Anda di halaman 1dari 16

GEOLOGI LAUT

“Tektonisme Dasar Laut”

Oleh :
Hifzur Rahman
I1F119014

Program Studi Oseanografi


Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Haluoleo
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan
beragam nikmat-Nya kepada kita semua sehingga Alhamdulillah kami diberikan kelancaran
dalam membuat makalah mata kuliah Geologi Laut. Salawat dan salam semoga selamanya
tercurah dan terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, para sahabatnya serta
seluruh umatnya termasuk kita yang akan melanjutkan perjuangan dakwahnya semoga kita akan
mendapatkan safa’atnya nanti diakhirat, amin.

Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada seluruh pihak yang
telah membantu menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, karena kami pun masih dalam tahap belajar. Oleh karena itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan makalah-makalah
selanjutnya di kemudian hari. Semoga Makalah ini memberikan manfaat yang besar bagi kita
semua.

Kendari,25 April 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………... 1


1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………….. 1
1.2 Tujuan …………………………………………………………………………... 1
1.3 Manfaat………………………………………………………………………….. 1

BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………………. 2


2.1 Teori Lempeng Tektonik ..………………………………………………………. 2
2.1.1 Batas Lempeng Divergen………………………………………………….. 2
2.2 Pergerakan Lempeng Tektonik ………………………………………………….. 3
2.2.1 Batas Lempeng Divergen…………………………………………………. 4
2.2.2 Batas Lempeng Konvergen……………………………………………….. 5
2.2.3 Batas Transform…………………………………………………………... 9
2.3. Perkembangan Tektonik di Indonesia ………………………………………… 10

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan…………………………………………………………..................... 12
3.2 Saran …………………………………………………………………………….. 12

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Permukaan bumi ini terdiri dari 70% lautan yang sangat kaya akan sumber daya alam.
Efisiensi dalam pengelolaan sumber daya alam kelautan akan sangat bergantung pada
pengetahuan dan pengertian tentang lautan itu sendiri (Hutabarat dan Evans, 1985). Oleh sebab
itu dibutuhkan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang dapat menyajikan kondisi laut dengan baik.

Bentuk relief dasar laut merupakan salah satu kondisi laut yang begitu unik yang terdiri dari
banyak bentukan yang tidak dapat dilihat langsung secara kasatmata.Topografi laut dapat
dikenali dari suatu peta Bathimetri. Peta batimetri tidak sedetil peta rupa bumi yang menyajikan
data ketinggian dan kenampakan permukaan bumi. Topografi laut yang bersumberkan dari peta
Bathimetri dapat digunakan untuk berbagai kepentingan misalnya dalam sektor perhubungan
laut, pertambangan, eksplorasi, penelitian, dan sebagainya.

Bentuk relief (topografi) dasar laut yang berbeda di setiap perairan ini ternyata dapat
mempengaruhi gerakan arus. Arus adalah pergerakan massa air secara vertikal dan horizontal
sehingga menuju keseimbangannya, atau gerakan air yang sangat luas yang terjadi di seluruh
lautan dunia (Hutabarat dan Evans, 1986). Arus juga merupakan gerakan mengalir suatu massa
air yang dikarenakan tiupan angin atau perbedaan densitas atau pergerakan gelombang panjang
(Nontji,1987). Pergerakan arus dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain arah angin, perbedaan
tekanan air, perbedaan densitas air, gayaCoriolis dan arus Ekman, topografi dasar laut, serta arus
permukaan.

1.2 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami teori Tektonik.


2. Agar mahasiswa mengetahui dan memahami tentang Perkembangan dan pergerakan
lempeng tektonik.

1.3 Manfaat

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan pengetahuan tentang teori
tektonik dan Pergerakan lempeng Tektonik.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 . Teori Lempeng Tektonik

Teori Tektonik Lempeng adalah teori dalam bidang geologi yang dikembangkan untuk memberi
penjelasan terhadap adanya bukti-bukti pergerakan skala besar yang dilakukan oleh litosfer
bumi. Teori ini telah mencakup dan juga menggantikan Teori Pergeseran Benua yang lebih
dahulu dikemukakan pada paruh pertama abad ke-20 dan konsep seafloor spreading yang
dikembangkan pada tahun 1960-an. Bagian terluar dari interior bumi terbentuk dari dua lapisan.
Di bagian atas terdapat litosfer yang terdiri atas kerak dan bagian teratas mantel bumi yang kaku
dan padat. Di bawah lapisan litosfer terdapat astenosfer yang berbentuk padat tetapi bisa
mengalir seperti cairan dengan sangat lambat dan dalam skala waktu geologis yang sangat lama
karena viskositas dan kekuatan geser (shear strength) yang rendah. Lebih dalam lagi, bagian
mantel di bawah astenosfer sifatnya menjadi lebih kaku lagi. Penyebabnya bukanlah suhu yang
lebih dingin, melainkan tekanan yang tinggi.

