Dosen Pengampu
Dr. AA Musyaffa, M.Pd.I
DISUSUN OLEH
Nila Dia RAHMA
801201075
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2
3.1 Kesimpulan........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
PEMBAHASAN
3
Muhammad A. Al Buraey, Islam: landasan alternatife administrasi pembangunan, CV. Rajawali
(Jakarta, 1986). Terjmah dari Achmad Nashir Budiman, Administrative Development: an Islamic
Perspective tuntutan akan kompleksitas kebutuhan manusia yang tinggi, mendorong masyarakat
dan organisasi untuk melakukan kerja sama dalam berbagai sektor kegiatan.
4
Ibid
2
3
Kita bisa melihat, bahwa istilah Administrasi itu bukan hal yang asing lagi
dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, kita juga sering menjumpainya
dimana saja dan kapan saja dalam aspek kehidupan kita. Namun, banyak
orang yang tidak tahu dan mengerti tentang apa arti dan makna yang sebenar-
benarnya tentang administrasi. Oleh sebab itu, pentingnya pelajaran/studi
administrasi untuk dipelajari dan difahami oleh manusia untuk lebih mengenal
dan tahu tentang administrasi yang sebenarnya.
Administrasi itu pada hakikatnya dan dapat di artikan sebagai rangkaian
kegiatan kerjasama manusia untuk mencapai suatu tujuan. Dari pengertian
tersebut, bahwa Administrasi itu sebuah fenomena kerjasama sebagai objek
kajian ilmu Administrasi karena sering dijumpai dalam setiap aspek
kehidupan manusia sehari-hari. Lagi pula, perkembangan teknologi dan ilmu
pengetahuan yang semakin canggih, tuntutan akan efisiensi dan efeksifitas
kerja yang semakin sulit, tuntutan akan kompleksitas kebutuhan manusia yang
tinggi, mendorong masyarakat dan organisasi untuk melakukan kerja sama
dalam berbagai sektor kegiatan. Apalagi saat, dunia terus berkembang dan
kehidupan masyarakat kita terus maju dengan segala perubahannya yang
sangat cepat dan pesat. sehingga untuk membantu menyelesaikan masalah
yang dihadapi dan timbul didalam masyarakat itu, antara negara,organisasi
dan masyarakat sendiri harus melakukan kerjasama. Dalam pelaksanaan
pembangunan transportasi dan perhubungan stabilitas nasional, kemajuan
ekonomi dapat berlangsung dengan cepat, mudah dan tepat waktu melalui
proses pengelolaan secara Administratif.5
Adimistrasi ialah segala usaha bersama untuk mendayagunakan semua
sumber-sumber (personal material, dan spiritual) secara effektif dan efisien
untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan (tujuan
institusional). Berdasarkan batasan administrasi tersebut diatas maka
administrasi sekurang-kurangnya dapat dilihat dari dua segi sudut pandang :
5
Muhammad A. Al Buraey, Islam: landasan alternatife administrasi pembangunan, CV. Rajawali
(Jakarta, 1986).
4
6
Zakiah Daradjat,dkk. Ilmu Pendidikan Islam,(Jakarta: PT. Bumi Aksara,2016),hlm,141.
7
Ibid,142
5
10
H.A. Dardiri, Humaniora, Filsafat dan Logika, Jakarta : Rajawali Press, 1986, hlm. 9.
6
dengan makna ilmu tauhid. Filsafat islam dengan ilmu fiqih, dalam
menafsirkan ayat-ayat al-qur’an yang berkenaan dengan hokum diperlukan
ijtihad.13 Berikut adalah sejarah bagaimana terjadinya kontak antara Filosof
Islam dengan Filosof Yunani.
Pada zaman awal perkembangan Islam, sebenarnya kaum muslimin tidak
bermaksud mengutip pemikiran filsafat dari pihak manapun juga. Mereka
tidak menaruh perhatian soal tersebut , bahkan samasekali tidak berniat
mengutip ilmu apapun juga dan tidak pernah memikirkannya. Kalau di
kemudian hari ada sebagaian dai ilmu-ilmu tersebut yang merembes kedalam
pemikiran orang-orang Arab, itu semata-mata karena keharusan yang tak
dapat dihindari, karena semakin eratnya hubungan mereka dengan bangsa-
bangsa lain di sekitar negerinya. Hubungan seperti itu memang sudah terjadi
sejak zaman jahiliyah, tetapi masih terbatas dalam ruang lingkup yang amat
sempit. Misalnya, Al-Harits Bin Kaldah As-Saqofi, belajar ilmu kedokteran
pada suatu perguruan di Jundi Sabur, Persia dan di kenak sebagai dokter Arab
Sebuah riwayat yang berasal dari sa’ad bin abi waqash mengatakan, ketika
ia menderita sakit, Rasulullah SAW datang menjenguknya saat itu beliau
menyarankan :” Datanglah kepada al-Harits bin kaldah, ia mengetahui
tentang kedokteran”.
