tungku. Untuk mengubah unsur metalik menjadi uap atau hasil disosiasi
diperlukan energi panas. Temperatur pada nyala harus benar-benar sesuai dengan
energi yang dibutuhkan untuk melepas atom dari ikatannya sehingga diperoleh
pembakar terdiri dari propana, asetilena dan hidrogen. Oksidan adalah zat yang
digunakan untuk mengoksidasi bahan bakar dalam nyala (Price, 1972). Brokaert
(2002) menyebutkan bahwa oksidan terdiri dari N2 O atau udara. Campuran udara
dihasilkan campuran tersebut cukup tinggi untuk membuat atomisasi yang baik
(Price, 1972).
Zona nyala pada SSA yaitu primary combustion zone, interzonal region
dan secondary combustion zone (gambar 9). Penyerapan paling baik terjadi pada
interzonal region. Pada zona ini, atom dalam keadaan gas segera menyerap energi
radiasi yang diemisikan oleh lampu katoda berongga (Skoog, West, Holler.,
1994).
24
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Sumber radiasi yang digunakan pada SSA adalah lampu katoda berongga
(hollow cathode lamp) yang memiliki 2 elektroda (gambar 10). Sala h satunya
berbentuk silinder dan terbuat dari unsur yang sama dengan unsur yang dianalisis.
Lampu ini diisi dengan gas mulia bertekanan rendah. Dengan pemberian tegangan
pada arus tertentu, logam mulai memijar dan atom-atom logam katodanya akan
radiasi pada panjang gelombang tertentu. Suatu garis yang diinginkan dapat
adanya pemisahan dari sampel. Unsur yang terdapat dalam sampel dapat dianalisis
tanpa memisahkan dengan unsur lain, karena digunakan sumber radiasi khusus
yang sesuai dengan unsur yang dianalisis. Metode ini kurang sensitif untuk
Suharman, 1995).
25
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Validasi suatu metode analisis adalah proses yang dibuat oleh suatu studi
antara lain : akurasi, presisi, linieritas, spesifisitas, range, detection limit, dan
1. Akurasi
yang diperoleh dengan metode tersebut dengan nilai sebenarnya. Akurasi dari
atau sebagai perbedaan antara rata – rata dan nilai sebenarnya yang bisa diterima,
2. Presisi
Presisi dari suatu metode analisis adalah derajat kesesuaian antara hasil
sampel yang homogen. Presisi biasanya ditunjukkan dengan standar deviasi atau
koefisien variasi dari sebuah seri pengukuran. Presisi dapat dijadikan ukuran dari
salah satu derajat reproducibility atau repeatability suatu metode analisis dalam
pada penggunaan metode analisis dalam laboratorium pada suatu periode tertentu
dengan analis yang sama dengan peralatan yang sama. (Anonim, 2007e).
relatif atau koefisien variasi 2% atau kurang. Akan tetapi kriteria ini sangat
fleksibel tergantung pada kondisi analit yang diperiksa, jumlah sampel dan
kondisis laboratorium.
(Harmita, 2004).
3. Spesifisitas
dalam analit yang mungkin ada seperti pengotor, produk degradasi, dan
Detection limit adalah kadar terkecil analit yang masih dapat di deteksi,
Quantitation limit adalah kadar terkecil analit dalam sampel yang dapat
ditetapkan dengan presisi dan akurasi yang dapat diterima pada kondisi percobaan
parameter adanya hubungan linier digunakan koefisien korelasi (r). Persya ratan
data linieritas yang biasa diterima jika memenuhi nilai koefisien korelasi (r) >0,99
(Christian, 2004). Rentang adalah jarak antara level terbawah dan teratas dari
metode analisis yang tela h dipakai untuk mendapatkan presisi, linieritas dan
1. Kategori I
komponen utama bahan obat atau zat aktif (termasuk pengawet) dalam sediaan
farmasi.
2. Kategori II
3. Kategori III
Tabel II. Parameter validitas metode yang dipersyaratkan untuk setiap kategori
Parameter Kategori I Kategori II Kategori III Kategori IV
analisis
kuantitatif kualitatif
Akurasi ya ya * * tidak
Presisi ya ya tidak ya ya
Spesifisitas ya ya ya * tidak
Limit deteksi tidak tidak ya * tidak
Limit kuantitasi tidak ya tidak * tidak
Linieritas ya ya tidak * tidak
Range ya ya * * tidak
dan adanya kontrol (Nazir, 2005). Menurut Chan, Lam, Lee, Zhang (2004),
Tabel III. Syarat karakteristik validasi metode analisis logam berat dengan
spektroskopi
Uji kemurnian
Karakteristik Identifikasi Pengujian kadar logam
Kuantitatif Limit
Akurasi - + - +
Presisi
Repeatibilitas - + - +
Intermediate precision - - - +
Spesifisitas + + + +
LOD - - + -
LOQ - + - -
Linearitas - + - +
Rentang - + - +
-: karakteristik tidak biasa dilakukan. +: karakteristik biasa dilakukan
pada pembagian dua senyawa dalam fase diam yang berupa bidang datar. Lapisan
yang memisahkan terdiri atas bahan berbutir – butir (fase diam), ditempatkan pada
penyangga berupa pelat gelas, logam, atau lapisan yang cocok. Campuran yang
akan dipisahkan berupa larutan, ditotolkan berbentuk bercak atau pita (awal).
29
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Setelah pelat atau lapisan ditaruh di dalam bejana tertutup rapat yang berisi
digunakan karena prosedurnya sederhana, pemisahan lebih cepat dan baik serta
dapat memisahkan dalam jumlah yang relatif kecil sampai beberapa mikrogram.
yang dipisahkan (Khopkar, 1990). Metode KLT dapat digunakan untuk analisis
baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Dasar dari analisis yang bersifat
dan warna bercak dengan zat baku. Harga Rf ini adalah tetapan fisika yang
kelembaban udara, fase gerak, bahan penyerap, dan suhu (Sastrohamidjojo, 1985).
Fase gerak adalah medium angkut dan terdiri atas satu atau beberapa
pelarut, ia bergerak di dalam fase diam, yaitu suatu lapisan berpori karena ada
gaya kapiler. Pemilihan fase gerak untuk KLT tergantung pada polaritas pelarut,
pembagian, dan dapat mempermudah lepas atau rusaknya lapisan tipis. Urutan
polaritas dari fase gerak tersebut dari non polar ke polar adalah : n-hexana,
piridina, aseton, etanol, metanol, dan air. Efek elusi dapat naik dengan kenaikan
kepolaran pelarut, sedangkan laju rambat tergantung kepada viskositas pelarut dan
I. Landasan Teori
Timbal merupakan salah satu logam berat yang dapat meracuni tubuh
manusia melalui saluran pernafasan, saluran pencernaan dan juga melalui kulit.
antidot Na2 CaEDTA yang merupakan agen pengkhelat. Penelitian ini dilakukan
sebagai respon dari berbagai penelitian yang telah berhasil membuktikan bahwa
etanol rimpang temulawak setelah Na2 CaEDTA diduga dapat lebih efektif
menurunkan kadar timbal dalam darah. Atas dasar dugaan tersebut maka pada
penelitian ini akan dilakukan pengujian terapi antidot untuk timbal menggunakan
Hal tersebut dilakukan dengan harapan timbal dalam darah yang terdetoksifikasi
lebih optimal.
