PENDAHULUAN
I-1
I-2
“output” atau hasil kerja yang memadai, kepuasan manusiawi dan hasil-hasil
produksi serta jasa yang lebih baik.
Dengan demikian sebenarnya kegiatan manajemen itu selalu ada pada
setiap kegiatan manusia, sebab sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu
berusaha berkumpul dan bekerja sama untuk mencapai tujuannya.
Dari pengertian-pengertian manajemen yang ada, dapat disimpulkan
bahwa manajemen adalah suatu proses untuk memanfaatkan sumberdaya manusia
dan sumberdaya lain untuk mencapai tujuan perusahaan.
Sumberdaya manusia dan sumberdaya lain yang diperlukan tersebut disebut
sebagai unsur-unsur manajemen, yang dikelompokkan atas 6 kelompok yaitu :
1. Manusia
2. Material
3. Mesin/peralatan
4. Metode/cara kerja
5. Modal uang
6. Market/Pasar
Setiap organisasi dapat dipastikan memiliki satu atau beberapa tujuan yang
memberikan arah dan menyatukan pandangan unsur yang terdapat di dalam
organisasi tersebut. Dalam rangka mencapai tujuannya, suatu organisasi memerlukan
serangkaian kegiatan yang dikenal dengan proses manajemen/fungsi manajemen.
Secara umum proses manajemen/fungsi manajemen dapat dikelompokkan
sebagai berikut :
1 Penetapan tujuan
2 Perencanaan/Planning
3 Staffing
4 Directing
5 Supervising
6 Pengendalian/Controlling
Harus dikemukakan bahwa tidak semua penulis manajemen sepakat mengenai
nama apa yang diberikan untuk fungsi manajemen. Ada kesepakatan umum bahwa
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), dan pengawasan (controlling)
harus disebutkan sebgai fungsi manajemen. Sebagian penulis memasukan fungsi
kepegawaian (staffing) sebagai bagian dari fungsi pengorganisasian (organizing).
Ketidak sepakatan utama meliputi istilah yang diberikan untuk fungsi manajemen
yang bersangkutan dengan pemotivasian. Beberapa penulis menggunakan istilah
motivating sebagian lagi directing.
Penulis manajemen yang lain, membagi fungsi manajemen atas bagian
sebagai berikut :
1 Planning: menentukan tujuan-tujuan yang hendak dicapai dimasa datang dan
apa yang harus diperbuat agar tujuan-tujuan tersebut dapat dicapai
2-1
2-2
Penyusunan
Organisasi
Gambar 2.1
Langkah-Langkah Penyusunan Staf Organisasi
2-8
2.4. Directing/Motivating
Directing adalah usaha untuk memobilisasi sumber daya yang dimiliki oleh
organisasi agar dapat bergerak dalam satu kesatuan sesuai dengan rencana yang telah
dibuat.
Dalam tahap proses ini terkandung usaha-usaha bagaimana memotivasi orang
agar dapat bekerja dengan baik, bagaimana proses kepemimpinan yang
memungkinkan pencapaian tujuan dan dapat menciptakan suasana hubungan kerja
yang harmonis dan terkoordinasi dengan baik.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan koordinasi antara lain
adalah :
1 Rentang kendali (span of control) yaitu banyaknya orang yang masih dapat
dikendalikan oleh seseorang secara efektif. Pada dasarnya makin banyak
bawahan yang harus dikendalikan maka koordinasi juga semakin sulit.
2 Hirarki organisasi sedikit mungkin sehingga perintah atau informasi jangan
sampai lambat.
3 Adanya kesatuan komando.
Motivasi menyangkut perilaku manusia dan merupakan unsur yang vital
dalam manajemen. Motivasi dapat didefinisikan sebagai membuat seseorang
menyelesaikan pekerjaan dengan semangat, karena orang itu memang ingin
melakukannya. Tugas manager adalah menciptakan kondisi keraja yang akan
membangkitkan dan memelihara keinginan yang bersemangat ini.
2.5. Supervising
Supervising berkaitan dengan apa yang sedang terjadi bukan dengan apa yang
direncanakan. Agar seorang manajer tetap mengetahui lebih dahulu apa yang sedang
terjadi, maka perlu untuk melakukan pengawasan terutama dibidang kunci
1 Pengawasan Kuantitas
Pengawasan ini dimaksudkan untuk mengamati hasil produksi yang tentunya
dikaitakan dengan stock dan perkembangan permintaan.
2 Pengawasan Kualitas
2-9
3-1
Penilaian Bisnis
1. Menilai
performance Perencanaan Strategis
perusahaan
3. Menilai harapan-
harapan
stakeholder
Performance
standards
Gambar 3.1
3-2
Aspek apa dari tambang yang harus dikuasai, segmen-segmen apa yang harus
menjadi spesialisasi, pasar yang mana menjadi perhatian utama, bagaimana
cara melakukan pertumbuhan, dan dimana memperoleh suplai sumberdaya.
2 Perumusan Kebijakan dan Sasaran Usaha
Suatu perusahaan tambang harus mempertimbangkan pengembangan sasaran
dan kebijaksanaan terhadap topik-topik berikut :
1) Profitabiliti
2) Financial resources
3) Kebijakan eksplorasi dan penambangan
4) Posisi pasar: domestik, ekspor, kontrak jangka panjang
5) Pengembangan SDM
6) Public responsibility: konservasi, polusi lingkungan, kebijaksanaan
ketenagakerjaan, pemulihan lingkungan fisik
7) Produktivitas: output/men hour
3 Evaluasi Alternatif dan Peluang
Penetapan misi, kebijaksanaan dan sasaran akan memberikan kerangka kerja
dasar dari arah dan tujuan dasar usaha. Apa yang diinginkan, kemana usaha
ingin menuju, resiko apa yang dihadapi dan sebagainya. Yang menjadi
pertimbangan adalah haruskah perusahaan membatasi pada aktivitas yang ada
sekarang atau memperluas skopnya, haruskah perusahaan mencari pasar baru
dan sebagainya.
Beberapa alternatif dan peluang yang mungkin perlu dievaluasi untuk tujuan
strategis adalah sebagai berikut :
1) Eksplorasi: pada area yang ada sekarang atau mencari area baru, untuk
bahan tambang yang ada sekarang atau bahan tambang yang baru atau
membeli cadangan yang telah diketahui.
2) Pengembangan (development):
Cadangan yang ada atau yang baru, untuk bahan tambang yang ada
atau yang baru, sekarang atau nanti.
3-6
3) Eksploitasi: cepat atau sedang, pada titik yang stabil atau fluktuasi
4) Pemasaran: kontrak jangka panjang atau pasar terbuka, domestik atau
internasional, dalam bentuk konsentrat, logam kasar, atau logam hasil
pemurnian
5) Kepemilikan: tunggal atau joint venture
Lama Baru
peluang
Gambar 3.2
Alternatif dan Peluang Eksplorasi
4-1
4-2
4 Allen
Organisasi adalah suatu proses identifikasi, pembentukan dan pengelompokan
kerja, mendefinisikan dan mendelegasikan wewenang maupun tanggung
jawab dan menetapkan hubungan-hubungan dengan maksud untuk
memungkinkan orang-orang bekerja sama secara efektif dalam mencapai
tujuan yang ditetapkan.
4.2. Prinsip-Prinsip Organisasi
Suatu organisasai dianggap baik bila memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Ada tujuan yang jelas.
2. Tujuan organisasi harus dapat dipahami oleh setiap orang yang ada di dalam
organisasi.
3. Tujuan organisasi harus diterima oleh setiap individu dalam organisasi.
4. Adanya kesatuan arah dalam organisasi, maksudnya semua kegiatan,
pemikiran, keahlian, dan kemampuan ditujukan hanya kesatu arah, yaitu
pencapaian tujuan dengan cara yang seefisien dan seefektif mungkin
5. Adanya kesatuan perintah, maksudnya setiap bawahan hanya mempunyai
seorang atasan langsung yang memberikan perintah, instruksi, bimbingan,
dan pedoman kerja. Kepadanya bawahan tersebut memberikan laporan dan
bertanggung jawab.
6. Adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab, maksudnya
bila wewenang lebih besar dari tanggung jawab mudah terjadi
penyalahgunaan wewenang. Sebaliknya bila tanggung jawab lebih besar dari
wewenang, dalam peleaksanaan tugas akan terjadi kemacetan.