Akan tetapi Ilmu pengetahuan yang diperoleh al-Harits dapat ditanggap,
cukup karena ia belum menguasai semua pokok dan cabang ilmu kedokteran
secara ilmiah. Untuk itu memang diperlukan penguasaan Bahasa suryani
sebagai alat untuk dapat mempelajari berbagai buku kedokteran yang telah
diterjemahkan kedalam Bahasa tersebut danbtersebar di Jundi Sabur.Ilmu
pengetahuan di bidang itu pada umumnya di kuasai oleh orang-orang Suryani
sendiri.
Mengenai bagaimana proses perpindahan ilmu kedokteran ke Jundi Sabur
dan kenapa buku-buku kedokteran di terjemahkan dari Bahasa Yunani
kedalam bahasa Suryani, baiklah kami ketengahkan kisahnya. Kisah kuno
yang menurut sejarah merupakan keseinambungan dari zaman plato dan
13
Cynk Leny, Scribd: “Pengertian Filsafat Islam, 2013
9
aristoteles, dua orang Filosofi yunani : yang satu menaruh perhatian besar
pada problema matematika sedangkan yang kedua menaruh perhatian besar
kepada masalah alam dan kedokteran. Kedua-duanya juga mempunyai
perguruan filsafat masing –masing.Pada abad ke-3 SM Hipocrate juga telah
mendirikan sebuah perguruan ilmu kedokteran. Kemudian setelah kota
iskandariyah dibangun kota itu menjadi tempat peradaban Yunani yang lebih
banyak bersifat Ilmiah daripada yang bersifat Filosofis. Dari perguruan
tersebut lahir sejumlah ahli pikir besar seperti Euclide, Galenus, Archimedes,
Ptolemaeus dan lain-lainnya lagi, yang telah berhasil meletakkan dasar-dasar
ilmu pengetahuan seperti ilmu geometri, ilmu falak (astronomi) dan ilmu
kedokteran. Hingga abad ke-6 kota Iskandariyah tetap menjadi mercusuar
ilmu pengetahuan. Kemudian muncul pula di kota itu para ahli pikir generasi
kedua yang mengatur, menyusun dan mempelajari buku-buku peninggalan
para ahli pikir generasi pertama untuk bahan pengajaran. Dari para ahli pikir
generasi kedua itulah orang-orang Arab menterjemahkan berbagai cabang
ilmu pengetahuan.14
Perguruan Iskandariyah tidak hanya memperhatikan soal-soal ilmu
pengetahuan saja, tetapi juga semua bentuk kebudayaan, baik yang bersifat
keagamaan, pemikiran, filsafat maupun kesusastraan. Mulai abad pertama
hingga abad ke-3 M pembaharuan terhadap pembaharuan terhadap ajaran
phytagoras cenderung ke arah masalah matematika dan moral. Demikian pula
ajaran pluto, direvisi oleh plotinus yang menciptakan Neo Platonisme. Ia lahir
dan dibesarkan di Mesir, memperoleh pendidikan di Iskandariyah dan
berbahasa Yunani. Dialah yang menciptakan ajaran Enneads, yaitu ajaran
filsafat yang menjelaskan terjadinya pelimpahan dari Yang Satu (supreme in
material force). Sebagian dari bukunya diterjemahkan kedalam Bahasa Arab
dengan nama Theologia. Teori “Pelimpahan”nya banyak mempengaruhi para
filosof Islam.Muridnya yang bernama Porhyrius tidak kalah pengaruhnya
dalam kehidupan filsafat Islam hal itu tidak mengherankan karena dialah
14
Hakim, Atang Abdul.Desember 2008.FIlsafat Umum Dari Mitologi Sampai Teofilosofi. Jakarta:CV.PUSTAKA
SETIA
10
15
Ibid
16
AL-Qur’an Terjemah RI, (AL-Baqarah:219
11
17
Ali Mahdi Khan, Dasar-dasar Filsafat Islam,(Bandung:Yayasan Nuansa Cendekia,2004),hlm9.