J. Hipotesis
Na2 CaEDTA memiliki efek sinergis menurunkan kadar timbal darah tikus
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Variabel penelitian
a. Variabel utama :
1) Variabel bebas yaitu dosis ekstrak etanol rimpang temulawak dan dosis
Dosis antidot Na2 CaEDTA adalah dosis sebesar 189 mg/kg BB secara
Kadar kadar dalam darah setelah perlakuan adalah kadar timbal darah
hewan uji yang terukur pada hari ke-0, ke-15, ke-30, ke-35 dan ke-40.
b. Variabel pengacau :
31
32
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Kaliurang
2. Definisi operasional
a. Senyawa toksik yang digunakan adalah timbal asetat dosis 0,5 g/kg BB
Na2 CaEDTA dosis 189 mg/kg BB dan ekstrak etanol rimpang temulawak
d. Kadar timbal darah adalah kadar timbal dalam darah tikus, diukur
e. Hewan uji adalah tikus putih galur Wistar dengan jenis kelamin betina
33
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
1. Bahan penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : hewan uji yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tikus betina, galur Wistar, berat 100-150 g,
asetat ( Merck ), aquadest, larutan saline (NaCl 0,9% 0,1 N), HNO3 p ( Merck ),
HClO 4 ( Merck ).
2. Alat penelitian
(Pyrex), bluetip, pipet tetes, pipa kapiler tanpa heparin, maserator (Innova 2100),
ANDER-400 H), spuit injeksi oral dan I.M, effendorf, Atomic Absorption
1. Determinasi tanaman
mengacu pada acuan baku Anonim (1979b) dan tanaman akan dideterminasi oleh
2. Preparasi bahan
rimpang. Rimpang temulawak yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari
digunakan dalam penelitian harus berasal dari satu wilayah yang topografinya
sama.
pengeringan dan pembuatan serbuk rimpang dilakukan oleh kebun obat Merapi
menyimpan pada suhu ruangan dan tidak terlalu lembab. Hal ini bertujuan untuk
menghindari tumbuhnya mikroba pada simplisia dan menjaga agar zat aktif dalam
metode yang paling sederhana dalam penyarian karena hanya merendam serbuk
dalam cairan penyari. Perendaman dilakukan selama 5 hari kemudian sari diserkai
pompa vacum untuk membantu menguapkan air dalam maserat. Setelah itu
maserat dipanaskan dalam oven pada suhu 40ºC selama dua hari (Anonim, 1986)
dalam penelitian.
(Pb(CH3 COO)2 .3H2 O) berupa serbuk halus berwarna putih. Pembuatan larutan
timbal asetat dilakukan dengan cara menimbang kurang lebih serbuk timbal asetat
sebanyak 4g lalu dilarutkan dengan pelarut aquadest panas hingga mencapai 100
ml, sehingga diperoleh konsentrasi larutan timbal asetat sebesar 0,04 mg/L.
Larutan timbal asetat dipejankan ke hewan uji dengan dosis sebesar 0,5g/kg BB
(Hariono, 2005) secara per oral selama 30 hari dengan volume pemberian
menimbang serbuk Na2 CaEDTA sebesar 7,56 g lalu dilarutkan dalam larutan
saline (0,9% natrium klorida) hingga mencapai volume 500 ml, sehingga
Goldman, Lance, 2003). Pemilihan larutan saline disini karena sifatnya yang
36
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
mirip dengan cairan fisiologis tubuh manusia. Dosis antidot Na2 CaEDTA yang
dipejankan sebesar 189 mg/kgBB hasil konversi dari dosis untuk manusia sebesar
zat aktif yang terdapat dalam rimpang temulawak yang digunakan dalam
penelitian ini adalah benar berupa kurkumin. Analisis kualitatif dengan KLT
dilakukan dengan menggunakan fase diam silika Gel dan fase gerak kloroform :
etanol : asam asetat (95 : 4 : 1 v/v). Kemudian dilanjutkan dengan deteksi dengan
dilakukan, yaitu dengan cara sepuluh pasang tikus jantan dan betina dikawinkan
sehingga bunting. Setelah dua puluh hari masa organogenesis dan dilahirkan, anak
tikus yang berumur tiga minggu dipisahkan dari induknya. Tikus betina yang
dilakukan. Hal ini dimaksudkan agar hewan uji yang digunakan dalam penelitian
ini didapatkan kondisi hewan uji yang layak untuk dijadikan sebagai hewan uji
dan juga variabel pengacau lebih bisa dikendalikan, seperti asupan makanan dan
minuman selalu dikendalikan dan yang lebih penting umur dari hewan uji dapat
dipastikan kebenarannya.
37
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Dalam penelitian ini hewan uji dibagi menjadi 4 kelompok hewan uji
dengan tiap kelompok hewan uji terdiri dari 7 ekor hewan uji untuk replikasi.
merupakan kelompok kontrol positif timbal. Hewan uji pada kelompok ini
dipejankan timbal asetat dengan dosis 0,5 g/kg BB/hari (Hariono, 2005) secara
oral selama 30 hari dengan volume pemberian disesuaikan dengan berat badan
tiap tikus.
Na2 CaEDTA dengan dosis 189 mg/kg BB tikus secara intra muskular (Katzung,
Na2 CaEDTA dan ekstrak etanol rimpang temulawak diperlakukan sama dengan
kelompok perlakuan III, tetapi yang membedakan adalah setelah dua jam
pemberian antidot Na2 CaEDTA hewan uji pada kelompok perlakuan ini
38
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
secara peroral.
a. Preparasi sampel
Darah tikus diambil dari sinus orbitalis mata, ditampung dalam effendrof,
0,5 ml hingga jernih dan tidak berasap kuning. Didinginkan dan volumenya
ditepatkan menjadi 10 ml. Sampel aquadest, pakan dan minum tikus juga diukur
ml dan HClO 4 0,5 ml untuk memecah ikatan timbal dengan protein dalam darah.
Penambahan pereaksi HNO3 p dan HClO 4 pada sampel darah akan menghasilkan
garam Pb2+ yang mudah larut dan lepas dari ikatannya dengan protein darah.
(Vogel, 1979).
Celah : 1,3 nm
Oksidan : udara
Bahan bakar : C2 H2
larutan stok timbal dengan konsentrasi 100 ppm. Dari larutan ini, dibuat
seri larutan baku dengan konsentrasi 0,5 ppm, 1 ppm, 2 ppm, 4 ppm, 6
Kurva baku dibuat dengan mengukur nilai absorbansi seri kadar larutan
Nilai absorbansi dan mean konsentrasi yang diperoleh (dalam ppm) dihitung
Kadar Pb (ppm) =
(ppm larutan sampel - ppm blanko )(volume ) × faktor pengenceran
berat (gram )
40
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
E. Analisis Hasil
merupakan sebaran data yang normal. Karena dalam penelitian ini sebaran data
tidak normal maka analisis statistik yang digunakan adalah uji statistik non
mengetahui signifikansi kadar timbal pada hari yang berbeda untuk tiap kelompok
hewan uji. Dari nilai signifikansi yang diperoleh, jika p < 0,05 berarti terdapat
sehingga untuk mengetahui penurunan kadar timbal darah hewan uji akibat
Na2 CaEDTA dapat diketahui dengan membandingkan kadar timbal darah pada
timbal dan antidot Na2 CaEDTA. Dalam penelitian ini kelompok timbal dan
antidot Na2 CaEDTA mempunyai dua fungsi yaitu sebagai kelompok perlakuan
terhadap kelompok kontrol negatif aquadest dan kelompok kontrol positif timbal.
Kelompok timbal dan antidot Na2 CaEDTA juga berfungsi sebagai kelompok
kontrol terhadap kelompok perlakuan timbal, antidot Na2 CaEDTA dan ekstrak
etano l rimpang temulawak. Kadar timbal darah dapat dihitung dengan rumus:
volume sampel
kadar timbal darah ( ppm ) = ( rata − rata absorbansi ) x
berat sampel
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
BAB IV
A. Determinasi Tanaman
fragmen serbuk penyusun rimpang temulawak dan dicocokkan dengan buku acuan
dengan mengamati bentuk, warna, bau dan rasa.. Dari hasil pengamatan
berkas pembuluh dengan trakeida, rambut penutup tipe non glanduler, butir pati
dengan tipe amilum eksentris, sel minyak berwarna kuning dan parenkim korteks.
