Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN SEMINAR TENTANG PELAYANAN

DI PUSKESMAS RAJAMANDALA DALAM ERA PANDEMI


TAHUN AJARAN 2020-2021

Bidang Studi keahlian : Kesehatan


Program Studi Keahlian : Asisten Keperawatan

Disusun Oleh :

Nama : Denisa Fitri Agustin


NIS : 1800004
Kelas : XII KEPERAWATAN A

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


KARTINI BHAKTI MANDIRI
PADALARANG

JL.Ga Manulang No 71, Kp Sukamulya RT 01 RW 25 Desa Padalarang Kec


Padalarang Kab . Bandung Barat 40553
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN SEMINAR
Tugas akhir ini telah dipertahankan dan diperbaiki sesuai dengan masukan Penguji
Tugas Akhir Program Keahlian Asisten Keperawatan
SMK Kartini Bhakti Mandiri
Pada tanggal ……………

Mengesahkan :
Pembimbing Penguji

Dhita Retno Mutia Dewi Vivi Nurpermata S.Kep.Ns


Aprlianti S.Kep

Mengetahui

Kepala Sekolah
SMK Kartini Bhakti Mandiri

Alexander Yesha Cambera, S.Ip

MOTTO DAN PERSEMBAHAN


MOTTO
1. Ubah pikiranmu dan kau dapat mengubah duniamu .
2. Jika kamu ingin hidup Bahagia , Terikatlah pada tujuan ,bukan orang atau
benda.
3. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan . Maka apabila kamu telah
selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang
lain.
4. Waktumu terbatas,jangan habiskan dengan mengurusi hidup orang lain.
5. Sukses adalah saat persiapan dan kesempatan bertemu.

PERSEMBAHAN
1. Kepala Sekolah SMK Kartini Bhakti Mandiri dan Bapak/Ibu guru yang telah
membimbing saya.
2. Orang tua dan keluarga yang telah mendoakan,membiayai , mendukung dan
memberikan semangat sampai selesainya pelaksanaan.
3. Sahabat serta teman-teman yang selalu mendukung saya.

IDENTITAS PESERTA

Nama : Denisa Fitri Agustin


NIS : 1800004
Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 01 Agustus 2002
Program Keahlian : Keperawatan
Alamat : Kp. Cihampelas Rt 03/ RW 04 Kec. Ngamprah

Padalarang,Februari 2021
Siswa / peserta PRAKERIN
Denisa Fitri Agustin

KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga
Laporan Seminar tentang pelayanan Di puskesmas Rajamandala dalam era pandemic ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih
terhadap guru pembimbing . Tidak lupa juga saya sangat berterimakasih kepada :
1. Kepala Sekolah SMK Kartini Bhakti Mandiri dan Bapak/Ibu guru yang telah
membimbing saya.
2. Orang tua dan keluarga yang telah mendoakan,membiayai , mendukung dan
memberikan semangat sampai selesainya pelaksanaan.
3. Sahabat serta teman-teman yang selalu mendukung saya.
Penulis sangat berharap semoga laporan seminar ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi pembaca. Bagi penulia sebagai penyusun merasa bahwa masih
banyak kekurangan dalam penyusunan laporan seminar ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.........................................................................................................
BAB I...................................................................................................................
A. LATAR BELAKANG.......................................................................
B. RUMUSAN MASALAH ..................................................................
C. TUJUAN PENULISAN.....................................................................
D. MANFAAT PENULISAN................................................................
BAB II............................................................................................................
A. Konsep Sehat Sakit............................................................................
B. UU kesehatan ....................................................................................
C. Konsep Fasilitas Kesehatan...............................................................
D. Standar Pelayanan Fasilitas Kesehatan..............................................
E. Manajemen Pelayanan Fasilitas Kesehatan.......................................
F. Keperawatan .....................................................................................
G. UU Keperawatan ...............................................................................
H. Asisten Keperawatan..........................................................................
I. Administrasi Keperawatan ................................................................
J. Dokumentasi Keperawatan ...............................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
1. Pengertian SMK
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) : Sekolah merupakan merupakan
suatu kebutuhan yang riil/nyata sebagai alasan untuk pendidikan, untuk
mengubah dan fleksibilitas, kesadaran tempat anak-anak untuk belajar serta
guru untuk mengajar dan belajar (menurut tingkatan serta jurusannya). 1
Sekolah juga merupakan lembaga pendidikan yang berfungsi sebagai Unit
Pelaksanaan Teknis (UPT) pendidikan formal.
Sekolah menengah kejuruan (SMK) adalah salah satu institusi
pendidikan yang menyiapkan siswa/i siap pakai dalam bekerja, maka dari
itu kegiatan belajar dan praktek tidak hanya dilakukan di sekolah saja karna
di perlukannya pembelajaran di luar sekolah yang disebut dengan progam
praktek kerja lapangan. Praktek kerja lapangan adalah suatu bentuk
pendidikan dengan cara memberikan pengalaman belajar bagi siswa/i
sekolah menengah kejuruan (SMK) untuk berpartisipasi dengan tugas
langsung di suatu lembaga yang telah di tentukan oleh sekolah sesuai
dengan kompetensi keahliannya.
2. Profil Sekolah
Nama Sekolah : SMK KARTINI BHAKTI MANDIRI
NPSN : 69944858
Alamat : Jl. Raya Padalarang No.108C
Kode pos : 40553
Desa/Kelurahan : Padalarang
Kecamatan : Padalarang
Kabupaten/Kota : Bandung Barat
Provinsi : Prov. Jawa Barat
Status Sekolah : SWASTA
Jenjang Pendidikan : SMK

3. PKL
Prakerin (Praktek Kerja Industri) adalah suatu kegiatan pendidikan yang
wajib diikuti untuk siswa/siswi SMK, pelatihan dan pembelajaran yang
dilaksanakan didunia industri atau dunia kerja ataupun dengan kompetensi
(kemampuan) siswa sesuai bidangnya dan juga menambah bekal masa —
masa mendatang guna memasuki dunia kerja yang semakin banyak serta
ketat dalam persaingannya.
1. Tujuan di adakannya PKL :
a. Mengimplementasikan materi yang selama ini didapatkan di
sekolah.
b. Membentuk Pola pikir yang membangun siswa dan siswi
prakerin
c. Melatih siswa untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara
professional didunia kerja yang sebenarnya
d. Membentuk semangat kerja yang baik bagi siswa — siswi
Prakerin
e. Menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan dasar yang
dimilikI
f. oleh siswa dan siswi prakerin sesuai bidangnya masing masing.
g. Menambah jenis keterampilan yang dimiliki oleh siswa agar
dapat dikembangkan dan di implementasikan dalam kehidupan
sehari — hari.