7. Adanya pembagian tugas yang merata, maksudnya tugas-tugas dalam
organisasi harus dibagi-dibagi sesuai dengan kemampuan, keahlian, dan
bakat orang-orang dalam organisasi.
8. Struktur organisasi sesederhana mungkin, maksudnya struktur organisasi
dibentuk sesuai dengan kebutuhan dan didasarkan pada hubungan-hubungan
yang sederhana dan jelas
4-3
9. Pola dasar organisasi harus mantap, maksudnya pola dasar organisasi yang
disusun haruslah pola yang mampu untuk menghadapi berbagai macam
situasi.
10. Setiap orang yang berjasa harus mendapat imbalan yang setimpal sesuai jasa
yang diberikannya pada organisasi.
11. Penempatan orang sesuai dengan keahliannya.
12. Adanya jaminan jabatan, artinya pimpinan tidak boleh memperlakukan
bawahannya semena-mena, misalnya pemecatan tanpa alasan yang jelas
13. Koordinasi, artinya harus ada keselarasan aktivitas antar unit
tugas/organisasi atau keselarasan tugas antar penjabat
4.3. Struktur dan Bentuk Organisasi
Susunan organisasi merupakan susunan yang terdiri dari fungsi-fungsi dan
hubungan-hubungan yang menyatakan keseluruhan kegiatan untuk mencapai suatu
sasaran. Struktur organisasi biasanya digambarkan dalam bentuk bagan yang
memperlihatkan hubungan unit-unit organisasi dan garis-garis wewenang. Bagan
struktur organisasi dapat memberikan keuntungan dalam hal :
1 Dapat memperlihatkan karakteristik dari perusahaan yang bersangkutan.
2 Dapat memperlihatkan gambaran pekerjaan dan hubungan-hubungan yang ada
dalam perusahaan.
3 Dapat digunakan untuk merumuskan rencana kerja yang ideal sebagai
pedoman untuk dapat mengetahui siapa bawahan dan siapa atasan.
Berdasarkan strukturnya, bentuk organisasi dapat dibedakan sebagai berikut :
1 Organisasi garis: Merupakan bentuk organisasi tertua dan paling sederhana.
Setiap bagian-bagian utama langsung dibawah seorang pemimpin. Pemberian
wewenang dan tanggung jawab bergerak vertikal ke bawah dengan
pendelegasian yang yang tegas melalui jenjang hirarki yang ada
2 Organisasi garis dan staf: Pada organisasi ini ada dua kelompok orang yang
berpengaruh dalam menjalankan organisasi, yaitu:
4-4
5-1
5-2
7 Prestasi kerja
8 Inisiatif dan kreativitas
5.3. Pemberian Imbalan/Kompensasi
Pemberian imbalan atau kompensasi merupakan masalah yang sangat penting,
mengingat setiap pekerja dalam organisasi mempunyai pengharapan atas sesuatu dari
organisasi sebagai penghargaan atas jerih payahnya selama bekerja. Kompensasi
dapat berbentuk uang, berupa fasilitas perumahan, kendaraan dan sebagainya.
Pemberian kompensasi mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap
semangat dan kegairahan kerja para personil organisasi.
5.4. Integrasi Personil
Salah satu masalah yang paling penting mengenai diri pekerja selain
mempunyai kemampuan kerja, adalah kemampuan pekerja untuk bekerja sesuai
dengan keinginan organisasi dimana pekerja tersebut berada. Masalah kemampuan
pekerja sebagian besar akan ditentukan oleh kemampuan pihak manajemen dalam
mengintegrasikan berbagai kepentingan dan kebutuhan pekerja dengan tujuan-tujuan
organisasi yang hendak dicapai.
Kinerja seorang pekerja yang dicerminkan dalam perilakunya sehari-hari,
akan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari : dalam diri pekerja
bersangkutan, lingkungan organisasi, situasi dan kondisi yang terjadi pada saat itu.
Berkenaan dengan faktor yang berasal dari dalam diri pekerja, maka ini ada
kaitannya dengan masalah psikologi manusia, kebutuhan manusia, dan motivasi.
Menurut Maslow, hirarki kebutuhan manusia terdiri dari lima tingkatan, yaitu:
1 Kebutuhan fisiologis seperti kebutuhan akan zat asam, makan, minum, dan
sebagainya.
2 Kebutuhan akan rasa aman (security need), yaitu rasa aman dari hal-hal yang
dapat mengganggu kelangsungan hidupnya.
3 Kebutuhan sosial, yang dimaksudkan terutama adalah rasa kasih sayang
sesamanya.
5-4
4 Kebutuhan akan harga diri, yaitu kebutuhan untuk dihargai oleh orang-orang
yang berada disekitarnya.
5 Kebutuhan akan aktualisasi diri, yaitu kebutuhan untuk mewujudkan cita-
citanya menjadi kenyataan.
Berkenaan dengan faktor lingkungan organisasi yang akan dibahas disini
hanya faktor kepemimpinan. Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi perilaku seorang pekerja.
Davis menyatakan bahwa ada empat faktor yang dapat mempengaruhi
kepemimpinan di dalam organisasi, yaitu :
1 Kecerdasan: seorang pemimpin mempunyai kecerdasan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan para bawahannya.
2 Kematangan dan keluasan sosial: seorang pemimpin cenderung mempunyai
emosi yang stabil, matang, memiliki aktivitas dan pandangan yang luas.
3 Motivasi dan dorongan prestasi: seorang pemimpin mempunyai motivasi dan
dorongan untuk mencapai suatu tujuan yang berasal dari dalam dirinya.
4 Hubungan manusiawi: seorang pemimpin mampu mengenali dan dapat
menghargai para bawahannya.
5.5. Pemeliharaan Personil
Inti permasalahan pemeliharaan personil adalah mempertahankan dan
meningkatkan kondisi dimana para pekerja mampu dan mau menjalankan tugas-
tugasnya sesuai dengan kebutuhan organsasi.
Untuk memelihara sikap para personil sesuai dengan yang diinginkan
organisasi dapat dilakukan melalui proses komunikasi dan penyuluhan. Agar
komunikasi dapat berjalan dengan baik, maka dalam melaksanakan komunikasi perlu
dilandasi oleh rasa saling pengertian antara pemberi dan penerima komunikasi. Tanpa
ada komunikasi yang baik, maka instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk dan saran-
saran tidak akan bermanfaat.
Menurut Nitisemito, bebrapa hal yang perlu dipertimbangkan berkenaan
dengan masalah komunikasi adalah sebagai berikut :
5-5
Forecasting
Planning Elemen Mengabaikan manusia sebagai
Organizing mekanik individu-individu
6-1
6-2
Gambar 6.1
Proses dalam Organisasi
6-3
CEO
Sekretaris
Bendahara
Gambar 6.2
Organisasi Fungsional
3. Koordinasi
Struktur fungsional mempermudah koordinasi dalam lingkup fungsi
bersangkutan, tapi tidak antar fungsi-fungsi karena seorang pimpinan hanya
mengepalai satu jenis pekerjaan.
4. Keseragaman Kinerja
Kemudahan koordinasi akan menjamin keseragaman kinerja dalam satu
fungsi. Bila standar-standar kualitas tinggi dalam satu tambang, misalnya
fungsi produksi, maka hal ini juga akan terjadi pada tambang-tambang yang
lain. Sebaliknya bila standar-standar kualitas rendah pada suatu fungsi dari
6-7
salah satu tambang, maka hal ini juga akan terjadi juga pada tambang-
tambang yang lain.
5. Pengembangan Keahlian
Pada organisasi fungsional memungkinkan seorang individu yang
kemampuannya menonjol dalam satu aktivitas untuk mengembangkan
keahliannya.
6.3. Organisasi Divisional
Struktur divisional merupakan suatu cara pembagian organisasi fungsional
yang besar menjadi unit-unti manajemen fleksibel yang lebih kecil. Perubahan ini
memungkinkan perusahaan memiliki kembali keuntungan-keuntungan seperti pada
organisasi fungsional yang kecil.
Struktur divisional dibentuk oleh serangkaian unit-unit manajemen yang
otonom yang relatif kecil. Hal ini dilakukan biasanya berkaitan dengan goegrafis.
Divisi-divisi geografis memusatkan upaya utama perusahaan terhadap
kebutuhan tambang-tambang secara individu.
CEO
Sekretaris
Bendahara
Pada kenyataannya, sering perbedaan antara advis dan instruksi sulit untuk
digambarkan, sehingga seakan-akan ada dua atasan dalam fungsi-fungsi yaitu
atasan garis dan staf ahli.
