Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH FILSAFAT ILMU

KONSEPTUAL ILMU ADMINISTRASI DAN FILSAFAT ISLAM

Dosen Pengampu
Dr. AA Musyaffa, M.Pd.I

DISUSUN OLEH
Nila Dia RAHMA
801201075

PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


PASCA SARJANA PROGRAM MAGISTER
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA
SAIFUDDIN
JAMBI
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2

2.1 Pengertian Tentang Administrasi......................................................................2

2.2 Pengertian Tentang filsafat Islam ....................................................................5

2.3 Hakikat dan Nilai Filsafat Islam........................................................................8

BAB III PENUTUP ..........................................................................................................15

3.1 Kesimpulan........................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia selalu hidup berkelompok dalam menjalankan kehidupannya.
Salah satu kelompok itu ialah sebuah usaha kerja sama untuk mencapai tujuan
tertentu. Ilmu administrasi adalah segenap proses penyelenggaraan dalam
setiap usaha kerjasama dari sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu
dipelajari oleh suatu cabang ilmu. Kita bisa melihat, bahwa istilah
Administrasi itu bukan hal yang asing lagi dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, kita juga sering menjumpainya dimana saja dan kapan saja dalam
aspek kehidupan kita. Namun, banyak orang yang tidak tahu dan mengerti
tentang apa arti dan maknayang sebenar-benarnya tentang administrasi.
Oleh sebab itu, pentingnya pelajaran/studi administrasi untuk dipelajari
dan difahami oleh manusia untuk lebih mengenal dan tahu tentang
administrasi.1
Manusia selalu berusaha menemukan kebenaran. Ilmu pengetahuan harus
dibedakan dari fenomena alam. Fenomena alam adalah fakta, kenyataan yang
tunduk pada hukum-hukum yang menyebabkan fenomena itu muncul. Ilmu
pengetahuan adalah formulasi hasil aproksimasi atas fenomena alam atau
simplifikasi atas fenomena tersebut.
Struktur pengetahuan manusia menunjukkan tingkatan-tingkatan dalam
hal menangkap kebenaran. Setiap tingkat pengetahuan dalam struktur
tersebut menunjukkan tingkat kebenaran yang berbeda. Pengetahuan indrawi
merupakan struktur terendah dalam struktur tersebut.Tingkat pengetahuan
yang lebih tinggi adalah pengetahuan rasional dan intuitif yang biasa disebut
dengan filsafat.2
BAB II
1
Muhammad A. Al Buraey, Islam: landasan alternatife administrasi pembangunan, CV. Rajawali
(Jakarta, 1986). Terjmah dari Achmad Nashir Budiman, Administrative Development: an Islamic
Perspective tuntutan akan kompleksitas kebutuhan manusia yang tinggi, mendorong masyarakat
dan organisasi untuk melakukan kerja sama dalam berbagai sektor kegiatan.
2
Hsyimsyah Nasution, Filsafat Islam (Jakarta : Gaya Media Pratama, 1999) h. 9.

1
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tentang Administrasi


Pengertian atau definisi administrasi dari pendapat para ahli memiliki 
sudut pandang yang berbeda-beda.  Administrasi pada dasarnya berkenaan
dengan tugas atau pekerjaan pada suatu organisasi dengan melibatkan
administrator. Charles A. Beard mengatakan bahwa tidak ada satu hal untuk
abad modern sekarang ini yang lebih penting dari administrasi. Meskipun era
globalisasi sudah lama bergulir, ditambah lagi dengan revolusi industry 4.0
yang sarat dengan teknologi dan ilmu pengetahuan yang mutakhir,
administrasi tetap merupakan hal yang paling utama dalam melaksanakan
setiap bidang pekerjaan. Bahkan administrasi disebut sebagai penentu citra
suatu organisasi. Baik buruknya organisasi, maju mundurnya organisasi serta
hidup matinya organisasi sangat tergantung pada administrasi yang dimiliki
dan dilaksanakan oleh seluruh unsur dalam organisasi.3
Mengutip pendapatan Muhammad A. Buraey yang menegaskan bahwa
dewasa ini administrasi menjadi salah satu disiplin ilmu yang sangat penting,
baik sebagai bidang kajian ataupun praktek, lantaran adminitrasi berada
dipusat seluruh kegiatan dan berkepentingan dalam seluruh tingkat
pemerintahan modern baik nasional, negara, atau lokal. Fungsi-fungsi
administrasi dalam masa modern menunjukkan betapa pentingnya untuk
mengembangkan program sistem pendidikan masyarakat, pembaharuan
kehidupan bertetangga, mengawasi kerja organisasi, mengatasi permasalahan
lingkungan bahkan dalam membangun suatu peradaban baru.4 Hal ini
menunjukkan nilai strategis dari admiistrasi sebagai ilmu.

3
Muhammad A. Al Buraey, Islam: landasan alternatife administrasi pembangunan, CV. Rajawali
(Jakarta, 1986). Terjmah dari Achmad Nashir Budiman, Administrative Development: an Islamic
Perspective tuntutan akan kompleksitas kebutuhan manusia yang tinggi, mendorong masyarakat
dan organisasi untuk melakukan kerja sama dalam berbagai sektor kegiatan.
4
Ibid

2
3

Kita bisa melihat, bahwa istilah Administrasi itu bukan hal yang asing lagi
dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, kita juga sering menjumpainya
dimana saja dan kapan saja dalam aspek kehidupan kita. Namun, banyak
orang yang tidak tahu dan mengerti tentang apa arti dan makna yang sebenar-
benarnya tentang administrasi. Oleh sebab itu, pentingnya pelajaran/studi
administrasi untuk dipelajari dan difahami oleh manusia untuk lebih mengenal
dan tahu tentang administrasi yang sebenarnya.
Administrasi itu pada hakikatnya dan dapat di artikan sebagai rangkaian
kegiatan kerjasama manusia untuk mencapai suatu tujuan. Dari pengertian
tersebut, bahwa Administrasi itu sebuah fenomena kerjasama sebagai objek
kajian ilmu Administrasi karena sering dijumpai dalam setiap aspek
kehidupan manusia sehari-hari. Lagi pula, perkembangan teknologi dan ilmu
pengetahuan yang semakin canggih, tuntutan akan efisiensi dan efeksifitas
kerja yang semakin sulit, tuntutan akan kompleksitas kebutuhan manusia yang
tinggi, mendorong masyarakat dan organisasi untuk melakukan kerja sama
dalam berbagai sektor kegiatan. Apalagi saat, dunia terus berkembang dan
kehidupan masyarakat kita terus maju dengan segala perubahannya yang
sangat cepat dan pesat. sehingga untuk membantu menyelesaikan masalah
yang dihadapi dan timbul didalam masyarakat itu, antara negara,organisasi
dan masyarakat sendiri harus melakukan kerjasama. Dalam pelaksanaan
pembangunan transportasi dan perhubungan stabilitas nasional, kemajuan
ekonomi dapat berlangsung dengan cepat, mudah dan tepat waktu melalui
proses pengelolaan secara Administratif.5
Adimistrasi ialah segala usaha bersama untuk mendayagunakan semua
sumber-sumber (personal material, dan spiritual) secara effektif dan efisien
untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan (tujuan
institusional). Berdasarkan batasan administrasi tersebut diatas maka
administrasi sekurang-kurangnya dapat dilihat dari dua segi sudut pandang :

