Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH KELOMPOK

BATANG TUBUH PENELITIAN


ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah penelitian pendidikan matematika

DISUSUN OLEH:
1. AINIA ALIF ATASYA (186410286)
2. TRI WAHYUNINGSIH (186410684)
3. YULI DWI SARAH (186410290)

KELAS VI A

DOSEN PENGAMPU:

Dr. Hj. Zetriuslita, S.Pd., M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan makalah yang berjudul ”Batang Tubuh Penelitian” ini
dengan baik. Sholawat serta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad
SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur’an dan sunnah untuk
keselamatan umat di dunia.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Penelitian Pendidikan
Matematika di program studi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan pada Universitas
Islam Riau. Selanjutnya, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan sserta arahan selama
penulisan makalah ini.

Mudah-mudahan makalah sederhana yang telah berhasil kami susun ini bisa
dengan mudah dipahami oeh siapapun yang membacanya. Sebelumnya, penulis
menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi
terciptanya makalah yang lebih baik lagi.

Pekanbaru, Februari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ..................................................................... 1


1.2. Rumusan Masalah ................................................................ 1
1.3. Tujuan Penulisan .................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Adanya Permasalahan………................................................... 3

2.2 Study Literatur .......................................................................... 5

2.3 Hipotesis……….. ..................................................................... 6

2.4 Pengumpulan dan Pengolahan Data ......................................... 9

2.5 Pengujian Hipotesis……….. .................................................... 14

2.6 Kesimpulan dan Saran-Saran.................................................... 17

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .............................................................................. 20


3.2 Saran ........................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam kehidupan masyarakat yang semakin maju ini, kegiatan penelitian
merupakan salah satu ciri dan bukti berkembangnya peradaban suatu bangsa.
Banyak pertanyaan muncul tentang fenomena kehidupan ini, yang harus dijawab
antara lain melalui suatu proses berfikir. Salah satu jawaban melalui proses berfikir
adalah penelitian sebagai suatu kegiatan keilmuan. Kegiatan keilmuan semacam ini
memerlukan proses dan pentahapan. Proses dan pentahapan dalam kegiatan
penelitian lazim disebut "metodologi penelitian". Sebagai suatu kegiatan keilmuan,
penelitian merupakan salah satu cara untuk menemukan kebenaran. Ada dua jenis
kebenaran yang harus diungkap dan ditemukan dalam penelitian, yaitu kebenaran
formal dan kebenaran substansial. Kebenaran substansial diperoleh melalui kajian
teori yang mendalam, sedangkan kebenaran formal dicapai melalui metodologi
yang dilandasi oleh paradigma yang tepat, baik kualitatif maupun kuantitatif.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana menentukan permasalahan dalam penelitian?
2. Apa itu study literature?
3. Apa itu hipotesis?
4. Bagaimana Pengumpulan dan Pengolahan data?
5. Bagaimana pengujian hipotesis?
6. Apa itu kesimpulan dan saran-saran?

1.3. Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui adanya permasalahan dalam penelitian.
2. Untuk mengetahui study literature.
3. Untuk mengetahui hipotesis.
4. Untuk mnegetahui pengumpulan dan pengolahan data.

1
5. Untuk mengetahui pengujian hipotesis.
6. Untuk mengetahui kesimpulan dan saran-saran.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Adanya Permasalahan


Masalah adalah sesuatu yang mengganjal yang bila kita pecahkan akan
memberi manfaat yang lebih baik. Sebenarnya masalah di sekitar kita sangatlah
banyak, namun tidak setiap orang peka terhadap masalah yang ada di sekitar
,mereka. Bagi mereka yang terbiasa berpikir kritis, segala masalah yang
menghadang silih berganti, akan selalu dipersoalkan. Tipe orang seperti ini cukup
jarang ditemui di sekitar kita. Akan menjadi sulit dimengerti ketika seorang Kepala
Sekolah tidak mengahadapi masalah ketika akan memperbaiki kondisi sekolahnya,
seorang guru dengan proses dan hasil belajar muridmuridnya lebih . baik, pihak
pembuat kebijakan dengan inovasi-inovasi, dan lain sebagainya.
Cara terbaik untuk mendapatkan masalah atau topik untuk diteliti adalah
dengan banyak mengikuti perkembangan terhadap hasil penelitian terkini yang
relevan dengan bidang kita. Hasil penelitian dapat diakses.melalui jurnal-jurnal
ilmiah, baik cetak maupun elektronik. Selain itu dapat diperoleh dengan
berlangganan jurnal ilmiah. Hal ini dapat dilakukan dengan mengubungijurusan atau
fakultas perguruan tinggi ternama. Selain itu dapat juga diperoleh di internet.
Dengan mengakses internet, akan dapat diperoleh banyak laporan hasil penelitian.
Kelebihan mengikuti hasil-hasil penelitian melalui jurnal penelitian ini
antara lain membantu memunculkan inspirasi, jaminan orsinilitas dan keterkinian,
menjadikan percaya diri dalam melangkah karena telah melihat sendiri contoh-
contoh nyata yang sudah ada, juga sebagai sumber yang lebih bisa dipercaya. Dari
bahan yang sudah Anda baca dari jurnal-jurnal itu, akan banyak inembantu untuk
melengkapi kajian literatur, disamping dari referensi lainnya.
Setelah Anda mendapatkan masalah, maka masalah atau topik itu masih
perlu dipertimbangkan, apakah layak untuk ditindaklanjuti ataukah tidak. Adapun
kriteria masalah yang baik untuk diteliti adalah sebagai berikut.
1) Masalah itu memang diminati oleh peneliti.