12
19
Ali Mahdi Khan, Dasar-dasar Filsafat Islam,(Bandung:Yayasan Nuansa Cendekia,2004),hlm11
13
Cambridge pada 1109 dan sama tuanya dengan Roger Bacon, sang pelopor
pemikiran modern, yang belajar di toledo dan lantas bisa membaca dan
berbicara dalam bahasa arab serta terpengaruh pemikiran muslim. Dia
menempatkan al-Kindi di ‘peringkat pertama sebagai seorang penulis ilmu
optik.” Pemikiran muslim secara langsung ikiut adil dalam Renaisanss di
eropa. “ tidak berlebihan jika dikatakan.” Tulis Iqbal,” bahwa hasil-hasil
humanisme eropa modrm dalam bentuk filsafat dan sains-sains modern
dalam banyak hal tidak lain hanyalah suatu perkembangan lebih lanjut dari
kebudayaan muslim.” Banyak perguruan tinggi dan universitas Eropa
seoerti di Palermo, Napless, Padua dan Bologna terkemuka
mengembangkan sain-sains muslim. Dan banyak pemikir, seperti Thomas
Aquinnas, Dunss Schotus,Dante dan Spinoza, terpengaruh secara langsung
oleh pemikiran muslim. Intinya saat ini, ada sebuah keberlanjutan luar
biasa dalam perkembangan budaya dan filsafat, dan anda tidak sepenuhnya
memahami perkembangan paling akhir dalam perkembangan sejarah dan
lingkungan kecuali anda mempeljari fase awal dan fase akhir dalam
perkembangan tersebut. Jika semangat pemikiran eropa modern adalah
sebuah perkembangan semangat Renaisanss, dan Renaisanss terpengaruh
secra langsung, sebagaimana baru saja kita lihat. Melalui tersebarnya
filsafat muslim di Eropa, maka untuk bisa memahami dengan tepat filsafat
Eropa modern setidaknya dibutuhkan studi tentang filsafat muslim seperti
dibutuhkannya studi tentang filsafat Yunani. Mereka yang mengabaikan
Filsafat Muslim berarti mengabaikan sebuah matarantai penting dalam
perkembangan pemikiran Barat. Descartes, Rogger Barcon, Francis Bacon,
Spinoza dan rekan-rekan sezamannya memasuki perguruan-perguruan
tinggi yang didalamnya filsafat muslim menjadi trend pada masa itu.
Sehingga tentu saja kita tidak bisa memahami unsur-unsur filsafat mereka
tanpa memiliki pengetahuan filsafat muslim. Untuk memperoleh
pemahaman sesama atas pemikiran Eropa modern diperlukan Filsafat
Muslim. Pemikiran muslim merepresentsikan satu fase tertentu dalam
14
20
Ibid,hlm:13
21
Zaprulkhan.2014. Filsafat Islam Sebuah KajianTematik. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada
(Hlm.3)
15
kritas. Dengan berfikir secara kritas terhadap alam dan diri manusia sendiri
akan menjadi pengantar dalam penemuan siapa pencipta semua yang ada.25
Kata “agama” berasal dari bahasa Sanskrit “a” yang berarti tidak dan “gam” yang
berarti pergi, tetap di tempat, diwarisi turun temurun dalam kehidupan manusia.
[24] Ter-nyata agama memang mempunyai sifat seperti itu. Agama, selain bagi
orang-orang tertentu, selalu menjadi pola hidup manusia. Dick Hartoko menyebut
agama itu dengan religi, yaitu ilmu yang meneliti hubungan antara manusia
dengan “Yang Kudus” dan hubungan itu direalisasikan dalam ibadat-ibadat.
[25] Kata religi berasal dari bahasa Latin rele-gere yang berarti mengumpulkan,
membaca. Agama me-mang merupakan kumpulan cara-cara mengabdi kepada
Tuhan dan semua cara itu terkumpul dalam kitab suci yang harus dibaca. Di sisi
lain kata religi berasal dari religare yang berarti mengikat. Ajaran-ajaan agama
memang mem-punyai sifat mengikat bagi manusia.[26] Seorang yang beragama
tetap terikat dengan hukum-hukum dan aturan-aturan yang ditetapkan oleh agama.
