NPP : 29.0034
KELAS : F-3
NO. ABSEN : 16
1. Rangkuman :
a. PENGERTIAN HAPTUN
adalah Peraturan Hukum yg mengatur proses penyelesaian
perkara atau sengketa Tata Usaha Negara (TUN) antara orang atau
badan hukum perdata yang mempertahakan hak-hak dan cara untuk
mempertahankan dan menegakan hukum administrasi negara di
muka Peradilan Tata Usaha Negara.
1. Obyek Gugatan.
Dalam Hukum Acara Perdata obyek gugatan antara lain adalah
adanya perbuatan melawan hukum dan wanprestasi, sedangkan
dalam Hukum Acara Peradilan TUN obyek gugatan adalah Keputusan
TUN .
2. Subyek Gugatan
Dalam Hukun Acara Perdata, subjek gugatan terdiri dari orang atau
badan hukum (baik badan hukum privat maupun publik) melawan
orang atau badan hukum (baik badan hukum privat maupun publik)
dalam posisi yang seimbang. Sedangkan dalam Hukum Acara
Peradilan TUN, subyek gugatan adalah orang pribadi atau badan
hukum perdata sebagai Penggugat melawan Pejabat TUN sebagai
Tergugat.
5. Tuntutan (Petitum)
Dalam Hukum Acara Perdata, tuntutan bisa berupa mohon
pelaksanaan/pembatalan perjanjian, ganti rugi, pembayaran uang
paksa dan lain-lain. Dalam Hukum Acara Peradilan TUN, tuntutan yang
dapat diminta antara lain adalah pembatalan suatu Keputusan TUN,
atau agar badan atau Pejabat TUN menerbitkan Keputusan yang
dimohon, disertai dengan ganti rugi materiil minimal Rp. 250.000,-. dan
maksimal Rp. 5.000.000,-
6. Gugat balik (rekonvensi)
Dalam Hukum Acara Peradilan TUN tidak dikenal gugat balik .
- KARAKTERISTIK ACARA
Kepentingan
2 Sebab Sengketa Ketetapan tertulis Pejabat Perdata
warga
masyarakat
Perbuatan
3 Tindakan Perbuatan melawan melawan
hukum penguasa hukum
masyarakat.
Wanprestasi
1. SUBYEK
Subyek atau pihak-pihak yang berperkara atau bersengketa di
Pengadilan TUN adalah :
a. Penggugat
Sesuai dengan ketentuan Pasal 53 ayat (1) jo pasal 1 angka 10 jo.
Penjelasan Pasal 53 UU Peradilan TUN, yang dapat menjadi pihak
Penggugat di dalam perkara atau sengketa di Pengadilan TUN
adalah seseorang atau Badan Hukum Perdata yang merasa
kepentingannya dirugikan dengan dikeluarkannya Keputusan Tata
Usaha Negara oleh Badan atau Pejabat TUN baik di pusat maupun
di daerah.
b. Tergugat
Dalam Pasal 1 angka 12 UU Peradilan TUN, secara tegas
disebutkan bahwa pihak Tergugat adalah Badan atau Pejabat TUN
yang mengeluarkan Keputusan berdasarkan wewenang yang ada
padanya atau yang dilimpahkan kepadanya .
2. OBYEK
Dari ketentuan Pasal 53 ayat (1) jo. Pasal 1 angka 10 jo. Pasal 3 UU
Peradilan TUN, dapat disimpulkan bahwa yang dapat dijadikan sebagai
Obyek Gugatan dalam Sengketa TUN adalah:
a. Keputusan TUN.
yang dapat dijadikan sebagai Obyek Gugatan di Pengadilan TUN
adalah Keputusan TUN sebagaimana yang disebutkan dalam
Ketentuan Pasal 1 angka 9 UU Peradilan TUN yaitu suatu
penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat
TUN yang berisi tindakan Hukum TUN berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku yang bersifat konkrit,
individual, final dan yang menimbulkan akibat hukum bagi
seseorang atau badan hukum perdata.
b. Apabila tergugat lebih dari satu Badan atau Pejabat TUN dan tidak
dalam satu daerah hukum pengadilan, gugatan diajukan kepada
Pengadilan yang daerah hukumnya meliputi kedudukan salah satu
Badan atau Pejabat TUN.