Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

STRUKTUR JARINGAN SARAF PADA HEWAN VERTEBRATA

DAN AVERTEBRATA

Disusun oleh Kelompok 4

Fitria (200111500015)

Rodiyatul Adawiyah Darwis (200111501007)

Nurul Hikmah (200111501009)

Nur Afni Yunita Idris (200111500011)

PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah dari-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah Struktur Perkembangan Hewan yang berjudul
“Struktur Jaringan Saraf pada Hewan Vertebrata dan Avertebrata”

Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan hanya kepada baginda Nabi besar kita
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliaulah yang telah dengan sabarnya, terus
mendakwahkan agama kita sampai hembusan nafas terakhirnya.

Demikianlah yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca, maupun penyusun itu sendiri. Lebih dan kurangnya mohon dimaafkan, kami sadar
bahwa makalah kami jauh dari kata sempurna. Kami mengharapkan pula kritik dan saran terhadap
makalah ini, agar kedepannya dapat dapat diperbaiki.

Makassar, 13 Februari 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................2

DAFTAR ISI ...........................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................4

A. Latar Belakang...............................................................................................................4

B. Rumusan Masalah ..........................................................................................................4

C. Tujuan ............................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................5

A. Sturktur Jaringan Saraf Hewan Avertebrata ...............................................................5


B. Struktur Jaringan Saraf Hewan Vertebrata .................................................................9

BAB III PENUTUP ..............................................................................................................13

A. Kesimpulan ................................................................................................................13

B. Saran ...........................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................14

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Jaringan saraf merupakan jaringan yang bertanggung jawab dalam menerima, mengolah,
dan menanggapi rangsang. Jaringan saraf berkembang dari lapisan embryonal ectoderm.
Jaringan ini tersusun oleh sel-sel saraf atau neutron dan sel sel pendukung atau sel gila, yaitu
sel yangbertugas untuk menunjang dan melindungi neutron. Struktur sel saraf terdiri dari
dendrit, badan sel, dan akson (neurit).
System saraf bersama-sama dengan system hormone, berfungsi untuk memelihara fungsi
tubuh. Pada umumnya, system saraf berfungsi untuk mengatur, misalnya kontraksi otot,
perubahan alat alat tubh bagian dalam yang berlangsung dengan cepat dan kecepatan sekresi
beberapa kelenjar endokrin.
Neuron (sel saraf) dan sel glia merupakan dua jenis sel penyusun system saraf. Neutron
merupakan sel fungsional pada system saraf yang bekerja dengan cara menghasilkan potensial
aksi dan menjalarkan impuls dari satu sel ke sel berikutnya. Ditinjau dari fungsinya, neuron
dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu neuron motoric, sensorik, dan interneuron. Ketiga
neuron tersebut tersusun secara khusus sehingga mampu menanggapi berbagai perubahan
yang terjadi pada lingkungan hewan, baik lingkungan dalam maupun luar tubuh.

B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa saja struktur jaringan saraf pada hewan avertebrata?
b. Apa saja struktur jaringan saraf pada hewan vertebrata?

C. TUJUAN
a. Mengetahui struktur jaringan saraf pada hewan avertebrata
b. Mengetahui struktur jaringan saraf pada hewan vertebrata

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Struktur Jaringan Saraf pada Hewan Avertebrata