Sidi Gazalba mengatakan bahwa yang dimaksud dengan kata relegere asal
kata relgi mengandung makna berhati-hati hati-hati. Sikap berhati-hati ini
disebabkan dalam religi terdapat norma-norma dan aturan yang ketat. Dalam religi
ini orang Roma mempunyai anggapan bahwa manusia harus hati-hati terhadap
Yang kudus dan Yang suci tetapi juga sekalian tabu.[27] Yang kudus
dipercayai mempunyai sifat baik dan sekaligus mempunyai sifat jahat.
Religi juga merupakan kecenderungan asli rohani manusia yang berhubungan
dengan alam semseta, nilai yang meliputi segalanya, makna yang terakhir hakikat
dari semua itu. Religi mencari makna dan nilai yang berbeda-beda sama sekali
dari segala sesuatu yang dikenal. Karena itulah religi tidak berhubungan dengan
yang kudus. Yang kudus itu belum tentu Tuhan atau dewa-dewa. Dengan
demikian banyak sekali kepercayaan yang biasanya disebut religi, pada hal
sebenarnya belum pantas disebut religi karena hubungan antara manusia dan yang
kudus itu belum jelas. Religi-religi yang bersahaja dan Budhisma dalam bentuk
awalnya misalnya menganggap Yang kudus itu bukan Tuhan atau dewa-dewa.
25
Departemen Agama RI, Al-Qur’a>n dan Terjemahnya, 25.
18
Dalam religi betapa pun bentuk dan sifatnya selalu ada penghayatan yang berhu-
bungan dengan Yang Kudus.[28]
Manusia mengakui adanya ketergantungan kepada Yang Mutlak atau Yang Kudus
yang dihayati sebagai kontrol bagi manusia. Untuk mendapatkan pertolongan
dari Yang Mutlak itu manusia secara bersama-sama men-jalankan ajaran tertentu.
Jadi religi adalah hubungan antara manusia dengan Yang Kudus. Dalam hal ini
yang kudus itu terdiri atas ber-bagai kemungkinan, yaitu bisa berbentuk benda,
tenaga, dan bisa pula berbentuk pribadi manusia.
Selain itu dalam al-Quran terdapat kata din yang menunjukkan pengertian
agama. Kata din dengan akar katanya dal, ya dan nun diungkapkan dalam dua
bentuk yaitu din dan dain. Al-Quran menyebut kata din ada me-nunjukkan arti
agama dan ada menunjukkan hari kiamat, sedangkan kata dain diartikan dengan
utang.
Dalam tiga makna tersebut terdapat dua sisi yang berlainan dalam tingkatan,
martabat atau kedudukan. Yang pertama mempunyai kedudukan, lebih tinggi,
ditakuti dan disegani oleh yang kedua. Dalam agama, Tuhan adalah pihak pertama
yang mempunyai kekuasaan, kekuatan yang lebih tinggi, ditakuti, juga diharapkan
untuk memberikan bantuan dan bagi manusia. Kata din dengan arti hari kiamat
juga milik Tuhan dan manusia tunduk kepada ketentuan Tuhan. Manusia merasa
takut terhadap hari kiamat sebagai milik Tuhan karena pada waktu itu dijanji-kan
azab yang pedih bagi orang yang berdosa. Adapun orang beriman merasa segan
dan juga menaruh harapan mendapat rahmat dan ampunan Allah pada hari kiamat
itu. Kata dain yang berarti utang juga terdapat pihak pertama sebagai yang
berpiutang yang jelas lebih kaya dan yang kedua sebagai yang berutang, bertaraf
rendah, dan merasa segan terhadap yang berpiutang.[29] Dalam diri orang yang
berutang pada dasarnya terdapat harapan supaya utangnya dimaafkan dengan arti
tidak perlu dibayar, walaupun harapan itu jarang sekali terjadi. Dalam Islam
manusia berutang kepada Tuhan berupa kewajiban melaksanakan ajaran agama.
Dalam bahasa Semit istilah di atas berarti undang-undang atau hukum. Kata itu
juga berarti menundukkan, patuh, utang, balasan, kebiasaan[30] dan semua itu
memang terdapat dalam agama. Di balik semua aktifitas dalam agama itu terdapat
19
balasan yang akan diterimanya nanti. Balasan itu diperoleh setelah manusia
berada di akhirat.
Semua ungkapan di atas menunjuk kepada pengerti-an agama secara etimologi.
Namun banyak pula di antara pemikir yang mencoba memberikan definisi agama.
