Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TENTANG FRAKTUR PADA KELUARGA

Pokok bahasan : Kegawatdaruratan


Sub pokok bahasan : Penyuluhan Tentang Fraktur
Hari/Tanggal : Rabu, 11 Mei 2020
Waktu : 40 menit
Penyaji : Mahasiswa Keperawatan
Tempat : Rumah Keluarga

A. LATAR BELAKANG
Negara Indonesia merupakan negara berkembang yang berada dalam taraf
halusinasi menuju industrialisasi tentunya akan mempengaruhi peningkatan
mobilisasi masyarakat /mobilitas masyarakat yang meningkat otomatisasi
terjadi peningkatan penggunaan alat-alat transportasi /kendaraan bermotor
khususnya bagi masyarakat yang tinggal diperkotaan. Sehingga menambah
“kesemrawutan” arus lalu lintas. Arus lalu lintas yang tidak teratur dapat
meningkatkan kecenderungan terjadinya kecelakaan kendaraan bermotor.
Kecelakaan tersebut sering kali menyebabkan cidera tulang atau disebut fraktur.
Menurut Smeltzer (2001 : 2357) fraktur adalah terputusnya kontinuitas
tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya.
Berdasarkan data dari rekam medik RS Fatmawati di ruang Orthopedi
periode Januari 2005 s/d Juli 2005 berjumlah 323 yang mengalami gangguan
muskuloskletel, termasuk yang mengalami fraktur Tibia Fibula berjumlah 31
orang (5,59%).
Penanganan segera pada klien yang dicurigai terjadinya fraktur adalah
dengan mengimobilisasi bagian fraktur adalah salah satu metode mobilisasi
fraktur adalah fiksasi Interna melalui operasi Orif (Smeltzer, 2001 : 2361).
Penanganan tersebut dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi.
Komplikasi umumnya oleh akibat tiga fraktur utama yaitu penekanan lokal,
traksi yang berlebihan dan infeksi (Rasjad, 1998 : 363).

1 SAP PENYULUHAN DIARE_PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN 2011


Peran perawat pada kasus fraktur meliputi sebagai pemberi asuhan
keperawatan langsung kepada klien yang mengalami fraktur, sebagai pendidik
memberikan pendidikan kesehatan untuk mencegah komplikasi, serta sebagai
peneliti yaitu dimana perawat berupaya meneliti asuhan keperawatan kepada
klien fraktur melalui metode ilmiah.
B. SASARAN
Sasaran dalam penyuluhan ini yaitu seluruh keluarga

C. GARIS BESAR MATERI


1. Pengertian
2. Penyebab fraktur
3. Manefestasi klinis fraktur
4. Klasifikasi/Jenis fraktur
5. Proses penyembuhan tulang fraktur
6. Konsep dasar penanganan fraktur
7. Komplikasi fraktur
D. PELAKSANAAN KEGIATAN
 Acara
No Kegiatan Penyuluh Kegiatan Audien Waktu
1. Pembukaan : a. Membalas salam
1. Menyampaikan salam b. Mendengarkan dengan aktif
5 menit
2. Menjelaskan tujuan c. Mendengarkan dan
3. Apersepsi (menanyakan ) memberikan respon
2. Pelaksanaan dan Demonstrasi a. Mendengarkan, 20
1. Pengertian memperhatikan menit
2. Penyebab fraktur b. Menanyakan hal-hal yang
3. Manefestasi klinis fraktur belum jelas
4. Klasifikasi/Jenis fraktur
5. Proses penyembuhan tulang
fraktur
6. Konsep dasar penanganan
fraktur

2 SAP PENYULUHAN DIARE_PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN 2011


7. Komplikasi fraktur
3. Evaluasi Mengajukan pertanyaan
Memberikan kesempatan
kepada audiens untuk bertanya 10
kemudian menjawab Menit
pertanyaan audiens

4. Terminasi
1.Menyimpulkan hasil a. Aktif bersama dalam
5 Menit
penyuluhan menyimpulkan
2. Memberikan salam b. Membalas salam
40
Menit

 Setting Tempat
Ruang Keluarga.

DENAH LOKASI

Keterangan :

= Penyaji

= Observer

= Audiens
E. METODE
 Ceramah
 Tanya jawab
 Demonstrasi

F. MEDIA
 Lembar balik
 Leaflet
 Gelas belimbing

3 SAP PENYULUHAN DIARE_PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN 2011


 Sendok
 Gula
 Garam
 Air matang

G. PENGORGANISASIAN
Penyaji I : Rizal Hidayat

H. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Persiapan Media
Media yang digunakan dalam penyuluhan semua lengkap dan dapat
digunakan dalam penyuluhan yaitu :
 Lembar balik
 Leaflet
 Gelas belimbing
 Sendok
 Gula
 Garam
 Air matang
b. Persiapan Materi
Materi disiapkan dalam bentuk lembar balik dan leaflet dengan
ringkas, menarik, lengkap mudah di mengerti oleh peserta penyuluhan.
c. Persiapan Peserta
Penyuluhan mengenai diare diberikan kepada seluruh keluarga Bapak
DN. Peserta telah diinformasikan sebelum dilaksanakan penyuluhan.