Ada berbagai macam jaringan penyusun tubuh hewan. Tiap-tiap jaringan itu memiliki
struktur dan fungsi yang khas. Kumpulan jaringan akan membentuk organ, dan kumpulan organ
akan membentuk sistem organ penyusun tubuh hewan. Hewan dapat dikelompokkan menjadi
dua kelompok besar berdasarkan ada tidaknya tulang belakang, yaitu invertebrate dan vertebrata.
Perbedaan keduanya dapat dilihat dari organ yang dimiliki oleh keduanya.
Jaringan saraf adalah komponen jaringan utama dari sistem saraf. Sistem saraf mengatur
dan mengontrol fungsi tubuh dan aktivitas dan terdiri dari dua bagian: sistem saraf pusat (SSP)
yang terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang, dan percabangan saraf perifer dari sistem
saraf tepi (SST). Jaringan ini terdiri dari neuron atau sel-sel saraf, yang menerima dan
mengirimkan impuls, dan neuroglia, yang juga dikenal sebagai sel-sel glial atau lebih sering
hanya sebagai glia (dari bahasa Yunani, yang berarti lem), yang membantu penghantaran impuls
saraf serta memberikan nutrien bagi neuron.
Pada hewan invertebrate tidak memiliki tulang belakang, memiliki susunan saraf yaitu di
otak dan Simpul saraf (ganglion), memiliki peredaran darah sistem terbuka (kecuali cacing).
Sedangkan pada hewan vertebrata memiliki tulang belakang, memiliki susunan saraf yaitu saraf
pusat (otak dan sumsum tulang belakang) dan saraf tepi (serabut saraf), memiliki sistem
peredaran darah sistem tertutup.
1. Mekanisme Kerja Saraf Pada Invertebrata
a) Porifera
Porifera adalah hewan invertebrate akuatik yang memiliki banyak saluran air atau
pori-pori dipermukaan tubuhnya. Hewan ini disebut hewan spons (sponge). Porifera
termasuk hewan multiseluler yaitu hewan yang tubuhnya tersusun atas banyak sel. Tubuh
porifera belum membentuk jaringan dan organ sehingga porifera dikelompokkan dalam
protozoa.Tubuh memiliki banyak pori-pori (ostium) yang merupakan celah masuknya air
ke rongga dalam tubuh yang berukuran lebih lebar yang disebut spongocoel.Dari
spongocoel, air kemudian keluar melalui oskulum, yang terdapat dipermukaan oral (atas)
tubuh.

5
Tidak semua avertebrata memiliki sistem saraf.Hewan yang tergolong Protozoa dan
Porifera tidak memiliki sistem saraf. Setiap sel penyusun tubuh hewan tersebut mampu
mengadakan reaksi terhadap stimulus yang diterima tidak ada koordinasi antara satu sel
dengan sel tubuh lainnya.Hewan bersel satu seperti Amoeba dan Paramecium meskipun
tidak memiliki urat saraf tapi protoplasmanya dapat melakukan segala kegiatan sebagai
makhluk hidup seperti iritabilitas, bergerak dan menyesuaikan diri terhadap
lingkungannya.
Kelompok Porifera ini belum mempunyai sistem saraf, tetapi apabila mendapatkan
rangsang yang berupa sentuhan, terutama pada daerah oskulum, maka rangsang tersebut
akan diteruskan dari sel ke sel secara lambat.
b) Coelenterate/cnidaria
Ubur-ubur merupakan salah satu contoh hewan yang termasuk kelompok
coelenterate. Coelenterate adalah hewan berongga/penyengat. Tubuhnya tersusun atas
banyak sel (multiseluler), bentuknya menyerupai kantung dengan berbagai tentakel di
sekitar mulut. Coelenterate tersusun atas dua lapis jaringan (diploblastic) yaitu ectoderm
dan endoderm. Sistem Saraf Sistem saraf coelenterata merupakan sistem saraf sederhana
berbentuk jala. Berfungsi untuk mengatur pergerakan dan menanggapi rangsangan. Pusat
dari sistem saraf coelenterata adalah rongga mesoglea.
c) Plathyhelminthes
Plathyhelminthes (cacing pipih) merupakan kelompok hewan yang struktur
tubuhnya lebih maju dibandingkan porifera dan coelenterate. Merupakan hewan
tripoblastik, artinya sudah mempunyai tiga lapisan tubuh (ectoderm, mesoderm, dan
endoderm). Plathyhelminthes memiliki sistem saraf sederhana (tangga tali). Sistem saraf
cacing pipih terdiri atas ganglion dengan tali saraf tepi (ventral) yang melintang dari ujung
ke ujung tubuh.
Kedua tali saraf itu terhubung dengan bentuk seperti tangga tali, oleh karena itu
sistem saraf ini disebut sistem saraf tangga tali. Platyhelminthes memiliki bintik mata
pada bagian kepala mereka. Bintik mata ini memiliki sel-sel yang peka cahaya dan
terhubung pada sistem saraf. Bintik mata ini membuat cacing dapat membedakan antara
gelap dan terang. Hal ini penting bagi mereka karena terang dapat berarti ancaman
terhadap dehidrasi, sehingga mereka cenderung menghindari cahaya terang.