5
Muhammad A. Al Buraey, Islam: landasan alternatife administrasi pembangunan, CV. Rajawali
(Jakarta, 1986).
4

a. Administrasi dilihat dari suatu gugusan subtansi(wujud) problema-


problema tertentu. Pada umumnya administrasi pendidikan (yang
secara mikro)dilaksakan disekolah/madrsah meliputi subtansi-subtansi
berikut:
1. Pengajran (kurikulum)
2. Kesiswaan
3. Personalia
4. Keuangan
5. Peralatan pengajaran.
6. Gedung dan perlengkapan sekolah/madrasah
7. Hubungan sekolah/madrsah dengan masyarakat6
b. Administrsi dilihat sebagai proses kegiatan management.
Sebagai proses kegiatan dapat dibedakan: kegiatan pimpinan (kegiatan
manager)dan kegiatan pelaksana. Proses kegiatan pimpinan menurut
Henry Fayol berjalan melalui tahap kegiatan sebagai berikut:
perencanaan plenning, pengorganisasian, pengarahan,
pengkordinasian, dan pengawasan.
Tujuan program administrasi pendidikan di madrasah/sekolah. Secara
umum program administrasi di sekolah bertujuan tersusunnya suatu sistem
pengelolaan bidang-bidang administrasi,sehingga pengelolaan bidang-bidang
tersebutdapat menunjang terlaksananya proses belajar mengajar yang relevan,
efektif, dan efisien dalam rangka mencqapai tujuan pendidikan yang
ditetapkan. Secara khusus program administrasi sekolah tersebut diajukan ke
arah terlaksananya masing-masing pengelolaannya.
1. Administrasi dan organissai kurikulum.
2. Ketenagaan.
3. Sarana dan prasarana pendidikan.
4. Pembiayaan.
5. Hubungan sekolah.7

6
Zakiah Daradjat,dkk. Ilmu Pendidikan Islam,(Jakarta: PT. Bumi Aksara,2016),hlm,141.
7
Ibid,142
5

2.2. Pengertian Tentang Filsafat Islam


Pengertian Filsafat
Salah satu kebiasaan dunia pene-litian dan keilmuan, berfungsi bahwa
penemuan konsep tentang sesuatu ber-awal dari pengetahuan tentang satuan-
satuan. Setiap satuan yang ditemukan itu dipilah-pilah, dikelompokkan ber-
dasarkan persamaan, perbedaan, ciri-ciri ter-tentu dan sebagainya.
Berdasarkan penemuan  yang telah diverivi-kasi itulah orang merumuskan
definisi tentang sesuatu itu.
Dalam sejarah perkembangan pemikirian manusia, filsafat juga bukan
diawali dari definisi, tetapi diawali dengan kegiatan berfikir tentang segala
sesuatu secara mendalam. Orang yang berfikir tentang segala sesuatu itu tidak
semuanya merumuskan definisi dari sesuatu yang dia teliti, termasuk juga
pengkajian tentang filsafat.8
Jadi ada benarnya Muhammad Hatta dan Langeveld mengatakan "lebih
baik pengertian filsafat itu tidak dibica-rakan lebih dahulu. Jika orang telah
banyak membaca filsafat ia akan mengerti sendiri apa filsafat itu. Namun
demikian definisi filsafat bukan berarti tidak diperlukan. Bagi orang yang
belajar filsafat definisi itu juga diperlu-kan, terutama untuk memahami
pemikiran orang lain. 9
Dengan demikian, timbul pertanyaan siapa yang pertama sekali memakai
istilah filsafat dan siapa yang merumuskan definisinya. Yang merumuskan
definisinya adalah orang yang datang belakangan. Penggunaan kata filsafat
pertama sekali adalah Pytagoras sebagai reaksi terhadap para cendekiawan
pada masa itu yang menama-kan dirinya orang bijaksana, orang arif atau
orang yang ahli ilmu pengetahuan. Dalam membantah pendapat orang-orang
tersebut Pytagoras mengatakan pengetahuan yang lengkap tidak akan tercapai
oleh manusia. 10
8
Kegiatan berfikir radikal dan mendalam telah dimulai oleh Thales. Filosof alam pertama ini telah berfikir
tentang segala sesuatu secara mendalam dengan melihat asal kejadian sesuatu. Kegiatan ini  diiringi oleh
filosof  lain sampai kepada filosof di zaman moderen, yang menggunakan prinsip sama yaitu pembahasan
radikal..
9
Ahmad Tafsir, Filsafat Umum, Akal dan Hati sejak Thales sampai James, Bandung:Rosdakarya,1994, hlm. 8.

10
H.A. Dardiri, Humaniora, Filsafat dan Logika, Jakarta : Rajawali Press, 1986, hlm. 9.
6

Semenjak semula telah terjadi perbedaan pendapat tentang asal kata


filsafat. Ahmad Tafsir umpamanya me-ngatakan filsafat adalah gabungan dari
kata philein dan sophia. Menurut Harun Nasution  kedua  kata
tersebut  setelah digabungkan menjadi philosophia dan diterjemah-kan ke
dalam bahasa Indonesia dengan arti cinta hikmah atau kebijaksanaan.
Orang Arab memindahkan kata Yunani  philosophia ke dalam bahasa
mereka dan menyesuaikannya dengan su-sunan kata bahasa Arab,
yaitu falsafa dengan pola fa`lala. Dengan demikian kata benda
dari falsafa  itu adalah falsafah   atau filsaf11.
Dalam al-Quran kata filsafat tidak ada, yang ada  hanya adalah kata
hikmah.  Pada umumnya orang mema-hami antara hikmah dan kebijaksanaan
itu sama, pada hal sesungguhnya maksudnya berbeda. Harun Hadiwijono
mengartikan kata philosophia dengan mencintai kebijaksa-naan, sedangkan
Harun Nasution mengartikan dengan hikmah. Kebijaksanaan biasanya
diartikan dengan peng-ambilan keputusan berdasarkan suatu pertimbangan
terten-tu yang kadang-kadang berbeda dengan peraturan yang telah
ditentukan. Adapun hikmah sebenarnya diungkapkan pada sesuatu yang
agung atau suatu peristiwa yang dahsyat atau berat. Namun dalam konteks
filsafat kata philosophia itu merupakan terjemahan dari love of wisdom. 12
Dari pengertian kebahasaan itu dapat dipahami bah-wa filsafat berarti
cinta kepada kebijaksanaan. Tetapi pengertian itu belum memberikan
pemahaman yang cu-kup, karena maksudnya belum dipahami dengan baik.
Pemahaman yang mendasar tentang filsafat diperoleh melalui pengertian.
Karena berbagai pandangan dalam melihat sesuatu menyebabkan  pandangan
pemikir tentang filsafat juga berbeda. Oleh sebab itu, banyak orang mem-
berikan pengertian yang berbeda pula tentang filsafat.
Herodotus mengatakan filsafat adalah perasaan cinta kepada ilmu
kebijaksanaan dengan memperoleh keahalian tentang kebijaksanaan itu. Plato
mengatakan filsafat ada-lah kegemaran dan kemauan untuk mendapatkan
11
Ibid.
12
Ahmad Tafsir, op. cit., hlm.  8.
7