Lapisan litosfer dibagi menjadi lempeng-lempeng tektonik (tectonic plates). Di bumi, terdapat
tujuh lempeng utama dan banyak lempeng-lempeng yang lebih kecil. Lempeng-lempeng litosfer
ini menumpang di atas astenosfer. Mereka bergerak relatif satu dengan yang lainnya di batas-
batas lempeng, baik divergen (menjauh), konvergen (bertumbukan), ataupun transform
(menyamping). Gempa bumi, aktivitas vulkanik, pembentukan gunung, dan pembentukan palung
samudera semuanya umumnya terjadi di daerah sepanjang batas lempeng. Pergerakan lateral
lempeng lazimnya berkecepatan 50-100 mm/a.

2.1.1 Perkembangan Teori Lempeng Tektonik

Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, geolog berasumsi bahwa kenampakan-kenampakan
utama bumi berkedudukan tetap. Kebanyakan kenampakan geologis seperti pegunungan bisa
dijelaskan dengan pergerakan vertikal kerak seperti dijelaskan dalam teori geosinklin. Sejak
tahun 1596, telah diamati bahwa pantai Samudera Atlantik yang berhadap-hadapan antara benua
Afrika dan Eropa dengan Amerika Utara dan Amerika Selatan memiliki kemiripan bentuk dan
nampaknya pernah menjadi satu. Ketepatan ini akan semakin jelas jika kita melihat tepi-tepi dari
paparan benua di sana. Sejak saat itu banyak teori telah dikemukakan untuk menjelaskan hal ini,
tetapi semuanya menemui jalan buntu karena asumsi bahwa bumi adalah sepenuhnya padat
menyulitkan penemuan penjelasan yang sesuai.

Teori Tektonik Lempeng berasal dari Hipotesis Pergeseran Benua yang dikemukakan Alfred
Wegener tahun 1912. dan dikembangkan lagi dalam bukunya The Origin of Continents and
Oceans terbitan tahun 1915. Ia mengemukakan bahwa benua-benua yang sekarang ada dulu
adalah satu bentang muka yang bergerak menjauh sehingga melepaskan benua-benua tersebut
dari inti bumi seperti bongkahan es dari granit yang bermassa jenis rendah yang mengambang di
atas lautan basal yang lebih padat. Namun, tanpa adanya bukti terperinci dan perhitungan gaya-
gaya yang dilibatkan, teori ini dipinggirkan. Mungkin saja bumi memiliki kerak yang padat dan
inti yang cair, tetapi tampaknya tetap saja tidak mungkin bahwa bagian-bagian kerak tersebut
dapat bergerak-gerak. Di kemudian hari, dibuktikanlah teori yang dikemukakan geolog Inggris
Arthur Holmes tahun 1920 bahwa tautan bagian-bagian kerak ini kemungkinan ada di bawah
laut. Terbukti juga teorinya bahwa arus konveksi di dalam mantel bumi adalah kekuatan
penggeraknya.

Bukti pertama bahwa lempeng-lempeng itu memang mengalami pergerakan didapatkan dari
penemuan perbedaan arah medan magnet dalam batuan-batuan yang berbeda usianya. Penemuan
ini dinyatakan pertama kali pada sebuah simposium di Tasmania tahun 1956. Mula-mula,
penemuan ini dimasukkan ke dalam teori ekspansi bumi, namun selanjutnya justeru lebih
mengarah ke pengembangan teori tektonik lempeng yang menjelaskan pemekaran (spreading)
sebagai konsekuensi pergerakan vertikal batuan, tetapi menghindarkan keharusan adanya bumi
yang ukurannya terus membesar atau berekspansi dengan memasukkan zona subduksi/hunjaman
(subduction zone), dan sesar translasi. Pada waktu itulah teori tektonik lempeng berubah dari
sebuah teori yang radikal menjadi teori yang umum dipakai dan kemudian diterima secara luas di
kalangan ilmuwan. Penelitian lebih lanjut tentang hubungan antara seafloor spreading dan
balikan medan magnet bumi oleh geolog Harry Hammond Hess dan oseanograf Ron G. Mason
menunjukkan dengan tepat mekanisme yang menjelaskan pergerakan vertikal batuan yang baru.