2. Manfaat PKL
a. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian professional,
yaitu tenaga kerja yang memiliki tingkat pengetahuan,
keterampilan, dan semangat kerja yang sesuai dengan tuntunan
lapangan kerja.
b. Memperkokoh hubungan sekolah dengan dunia industri dan
dunia usaha
c. Meningkatkan Efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga
kerja yang berkualitas
d. . Memberikan Pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman
kerja sebagai bagian dari proses Pendidikan
e. Menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas sesuai
dengan tuntutan zaman di era teknologi informasi dan
komunikasi
B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian konsep sehat sakit
2. Apa itu UU Kesehatan ?
3. Apa itu konsep pelayan fasilitas kesehatan ?
4. Macam macam standar pelayan fasilitas kesehatan
5. Macam macam pelayanan fasilitas kesehatan
6. Pengertian keperawatan
7. Apa itu UU keperawatan ?
8. Pengertian asisten keperawatan dan asuhan keperawatan
9. Apa saja administrasi keperawatan ?
10. Apa saja bagian-bagian dokep ?

C. TUJUAN PENULISAN tujuan umum dan tujuan khusus


Penulisan Laporan Praktek Kerja Industri (Prakerin) ini ditulis dengan
beberapa tujuan seperti :
1. Bagi penyusun
a. Untuk mengukur kemampuan diri sendiri
b. Memberikan informasi tentang dunia kerja
c. Untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk mengikuti ujian
akhir sekolah
2. Bagi Sekolah
a. Sekolah dapat melakukan penyempurnaan proses pembelajaran
b. Dapat memberikann gambaran dunia kerja kepada siswa
c. Meningkatkan kemandirian dan tanggung jawab siswa.
D. MANFAAT PENULISAN
1. Manfaat teoritik
Penulis dapat menerapkan ilmu yang diperoleh selama belajar dibangku
sekolah dan menambah wawasan ilmu pengetahuan serta pengalaman tentang
sekolah kesehatan terutama tentang keperawatan.
2. Manfaat praktis
sebagai pedoman untuk meningkatkan motivasi belajar dan pemanfaatan
sumber belajar secara maksimal sehingga mampu mendapatkan hasil belajar
yang lebih tinggi. Dan untuk menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
siswa dalam menerapan ilmu kesehatan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Sehat Sakit
1. Definisi Sehat

WHO (2015) menyatakan bahwa "Health is a state of complete physical,


mental and social well-being and not merely the absence of diseases or infirmity".
Arti kesehatan menurut para pakar kesehatan yaitu suatu situasi dan kondisi
sejahtera dimana tubuh manusia, jiwa, serta sosial yang sangat memungkinkan tiap-
tiap orang hidup produktif dengan cara sosial dan juga ekonomis. Sehat
mengandung 4 komponen, yaitu :
a. Sehat Jasmani
b. Sehat Mental
c. Kesejahteraan Sosial
d. Sehat Spiritual

Sehat berarti kekuatan dan ketahanan, dimana setiap individu mempunyai


daya tahan terhadap penyakit, mengalahkan stres dan keletihan atau kelesuan. UU
No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan menyatakan bahwa, “kesehatan adalah
keadaan sehat, baik secara fisik, mental atau psikis, spiritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi”
(dikutip 13 dari UU Kesehatan No. 36 tahun 2009) yakni fungsi secara efektif dari
setiap sumber perawatan diri yang menjaminnya suatu tindakan perawatan diri
secara adekuat. UU No.23 Tahun 1992 menyatakan sehat sebagai keadaan sejahtera
dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan seseorang untuk hidup produktif
atau baik dalam ruang lingkup ekonomi dan sosial. Kesehatan harus dilihat sebagai
suatu perpaduan secara utuh yang terdiri dari unsur-unsur fisik, mental, dan sosial
dimana didalamnya ada kesehatan jiwa yang menjadi bagian dari integral kesehatan.
Parson (dalam Asmadi, 2008) menyimpulkan bahwa sehat adalah kemampuan
seorang individu untuk menjalankan tugas dan perannya secara efektif dengan
kondisi yang optimal.
Sakit (illness) adalah penilaian tiap-tiap individu terhadap pengalamannya
menderita suatu penyakit. Sakit menimbulkan dimensi fisiologis yang bersifat
subjektif atau perasaan yang terbatas yang lebih dirasakan oleh orang yang
bersangkutan, yang ditandai dengan perasaan yang tidak menyenangkan (unfeeling
well), lemah (weakness), pusing (dizziness), kaku dan mati rasa (numbness).
Mungkin saja melalui pemeriksaan secara medis individu terserang suatu penyakit
dan fungsi dari salah satu organ tubuhnya terganggu, namun tidak merasakan sakit
dan tetap menjalankan aktivitas sehariharinya. Senada dengan penjelasan tersebut,
Sarwono (dalam 14 Yunindyawati, 2004) mendefenisikan bahwa sakit merupakan
suatu keadaan yang kurang menyenangkan yang dirasakan seseorang serta
menghambat aktifitas, baik secara jasmani dan rohani sehingga seseorang tersebut
tidak bisa menjalankan fungsi dan perannya secara normal dalam masyarakat.
Tolak ukur atau acuan yang paling mudah untuk menentukan kondisi sakit atau
penyakit adalah jika terjadi perubahan dari nilai batas normal yang telah ditetapkan,
akan tetapi ada beberapa definisi mengenai sakit yang dapat dijadikan acuan
(Asmadi, 2008), antara lain :
a. Menurut Parson, sakit adalah kondisi dimana terjadi ketidakseimbangan dari
fungsi normal tubuh manusia, termasuk sistem biologis dan kondisi
penyesuaian.
b. Menurut Borman, ada 3 kriteria keadaan sakit, yaitu adanya gejala, persepsi
terhadap kondisi sakit yang dirasakan serta
c. Menurut batasan medis, ada 2 bukti adanya sakit, yaitu tanda dan gejala.
d. Perkins mengemukakan pula bahwa, sakit adalah suatu kondisi yang kurang
menyenangkan yang dialami seseorang sehingga menimbulkan gangguan
pada aktivitas sehari-hari, baik jasmani maupun sosial.
2. Rentang sehat sakit
Individu memliki rentang sehat sakit a. Pertama yaitu status sehat sakit
tidak bersifat mutlak karena sehat-sakit merupakan rentang (jarak). b. Yang
kedua, skala akur secara hipotesis dengan mengukur kesehatan seseorang.
Tidakada standar / ukuran yang pasti untuk mengatakan keadaan seseorang itu
sehat sakit. c. Yang ketiga, dinamis dan Individual. Status kesehatan seseorang
sifatnya berubah-ubahdan sifatnya individual
B. UU Kesehatan
Menurut UU 36 Tahun 2009 Pasal 30 menyatakan bahwa Fasilitas Pelayanan
Kesehatan adalah suatu alat dan atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan
upaya pelayanan kesehatan dari promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif yang
dilakukan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan atau masyarakat. Jenis dan
tingkat fasilitas pelayanan kesehatan terdiri atas : UUD KES ADA POINT NYA D TAMBAH
LG
1. Fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama seperti Puskesmas, klinik atau
yang setara