penge-tahuan yang luhur. Aristoteles (384-322 sm) mengatakan filsafat


adalah ilmu tentang kebenaran. Cicero (106-3 sm.) mengatakan filsafat adalah
pengetahuan terluhur dan keinginan untuk mendapatkannya.
Thomas Hobes (1588-1679 M) salah seorang filosof Inggris
mengemukakan filsafat ialah ilmu pengetahuan yang menerangkan hubungan
hasil dan sebab, atau sebab dan hasilnya dan oleh karena itu terjadi
perubahan R. Berling mengatakan filsafat adalah pemikiran-pemikiran yang
bebas diilhami oleh rasio mengenai segala sesuatu yang timbul dari
pengalaman-pengalaman.
Filsafat islam adalah hasil pemikiran filsuf tentang ajaran ketuhanan,
kenabian, manusia, dan alam yang disinari ajaran islam dalam suatu aturan
pemikiran yang logis dan sistematis. Filsafat Islam tidak dapat dipisahkan
dari pemikiran filosofnya yang dipengaruhi oleh para filosof Yunani, karena
para filosof Islam menuntut ilmu kepada filosof Yunani. Tujuan
mempelajari filsafat islam ialah mencintai kebenaran dan kebijaksanaan.
Sedangkan manfaat mempelajarinya :
1. Dapat menolong dan mendidik, membangun diri sendiri untuk
berfikir lebih mendalam dan menyadari bahwa ia makhluk Tuhan.
2. Dapat memberikan kebiasaan dan kepandaian untuk melihat dan
memecahkan persoalan.
3. Pengaruh filsafat islam terhadap berbagai studi keislaman, khususnya
dalam bidang tasawuf, teologi, dan fiqih.
Filsafat islam dengan ilmu tasawuf, tasawuf sebagai ilmu yang
mempelajari cara dan bagaimana seorang muslim berada dekat sedekat
mungkin dengan Allah. Tasawuf terbagi dua, yaitu Tasawuf amali dan
tasawuf falsafi. Dari pengelompokan tersebut tergambar adanya unsur-unsur
kefilsafatan dalam ajaran tasawuf, seperti penggunaan logika dalam
menjelaskan maqamat (al-fana, al-baqa, ittihad, hulul, wahdat al-wujud).
Filsafat islam dengan ilmu kalam (teologi), setelah abaf ke 6 hijrah terjadi
percampuran antara filsafat dengan ilmu kalam, sehingga ilmu kalam
menelan filsafat secara mentah-mentah dan dituangkan dalam berbagai bukti
8

dengan makna ilmu tauhid. Filsafat islam dengan ilmu fiqih, dalam
menafsirkan ayat-ayat al-qur’an yang berkenaan dengan hokum diperlukan
ijtihad.13 Berikut adalah sejarah bagaimana terjadinya kontak antara Filosof
Islam dengan Filosof Yunani.
Pada zaman awal perkembangan Islam, sebenarnya kaum muslimin tidak
bermaksud mengutip pemikiran filsafat dari pihak manapun juga. Mereka
tidak menaruh perhatian soal tersebut , bahkan samasekali tidak berniat
mengutip ilmu apapun juga dan tidak pernah memikirkannya. Kalau di
kemudian hari ada sebagaian dai ilmu-ilmu tersebut yang merembes kedalam
pemikiran orang-orang Arab, itu semata-mata karena keharusan yang tak
dapat dihindari, karena semakin eratnya hubungan mereka dengan bangsa-
bangsa lain di sekitar negerinya. Hubungan seperti itu memang sudah terjadi
sejak zaman jahiliyah, tetapi masih terbatas dalam ruang lingkup yang amat
sempit. Misalnya, Al-Harits Bin Kaldah As-Saqofi, belajar ilmu kedokteran
pada suatu perguruan di Jundi Sabur, Persia dan di kenak sebagai dokter Arab
Sebuah riwayat yang berasal dari sa’ad bin abi waqash mengatakan, ketika
ia menderita sakit, Rasulullah SAW datang menjenguknya saat itu beliau
menyarankan :” Datanglah kepada al-Harits bin kaldah, ia mengetahui
tentang kedokteran”.
Akan tetapi Ilmu pengetahuan yang diperoleh al-Harits dapat ditanggap,
cukup karena ia belum menguasai semua pokok dan cabang ilmu kedokteran
secara ilmiah. Untuk itu memang diperlukan penguasaan Bahasa suryani
sebagai alat untuk dapat mempelajari berbagai buku kedokteran yang telah
diterjemahkan kedalam Bahasa tersebut danbtersebar di Jundi Sabur.Ilmu
pengetahuan di bidang itu pada umumnya di kuasai oleh orang-orang Suryani
sendiri.
Mengenai bagaimana proses perpindahan ilmu kedokteran ke Jundi Sabur
dan kenapa buku-buku kedokteran di terjemahkan dari Bahasa Yunani
kedalam bahasa Suryani, baiklah kami ketengahkan kisahnya. Kisah kuno
yang menurut sejarah merupakan keseinambungan dari zaman plato dan

13
Cynk Leny, Scribd: “Pengertian Filsafat Islam, 2013
9

aristoteles,  dua orang Filosofi yunani : yang satu menaruh perhatian besar
pada problema matematika sedangkan yang kedua menaruh perhatian besar
kepada masalah alam dan kedokteran. Kedua-duanya juga mempunyai
perguruan filsafat masing –masing.Pada abad ke-3 SM Hipocrate juga telah
mendirikan sebuah perguruan ilmu kedokteran. Kemudian setelah kota
iskandariyah dibangun kota itu menjadi tempat peradaban Yunani yang lebih
banyak bersifat Ilmiah daripada yang bersifat Filosofis. Dari perguruan
tersebut lahir sejumlah ahli pikir besar seperti Euclide, Galenus, Archimedes,
Ptolemaeus dan lain-lainnya lagi, yang telah berhasil meletakkan dasar-dasar
ilmu pengetahuan seperti ilmu geometri, ilmu falak (astronomi) dan ilmu
kedokteran. Hingga abad ke-6  kota Iskandariyah tetap menjadi mercusuar
ilmu pengetahuan. Kemudian muncul pula di kota itu para ahli pikir generasi
kedua yang mengatur, menyusun dan mempelajari buku-buku peninggalan
para ahli pikir generasi pertama untuk bahan pengajaran. Dari para ahli pikir
generasi kedua itulah orang-orang Arab  menterjemahkan berbagai cabang
ilmu pengetahuan.14
Perguruan Iskandariyah tidak hanya memperhatikan soal-soal ilmu
pengetahuan saja, tetapi juga semua bentuk kebudayaan, baik yang bersifat
keagamaan, pemikiran, filsafat maupun kesusastraan. Mulai abad pertama
hingga abad ke-3 M pembaharuan terhadap pembaharuan terhadap ajaran
phytagoras cenderung ke arah masalah matematika dan moral. Demikian pula
ajaran pluto, direvisi oleh plotinus yang menciptakan Neo Platonisme. Ia lahir
dan dibesarkan di Mesir, memperoleh pendidikan di Iskandariyah dan
berbahasa Yunani. Dialah yang menciptakan ajaran Enneads, yaitu ajaran
filsafat yang menjelaskan terjadinya pelimpahan dari Yang Satu (supreme in
material force). Sebagian dari bukunya diterjemahkan kedalam Bahasa Arab
dengan nama Theologia. Teori “Pelimpahan”nya banyak mempengaruhi para
filosof Islam.Muridnya yang bernama Porhyrius tidak kalah pengaruhnya
dalam kehidupan filsafat Islam hal itu tidak mengherankan karena dialah

14
Hakim, Atang Abdul.Desember 2008.FIlsafat Umum Dari Mitologi Sampai Teofilosofi. Jakarta:CV.PUSTAKA
SETIA
10

yang menulis buku isagoge,kata dalam Bahasa Yunani yang terkenal di


kalangan orang-orang Arab sampai Zaman kita ini.Isagoge bermakna “Pintu
masuk” (madkhal), yakni pintu untuk memasuki pembicaraan tentang teori
filsafat Aristoteles.15
Demikianlah cuplikan sejarah awal mula para filosof islam mengadakan 
kontak dengan para filosof Yunani, yang merupakan latar belakang lahirnya
Filsafat Islam.
Di dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat Al-Qur’an yang menyuruh
manusia agar menggunakan akal pikiran untuk memikirkan tentang segala
sesuatu yang diciptakan-Nya.Allah SWT berfirman.