Penelitian tentang dasar laut dalam, sebuah cabang geologi kelautan yang berkembang pesat
pada tahun 1960-an memegang peranan penting dalam pengembangan teori ini. Sejalan dengan
itu, teori tektonik lempeng juga dikembangkan pada akhir 1960-an dan telah diterima secara
cukup universal di semua disiplin ilmu, sekaligus juga membaharui dunia ilmu bumi dengan
memberi penjelasan bagi berbagai macam fenomena geologis dan juga implikasinya di dalam
bidang lain seperti paleogeografi dan paleobiologi. Lempeng tektonik terbentuk oleh kerak benua
(continental crust) ataupun kerak samudra (oceanic crust), dan lapisan batuan teratas dari mantel
bumi (earth’s mantle). Kerak benua dan kerak samudra, beserta lapisan teratas mantel ini
dinamakan litosfer. Kepadatan material pada kerak samudra lebih tinggi dibanding kepadatan
pada kerak benua. Demikian pula, elemen-elemen zat pada kerak samudra (mafik) lebih berat
dibanding elemen-elemen pada kerak benua.

2.2 Pergerakan Lempeng

Berdasarkan arah pergerakannya, perbatasan antara lempeng tektonik yang satu dengan
lainnya terbagi dalam 3 jenis, yaitu divergen, konvergen, dan transform. Selain itu, ada jenis lain
yang cukup kompleks namun jarang, yaitu pertemuan simpang tiga(triple junction) dimana tiga
lempengkerak bertemu.
2.2.1 Batas Lempeng Divergen

Divergen adalah pergerakan lempeng tektonik yang saling menjauh satu sama
lainnya atau dapat dapat disebut (break apart) atau terpecah. Pemisahan ini disebabkan
karena adanya gaya tarik yang mengakibatkan naiknya magma kepermukaan dan membentuk
material baru berupa lava yang kemudian berdampak pada lempeng yang saling menjauh.
Contoh yang paling terkenal dari batas lempeng jenis divergen adalah Punggung Tengah
Samudra yang berada di dasar samudra Atlantik, disamping itu contoh lainnya adalah rifting
yangterjadiantara benuaAfrika denganJazirahArabyang membentuk lautmerah. Ketika
lempeng tektonik terpecah, lapisan lithosfer menipis dan akan terbelah  membentuk batas
divergen. Bila pergerakan ini terjadi pada lempeng samudra, akan menyebabkan
pemekaran lempeng samudra yang menghasilkan palung laut. Namun bila pergerakan
terjadi pada permukaan lempeng benua, maka akan menghasilkan lembah retakan akibat
kedua lempeng saling berjauhan. Kedua bentuk pergerakan tersebut pada akhirnya akan
membuahkan benua dan samudra yang baru.

    Divergen umumnya terjadi pada punggungan samudera. Dimana lempeng saling menjauhi
sumbu punggungan samudera sehingga terbentuk celah yang segera terisi oleh lelehan
batuan yang terinjeksi dari astenosfir dibawahnya. Material ini perlahan-lahan mendingin
dan membentuk lantai samudera yang baru, mendorong lantai samudera yang lama sudah
terbentuk sebelumnya mejauhi pusat pemekaran. Mekanisme ini berulang dan berlangsung
terus sejak 165 juta tahun yang lalu dan disebut pemekaran lantai samudera menjadi lantai
samudera Altlantik. Kecepatan pemekaran ini antara 2 sampai 10 cm/tahun.

