Jurnal Penelitian Sains
Jurnal Penelitian Sains
Research Articles
Uji aktivitas antibakteri kombinasi ekstrak etanol daun seledri
(Apium graviolens L.) dan madu hutan terhadap beberapa bakteri
penyebab penyakit kulit
Masayu Azizah*, Lara Septy Lingga, Yopi Rikmasari
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFI) Bhakti Pertiwi Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia
∗ Corresponding author.
E-mail address: zizaloeng@gmail.com
DOI: https://doi.org/10.26554/jps.v22i1.547
ISSN: 2597-7059 Online, 1410-7058 print/ @2020 Published by UP2M, Faculty of Mathematics and Natural
Sciences, Sriwijaya University 37
Azizah et al. Jurnal Penelitian Sains 22 (1) 2020: xx-xx
38
Azizah et al. Jurnal Penelitian Sains 22 (1) 2020: xx-xx
untuk bahan dan 20 menit untuk alat. Cara ini dengan cara dipipet 1 ml larutan induk
dapat mematikan bakteri yang ada [32]. kloramfenikol 0,1% dalam etanol hingga 10 ml.
39
Azizah et al. Jurnal Penelitian Sains 22 (1) 2020: xx-xx
30
25
20
Diameter hambat
staphylococcus aureus
15 stretococcus pyogenes
propionibacterium acnes
10 pseudomonas aeruginosa
stretococcus β hemoliticus
5
0
K(-) 50%:50% 60%:40% 70%:30% K(+)
konsentrasi
Gambar 1. Diagram rata-rata diameter hambat sediaan uji terhadap bakteri uji
40
Azizah et al. Jurnal Penelitian Sains 22 (1) 2020: xx-xx
berpenetrasi ke dalam sel-sel dari daun seledri (A. merupakan bakteri gram posif dan gram negatif.
graviolens) sehingga kemampuan mengekstraksi Sebagai bakteri uji digunakan bakteri S. aureus
zat aktif lebih baik dan proses penguapan pelarut ATCC 25923, S. pyogenes ATCC 19615, P. acnes
relatif lebih cepat waktunya dibandingkan dengan ATCC 11827, P. aeruginosa ATCC 27853, S. β
etanol yang konsentrasinya lebih rendah [8]. hemoliticus ATCC 19615 yang merupakan jenis
Setelah proses maserasi didapatkan bakteri gram positif dan gram negatif. Bakteri ini
maserat dan dilanjutkan dengan destilasi vakum didapat dari Laboratorium Mikrobiologi Fakultas
dengan tujuan untuk menguapkan pelarut dan Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
mengurangi tekanan udara pada permukaan labu Bakteri uji yang digunakan merupakan bakteri
sehingga akan menurunkan tekanan uap pelarut yang patogen dan dapat mewakili bakteri patogen
dan titik didih pelarut. Dengan penurunan titik lainnya yang menyebabkan infeksi pada manusia.
didih ini dapat mengurangi terurai atau rusaknya Uji aktivitas antibakteri kombinasi ekstrak
komponen kimia terdapat dalam ekstrak daun etanol daun seledri dan madu hutan, diawali
seledri, selanjutnya ekstrak daun seledri (A. dengan proses sterilisasi. Proses sterilisasi
graviolens) yang agak kental diuapkan dengan bertujuan untuk membunuh bentuk hidup dari
rotary evaporator sehingga diperoleh ekstrak mikroorganisme dan menghindari kontaminasi
kental etanol daun seledri (A. graviolens). mikroba. Untuk sterilisasi alat-alat gelas digunakan
Pada ekstraksi sampel daun seledri ((A. autoklaf karena memiliki beberapa keunggulan
graviolens) sebanyak satu kilogram didapat seperti waktu sterilisasi yang singkat serta efektif
ekstrak kental sebanyak 30,78 gram, maka didapat untuk alat-alat gelas yang memiliki rongga.
persen rendemen daun seledri (A. graviolens) Setelah itu dilakukan peremajaan bakteri uji.
sebesar 3,07% b/b. Peremajaan bakteri bertujuan untuk
Daun seledri memiliki aktivitas sebagai mendapatkan bakteri yang aktif dan mencegah
antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus kerusakan bakteri.
aureus ATCC 25923, Streptococcus pyogenes Selanjutnya suspensi bakteri dibuat dengan
ATCC 19615, Propionibacterium acnes ATCC melarutan NaCl 0,9% dengan bakteri uji. Hal ini
11827, Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853, bertujuan untuk mengencerkan bakteri uji yang
Sreptococcus β hemoliticus ATCC 19615. Pengaruh pekat sehingga bakteri dapat menyebar ke dalam
antibakteri yang terhadap bakteri S. aureus ATCC media agar dengan sempurna dan homogen.