َ‫ت لَ َعلَّ ُك ْم تَتَفَ َّكرُون‬


ِ ‫َك َذلِكَ يُبَي ُِّن هَّللا ُ لَ ُك ُم اآليَا‬
Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayatNya kepadamu supaya kamu
berpikir.
(QS al-Baqarah (2):21916

2.3. Hakikat dan Nilai Filsafat Islam


1. Hakikat filsafat islam
Filsafat menurut sadr al-Din Shirazi, adalah upaya melakukan
interpretasi rasional terhadap alam semesta sebagai sebuah kesatuan
sistemtis, dan tujuannya adalah sebisa mungkin meniru Tuhan.
Bagi para pemikir muslim, filsafat pada dasarnya adalah sebuah
pencarian kebenaran akhir, sekaligus juga merupakan keyakinan, dan
berakar kepada kebutuhan praktis manusia, baik material maupun spiritual.
Pendirian mereka adalah seperti halnya pendirian Dean Inge ketika ia
berkata,”saya tidak mampu membedakan antara filsafat dengan agama”.
Mereka belum pernah membuat penyelidikan rasionalnya agar tunduk
pada kebenaran yang terungkap. Namun mereka telah mengklaim bahwa
filsafat berhak menguji kebenaran agama. “Dibalik segala filsafat terletak

15
Ibid
16
AL-Qur’an Terjemah RI, (AL-Baqarah:219
11

manusia, dan di dalam setiap filsafat bersembunyi seorang manusia.”kata


Schiller. Fichte berkata,”jenis filsafat yang dipilih seseorang tergantung
pada jenis manusia macam apa orang itu sendiri.”17
Cara memahami pendirian para pemikir muslim beserta definisi
dan konsepnya mengenai filsafat saat ini menjadi jelas. Kita mesti
memahami manusia itu sendiri beserta lingkungannya. Tanpa menyelami
detail sejarah sosial-politik muslim, kita bisa menyebutkan segelintir fakta
disini. Para pemikir ini memang cerdas dan sangat taat beragama. Mereka
memiliki kehausan yang tak pernah puas akan kebenaran akhir, bukan
hanya untuk memuaskan kebutuhan intelektual mereka tetapi juga untuk
membentuk perilaku mereka agar sesuai dengan hukum-hukum kebaikan
dan moralitas. Dunia muslim, tak lama setelah wafatnya sang pendiri
islam, terpecah belah karena pertikaian sosial, politik, dan kesukuan.
Kadang terjadi perang sipil. Akibatnya, seperti lazimnya, adalah
tergoncangnya nilai-nilai moral, sosial, dan agama. Terlihat seolah-olah
kaum muslim kurang peduli terhadap nilai-nilai yang lebih tinggi dalam
kehidupan. Inilah masa keraguan dan tidakpastia, tatkala banyak orang
yang meragukan banyak hal. Filsafat muslim berawal pada masa keraguan
dan ketidakpastian ini. Filsafat muslim tidak diawali oleh rasa ingin tahu,
sebagaimana yang terjadi pada filsafat yunani, yang bebas dari keraguan
yang mengganggu. Para pemikir muslim berupaya menemukan fakta,
kebenaran, ideal dan sudut pandang, yang akan membebaskan mereka dari
keraguan ini, dan bukan meletakkan bukan saja studi-studi ilmiah tetapi
juga hubungan-hubungan agama dan sosial diatas sebuah landasan yang
pasti. Tujuan mereka berfilsafat bukan hanya sebuah sintesis dari berbagai
sains ke dalamsebuah sistem metafisika, melainkan juga sebuah sintesis
antara sifat dengan tujuan, dan sintesis antara keduanya dengan
perkembangan dan tujuan sosial. Mereka ingin memaskan bukan hanya
dorongan intelektual melainkan juga dorongan moral, agama dan sosial.
Sehingga filsafat mereka pandang sebagai landasan teoritis penting bagi

17
Ali Mahdi Khan, Dasar-dasar Filsafat Islam,(Bandung:Yayasan Nuansa Cendekia,2004),hlm9.
12

kehidupan ideal yang didalamnya manusia, sebagai wakil Tuhan, bisa


meniru penciptanya semanusiawi mungkin. 18
2. Nilai Filsafat Islam.
“Arab telah menanamkan jejak intelektualnya terhadap Eropa, dan dan
tak lama lagi umat kristen akan mengakui kebenaran ini, “kata Draper.
Banyak ilmuwan jujur pendapat Draper, tetapi harapannya yang tulus
tersebut sejauh ini belum terpenuhi. Bahkan dewasa ini kita menemukan
para penulis yang sepakat dengan Uberwg bahwa, “seluruh filsafat Arab
hanyalah sebuah bentuk Aristotelialisme yang kurang lebih diperlembut
dengan konsepsi-konsepsi Neoplatonis.” Ini karena kaum pelajar terbaik
yang mempelajari filsafat modern tidak mau mempelajari bahasa arab dan
para pelajar arab tidak menguasai dengan baik filsafat modern.
Keitimewaan nilai abadi yang ada dalam pemikiran muslim hanya bisa
diungkapkan melalui sebuah uji kritis seksama atas teks-teks klasik yang
dilakukan oleh orang yang sepenuhnya mempelajari bermacam persoalan
tetap yang ada dalam filsafat modern.
Kini, apa nilai filsafat muslim bagi pelajar pemikiran modern dan
kontemporer? Pertama-tama , filsafat muslim membentuk latar belakang
dan konteks bagi pemikiran eropa yang mengklem dari sebagai filsafat
yang paling dominan didunia saat ini. Fisafat muslim menembuseropa
melalui spanyol, itala selatan dan sisilia. menejlang abad 13, “ujar Hitti”,
sains dn filsafat arab telah tersebar ke eropa dan tugas spanyol sebagai
perantara telah selesai diajarkan. Jalur intelektual terbentang dari gerbang
toledo, melalui Pyrennesmeluaskan jalannya lewat provence dan alpine
sampai ke lorraine, jerman dan eropa tengah sekaligus melintasi jalur
menuju inggris. Filsafat muslim mendominasi di universitas paris selama
abad 13. 19
Kaum biarawan fransiska membawa filsafat muslim ke inggris. Kita
menemukan sebuah terjemahan latin atas buku Ibn Rosyid yang tertulis
18
Ali Mahdi Khan, Dasar-dasar Filsafat Islam,(Bandung:Yayasan Nuansa Cendekia,2004),hlm9.