3
2) Masalah itu memungkinkan untuk diteliti (researchoblel, terutama dengan
pertimbangan pengumpulan data dan analisisnya.
3) Jawaban atas permasalahan itu akan memberikan manfaat baik teroretis
maupun praktis
4) Masalah itu sesuai dengan taraf kemampuan peneliti, yaitu keterampilan
dalam penelitian, dana, sumber bahan, maupun ketersediaan waktu.

Menurut Suwartono (2014: 21) Agar penelitian yang kita buat berkualitas,
perlu ada semacam studi kelayakan permasalahan yang dilihat dari:

a. Pertimbangan pribadi
 Apakah anda benar-bear tertarik untuk mengkaji permasalahan
dimaksud?
 Apakah anda memiliki kemampuan atau pengetahuan latar yang
cukup untuk menkaji permasalahn tersebut?
 Apakah anda memiliki akses terhadap peralatan, perlengkapan, dan
subjek yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian dengan
permasalahan yang dimaksud.
 Apakah Anda memiliki cukup waktu dan dana untuk melakukan
pengkajian permasalahan dimaksud?
 Bisakah Anda memperoleh cukup data?
 Dapatkah Anda memperoleh dukungan administratif, bimbingan,
dan kerjasama untuk melakukan pengkajian?
b. Pertimbangan sosial
 Apakah jawaban atas permasalahan/pertanyaan penelitian akan
menambah pengetahuan dalam bidang terkait (manfaat teoretis)?
 Apakah temuan penelitian kira-kira akan memberikan manfaat
praktis bagi khalayak?
 Apakah penelitian ini sama dengan yang telah atau tengah dilakukan
oleh orang lain? Dalam hal ini, menurut hemat penulis, seorang
peneliti harus bisa menujukkan sisi/segi apa yang membedakan
penelitiannya dari penelitian serupa yang telah ada. lnilah yang

4
dinamakan sebagai genuinity atau originality.Tanpa itu, seorang
peneliti terancam julukan plagiat atau terjebak dalam plagiarisme.
Oleh karena itu, seorang peneliti mutlak memeriksa penelitian-
penelitian terdahulu. Yang terbaik adalah dengan berlanggangan
jurnal ilmiah dan mengakses jurnal ilmiah on-line/internet.
 Apakah penelitian ini dengan permasalahan tersebut akan memicu
dilakukannya penelitian-penelitian lanjutan?

Perumusan suatu permasalahan perlu dilakukan untuk memperjelas masalah


yang dihadapi. Perumusan suatu masalah biasanya dilakukan dalam bentuk
pertanyaan singkat namun jelas. Perumusan masalah yang baik menunjukkan
bagaimana data penelitian diperoleh dan bagaimana data itu akan dianalisis.sebagai
contoh:

 Bagaimanakah pengaruh pengelompokkan homogen dan heterogen


terhadap prestasi murid-murid kelas 4 yang diteliti?
 Sejauh manakah tingkat kreativitas mahasiswa tahun pertama dalam
hal kelancaran, keluwesan, dan keasliannya?
 Sejauh manakah hubungan antara pemahaman membaca dan
keterampilan pemecahan masalah pada murid kelas 4?
 Strategi belajar apakah yang digunakan oleh siswa berprestasi
bahasa lnggris yang diteliti?

2.2 Study Literatur


Study literature adalah kegiatan secara teratur teratur, melokaliasi melokaliasi,
dan menganalisis menganalisis dokumen (berupa teori-teori atau hasilhasil
penelitian) yang berhubungan dengan masalah yang akan kita teliti.
Setelah memutuskan permasalahan yang akan dikaji, kita harus mencari
informasi yang relevan sebanyak-banyaknya. Hal ini dilakukan untuk membangun
hipotesis yang kokoh atau arahan serta penguasaan yang lebih baik tentang hal yang
diteliti (teoretis), maupun seluk beluk bagaimana penelitian sebaiknya dilakukan
(metodologis). Adapun sumber informasi yang perlu diprioritaskan berupa jurnal