Terjadi pada dua lempeng tektonik yang bergerak saling memberai. Ketika sebuah lempeng
tektonik pecah, lapisan litosfer menipis dan terbelah sehingga membentuk batas divergen. Pada
lempeng samudra, proses ini menyebabkan pemekaran dasar laut. Sedangkan pada lempeng
benua, proses ini menyebabkan terbentuknya lembah retakan akibat adanya celah antara kedua
lempeng yang saling menjauh tersebut.Pematang Tengah-Atlantik (Mid-Atlantic Ridge) adalah
salah satu contoh divergensi yang paling terkenal, membujur dari utara ke selatan di sepanjang
Samudra Atlantik, membatasi Benua Eropa dan Afrika dengan Benua Amerika.

2.2.2 Batas Lempeng Konvergen

Batas konvergen merupakan batas lempeng-lempeng yang saling mendekat dan


menyebabkan tumbukan dimana salah satu dari lempeng akan mengalami penunjaman kebawah
lempeng yang lain.

Terjadi apabila dua lempeng tektonik tertelan (consumed) ke arah kerak bumi, yang
mengakibatkan keduanya bergerak saling menumpu satu sama lain (one slip beneath
another).Wilayah dimana suatu lempeng samudra terdorong ke bawah lempeng benua atau
lempengsamudra lain disebut dengan zonatunjaman(subduction zones). Di zona tunjaman inilah
sering terjadi gempa. Pematang gunungapi (volcanic ridges) dan parit samudra (oceanic
trenches) juga terbentuk di wilayah ini.

Ada 3 kemungkinan terjadi pada batas lempeng yang saling bertumbukan:

a. Tumbukan Lempeng Samudera Dengan Lempeng Samudera

Tumbukan antara lempeng samudera dengan samudera mengakibatkan salah satu lempeng
tersubduksi ke arah mantel, karenanya di daerah tersebut akan terbentuk parit di dasar laut
dan deretan gunung api yang tak jarang juga terbentuk di dasar laut.
Karena densitas lempeng samudera lebih tinggi, lempeng samudera akan tersubduksi ke
arah mantel dan menyebabkan terbentuknya gunung-gunung api aktif di daratan benua.
Adapun terjadinya gunung-gunung aktif tersebut, adalah karena adanya pergesekan
antara lempeng samudera dengan batuan-batuan di sekitarnya, dimana batuan akan leleh
dan berubah fase menjadi cair (magma). Hal itu terjadi karena pergerakan lempeng
samudera. Akibatnya, magma akan merambat ke permukaan melalui rekahan-rekahan,
sehingga terbentuklah gunung api. Daerah konvergen ini dicirikan dengan adanya
aktivitas seismik yang cukup tinggi, bahkan kebanyakan gelombang tsunami tak jarang
terjadi akibat hal tersebut. Contoh tipe konvergensi lempeng benua—lempeng samudera
terdapat di daerah zona penyusupan di sepanjang Pantai barat Sumatera dan di sepanjang
Pantai Selatan Jawa.

b. Tumbukan Lempeng Benua Dengan Lempeng Samudera

Tumbukan antara lempeng samudera dengan lempeng benua akan mengakibatkan


lempeng samudera tersubduksi ke arah mantel dan menyebabkan terbentuknya gunung-
gunung api aktif di daratan benua.  Ketika suatu lempeng samudera menunjam ke bawah
lempeng benua, lempeng ini masuk ke lapisan astenosfer yang suhunya lebih tinggi,
kemudian meleleh. Pada lapisan litosfer tepat di atasnya, terbentuklah deretan gunung
berapi. Sementara di dasar laut tepat di bagian terjadi penunjaman, terbentuklah parit
samudera.

Dasar palung merupakan tempat perusakan lempeng benua akibat pergesekan dua
lempeng dan terjadi pula pengendapan batuan yang berasal dari laut dalam maupun yang
diendapkan dari darat. Endapan campuran itulah yang dinamakan batuan bancuh atau
mélange.
Pada daerah tipe konvergen seperti ini yang memiliki aktivitas seismik yang cukup tinggi,
bahkan kebanyakan gelombang tsunami yang terjadi akibat aktivitas seismik pada tipe ini
yang ditimbulkan dari gempa-gempa besar yang dapat memicu terjadinya tsunami.
Contoh tipe ini terdapat di daerah zona penyusupan di sepanjang pantai barat Sumatera
dan di sepanjang pantai selatan Jawa. Selain itu, tipe pergerakan ini terdapat pada
Pegunungan Andes di Amerika Selatan, terbentuk dari konvergensi antara Lempeng
Nazka dan Lempeng Amerika Selatan. Karakteristik Zona subduksi antara lain:

 Busur Kepulauan (Island Arc)


Busur kepulauan terbentuk sepanjangzona subduksi yang letaknya sejajar dengan palung
samudera dan berjarak 100 – 400 km dan bergantung sudut penunjaman.

