Dosen Pengampu
Dr. Jamilah, M.Pd.I
DISUSUN OLEH
Nila Dia Rahma
801201075
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
3.1 Kesimpulan........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa usia dini merupaka masa emas atau sering disebut the golden
age dalam rentang perkembangan seorang individu. Pada masa ini, seorang
anak mengalami tumbuh kembang yang luar biasa, baik segi fisik, motorik,
1
emosi, kognitif maupun psikososialnya.
Anak usia dini harus diadakan semua aspek pertumbuhan dan
perkembangan anak-anak dalam suasana yangmenyenangkan dan dapat
menyebabkan anak minat dan bakat. Itu karena anak usiadini adalah masa
keemasan dengan perubahan yang cepat dalam pengembangan fisik,kognitif,
sosial dan emosional. Dalam rangka untuk periode ini dapat ditularkan
baik.inilah diperlukan untuk mencari pendidikan yang tepat untuk anak-anak
dari usiadini. Hal ini merupakan tantangan bagi guru atau pengelola PAUD
dalammembinanya, maka diperlukan kurikulum yang tepat dan
baik.Kurikulum merupakan inti bidang pendidikan yang memiliki
pengaruhterhadap seluruh kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya
kurikulum dalampendidikan dan kehidupan manusia, penyusunan kurikulum
tidak dapat dilakukansembarangan. Penyusunan kurikulum yang tidak
didasarkan pada landasan yang kuatakan berakibat fatal terhadap kegagalan
pendidikan. Dengan sendirinya akanberakibat pula terhadap kegagalan
2
proses pengembangan manusia.
Menurut Suryana pengembangan kurikulum, artinya bukankurikulum
baru seluruhnya. Khususnya pendekatan saintifik kaitannya denganpenelitian
ini, adalah bukan metode baru dalam proses belajar mengajar,
namunternyata guru belum memahami secara utuh proses belajar mengajar
melalui pendekatan saintifik, guru belum memahami mengembangkan
kemampuan mengobservasi, mengembangkan kemampuan menanya anak,
mengembangakankemampuan mengumpulkan informasi, mengembangkan
kemampuan menalar, danmengembangkan kemampuan mengomunikasikan.
1
Dadan Suryana, “Early Childhood Education Based on Thematic and Sciencitic Learning,” ResearchGate, 2016.
2
Minarti, Sri. 2015.Manajemen Sekolah Mengelola Lembaga Pendidikan secara Mandiri. Yogyakarta. ARR-Ruzz
Media.
2
3
Dadan Suryana, Elina, Nurevi, dan Ratnawilis. 2015. Model Pembelajaran BerbasisPendekatan Sentifik Pada
Anak-Anak Kota Padang. Dipa Universitas NegeriPadang. Jurnal UNP/National.
4
George. 2016. Dasar- dasar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Jakarta. PT.Indek.
5
ibid
BAB II
PEMBAHASAN
6
Dadan Suryana. 2013. Pengetahuan Tentang Strategi Pembelajaran, Sikap, danMotivasi Guru. Jurnal
National/Universitas Negeri Padang.
4
7
Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Kembangan,Jakarta Barat:2012)hlm.210
8
Novita Astarini, Solihin Ichas Hamid, dan Tin Rustini, “STUDI DAMPAK TAVANGAN TELEVISI TERHADAP
PERKEMBANGAN PERILAKU SOSIAL ANAK,” Cakrawala Dini: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2018,
https://doi.org/10.17509/cd.v8i1.10554.
9
ibid
5
anak usia dini adalah pembelajar aktif yang secara terus menerus mendapat
informasi mengenai dunia lewat permainannya, (2) setiap anak mengalami
kemajuan melalui tahapan-tahapan perkembangan yang dapat diperkirakan, (3)
anak bergantung pada orang lain dalam hal pertumbuhan emosi dan kognitif
melalui interaksi sosial, (4) anak adalah individu yang unik yang tumbuh dan
berkembang dengan kecepatan yang berbeda Metodologi yang sesuai dengan
perkembangan adalah metodologi yang didasarkan pada pengetahuan
mengenai perkembangan anak. Setiap anak berkembang melalui tahapan
perkembangan yang umum, tetapi pada saat yang sama setiap anak juga
adalah makhluk individu dan unik.
Pembelajaran yang sesuai adalah pembelajaran yang sesuai dengan
minat, tingkat perkembangan kognitif serta kematangan sosial dan emosional.