CEO
Gambar 6.4
Organisasi Staf Fungsional
2 Fungsi-fungsi staf memberikan advis dan servis kepada garis dan unit-unit
staf yang lain untuk pembentukan pekerjaan spesialisasi. Staf tidak memiliki
wewenang terhadap garis atau fungsi-fungsi staf yang lain kecuali ada
delegasi dari pimpinan yang bertanggung jawab. Pendelegasian wewenang
tersebut terbatas pada aktivitas-aktivitas tertentu yang diwewenangkan oleh
pimpinan garis dan dilaksanakan hanya dalam garis tersebut.
3 Staf harus menawarkan advis dan servis bila dipandangnya perlu tanpa
menunggu permintaan. Staf harus menginformasikan tentang problem yang
dihadapi garis, memikirkannya, membuat rencana-rencana konstruktif dan
membantu garis memecahkan problem-problem operasi yang sulit.
4 Garis harus memberikan pertimbangan serius terhadap semua sasaran advis
dan servis yang diberikan oleh fungsi-fungsi staf.
5 Pimpinan-pimpinan garis memiliki wewenang untuk menerima, menolak atau
memodifikasi advis dan servis yang ditawarkan oleh staf. Hanya pengecualian
dalam kasus dimana top line managemen telah memutuskan bahwa advis atau
servis pada semua unit dalam perusahaan.
6 Bila ada pertentangan, garis dan staf harus meminta pertimbangan ke
wewenang garis yang lebih tinggi. Namun bila situasi operasi dalm keadaan
urgensi, meminta pertimbangan tidak perlu dilakukan untuk membuat
keputusan segera.
6 Townsite
7 Training
8 Public relation
9 Environment
Organisasi Departemen Geologi
Untuk suatu alasan tertentu, banyak perusahaan pertambangan yang memiliki
departemen geologi yang beranggotakan ahli-ahli geologi dengan tugas :
1 Eksplorasi: mencari endapan mineral yang dapat ditambang secara teknis dan
ekonomis
2 Engineering planning and development: membantu melakukan penentuan
bagian-bagian endapan sebagai urutan terbaik untuk ditambang berkaitan
dengan kualitas, rate of development, metode penambangan, dan sebagainya.
Kalkulasi jumlah cadangan tanggung jawab kelompok ini.
3 Mine operating: memberi petunjuk dan arahan kepada mine operator,
misalnya memberi tanda tempat-tempat yang akan dibor. Biasanya seorang
geolog sebagai staff advisor untuk mine foreman/mandor.
4 Grade reporting: prosedur geologi untuk menentukan kualitas (grade) endapan
mineral yang akan ditambang atau yang sedang ditambang meliputi aktifitas
core drilling, face sampling dan estimasi visual geologi yang akan
menghasilkan data dan harus diekstrapolasi oleh geolog untuk mendapatkan
kualitas rata-rata (everage grade) pada bagian daerah tambang tertentu atau
blok geologi tertentu.
Tiga hal yang berlaku universal pada organisasi:
1 Pembagian tugas/unit kerja
2 Identifikasi wewenang
3 Hubungan antar unit kerja
Tiga instrumen pada organisasi:
1 Organization chart: memberikan gambaran jelas mengenai kelompok aktifitas
dan hubungan formal dalam perusahaan, memperlihatkan struktur perusahaan,
6-13
7.1. Pengantar
Bab ini akan membahas konsep yang dapat digunakan dalam menilai dan
membandingkan suatu rencana investasi. Sasaran yang ingin dicapai dalam bab ini
adalah agar mahasiswa memahami konsep dasar analisis ekonomi suatu rencana
investasi.
Sebagaimana diketahui, investasi dapat diartikan sebagai suatu penggunaan
sumber daya. Di satu pihak investasi merupakan suatu pengeluaran yang akan
meningkatkan aktiva bagi perusahaan. Di lain pihak investasi akan memberikan
harapan suatu pengembalian (return) tertentu. Keputusan berkenaan dengan suatu
rencana investasi haruslah mencerminkan keputusan yang rasional. Untuk itu
diperlukan suatu cara analisis yang sistematik dan dapat dipertangungjawabkan
kebenarannya. Suatu keputusan ekonomi yang berhasil pada dasarnya akan
ditentukan oleh :
1 Pernyataan yang logis tentang tujuan yang harus dicapai.
2 Relevansi kriteria yang digunakan untuk membandingkan setiap alternatif
dalam pencapaian tujuannya.
Pernyataan tujuan sangat bergantung pada motif organisasi itu sendiri.
Berdasarkan motifnya, organisasi dapat dikelompokkan menjadi organisasi yang
berorientasi pada keuntungan (profit oriented) dan organisasi yang berorientasi bukan
pada keuntungan (non profit oriented). Organisasi yang berorientasi pada keuntungan
pada dasarnya bertujuan untuk memaksimumkan keuntungan, namun dalam
pencapaiannya tidak selalu secara langsung pada usaha memaksimumkan
keuntungan, melainkan dapat dilakukan melalui :
1 Usaha menghasilkan barang dan/jasa dengan biaya yang serendah mungkin,
7-1
7-2
2 Usaha menyerap tenaga kerja yang akan dipekerjakan menjadi tenaga ahli dan
terampil,
3 Usaha mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.
tunai (cash income) dan jumlah dikeluarkannya biaya tunai (cash cost) suatu rencana
investasi atau suatu kegiatan usaha.
Sebagai ilustrasi berikut ini dikemukakan suatu contoh perhitungan aliran
dana (cash flow), tabel VII.1:
Sebuah perusahaan tambang merencanakan untuk membuka tambang baru. Periode
pra-produksi diperkirakan selama 2 tahun. Pada tahun pertama dibutuhkan dana
investasi sebesar $ 20 juta untuk kegiatan eksplorasi. Pada tahun kedua dibutuhkan
dana sebesar $ 50 juta untuk kegiatan pengembangan, konstruksi dan pembelian
peralatan tambang serta modal kerja sebesar $ 10 juta. Periode produksi diperkirakan
selama 7 tahun. Pendapatan (revenue) selama periode produksi tersebut diperkirakan
sebesar $ 40 juta/tahun dan biaya produksi (operating cost) diperkirakan sebesar $ 15
juta/tahun. Depresiasi sebesar $ 5 juta/tahun selama 5 tahun. Pajak penghasilan
40%/tahun.
Tabel VII.1
Distribusi cash flow ($ juta)
Tahun ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pendapatan - - 40 40 40 40 40 40 40
Biaya produksi - - 15 15 15 15 15 15 15
Keuntungan sebelum depresiasi - - 25 25 25 25 25 25 25
Depresiasi - - 5 5 5 5 5 - -
Keuntungan sebelum pajak - - 20 20 20 20 20 25 25
Pajak 40% - - 8 8 8 8 8 10 10
Keuntungan setelah pajak - - 12 12 12 12 12 15 15
Investasi -20 -60 - - - - - - -
Pengembalian modal kerja - - - - - - - - 10
Aliran Dana (Cash Flow) -20 -60 17 17 17 17 17 15 25
Aliran Dana Kumulatif -20 -80 -63 -46 -29 -12 5 20 45
7-4
1) Bunga Diskret
2) Bunga Kontinu
Dalam kesempatan ini hanya akan dibahas bunga diskret yang berarti bahwa nilai
bunga diperhitungkan pada setiap akhir periode ditambahkan kembali pada pokok
pinjaman semula. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada contoh berikut ini.
Contoh :
Jika sejumlah uang sebesar $ 1.000,- ditabung dengan tingkat bunga sebesar 5%
setahun, maka pada akhir tahun ketiga nilai uang tersebut menjadi $ 1.157,60, hal
ini diperoleh dari perhitungan yang diperlihatkan pada tabel VII.2
Untuk mendapatkan formulasi yang lebih umum, maka misalkan P adalah jumlah
uang yang disimpan pada saat sekarang. i adalah tingkat bunga per satuan waktu,
dan n periode waktu, sehingga jumlah nilai uang pada akhir periode, adalah :
F = P (1 + i)n ………………………………………………………………...(7.2)
Dengan :
F = nilai uang pada akhir periode perhitungan
P = nilai sekarang
i = tingkat bunga per periode
n = periode waktu
7-6
Contoh :
Nilai uang yang disimpan pada awal tahun $ 1.000,- tingkat bunga 5 % per tahun,
lamanya penyimpanan 3 tahun. Tentukanlah uang yang akan diterima setelah 3
tahun.