Hasil tersebut setelah dicocokkan dengan acuan baku (Anonim, 1979b), memang
(1979b), sebagai fragmen pengenal untuk rimpang temulawak yaitu butir pati,
fragmen parenkim dengan sel minyak, fragmen berkas pembuluh, dan warna
41
42
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
secara cepat dengan menggunakan bahan penyerap (fase diam) dan fase gerak.
Dalam penelitian ini fase diam yang digunakan adalah silika gel GF 254 dan fase
gerak kloroform : etanol : asam asetat (95 : 4 : 1 v/v). Maserat yang telah
sebagai standar. Kurkumin yang bersifat non polar ( Anonim, 2000b) ditotolkan
kedalam fase diam yang polar yaitu silika gel G dengan indikator fluoresensi pada
? 254 nm dan dikembangkan dalam fase gerak yang non polar, jadi pemisahan
disini mengikuti metode pemisahan dengan fase normal, yaitu kurkumin yang
bersifat non polar akan lebih cepat lepas dari fase diamnya yang bersifat polar.
Hal ini sesuai dengan konsep like dissolves like yaitu polaritas dari cuplikan dan
yang simetris. Menurut Fessenden dan Fessenden (1986) suatu molekul yang
jumlah vektor dari momen ikatan dalam molekul dan juga sebagai ukuran
kepolaran dari suatu molekul. Jika harga momen dipolnya 0 maka molekul
tersebut bersifat non polar. Hasil dari analisis kualitatif dengan KLT ini berupa
angka Rf yaitu angka dari perbandingan antara jarak titik pusat bercak dengan
jarak rambat pelarut dari titik awal perambatan hingga batas akhir perambatan
zat aktif yaitu kurkumin yang terdistribusi diantara dua fase yaitu fase diam dan
43
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
dikembangkan akan terdistribusi diantara dua fase tersebut yaitu kurkumin lebih
tertarik oleh fase gerak kloroform : etanol : asam asetat (95 : 4 : 1 v/v) yang
bersifat nonpolar dan didapatkan jarak perambatan bercak panjang dan Rf yang
didapat sebesar 0,60 sehingga hRf nya adalah 60. Dari percobaan ini, harga Rf
dan warna bercak antara sampel dan pembanding sama sehingga dapat diketahui
UV 254 nm dan UV 365 nm. Pada pengamatan visibel bercak yang terlihat
berwarna kuning. Hal ini dikarenakan warna kuning tersebut merupakan zat aktif
gelombang 435 nm yaitu masuk dalam rentang panjang gelombang visibel sebesar
370 -500 nm. Untuk pengamatan pada UV 254 nm bercak tidak berfluoresensi
tetapi latar belakang yang berfluoresensi karena silika gel G nya ada indikator
fluoresensi pada panjang gelombang 254 nm. Pada pengamatan dengan UV 365
gelap. Hal ini karena silika yang digunakan berfluoresensi pada panjang
gelombang 254 nm bukan pada panjang gelombang 365 nm. Hasil pengamatan
Gambar 11. Kromatogram kurkumin dan sampel dengan KLT pada visibel
Keterangan :
a. kurkumin standar
b. kurkumin sampel 1
c. kurkumin sampel 2
45
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Gambar 12. Kromatogram kurkumin dan sampel dengan KLT pada UV 254 nm
Keterangan :
a. kurkumin standar
b. kurkumin sampel 1
c. kurkumin sampel 2
46
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Gambar 13. Kromatogram kurkumin dan sampel dengan KLT pada UV 365 nm
Keterangan
a. kurkumin standar
b. kurkumin sampel 1
c. kurkumin sampel 2
Jadi, hasil analisis kualitatif kurkumin dengan KLT tersebut dapat diringkas
Warna bercak
Keterangan Rf
Visibel UV 254 nm UV 365 nm
sampel dan mengubah logam yang terkandung di dalamnya menjadi atom bebas
yang akan menyerap radiasi dari sumber cahaya yang dipancarkan oleh lampu
hollow cathode lamp khusus timbal dengan udara dan asetilen sebagai oksidan
1. Kurva baku
terlebih dahulu. Larutan baku dibuat dari larutan stok timbal 100 ppm dan
baku dengan konsentrasi 0,5 ppm, 1 ppm, 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, dan 8 ppm. Seri
panjang gelombang dimana timbal akan menyerap cahaya yang dipancarkan oleh
Larutan stok dan larutan baku selalu dibuat baru setiap akan dilakukan
pengukuran kadar timbal. Hal ini karena senyawa dalam larutan cenderung kurang
Kurva baku dibuat dengan mengukur nilai absorbansi seri kadar larutan baku
atom.
48
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
0,02
0,016
Serapan 0,012
0,008
0,004
0
0 2 4 6 8 10
-0,004
Kadar (ppm)
Gambar 14. Kurva baku pengukuran larutan timbal sebelum pemejanan timbal.
(r =0,999)
0,02
0,016
0,012
Serapan
0,008
0,004
0
0 2 4 6 8 10
Kadar (ppm)
Gambar 15. Kurva baku pengukuran larutan timbal hari ke-15 sebelum pemejanan
timbal.
(r =0,999)
0,02
0,016
0,012
Serapan
0,008
0,004
0
0 2 4 6 8 10
Kadar (ppm)
Gambar 16. Kurva baku pengukuran larutan timbal setelah pemejanan timbal selama
30 hari.
(r =0,997)
49
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
0,02
0,016
n
0,012
Sea
r pa
0,008
0,004
0
0 2 4 6 8 10
Kadar (ppm)
Gambar 17. Kurva baku pengukuran larutan timbal hari ke-35 dengan pemejanan
timbal selama 30 hari dan pemberian Na 2CaEDTA dan ekstrak etanol rimpang
temulawak selama 5 hari.
(r =0,997)
0,02
0,016
0,012
Serapan
0,008
0,004
0
0 2 4 6 8 10
Kadar (ppm)
Gambar 18. Kurva baku pengukuran larutan timbal hari ke-40 dengan pemejanan
timbal selama 30 hari dan pemberian Na 2CaEDTA dan ekstrak etanol rimpang
temulawak selama 10 hari.
(r =0,998)
Validasi metode analisis tidak dilakukan pada penelitian ini tapi hanya
data berdasarkan linearitas kurva baku yang diperoleh dan nilai koefisien variasi
(KV) sampel terhadap kontrol. Kurva baku dibuat untuk mengetahui linearitas
data yang diukur, dilihat dari nilai koefisien korelasinya (r). Nilai koefisien
konsentrasi analit dalam sampel. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan
Linearitas kurva baku > 0,99 menunjukkan hasil yang bagus, artinya
linearitas absorbasi dan kadar yang diperoleh bagus (Christian, 2004; Skoog,
50
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
West, Holler, 1994). Linearitas kurva baku pada penelitian ini telah memenuhi
syarat (>0,99) (tabel V). Nilai koefisien variasi (KV) kelompok kontrol dan
kelompok perlakuan yang diperoleh dilihat pada tabel VI. Nilai KV yang
didapatkan sangat bervariasi dan diatas batas nilai KV yang diperbolehkan yaitu
sebesar 16% (Harmita, 2004). Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh keadaan
fisiologis dari organ metabolisme dan organ eskresi dari hewan uji yaitu hati dan
ginjal tiap hewan uji berbeda sehingga menyebabkan kadar timbal darah tiap
Tabel V. Nilai linearitas kurva baku timbal hasil pengukuran dengan metode
spektrometri serapan atom
Kurva baku timbal Linearitas (r)
Hari ke-0 0,999
Hari ke-15 0,999
Hari ke-30 0,997
Hari ke-35 0,997
Hari ke-40 0,998
nilai rata-rata kadar setiap sampel yang diukur (kadar terukur). Untuk
volume sampel
Kadar timbal darah ( ppm ) = rata − rata absorbansi ×
berat sampel
51
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Tabel VII. Hasil pengukuran AAS kadar rata-rata timbal (ppm) dan standar deviasi
kelompok hewan uji akibat pemejanan timbal selama 30 hari.