25923, S. pyogenes ATCC 19615, P. acnes ATCC Penggunaan NaCl 0,9% bertujuan agar pada
11827, P. aeruginosa ATCC 27853, S. β hemoliticus proses pengenceran tekanan osmosa sel-sel
ATCC 19615 yaitu pada ekstrak etanol dengan bakteri sama dengan tekanan osmosa cairan
rata-rata diameter hambat dari yang terbesar tubuh, sehingga tidak terjadi kematian sel (lisis).
berturut-turut adalah 17 mm dan 18,6 mm dan Kekeruhan suspensi bakteri diukur dengan
18,6 mm dan 17,96 mm dan 16,15 mm menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada
Berdasarkan penelitian sebelumnya panjang gelombang (λ) 580 nm dengan
mengatakan bahwa tanaman seledri (A. transmitan 25% untuk bakteri. Pengukuran ini
graviolens) memiliki kandungan kimia berupa bertujuan untuk menghomogenkan jumlah koloni
flavonoid, saponin, tanin, alkaloid, dan minyak bakteri yang digunakan dalam setiap cawan petri
atsiri [8]. Ekstrak etanol daun seledri (A. pada tiap-tiap pengujian. Dengan kekeruhan
graviolens) dilakukan uji aktivitas antibakteri tersebut maka pertumbuhan mikroba uji pada
dengan metode difusi agar. Metode ini digunakan media relatif baik, yang jumlah populasi menurut
karena memiliki beberapa keunggulan dibanding penelitian sebelumnya lebih kurang 1 juta
metode lainnya seperti peralatan yang digunakan koloni/ml [6]. Suspensi bakteri digunakan
relatif sederhana serta pengamatan diameter sebanyak 2 tetes ke dalam 10 ml media nutrien
hambat (clear zone) yang mudah. Media yang agar.
digunakan adalah media Nutrien Agar karena Pada penelitian ini dilakukan pengenceran
Nutrien Agar merupakan media selektif dan pada konsentrasi 70:30%, 60:40%, 50:50% dari
komposisi yang terdapat di dalamnya sesuai ekstrak daun seledri (A. graviolens). Pembuatan
dengan kebutuhan pertumbuhan bakteri uji yang larutan induk yaitu pada konsentrasi 70:30% b/v,
41
Azizah et al. Jurnal Penelitian Sains 22 (1) 2020: xx-xx
dimana ekstrak ditimbang sebanyak 7 gram dan berturut-turut sebesar 16,15 mm, 15,26 mm, 13,3
dilarutkan dalam 10 ml etanol destilat dan 3 gram mm.
madu di larutkan dengan 10 ml aquadest. Hasil uji aktivitas antibakteri dari ekstrak
Kemudian diambil 7 ml ekstrak dan 3ml madu dari etanol daun seledri (A. graviolens) terhadap
larutan induk ekstrak dan madu. Pembuatan bakteri S. aureus ATCC 25923, S. pyogenes ATCC
larutan induk konsentrasi 60;40% b/v, dimana 19615, P. acnes ATCC 11827, P. aeruginosa ATCC
ekstrak ditimbang sebanyak 6 gram dan dilarutkan 27853, S. β hemoliticus ATCC 19615 menunjukkan
dalam 10 ml etanl destilat dan 4 gram madu diameter hambat paling besar pada konsentrasi
dilarutkan dengan 10 ml aquadest. Lalu diambil 6 70%:30%, 60%:40%, dan 50%:50% terhadap
ml ekstrak dan 4 ml madu dari ekstrak dari larutan bakteri S. aureus, S. pyogenes, P. acnes, P.