a. Puskesmas
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kabupaten/kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
suatau wilayah kerja (Depkes, 2011). Fungsi dari Puskesmas adalah
sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah
kerjanya, membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya
dalam rangka kemampuan untuk hidup sehat, memberikan pelayanan
kesehatan secara menyeluruh dan masyarakat di wilayah kerjanya.
b. Klinik
Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorang yang menyediakan pelayanan medis
dasar dan atau spesialistik, diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis
tenaga kesehatan dana dipimpin oleh seorang tenaga medis
(Premenkes 2011).
c. Posyandu
Menurut Depkes RI, 2006 Posyandu adalah wadah pemeliharaan
kesehatan yang dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat yang
dibimbing petugas terkait. Tujuannya menurunkan angka kematian
bayi (AKB), membudayakan NKBS dan meningkatkan peran serta
masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan KB serta
kegiatan lainnya.
2. Fasilitas pelayanan kesehatan tingkat dua seperti dokter spesialis atau
pelayanan kesehatan spesialistik. Dokter spesialis adalah dokter yang
mengkhususkan diri dalam suatu bidang ilmu kedokteran tertentu.
Pendidikan dokter spesialis merupakan program lanjutan dari program
pendidikan dokter setelah menyelesaikan wajib kerja sarjana atau langsung
setelah menyelesaikan pendidikan dokter umum (Puja Laksana, Sulistiono
2019).
3. Fasilitas pelayanan kesehatan tingkat tiga merupakan pelayanan kesehatan
subspesialistik yang menggunakan pengetahuan dan teknologi kesehatan
subspesialistik. Contohna endokrinologi, gastrohepatologi, nefrologi,
geriatri, dan lain-lain (Kemenkes). INI MASUKNYA KE BAGIAN FASILITAS
KESEHATAN AUB JUDUL SENDIRI

C. Manajemen Pelayanan Fasilitas Kesehatan


1. Pengertian
Manajemen kesehatan terdiri dari perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan, penganggaran, kelembagaan, hubungan kerja, pembinaan dan
pengawasan, pengendalian dan evaluasi.
2. Tujuan
Tujuan Subsistem Manajemen Kesehatan adalah terselenggaranya
fungsi-fungsi manajemen kesehatan yang berhasil guna dan berdaya guna,
yang didukung oleh sistem informasi yang terpadu dan terintegrasi, ilmu
pengetahuan dan teknologi, dan hukum kesehatan, untuk menjamin
terselenggaranya pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
3. Perencanaan
Tahapan perencanaan kesehatan Daerah adalah sebagai berikut:
a. Penyusunan Rencana Strategis Dinas setiap 5 (lima) tahun yang
berisi:
1) Tujuan yang akan dicapai dalam 5 (lima) tahun;
2) Program kesehatan untuk mencapai tujuan tersebut;
3) Target tahunan; dan
4) Kegiatan tahunan untuk mencapai target tersebut.
b. Rencana Strategis Organisasi Dinas berpedoman pada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah;
c. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah mengikuti
periodisasi masa jabatan Gubernur;
d. Rencana Strategis Dinas merupakan harmonisasi dari:
1) Sistem Kesehatan Provinsi;
2) Visi dan Misi program calon Gubernur;
3) RPJMD.
4) Pengorganisasian
4. Pengorganisasian
Pengorganisasian terdiri dari:
a. Dinas sebagai institusi penyelenggara Sistem Kesehatan;
b. Dinas adalah penanggungjawab pelaksanaan otonomi daerah bidang
kesehatan di Daerah;
c. Rumah Sakit kelas D dan kelas C, klinik utama, praktik dokter spesialis
dan Balai Kesehatan Paru Masyarakat adalah pelaksana pelayanan
kesehatan perorangan tingkat kedua;
d. Rumah sakit kelas B dan kelas A, adalah pelaksana pelayanan kesehatan
perorangan tingkat ketiga;
e. Apotek, laboratorium klinik, klinik radiologi, klinik fisioterapi
merupakan penunjang pelayanan kesehatan perorangan tingkat pertama,
kedua dan ketiga;
f. Puskesmas adalah pelaksana pelayanan kesehatan perorangan tingkat
pertama milik Daerah;
g. Klinik pratama, praktek dokter adalah pelaksana pelayanan kesehatan
perorangan tingkat pertama milik swasta;
h. Penambahan jenis fasilitas pelayanan kesehatan lainnya ditetapkan oleh
Gubernur sesuai kebutuhan;
i. Puskesmas selain sebagai pelaksana pelayanan kesehatan perorangan
tingkat pertama, juga berperan sebagai pelaksana pelayanan kesehatan
masyarakat tingkat pertama