x ± SD
kelompok hewan uji
Kontrol positif Pb
0,00±0,00 31,37±30,76 12,07±2,58 27,89±16,20 4,02±0,77
0,5g/kgBB/hari
(TB) (B) (B) (TB) (B)
Pb 0,5g/kgBB/hari +
Na 2CaEDTA 189mg/kgBB/hari + 0,00±0,00 13,37±2,56 12,93±5,01 41,71±9,90 0,03±0,09
Ekstrak etanol temulawak (TB) (B) (B) (B) (B)
137,61mg/kgBB/hari
Keterangan : B = berbeda bermakna terhadap kelompok kontrol negatif aquadest
TB = berbeda tidak bermakna terhadap kelompok kontrol negatif
aquadest
Dari tabel di atas ditunjukkan bahwa nilai standar deviasi yang diperoleh
mempunyai nilai yang cukup besar. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan kadar
timbal antar hewan uji dalam satu kelompok hewan uji. Perbedaan tersebut dapat
disebabkan dari perbedaan fungsi fisiologis organ hati dan ginjal sebagai organ
farmakokinetika timbal tiap hewan uji. Hal ini dikarenakan organ ginjal dan hati
adalah dua organ jaringan lunak yang mengalami akumulasi timbal paling banyak.
Perbedaan kadar timbal antar kelompok hewan uji pada hari yang sama
dianalisis dengan menggunakan uji statistik Kruskal-Wallis. Jika nilai p < 0,05
paling tidak terdapat perbedaan yang bermakna kadar timbal pada dua kelompok
52
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
tidak bermakna. Jika nilai p > 0,05 maka terdapat perbedaan yang tidak bermakna
pada kelompok yang diuji. Uji statistik kemudian dilanjutkan dengan uji
bermakna kadar timbal darah pada kelompok yang sama pada hari yang berbeda.
perlakuan timbal dilanjutkan antidot Na2 CaEDTA untuk mengetahui ada tidaknya
perbedaan yang bermakna dari kelompok tersebut. Setelah itu analisis dilanjutkan
antidot Na2 CaEDTA dan ekstrak etanol rimpang temulawak yang digunakan
antidot Na2 CaEDTA terhadap kelompok perlakuan timbal, antidot Na2 CaEDTA
2.00
0.00
-1.00
Gambar 19. Histogram standar deviasi kadar timbal pada hari ke-0
bermakna pada kadar timbal hari ke-0 dengan nilai p = 0,367 (lampiran 15). Dari
gambar 19 juga dapat diketahui bahwa perbedaan tidak bermakna dijumpai antar
kelompok. Hal ini dapat terjadi karena timbal asetat belum dipejankan sehingga
kadarnya dalam darah sangat kecil. Selain itu juga disebabkan dilakukannya
pengendalian variabel pengacau yaitu makanan dan minuman hewan uji sehingga
100.00
80.00
Mean BLL hari ke 15
60.00
40.00
20.00
0.00
-20.00
-40.00
kontrol negatif aquadest kontrol positif Pb Pb+Na2CaEDTA Pb+Na2CaEDTA+Curcu
min
Gambar 20. Histogram standar deviasi kadar timbal pada hari ke-15
yang bermakna pada kadar timbal hari ke-15 (p = 0,013). Dari uji statistik Mann-
Whitney dan dari gambar 20 dapat diketahui perbedaan bermakna dijumpai pada
54
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Na2 CaEDTA tidak terdapat perbedaan yang bermakna. Hal ini menunjukkan
bahwa sudah terjadi akumulasi timbal dalam darah akibat pemejanan timbal
selama 15 hari. Perbedaan yang bermakna juga ditemui antara kelompok kontrol
Na2 CaEDTA dilanjutkan ekstrak etanol rimpang temulawak (p = 0,025). Hal ini
disebabkan perbedaan fungsi fisiologis organ masing- masing hewan uji yang
25.00
Mean BLL hari ke 30
20.00
15.00
10.00
5.00
0.00
-5.00
kontrol negatif aquadest kontrol positif Pb Pb+Na2CaEDTA Pb+Na2CaEDTA+Curcumi
n
Gambar 21. Histogram standar deviasi kadar timbal pada hari ke-30
yang bermakna pada kadar timbal hari ke-30 (p = 0,011). Dari uji statistik Mann-
perbedaan yang tidak bermakna. Hal ini karena pada hari ke-30 pada kedua
kelompok ini belum dilakukan pemejanan antidot Na2 CaEDTA maupun ekstrak
etanol rimpang temulawak sehingga kedua kelompok ini kadar timbal dalam
darah berbeda tidak bermakna. Jumlah timb al dalam darah berkurang karena
timbal mulai terdistribusi ke jaringan lunak dan tulang sehingga kadarnya turun.
Mean BLL hari ke 35
60.00
40.00
20.00
0.00
Gambar 22. Histogram standar deviasi kadar timbal pada hari ke-35
yang bermakna pada kadar timbal hari ke-35 (p = 0,002). Dari uji statistik Mann-
Whitney dan pada gambar 22 kadar timbal hari ke-35 menunjukkan bahwa terjadi
Na2 CaEDTA. Hal ini disebabkan ekstrak etanol rimpang temulawak mempunyai
56
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
10.00
8.00
6.00
Mean BLL hari ke 40
4.00
2.00
0.00
-2.00
-4.00
kontrol negatif aquadest kontrol positif Pb Pb+Na2CaEDTA Pb+Na2CaEDTA+Curcumin
Gambar 23. Histogram standar deviasi kadar timbal pada hari ke-40
yang bermakna pada kadar timbal hari ke-40 (p = 0,000). Dari uji statistik Mann-
Whitney dan pada gambar 23 menunjukkan bahwa pada hari ke-40 semua
dilanjutkan ekstrak etanol rimpang temulawak lebih rendah dari pada kelompok
etanol temulawak mempunyai potensi yang lebih besar dalam menurunkan kadar
timbal darah daripada pemberian Na2 CaEDTA saja. Jadi, hasil uji statistik
atau tidak bermakna antar kelompok dapat di ringkas dalam tabel VIII
57
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Tabel VIII. Hasil analisis perbedaan kadar timbal antarkelompok hewan uji
Hari Kelompok hewan uji
pengukuran I II III IV
I TB TB TB
II TB TB TB
Hari ke-0
III TB TB TB
IV TB TB TB
I B B B
II B TB TB
Hari ke-15
III B TB B
IV B TB B
I B TB B
II B TB TB
Hari ke-30
III TB TB TB
IV B TB TB
I TB B B
II TB TB TB
Hari ke-35
III B TB B
IV B TB B
I B B B
II B B B
Hari ke-40
III B B B
IV B B B
Ket.: Kelompok I = kontrol negatif aquadest 0,5 g/kgBB.
Kelompok II = kontrol positif timbal 0,5 g/kgBB.
Kelompok III = kontrol timbal 0,5 g/kgBB + Na 2CaEDTA 189 mg/kgBB.
Kelompok IV = perlakuan timbal 0,5 g/kgBB + Na2CaEDTA 189 mg/kgBB +
ekstrak etanol temulawak 137,61mg/kgBB
B = berbeda bermakna
TB = berbeda tidak bermakna
45
40
35
m)
30
D r
aahp
( p
25
d r
aTi b
m a
l
20
Ma
enKa
15
10
0
0 10 20 30 40
Hari Pengukuran
Gambar 24. Profil farmakokinetika timbal kelompok hewan uji akibat pemejanan
timbal hingga hari ke- 30.