6
Cacing pipih, misalnya planaria memiliki system saraf yang terdiri dari dua ganglia
(jamak, tunggal = ganglion) yang terletak di daerah kepala. Di tiap ganglion terdapat
seberkas saraf yang memanjang di bagian lateral tubuhnya. Tiap tiap berkas saraf
bercabang cabang menuju ke seluruh bagian tubuh membentuk susunan saraf seperti
tangga. Hal tersebut menyebabkan system saraf pada planaria disebut system saraf
tangga tali.
d) Nemathelminthes
Nemathelminthes sering disebut dengan cacing gilig karena tubuhnya tidak terbagi
menjadi segmen-segmen. Bentuk tubuhnya bulat Panjang atau silindris. Sistem saraf
berupa sepasang ganglion. Struktur dari sistem sarafnya berbentuk ganglion cerebral (2
kelompok besar dari kumpulan sel saraf) serta truncus nervosus (berkas saraf kecil
longitudinal). Sistem sarafnya terdiri dari cincin saraf yang mengelilingi esofagus. Cincin
saraf tersebut berhubungan dengan 6 saraf anterior serta beberapa saraf posterior. Pada
setiap sisi cincin saraf ada 6 ganglion saraf.
e) Annelida
Annelida dikenal juga dengan istilah cacing gelang, bahkan disebut juga cacing
bersegmen. Annelida merupakan hewan triploblastic, artinya sudah mempunyai tiga
lapisan tubuh (ectoderm, mesoderm, dan endoderm). Sistem saraf Annelida adalah sistem
saraf tangga tali. Terdiri dari ganglion otak dihubungkan dengan tali saraf yang
memanjang sehingga berupa tangga tali. Ganglia otak terletak di depan faring pada
anterior. Susunan syaraf terdiri atas anterior, dorsal ganglionic mass, disebut otak. Atau
sebuah benang syaraf yang panjang dengan ganglionic swelling dan syaraf lateral pada
tiap ruas.
 Cincin ganglia dihubungkan oleh tali saraf ventral
 Ganglia = seperti kantong yang merupakan pembesaran dari jaringan saraf,
membentuk “otak”
 Tali saraf = sel-sel yang memanjang tubuh & mengandung impuls-impuls saraf
f) Mollusca
Mollusca merupakan hewan yang memiliki tubuh lunak. Mollusca merupakan
hewan triploblastic selomata. Umumnya tubuh dilindungi oleh cangkang yang
mengandung CaCO3. Habitatnya di air tawar dan air laut. Tubuhnya mengeluarkan lendir