P = $ 1.000,- i = 5% n = 3 tahun
Nilai uang pada akhir tahun ke 3 adalah :
F = 1000 (1 + 0,05)3 = 1000 (1,158) = $ 1.158,-
3. Nilai Sekarang (Present Value)
Seringkali kita menghadapi persoalan untuk menentukan beberapa penyimpanan
yang harus dilakukan saat ini, apabila dengan tingkat bunga dan dalam waktu
tertentu kita menginginkan sejumlah uang tertentu di masa datang. Untuk ini
misalnya sejumlah uang di masa datang itu adalah F, maka nilai P diperoleh
dengan cara memanipulasi persamaan (7-2) sehingga menjadi:
P = F (1 + i)-n …………………………………………………………… (7-3)
Contoh :
F = $ 1.158,- i = 5% setahun, n = 3 tahun
P = 1.158 (1 + 0,05)-3 = 1158 (0,8636) = $ 1.000,-
4. Pembayaran Uniform (Uniform Series Payment)
Apabila pada setiap periode dilakukan pembayaran dengan jumlah yang sama
untuk setiap periode (A), maka nilai uang pada akhir periode penelaahan dengan
tingkat suku bunga i dan dalam waktu n periode adalah :
F = A + A (1 + i) + A (1 + i)2 + A (1 + i)3 + ……. + A (1 + i)n-1
= A {1 + (1 + i) + (1 + i)2 + (1 + i)3 + ……. + (1 + i)n-1} ………………..(7-4)
Ruas kiri dan kanan dikalikan dengan (1 + i) sehingga diperoleh
(1 + i) F = (1 + i) A {1 + (1 + i) + (1 + i)2 + (1 + i)3 + ……. + (1 + i)n-1}
= A {(1 + i) + (1 + i)2 + (1 + i)3 + (1 + i)4 +……. + (1 + i)n-1}……(7-5)
Jika persamaan (7-5) dikurangi persamaan (7-4), maka akan didapat :
(1 + i) F – F = A {(1 + i)n – 1}
i . F = A {(1 + i)n – 1}
7-7
)
) …………………………………(7-6)
Atau nilai setiap periode
)
) …….………………………… (7-7)
Contoh :
A = $ 100,-, i = 4% setahun, n = 4 tahun
)
Contoh :
F = $ 5.000,- n = 10 i = 4% )
= $ 416,46
Contoh :
P = $ 10.000,- i = 4% per tahun, n = 5 tahun
Maka
)
)
) = 10.000 (0,2246)
= $ 2.246,30
6. Nilai Sekarang Pembayaran Uniform (Present Value Uniform Series)
Apabila pada setiap akhir periode, dilakukan pembayaran sebesar A, untuk selama
n periode dengan tingkat bunga sebesar i maka, memperhatikan persamaan (7-8),
nilai sekarang dapat diperoleh dengan persamaan :
7-8
)
)
) …………………………………………………… (7-9)
Contoh :
A = $ 100,- n = 6 tahun, i = 6% per tahun
)
)
) = 100 (4,917) = $ 491,70,-
7. Gradient Uniform
Seringkali nilai aliran dana tahunan tidak dalam nilai yang besarnya konstan A,
tetapi mempunyai nilai yang semakin naik atau turun dengan tingkat perubahan
yang konstan, misalnya G, yang disebut sebagai “gradient”.
Dengan cara penurunan yang mirip dengan penurunan persamaan (7-6) atau (7-7)
maka akan dapat diperoleh persamaan
)
………………….………………………… (7-10)
)
…………………………………………….. (7-12)
Soal : Perkiraan biaya operasi dan perawatan mesin-mesin yang digunakan oleh
sebuah perusahaan tambang adalah Rp 6 juta pada tahun pertama, Rp.6,5 juta pada
tahun kedua dan sterusnya selalu meningkat Rp.0,5 juta setiap tahun sampai tahun
ke 5. Bila tingkat bunga yang berlaku 15% per tahun, hitunglah:
a. Nilai sekarang dari semua biaya tersebut
b. Nilai total biaya pada tahun ke 5
c. Nilai deret seragam dari semua biaya selama 5 tahun
Solusi:
a. Nilai sekarang (P)
7-9
P = P1+ P2
= Rp 6 juta (P/A,15%,5) + Rp 0.5 juta (P/G,15%,5)
=…
b. Nilai semua biaya pada tahun ke 5 dapat dihitung dengan mengubah nilai P
yang didapat dari poin a ke nilai F
F = P (F/P,15%,5)
=…
Atau
F = F1+F2
= Rp 6 juta (F/A,15%,5)+Rp.0,5 (F/G,15%,5)
=…
c. Nilai deret seragam (A)
A = P (A/P,15%,5)
=…
Atau
A = A1+A2
= Rp 6 juta + Rp 0,5 juta (A/G,15%,5)
=…
7-10
2. Pembayaran Tunggal
Nilai Sekarang (Present ) (P/F, i%, n)
value factor)
3. Pembayaran Uniform
(Series Compound
) (F/A, i%, n)
Amount Factor)
4. Simpanan Teratur
(Sinking Fund Factor)
(A/F, i%, n)
)
5. Penerimaan Teratur )
(Capital Recovery ) (A/P, i%, n)
Factor)
)
6. Nilai Sekarang (P/A, i%, n)
Pembayaran Uniform )
(Series Present Value)
)
8. Gradient Present Value (P/G, i%, n)
)
7-11
(P/F,i,n) (A/P,i,n)
(F/P,i,n)
(P/A,i,n)
(A/F,i,n)
F A
(F/A,i,n)
Gambar 7.1
Faktor penghubung P, F, dan A
Penjelasan:
F = sejumlah uang dimasa datang (future)
P = sejumlah uang dimasa sekarang (present)
A = sejumlah uang tetap per satuan waktu (kredit motor anda Rp 400 ribu/bulan)
Panah dari F menuju P artinya diketahui F akan dihitung P, maka P = F (P/F, i, n)
Panah dari P menuju F artinya diketahui P akan dihitung F, maka F = P (F/P, i, n)
Panah dari F menuju A artinya diketahui F akan dihiting A, maka A = F (A/F, i, n)
Panah dari A menuju F artinya diketahui A akan dihitung F, maka F = A (F/A, i, n)
Panah dari P menuju A artinya diketahui P akan dihitung A, maka A = P (A/P, i, n)
Panah dari A menuju P artinya diketahui A akan dihitung P, maka P = A (P/A, i, n)
Formula untuk menghitung (P/F, i, n), (F/P, i, n), dan seterusnya, anda lihat tabel
VII.3 di atas
Contoh: Si Koder menyimpang uang di sebuah bank sejumlah $ 2000 dengan bunga
(i) 5% per tahun. Berapa uang Koder setelah 6 tahun di bank
Diketahui P = $ 2000, i = 5% dan n = 6
Ditanya F ini berarti F = P (F/P,i, n), formulanya lihat tabel VII.3 di atas
F = P ((1 + i)n = $ 2000 (1+0,05)6 = $ 2680,191281
BAB VIII
METODE PEMBANDINGAN RENCANA INVESTASI
8.1. Pengantar
Konsep ekuivalensi yang didasarkan atas nilai waktu dari uang, seperti yang
dijelaskan pada bagian terdahulu, pada dasarnya mengetengahkan pendekatan yang
dapat digunakan untuk mengevaluasi rencana investasi. Dari beberapa alternatif yang
tersedia diharapkan dapat ditentukan suatu alternatif dengan daya tarik yang terbaik.
Beberapa metode pembandingan rencana investasi yang umum digunakan dalam
evaluasi tersebut adalah:
1 Analisis Nilai Sekarang (Present Value Analysis)
2 Analisis Nilai Tahunan (Annual Value Analysis)
3 Analisis Laju Pengembalian (Rate of Return Analysis)
4 Analisis Periode Pengembalian (Payback Period Analysis)
Metode pembandingan yang memanfaatkan konsep ekuivalensi selalu
menggunakan suatu tingkat suku bunga, atau discount rate. Tingkat suku bunga ini
menggambarkan tingkat pengembalian minimum yang diinginkan, atau Minimum
Attractive Rate of Return (MARR), baik oleh individu maupun organisasi. Bila
sejumlah dana tidak digunakan untuk membiayai suatu proyek, maka dana tersebut
akan dapat digunakan untuk membiayai proyek lain. Sehingga apabila dana tersebut
ditanamkan pada suatu proyek, misal proyek X, maka berarti ini menghilangkan
kesempatan untuk mendapatkan penghasilan (return) dari proyek lain yang tidak
dipilih. Itulah sebabnya, maka suku bunga ini juga disebut sebagai biaya modal atas
hilangnya kesempatan (opportunity cost of capital).