58
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
masih 0 untuk hampir semua kelompok. Hal ini karena timbal belum dipejankan
ke hewan uji sehingga tidak ditemukan adanya timbal dalam darah hewan uji.
Tetapi untuk kelompok kontrol negatif aquadest sudah terbaca kadar timbal
sebesar 0,27 ppm, hal ini karena aquadest yang diberikan ternyata juga
kelompok mengalami peningkatan kadar timbal yang cukup besar. Dengan kadar
terendah pada kelompok kontrol negatif aquadest (9,67 ppm), hal ini karena pada
kelompok ini tidak dipejankan timbal, sehingga kadar timbal dalam darah
merupakan kadar yang paling rendah hasil dari aquadest yang ternyata juga
dengan kadar timbal yang paling tinggi (31,37 ppm). Pada pemejanan hari ke-30
terjadi penurunan kadar timbal untuk semua kelompok. Hal ini karena timbal yang
terdistribusi dalam darah mulai terdistribusi dalam jaringan lunak dan jaringan
keras. Jumlah timbal di dalam darah berkurang sehingga kadar yang terukur juga
mengalami penurunan.
Pada hari ke-35 kadar timbal justru mengalami kenaikan padahal setelah
hari ke-30, untuk kelompok Pb dilanjutkan antidot Na2 CaEDTA telah dipejankan
Na2 CaEDTA dilanjutkan ekstrak etanol rimpang temulawak yang bertujuan untuk
kadar timbal darah, namun tidak terlalu berdampak terhadap kadar timbal dalam
otak atau tulang (Katzung, 2004). Hal ini dikarenakan Na2 CaEDTA kurang
mampu menembus membran sel, dan sebab itu mengkhelasi ion logam
terjadi kenaikan kadar timbal karena adanya deposit timbal yang dalam bentuk
terikat terdapat pada jaringan keras seperti tulang, gigi, kuku, dan rambut ataupun
juga adanya deposit timbal yang terdapat pada jaringan lunak mengalami
redistribusi sehingga timbal terlepas dari jaringan keras dan jaringan lunak tadi
dalam darah. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian antidot Na2 CaEDTA
dalam kurun waktu lima hari. Dengan kata lain waktu lima hari bukanlah waktu
yang diperlukan untuk antidot Na2 CaEDTA dilanjutkan ekstrak etanol rimpang
Na2 CaEDTA lebih rendah daripada kelompok kontrol positif Pb. Hal ini
timbal darah dapat turun. Timbal yang terdeposit di dalam tulang akan berikatan
Na2 CaEDTA akan digantikan oleh timbal di dalam tubuh. Hal ini disebabkan
60
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
karena timbal dapat membentuk senyawa yang lebih stabil dengan EDTA
ketimbang Ca. Senyawa EDTA dengan timbal dikeluarkan melalui ginjal dan
akan ditemukan timbal dalam urin (Anonim, 2007c). Timbal yang berikatan
dengan Na2 CaEDTA akan membentuk suatu kompleks yang lebih polar sehingga
O
(3)
memiliki kemampuan yang lebih besar dalam menurunkan kadar timbal di dalam
darah dibandingkan dengan pemberian Na2 CaEDTA saja. Hal ini dibuktikan
dengan slope pada kelompok perlakuan Pb dan Na2 CaEDTA dilanjutkan ekstrak
etanol rimpang temulawak memberikan slope yang paling curam. Hal ini berarti
dari timbal. Peranan ekstrak etanol rimpang temulawak dalam penelitian ini
elektron yang bebas dan memungkinkan untuk mengikat logam berat (Pan et al.,
1999). Anonim (1998) menyebutkan bahwa zat kurkumin dapat berperan sebagai
(GS-x) yang terdapat di dalam hati. Enzim gluthatione ini berperan dalam
melenyapkan oksidator kuat (dalam hal ini adalah ion Pb) pada eritrosit dan
melindungi gugus enzim -SH eritrosit. Terdapat dua bagian dari kurkumin yang
dapat menyerang radikal bebas yaitu bagian methoxy phenolic dan bagian
CH3 O OCH3
methyl enic
HO OH phenolic
Keterangan :
S = substansi yang dioksidasi
AH = antioksidan phenolik
= antioksidan radikal
= spesies radikal yang lain atau spesies yang sama dengan A?
pemberian antidot Na2 CaEDTA mampu menurunkan kadar timbal darah tikus
dalam kurun waktu 10 hari pemberian. Dosis yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan dosis secara empiris yang secara umum digunakan oleh masyarakat
dalam mengkonsumsi temulawak. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lebih
BAB V
A. Kesimpulan
dapat menurunkan kadar timbal darah tikus dalam kurun waktu 10 hari
pemberian.
B. Saran
62
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1989, The Merck Index, 11th Ed., Merck and Co., Inc., Rahway, N.J.,
USA, 417
Anonim, 2000a, Acuan Sediaan Herbal.Depkes RI. Direktorat Jenderal POM. 79.
63
64
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Bassett,J., Denney, R.C., Jeffery, G.H., Mendham, J., 1994, Vogel’s Textbook of
Quantitative Inorganic Analysis Including Elementary Instrumental
Analysis, edisi 4, 942, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Brokaert, J., 2002, Analytical Atomic Spectrometry with Flames and Plasmas,
148,158-161,164, Wiley-Vch Verlag GmbH, Germany
Christian, G.D., 2004, Analitycal Chemistry, edisi 6, 107, John Wiley, United
State of America.
Ernie, H.P., Suyatna, F.D., Duherman, S.K., dan Pringgoutomo, S. 1996. Efek
Hepetoprotektor Kurkuminoid Intraperitoneal Pada Hati Tikus Yang
Terpajan Parasetamol Dosis Toksik, Majalah Farmakologi dan Terapi
Indonesia 12(1):11-14
Fessenden, J.R., Fessenden, S.J., 1982, Kimia Organik, Jilid I, Edisi III, Penerbit
Erlangga, Jakarta, 22
65
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Goldstein, B.D. and Kipen, H.M., 1994, Hematologic Disorder In Levy and
Wegman (eds): Occupational Health Recognizing and Preventing work-
Related Disease,3rd ed., Little Brown and Company, United State of
America
Hariono, B., 2005, Efek Pemberian Plumbum (timah Hitam) Anorganik pada
Tikus Putih (Rottus norvegicus),
http://jvs.ugm.ac.id/pdf/vol232/Bambang.pdf.
Juliardi, H., 1995. Pengaruh Ekstrak Gingseng Jawa Terhadap Kadar Hemoglobin
Darah Tikus Putih Yang Tercemar Timbal, Skripsi Biologi FMIPA-
Universitas Airlangga, Tidak Dipublikasikan
Katzung, B. G., 2004, Farmakologi Dasar dan Klinik, 428-429, EGC, Jakarta
Khopkar, S.M., 1990, Konsep Dasar Kimia Analitik, 274-287, UI Press, Jakarta.
Khopkar, S.M., 2003, Konsep Dasar Kimia Analitik, 274-287, UI Press, Jakarta
Kosnett, M.J., 2006, Poisoning and Drug Overdose, 5th edition, 446-448,
McGraw-Hill, California
Lacy, C.F., Amstrong, L.L., Goldman, M.P., Lance, L.L., 2003, Drug Information
Handbook, 11th edition, 467, Lexi-comp Inc., Hudson
Lukman, A.H.dan Toga, S., 1985, Temulawak Khasiat dan Aneka Kegiatnnya,
Simposium Nasional Temulawak, Bandung
Mutschler, E., 1991, Dinamika Obat, Penerbit ITB, Bandung, 736, 738, 739
Palar, H., 1994, Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat, Rineka Cipta, Jakarta
Pan MH, Huang TM, dan Lin JK, 1999. Biottransformation of Curcumin
Through Reduction and Glucuronidation in Mice, Drug Metabolism and
Disposition 27(1): 486-494
Stahl, E., 1969, Thin Layer Chromatography : A Laboratory Handbook, 2th. Ed.,
springer verlag, Berlin, 97 - 101
67
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Vogel, A.I., 1979, Vogel: Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro, diterjemahkan oleh L. Setiono, A. Hadyana Pudjaatmaka,
Edisi 5, 207, Kalman Media Pusaka, Jakarta.