7
untuk membantu berjalan. Sistem saraf Mollusca terdiri dari cincin saraf yang
mengelilingi esofagus dan serabut saraf lainnya dengan menyebar dari cincin tersebut
untuk mempersarafi berbagai organ.
g) Arthropoda
Arthropoda adalah kelompok hewan yang mempunyai kaki beruas-ruas.
Arthropoda merupakan kelompok hewan yang mempunyai jumlah paling besar.
Kelompok hewan ini ditemukan hampir di semua habitat. Merupakan hewan triploblastic
selomata. Tubuh ditutupi oleh lapisan zat khitin, tubuh dibedakan menjadi tiga bagian
yaitu: kaput (kepala), thoraks (dada), dan abdomen (perut). Sistem saraf arthropoda
berupa sistem saraf tangga tali berjumlah sepasang yang berada di sepanjang sisi ventral
tubuhnya. Pada berbagai tempat di segmen tubuh, ada pembesaran saraf tangga tali yang
disebut ganglia. Ganglia berfungsi sebagai pusat refleks dan pengendalian berbagai
kegiatan. Ganglia bagian anterior yang lebih besar berfungsi sebagai otak.
h) Echinodermata
Echinodermata adalah hewan yang kulitnya berduri. Merupakan hewan
triploblastic selomata. Hidup. Di laut terutama sebagai pemakan bangkai, bersifat sesil
atau menetap. Sistem saraf Echinodermata dikenal dengan saraf plexus,
Echinodermata tidak mempunyai otak dan hanya mempunyai cincin saraf pusat (ring
nerves) serta cabang saraf (radial nerves) yang menyebar pada lengan atau bagian
tubuhnya yang simetris radial tepatnya di bawah kulit mereka. Ini menyebabkan
koordinasi yang terjadi dapat berjalan lambat.
Walaupun begitu, Echinodormata sensitif terhadap sentuhan, cahaya, suhu, dan
keadaan air di sekitarnya, karena pada umumnya Echinodermata mempunyai kaki tabung
pada tubuhnya yang membantunya dalam gerak dan juga pada kelompok tertentu
ditemukan suatu bagian yang dinamakan eye spot. Eye spot berupa kumpulan ocelli yang
mengandung sel epitel berpigmen yang dapat merespon cahaya dan terdapat sel sensori
diantara itu.
i) Cacing Tanah
System saraf cacing tanah juga dinamakan system saraf tangga tali. System saraf cacing
tanah berupa dua buah ganglion otak dan sebuah serabut saraf yang memanjang di
sepanjang poros tubuhnya.

8
j) Serangga
System saraf serangga, misalnya belalang berupa system tangga tali yang terdiri
dari serabut saraf yang memanjang di bagian ventral (bawah) tubuhnya. Di setiap segmen
tubuh, serabut saraf membentuk simpul saraf yang disebut ganglion.
Zat yang memiliki sifat bau berupa uap atau gas mencapai reseptor bau melalui udara
inspirasi. Zat ini dapat larut dalam lender pada selaput lender hidung, sehingga terjadi
pengikatan zat dengan protein membrane pada dendrit. Kemudian timbul impuls yang
dijalarkan dari saraf olfaktori ke traktus olfaktori, lalu menuju otak untuk:
 Diinterpretasikan di korteks otak pada daerah bau primer
 Dihubungkan dengan pusat lainnya, misalnya dengan pusat muntah bila mencium
bau bauan yang tidak enak, dengan hipotalamus untuk sekresi ludah dan perasaan
lapar
 Disimpan di korteks otak sebagai memori
Diduga setisp zat peimbul bau hanya merangsang satu jenis reseptor saja, sehingga otak
dapat membedakan berbagai rasa bau. Terdapat tujuh rasa bau primer, yaitu bau eter,
bunga, peppermint, muski, kamper, tengik dan pedas. Salah satu kelainan pada indera
pembau sehingga kelainan sensitivitasterhadap rasa bau adalah anosmia. Anosmia
disebabkan:
 Penyumbatan rongga hidung akibat pilekterdapat polip atau tumor di rongga
hidung
 Sel rambut rusa akibat infeksi kronis
 Gangguan pada saraf olfaktori, bulbus olfaktorius dan traktus olfaktorius

B. Struktur Jaringan Hewan Vertebrata


System saraf vertebrata berkembang lebih baik daripada system saraf avertebrata.
System saraf pada vertebrata dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu system saraf pusat
(SSP) dan system saraf tepi (SST). SSP tersusun atas otak dan sumsum tuang belakang
(medulla spinalis), sedangkan SST tersusun atas saraf (serabut saraf) motoric dan sensorik.
SSP Vertebrata terkoodinasi dengan sangat baik. Otak merupakan organ yang
mengendalikan segala aktivitas tubuh. Sumsum tulang belakang, yang membentang di
bagian dalam columna vertebralis (tulang belakang), berfungsi untuk menghantarkan