Besarnya suku bunga atau biaya modal tergantung pada banyak hal. Lembaga
pemerintah atau badan usaha milik negara biasanya menetapkan MARR yang lebih
rendah dibandingkan dengan perusahaan industri yang kompetitif, bahkan dalam
suatu organisasi pun mungkin, MARR untuk suatu departemen atau kegiatan akan
8-1
8-2
berbeda dengan departemen atau kegiatan lainnya. Demikian juga tingkat risiko yang
berbeda dari proyek akan menyebabkan perbedaan dalam MARR-nya. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa MARR akan sangat tergantung pada lingkungan,
tujuan dan kebijaksanaan organisasi, jenis kegiatan, dan tingkat risiko dari masing-
masing proyek.
8.2. Analisis Nilai Sekarang (ANS)
ANS digunakan untuk menentukan nilai ekuivalensi pada saat sekarang dari
aliran dana (pendapatan dan pengeluaran) di masa datang dari suatu rencana investasi
atau aset tertentu. Sehingga apabila aliran dana di masa datang dapat diperkirakan
dengan pasti, maka dengan tingkat suku bunga tertentu yang dipilih dapat dihitung
nilai sekarang dari rencana investasi tersebut.
Pada ANS, sebuah rencana investasi dapat diterima apabila rencana investasi
tersebut mempunyai nilai sekarang bersih (NSB) yang positif, NSB > 0. Apabila
untuk mencapai suatu tujuan tertentu tersedia beberapa alternatif dan hanya satu
alternatif yang akan dipilih (mutually exclusive) maka kriteria pemilihan alternatif
adalah memaksimumkan NSB dari rencana investasi yang diperbandingkan. NSB ini
merupakan selisih antara Nilai Sekarang Penerimaan dengan Nilai Sekarang Biaya
atau :
Pada ANS ini, horison perencanaan atau periode penelaahan sangat penting
diperhatikan karena sangat berpengaruh pada pengambilan keputusan. Berkenaan
dengan periode penelaahan ini, dapat dikemukakan bahwa terdapat dua kemungkinan
situasi yang berbeda :
Bila tingkat suku bunga 8% per tahun, mesin yang mana sebaiknya dipilih?
Penyelesaian:
Untuk penyelesainya anda harus dapat mengetahui:
- Yang mana komponen biya dan yang mana komponen penerimaan
- Yang mana P, A, dan F
Karena analisisnya adalah analisis nilai sekarang maka P tetap, A dirubah menjadi
P dan F juga dirubah menjadi P (ingat hubungan segitiga F, P, dan A pada bahan
kuliah sebelumnya, kalu lupo…jingok lagi)
Catatan: untuk mempermudah perhitungan anda dapat menggunakan tabel bunga
(terlampir)
Untuk mesin X
NSB = NSbiaya – NSpenerimaan
NSBx = 2000 + 600 (P/A, 8%, 6) – 100 (P/F, 8%, 6)
= 2000 + 600 (4,6228) – 100 (0,63017)
= $ 4710,663
Untuk mesin Y
NS = NSbiaya - NSpenerimaan
NSBY = 3000 + 450 (P/A, 8%, 6) – 700 (P/F, 8%, 6)
= 3000 + 450 (4,6228) – 700 (0,63017)
= $ 4633,141
8-4
Karena nilai sekarang bersih biaya mesin Y (NSBY) lebih kecil dari nilai sekarang
bersih biaya mesin X (NSBX) selama 6 tahun, maka dipilih mesin Y
2. Periode Penelaahan Berbeda
Pada contoh di atas, umur pakai dari masing-masing alternatif adalah sama. Dalam
praktek mungkin analisis dari alternatif yang dievaluasi berbeda. Apabila terjadi
perbedaan dalam umur pakai, maka ANS harus dilaksanakan pada kondisi periode
analisis yang sama. Oleh karena itu ANS perlu didahului oleh langkah penyamaan
periode analisisnya, dengan cara mencari periode kelipatan terkecilnya
Contoh 2.
Sebuah perusahaan harus memutuskan untuk memilih satu di antara dua alternatif
mesin, mesin X atau mesin Y. Kedua alternatif mesin tersebut mempunyai
karakteristik sebagai berikut :
Andaikata umur pakai dari alternatif mesin X pada contoh 1 adalah 6 tahun diubah
menjadi 8 tahun. Bila tingkat suku bunga tetap 8%, alternatif mesin mana yang
harus dipilih ?
Untuk memecahkan persoalan ini, maka langkah awal adalah menyamakan
periode penelaahannya. Pada kondisi seperti ini, maka analisis dilakukan pada
periode 24 tahun, yaitu sebagai kelipatan terkecil dari periode penelaahannya.
Pada setiap akhir umur pakai, mesin yang bersangkutan dibeli lagi, dan
karakteristiknya sama dengan semula. Sehingga dengan demikian kondisi masalah
ini menjadi seperti berikut:
Penyelesaian:
Untuk Mesin X
8-5
0 8 16 24
Untuk Mesin Y
0 6 12 18 24
= 11570,22 – 1004,668
= $ 10.565,55
Karena nilai sekarang bersih biaya mesin X (NSBX) lebih kecil dari pada nilai
sekarang bersih biaya mesin Y (NSBY), maka yang dipilih mesin X
8.3. Analisis Nilai Tahunan (ANT)
ANT digunakan untuk menentukan nilai ekivalen tahunan uniform (serial)
yang berasal dari aliran dana yang dimiliki oleh suatu rencana investasi atau aktiva
(asset). ANT ini sering digunakan karena adanya kecenderungan yang luas
dikalangan praktisi untuk menyatakan “prestasi” dari suatu kegiatan dengan ukuran
tahunan, misalnya pernyataan laba-rugi dari sebuah perusahaan atau orang
kebanyakan lebih mudah mengerti apabila dinyatakan: “proyek tersebut memberi
keuntungan sebesar sekian juta setiap tahunnya selama sekian tahun”.
Di samping kecenderungan tersebut, ANT lebih simpel karena tidak perlu
menyamakan periode penelaahan masing-masing rencana investasi apabila
alternatif investasi memiliki umur pakai yang berbeda.
Pada ANT, apabila sebuah rencana investasi mempunyai nilai tahun bersih
positif, atau NTB > 0, maka rencana investasi tersebut dapat diterima. Sedangkan
kriteria pemilihan rencana investasi yang diperbandingkan tersebut. NTB merupakan
selisih antara nilai tahunan penerimaan denan nilai tahunan biaya, atau
NTB = NTbiaya – NTpenerimaan
1. Periode Penelaahan Sama
Contoh 3
Dari soal contoh 1
Untuk mesin X
NTBX = 2000 (A/P, 8%, 6) + 600 – 100 (A/F, 8%, 6)
= 2000 (0,21632) + 600 - 100 (0,13632)
= $ 1.019,008
Untuk mesin Y
NTBY = 3000 (A/P, 8%, 6) + 450 - 700 (A/F, *%, 6)
8-7
mendapatkan tingkat suku bunga (i) yang menghasilkan total NSB sama dengan nol
atau seperti tertera pada persamaan sebagai berikut:
NSB =∑
( )
Dimana: PVF = present value factor dan FNS = factor nilai sekarang
Biasanya untuk mendapatkan nilai IRR dilakukan dengan metode trial and error,
yaitu dicoba-coba dengan beberapa tingkat suku bunga sampai didapat hasil total
NSB sama dengan nol. Jika suatu tingkat suku bunga yang menghasilkan total NSB
sama dengan nol tidak didapatkan, maka dilakukan penyelesaian melalui proses
interpolasi antara tingkat suku bunga yang menghasilkan total NSB positif dan
tingkat bunga yang menghasilkan total NSB negatif. Dengan menggunakan metode
IRR, peluang investasi yang diinginkan adalah yang memiliki nilai IRR tertinggi.
Kondisi IRR minimum yang masih dibenarkan secara ekonomi adalah sama dengan
bunga modal (cost of capital). Jadi cost of capital merupakan batasan apakah suatu
investasi dilaksanakan atau tidak.
Rumus interpolasi:
IRR = i1 + (i2 –i1)[ ]
Dimana:
i1 = tingkat suku bunga 1
i2 = tingkat suku bunga 2
NSB1 = NSB yang bernilai positif
NSB2 = NSB yang bernilai negatif
+
NSB1
i=IRR=?