 Busur Magmatik (Magmatic Arc)


Busur Magmatik  akan terbentuk sepanjang zona subduksi merupakan rangkaian aktifitas
gunung api strato. Apabila gunung api strato terbentuk di benua maka dinamakan busur
vulkanik kontinental.

 Bancuh (Melange)
Bancuh (Melange) merupakan salah satu karakteristik dari batas konvergenyang terdiri
dari batuan yang kacau pecahan berbagai batuan danteranjakkan. Bancuh (Melange)
terbentuk dari sedimen muda dalam palung samudera yangtertekan oleh litosfir yang
bergerak dan terseret dalam blok-blok yang dibatasioleh sesar-sesar terajakan.

 Busur punggungan
Punggungan busur depan biasanya alasnya adalah mélange terbentuk oleh penebalan
kerak akibat sesar-sesar anjakan pada ujunglempeng yang ditabrak.
 Cekungan
Cekungan Busur Depan merupakan daerah rendah yangterletak antara palung samudera
dan busur magmatik. Cekungan Busur Belakang terbentuk karena kecepatan lempeng
yang menabrak lebih besar daripada lempeng yang ditabrak sehingga menyebabkan
tensional stress dan menarik bagian belakang ini ke bawah danterbentuk cekungan.

c.Tumbukan Lempeng Benua Dengan Lempeng Benua

Pertemuan atau tumbukan antara lempeng benua dengan lempeng benua akan
mengakibatkan kedua lempeng benua tersebut saling bertabrakan (continental collision)
sehingga menyebabkan terjadinya lipatan yang semakin lama areanya semakin luas dan
semakin tinggi.

Contoh dari peristiwa ini adalah bersatunya India dan benua Asia yang sebelumnya pisah
dan akhirnya dapat bertubrukan kemudian lempeng samudera terlipat, tertekuk, dan
terdeformasi lalu masuk dan membentuk busur kepulauan. Sehingga terbentuklah
pegunungan Himalaya.
2.2.3 Batas Transform

Tipe pertemuan antara dua lempeng tektonik yang bergerak secara horisontal dan
berlawanan arahnya. Tidak seperti pola struktur yang terbentuk dalam zona konvergen, pada
tipe zona transform tidak ada pembentukan lapisan astenosfer baru atau terjadinya penunjaman
yang dilakukan oleh salah satu lempeng terhadap lainnya. Tipe pergerakan transform bisa
terjadi, baik di antara lempeng samudera, maupun di antara lempeng benua. Sebagai contoh
adalah pergerakan transform yang terjadi pada dua buah lempeng benua di
California,mengakibatkan terjadinya Patahan San Andreas.
2.3. Perkembangan Tektonik di Indonesia

Menurut Pasau (2011), Indonesia terletak pada batas pertemuan tiga lempeng
besar dunia yang sangat aktif yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Indo-
Australia serta satu lempeng mikro yaitu lempeng mikro Filipina, karena itu maka
wilayah Indonesia sangat rawan terhadap bencana gempagempa tektonik.

Akibat tumbukan antara lempeng itu maka terbentuk daerah penunjaman atau
subduksi. Daerah penunjaman oleh lempeng Indo-Australia memanjang di sebelah Barat
Pulau Sumatera, sebelah Selatan Pulau Jawa hingga ke Bali dan Kepulauan Nusa
Tenggara bergerak ke utara sekitar 50-70 mm/tahun. Kemudian di sepanjang tepian
Lempeng Kepulauan dari Pulau Timor ke arah Timur dan terus memutar ke Utara
berlawanan arah jarum jam menuju wilayah perairan Maluku, Lempeng Benua Australia
menabrak dengan kecepatan sekitar 70 mm/tahun. Jadi di wilayah ini yang terjadi bukan
penunjaman lempeng lautan lagi tapi zona tumbukan lempeng benua terhadap lempeng
kepulauan.