19
Ali Mahdi Khan, Dasar-dasar Filsafat Islam,(Bandung:Yayasan Nuansa Cendekia,2004),hlm11
13

Cambridge pada 1109 dan sama tuanya dengan Roger Bacon, sang pelopor
pemikiran modern, yang belajar di toledo dan lantas bisa membaca dan
berbicara dalam bahasa arab serta terpengaruh pemikiran muslim. Dia
menempatkan al-Kindi di ‘peringkat pertama sebagai seorang penulis ilmu
optik.” Pemikiran muslim secara langsung ikiut adil dalam Renaisanss di
eropa. “ tidak berlebihan jika dikatakan.” Tulis Iqbal,” bahwa hasil-hasil
humanisme eropa modrm dalam bentuk filsafat dan sains-sains modern
dalam banyak hal tidak lain hanyalah suatu perkembangan lebih lanjut dari
kebudayaan muslim.” Banyak perguruan tinggi dan universitas Eropa
seoerti di Palermo, Napless, Padua dan Bologna terkemuka
mengembangkan sain-sains muslim. Dan banyak pemikir, seperti Thomas
Aquinnas, Dunss Schotus,Dante dan Spinoza, terpengaruh secara langsung
oleh pemikiran muslim. Intinya saat ini, ada sebuah keberlanjutan luar
biasa dalam perkembangan budaya dan filsafat, dan anda tidak sepenuhnya
memahami perkembangan paling akhir dalam perkembangan sejarah dan
lingkungan kecuali anda mempeljari fase awal dan fase akhir dalam
perkembangan tersebut. Jika semangat pemikiran eropa modern adalah
sebuah perkembangan semangat Renaisanss, dan Renaisanss terpengaruh
secra langsung, sebagaimana baru saja kita lihat. Melalui tersebarnya
filsafat muslim di Eropa, maka untuk bisa memahami dengan tepat filsafat
Eropa modern setidaknya dibutuhkan studi tentang filsafat muslim seperti
dibutuhkannya studi tentang filsafat Yunani. Mereka yang mengabaikan
Filsafat Muslim berarti mengabaikan sebuah matarantai penting dalam
perkembangan pemikiran Barat. Descartes, Rogger Barcon, Francis Bacon,
Spinoza dan rekan-rekan sezamannya memasuki perguruan-perguruan
tinggi yang didalamnya filsafat muslim menjadi trend pada masa itu.
Sehingga tentu saja kita tidak bisa memahami unsur-unsur filsafat mereka
tanpa memiliki pengetahuan filsafat muslim. Untuk memperoleh
pemahaman sesama atas pemikiran Eropa modern diperlukan Filsafat
Muslim. Pemikiran muslim merepresentsikan satu fase tertentu dalam
14

perkembangan pemikiran manusia, dan karenanya tidak bisa begitu saja


diabaikan.
Kedua, Kita terkadang menemukan permasalahan yang didiskusikan
dan kesimpulan yang dicapai dalam filsafat muslim serupa dengan yang
kita temukan dalam pemikiran barat kontemporer. Kesamaan tersebut
adalah hal berharga bagi filsafat komparatif terutama karena seringkali kita
temukan cara-cara pendekatan dan metode demonstrasinya berbeda.
Misalnya, kita menemukan bahwa persoalan mengenai hubungan antara
stimulus dan sensation menyulitkan bagi al Kindi maupun Webber, dn
keduanya mencapai kesimpulan yang sama. Tetapi, sementara persoalan
tersebut dalam pemikiran Eropa disarankan dalam matematika dan
astronomi, dalam pemikiran muslim saran itu muncul dari ilmu
kedokteran. Kadang lagi-lagi kita temukan perbedaan, bukan persamaan.20
Filsafat sebagai pintu masuk dalam perkembangan ilmu
pengetahuan menjadi salah satu gerbang untuk menapaki pencarian
manusia terhadap kebenaran dalam memahami realitas yang terhampar
begitu luas. Akal menuntun manusia atas kesadarannya untuk mencari
tahu kebenaran yang paling mendasar dan mencoba mengungkapkannya
dalam alam imaginasinya. Akal manusia menjadi pusat dari kemampuan
manusia untuk membentuk sistem pengetahuan yang disebut sebagai
filsafat tersebut. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, para pemikir
dari Yunani Kuno lah yang telah menjadi perintis dari perkembangan
tradisi berpikir secara radikal dan spekulatif dalam menyingkap realitas,
memahami asal mula kehidupan, sebab pertama (causa prima), dan
mencari the ultimate reality yang tak dapat diatasi kembali. 21
Setelah kehancuran peradaban Yunani Kuno tersebut dan
runtuhnya Imperium Romawi, namun demikian umat Islam lah yang
kemudian memelihara dan mengembangkan tradisi berfilsafat. Berkat

20
Ibid,hlm:13
21
Zaprulkhan.2014. Filsafat Islam Sebuah KajianTematik. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada
(Hlm.3)
15

peranan umat Islam dalam pemeliharaan terhadap sumber-sumber


pengetahuan dari Yunani itu lah, filsafat dapat dikenal kembali dalam
dunia pemikiran Barat sampai saat ini Hal ini memperlihatkan begitu
besarnya peranan dan pengaruh dari umat Islam pada masa itu terhadap
perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan, hingga menurut Haidar
Bagir , perkembangan pemikiran filsafat di dunia apa pun sampai saat ini
tidak dapat dikatakan benar-benar lepas dari bayang-bayang pandangan
dunia Islam.
Pemaparan terhadap sejarah munculnya filsafat Islam sangatlah
penting dilakukan untuk mengawali pembicaraan tentang perkembangan
pemikiran Islam dan juga perkembangan dalam dunia keilmuannya.
Memahami sejarah perkembangan filsafat Islam, dapat diawali dengan
mengetahui awal mula penggunaan argumentasi rasional terhadap
pembuktian keberadaan Tuhan.22
Filsafat Islam lahir telah terdapat berbagai alam pikiran di timur
dan barat.Di antaranya adalah pikiran Mesir kuno, Babylonia, Persia, Cina
dan Yahudi. Namun dari pikiran-pikirann tersebut yang dominan
berhubungan dengan dunia Muslim adalah alam pikiran Yunani, walaupun
pikiran Persia dan India juga banyak memberikan sumbangan.23
Meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa filsafat Yunani yang
sampai ke tangan kaum Muslim bukanlah murni filsafat Yunani,
melainkan sudah melewati pemikiran Romawi yang sudah mempengaruhi
pemikiran Yunani. Oleh karena itu tidak semua pemikirsn filsafat yang
sampai kepada dunia Islam berasal dari Yunani, baik teks serta ulasan-
ulasannya, tetapi merupakan hasil dari dua faham yaitu faham Hellenisme
dan faham Hellenisme Romawi.
Pengaruh pandangan Hellenisme kedalam pemikiran Islam,
merupakan dasar pandangan munculnya konsentrasi dan bangunan
pemahaman manusia dalam pengertian pemahaman yang bukan datang
22
Ibid:hlm 4
23
Zaprulkhan.2014. Filsafat Islam Sebuah KajianTematik. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada
(Hlm.5)
16