5
ilmiah, baik cetak ataupun elektronik/internet. Sayangnya hal ini masih jarang
dilakukan, mungkin karena ketidaktahuan, padahal sumber ini mempunyai
keunggulan dalam hal kemutakhiran, kespesifikan, dan biaya yang relatif murah.
Berlangganan jurnal ilmiah adalah gagasan yang bijaksana, karena bermanfaat untuk
pengembangan profesi. Sumber umum lainnya bisa didapatkan dari buku yang
terdapat di perpustakaan-perpustakaan perguruan tinggi. Yang harus diingat adalah
prinsip relevansi dan kemutakhiran. Upayakan sumber yang diacu dipublikasikan
kurang dari 1-0 tahun berselang.
Kecenderungan yang sering terjadi bagi peneliti pemula adalah tidak
melewati tahapan ini dengan baik. Kegiatan ini tidak bisa dipandang remeh.
Penelitian yang bertujuan untuk membuktikan kebenaran hipotesis, bahan yang
terhimpun melalui kajian literatur dapat digunakan untuk membangun hipotesis
yang kokoh, sehingga kecil kemungkinan hipotesis tidak terbukti. Untuk penelitian-
penelitian yang menggunakan hipotesis "sambil jalan" (seperti pendekatan studi
kasus, pendekatan etnografi) bahan hasil kajian literatur bermanfaat untuk
memberikan wawasan tentang objek kajian dan membimbing arah penelitian. Secara
umum hasil kajian literatur yang lengkap akan membantu peneliti dalam banyak hal.
Misalnya, hasil kajian literatur membantu dalam persiapan butir-butir angket untuk
survei. Dalam penelitian etnografis, hasil kajian literatur dapat memberikan
wawasan tentang masyarakat dan latar penelitian hingga analisis data. Untuk itu,
dibutuhkan waktu yang cukup. Untuk memudahkan pekerjaan, siapkan catatan dan
tulis kutipan berikut identitas sumbernya. Sumber literatur utama bisa berupa buku-
buku referensi dan jurnal ilmiah hasil penelitian yang sebisa mungkin terbitan
kurang dari 10 tahun berselang. Dalam usulan dan laporan hasil penelitian, perlu
diterangkan penelitianpenelitian lain yang relevan. Selain itu diterangkan pula aspek
yang membedakan penelitian-penelitian itu dengan penelitian Anda.

2.3 Hipotesis
1. Pengertian Hipotesis
Menurut Punaji (2013: 146) hipotesis penelitian merupakan jawaban
sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya masih perlu diuji

6
secara empiris. Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara
terhadap masalah yang akan diteliti. Hipotesis menjadi teruji apabila semua
gejala yang timbul tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut. Dalam upaya
pembuktian hipotesis, peneliti dapat saja dengan sengaja menimbulkan atau
menciptakan suatu gejala. Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen.
Menurut Uma hipotesis yang telah teruji kebenarannya disebut teori.

Contoh:

Apabila terlihat awan hitam dan langit menjadi pekat, maka seseorang dapat
saja menyimpulkan (menduga-duga) berdasarkan pengalamannya bahwa
(karena langit mendung, maka...) sebentar lagi hujan akan turu. Apabila
ternyata beberapa saat kemudian hujan benar turun, maka dugaan terbukti
benar. Secara ilmiah, dugaan ini disebut hipotesis. Namun apabila ternyata
tidak turun hujan, maka hipotesisnya dinyatakan keliru.

2. Kegunaan Hipotesis
Beberapa kegunaan hipotesis yaitu:
a. Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta
mempermudah perluasan pengetahuan dalam suatu bidang.
b. Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung dapat
diuji dalam penelitian.
c. Hipotesis memberikan arah kepada penelitian.
d. Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan
penyelidikan.

3. Macam-macam Hipotesis
a. Hipotesis Induktif
Menurut Wagiran (2013: 102) hipotesis induktif adalah hipotesis yang
formulasinya didasarkan atas generalisasi hasil dari serangkaian observasi
yang telah dilakukan di lapangan atau di bidang ilmu yang bersangkutan.