NSB
i2
0
i1
- NSB2
Tingkat suku
bunga
8-9
Contoh 5
Hitung IRR dari proyek yang memiliki aliran dana sebagai berikut:
Penyelesaian:
(1) (2) (3) (4)=(2)x(3) (5) (6)=(2)x(5)
Tahun CF PVF NSB1 PVF NSB2
($ ribu) Coba ($ ribu) Coba ($ ribu)
i=10% i=15%
0 -100 1 -100 1 -100
1 20 0,90909 18,1818 0,86957 17,3914
2 30 0,82645 24,7935 0,75614 22,6842
3 20 0,75132 15,0264 0,65752 13,1504
4 40 0,68302 27,3208 0,57175 22,8700
5 40 0,62092 24,8368 0,49718 19,8872
10,1593 -4,0168
Dari kedua nilai NSB tersebut dapat disimpulkan bahwa proyek tersebut memiliki
IRR yang terletak antara i = 10% dan 15%
10,1593
15 %
10 %
- 4, 0168
8-10
Bila rencana investasi yang dievaluasi hanya satu buah, maka alternatif rencana
investasi tersebut dapat diterima apabila mempunyai nilai IRR yang lebih besar dari
tingkat pengembalian minimum yang diinginkan (MARR) oleh investor bila
sebaiknya maka alternatif tersebut ditolak.
Tahun CF ($)
0 -1000
1 350
2 450
3 500
4 500
Tahun CF CF kumulatif
0 -1000 -1000
1 350 -650
2 450 -200
3 500 300
4 500 800
Terlihat bahwa periode pengembalian terletak antara 2 dan 3 tahun, yang dapat
dihitung dengan interpolasi sebagai berikut:
300
2 3
-200
Periode Pengembalian = 2 + (3 – 2) ( )
= 2,4 tahun
Diterima atau ditolaknya suatu proyek dengan periode pengembalian tertentu
tergantung pada periode pengembalian terpendek yang digunakan oleh investor.
8-12
Analisis titik pulang pokok produksi akan membahas suatu kondisi titik temu
(perpotongan) antara kurva total pendapatan/revenue (TR) dan biaya total (TC).
Untuk ini akan dibahas terlebih dahulu pengertian tentang biaya tetap dan biaya
berubah.
9.1. Biaya Tetap dan Biaya Berubah
Berdasarkan ketergantungan pada volume produksi, secara garis besar biaya
produksi dapat dibedakan atas biaya tetap (fixed cost/FC) dan biaya berubah (variable
cost/VC).
Biaya tetap (FC) adalah biaya yang besarnya relatif tidak berubah atau tidak
tergantung pada perubahan volume produksi atau tingkat aktivitas yang dilakukan.
Contohnya adalah biaya untuk asuransi, depresiasi, pajak penghasilan, sewa,
penelitian, iklan, pelayanan teknik, dan gaji eksekutif. Namun demikian tidak
selamanya biaya tersebut tidak berubah, terutama dalam jangka waktu yang panjang.
Dalam beberapa kasus, biaya tetap dapat berubah karena meningkatnya volume
produksi sehingga diperlukan penambahan kapasitas produksi yang menyebabkan
bertambahnya biaya untuk asuransi, depresiasi, pajak penghasilan, pelayanan teknik
dan sebagainya.
Biaya berubah (VC) adalah biaya yang umumnya berubah sebanding dengan
perubahan volume produksi. Biaya ini relatif mudah untuk ditentukan karena biaya
tersebut biasanya langsung berkaitan dengan suatu produk atau pelayanan tertentu.
Jika tidak ada kegiatan produksi maka biaya berubah sama dengan nol.
Contoh VC adalah biaya untuk bahan langsung, buruh langsung, royalti,
perawatan, dan pengawasan langsung. Biaya untuk bahan cat dan upah buruh untuk
mencat sebuah rumah adalah biaya berubah. Semakin banyak rumah yang dicat,
9-1
9-2
semakin banyak cat yang diperlukan, demikian pula dengan jam kerja buruh;
kuantitas yang diperlukan merupakan fungsi dari volume kegiatan yang dilakukan.
Secara skematis, biaya produksi (FC dan VC) dan TR dapat diperlihatkan
dengan gambar 9.1.
Rp. Rp.
Q
P
α
0 0
Volume (unit) A Volume (unit)
P = Biaya tetap untuk setiap volume produksi Q = biaya berubah untuk A unit
α = Biaya berubah per unit
c. Pendapatan
Rp.
0
A Volume (unit)
Gambar 9.1.
Grafik Biaya Tetap, Biaya Berubah, dan Pendapatan
Dapat dilihat gambar 9.1, bahwa biaya tetap (FC) tidak berubah meskipun
volume kegiatannya makin bertambah besar, sedangkan biaya berubah (VC)
besarannya tergantung pada volume kegiatan, semakin besar volume kegiatan
semakin besar pula biayanya. Apabila biaya tetap (FC) dan biaya berubah (VC)
9-3
diperlihatkan dalam satu grafik, maka akan diperoleh garis biaya total (TC) yaitu FC
+ VC yang dapat ditunjukkan dengan dua cara, seperti terlihat pada gambar 9.2. Jadi
TC = FC + VC
a. Cara 1 b. Cara 2
TC
Rp. Rp.
TC
FC VC
VC
FC
0 0
Volume (unit) Volume (unit)
Gambar 9.2.
Grafik Biaya Total (TC)
Garis biaya total (TC) yang dihasilkan dengan cara 1 akan sama dengan cara
2, tetapi penggambaran dengan cara 1 lebih disukai oleh para akuntan, karena dengan
menambahkan garis penjualan pada grafik tersebut akan terlihat „contribution margin‟
dari kegiatan yang dilakukan. „Contribution-margin‟ adalah jumlah total sumbangan
volume penjualan untuk menutup biaya tetap. Hal ini dinyatakan oleh jarak vertikal
antara garis penjualan dan garis biaya berubah, seperti dapat dilihat pada gambar 9.3.
bawah titik pulang pokok, perusahaan akan mengalami kerugian. Sebaliknya bila
berproduksi di atas titik pulang pokok, perusahaan akan memperoleh keuntungan.
Cara 1 Cara 2
Titik pulang pokok Titik pulang pokok
TR
Rp. Rp. TR
TC
TC
FC
VC VC
FC
0 0
Volume (unit) Volume (unit)
Gambar 9.3.
Titik Pulang Pokok Produksi
TR1
Laba
Pada TC
Vol C
TC1
TI
TC2
Rugi
Pada
TR = total revenue
TR2 Vol A
TC = total cost
TI = titik impas
pula
Titik pulang pokok
pula
ng ng
pok pok
Gambar 9.4
ok ok
Grafik Hubungan Biaya-Volume-Laba
9-5
Dari gambar 9.4 dapat diketahui bahwa keuntungan (π) yang diperoleh pada
tingkat produksi C adalah π = TR1- TC1 dan kerugian yang dialami pada tingkat
produksi A adalah π = TR2- TC2, hasilnya negatif menunjukan kerugian
9.3. Analisis Titik Pulang Pokok Produksi
Berdasarkan hubungan biaya-volume-laba dapat ditentukan volume produksi
yang memberikan titik pulang pokok. Dalam pembahasan selanjutnya diasumsikan
bahwa fungsi biaya maupun fungsi pendapatan adalah linier, yang ada pada
kenyataanya tidak selalu demikian.
Contoh 1
Untuk ikut memeriahkan pasar malam di kotanya, Lusi bermaksud untuk menjual
roket mainan dalam arena tersebut. Lusi membeli roket mainan ini dengan harga
Rp. 500,- per unit dan ia dapat mengembalikan semua mainan yang tidak terjual.
Mainan tersebut akan dijualnya dengan harga Rp. 900,- per unit dan untuk
menjualnya ia menyewa sebuah tempat dengan harga sewa Rp. 200.000,- yang
dapat dibayarkan setelah pasar malam selesai. Agar ia dapat memperoleh kembali
modalnya (titik pulang pokok) berapa banyak mainan yang harus dijualnya? Untuk
kegiatan ini Lusi tidak dikenai pajak pendapatan.