dari Tuhan, telah menimbulkan revolusi intelektual yang demikian yang


besar dampaknya pada masa itu maupun terhadap konsep-konsep
selanjutnya. Hampir dapat dipastikan bahwa produk intelek,baik itu pada
masa awal pengaruh masuk dan diterima maupun pada sebagian besar
pemikiran muslim sesudahnya bertumpu pada pengaruh rasional.24
Al-Qur’an Memerintah untuk Berfilsafat . Sebagaimana yang telah
dijelaskan di atas bahwa al-Qur’an bukan hanya sekedar kitab bacaan dan
azimat, melainkan al-Qur’an merukan kitab yang harus dipelajari,
difahami maksudnya, dipikirkan artinya, dan renungi maksudnya. Selain
ditinjau dari munculnya wahyu, dalam al-Qur’an sendiri terdapat ayat-ayat
yang memerintahkan untuk berfikir dan mendalami segala seuatu yang ada
sehingga bisa mengantarkan diri pemikir untuk menuju kepada Tuhan
alam semesta serta ayat al-Qur’an memberikan teguran bagi orang yang
tidak mau berfikir terdapat al-Qur’an maupun sesuatu yang ada di
sekelilingnya. Lebih dari itu, Ibn Rushd menjelaskan bahwa wajib untuk
memahami syarit.
Surat Ali ‘Imra’n ayat 190
‫ت أِل ُولِي‬ ِ َ‫ف اللَّي ِْل َوالنَّه‬
ٍ ‫ار آَل يَا‬ ِ ْ‫ت َواأْل َر‬
ْ ‫ض َو‬
ِ ‫اختِاَل‬ ِ ‫إِ َّن فِي َخ ْل‬
َ ‫ق ال َّس َم‬
ِ ‫اوا‬
ِ ‫اأْل َ ْلبَا‬
‫ب‬
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya
malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.”
Ayat di atas merupakan hikmah dibalik perenungan terhadap
penciptaan langit, bumi, sinag, dan malam. Hikmah merenungi dan
berfikir secara mendalam terhadap semua ciptaan Allah sebagaimana yang
tertulis akan menjadi pengantara bagi orang-orang yang memiliki akal
sehat dalam penemukan ketuhanan Allah.
Dari dua ayat yang telah disebutkan di atas sengat jelas
menunjukkan sebuah perintah untuk berfikir secara mendalam dalam
permasalahan atau alam yang mengitarinya. Bukan hanya sekedar melihat
tanpa difikirkan, sebab al-Qur’an memerintahkan untuk berfikir secara
24
Russel, Bertrand. 2015. Sejarah Filsafat Barat. Surakarta: CV.PUSTAKA PELAJAR (hlm.1085)
17

kritas. Dengan berfikir secara kritas terhadap alam dan diri manusia sendiri
akan menjadi pengantar dalam penemuan siapa pencipta semua yang ada.25

Kata “agama” berasal dari bahasa Sanskrit “a” yang berarti tidak dan “gam”  yang
berarti pergi, tetap di tempat, diwarisi turun temurun dalam kehidupan manusia.
[24]  Ter-nyata agama memang mempunyai sifat seperti itu. Agama, selain bagi
orang-orang tertentu, selalu menjadi pola hidup manusia. Dick Hartoko menyebut
agama itu dengan religi, yaitu ilmu yang meneliti hubungan antara manusia
dengan “Yang Kudus” dan hubungan itu direalisasikan dalam ibadat-ibadat.
[25] Kata religi berasal dari bahasa Latin rele-gere yang berarti mengumpulkan,
membaca. Agama me-mang merupakan kumpulan cara-cara mengabdi kepada
Tuhan dan semua cara itu terkumpul dalam kitab suci yang harus dibaca. Di sisi
lain kata religi berasal dari religare yang berarti mengikat. Ajaran-ajaan agama
memang mem-punyai sifat mengikat bagi manusia.[26] Seorang yang beragama
tetap terikat dengan hukum-hukum dan aturan-aturan yang ditetapkan oleh agama.
Sidi Gazalba mengatakan bahwa yang dimaksud dengan kata relegere asal
kata relgi  mengandung makna berhati-hati hati-hati. Sikap berhati-hati ini
disebabkan dalam religi terdapat norma-norma dan aturan yang ketat. Dalam religi
ini orang Roma mempunyai anggapan bahwa manusia harus hati-hati terhadap
Yang kudus dan Yang suci tetapi juga sekalian tabu.[27] Yang kudus
dipercayai  mempunyai sifat baik dan sekaligus mempunyai sifat jahat.
Religi juga merupakan kecenderungan asli rohani manusia yang berhubungan
dengan alam semseta, nilai yang meliputi segalanya, makna yang terakhir hakikat
dari semua itu. Religi mencari makna dan nilai yang berbeda-beda sama sekali
dari segala sesuatu yang dikenal. Karena itulah religi tidak berhubungan dengan
yang kudus. Yang kudus itu belum tentu Tuhan atau dewa-dewa. Dengan
demikian banyak sekali kepercayaan yang biasanya disebut religi, pada hal
sebenarnya belum pantas disebut religi karena hubungan antara manusia dan yang
kudus itu belum jelas. Religi-religi yang bersahaja dan Budhisma dalam bentuk
awalnya misalnya menganggap Yang kudus itu bukan Tuhan atau dewa-dewa.

25
Departemen Agama RI, Al-Qur’a>n dan Terjemahnya, 25.
18

Dalam religi betapa pun bentuk dan sifatnya selalu ada penghayatan yang berhu-
bungan dengan Yang Kudus.[28]
Manusia mengakui adanya ketergantungan kepada Yang Mutlak atau Yang Kudus
yang dihayati  sebagai  kontrol bagi manusia. Untuk mendapatkan pertolongan
dari Yang Mutlak itu  manusia secara bersama-sama men-jalankan ajaran tertentu.
Jadi religi adalah hubungan antara manusia dengan Yang Kudus. Dalam hal ini
yang kudus itu terdiri atas ber-bagai kemungkinan, yaitu bisa berbentuk benda,
tenaga, dan bisa pula berbentuk pribadi manusia.     
Selain itu dalam al-Quran  terdapat kata din  yang menunjukkan pengertian
agama. Kata din dengan akar katanya dal, ya dan nun diungkapkan dalam dua
bentuk yaitu din dan dain. Al-Quran menyebut kata din ada me-nunjukkan arti
agama dan ada menunjukkan hari kiamat, sedangkan kata dain diartikan dengan
utang.
Dalam tiga makna tersebut terdapat dua sisi yang berlainan dalam tingkatan,
martabat atau kedudukan. Yang pertama mempunyai kedudukan, lebih tinggi,
ditakuti dan disegani oleh yang kedua. Dalam agama, Tuhan adalah pihak pertama
yang mempunyai kekuasaan, kekuatan yang lebih tinggi, ditakuti, juga diharapkan
untuk memberikan bantuan dan bagi manusia. Kata din  dengan arti  hari kiamat
juga milik Tuhan dan manusia tunduk kepada ketentuan Tuhan. Manusia merasa
takut terhadap hari kiamat sebagai milik Tuhan karena  pada waktu itu dijanji-kan
azab yang pedih bagi orang yang berdosa. Adapun orang beriman merasa segan
dan juga menaruh harapan mendapat rahmat dan ampunan Allah pada hari kiamat
itu. Kata dain yang berarti utang juga terdapat pihak pertama sebagai yang
berpiutang yang jelas lebih kaya dan yang kedua sebagai yang berutang, bertaraf
rendah, dan merasa segan terhadap yang berpiutang.[29] Dalam diri orang yang
berutang pada dasarnya terdapat harapan supaya utangnya dimaafkan dengan arti
tidak perlu dibayar, walaupun harapan itu jarang sekali terjadi. Dalam Islam
manusia berutang kepada Tuhan berupa kewajiban melaksanakan ajaran agama.
Dalam bahasa Semit istilah di atas berarti undang-undang atau hukum. Kata itu
juga berarti menundukkan, patuh, utang, balasan, kebiasaan[30] dan semua itu
memang terdapat dalam agama. Di balik semua aktifitas dalam agama itu terdapat
19