7
Peneliti melakukan pengamatan terhadap tingkah laku, memperlihatkan
kecenderungan dan kemudian merumuskan penjelasan sementara tentang
tingkahlaku yang diamati.
Menurut Punaji (2013: 152) hipotesis ini memiliki keterbatasan ilmiah
karena hasil yang diperoleh tidak dapat digeneralisasikan ke dalam populasi
besar. Misalnya, kita mengamati ada lima anak malas di kelas kita karena
motivasi belajar rendah. Hal ini tidak bisa digeneralisasikan ke populasi
yang lebih luas, karena kita hanya mengamati di kelas kita saja dan tidak
mencakup skala yang luas.
b. Hipotesis Deduktif
Hipotesis deduktif ini banyak memberikan sumbangan ilmiah terhadap
penelitian pendidikan karena hipotesis tersebut memberikan bukti-bukti
untuk dapat diterima atau ditolak, atau bahkan memodifikasi teori yang
dijadikan pijakan.
Seorang peneliti menyusun hipotesis deduktif berangkat dari suatu fakta
dan mendasarkan pada fakta tertentu kemudian mencoba melakukan
pengujian validitasnya. Misalnya, ada fakta bahwa siswa yang memiliki
kemampuan akademik tinggi akan lebih berhasil pada studi berikutnya.
Untuk menguji hal tersebut, peneliti melakukan pengamatan terhadap
sejumlah siswa berkenaan dengan kemampuan akademiknya dan sampel
diambil dari populasi siswa.
Pendekatan yang paling banyak dipakai ialah menggunakan cara berpikir
deduktif untuk dapat sampai pada akibat-akibat logis dari teori yang
bersangkutan. Deduksi ini kemudian dijadikan hipotesis dalam studi
penelitian.
c. Hipotesis Deklaratif dan Nol
Suatu hipotesis dikatakan sebagai hipotesis deklaratif karena hipotesis
tersebut diungkap dalam bentuk kalimat pernyataan atau deklaratif.
Hipotesis penelitian ini mengungkapkan adanya hubungan atau perbedaan
di antara dua variabel atau lebih. Contoh hipotesis deklaratif misalnya
sebagai berikut:

8
“Ada perbedaan antara hasil belajar pemahaman konsep peserta didik
yang dibelajarkan melalui inkuiri terbimbing bermedia interaktif dan
inkuiri terbimbing tanpa media interaktif.”
Hipotesis nol, sebaliknya, menyatakan tidak ada hubungan atau
perbedaan di antara dua variabel atau lebih. Hipotesis nol ini biasanya tidak
mencerminkan hal yang diharapkan terjadi oleh peneliti.hipotesis nol ini
diperoleh berdasarkan hasil ujia statistik. Contohnya:
“hasil belajar pemahaman konsep peserta didik yang dibelajarkan
melalui inkuiri terbimbing bermedia interaktif tidak berbeda secara
signifikan, jika peserta didik dibelajarkan melalui inkuiri terbimbing
tanpa media interaktif.”

2.4 Pengumpulan dan Pengolahan Data


1. Pengumpulan Data
Menurut Suwartono (2014: 41) Pengumpulan data adalah berbagai cara
yang digunakan untuk mengumpulkan data, menghimpun, mengambil, atau
menjaring data penelitian.
Ada berbagai cara untuk mengumpulkan data. Pertimbangan pertama
untuk memilih cara mengumpulkan data yaitu kemampuan cara yang dipilih
dalam mengenali informasi. Kadanghanya diperlukan satu cara. Namun, kadang
cara tunggal dinilai kurang mampu menjaring data secara lengkap, sehingga
dibutuhkan metode lain sebagai metode sekunder.
a. Observasi
Cara ini sesuai untuk mengkaji proses dan perilaku yang hendak diamati.
Dengan menggunakan metode ini berati menggunakan mata dan telinga
sebagai jendela untuk merekam data. Observasi dibagi menjadi dua, yaitu:
a) Observasi partisipan/partisipatoris (porticipont/porticipotory
observation)
Dalam observasi jenis ini peneliti adalah bagian dari apa yang
diamati. Seorang peneliti bisa menjadi anggota suatu kelompok atau
organisasi tertentu dan mengamatinya serta menghimpun data darinya.

9
Kelebihan pengamatan jenis ini adalah kemampuannya dalam
menjaga kealamiahan. Selain itu penelitian ini dapat memperkecil
peluang munculnya pertanyaan dari individu yang diamati, seperti
alasan kenapa seseorang tak dikenal hadir di situ, rasa curiga, atau
terganggu. Bila kondisi seperti ini terbangun dan tidak ada lagi
"tembok" pemisah antara yang mengamati dan yang diamati (disebut
rapport), maka tipis kemungkinan orang-orang yang diamati
berperilaku tidak sewajarnya.
Kelemahan pengamatan partisipan adalah dibutuhkan tenaga
terlatih dan berpengalaman. Pastilah tidak gampang berada atau terlibat
di dalam suatu kegiatan sekaligus merekam kegiatan itu sendiri. Ketika
berada atau terlibat di dalam kegiatan Anda tidak boleh terlena bahwa
Anda punya misi merekam proses atau peristiwa. Jenis pengamatan ini
sesuai untuk penelitian yang bersifat etnografis, seperti penelitian-
penelitian sosial dan budaya, di dalamnya termasuk bahasa.
b) Observasi nonpartisipan/nonpartisipatoris
Di pengamatan ini peneliti tidak berada di dalam atau melakukan
keterlibatan dalam kegiatan yang diamati. Dengan kata lain,
pengamatan berada di luar kegiatan yang diamati. Sebagian menilai hal
ini yang menyebabkan ketidakalamiahan proses peristiwa atau perilaku
orang-orang yang diamati. Mungkin, hanya sedikit bisa menekan bias
dengan cara memperbanyak kehadiran, yang meningkatkan
keterbiasaan orang yang diamati terhadap kehadiran pengamat.