Vygotsky dalam Naughton (2003:46) percaya bahwa bermain membantu
perkembangan kognitif anak secara langsung, tidak sekedar sebagai hasil dari
perkembangan kognitif seperti yang dikemukakan oleh Piaget. Ia menegaskan
bahwa bermain simbolik memainkan peran yang sangat penting dalam
perkembangan berpikir abstrak. Sejak anak memulai bermain make believe,
anak menjadi mampu berpikir tentang makna-makna onyek yang mereka
representasikan secara independen. Dengan demikian, pada awal proses
penggantian objek dalam bermain dramatik prototipikalitas objek menjadi sangat
krusial, sementara perkembangan berikutnya bermain dramatik prototipikalitas
menjadi kurang begitu penting. Berhubungan dengan hal tersebut di atas, maka
peran pendidik berkaitan dengan teori perkembangan antara lain adalah: (1)
tanggap dengan proses yang terjadi dari dalam diri anak dan berusaha
mengikuti arus perkembangan anak yang individual, (2) mengkreasikan
lingkungan dengan materi yang luas, beragam, dan alat-alat yang
memungkinkan anak belajar, (3) memperhatikan laju dan kecepatan belajar dari
setiap anak, dan (4) adanya bimbingan dari guru agar anak tertantang untuk
melakukan sendiri.10
1. Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik merupakan suatu strategi pembelajaran yang
melibatkan beberapa bidang pengembangan untuk memberikan pengalaman
10
Michael Shayer, “Not just Piaget; not just Vygotsky, and certainly not Vygotsky as alternative to Piaget,”
Learning and Instruction, 2003, https://doi.org/10.1016/S0959-4752(03)00092-6.
6
11
Hendra Sofyan.Perkembangan Anak Usia Dini dan Cara Praktis Peningkatannya,(Jakarta:
CV.INFOMEDIKA:20115)hlm,74-81
7
A. Kesimpulan
Kurikulum merupakan inti bidang pendidikan yang memiliki
pengaruhterhadap seluruh kegiatan pendidikan. Penyusunan kurikulum yang
tidak didasarkanpada landasan yang kuat akan berakibat fatal terhadap
kegagalan pendidikan. Tujuan kurikulum tiap satuan pendidikan
harus mengacu ke arah pencapaian tujuanpendidikan nasional. Empat
komponen kurikulum yaitu: 1) Tujuan, 2) bahanpelajaran, 3) proses belajar
mengajar, 4) evaluasi dan penilaian. Tiap komponensaling berkaitan dengan
yang lainnya, jadi tujuan berkaitan dengan bahan pelajaran,proses belajar
mengajar dan penilaian. Pengembangan kurikulum mempunyaibeberapa
prinsip antara lain, prinsip berorentasi pada tujuan, prinsip relevansi,
prinsipefisiensi dan efektivitas, prinsip fleksibilitas, prinsip
berkesinambungan, prinsipkeseimbangan, prinsip keterpaduan, prinsip mutu.
Landasan pengembangankurikulum berkaitan dengan tujuan pendiikan
adalah landasan filosofis, landasanpsikologis, landasan sosial budaya,
landasan perkembangan ilmu pengetahuan,landasan perkembangan
teknologi, landasan empiris, landasan yuridis.
DAFTAR PUSTAKA
Astarini, Novita, Solihin Ichas Hamid, dan Tin Rustini. “STUDI DAMPAK TAVANGAN
TELEVISI TERHADAP PERKEMBANGAN PERILAKU SOSIAL ANAK.”
Cakrawala Dini: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2018.
https://doi.org/10.17509/cd.v8i1.10554.
Dadan Suryana. 2013. Pengetahuan Tentang Strategi Pembelajaran, Sikap,
danMotivasi Guru. Jurnal National/Universitas Negeri Padang.
Dadan Suryana. 2013. Pengetahuan Tentang Strategi Pembelajaran, Sikap,
danMotivasi Guru. Jurnal National/Universitas Negeri Padang.
Dadan Suryana, Elina, Nurevi, dan Ratnawilis. 2015. Model Pembelajaran
BerbasisPendekatan Sentifik Pada Anak-Anak Kota Padang. Dipa
Universitas NegeriPadang. Jurnal UNP/National.
George. 2016. Dasar- dasar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Jakarta. PT.Indek.
Minarti, Sri. 2015.Manajemen Sekolah Mengelola Lembaga Pendidikan secara
Mandiri. Yogyakarta. ARR-Ruzz Media.
Shayer, Michael. “Not just Piaget; not just Vygotsky, and certainly not Vygotsky as
alternative to Piaget.” Learning and Instruction, 2003.
https://doi.org/10.1016/S0959-4752(03)00092-6.
Suryana, Dadan. “Early Childhood Education Based on Thematic and Sciencitic
Learning.” ResearchGate, 2016.
Sofyan Hendra.Perkembangan Anak Usia Dini dan Cara Praktis Peningkatannya,
(Jakarta: CV.INFOMEDIKA:20115)hlm,74-81