9
informasi ked an dari otak, serta membangkitkan berbagai pola pergerakan dasar. Sumsum
tulang belakang juga bertindak sebagai bahan dari otak yang independen, sebagai pusat
reflex.
1. Pisces
Ikan hidup di lingkungan air, yaitu air tawar, payau, dan laut. Sekitar dua per tiga
jenis ikan hidup di laut. Beberapa jenis ikan dapat beradaptasi dengan lingkungan
antara laut dan air tawar. Ikan termasuk dalam kelompok pisces. Picses merupakan
hewan tripoblastik. Tubuh terdiri dari kepala, badan dan ekor. Tubuh ditutupi oleh sisik
yang licin dan berlendir, alat gerak berupa sirip. Sistem koordinasi berupa sisten saraf
pusat (otak dan sumsum tulang belakang), hormone, serta alat indra berupa sepasang
mata, telinga dalam, dan gurat gusi untuk menjaga keseimbangan.
Sistem saraf pada ikan berupa gurat sisi, yang merupakan suatu saluran dibawah
kulit yang mempunyai saluran keluar tubuhnya. Dipermukaan tubuhnya saluran-
saluran itu merupakan lubang-lubang membentuk barisan dalam satu garis. Pada
saluran gurat sisi terdapat rambut-rambut sensoris yang letaknya teratur disebut
neuromast. Neuromast ini mempunyai kepekaan terhadap tekanan dan arus air. Selain
itu juga untuk mengetahui obyek yang bergerak berupa mangsa atau yang
memangsanya.
System saraf pada ikan terdiri dari otak. Otak ikan terdiri dari otak besar, otak
tengah, otak kecil dan sumsum lanjutan (medulla oblongata). Pada ikan, otak kecil
berkembang lebih baik karena merupakan tempat berakhirnya saraf keseimbangan dan
gurat sisi. Oleh karena itu, ikan memiliki keseimbangan tubuh yang baik. Otak tengah
dan otak besar tidak mengalami perkembangan yang baik sehingga pusat penglihatan
dan penciuman tidak berkembang dengan baik pula.
2. Amfibi
Amphibia adalah hewan vertebrata yang dapat hidup di darat atau di air. Ketika
masa larva hidup di air tawar, setelah dewasa hidup di darat. Amfibi merupakan hewan
triploblastic selomata. Penutup tubuh berupa kulit tipis yang lembap. Contoh amfibi
merupakan sebuah katak. Sistem saraf terhadap hewan katak terdiri dari sistem saraf
tepi dan sistem saraf pusat.