b. Wawancara
Menurut Suwartono (2014: 48) wawancara adalah cara menjaring
informasi atau data melalui interaksi verbal/lisan. Wawancara, berdasarkan
tingkat formalitasnya, dibedakan menjadi (1) wawancara tidak terstruktur
(unstructured interview),(2) wawancara semi-terstruktur, dan (3) terstruktur.
1) Wawancara tidak terstruktur (unstructured interview)

10
Sebagimana namanya, dalam wawancara jenis ini peneliti
(pengumpul data) memberikan sedikit sekali kendali ataspembicaraan -
jalannya pembicaraan lebih diarahkan oleh respon dari responden
daripada agenda yang dimiliki oleh peneliti. Oleh karena itu, arah
pembicaraan relatif tidak bisa diramalkan.
Keuntungan penggunaan wawancara ini antara lain (1)
wawancara bisa lebih spontan dalam pembicaraan, (2) lebih kecil
terhalangi mengalirnya informasi, (3) lebih besar peluang bisa
menjajaki berbagai aspek permasalahan yang tidak terbatas.
Sedangkan kelemahan utamanya adalah (1) bila diwawancarai
lebih dari satu orang kemampuan untuk membandingkan data/informasi
yang diperoleh dari satu orang ke orang berikutnya perlu diperhatikan
tersendiri, (2) kurangnya kendali pembicaraan berpeluang menyita
waktu lebih lama.
2) Wawancara semi-terstruktur
Dalam wawancara jenis ini, pewawancaralah yang lebih
mengarahkan pembicaraan. Seperti halnya dengan wawancaratidak
terstruktur, dalam wawancara semi-terstruktur ini pewawancara tidak
mengajukan persoalan berdasarkan daftar pertanyaan yang telah
disiapkan. Topik atau isu-isulah yang menentukan arah pembicaraan.
Wawancara jenis ini lebih terarah. Maka dari itu, ada yang
menyebutnya dengan wawancara format fokus.
3) Terstruktur
Wawancara jenis ini paling kaku. Wawancara ini berangkat dari
serangkaian pertanyaan yang telah disiapkan dan dinyatakan menurut
urutan yang telah ditentukan. Tentu saja waktu yang dibutuhkan jauh
lebih singkat.
c. Angket
Angket bisa berfungsi untuk (1) deskripsi dan (2) pengukuran. Sebagai
deskripsi, informasi yang terjaring lewat angket bisa memberikan gambaran
tentang identitas, misalya jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan,

11
pendapatan, dan lain-lain. Sedangkan untuk fungsi pengukuran, informasi
yang terjaring dari angket bisa dikuantifikasikan sebagai ukuran untuk
variabel-variabel. Misalnya, pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk
mengukur berbagai fenomena sikap, persepsi, motivasi, reaksi/respon, opini
dan sebagainya.
Tipe-tipe angket bisa dibedakan menurut tipe respon yang diminta dan
juga menurut cara penyampaian angket. Menurut responnya angket dibagi
menjadi angket tertutup, tebuka, dan gabungan tertutup-terbuka.
1) Angket tertutup
Angket jenis ini terdiri dari sejumlah butir (pernyataan
ataupertanyaan) dengan sejumlah opsi yang telah ditentukan.
Responden diminta untuk menandai opsi yang paling sesuai bagi
dirinya. Bagaimanakah halnya bila dirasa tidak tada opsi yang
sesuai/tepat bagi seorang responden? lnilah salah satu kelemahan
angket respon tertutup ini.
2) Angket respon terbuka
Angket jenis ini ditandai dengan sejumlah pertanyaan yang
meminta respon pendek atau panjang dari responden. Akan sangat
merepotkan peneliti atau analisis data bila respon yang diberikan
oleh responden bertele-tele, atau responden kurang mampu
membahasakan pikirannya. Jadi, untuk angket seperti ini sebaiknya
dialamatkan kepada responden yang sudah cukup dewasa dan
educated (berpendidikan).
Sampai di sini angket respon terbuka sama dengan wawancara
jenis terstruktur. Bedanya adalah bila pada angket pertanyaan dan
respon disampaikan secara tertulis, pada wawancara pertanyaan dan
respon disampaikan secara lisan. Lebih jauh, dibandingkan dengan
wawancara tertutup, kelemahan angket responden terbuka ini terletak
pada peluang yang lebih besar bagi responden untuk berbohong.
Berbeda dengan wawancara, di mana peneliti atau pewawancara yang
terlatih mendeteksi ketidakwajaran informasi yang diberikan oleh