balasan yang akan diterimanya nanti. Balasan itu diperoleh setelah manusia
berada di akhirat.
Semua ungkapan di atas menunjuk kepada pengerti-an agama secara etimologi.
Namun  banyak pula di antara pemikir yang mencoba memberikan definisi agama.
Dengan demikian agama juga diberi definisi oleh berbagai pemikir dalam bentuk
yang berbagai macam. Dengan kata lain agama itu mempunyai berbagai
pengertian. Dengan istilah yang sangat umum ada  orang yang mengatakan bahwa
agama adalah peraturan tentang cara hidup di dunia ini. [31]
Sidi Gazalba memberikan definisi bahwa agama ialah kepercayaan kepada Yang
Kudus, menyatakan diri berhubungan dengan Dia dalam bentuk ritus, kultus dan
permohonan dan membentuk sikap hidup berdasarkan doktrin tertentu.
[32] Karena dalam definisi yang dikemuka-kan di atas terlihat kepercayaan yang
diungkapkan dalam agama itu masih bersifat umum, Gazalba mengemukakan
definisi agama Islam, yaitu: kepercayaan kepada Allah yang direalisasikan dalam
bentuk peribadatan, sehingga membentuk taqwa berdasarkan al-Quran dan
Sunnah.[33]
Muhammad Abdul Qadir Ahmad mengatakan agama yang diambil dari
pengertian din al-haq ialah sistem hidup yang diterima dan diredai Allah ialah
sistem yang hanya diciptakan Allah sendiri dan atas dasar itu manusia tunduk dan
patuh kepada-Nya. Sistem hidup itu mencakup berba-gai aspek kehidupan,
termasuk akidah, akhlak, ibadah dan amal perbuatan yang disyari`atkan Allah
untuk manusia.[34]
Selanjutnya dijelaskan bahwa agama itu dapat dike-lompokkan menjadi dua
bentuk, yaitu agama yang mene-kankan kepada iman dan kepercayaan dan yang
ke dua menekankan kepada aturan tentang cara hidup. Namun demikian
kombinasi antara keduanya akan menjadi defi-nisi agama yang lebih memadai,
yaitu sistem keperca-yaan dan praktek yang sesuai dengan kepercayaan tersebut,
atau cara hidup lahir dan batin.[35]      
Bila dilihat dengan seksama istilah-istilah itu ber-muara kepada satu fokus yang
disebut ikatan. Dalam agama terkandung ikatan-ikatan yang harus dipatuhi dan
dilaksanakan oleh setiap manusia, dan ikatan itu mem-punyai pengaruh yang
20

besar dalam kehidupan sehari-hari. Ikatan itu bukan muncul dari sesuatu yang
umum, tetapi berasal dari kekuatan yang lebih tinggi dari manusia.
Harun Nasution mengemukakan delapan definisi untuk  agama, yaitu:
1. Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan  gaib  yang
harus dipatuhi.
2. Pengakuan terhadap adanya kekuatan gaib yang me-nguasai manusia.
3. Mengikatkan diri kepada suatu bentuk hidup yang me-ngandung pengakuan
pada  suatu sumber yang berada di luar diri manusia dan yang  mempengaruhi
perbu-atan-perbuatan  manusia.
4. Kepercayaan kepada sesuatu ikatan gaib yang menim-bulkan cara hidup
tertentu.
5. Suatu sistem tingkah laku yang berasal dari kekuatan gaib.
6. Pengakuan terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini berasal dari
suatu kekuatan gaib.
7. Pemujaan terhadap kekuatan gaib yang timbul dari perasaan lemah dan
perasaan takut terhadap kekuatan misterius yang terdapat dalam alam sekitar
manusia.
8. Ajaran-ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui seorang  Rasul.
Definisi yang dikemukakan Harun Nasution dapat disederhanakan menjadi dua
definisi saja. Dari nomor 1 sampai 7 dapat diketahui bahwa agama berkaitan
dengan keterikatan manusia dengan kekuatan gaib yang lebih ting-gi dari manusia
yang mendorong manusia untuk berbuat baik, bisa yang berkekuatan gaib itu
dewa-dewa, atau roh-roh yang dipercayai mempunyai kekuasaan luar biasa
melebihi dari dirinya, sekalipun pada hakikatnya yang dipercayai itu adalah benda
mati seperti berhala dalam zaman Jahiliah. Adapun definisi nomor 8 terfokus
kepada agama wahyu yang diturunkan melalui nabi-nabi. Jika disimpulkan,
definisi-definisi agama itu menunjuk kepada kuatan gaib yang ditakuti, disegani
oleh manusia, baik oleh kekuasaan maupun karena sikap pemarah dari yang gaib
itu.
Dari delapan difinisi di atas dapat diklasifikasikan bahwa terdapat empat hal
penting dalam setiap agama, yaitu :
21

Pertama, kekuatan gaib, manusia merasa dirinya lemah dan berhajat pada
kekuatan gaib itu sebagai tempat minta tolong. Oleh sebab itu, manusia merasa
harus mengadakan hubungan baik dengan kekuatan gaib tersebut. Hubungan baik
itu dapat diwujudkan dengan mematuhi perintah dan larangan kekuatan gaib itu.
Kedua keyakinan manusia bahwa kesejahteraannya di dunia ini dan hidup akhirat
tergantung pada adanya hu-bungan baik dengan kekuatan gaib itu. Dengan
hilangnya hubungan baik itu, kesejahteraan dan kebahagiaan, yang dicari akan
hilang pula.
Ketiga respon yang bersifat emosionil dari manusia. Res-pon itu bisa berupa rasa
takut seperti yang terdapat dalam agama-agama primitif, atau perasaan cinta
seperti yang terdapat dalam agama-agama monoteisme. Selanjutnya respon
mengambil bentuk penyembahan yang terdapat di dalam agama primitif, atau
pemujkaan yang terdapat dalam agama menoteisme. Lebih lanjut lagi respon itu
mengambil bentuk cara hidup tertentu bagi masyarakat yang bersangkutan.
Keempat paham adanya yang kudus (sacred) dan suci dalam bentuk kekuatan
gaib, dalam bentuk kitab yang mengandung ajaran-ajaran agama itu dan dalam
bentuk tempat-tempat tertentu.[36]
Setelah diketahui pengertian masing-masing dari agama dan filsafat, perlu
diketahui apa sebenarnya pengertian filsafat agama. Harun Nasution
mengemukakan bahwa filsafat agama adalah berfikir tentang dasar-dasar agama
menurut logika yang bebas. Pemikiran ini terbagi menjadi dua bentuk, yaitu:
Pertama membahas dasar-dasar agama secara analitis dan kritis tanpa terikat
kepada ajaran agama, dan tanpa tujuan untuk menyatakan kebenaran suatu
agama. Kedua membahas dasar-dasar agama secara analitis dan kritis dengan
maksud untuk menyatakan kebenaran suatu ajaran agama atau sekurang-
kurangnya untuk menjelaskan bahwa apa yang diajarkan agama tidaklah mustahil
dan tidak bertentangan dengan logika.[37] Dasar-dasar agama yang dibahas antara
lain  pengiriman rasul, ketuhanan, roh manusia, keabadian hidup, hubungan
manusia dengan Tuhan, soal kejahatan, dan hidup sesudah mati dan lain-lain.
Oleh sebab itu pengertian filsafat agama adalah berfikir secara kritis dan analitis
22

menurut aturan logika tentang  agama secara mendalam sampai kepada setiap


dasar-dasar agama itu..  