Untuk menentukan titik pulang pokok suatu kegiatan dapat digunakan
beberapa pendekatan sebagai berikut :
1. Pendekatan Persamaan
Untuk menghitung titik pulang pokok digunakan metode persamaan. Setiap
pendapatan dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan berikut :
Pendapatan Kotor – Biaya Berubah – Biaya Tetap = Pendapatan Bersih
Atau :
TR = VC + FC + Keuntungan, atau TR = TC + π
TR = Q P; TC = VC+FC; π = TR - TC
Persamaan tersebut merupakan pendekatan yang paling umum dan mudah untuk
diingat. Untuk contoh di atas :
9-6
Misal Q = jumlah unit yang dijual agar dicapai titik pulang pokok. Pada titik
pulang pokok, keuntungan = 0, maka
900 Q = 500 Q + 200.000 + 0
400 Q = 200.000
Q =
Q = 500
Jadi titik pulang pokok akan dicapai pada jumlah penjualan sebanyak 500 unit
mainan.
2. Pendekatan Marginal (Metode ‘Contribution-Margin’)
Conttribution-Marginal (CM) = Harga jual – Biaya Berubah
Penjualan dan biaya-biaya dianalisis sebagai berikut :
- CM per unit = Harga jual per unit – Biaya berubah per unit atau P -VC
- Titik pulang pokok (dalam unit yang dijual)
Q=
= = 500
Jadi titik pulang pokok akan dicapai pada jumlah penjualan 500 unit mainan.
Pendekatan marginal ini sebenarnya merupakan pengulangan pendekatan
persamaan tetapi dalam bentuk lain. Pemilihan metode mana yang akan digunakan
sangat tergantung pada kecenderungan seseorang.
3. Pendekatan Grafis
Diketahui : pembelian roket Rp. 500/unit, harga jual roket Rp.900/unit, dan sewa
tempat Rp.200.000,-
Tabel IX.1 Perhitungan TC dan TR
Q FC VC TC TR
(Unit) (Rp) (Rp500/unit) (Rp) (Rp)
100 50.000 250.000 90.000
200.000
200 100.000 300.000 180.000
9-7
Rp
(ribu) TR
Titik Pulang Pokok
700
TC
600
500 FC
VC
400
300
200
100
0
100 300 500 700 Volume (unit)
Gambar 9.5.
Analisis Titik Pulang Pokok
Contoh 2.
Jika Lusi menginginkan keuntungan (π) sebesar 20% dari pendapatan, berapa buah
roket mainan harus dijualnya ?
Pendekatan persamaan dapat digunakan untuk menyelesaikan soal pada contoh 2.
Misal Q = jumlah unit yang akan dijual pada tingkat pendapatan bersih
yang dinginkan .
Biaya Biaya
Pendapatan = Berubah + Tetap + Keuntungan (π)
0 0
Volume Volume
Gambar 9.6.
Modifikasi Grafik
9-9
Oleh karena aktivitas ekonomi biasanya dinamis, tidak statis, maka para
pemakai metode analisis biaya-volume-laba setiap kali harus memperhatikan
perubahan-perubahan kondisi ekonomi, harga, faktor-faktor produksi, dan
sebagainya.
9.6. Analisis Kepekaan
Dengan tujuan untuk menyederhanakan masalah, kerapkali digunakan asumsi
bahwa kejadian-kejadian di masa depan dapat diperkirakan dengan pasti. Namun
sesungguhnya, perkiraan dan ramalan tergantung pada tingkat ketidakpastian yang
dapat didefinisikan sebagai kemungkinan bahwa jumlah uang yang sebenarnya akan
menyimpang dari jumlah yang diharapkan. Untuk mengatasi ketidakpastian tersebut
terdapat banyak model yang dapat digunakan, salah satunya adalah analisis kepekaan
(sentivitas).
Analisis kepekaan adalah suatu teknik untuk menganalisis pengaruh suatu
variable atau parameter terhadap suatu kesimpulan atau keputusan semula. Dalam
konteks analisis biaya-volume-laba, analisis sensitivitas akan menjawab pertanyaan
“bagaimana pengaruh perubahan volume terhadap pendapatan bersih?”
1 Pengaruh Perubahan VC
Titik pulang pokok produksi dapat berubah karena perubahan pada komponen
VC. Pada contoh penjualan roket mainan, jika harga beli (biaya) per unit
mainan naik dari Rp 500,- menjadi Rp 700,- dan harga jual per unit tetap Rp
9-11
900,- maka titik pulang pokok produksi naik dari 500 unit menjadi 1.000 unit,
yaitu jika Q = jumlah unit yang dijual agar dicapai titik pulang pokok, maka
900 Q = 700 Q + 200.000
Q = 1.000
Sedangkan penurunan biaya dari Rp. 500,- menjadi Rp. 400,- akan mengubah
titik pulang pokok menjadi 400 unit, yaitu :
900 Q = 400 Q + 200.000
Q = 400
2 Pengaruh Perubahan FC
Pada kenyataannya FC dapat berubah dari tahun ke tahun. Hal ini akan
mempengaruhi ketiga determinan laba, yaitu pendapatan, biaya berubah dan
biaya tetap. Sebagai contoh, misalnya untuk mencapai pasar secara langsung,
sebuah perusahaan berkeinginan mengganti peran pedagang besarnya dengan
agen-agen perusahaan. Tindakan ini akan meningkatakan biaya tetap
perusahaan, yang selanjutnya dapat mempengaruhi harga jual produk per
unitnya.
Jika terjadi perubahan yang besar dalam biaya tetap, pihak manajemen perlu
memperkirakan pengaruh perubahan tersebut pada pendapatan bersih yang
ditargetkan dan „contribution margin‟ per unit yang digunakan sebagai arah
dalam pengambilan keputusan. Pihak manajemen lebih lanjut menganalisis
tingkah laku biaya dan menentukan titik pulang pokok secara periodik.
Biaya tetap umumnya hanya konstan dalam tingkat-tingkat aktivitas tertentu
dan dalam periode waktu yang tertentu pula. Dengan demikian, jika terjadi
perubahan besar dalam volume produksi, biaya-biaya tetap harus ditinjau
kembali mengingat kemungkinan harus dilakukan penambahan kapasitas
produksi.
3 Pengaruh Perubahan Harga Jual
Perubahan harga jual juga dapat mengubah titik pulang pokok semula. Dalam
contoh 1 jika harga jual dinaikkan dari Rp 900,- menjadi Rp 1.000,- per unit
9-12
sedang harga beli tetap Rp 500,- per unit dan harga sewa tempat tetap Rp
200.000,- maka titik pulang pokok produksi berubah dari 500 unit menjadi
400 unit. Jika Q = Jumlah unit yang dijual agar dicapai titik pulang pokok,
maka :
1.000 Q = 500 Q + 200.000
Q = 400 unit
Rangkuman
1. TC (total cost) = FC + VC
FC = fixed cost
VC = variable cost = biaya operasi/produksi per unit, misal $/ton
2. TR (total revenue atau total pendapatan) = Q x P
Q = unit produksi yang terjual (ton), P = harga jual ($/ton)
3. Keuntungan = TR – TC
Bila hasilnya positip bearti untung, negatip bearti rugi, sama dengan nol
bearti impas (break even) atau tidak untung tidak rugi (TR=TC)
4. Analisis titik pulang pokok produksi dapat dilakukan dengan tiga cara,
yaitu dengan cara persamaan, marginal dan grafis
5. Untuk melakukan analisis titik pulang pokok produksi harus didasari oleh
beberapa asumsi (baca sendiri asumsi-asumsinya)
6. Analisis kepekaan adalah suatu analisis untuk mengetahui pengaruh
perubahan harga jual, biaya variable, dan biaya tetap terhadap titik pulang
pokok produksi
BAB X
ANALISIS PENGGANTIAN ALAT
10.1. Pengantar
Setiap peralatan yang dioperasikan sehari-hari memiliki keterbatasan umur
atau masa pakai sehingga apabila alat tersebut masih dibutuhkan pada akhir masa
pakainya maka perlu penggantian dengan alat serupa yang baru. Kebijakan untuk
menetapkan kapan sebuah alat harus diganti tidak cukup hanya dilihat dari kondisi
fisik alat tersebut, namun yang lebih penting adalah pertimbangan-pertimbangan
ekonomis berkaitan dengan alternatif penggantiaannya dengan alat yang baru.
Ada beberapa alasan mengapa penggantian alat lama dengan alat yang baru
perlu dilakukan, diantaranya adalah:
1 Adanya tuntutan untuk meningkatkan kapasitas produksi. Peningkatan
kapasitas produksi dapat dilakukan dengan menambah alat-alat baru dan tetap
menggunakan alat-alat yang lama. Atau mengganti semua alat yang lama
dengan alat-alat yang baru.