D. Standar Pelayanan Fasilitas Kesehatan


Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Klasifikasi Rumah Sakit adalah pengelompokan kelas Rumah Sakit
berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan. Sedangkan Fasilitas
adalah segala sesuatu hal yang menyangkut sarana, prasarana maupun alat
(baik alat medik maupun alat non medik) yang dibutuhkan oleh rumah
sakit dalam memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya bagi pasien.
(Permenkes RI No. 340/MENKES/PER/III/2010)
1. Rumah Sakit
Berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan, Rumah Sakit Umum
diklasifikasikan menjadi :
a. Rumah Sakit Umum Kelas A
1) Rumah Sakit Umum Kelas A harus mempunyai fasilitas dan
kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat)
Pelayanan Medik Spesialis Dasar, 5 (lima) Pelayanan
Spesialis Penunjang Medik, 12 (dua belas) Pelayanan Medik
Spesialis Lain dan 13 (tiga belas) Pelayanan Medik Sub
Spesialis.
2) Kriteria, fasilitas dan kemampuan Rumah Sakit Umum
Kelas A sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
Pelayanan Medik Umum Pelayanan Gawat Darurat,
Pelayanan Medik Spesialis Dasar, Pelayanan Spesialis
Penunjang Medik, Pelayanan Medik Spesialis Lain,
Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut, Pelayanan Medik
Subspesialis, Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan,
Pelayanan Penunjang Klinik, dan Pelayanan Penunjang Non
Klinik.
3) Pelayanan Medik Umum terdiri dari Pelayanan Medik
Dasar, Pelayanan Medik Gigi Mulut dan Pelayanan
Kesehatan Ibu Anak /Keluarga Berencana.
4) Pelayanan Gawat Darurat harus dapat memberikan
pelayanan gawat darurat 24 (dua puluh empat) jam dan 7
(tujuh) hari seminggu dengan kemampuan melakukan
pemeriksaan awal kasus-kasus gawat darurat, melakukan
resusitasi dan stabilisasi sesuai dengan standar.
5) Pelayanan Medik Spesialis Dasar terdiri dari Pelayanan
Penyakit Dalam, Kesehatan Anak, Bedah, Obstetri dan
Ginekologi.
6) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik terdiri dari Pelayanan
Anestesiologi, Radiologi, Rehabilitasi Medik, Patologi
Klinik dan Patologi Anatomi.
7) Pelayanan Medik Spesialis Lain sekurang-kurangnya terdiri
dari Pelayanan Mata, Telinga Hidung Tenggorokan, Syaraf,
Jantung dan Pembuluh Darah, Kulit dan Kelamin,
Kedokteran Jiwa, Paru, Orthopedi, Urologi, Bedah Syaraf,
Bedah Plastik dan Kedokteran Forensik.
8) Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut terdiri dari Pelayanan
Bedah Mulut, Konservasi/Endodonsi, Periodonti,
Orthodonti, Prosthodonti, Pedodonsi dan Penyakit Mulut.
9) Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan terdiri dari
pelayanan asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan.
10) Pelayanan Medik Subspesialis terdiri dari Subspesialis
Bedah, Penyakit Dalam, Kesehatan Anak, Obstetri dan
Ginekologi, Mata, Telinga Hidung Tenggorokan, Syaraf,
Jantung dan Pembuluh Darah, Kulit dan Kelamin, Jiwa,
Paru, Orthopedi dan Gigi Mulut.
11) Pelayanan Penunjang Klinik terdiri dari Perawatan Intensif,
Pelayanan Darah, Gizi, Farmasi, Sterilisasi Instrumen dan
Rekam Medik.
12) Pelayanan Penunjang Non Klinik terdiri dari pelayanan
Laundry/Linen, Jasa Boga/ Dapur, Teknik dan Pemeliharaan
Fasilitas, Pengelolaan Limbah Gudang, Ambulance,
Komunikasi, Pemulasaraan Jenazah, Pemadam Kebakaran,
Pengelolaan Gas Medik dan Penampungan Air Bersih.
(Menurut Permenkes RI No. 340/MENKES/PER/III/2010
Pasal 6)
b. Rumah Sakit Umum Kelas B
1) Rumah Sakit Umum Kelas B harus mempunyai fasilitas dan
kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat)
Pelayanan Medik Spesialis Dasar, 4 (empat) Pelayanan
Spesialis Penunjang Medik, 8 (delapan) Pelayanan Medik
Spesialis Lainnya dan 2 (dua) Pelayanan Medik Subspesialis
Dasar.
2) Kriteria, fasilitas dan kemampuan Rumah Sakit Umum Kelas
B sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi Pelayanan
Medik Umum, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Medik
Spesialis Dasar, Pelayanan Spesialis Penunjang Medik,
Pelayanan Medik Spesialis Lain, Pelayanan Medik Spesialis
Gigi Mulut, Pelayanan Medik Subspesialis, Pelayanan
Keperawatan dan Kebidanan, Pelayanan Penunjang Klinik
dan Pelayanan Penunjang Non Klinik.
3) Pelayanan Medik Umum terdiri dari Pelayanan Medik Dasar,
Pelayanan Medik Gigi Mulut dan Pelayanan Kesehatan Ibu
Anak /Keluarga Berencana.
4) Pelayanan Gawat Darurat harus dapat memberikan pelayanan
gawat darurat 24 (dua puluh empat) jam dan 7 (tujuh) hari
seminggu dengan kemampuan melakukan pemeriksaan awal
kasus-kasus gawat darurat, melakukan resusitasi dan
stabilisasi sesuai dengan standar.
5) Pelayanan Medik Spesialis Dasar terdiri dari Pelayanan
Penyakit Dalam, Kesehatan Anak, Bedah, Obstetri dan
Ginekologi.
6) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik terdiri dari Pelayanan
Anestesiologi, Radiologi, Rehabilitasi Medik dan Patologi
Klinik.
7) Pelayanan Medik Spesialis Lain sekurang-kurangnya 8
(delapan) dari 13 (tiga belas) pelayanan meliputi Mata,
Telinga Hidung Tenggorokan, Syaraf, Jantung dan Pembuluh
Darah, Kulit dan Kelamin, Kedokteran Jiwa, Paru, Orthopedi,
Urologi, Bedah Syaraf, Bedah Plastik dan Kedokteran
Forensik.
8) Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut terdiri dari Pelayanan
Bedah Mulut, Konservasi/Endodonsi, dan Periodonti.
9) Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan terdiri dari pelayanan
asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan.
10) Pelayanan Medik Subspesialis 2 (dua) dari 4 (empat)
subspesialis dasar yang meliputi : Bedah, Penyakit Dalam,
Kesehatan Anak, Obstetri dan Ginekologi.
11) Pelayanan Penunjang Klinik terdiri dari Perawatan intensif,
Pelayanan Darah, Gizi, Farmasi, Sterilisasi Instrumen dan
Rekam Medik.
12) Pelayanan Penunjang Non Klinik terdiri dari pelayanan
Laundry/Linen, Jasa Boga / Dapur, Teknik dan Pemeliharaan
Fasilitas, Pengelolaan Limbah, Gudang,
Ambulance,Komunikasi, Pemulasaraan Jenazah, Pemadam
Kebakaran, Pengelolaan Gas Medik dan Penampungan
AirBersih. (Menurut Permenkes RI No.
340/MENKES/PER/III/2010 Pasal 10)
13)
D. Keperawatan
1) Pengertian Keperawatan
perawat Perawat (nurse) berasal dari bahasa latin yaitu kata
nutrix yang berarti merawat atau memelihara. Menurut Kusnanto (2003),
perawat adalah seseorang (seorang profesional) yang mempunyai
kemampuan, tanggung jawab dan kewenangan melaksanakan
pelayanan/asuhan keperawatan pada berbagai jenjang pelayanan
keperawatan. Wardhono (1998) mendefinisikan perawat adalah orang
yang telah menyelesaikan pendidikan professional keperawatan, dan
diberi kewenangan untuk melaksanakan peran serta fungsinya. Perawat
adalah suatu profesi yang mempunyai fungsi autonomi yang
didefinisikan sebagai fungsi profesional keperawatan. Fungsi profesional
yaitu membantu mengenali dan menemukan kebutuhan pasien yang
bersifat segera. Itu merupakan tanggung jawab perawat untuk
mengetahui kebutuhan pasien dan membantu memenuhinya. Dalam
teorinya tentang disiplin proses keperawatan mengandung elemen dasar,
yaitu perilaku pasien, reaksi perawat dan tindakan perawatan yang
dirancang untuk kebaikan pasien (Suwignyo, 2007).

