Tugas TTM 6 Kewarganegaraan Hifzur Rahman - OSEANOGRAFI - FPIK - 2020
Tugas TTM 6 Kewarganegaraan Hifzur Rahman - OSEANOGRAFI - FPIK - 2020
Resume 6
A. Arti Geostrategi
Secara etimologi kata geostrategi berasal dari kata geo (bahasa Yunani) dan strategi. Geo berarti
bumi dan tidak lepas dari pengaruh letak dan kondisi geografus bumi yang menjadi wilayah
hidup. Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2002), strategi adalah ilmu dan seni
menggunakan semua sumberdaya bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu baik dalam
keadaan perang maupun damai.
Dengan demikian, geostrategi adalah suatu cara (strategi) atau pendekatan dalam memanfaatkan
kondisi lengkungan geografls negara dalam menentukan kebijakan, tujuan dan sarana untuk
mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional. Geostrategi memberi arahan tentang
bagaimana merancang strategi pembangunan guna mewujudkan masa depan yang lebih baik,
aman dan sejahtera.
Tumbul pernyataan “berapa besar pengaruh faktor konstelasi geografl dalam merumuskan politik
nasional dan strategi nasional”?. Ada dua paham atau teori yang memberikan jawaban, yaitu:
Paham determinis
Paham possibilities
Konsepsi ketahanan nasional sendiri mengandung unsur esensial berupa keuletan dan
ketangguhan. Konsepsi ini telah diterapkan oleh bangsa Indonesia sejak masa lampau dan
penerapannya sekarang disesuaikan dengan tuntutan dan tantangan zaman. Dalam rangka
menjamin eksistensi bangsa dan negara di masa kini dan di masa yang akan datang, bangsa
Indonesia harus tetap memiliki keuletan dan ketangguhan yang perlu dibina secara konsisten dan
berkelanjutan. Konsepsi ketahanan nasional memiliki latar belakang sejarah kelahirannya di
Indonesia. Gagasan tentang ketahanan nasional bermula pada awal tahun 1960-an pada kalangan
militer angkatan darat di SSKAD yang sekarang bernama SESKOAD (Sunardi, 1997). Masa itu
adalah sedang meluasnya pengaruh komunisme yang berasal dari Uni Sovyet dan Cina.
Rumusan pertama tahun 1968 Ketahanan Nasional adalah keuletan dan daya tahan kita dalam
menghadapi segala kekuatan baik yang datang dari luar maupun dari dalam yang langsung
maupun tidak langsung membahayakan kehidupan negara dan bangsa Indonesia.
Rumusan kedua tahun 1969 yang merupakan penyempurnaan berbunyi Ketahanan Nasional
adalah keuletan dan daya tahan suatu bangsa yang mengandung kemampuan untuk
mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi segala ancaman baik yang datang dari
luar maupun dari dalam.
Rumusan ketiga tahun 1972 Ketahanan Nasional merupakan kondisi dinamis suatu bangsa,
berisikan keuletan dan ketangguhan, yang mengandung kemampuan mengembangkan
kekuatan nasional.
Yang dimaksud dengan asas-asas Ketahanan Nasional Indonesia adalah tata laku yang relatif
telah tersusun dan yang dilandasi nilai-nilai budaya bangsa yang merupakan pedoman bagi
pengembangan Ketahanan Nasional Indonesia, yang meliputi:
1. Asas Kesejahteraan dan Keamanan negara menggunakan asas kesejahteraan dan keamanan
yang senantiasa terdapat pada setiap saat dalam kehidupan nasional.
3. Asas Mawas kedalam dan mawas keluar, Sistem kehidupan nasional akan selalu berorientasi
denhan lingkungannya, baik lingkungan dalam maupun lingkungan luar.
Kinerja atau daya penampilan Ketahanan Nasional Indonesia memiliki ciri-ciri sebagai berikut
1. Mandiri: Ketahanan Nasional bersifat percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri dengan
keuletan dan ketangguhan yang mengandung prinsip tidak mudah menyerah.
3. Manunggat: Ketahanan nasional bersifat manunggal, dalam arti terdapat integrasi yang serasi
dan selaras antara trigatra dan pancagatra.
Metode Astagatra pada hakekatnya adalah metode analiisis ketahanan nasional, terutama dalam
memecahkan masalah-masalah nasional. Ketahanan nasional mencerminkan keterpaduan
delapan gatra (Astagatra) Kehidupan Nasional.Secara umum rincian astagatra adalah sebagai
berikut:
1. Trigatra atau tiga aspek alamiah meliputi : posisi dan lokasi geograh negara, keadaan dan
kemampuan penduduk, serta keadaan dan kekayaan alam. Ketiga aspek tersebut
mengandung unsur-unsur yang bersifat relatif tetap atau statis.
2. Pancagatra atau lima aspek sosial meliputi : Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial Budaya dan
Pertahanan Keamanan.
3. Hubungan Antara Trigatra dan Pancagatra terdapat hubungan timbaI-balik yang erat dalam
bentuk korelasi dan interdependensi. Hubungan antara Trigatra dan Pancagatra merupakan
suatu kesatuan yang bulat yang dinamakan Astagatra.
4. Hubungan Antargatra dalam Trigatra adalah bersifat hubungan timbaI-balik dan saling
mempengaruhi.