induk ekstrak dan madu. pembuatan larutan aeruginosa, S. β hemoliticus (Tabel 1). Hal ini
induk konsentrasi 50:50% b/v, dimana ekstrak dikarenakan mekanisme kerja dari flavonoid.
ditimbang 5 gram dan dilarutkan dalam 10 ml Flavonoid merupakan senyawa fenol dapat
etanol destilat dan 5 gram madu dilarutkan bersifat koagulator protein [9], senyawa flavonoid
dengan 10 ml aquadest. Kemudian diambil 5 ml dalam merusak membran sel bakteri yaitu
ekstrak dan 5 ml madu dari larutan induk ektrak membentuk senyawa kompleks dengan protein
dan madu.Tujuan dikombinasikan untuk ekstraseluler sehingga membran sel bakteri rusak
meningkatkan efek antibakteri dari daun seledri. dan diikuti dengan masuknya air yang tidak
Sebagai kontrol positif digunakan terkontrol kedalam sel bakteri, hal ini
Kloramfenikol, kontrol positif digunakan untuk menyebabkan pembengkakan dan akhirnya
membandingkan potensi ekstrak daun seledri (A. membran sel bakteri pecah (Black dan Jacobs,
graviolens) dengan kloramfenikol, zona hambat 1993).
yang dihasilkan oleh ekstrak etanol daun seledri Selain itu, senyawa flavonoid memiliki
(A. graviolens) mempunyai daya hambat yang kemampuan mendenaturasi protein sel bakteri
besar. dengan cara membentuk ikatan hidrogen
Kontrol negatif yang digunakan dalam kompleks dengan protein sel bakteri. Sehingga,
penelitian ini adalah etanol destilat. Etanol hasil struktur dinding sel dan membran sitoplasma
destilasi ini digunakan sebagai pelarut zat uji dari bakteri yang mengandung protein menjadi tidak
ekstrak daun seledri (A. graviolens). Hasil stabil dan kehilangan aktivitas biologinya,
pengukuran daya hambat aktivitas antibakteri dari akibatnya fungsi permeabilitas sel bakteri
ekstrak etanol daun seledri (A. graviolens) terganggu dan sel bakteri akan mengalami lisis
terhadap bakteri Staphylococcus aureus ATCC yang berakibat pada kematian sel bakteri
25923, Streptococcus pyogenes ATCC 19615, (Harborne, 1987). Selain itu adanya aktivitas
Propionibacterium acnes ATCC 11827, antibakteri dari larutan uji disebabkan karena
Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853, ekstrak daun seledri (A. graviolens) mengandung
Sreptococcus β hemoliticus ATCC 19615dengan senyawa metabolit sekunder berupa flavonoid,
konsentrasi 70%:30%, 60%:40% dan 50%:50% saponin dan tanin, apiin, apigenin, minyak atsiri.
diameter zona hambat berturut-turut sebesar 17 kandungan yang dimiliki seledri, flavonoid,
mm dan 18,6 mm dan18,6 mm dan 17,96 mm dan saponin dan tanin merupakan senyawa yang
16,15 mm. Pada bakteri Staphylococcus aureus bersifat antibakteri [22].
ATCC 25923, diameter zona hambat berturut Madu hutan dapat digunakan sebagai anti
turut 17 mm, 15,8mm, 13,3 mm. Sedangkan pada bakteri, dikarenakan kadar gula pereduksi yang
bakteri S. pyogenes ATCC 19615, diameter zona tinggi yaitu glukosa dan fruktosa, terdapat juga
hambat berturut turut 18,6 mm, 17,8 mm, 17,03 sukrosa, madu memiliki viskositas kental, pH yang
mm. P. acnes ATCC 11827 diameter zona hambat rendah dan terdapat juga senyawa inhibine
berturut turut17,9 mm, 16,8 mm, 15,73 mm. P. peroksida (H2O2) yang terbentuk dalam madu
aeruginosa ATCC 27853 diameter zona hambat oleh aktivitas enzim glucose oxidase yang
berturut turut 18,6 mm, 17,8 mm, 15,76 mm. S. β memproduksi asam glukonat dan hidrogen
hemoliticus ATCC 19615 diameter zona hambat peroksida dari glukosa [25].