12
orang yang diwawancarai, dan selanjutnya menempuh upaya-upaya
untuk lebih memantapkan datanya.
3) Angket gabungan tertutup-terbuka
Angket jenis ini menyediakan opsi-opsi untuk dipilih, sekaligus
pada bagian samping atau bawahnya disediakan ruang kosong untuk
responden selain yang telah tersedia dalam opsi- opsi.
Contoh angket jenis ini:
Saya mengikuti kursus musik ini untuk:
A. Sekadar mengisiwaktu untuk kegiatan bermanfaat
B. Menjadi musisi
C. Meningkatkan keterampilan bermain musik
D. Lain-lain,sebutkan..................................
Pilihlah salah satu dari opsi yang tersedia. Tuliskan jawaban Anda
pada bagian yang telah disediakan apabila opsi-opsiyang tersedia
tidak/kurang sesuai.

d. Pengetesan
Menurut Suwartono (2014: 67) pengetesan merupakan cara menjaring
data yang berhubungan dengan ukuran kemampuan, keterampilan,
penguasaan, atau kompetensi.
Jika ingin mengetahui kemampuan seseorang dalam hal matematika,
juga diperlukan pengetesan dengan memintanya mengerjakan soal-soal
matematika, waktu dibatasi, dan dinilai. Tidak bisa hanya dengan diamati
atau diwawancarai.

e. Arsip
Arsip merupakan rekaman yang memang sengaja dipersiapkan oleh atau
untuk pribadi atau lembaga guna penelusuran suatu peristiwa atau
penyelidikan. Contohnya arsip nilai siswa. Suharsimi Arikunto ( dalam
Suwartono, 2014: 73) menyebut metode pengumpulan data ini sebagai
metode dokumentasi.

13
2. Pengolahan Data
Menurut Hartono, dkk (2018: 49) analisis data merupakan tahapan yang
dilakukan setelah data terkumpul. Pengumpulan data, analisis data, dan
penulisan data dilakukan secara interaktif. Huberman dan Miles (1994)
menawarkan bentuk analisis data melalui tiga alur aktivitas bersamaan antara
reduksi data, penyajian data, kesimpulan, dan verifikasi.
Menurut Hartono, dkk (2018: 49) reduksi data merupakan proses
menyeleksi, memfokuskan, menyederhanakan, abstraksi, serta
mentransformasikan data dalam bentuk catatan atau transkrip. Data yang
diperoleh sifatnya sangat luas dan kaya dengan berbagai informasi, maka harus
direduksi dengan cara membuat kode atau kategori dari data tersebut.
Pengkategorisasian dilakukan dengan mengacu pada kerangka konseptual
tertentu dari permasalahan yang diteliti. Oleh karena itu informasi yang
diperoleh saat pengumpulan data akan menjadi relevan dengan kerangka
konseptual dan permasalahan tertentu.
Menurut Hartono, dkk (2018: 49) penyajian data merupakan tahap untuk
menyajikan data secara sistematis berdasarkan kategorisasi dalam tahap
reduksi data. Data disusun secara sistematis dengan diberi konteks dan naratif
sehingga menjadi dasar untuk membangun argumentasi.
Menurut Hartono, dkk (2018: 49) penarikan kesimpulan dan verifikasi
merupakan tahap untuk menemukan kejelasan dan pemahaman terhadap
persoalan yang diteliti. Menafsirkan dan menetapkan hubungan antara kategori
data untuk dapat menjawab permasalahan penelitian.

2.5 Pengujian Hipotesis


Hipotesis yang baik selalu memenuhi dua pernyataan, yaitu :
1. Menggambarkan hubungan antar variabel.
2. Dapat memberikan petunjuk bagaimana pengujian hubungan tersebut.

14
Oleh karena itu hipotesis perlu dirumuskan terlebih dahulu sebelum dilakukan
Pengumpulan data. Hipotesis ini disebut Hipotesis Alternatif (Ha) atau Hipotesis
Kerja (Hk) atau . Hipotesis kerja atau Merupakan kesimpulan sementara
Bahwa sudah dilakukan suatu penelitian tindakan dan hubungan antar variabel Yang
sudah dipelajari dari teori-teori yang berhubungan dengan masalah tersebut. Untuk
pengujian Perlu ada pembanding yaitu Hipotesis Nol ( ).Hipotesis Nol ( )
disebut juga sebagai Hipotesis Statistik adalah pernyataan tentang nilai Satu atau
lebih parameter yang merupakan status saat ini dan biasanya tidak Ditolak kecuali
data sampel menyimpulkan dengan kuat bahwa hipotesis ini salah. Hipotesis Nol
digunakan sebagai dasar pengujian.

Berdasarkan tingkat eksplanasinya hipotesis yang akan diuji, maka ada tiga
Macam hipotesis, yaitu : hipotesis deskriptif, hipotesis komparatif, hipotesis
asosiatif.

Contoh :

Hipotesis Deskriptif :

Apakah prestasi belajar siswa setelah pemakaian metode yang baru masih sama
Dengan metode yang lama ( 80) ataukah tidak ?