Dengan demikian agama juga diberi definisi oleh berbagai pemikir dalam bentuk
yang berbagai macam. Dengan kata lain agama itu mempunyai berbagai
pengertian. Dengan istilah yang sangat umum ada orang yang mengatakan bahwa
agama adalah peraturan tentang cara hidup di dunia ini. [31]
Sidi Gazalba memberikan definisi bahwa agama ialah kepercayaan kepada Yang
Kudus, menyatakan diri berhubungan dengan Dia dalam bentuk ritus, kultus dan
permohonan dan membentuk sikap hidup berdasarkan doktrin tertentu.
[32] Karena dalam definisi yang dikemuka-kan di atas terlihat kepercayaan yang
diungkapkan dalam agama itu masih bersifat umum, Gazalba mengemukakan
definisi agama Islam, yaitu: kepercayaan kepada Allah yang direalisasikan dalam
bentuk peribadatan, sehingga membentuk taqwa berdasarkan al-Quran dan
Sunnah.[33]
Muhammad Abdul Qadir Ahmad mengatakan agama yang diambil dari
pengertian din al-haq ialah sistem hidup yang diterima dan diredai Allah ialah
sistem yang hanya diciptakan Allah sendiri dan atas dasar itu manusia tunduk dan
patuh kepada-Nya. Sistem hidup itu mencakup berba-gai aspek kehidupan,
termasuk akidah, akhlak, ibadah dan amal perbuatan yang disyari`atkan Allah
untuk manusia.[34]
Selanjutnya dijelaskan bahwa agama itu dapat dike-lompokkan menjadi dua
bentuk, yaitu agama yang mene-kankan kepada iman dan kepercayaan dan yang
ke dua menekankan kepada aturan tentang cara hidup. Namun demikian
kombinasi antara keduanya akan menjadi defi-nisi agama yang lebih memadai,
yaitu sistem keperca-yaan dan praktek yang sesuai dengan kepercayaan tersebut,
atau cara hidup lahir dan batin.[35]
Bila dilihat dengan seksama istilah-istilah itu ber-muara kepada satu fokus yang
disebut ikatan. Dalam agama terkandung ikatan-ikatan yang harus dipatuhi dan
dilaksanakan oleh setiap manusia, dan ikatan itu mem-punyai pengaruh yang
20
besar dalam kehidupan sehari-hari. Ikatan itu bukan muncul dari sesuatu yang
umum, tetapi berasal dari kekuatan yang lebih tinggi dari manusia.
Harun Nasution mengemukakan delapan definisi untuk agama, yaitu:
1. Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib yang
harus dipatuhi.
2. Pengakuan terhadap adanya kekuatan gaib yang me-nguasai manusia.
3. Mengikatkan diri kepada suatu bentuk hidup yang me-ngandung pengakuan
pada suatu sumber yang berada di luar diri manusia dan yang mempengaruhi
perbu-atan-perbuatan manusia.
4. Kepercayaan kepada sesuatu ikatan gaib yang menim-bulkan cara hidup
tertentu.
5. Suatu sistem tingkah laku yang berasal dari kekuatan gaib.
6. Pengakuan terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini berasal dari
suatu kekuatan gaib.
7. Pemujaan terhadap kekuatan gaib yang timbul dari perasaan lemah dan
perasaan takut terhadap kekuatan misterius yang terdapat dalam alam sekitar
manusia.
8. Ajaran-ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui seorang Rasul.
Definisi yang dikemukakan Harun Nasution dapat disederhanakan menjadi dua
definisi saja. Dari nomor 1 sampai 7 dapat diketahui bahwa agama berkaitan
dengan keterikatan manusia dengan kekuatan gaib yang lebih ting-gi dari manusia
yang mendorong manusia untuk berbuat baik, bisa yang berkekuatan gaib itu
dewa-dewa, atau roh-roh yang dipercayai mempunyai kekuasaan luar biasa
melebihi dari dirinya, sekalipun pada hakikatnya yang dipercayai itu adalah benda
mati seperti berhala dalam zaman Jahiliah. Adapun definisi nomor 8 terfokus
kepada agama wahyu yang diturunkan melalui nabi-nabi. Jika disimpulkan,
definisi-definisi agama itu menunjuk kepada kuatan gaib yang ditakuti, disegani
oleh manusia, baik oleh kekuasaan maupun karena sikap pemarah dari yang gaib
itu.