Voigt, R., 1994, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Edisi ke-5, diterjemahkan
Dr. Soendani Noerono, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Wahyunengsih, C.T., Fedelia, F., Astoro, H.Y., Putri, E.S., 2007, Daya Terapi
Anti Racun Natrium Edetat dan Perasan Mentimun (Cucumis sativus L.)
terhadap Timbal (Pb), Laporan Penelitian, Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta.
Lampiran 1. Surat Pengesahan Determinasi 68
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
69
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Lampiran 7. Maserasi
75
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Dosis yang biasa digunakan pada manusia sebagai ramuan dalam obat
bahan kering. Bahan kering sebanyak 250 g tersebut diekstraksi menjadi 27,31 g,
jadi :
Indonesia (50 kg) adalah 1,1 g/hari. Untuk manusia dengan berat badan 70 kg :
70 x 1,092 = 1,52 g
50
Konversi ke mencit :
= 3,975 mg/20 g BB
D × BB = C × V
Keterangan:
V = volume larutan timbal asetat yang diberikan (mL) (½ volume maksimal yaitu 5
mL)
= 0,04 g/ mL
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Lampiran 12. Perhitungan Dosisdan konsentrasi Na2 CaEDTA
= 37,8 mg/200g
= 189 mg/kg BB
C = D.BB
V
= 189 mg / 1000 g.200 g
2,5 ml
= 15,12 mg/ml
Kurva baku
Hari ke 15
Kurva baku
82
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Hari ke 30
Kurva baku
Hari ke 35
Kurva baku
87
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Hari ke 40
Kurva baku
Kontrol positif Pb
Tabel I. Kadar timbal terlarut (ppm) kelompok perlakuan pada hari ke-0
Kadar
Kadar terukur Kadar sebenarnya
Kelompok perlakuan Replikasi rata-rata SD
(ppm) (ppm)
(ppm)
1 0,18 1,59
2 0,22 0,00
Kontrol negatif
aquadest 3 0,24 0,00 0,27 0,65
0,5g/kgBB/hari 4 0,07 0,00
5 0,07 0,00
6 0,13 0,00
1 -0,64 0,00
2 -1,13 0,00
Kontrol positif Pb
0,5g/kgBB/hari 3 -1,10 0,00 0,00 0,00
4 -1,80 0,00
5 -2,05 0,00
1 -2,38 0,00
2 -2,72 0,00
Pb 0,5g/kgBB/hari + 3 -2,83 0,00
Na 2CaEDTA 4 -3,38 0,00 0,00 0,00
189mg/kgBB/hari
5 -3,54 0,00
6 -3,32 0,00
7 -3,76 0,00
1 -0,35 0,00
Pb 0,5g/kgBB/hari + 2 -0,45 0,00
Na 2CaEDTA
189mg/kgBB/hari + 3 -0,61 0,00
4 -0,67 0,00 0,00 0,00
Ekstrak etanol
temulawak 5 -0,82 0,00
137,61mg/kgBB/hari 6 -0,78 0,00
7 -0,79 0,00
93
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Tabel II. Kadar timbal terlarut (ppm) kelompok perlakuan pada hari ke-15
Kadar
Kadar terukur Kadar sebenarnya
Kelompok perlakuan Replikasi rata-rata SD
(ppm) (ppm)
(ppm)
1 0,69 6,65
2 1,02 10,67
Kontrol negatif
3 0,51 6,18
aquadest 9,67 6,27
0,5g/kgBB/hari 4 0,50 5,28
5 0,76 7,32
6 2,01 21,90
1 1,16 7,95
2 2,63 22,17
Kontrol positif Pb
3 5,16 85,05 31,37 30,76
0,5g/kgBB/hari
4 1,99 15,97
5 1,88 25,72
1 2,43 18,74
2 2,32 28,26
Pb 0,5g/kgBB/hari + 3 2,64 20,96
Na 2CaEDTA 4 1,46 11,52 20,46 5,62
189mg/kgBB/hari 5 2,52 25,45
6 2,04 16,18
7 3,00 22,12
1 1,27 12,57
Pb 0,5g/kgBB/hari +
2 1,79 16,90
Na 2CaEDTA
3 1,13 11,05
189mg/kgBB/hari +
4 0,96 10,83 13,37 2,56
Ekstrak etanol
temulawak 5 1,64 16,28
137,61mg/kgBB/hari 6 1,42 15,88
7 1,13 12,58
Tabel III. Kadar timbal terlarut (ppm) kelompok perlakuan pada hari ke-30
Kadar
Kadar terukur Kadar sebenarnya
Kelompok perlakuan Replikasi rata-rata SD
(ppm) (ppm)
(ppm)
1 0,34 3,53
2 0,18 2,23
Kontrol negatif
3 0,31 3,09
aquadest 3,71 0,98
0,5g/kgBB/hari 4 0,42 4,21
5 0,51 5,06
6 0,30 4,14
1 0,78 13,91
2 1,08 11,94
Kontrol positif Pb
3 0,56 8,32 12,07 2,58
0,5g/kgBB/hari
4 0,99 11,20
5 1,02 14,97
1 1,53 14,47
2 1,26 13,65
Pb 0,5g/kgBB/hari + 3 0,91 11,00
Na 2CaEDTA 4 0,64 5,71 7,85 5,15
189mg/kgBB/hari 5 0,21 2,48
6 0,52 5,51
7 0,15 2,11
1 0,92 12,54
Pb 0,5g/kgBB/hari +
2 0.63 4,94
Na 2CaEDTA
3 1,16 10,14
189mg/kgBB/hari +
4 1,29 12,40 12,93 5,01
Ekstrak etanol
temulawak 5 1,40 16,89
137,61mg/kgBB/hari 6 2,14 20,86
7 1,22 12,73
94
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Tabel IV. Kadar timbal terlarut (ppm) kelompok perlakuan pada hari ke-35
Kadar
Kadar terukur Kadar sebenarnya
Kelompok perlakuan Replikasi rata-rata SD
(ppm) (ppm)
(ppm)
1 1,25 20,34
2 1,28 11,51
Kontrol negatif
3 1,31 11,85
aquadest 16,65 3,92
0,5g/kgBB/hari 4 1,58 18,71
5 1,96 19,34
6 1,67 18,14
1 1,80 16,50
2 1,76 19,32
Kontrol positif Pb
3 1,95 23,85 27,89 16,20
0,5g/kgBB/hari
4 2,03 23,42
5 2,14 56,35
1 2,08 25,57
2 2,22 25,13
Pb 0,5g/kgBB/hari + 3 2,24 37,42
Na 2CaEDTA 4 1,97 19,36 24,45 6,29
189mg/kgBB/hari 5 2,06 19,90
6 1,96 19,89
7 1,93 23,85
1 3,06 41,72
Pb 0,5g/kgBB/hari +
2 3,14 44,18
Na 2CaEDTA
3 3,06 33,68
189mg/kgBB/hari +
4 3,39 41,11 41,71 9,90
Ekstrak etanol
temulawak 5 3,40 37,95
137,61mg/kgBB/hari 6 4,91 61,72
7 3,02 31,57
Tabel V. Kadar timbal terlarut (ppm) kelompok perlakuan pada hari ke-40
Kadar
Kadar terukur Kadar sebenarnya
Kelompok perlakuan Replikasi rata-rata SD
(ppm) (ppm)
(ppm)
1 0,68 7,40
2 0,83 6,03
Kontrol negatif
aquadest 3 0,49 4,64 5,97 1,49
0,5g/kgBB/hari 4 0,57 5,90
5 0,66 7,83
6 0,48 4,00