42
Azizah et al. Jurnal Penelitian Sains 22 (1) 2020: xx-xx
REFERENSI
[12]Harmita. (2009). Analisis Fisiko Kimia
Kromatografi. Jakarta: EGC.
[1]Assani, Susiana. (1994). Mikrobiologi
Kedokteran. Jakarta.
[13]Harryana, Eren, dkk. (2013). Daun Ampuh
Basmi Berbagai Penyakit. Jogjakarta: Nusa
[2]Astriyanti, Tuti., Mariana D.C.L., Mustakim S.,
Kreativa.
(2010) Perilaku Hygiene Perorangan Pada
Narapidana Penderita Penyakit Kulit dan
[14]Jawetz, E. (2011). Mikrobiology kedokteran jilid
Bukan Penderita Penyakit Kulit di Lembaga
2. Jakarta: Salemba Baru.
Permasyarakatan Klas II Kupang Tahun 2010.
Jurnal MKM 5(1) : 1. Kupang: Universitas
[15]Kardinan, A. dan Ruhnayat, A. (2007). Budi
Nusa Cendana.
Daya Tanaman Obat Secara Organik.
Tangerang:Penerbit Agromedia Pustaka.
[3]Brooks, G.F., Carroll, K.C., Butel, J.S., Morse,
S.A., Mietzner, T.A. (2013). Medical
[16]Kamilah, N. S. (2013). Uji Efektivitas
Microbiology. Jakarta: EGC.
Penambahan Madu Lebah pada Ekstrak Kulit
Buah Manggis (Garsinia mangostana L.)
[4]Cappuccino, J. (2009). Manual Laboratorium
Sebagai Antibakteri (Skripsi). Bengkulu:
Mikrobiologi. Jakarta: EGC Medical
Universitas Bengkulu.
Publisher.
43
Azizah et al. Jurnal Penelitian Sains 22 (1) 2020: xx-xx
sebagai Alternatif Obat Kumur (Antibacterial [26]Seputro, Dd. (1998). Dasar-dasar Mikrobiologi
Activity of Celery Leaves Extract [Apium Umum. Bandung: Angkasa.
graveolens L.] against Streptococcus mutans
as an Alternative Mouthwash). Artikel Ilmiah. [27]Setiabudy, Rianto. (2011). Farmakologi &
Fakultas Kedokteran Universitas Jember. Terapi (Edisi V). Jakarta: Penerbit FKUI.
[20]Molan PC. (2006). Theevidence supporting the [28]Siregar, S.F. (2009). Uji aktivitas anti bakteri
use of honey as a wound dressing. The ekstrak etanol dan air rebusan kulit batang
international journal of lower extremity ingul (Toona sinesis M. Roem) terhadap
wounds,5(1), 40-54. beberapa bakteri. (Skripsi). Medan:
Universitas Sumatera Utara.
[21]Mujetahid MA. (2010). Teknik pemanenan
madu lebah hutan, 4(1),36-40. [29]Simes, JJH., JG., Tracey, LJ dkk. (1959). An
Australian phytochemical Survey Saponins
[22]Nadinah. (2008). Kinetika Inhibisi Ekstrak and Eastern Australian Flowering Plant.
Etanol Seledri (Apium graveolens L.) dan Australia: Common Wealth Scientific and
Fraksinya Terhadap Enzim Xantin Oksidase Industrial Research Organization.
Serta Penentuan Senyawa Aktifnya (Tesis).
Bogor: Sekolah Pascasarjana Institut [30]Suharto dan Fiet, Aidil. (1994). Mikrobiologi
Pertanian Bogor. Kedokteran. Jakarta.
[25]Sakri, F.M. (2012). Madu dan Khasiat: [33]Yuliana, N (2017). Perbandingan efektivitas
Suplemen Sehat Tanpa Efek Samping. antibakteri dari beberapa jenis madu merk
Yogyakarta : Diandra Pustaka Indonesia. Hlm dagang dan madu hutan sumatera selatan
1, 11. terhadap bakteri Escherichia coli dan vibrio
cholerae. Palembang: STIFI Bhakti Pertiwi.
44