Dari delapan difinisi di atas dapat diklasifikasikan bahwa terdapat empat hal
penting dalam setiap agama, yaitu :
21
Pertama, kekuatan gaib, manusia merasa dirinya lemah dan berhajat pada
kekuatan gaib itu sebagai tempat minta tolong. Oleh sebab itu, manusia merasa
harus mengadakan hubungan baik dengan kekuatan gaib tersebut. Hubungan baik
itu dapat diwujudkan dengan mematuhi perintah dan larangan kekuatan gaib itu.
Kedua keyakinan manusia bahwa kesejahteraannya di dunia ini dan hidup akhirat
tergantung pada adanya hu-bungan baik dengan kekuatan gaib itu. Dengan
hilangnya hubungan baik itu, kesejahteraan dan kebahagiaan, yang dicari akan
hilang pula.
Ketiga respon yang bersifat emosionil dari manusia. Res-pon itu bisa berupa rasa
takut seperti yang terdapat dalam agama-agama primitif, atau perasaan cinta
seperti yang terdapat dalam agama-agama monoteisme. Selanjutnya respon
mengambil bentuk penyembahan yang terdapat di dalam agama primitif, atau
pemujkaan yang terdapat dalam agama menoteisme. Lebih lanjut lagi respon itu
mengambil bentuk cara hidup tertentu bagi masyarakat yang bersangkutan.
Keempat paham adanya yang kudus (sacred) dan suci dalam bentuk kekuatan
gaib, dalam bentuk kitab yang mengandung ajaran-ajaran agama itu dan dalam
bentuk tempat-tempat tertentu.[36]
Setelah diketahui pengertian masing-masing dari agama dan filsafat, perlu
diketahui apa sebenarnya pengertian filsafat agama. Harun Nasution
mengemukakan bahwa filsafat agama adalah berfikir tentang dasar-dasar agama
menurut logika yang bebas. Pemikiran ini terbagi menjadi dua bentuk, yaitu:
Pertama membahas dasar-dasar agama secara analitis dan kritis tanpa terikat
kepada ajaran agama, dan tanpa tujuan untuk menyatakan kebenaran suatu
agama. Kedua membahas dasar-dasar agama secara analitis dan kritis dengan
maksud untuk menyatakan kebenaran suatu ajaran agama atau sekurang-
kurangnya untuk menjelaskan bahwa apa yang diajarkan agama tidaklah mustahil
dan tidak bertentangan dengan logika.[37] Dasar-dasar agama yang dibahas antara
lain pengiriman rasul, ketuhanan, roh manusia, keabadian hidup, hubungan
manusia dengan Tuhan, soal kejahatan, dan hidup sesudah mati dan lain-lain.
Oleh sebab itu pengertian filsafat agama adalah berfikir secara kritis dan analitis
22
3.1 Kesimpulan
Peran dari administrasi itu adalah menciptakan keteraturan dan
keamanan di Latar belakang lahirnya filsafat islam adalah karena pada abad ke
16 umat islam dalamkehidupan masyarakat sehingga masyarakat dapat dengan
mudah meyelesaikan segalaurusannya dan dapat hidup dengan penuh rasa
aman. Lebih jauh dari itu, ilmu administrasimerupakan suatu penjaga
kelangsungan peradaban manusia.Administrasi diciptakan untuk melayani
organisasi agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan baik. Oleh karena itu,
administrasi dituntut untuk menetapkan tujuan jangka pendekdan jangka
menengah. Hal ini mencakup keteraturan aktivitas yang dilaksanakan,
penyediaandan penggunaan SDM dan material secara bijaksana, pengurangan
pemborosan,keekonomisan dalam operasional, kepuasan pelanggan,
kesejahteraan pegawai, pemecahanmasalah secara cepat dan lain-
lain.menjalankan ibadah hanya sebatas menggugurkan kewajiban. Pokok-pkok
masalah yang dibahas dalam filsafat Islam adalah hubungan filsafat (akal) dan
agama, tentang kejadian alam, dan tentang roh serta kelangsungan hidup.
Cara menyikapi perbedaan pendapat para filosof mengenai filsafat
islam adalah dengan cara sikap terbuka dan toleransi. Dengan mempelajari
filsafat islam kita dapat melihat segala sesuatu tidak hanya di permukaannya
saja tetapi lebih jauh dalam dan luas. Selain itu manfaat mempelajai filsafat
membuat kita memahami diri dan sekeliling dengan pertanyaan-pertanyaan
mendasar.Filsafat mengasah pikiran untuk lebih kritis.Hal ini membuat kita
tidak begitu saja menerima sesuatu tanpa mengetahui maksudnya.
15
DAFTAR PUSTAKA
15