Perbadingan Agama dan Filsafat


Dari uraian di atas diketahui bahwa antara agama dan filsafat itu terdapat
perbedaan. Menurut Prof. Dr. H. H. Rasyidi, perbedaan antara filsafat dan agama
bukan terletak pada bidangnya, tetapi terletak pada cara menye-lidiki bidang itu
sendiri.[47] Filsafat adalah berfikir, sedang-kan agama adalah mengabdikan diri,
agama banyak hu-bungan dengan hati, sedangkan filsafat banyak hubungan
dengan pemikiran. Williem Temple, seperti yang dikutip Rasyidi, mengatakan
bahwa filsafat menuntut pengetahuan untuk memahami, sedangkan agama
menuntut pengeta-huan untuk beribadah atau mengabdi.[48] Pokok agama bukan
pengetahuan tentang Tuhan, tetapi yang penting adalah hubungan manusia dengan
Tuhan. [49]
Lewis mengidentikkan agama dengan enjoyment dan filsafat
dengan contemplation. Kedua istilah ini dapat dipahami dengan contoh: Seorang
laki-laki mencintai perempuan, rasa cinta itu dinamai
dengan enjoyment, sedangkan pemikiran tentang rasa cinta itu
disebut contemplation.[50]  
Di sisi lain agama mulai dari keyakinan, sedangkan  filsafat mulai dari
mempertanyakan sesuatu. Mahmud Subhi mengatakan bahwa agama mulai dari
keyakinan yang kemudian dilanjutkan dengan mencari argumentasi untuk
memperkuat keyakinan itu, (ya`taqidu summa yastadillu), sedangkan filsafat
berawal dari mencari-cari argumen dan bukti-bukti  yang kuat dan
kemudian  timbul-lah keyakinannya (yastadillu summa ya`taqidu).[51]  Dalam
pendapat  Mahmud Subhi , agama di sini kelihatan identik dengan kalam, yaitu
berawal dari keyakinan, bukan ber-awal dari argumen.      
Perbedaan lain antara agama dan filsafat adalah bah-wa agama banyak
hubungannya dengan hati, sedangkan filsafat banyak hubungannya dengan pikiran
yang dingin dan tenang. Agama dapat diidentikkan dengan air yang terjun dari
bendungan dengan gemuruhnya, sedangkan filsafat diumpamakan dengan air
23

telaga yang jernih, tenang dan kelihatan dasarnya.[52] Seorang penganut agama


biasa-nya selalu mempertahankan agama habis-habisan karena dia sudah
mengikatkan diri kepada agamanya itu. Sebalik-nya seorang ahli filsafat sering
bersifat lunak dan sanggup meninggalkan pendiriannya jika ternyata pendapatnya
keliru.[53] Dalam diri seorang ahli filsafat terdapat maksud meneliti argumen-
argumen yang mendukung pendapatnya dan kelemahan argumen tersebut
walaupun untuk argumen dia sendiri, sedangkan dalam diri penganut suatu agama
tidak terdapat keinginan seperti itu. 
Di sisi lain Harun Nasution membandingkan pemba-hasan filsafat agama dengan
pembahasan teologi, karena setiap persoalan tersebut juga menjadi pembahasan
tersen-diri dalam teologi. Jika dalam filsafat agama pembahasan ditujukan kepada
dasar setiap agama, pembahasan teologi ditujukan pada dasar-dasar agama
tertentu.[54] Dengan demikian terdapatlah teologi Islam, teologi Kristen, teologi
Yahudi dan sebagainya.
Pemikiran-pemikiran seperti itu kurang tepat karena pandangan masing-masing
penganut agama dan filosof bersifat sepihak. Pendirian yang lebih baik dan lebih
berfaedah adalah pendirian seorang penganut suatu agama yang bersedia
mendengarkan uraian tentang paham atau agama lain dan meminta bukti dari
paham atau agamanya itu.  
Seseorang memerlukan kepiawaian dalam menge-mukakan argumen, memahami
teknik analisa serta menge-tahui sejumlah bahan pengetahuan untuk memikirkan
se-gala sesuatu secara logis, termasuk setiap problem kehi-dupan yang ada
hubungannya dengan hal itu.[55] Melihat sesuatu itu memerlukan pemikiran luas,
dan jauh dari emosi. Tetapi harus disadari bahwa agama pada satu sisi memang
ditandai dengan unsur-unsur yang bersifat memi-hak kepada keyakinannya
sendiri. Tanpa ada sifat memi-hak, agama kadang-kadang kurang terasa
maknanya.
Dengan demikian, seorang ahli agama bisa menyeli-diki ajaran agamanya sendiri,
demikian juga agama lain, tetapi dia harus menyadari posisinya pada waktu
meneliti agama untuk menghindari banyaknya unsur subjektif yang sering muncul
dalam pekiran ahli agama itu.
24
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Peran dari administrasi itu adalah menciptakan keteraturan dan
keamanan di Latar belakang lahirnya filsafat islam adalah karena pada abad ke
16 umat islam dalamkehidupan masyarakat sehingga masyarakat dapat dengan
mudah meyelesaikan segalaurusannya dan dapat hidup dengan penuh rasa
aman. Lebih jauh dari itu, ilmu administrasimerupakan suatu penjaga
kelangsungan peradaban manusia.Administrasi diciptakan untuk melayani
organisasi agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan baik. Oleh karena itu,
administrasi dituntut untuk menetapkan tujuan jangka pendekdan jangka
menengah. Hal ini mencakup keteraturan aktivitas yang dilaksanakan,
penyediaandan penggunaan SDM dan material secara bijaksana, pengurangan
pemborosan,keekonomisan dalam operasional, kepuasan pelanggan,
kesejahteraan pegawai, pemecahanmasalah secara cepat dan lain-
lain.menjalankan ibadah hanya sebatas menggugurkan kewajiban. Pokok-pkok
masalah yang dibahas dalam filsafat Islam adalah hubungan filsafat (akal) dan
agama, tentang kejadian alam, dan tentang roh serta kelangsungan hidup.
Cara menyikapi perbedaan pendapat para filosof mengenai filsafat
islam adalah dengan cara sikap terbuka dan toleransi. Dengan mempelajari
filsafat islam kita dapat melihat segala sesuatu tidak hanya di permukaannya
saja tetapi lebih jauh dalam dan luas. Selain itu manfaat mempelajai filsafat
membuat kita memahami diri dan sekeliling dengan pertanyaan-pertanyaan
mendasar.Filsafat mengasah pikiran untuk lebih kritis.Hal ini membuat kita
tidak begitu saja menerima sesuatu tanpa mengetahui maksudnya.

15
DAFTAR PUSTAKA

AL-Qur’an Terjemah RI, (AL-Baqarah:219

Buraey, Muhammad A,1986 Islam: “landasan alternatife administrasi


pembangunan”, Jakarta : CV. Rajawali

Daradjat,Zakiah ,dkk . 2016.”Ilmu Pendidikan Islam”, Jakarta: PT. Bumi Aksara,.

Departemen Agama RI, Al-Qur’a>n dan Terjemahnya, 25.

Hakim, Atang Abdul.Desember 2008.”FIlsafat Umum Dari Mitologi Sampai


Teofilosofi”. Jakarta:CV.PUSTAKA SETIA

khan, Zaprul.2014. “Filsafat Islam Sebuah KajianTematik”. Jakarta:PT Raja


Grafindo Persada

Leny, Cynk, Scribd: “Pengertian Filsafat Islam”, 2013

Mahdi Khan, Ali, 2004 “Dasar-dasar Filsafat Islam”,Bandung: Yayasan Nuansa


Cendekia.

Nasution, Hsyimsyah,1999. “Filsafat Islam”. Jakarta : Gaya Media Pratama

Russel, Bertrand. 2015. “Sejarah Filsafat Barat”. Surakarta: CV.PUSTAKA


PELAJAR

15

Anda mungkin juga menyukai