E. UU Keperawatan
Undang-undang republik Indonesia No.38 tahun 2014 tentang
keperawatan yaitu Menurut UU keperawatan No.38 tahun 2014 pasal 1
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
Dalam undang undang ini yang dimaksud yaitu
1. Keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu,
keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun
sehat.
2. Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi
Keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh
Pemerintah sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
3. Pelayanan Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan
pada ilmu dan kiat Keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok, atau masyarakat, baik sehat maupun sakit.
4. Praktik Keperawatan adalah pelayanan yang diselenggarakan oleh
Perawat dalam bentuk Asuhan Keperawatan.
5. Asuhan Keperawatan adalah rangkaian interaksi Perawat dengan Klien
dan lingkungannya untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dan
kemandirian Klien dalam merawat dirinya.
6. Uji Kompetensi adalah proses pengukuran pengetahuan, keterampilan,
dan perilaku peserta didik pada perguruan tinggi yang
menyelenggarakan program studi Keperawatan.
7. Sertifikat Kompetensi adalah surat tanda pengakuan terhadap
kompetensi Perawat yang telah lulus Uji Kompetensi untuk melakukan
Praktik Keperawatan.
8. Sertifikat Profesi adalah surat tanda pengakuan untuk melakukan praktik
Keperawatan yang diperoleh lulusan pendidikan profesi.
9. Registrasi adalah pencatatan resmi terhadap Perawat yang telah memiliki
Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi dan telah mempunyai
kualifikasi tertentu lainnya serta telah diakui secara hukum untuk
menjalankan Praktik Keperawatan.
10. Surat Tanda Registrasi yang selanjutnya disingkat STR adalah bukti
tertulis yang diberikan oleh Konsil Keperawatan kepada Perawat yang
telah diregistrasi.
11. Surat Izin Praktik Perawat yang selanjutnya disingkat SIPP adalah bukti
tertulis yang diberikan oleh Pemerintah Daerah kabupaten/kota kepada
Perawat sebagai pemberian kewenangan untuk menjalankan Praktik
Keperawatan.
12. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah alat dan/atau tempat yang
digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik
promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat.
13. Perawat Warga Negara Asing adalah Perawat yang bukan berstatus
Warga Negara Indonesia.
14. Klien adalah perseorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat yang
menggunakan jasa Pelayanan Keperawatan.
15. Organisasi Profesi Perawat adalah wadah yang menghimpun Perawat
secara nasional dan berbadan hukum sesuai dengan ketentuan Peraturan
Perundang-undangan.
16. Kolegium Keperawatan adalah badan yang dibentuk oleh Organisasi
Profesi Perawat untuk setiap cabang disiplin ilmu Keperawatan yang
bertugas mengampu dan meningkatkan mutu pendidikan cabang disiplin
ilmu tersebut.
17. Konsil Keperawatan adalah lembaga yang melakukan tugas secara
independen.
18. Institusi Pendidikan adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan
pendidikan Keperawatan.
19. Wahana Pendidikan Keperawatan yang selanjutnya disebut wahana
pendidikan adalah fasilitas, selain perguruan tinggi, yang digunakan
sebagai tempat penyelenggaraan pendidikan Keperawatan.
20. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden
Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintah negara
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
21. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, dan Wali Kota serta
perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan.
22. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang kesehatan.
Menurut UU keperawatan No.38 tahun 2014 pasal 2
Pengaturan Keperawatan bertujuan:
1. Meningkatkan mutu Perawat
2. Meningkatkan mutu Pelayanan Keperawatan
3. Memberikan pelindungan dan kepastian hukum kepada Perawat dan
Klien
4. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Menurut UU keperawatan No.38 tahun 2014 pasal 3
Pengaturan keperawatan bertujuan :
1. Meningkatkan mutu Perawat
2. Meningkatkan mutu Pelayanan Keperawatan
3. Memberikan pelindungan dan kepastian hukum kepada Perawat dan Klien
4. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
E. Asisten Keperawatan
1. Pengertian Asisten Keperawatan
Membantu dalam informasi pengkajian pasien dan perencanaan asuhan,
mengevaluasi keadaan dan kebutuhan klien. Asisten keperawatan membantu
mengimplementasikan asuhan keperawatan secara spesifik atas instruksi seorang
Ners (berlisensi).
2. Tugas dan fungsi Asisten Keperawatan Fungsi dan Tugas
a. Membantu pengkajian pasien dan perencanaan asuhan.
b. Memeriksa dan mencatat tanda-tanda vital.
c. Mengukur tinggi badan dan berat badan
d. Mengukur masukan dan keluaran
e. Mengumpulkan spesimen
f. Tes urine dan feses
3. Mengobservasi respons pasien terhadap asuhan yang telah diberikan