1 0,46 4,36
2 0,38 2,92
Kontrol positif Pb
3 0,48 3,79 4,02 0,77
0,5g/kgBB/hari
4 0,51 3,99
5 0,59 5,03
1 0,34 2,34
2 0,56 7,10
Pb 0,5g/kgBB/hari + 3 0,14 0,71
Na 2CaEDTA 4 0,17 1,32 2,15 2,39
189mg/kgBB/hari 5 0,28 2,84
6 0,14 0,73
7 -0,07 0,00
1 -0,04 0,00
Pb 0,5g/kgBB/hari + 2 0,11 0,24
Na 2CaEDTA
3 0,00 0,00
189mg/kgBB/hari +
4 -0,05 0,00 0,03 0,09
Ekstrak etanol
5 -0,13 0,00
temulawak
137,61mg/kgBB/hari 6 -0,11 0,00
7 -0,18 0,00
95
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Lampiran 15. Uji Statistik Normalitas, Kruskal Wallis & Mann Whitney
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
BLL hari ke 0 25 100,0% 0 ,0% 25 100,0%
BLL hari ke 15 25 100,0% 0 ,0% 25 100,0%
BLL hari ke 30 25 100,0% 0 ,0% 25 100,0%
BLL hari ke 35 25 100,0% 0 ,0% 25 100,0%
BLL hari ke 40 25 100,0% 0 ,0% 25 100,0%
Descriptives
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
BLL hari ke 0 ,539 25 ,000 ,203 25 ,000
BLL hari ke 15 ,237 25 ,001 ,605 25 ,000
BLL hari ke 30 ,180 25 ,035 ,928 25 ,077
BLL hari ke 35 ,216 25 ,004 ,885 25 ,009
BLL hari ke 40 ,185 25 ,027 ,883 25 ,008
a. Lilliefors Significance Correction
Kruskal-Wallis Test
Ranks
Total 25
BLL hari ke 30 kontrol pensuspensi 6 5,50
kontrol Pb 5 17,40
kontrol Pb+Na2CaEDTA 7 11,57
Pb+Na2CaEDTA+
7 17,71
Curcumin
Total 25
BLL hari ke 35 kontrol pensuspensi 6 5,00
kontrol Pb 5 11,70
kontrol Pb+Na2CaEDTA 7 12,93
Pb+Na2CaEDTA+
7 20,86
Curcumin
Total 25
BLL hari ke 40 kontrol pensuspensi 6 21,33
kontrol Pb 5 16,60
kontrol Pb+Na2CaEDTA 7 11,71
Pb+Na2CaEDTA+
7 4,57
Curcumin
Total 25
97
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Test Statisticsa,b
BLL hari BLL hari BLL hari BLL hari
BLL hari ke 0 ke 15 ke 30 ke 35 ke 40
Chi-Square 3,167 10,728 11,154 15,230 18,685
df 3 3 3 3 3
Asymp. Sig. ,367 ,013 ,011 ,002 ,000
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: kelompok perlakuan
Mann-Whitney Test
Ranks
Test Statisticsb
BLL hari BLL hari BLL hari BLL hari
BLL hari ke 0 ke 15 ke 30 ke 35 ke 40
Mann-Whitney U 12,500 3,000 ,000 6,000 3,000
Wilcoxon W 27,500 24,000 21,000 27,000 18,000
Z -,913 -2,191 -2,739 -1,643 -2,191
Asymp. Sig. (2-tailed) ,361 ,028 ,006 ,100 ,028
Exact Sig. [2*(1-tailed a a a a a
,662 ,030 ,004 ,126 ,030
Sig.)]
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok perlakuan
98
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Mann-Whitney Test
Ranks
Test Statisticsb
BLL hari BLL hari BLL hari BLL hari
BLL hari ke 0 ke 15 ke 30 ke 35 ke 40
Mann-Whitney U 17,500 4,000 11,000 3,000 4,000
Wilcoxon W 45,500 25,000 32,000 24,000 32,000
Z -1,080 -2,429 -1,429 -2,571 -2,429
Asymp. Sig. (2-tailed) ,280 ,015 ,153 ,010 ,015
Exact Sig. [2*(1-tailed a a a a a
,628 ,014 ,181 ,008 ,014
Sig.)]
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok perlakuan
Mann-Whitney Test
99
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Ranks
Total 13
BLL hari ke 15 kontrol pensuspensi 6 4,67 28,00
Pb+Na2CaEDTA+
7 9,00 63,00
Curcumin
Total 13
BLL hari ke 30 kontrol pensuspensi 6 3,67 22,00
Pb+Na2CaEDTA+
7 9,86 69,00
Curcumin
Total 13
BLL hari ke 35 kontrol pensuspensi 6 3,50 21,00
Pb+Na2CaEDTA+
7 10,00 70,00
Curcumin
Total 13
BLL hari ke 40 kontrol pensuspensi 6 10,50 63,00
Pb+Na2CaEDTA+
7 4,00 28,00
Curcumin
Total 13
Test Statisticsb
BLL hari BLL hari BLL hari BLL hari
BLL hari ke 0 ke 15 ke 30 ke 35 ke 40
Mann-Whitney U 17,500 7,000 1,000 ,000 ,000
Wilcoxon W 45,500 28,000 22,000 21,000 28,000
Z -1,080 -2,000 -2,857 -3,000 -3,156
Asymp. Sig. (2-tailed) ,280 ,046 ,004 ,003 ,002
Exact Sig. [2*(1-tailed a a a a a
,628 ,051 ,002 ,001 ,001
Sig.)]
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok perlakuan
Mann-Whitney Test
100
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Ranks
Test Statisticsb
BLL hari BLL hari BLL hari BLL hari
BLL hari ke 0 ke 15 ke 30 ke 35 ke 40
Mann-Whitney U 17,500 16,000 8,000 13,500 5,000
Wilcoxon W 45,500 44,000 36,000 28,500 33,000
Z ,000 -,244 -1,543 -,651 -2,030
Asymp. Sig. (2-tailed) 1,000 ,808 ,123 ,515 ,042
Exact Sig. [2*(1-tailed a a a a a
1,000 ,876 ,149 ,530 ,048
Sig.)]
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok perlakuan
Mann-Whitney Test
101
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Ranks
Total 12
BLL hari ke 15 kontrol Pb 5 8,20 41,00
Pb+Na2CaEDTA+
7 5,29 37,00
Curcumin
Total 12
BLL hari ke 30 kontrol Pb 5 6,00 30,00
Pb+Na2CaEDTA+
7 6,86 48,00
Curcumin
Total 12
BLL hari ke 35 kontrol Pb 5 4,20 21,00
Pb+Na2CaEDTA+
7 8,14 57,00
Curcumin
Total 12
BLL hari ke 40 kontrol Pb 5 10,00 50,00
Pb+Na2CaEDTA+
7 4,00 28,00
Curcumin
Total 12
Test Statisticsb
BLL hari BLL hari BLL hari BLL hari
BLL hari ke 0 ke 15 ke 30 ke 35 ke 40
Mann-Whitney U 17,500 9,000 15,000 6,000 ,000
Wilcoxon W 45,500 37,000 30,000 21,000 28,000
Z ,000 -1,380 -,406 -1,868 -3,034
Asymp. Sig. (2-tailed) 1,000 ,167 ,685 ,062 ,002
Exact Sig. [2*(1-tailed a a a a a
1,000 ,202 ,755 ,073 ,003
Sig.)]