2. Evaluasi Proses
a. Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan peserta
penyuluhan memahami materi penyuluhan yang diberikan.
b. Peserta penyuluhan memperhatikan materi yang diberikan.

4 SAP PENYULUHAN DIARE_PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN 2011


c. Selama proses penyuluhan terjadi interaksi antara penyuluh dengan
sasaran.
d. Kehadiran peserta diharapkan 80% dan tidak ada peserta yang
meninggalkan tempat penyuluhan selama kegiatan berlangsung.

3. Evaluasi Hasil
1. Evaluasi struktur
Pengorganisasian dari moderator, penyaji, fasilitator, dan observer
dapat menjalankan tugas sesuai kewajibannya masing - masing.
2. Evaluasi proses
Peserta mampu mengikuti jalannya penyuluhan dengan baik dan
penuh antusias.
3. Evaluasi hasil
Audien dapat mengerti dengan materi yang telah disampaikan dan
dapat melakukan menjawab pertanyaan penyaji dengan benar tanpa
melihat leaflet.
Prosedur : Post tes
Jenis Tes : Pertanyaan lisan

Pertanyaan :
1) Apa yang dimaksud dengan fraktur ?
2) Sebutkan 4 dari 8 penyebab terjadinya fraktur !
3) Sebutkan 3 cara penularan fraktur!
4) Sebutkan 5 dari 9 tanda dan gejala penyakit fraktur !
5) Sebutkan apa saja bahaya fraktur!
6) Sebutkan 2 dari 3 pertolongan di rumah bila ada anggota
keluarga yang fraktur!
7) Sebutkan 2 dari 3 upaya menciptakan lingkungan rumah dan
perilaku yang bersih dan sehat!

5 SAP PENYULUHAN DIARE_PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN 2011


8) Bagaimana cara pembuatan larutan gula garam dengan baik
dan benar?
(Kunci jawaban terlampir dalam materi)

I. DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Fraktur_tulang
http://askep-kesehatan.blogspot.com/2009/01/fraktur-tibia-fibula.html

LAMPIRAN MATERI

1. PENGERTIAN
Fraktur adalah terputusnya hubungan atau kontinuitas tulang karena stress
pada tulang yang berlebihan (Luckmann and Sorensens, 1993 : 1915) Fraktur
adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik kekuatan

6 SAP PENYULUHAN DIARE_PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN 2011


dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang itu sendiri, dan jaringan lunak
disekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi itu lengkap atau
tidak lengkap. (Price and Wilson, 1995 : 1183)
Fraktur menurut Rasjad (1998 : 338) adalah hilangnya konstinuitas tulang,
tulang rawan sendi, tulang rawan epifisis, baik yang bersifat total maupun yang
parsial.
Fraktur Tibia Fibula adalah terputusnya tulang tibia dan fibula.
2. PENYEBAB FRAKTUR
Penyebab fraktur diantaranya :
a. Trauma
1) Trauma langsung : Benturan pada tulang mengakibatkan ditempat tersebut.
2) Trauma tidak langsung : Titik tumpu benturan dengan terjadinya fraktur
berjauhan.
b. Fraktur Patologis
Fraktur disebabkan karena proses penyakit seperti osteoporosis, kanker tulang
dan lain-lain.
c. Degenerasi
Terjadi kemunduran patologis dari jaringan itu sendiri : usia lanjut
d. Spontan
Terjadi tarikan otot yang sangat kuat seperti olah ragah
3. Manifestasi Klinis
a. Nyeri local
b. Pembengkakan
c. Eritema
d. Peningkatan suhu
e. Pergerakan abnormal
4. Klasifikasi / Jenis
a. Fraktur komplet : Fraktur / patah pada seluruh garis tengah tulang dan
biasanya mengalami pergeseran dari posisi normal.
b. Fraktur tidak komplet : Fraktur / patah yang hanya terjadi pada sebagian dari
garis tengah tulang.