10
Hewan itu mempunyai otak tengah, otak depan, sumsum tingkat lanjut, dan otak
belakang yang akan membentuk dalam sebuah sistem saraf pusat, sedangkan pada
serabut saraf yang muncul di antara tulang belakang membentuk sistem saraf perifer.
Otak besar dapat mengembangkan dalam memanjang dalam bentuk oval. Hewan yang
tubuhnya yakni tidak mempunyai ekor atau kepala didefinisikan sebagai jaringan saraf,
yang merupakan jaringan seperti pengaturan sel saraf yang membentang di seluruh
bagian tubuh.
System saraf amfibi juga terdiri dari otak.pada amfibi, otak tengah sebagai pusat
penglihatan berkembang lebih baik sehingga amfibi memiliki penglihatan yang baik.
3. Reptilia
Reptilia adalah hewan vertebrata berdarah dingin. Hewan ini tidak dapat
memproduksi dan mengatur panas tubuh sendiri sehingga temperature tubuhnya
dipengaruhi kondisi lingkungannya. Merupakan hewan triploblastic selomata.
Tubuhnya ditutupi oleh kulit yang bersisik keras karena tersusun atas zat tanduk.
Sistem saraf reptil terdiri dari sebuah sistem saraf tepi dan sistem saraf pusat. Di dalam
sebuah bagian otak besar, flap penciuman, yang termasuk dalam pusat penciuman,
berkembang secara baik, hingga dalam indera penciuman menjadi lebih tajam.
4. Aves
Aves atau burung merupakan hewan triploblastic selomata. Tubuhnya ditutupi oleh
bulu. Jantung terdiri atas empat ruang (dua atrium dan dua ventrikel). Alat gerak berupa
sepasang sayap dan sepasang kaki bercakar. Sistem saraf pada aves terdiri atas sistem
saraf pusat dan saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang
belakang. Sistem saraf tepi terdiri atas serabut-serabut saraf yang berasal dan otak dan
serabut-serabut saraf yang berasal dari sela-sela ruas tulang belakang; Otak aves terdiri
atas otak depan, otak tengah, otak belakang, dan sumsum lanjutan.
System saraf burung berupa otak dan sumsum tulang belakang. Pada burung, otak
besar dan otak kecil berkembang dengan baik. Permukaan otak kecil berlipat lipat
sehingga permukaannya semakin luas. Hal tersebut menyebabkan burung memiliki
keseimbangan yang kurang baik.
5. Mamalia

11
Mamalia merupakan hewan triploblastic selomata. Bentuk tubuhnya simetri
bilateral. Bernapas menggunakan paru-paru. Sistem saraf pada mamalia hampir sama
dengan sistem saraf pada manusia. Dikarenakan binatang mamalia memiliki bagian-
bagian otaknya sama dengan otak manusia yakni mempunyai otak depan, otak tengah
dan otak belakang. Dan masing-masing bagian otak itu berfungsi dan berkembang
dengan baik, selain itu binatang mamalia memiliki sumsum lanjutan dan sumsum
spinal yang biasa dikenal dengan sumsum tulang belakang.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

System saraf berfungsi untuk mengoordinasikan seluruh aktivitas pada tubuh hewan. Sel
penyusun system saraf dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sel saraf (neuron) dan sel glia.
Sel saraf (neuron) berfungsi untuk menerima dan meneruskan impuls, sedangkan sel glia
berfungsi untuk mendukung struktur dan fungsi sel saraf tetapi tidak terlibat secara langsung
dalam proses penjalaran impuls.

Sel saraf bekerja dengan cara menimbulkan dan menjalarkan impuls (potensial aksi).
Impuls dapat menjalar pada sebuah sel saraf tetapi juga dapat menjalar ke sel lai dengan
melintasi sinaps. Penjalaran impuls melintasi sinaps dapat terjadi dengan cara transmisi
elektrik atau kimiawi (dengan bajntuan neutrotransmiter).

Organisasi system saraf pada hewan tingkat rendah masih sangat sederhana. Makin tinggi
tingkat perkembangan suatu jenis hewan, system sarafnya pun menjadi semakin rumit.

B. Saran

Makalah ini masih belum sempurna, diharapkan untuk kedepannya pembuatan makalah ini
disertai dengan kelengkapan materi Struktur Jaringan Saraf pada hewan avertebrata dan
vertebrata

13
DAFTAR PUSTAKA

Isnaeni, Wiwi. 2019. Fisiologi Hewan Edisi Revisi. Yogyakarta: Penerbit PT Kanisius.

Indasari, Nur, Ica. 2018. Modul Cerdik Biologi SMA/MA. Jakarta Utara: C Media.

Nurhayati, Nunung. 2013. Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Bandung: Yrama Widya.

Aryulina, Diah dkk. 2006. Biologi SMA dan MA untuk Kelas XI. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Rahmah, Annisa dkk. 2015. Big Book Biologi SMA Kelas 1,2&3. Jakarta: C Media.

14

Anda mungkin juga menyukai