: 80 : Prestasi belajar masih sama dengan 80 atau tidak berbeda

: 80 : Prestasi belajar tidak sama dengan 80 atau berbeda

: 80 : Prestasi belajar lebih besar 80 atau berbeda

: 80 : Prestasi belajar lebih kecil dengan 80 atau berbeda

Pasangan : 80 dan : 80 disebut uji dua sisi (two tailed), sedangkan


Pasangan : 80 dan : 80 dan pasangan : 80 dan : 80
Disebut uji satu sisi (one tailed).

15
Adapun Langkah-langkah yang biasanya digunakan dalam uji hipotesis :

1. Menentukan hipotesis nol ( ) dan hipotesis alternatif ( ).


2. Tingkat signifikansi (α).=1-α
Ketika inferensi statistik berdasarkan data sampel dilakukan ada
kemungkinan Terjadi suatu kesalahan (error). Tingkat signifikansi suatu
uji hipotesis adalah Peluang terbesar untuk menolak atau menerima .
3. Menentukan daerah kritis atau daerah penolakan dan statistik uji yang
Sesuai.
Daerah kritis atau daerah penolakan adalah interval nilai dimana
hitungan Suatu statistik uji yang berada dalam interval tersebut akan
ditolak hipotesis Nolnya.
4. Menghitung statistik uji dengan menggunakan parameter sampel.
Statistik uji adalah suatu statistik sampel yang distribusi samplingnya
dapat digolongkan pada kasus hipotesis nol dan hipotesis alternatif.
Statistik sampel digunakan untuk mendefinisikan daerah penolakan.
5. Membuat kesimpulan apakah diterima atau ditolak.
Untuk menentukan diterima atau ditolak ada 3 cara :
a. Jika statistik uji > maka di
tolak.
Jika statistik uji < maka di
terima.
b. Jika sig (one tailed/ two tailed) < sig (α) maka ditolak.
Jika sig (one tailed/ two tailed) > sig (α) maka diterima.
c. Melihat confidence interval of the difference, apabila interval
lower – Upper melewati nol maka diterima dan apabila
interval lower – Upper tidak melewati nol maka ditolak.
6. Menginterpretasikan kesimpulan sesuai dengan masalah.

Langkah atau prosedur untuk menentukan apakah menerima atau menolak


Hipotesis Statistik ( ) disebut Pengujian Hipotesis. Oleh karena itu dalam

16
Pengujian Hipotesis, penarikan kesimpulan mengenai populasi didasarkan pada
Informasi sampel bukan populasi itu sendiri, maka kesimpulannya dapat saja keliru.

Dalam Pengujian Hipotesis terdapat dua kekeliruan atau galat, yaitu :

Kesimpulan Keadaan sebenarnya

Terima Tepat galat jenis II (β)


Tolak Galat jenis I (α) Tepat

Penarikan kesimpulan dinyatakan tepat apabila kita menerima , karena


Memang benar, atau menolah , karena memang salah. Apabila kita
Menyimpulkan menolak padahal benar, maka kita telah melakukan
Kekeliruan yang disebut kekeliruan atau galat jenis I (α). Begitu pula sebaliknya
Jika kita menyimpulkan untuk menerima Ho padahal salah, maka kita telah
Melakukan kekeliruan yang disebut kekeliruan atau galat jenis II (β).

Jika nilai α diperkecil, maka akan menjadi β besar. Nilai α biasanya ditetapkan
Sebesar 0,05 atau 0,01. Jika α = 0,05, artinya 5 dari setiap 100 kesimpulan kita akan
Menolak , yang seharusnya diterima. Harga (1- β) disebut Kuasa Uji atau
Kekuatan Uji.

2.6 Kesimpulan dan Saran-Saran


a. Kesimpulan
Kesimpulan penelitian adalah pernyataan singkat tentang hasil analisis
deskripsi dan pembahasan tentang hasil pengetesan hipotesis yang telah
dilakukan pada bab sebelumnya. Kesimpulan berisi jawaban atas pertanyaan
yang diajukan pada bagian rumusan masalah. Keseluruhan jawaban hanya
terfokus pada ruang lingkup pertanyaan dan jumlah jawaban disesuaikan dengan
jumlah rumusan masalah yang diajukan.
Kesimpulan berasal dari fakta-fakta atau hubungan yang logis. Pada
umumnya kesimpulan terdiri atas kesimpulan utama dan kesimpulan tambahan.