7 SAP PENYULUHAN DIARE_PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN 2011


c. Fraktur tertutup : Fraktur yang tidak menyebabkan robeknya kulit, jadi
fragmen frakturnya tidak menembus jaringan kulit.
d. Fraktur terbuka : Fraktur yang disertai kerusakan kulit pada tempat fraktur
(Fragmen frakturnya menembus kulit), dimana bakteri dari luar bisa
menimbulkan infeksi pada tempat fraktur (terkontaminasi oleh benda asing)
i. Grade I : Luka bersih, panjang <>
ii. Grade II : Luka lebih besar / luas tanpa kerusakan jaringan lunak yang
ekstensif
iii. Grade III : Sangat terkontaminasi dan mengalami kerusakan jaringan lunak
yang ekstensif, merupakan yang paling berat.
e. Jenis khusus fraktur
 Greenstick : Fraktur dimana salah satu sisi tulang patah, sedang sisi
lainnya membengkok.
 Tranversal : Fraktur sepanjang garis tengah tulang.
 Oblik : Fraktur membentuk sudut dengan garis tengah tulang.
 Spiral : Fraktur memuntir seputar batang tulang
 Kominutif : Fraktur dengan tulang pecah menjadi beberapa fragmen
 Depresi : Fraktur dengan fragmen patahan terdorong kedalam (sering
terjadi pada tulang tengkorak dan tulang wajah)
 Kompresi : Fraktur dimana tulang mengalami kompresi (terjadi pada
tulang belakang)
 Patologik : Fraktur yang terjadi pada daerah tulang berpenyakit (kista
tulang, penyakit pegel, tumor)
 Avulsi : Tertariknya fragmen tulang oleh ligament atau tendon pada
perlekatannya
 Epifiseal : Fraktur melalui epifisis
 Impaksi : Fraktur dimana fragmen tulang terdorong ke fragmen
tulang lainnya.
5. Proses Penyembuhan Tulang
a) Stadium Pembentukan Hematoma

8 SAP PENYULUHAN DIARE_PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN 2011


Hematoma terbentuk dari darah yang mengalir dari pembuluh darah yang
rusak, hematoma dibungkus jaringan lunak sekitar (periostcum dan otot)
terjadi 1 – 2 x 24 jam.
b) Stadium Proliferasi
Sel-sel berproliferasi dari lapisan dalam periostcum, disekitar lokasi fraktur
sel-sel ini menjadi precursor osteoblast dan aktif tumbuh kearah fragmen
tulang. Proliferasi juga terjadi dijaringan sumsum tulang, terjadi setelah hari
kedua kecelakaan terjadi.
c) Stadium Pembentukan Kallus
Osteoblast membentuk tulang lunak / kallus memberikan regiditas pada
fraktur, massa kalus terlihat pada x-ray yang menunjukkan fraktur telah
menyatu. Terjadi setelah 6 – 10 hari setelah kecelakaan terjadi.
d) Stadium Konsolidasi
Kallus mengeras dan terjadi proses konsolidasi, fraktur teraba telah menyatu,
secara bertahap-tahap menjadi tulang matur. Terjadi pada minggu ke 3 – 10
setelah kecelakaan.
e) Stadium Remodelling
Lapisan bulbous mengelilingi tulang khususnya pada kondisi lokasi eks
fraktur. Tulang yang berlebihan dibuang oleh osteoklas. Terjadi pada 6 -8
bulan.
6. Konsep Dasar Penanganan Faktur
Ada empat konsep dasar dalam menangani fraktur, yaitu :
a. Rekognisi
Rekognisi dilakukan dalam hal diagnosis dan penilaian fraktur.
Prinsipnya adalah mengetahui riwayat kecelakaan, derajat
keparahannya, jenis kekuatan yang berperan dan deskripsi tentang
peristiwa yang terjadi oleh penderita sendiri.
b. Reduksi
Reduksi adalah usaha / tindakan manipulasi fragmen-fragmen seperti
letak asalnya. Tindakan ini dapat dilaksanakan secara efektif di dalam
ruang gawat darurat atau ruang bidai gips. Untuk mengurangi nyeri

9 SAP PENYULUHAN DIARE_PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN 2011


selama tindakan, penderita dapat diberi narkotika IV, sedative atau
blok saraf lokal.
c. Retensi
Setelah fraktur direduksi, fragmen tulang harus dimobilisasi atau
dipertahankan dalam posisi dan kesejajaran yang benar sampai terjadi
penyatuan. Immobilisasi dapat dilakukan dengan fiksasi eksterna atau
interna. Metode fiksasi eksterna meliputi gips, bidai, traksi dan teknik
fiksator eksterna.
d. Rehabilitasi
Merupakan proses mengembalikan ke fungsi dan struktur semula
dengan cara melakukan ROM aktif dan pasif seoptimal mungkin
sesuai dengan kemampuan klien. Latihan isometric dan setting otot.
Diusahakan untuk meminimalkan atrofi disuse dan meningkatkan
peredaran darah.
7. Komplikasi
Komplikasi fraktur dapat dibagi menjadi :
a. Komplikasi Dini
Nekrosis kulit
Osteomielitis
Kompartement sindrom
Emboli lemak
Tetanus
b. Komplikasi Lanjut
Kelakuan sendi
Penyembuhan fraktur yang abnormal : delayed union, mal union dan
non union.
Osteomielitis kronis
Osteoporosis pasca trauma
Ruptur tendon

1 SAP PENYULUHAN DIARE_PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN 2011


0

Anda mungkin juga menyukai