Di utara Indonesia Timur, Lempeng Pacifik menabrak sisi utara Pulau Irian dan pulau-
pulau di utara Maluku dengan kecepatan 120 mm/tahun, dua kali lebih cepat dari
kecepatan penunjaman lempeng di bagian sisi Barat dan Selatan Indonesia. Sementara
yang lebih kompleks dan rumit adalah penunjaman pada pertemuan antara beberapa
lempeng yang terjadi dibagian utara pulau Sulawesi dan kawasan Laut Maluku. Di
kawasan ini terdapat subduksi ganda, akibat subduksi (penunjaman) lempeng Pasifik
terhadap lempeng Eurasia menimbulkan dua busur melengkung yang arahnya berbeda,
yaitu busur Halmahera dan Busur Mayu-Sangihe. Busur Mayu sejajar dengan Halmahera,
menunjam ke arah timur. Sedang Busur Halmahera menunjam ke barat mengarah ke
Filipina dan Perairan Maluku. Tekanan dahsyat karena pergerakan dari empat lempeng
besar bumi ini menyebabkan interior lempeng bumi dari Kepulauan Indonesia terpecah-
pecah menjadi bagian-bagian kecil kerak bumi yang bergerak antara satu terhadap
lainnya yang dibatasi oleh patahan-patahan aktif.

Karena itu, kepulauan Indonesia berada pada daerah yang mempunyai aktivitas gempa
bumi cukup tinggi yang mengakibatkan bencana alam akibat gempa bumi di Indonesia
makin sering terjadi. Berkaitan dengan kondisi tersebut, salah satu upaya yang bisa
dilakukan untuk meminimalkan dampak bencana gempa adalah menyiapkan semua
prasarana yang dibangun di Indonesia yang tahan terhadap gempa. Pemodelan sumber
gempa merupakan salah satu upaya mitigasi dalam mengetahui besarnya percepatan suatu
gerakan tanah yang diakibatkan oleh suatu gempa bumi.
BAB III
PENUTUP

2.3 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Lempeng tektonik terbentuk oleh kerak benua (continental crust) ataupun kerak
samudra (oceanic crust), dan lapisan batuan teratas dari mantel bumi (earth’s mantle).
Kerak benua dan kerak samudra, beserta lapisan teratas mantel ini dinamakan litosfer.
Kepadatan material pada kerak samudra lebih tinggi dibanding kepadatan pada kerak
benua. Demikian pula, elemen-elemen zat pada kerak samudra (mafik) lebih berat
dibanding elemen-elemen pada kerak benua (felsik).
2. Menurut teori LempengTektonik, lapisan terluar bumi kita terbuat dari suatu lempengan tipis
dan keras yang masing-masing saling bergerak relatif terhadap yang lain. Gerakan ini terjadi
secara terus-menerus sejak bumi ini tercipta hingga sekarang.

2.4 Saran
Kami memerlukan saran dan kritikan dari pembaca yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Amaliah, Rezki et al. Pemodelan Anomali Gravitasi Menggunakan Metode Inversi 2D


( Dua Dimensi) pada Area Prospek Panas Bumi Lapangan ‘A’ .Makassar : Universitas
Hassanudin
Hidayat, Nur dan Eko Widi Santoso. 1997. Gempa Bumi dan Mekanismenya vol 2 no 3.
Hugget, R. J. 2007. Fundamental of Geomorphology: Second Edition.  New York:
Routledge Publisher.
Husein, Salahuddin. 2012. Tektonik Lempeng. Yogyakarta. Jurusan Teknik Geologi,
Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada.
Noor, Djauhari. 2009. Pengantar Geologi (Program Studi Teknik Geologi).Bogor : CV
Graha Ilmu
Pasau, Guntur dan Adey Tanauma. 2011. Pemodelan Sumber Gem[a di Wilayah Sumatra
Utara sebagai Upaya Mitigasi Bencana Gempa Bumi. Manado : Universitas San Ratulangi
Satriyo, Agung. 2010. Penentuan Anomali Perubahan Kecepatan Gelombang Primer
dengan Kecepatan Gelombang Sekunder (Vp/Vs) pada daerah Papua Barat Studi Kasus Gempa
Bumi Manukwari. Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah
Wikipedia. Tektonik Lempeng. http://id.wikipedia.org/wiki/tektonik-lempeng. 7
Desember 2015.

Anda mungkin juga menyukai