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok perlakuan
Mann-Whitney Test
102
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Ranks
Total 14
BLL hari ke 15 kontrol Pb+Na2CaEDTA 7 10,00 70,00
Pb+Na2CaEDTA+
7 5,00 35,00
Curcumin
Total 14
BLL hari ke 30 kontrol Pb+Na2CaEDTA 7 6,00 42,00
Pb+Na2CaEDTA+
7 9,00 63,00
Curcumin
Total 14
BLL hari ke 35 kontrol Pb+Na2CaEDTA 7 4,29 30,00
Pb+Na2CaEDTA+
7 10,71 75,00
Curcumin
Total 14
BLL hari ke 40 kontrol Pb+Na2CaEDTA 7 10,43 73,00
Pb+Na2CaEDTA+
7 4,57 32,00
Curcumin
Total 14
Test Statisticsb
BLL hari BLL hari BLL hari BLL hari
BLL hari ke 0 ke 15 ke 30 ke 35 ke 40
Mann-Whitney U 24,500 7,000 14,000 2,000 4,000
Wilcoxon W 52,500 35,000 42,000 30,000 32,000
Z ,000 -2,236 -1,342 -2,875 -2,797
Asymp. Sig. (2-tailed) 1,000 ,025 ,180 ,004 ,005
Exact Sig. [2*(1-tailed a a a a a
1,000 ,026 ,209 ,002 ,007
Sig.)]
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok perlakuan
103
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Ranks
Mean Rank
BLL hari ke 0 1,00
BLL hari ke 15 3,67
BLL hari ke 30 2,17
BLL hari ke 35 4,83
BLL hari ke 40 3,33
Test Statisticsa
N 6
Chi-Square 20,667
df 4
Asymp. Sig. ,000
a. Friedman Test
Ranks
Test Statisticsc
BLL hari ke BLL hari ke BLL hari ke BLL hari ke BLL hari ke BLL hari ke BLL hari ke BLL hari ke BLL hari ke BLL hari ke
15 - BLL 30 - BLL 35 - BLL 40 - BLL 30 - BLL 35 - BLL 40 - BLL 35 - BLL 40 - BLL 40 - BLL
hari ke 0 hari ke 0 hari ke 0 hari ke 0 hari ke 15 hari ke 15 hari ke 15 hari ke 30 hari ke 30 hari ke 35
Z -2,201a -2,201a -2,201a -2,201a -2,201b -1,782a -,943b -2,201a -1,992a -2,201b
Asymp. Sig. (2-tailed) ,028 ,028 ,028 ,028 ,028 ,075 ,345 ,028 ,046 ,028
a. Based on negative ranks.
b. Based on positive ranks.
c. Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
Mean Rank
BLL hari ke 0 1,00
BLL hari ke 15 4,20
BLL hari ke 30 3,20
BLL hari ke 35 4,60
BLL hari ke 40 2,00
Test Statisticsa
N 5
Chi-Square 18,080
df 4
Asymp. Sig. ,001
a. Friedman Test
Ranks
Test Statisticsc
BLL hari ke BLL hari ke BLL hari ke BLL hari ke BLL hari ke BLL hari ke BLL hari ke BLL hari ke BLL hari ke BLL hari ke
15 - BLL 30 - BLL 35 - BLL 40 - BLL 30 - BLL 35 - BLL 40 - BLL 35 - BLL 40 - BLL 40 - BLL
hari ke 0 hari ke 0 hari ke 0 hari ke 0 hari ke 15 hari ke 15 hari ke 15 hari ke 30 hari ke 30 hari ke 35
Z -2,023a -2,023a -2,023a -2,023a -1,483b -,405a -2,023b -2,023a -2,023b -2,023b
Asymp. Sig. (2-tailed) ,043 ,043 ,043 ,043 ,138 ,686 ,043 ,043 ,043 ,043
a. Based on negative ranks.
b. Based on positive ranks.
c. Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
Mean Rank
BLL hari ke 0 1,07
BLL hari ke 15 4,29
BLL hari ke 30 2,86
BLL hari ke 35 4,71
BLL hari ke 40 2,07
Test Statisticsa
N 7
Chi-Square 25,928
df 4
Asymp. Sig. ,000
a. Friedman Test
Ranks
Test Statisticsc
BLL hari ke BLL hari ke BLL hari ke BLL hari ke BLL hari ke BLL hari ke BLL hari ke BLL hari ke BLL hari ke BLL hari ke
15 - BLL 30 - BLL 35 - BLL 40 - BLL 30 - BLL 35 - BLL 40 - BLL 35 - BLL 40 - BLL 40 - BLL
hari ke 0 hari ke 0 hari ke 0 hari ke 0 hari ke 15 hari ke 15 hari ke 15 hari ke 30 hari ke 30 hari ke 35
Z -2,366a -2,366a -2,366a -2,201a -2,366b -1,352a -2,366b -2,366a -2,197b -2,366b
Asymp. Sig. (2-tailed) ,018 ,018 ,018 ,028 ,018 ,176 ,018 ,018 ,028 ,018
a. Based on negative ranks.
b. Based on positive ranks.
c. Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
Mean Rank
BLL hari ke 0 1,43
BLL hari ke 15 3,43
BLL hari ke 30 3,57
BLL hari ke 35 5,00
BLL hari ke 40 1,57
Test Statisticsa
N 7
Chi-Square 26,388
df 4
Asymp. Sig. ,000
a. Friedman Test
Ranks
Test Statisticsc
BLL hari ke BLL hari ke BLL hari ke BLL hari ke BLL hari ke BLL hari ke BLL hari ke BLL hari ke BLL hari ke BLL hari ke
15 - BLL 30 - BLL 35 - BLL 40 - BLL 30 - BLL 35 - BLL 40 - BLL 35 - BLL 40 - BLL 40 - BLL
hari ke 0 hari ke 0 hari ke 0 hari ke 0 hari ke 15 hari ke 15 hari ke 15 hari ke 30 hari ke 30 hari ke 35
Z -2,366a -2,366a -2,366a -1,000a -,338a -2,366a -2,366b -2,366a -2,366b -2,366b
Asymp. Sig. (2-tailed) ,018 ,018 ,018 ,317 ,735 ,018 ,018 ,018 ,018 ,018
a. Based on negative ranks.
b. Based on positive ranks.
c. Wilcoxon Signed Ranks Test
112
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Lampiran 17. Kadar timbal darah setelah pemejanan timbal hasil orientasi selama 45 hari
Tabel VI. Kadar timbal darah (ppm) selama 45 hari dan perkiraan kadar timbal darah hari ke-30
Replikasi Kadar timbal darah Perkiraan kadar timbal hari ke-30
1. Identitas Alat
a. Nama alat : AAS
b. Merk : Hitachi
c. Tipe/no. Seri : Z. 8000
d. Kapasitas : 300 sampel / bulan
2. Pemilik Alat
a. Nama : LPPT UGM
b. Alamat : jln Kaliurang, Km 4Yogyakarta
3. Standar : Kalibrator
Nama : standar solution (Cu, Cd, Cr, Mn, Ni, Pb, Zn) (Merck)
Ketelusuran : Cu, Cd, Mn, Ni, Pb, Zn = SRM 682
Cr = SRM 3112 a
4. Pelaksanaan Kalibrasi
a. tanggal : 6-8 Agustus 2007
b. Tempat : LPPT unit I
c. Suhu ruangan : 26 °C
d. Kelembaban : 62%
5. Hasil Kegiatan
A. Uji Sensitifitas Detektor (logam Cu 5 ppm)
Pembacaan Rata - rata
0,1266 0,1263
0,1261 SD : 2,52 x 10-4
0,1263 RSD : 0,20 %
Lampiran 19. Hasil Optimasi SSA Hitachi Z-8000 Polarized Zeeman untuk
BIOGRAFI PENULIS