2 Kebutuhan untuk perawatan alat sudah berlebihan sehingga alat tersebut
dinilai tidak ekonomis lagi untuk dipakai, walaupun secara fisik masih
berfungsi. Pada gambar 10.1, biaya operasi dan perawatan untuk sebuah alat
akan terus meningkat seiring dengan usia pemakaiannya. Sebaliknya, biaya
investasi akan semakin kecil dengan semakin lamanya pemakaian alat
tersebut.
3 Penurunan fungsi fisik peralatan sehingga menurunnya efisiensi operasi dari
alat-alat tersebut. Beberapa hal yang merupakan penurunan fungsi fisik akibat
pemakaian dari suatu alat adalah:
1) Penurunan output baik kuntitas dalam satuan waktu tertentu maupun
kualitas dari outputnya.
2) Peningkatan kebutuhan bahan bakar
10-1
10-2
min
Tahun
Umur ekonomis optimum
Gambar 10.1
Konfigurasi biaya ekuivalen tahunan alat
BET
Tahun
n-2 n-1 n n+1
Waktu Waktu
analisis penggantian
penggatian yang tepat
Gambar 10.2
BET alat lama dan baru
4 Dibutuhkan tanggung jawab yang lebih besar untuk mengganti alat lama
dengan yang baru dibandingkan dengan tetap memakai alat yang lama
5 Pihak manajemen cenderung untuk bersikap konservatif (bersikap
mempertahankan keadaan, kebiasaan atau tradisi yang berlaku) dalam
mengambil keputusan yang berkaitan dengan perlatan yang harganya mahal
6 Keterbatasan dana yang dimiliki untuk membeli peralatan baru, sementara
tidak ada keterbatasan dana untuk merawat peralatan yang telah ada
7 Keengganan untuk menjadi pionir (pelopor) dalam mengadopsi teknologi baru
Nilai keekonomian dimasa datang dari kedua alternatif (alat lama dan alat
baru) yang diperlihatkan oleh distribusi waktu dari cash flow yang didasarkan pada
10-5
0 1 2 3 4 5 6 0 1 2 3 4 8 9 10
Mesin A Mesin B
Gambar 10.3
Sketsa aliran dana mesin A dan B
=…
BETB = 24.000.000(A/P,15%,10) + 4.000.000 – 3.000.000(A/F,15%,10)
=…
Selesaikan : apa pilihannya, mempertahankan alat lama atau beli baru?
10.3. Umur Ekonomis Alat
Perhitungan umur ekonomis suatu alat (asset) berguna untuk memperkirakan
kapan alat tersebut sebaiknya diganti. Tentu saja penggantian akan dilakukan apabila
secara ekonomis memang lebih baik daripada tetap menggunakan alat yang lama.
Umur ekonomis suatu alat adalah titik waktu dimana total biaya ekuivalen
tahunannya (BET) adalah minimum. Total biaya ekuivalen tahunanan ini terdiri dari
biaya tahunan yang dikonversi dari biaya awal, biaya operasi dan perawatan. Biaya
tahunan operasi dan perawatan akan terus meningkat seiring dengan berjalannnya
waktu pemakaian dari alat tersebut, sedangkan biaya tahunan dari investasi akan terus
menurun seiring dengan waktu pemakaian alat.
Rp
Total BET
umur ekonomis
tahun
0 1 2 3 4 n
Gambar 10.4
Biaya ekuivalen tahunan (BET) alat
Karena analisis penggantian akan membandingkan antara alat lama dan alat
baru atas dasar umur ekonomisnya, maka sebelum dibandingkan harus diprediksi
10-7
dahulu secara pasti aliran dana dari masing-masing alat. Analisis ini akan
memperhitungkan biaya ekuivalen tahunan (BET) selama umur alat bersangkutan.
Secara alamiah, BET akan menurun dengan naiknya masa pakai suatu alat,
selanjutnya bila masa pakai diteruskan maka biaya ini akan meningkat, gambar 10.4.
Contoh 2.
Sebuah peralatan tranportasi dengan harga awal $ 20 juta dan perkiraan biaya operasi
dan perawatan per tahun selama 6 tahun, seperti tertera pada tabel X.1. Dengan suku
bunga 20% per tahun, tentukan umur ekonomis alat tersebut.
Solusi:
n=1
BET1= 20 juta(A/P,20%,1) + 0 - 16 juta(A/F,20%,1)
n=2
BET2= 20 juta(A/P,20%,2) + 1 juta(A/G,20%,2) - 14 juta(A/F,20%,2)
n=3
BET3= 20 juta(A/P,20%,3) + 1 juta(A/G,20%,3) - 12 juta(A/F,20%,3)
n=4
BET4= 20 juta(A/P,20%,4) + 1 juta(A/G,20%,4) - 10 juta(A/F,20%,4)
n=5
BET5= 20 juta(A/P,20%,5) + 1 juta(A/G,20%,5) - 8 juta(A/F,20%,5)
10-8
n=6
BET6= 20 juta(A/P,20%,6) + 1 juta(A/G,20%,6) - 6 juta(A/F,20%,6)
$ juta
8 Total BET
7,5
umur ekonomis
tahun
1 2 3 4 5 6
Gambar 10.5
Kurva total biaya ekuivalen tahunan
Dari tabel X.2 dapat dilihat bahwa umur ekonomis dari peralatan di atas
adalah 3 tahun dengan biaya ekuivalen tahunan $ 7,077 juta.
BAB XI
BIAYA PRODUKSI ALAT (EQUIPMENT COSTS)
C=
Dimana:
C = Biaya produksi alat, Rp/m3 atau Rp/ton
P = Biaya produksi alat, milik sendiri atau sewa, Rp/jam
Q = Produksi alat, m3/jam atau ton/jam
Bila alat berat yang dioperasikan merupakan milik sendiri, maka biaya-biaya
penggunaan alat yang harus diperhitungkan adalah:
1. Biaya Kepemilikan (Owning Cost)
a. Depresiasi
Adalah penurunan nilai alat yang dikarenakan adanya kerusakan dan
pengurangan harga pasaran alat tersebut. Perhitungan depresiasi diperlukan
untuk mengetahui nilai alat setelah pemakaian selama kurun waktu tertentu.
Selain itu, bagi pemilik alat dengan menghitung depresiasi, maka pemilik dapat
memperhitungkan modal yang akan dikeluarkan bila alat tersebut tidak dapat
lagi digunakan dan harus membeli alat baru sebagai penggantinya.
Ada beberapa cara untuk menghitung depresiasi alat, namun yang akan dibahas
di sini hanya metode garis lurus (straight line method)
Metode Garis Lurus (Straight Line Method)
D =
11-1
11-2
Dimana:
D = Depresiasi per tahun
P = Harga alat sampai di tempat (nilai sekarang)
F = Nilai sisa (salvage value), bila diperhitungkan, bila tidak F=0
n = Umur ekonomis alat, tahun
Nilai Dk pada metode ini selalu konstan setiap tahun.
Contoh:
Sebuah alat berat dibeli dengan harga Rp 500 juta sampai di tempat dan
perkiraan nilai sisa Rp 75 juta. Alat ini memiliki umur ekonomis 5 tahun. Berapa
nilai depresiasi per tahun?
Jawab:
D= = Rp. 85.000.000/tahun
Bila jam kerja per tahun diketahui, misalnya 2.500 jam/tahun, maka nilai
depresiasi per jam adalah:
D= = Rp 34.000/jam
Dimana:
( )( )
Faktor = 1-
Dimana : r =
Annual rate, misalkan 10% per tahun (bunga, pajak dan asuransi)
Jadi besarnya biaya bunga, pajak, dan asuransi:
` = Rp 13.200/jam
11-3
Contoh
Sebuah alat berat biaya kepemilikannya Rp 180.000/jam dan biaya operasinya
Rp 330.000/jam. Jadi biaya produksi alat sebesar Rp 510.000/jam. Bila alat
tersebut dapat berproduksi sebesar 50 bcm/jam, maka:
Jadi bila produktivitas alat meningkat, maka biaya produksi alat per unit
menurun (lebih murah). Sebaliknya bila produktivitas alat menurun, maka biaya
produksi alat per unit meningkat (lebih mahal). Oleh karena itu, produktivitas
alat sangat penting untuk menekan biaya produksi alat per unit (Rp/bcm atau
Rp/ton)