F. UU Asisten Keperawatan
Asisten Keperawatan diatur dalam UU NO. 80 Tahun 2016 tentang
Penyelenggaraan Pekerjaan Asisten Tenaga Kesehatan yang menyatakan bahwa
Asisten Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui
pendidikan bidang kesehatan di bawah jenjang Diploma Tiga.

G. Adriministrasi keperawatan
Asisten Keperawatan diatur dalam UU NO. 80 Tahun 2016 tentang
Penyelenggaraan Pekerjaan Asisten Tenaga Kesehatan yang menyatakan bahwa
Asisten Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui
pendidikan bidang kesehata
Menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 38 Tahun 2014
tentang Keperawatan, pada bagian kesatu pasal 17 menyatakan; Untuk
melindungi masyarakat penerima jasa pelayanan kesehatan dan meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Perawat, Menteri dan Konsil
Keperawatan bertugas melakukan pembinaan dan pengawasan mutu Perawat
sesuai dengan kewenangan masing-masing seperti :

1. Registrasi Keperawatan
a. Perawat yang menjalankan Praktik Keperawatan wajib memiliki
STR.
b. STR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huru a diberikan oleh
Konsil Keperawatan setelah memenuhi persyaratan.
c. Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hutuf b meliputi:
1) memiliki ijazah pendidikan tinggi Keperawatan;
2) memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi;
3) memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental;
4) memiliki surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji
profesi; dan
5) membuat pernyataan mematuhi dan melaksanakan ketentuan
etika profesi.
d. STR berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diregistrasi ulang
setiap 5 (lima) tahun.
2. Registrasi Ulang
a. Persyaratan untuk Registrasi ulang sebagaimana dimaksud pada ayat
meliputi:
1) memiliki STR lama
2) memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi
3) memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental
4) membuat pernyataan mematuhi dan melaksanakan ketentuan
etika profesi;
5) telah mengabdikan diri sebagai tenaga profesi atau vokasi di
bidangnya; dan
b. memenuhi kecukupan dalam kegiatan pelayanan, pendidikan,
pelatihan, dan/atau kegiatan ilmiah lainnya.
c. Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan sebagaimana
dimaksudpada ayat (5) huruf e dan huruf f diatur oleh Konsil
Keperawatan.
d. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara Registrasi dan Registrasi
ulang diatur dalam peraturan konsil keperawatan.
3. Izin Praktik
a. Perawat yang menjalankan Praktik Keperawatan wajib memiliki izin.
b. Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dalam bentuk
SIPP.
c. SIPP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan oleh Pemerintah
Daerah kabupaten/kota atas rekomendasi pejabat kesehatan yang
berwenang di kabupaten/kota tempat Perawat menjalankan
praktiknya.
d. Untuk mendapatkan SIPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
Perawat harus melampirkan:
1) salinan STR yang masih berlaku;
2) rekomendasi dari Organisasi Profesi Perawat; dan
3) surat pernyataan memiliki tempat praktik atau surat keterangan
dari pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
e. SIPP masih berlaku apabila:
1) STR masih berlaku; dan
2) Perawat berpraktik di tempat sebagaimana tercantum dalam
SIPP.
3) SIPP hanya berlaku untuk 1 (satu) tempat praktik.
4) SIPP sebagaimana diberikan kepada Perawat paling banyak
untuk 2 (dua) tempat.
f. SIPP tidak berlaku apabila:
1) Dicabut berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan;
2) Habis masa berlakunya;
3) Atas permintaan Perawat; atau
4) Perawat meninggal dunia.
g. Ketentuan lebih lanjut mengenai perizinan diatur dalam Peraturan
Menteri
1) Perawat Warga Negara Asing yang akan menjalankan praktik di
Indonesia harus mengikuti evaluasi kompetensi.
2) Evaluasi kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan melalui:
a) penilaian kelengkapan administratif; dan
b) penilaian kemampuan untuk melakukan praktik.
c) Kelengkapan administratif sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf a paling sedikit terdiri atas:
d) penilaian keabsahan ijasah oleh menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pendidikan;
e) surat keterangan sehat fisik dan mental; dan
f) surat pernyataan untuk mematuhi dan melaksanakan
ketentuan etika profesi.
g) Penilaian kemampuan untuk melakukan praktik sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf b dinyatakan dengan surat
keterangan telah mengikuti program evaluasi kompetensi
dan Sertifikat Kompetensi.
Di bawah jenjang Diploma Asisten Tenaga Kesehatan terdiri atas:
a. Asisten Perawat;
b. Asisten Tenaga Kefarmasian;
c. Asisten Dental;
d. Asisten Teknisi Laboratorium Medik; dan
e. Asisten Teknisi Pelayanan Darah.