17
Kesimpulan utama adalah yang berhubungan langsung dengan permasalahan.
Dengan demikian, kesimpulan utaam harus berkaitan dengan pokok
permasalahan dan dilengkapi oleh bukti-bukti. Pada kesimpulan tambahan,
penulis tidak mengaitkan pada kesimpulan utama, tetapi tetap menunjukkan
fakta-fakta yang mendasarinya.
Pada tulisan ilmiah dari hasil penelitian yang memerlukan hipotesis,
maka pada kesimpulan utamanya harus dijelaskan apakah hipotesis yang
diajukan memperlihatkan kebenaran atau tidak. Kesimpulan utama pada tulisan
ilmiah dari hasil penelitian yang memerlukan hipotesis tidaklah sedetil
kesimpulan yang terdapat pada bab analisis. Sebaliknya, pada tulisan ilmiah dari
hasil penelitian yang tidak memerlukan hipotesis, maka kesimpulan memerlukan
uraian tentang jawaban penulis atas pertanyaan yang diajukan pada bab
pendahuluan.
Pada bagian kesimpulan ini peneliti dapat menyampaikan ringkasan hasil
yang dianggap penting, dengan tidak menggunakan bahasa statistik lagi. Peneliti
dianjurkan menguraikan hasil analisis data dengan bahasa yang mudah dipahami
oleh pembaca, maupun oleh orang-orang yang berkepentingan. Oleh karena itu,
beberapa istilah seperti, nilai, signifkan, kesalahan tipe satu dan kesalahan tipe
dua, ditolak atau diterimanya suatu analisis diganti dengan bahasa yang mudah
dipahami sehingga orang lain termasuk para pembaca dan para pengambil
keputusan dapat mengerti dan menggunakan secara tepat.

b. Saran
Saran adalah suatu yang diberikan kepada pembaca yang didasarkan atas
hasil temuan dalam studi yang telah dilakukan dan berupa pendapat atau tinjauan
idealis pribadi peneliti. Saran hanya berisi rekomendasi yang dirumuskan oleh
peneliti tetapi bukan untuk menjawab permasalahan dalam pokok penelitian,
saran dirumuskan berdasarkan penelusuran yang menurut penulis dapat
benmanfaat secara praktis maupun bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan berdasarkan kedekatan objek. Saran sangat penting karena akan

18
memberikan sebuah pengatahuan baru atau langkah yang tepat untuk peneliti
selanjutnya ambil.

Saran memiliki beberapa ciri-ciri sebagai berikut:

1. Jumlah kata, penulisan saran dalam karya ilmiah biasanya dibatasi hanya
sampai dengan jumlah minimal karakter yang artinya saran yang baik
dalam karya ilmiah tidak lebih dari 200 kata.
2. Menggunakan kataharapan, menulis saran harus disertai dengan kata-
kata harapan misalnya, “dari penelitian ini peneliti mengharapakan…”,
“oleh karena itu…”.
3. Memberikan rekomendasi, langkah penulisan saran yang baik haruslah
memberikan saranberupa penelitian lebih lanjut. Karena itulah, para ahli
tidak memasukkan saran dalam abstrak.

19
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
1. Masalah adalah sesuatu yang mengganjal yang bila kita pecahkan akan
memberi manfaat yang lebih baik. Sebenarnya masalah di sekitar kita sangatlah
banyak, namun tidak setiap orang peka terhadap masalah yang ada di sekitar
mereka.
2. Study literature adalah kegiatan secara teratur teratur, melokaliasi melokaliasi,
dan menganalisis menganalisis dokumen (berupa teori-teori atau hasilhasil
penelitian) yang berhubungan dengan masalah yang akan kita teliti.
3. Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap masalah
penelitian, yang kebenarannya masih perlu diuji.
4. Pengumpulan data adalah berbagai cara yang digunakan untuk mengumpulkan
data, menghimpun, mengambil, atau menjaring data penelitian.
5. Hipotesis yang baik selalu memenuhi dua pernyataan, yaitu : Menggambarkan
hubungan antar variable dan dapat memberikan petunjuk bagaimana pengujian
hubungan tersebut.
6. Kesimpulan penelitian adalah pernyataan singkat tentang hasil analisis
deskripsi dan pembahasan tentang hasil pengetesan hipotesis yang telah
dilakukan pada bab sebelumnya
3.2 Saran
Sebaiknya para calon guru atau calon pendidik memperhatikan dengan seksama apa
yang menjadi faktor yang mempengaruhi dalam hasil belajar peserta didik terutama
faktor psikologi meliputi; intelegnsi, sikap belajar, motivasi, konsentrasi, cita-cita,
minat, bakat dan, kebiasaan, dan percaya diri karna akan sangat berpengaruh dalam
proses dan hasil pembelajaran.

20
DAFTAR PUSTAKA

Hartono, Jogiyanto. 2018. Metoda Pengumpulan dan Teknik Analisis Data.


Yogyakarta:Penerbit ANDI.

Nuryadi, dkk. 2017. Dasar-dasar statistik penelitian. Yogyakarta: Gramasurya

Setyosari, Punaji. 2013. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan.


Jakarta:Prenadamedia Group.

Suwartono. 2014. Dasar-dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta:CV Andi


Offset.

Wagiran. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan: Teori dan Implementasi.


Yogyakarta:Penerbit Deepublish.

21

Anda mungkin juga menyukai