H. Dokumentasi Keperawatan
1. Definisi Dokumentasi
Dokumentasi didefinisikan sebagai segala sesuatu yang tertulis
atau tercetak yang dapat diandalkan sebagai catatan tentang bukti bagi
individu yang berwenang (Potter dan Perry, 2002). Dokumentasi
merupakan bagian integral proses keperawatan, bukan sesuatu yang
berbeda dari metode problem solving. Dokumentasi proses keperawatan
mencakup pengkajian, identifikasi masalah, perencanaan, tindakan, dan
evaluasi terhadap klien (Nursalam, 2009). Dokumentasi keperawatan
mempunyai tujuan yang sangat penting dalam bidang keperawatan.
Berikut ini, Anda dapat mempelajari beberapa pendapat mengenai tujuan
dokumentasi keperawatan. Menurut Nursalam (2001), tujuan utama dari
dokumentasi keperawatan adalah:
1. Mengkonfirmasikan data pada semua anggota tim kesehatan.
2. Memberikan bukti untuk tujuan evaluasi asuhan keperawatan.
3. Sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat.
4. Sebagai metode pengembangan ilmu keperawatan.
Adapula Standar Proses Keperawatan yang dijadikan dasar
dalam pengambilan keputusan klinis dan mencakup semua tindakan
signifikan yang diambil oleh perawat dalam memberikan pelayanan
kepada pasien. Terdapat 5 (lima) standar asuhan keperawatan yaitu:
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan
evaluasi. Berikut penjelasan dari setiap standar asuhan keperawatan.
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan suatu proses dinamis dimana perawat,
melalui interaksi dengan klien, orang lain yang signifikan, dan penyedia
layanan kesehatan, mengumpulkan dan menganalisis data tentang klien.
Penilaian lebih luas daripada mengamati dan mengumpulkan data. Ini
mencakup penerapan proses seperti berpikir kritis dan penilaian
profesional yang digunakan dalam memprioritaskan, mengidentifikasi
kebutuhan yang mendesak dan diantisipasi, menganalisa implementai
medis dan keperawatan ditujukan untuk hasil yang tepat, dan menyediakan
kontinum perawatan holistik (ANA, 2008). Terdapat Standar penilaian dan
pengumpulan data dari pengkajian meliputi:
a. Komponen pengkajian proses Keperawatan.
1) Tentukan kondisi fisik pasien menggunakan metode
pemeriksaan fisik inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.
2) Data yang dikumpulkan sesuai dengan kondisi pasien disusun
secara sistematis berdasarkan hasil pengkajian maupun
laporan.
3) Menentukan status kesehatan saat ini dan menganalisis potensi
perubahan status tersebut.
4) Mengevaluasi pola koping pasien pada masa sekarang maupun
masa lalunya.
5) Menganalisis data yang dikumpulkan untuk mengidentifikasi
masalah dan penyebab masalah, merumuskan diagnosis
keperawatan dan merekomendasikan intervensi keperawatan.
b. Proses pengkajian harus mencakup pertimbangan sebagai berikut:
1) Kondisi biofisik (meliputi diagnosa medis dan rencana
perawatan.
2) Masalah lingkungan psikososial.
3) Kemampuan merawat diri/defisit self care.
4) Identifikasi kebutuhan pendidikan kesehatan bagi klien.
c. Pengkajian keperawatan dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan
langsung melalui pemeriksaan fisik, observasi, wawancara dan
tidak langsung dengan melihat data dokumen perawatan
sebelumnya maupun keluarga.
d. Pengumpulan data melibatkan pasien, keluarga, dan pemberi
perawatan lain jika sesuai.
e. Prioritas aktivitas pengumpulan data ditentukan oleh kondisi pasien
yang segera atau sesuai kebutuhan.
f. Data yang diperlukan dikumpulkan menggunakan tekhnik
pengkajian dan instrumen yang tepat
g. Data yang relevan di dokumentasikan dalam format yang dapat
diperoleh kembali.
h. Proses pengumpulam data bersifat sistematik dan berkelanjutan.
i. Data hasil pengkajian dapat dikumpulkan dengan menggunakan
format yang sudah baku, bisa menggunakan pendekatan pola
fungsional atau menggunakan pendekatan sistem.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan sebagai komponen proses keperawatan
adalah untuk mencerminkan penilaian klinis perawat tentang respon
seseorang untuk kondisi kesehatan aktual atau potensial atau kesejahteraan.
Terdapat perbedaan antara Diagnosa Medis dengan Diagnosa Keperawatan
a. Penyusunan Diagnosa Keperawatan (dengan rumusan P+E+S):
1). P = Problem
2). E = Etiologi
3). S = Symptom
Contoh : Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat ditandai dengan
klien mengatakan BB turun lebih dari 10 Kg dalam 12 bulan terakhir,
TB — 170 Cm , BB = 50 kg.
b. Perawat menganalisis data pengkajian dalam menetapkan diagnosis
dengan pertimbangan sebagai berikut:
1) Diagnosis berasal dari pengkajian.
2) Diagnosis divalidasi bersama pasien, keluarga, dan pemberi perawatan
lain, jika memungkinkan dan sesuai.
3) Diagnosis didokumentasikan dengan cara yang memudahkan penetapan
hasil yang diharapkan dan memudahkan rencana perawatan.
4) Pernyataan diagnosis keperawatan yang didokumentasikan terdiri dari
masalah, etiologi, serta tanda dan gejala yang mendukung masalah
tersebut. Contoh pernyataan diagnosis keperawatan adalah nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan tidak adekuat
ditandai dengan pasien menyatakan “saya tidak selera untuk makan”,
porsi makan tidak dihabiskan, berat badan turun 1 (satu) kilogram dalam
1 (satu) minggu terakhir.
c. Kriteria Pengukuran:
1) Diagnosa keperawatan dan/atau pernyataan masalah berasal dari
data hasil pengkajian.
2) Mengidentifikasi secara interpersonal, sistemik, atau lingkungan
keadaan, yang mempengaruhi kesejahteraan pasien, keluarga atau
masyarakat
3) Diagnosis didasarkan pada kerangka diterima yang mendukung
pengetahuan keperawatan yang tepat dan penilaian yang
digunakan dalam menganalisis data.
4) Diagnosa sesuai dengan sistem klasifikasi diterima, seperti
NANDA, Klasifikasi Internasional Penyakit (WHO 1993),
Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental dan standar
lembaga yang digunakan dalam pengaturan praktek.
5) Diagnosis dan faktor risiko divalidasi dan diprioritaskan sesuai
kondisi pasien, orang yang bermakna, dan penyedia perawatan
kesehatan lainnya yang sesuai dan memungkinkan.
3. Perencanaan/Intervensi
Rencana keperawatan merupakan dokumen perawatan terhadap
pola respon manusia yang akan ditangani oleh implementasi keperawatan,
tujuan dan panduan setiap perawat untuk melakukan tindakan sesuai
dengan kebutuhan pasien dan memberikan kriteria hasil untuk pengukuran
kemajuan pasien. Atas dasar rencana ini, perawat berkontribusi secara
efektif dengan perumusan rencana perawatan interdisipliner dan
implementasi terapeutik yang kolaboratif. Perawat membuat rencana
keperawatan yang menentukan implementasi untuk mencapai hasil yang
diharapkan dengan ketentuan sebagai berikut:
a.Rencana perawatan individual pada pasien dan kondisi atau
kebutuhan pasien.
b. Rencana perawatan dikembangkan bersama pasien,
keluarga, dan pemberi perawatan lain, jika memungkinkan dan
sesuai.
c.Rencana perawatan merefleksikan praktik keperawatan saat ini.
d. Rencana perawatan memungkinkan kontinuitas
perawatan.
e.Prioritas keperawatan ditetapkan.
f. Rencana perawatan didokumentasikan.
g. Komponen perencanaan proses keperawatan adalah untuk
membuat perencanaan perawatan yang bertujuan untuk
menentukan tujuan dan implementasi yang akan diberikan
kepada orang tersebut untuk mempromosikan, memelihara, atau
memulihkan kesehatan mereka, mencegah penyakit.
h. Melibatkan pasien dan keluarga dalam rencana perawatan.
i. Mengelompokkan data berdasarkan permasalahan yang
dikelompokkan sesuai prioritas masalah, yang memberikan
kontribusi pada identifikasi tujuan yang realistis dan terukur.
j. Revisi/perbaikan dari dokumentasi yang tidak sesuai dengan
standar pelayanan di tuliskan secara terpisah.
4. Implementasi
Dalam melaksanakan rencana perawatan, perawat menggunakan
berbagai implementasi yang dirancang untuk mencegah masalah
kesehatan mental dan fisik serta mempromosikan, memelihara, dan
memulihkan kesehatan mental dan fisik. Perawat memilih implementasi
sesuai dengan level praktik. Terdapat kriteria pengukuran sebagai
berikut:
a. Implementasi yang dipilih berdasarkan kebutuhan dan/atau
keinginan dari pasien yang sesuai dengan standar praktik
keperawatan.
b. Implementasi yang dipilih sesuai tingkat perawat praktik,
pendidikan,
i. dan sertifikasi.
c. Implementasi diterapkan dalam rencana didirikan perawatan.
d. Implementasi dilakukan dengan cara yang aman, etis dan sesuai.
e. Implementasi didokumentasikan.
f. Implementasi yang disesuaikan dengan perubahan kebutuhan
pasien dan situasi, menggunakan pengetahuan dan prinsip-prinsip
dalam proses pengambilan keputusan.
g. Pengetahuan dan prinsip-prinsip modalitas pengobatan yang
relevan saat ini digunakan untuk membantu pasien dalam
memahami dan mengatasi masalah kesehatan mereka aktual atau
potensial.
h. Kemajuan atau kurangnya kemajuan menuju tujuan diidentifikasi
secara periodik didokumentasikan dengan reprioritization atau
revisi tujuan yang tepat.
i. Implementasi dijelaskan kepada rekan-rekan, profesional dari
disiplin lain, dan pasien, dan penegasan pada kesesuaian
implementasi dicari.
5. Evaluasi
Evaluasi memuat criteria keberhasilan proses dan keberhasilan
tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan jalan
membandingkan antara proses dengan pedoman/rencana proses tersebut.
Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan
antara tingkat kemandirian pasien dalam kehidupan sehari-hari dan
tingkat kemajuan kesehatan pasien dengan tujuan yang telah di
rumuskan sebelumnya
Proses asuhan keperawatan, berdasarkan criteria/ rencana yang telah
disusun. Hasil tindakan keperawatan ,berdasarkan criteria keberhasilan
yang telah di rumuskan dalam rencana evaluasi. Terdapat 3
kemungkinan hasil evaluasi yaitu :
a. Tujuan tercapai,apabila pasien telah menunjukan
perbaikan/kemajuan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
b. Tujuan tercapai sebagian,apabila tujuan itu tidak tercapai secara
maksimal, sehingga perlu di cari penyebab dan cara mengatasinya.
c. Tujuan tidak tercapai, apabila pasien tidak menunjukan
perubahan/kemajuan sama sekali bahkan timbul masalah
baru.dalam hal ini perawat perlu untuk mengkaji secara lebih
mendalam apakah terdapat data, analisis, diagnosa, tindakan, dan
faktor-faktor lain yang tidak sesuai yang menjadi penyebab tidak
tercapainya tujuan.
Setelah seorang perawat melakukan seluruh proses keperawatan
dari pengkajian sampai dengan evaluasi kepada pasien ,seluruh
tindakannya harus didokumentasikan dengan benar dalam dokumentasi
keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai