17.05.52.2012
PENDAHULUAN
1.3.2 Untuk menguji hubungan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak
BAB II
Nama
Variabel Variabel Hasil
No Peneliti Judul
Independen Dependen
dan Tahun
1. [ CITATION Pengaruh Moral Pajak, Kepatuhan + sig
Sri20 \l Moral Pajak, Sanksi Pajak, Wajib Pajak
1057 ] Sanksi Pajak, dan Kebijakan Orang Pribadi
dan Kebijakan Pengampunan
Pengampunan Pajak
Pajak
Terhadap
Kepatuhan
Wajib Pajak
Orang Pribadi
MP H1
H2
SP
KWP
PP H3
JK
UR
PD
TP
Gambar 2.1
Model Penelitian
Keterangan :
MP = Moral Pajak
SP = Sanksi Pajak
PP = Pengampunan Pajak
JK = Jenis Kelamin
UR = Umur
PD = Pendidikan
TP = Tingkat Penghasilan
KWP = Kepatuhan Wajib Pajak
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.
Data primer adalah data pertama kali yang dikumpulkan oleh peneliti
melalui upaya pengambilan data di lapangan langsung, data primer disebut
sebagai data pertama atau data mentah. Data penelitian ini dikumpulkan
melalui penyebaran kuesioner baik secara langsung maupun secara online.
1. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat
tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang
tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.
2. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar
variabel independen pada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas
0.90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas.
3. Multikolinieritas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya
(2) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap
variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen
lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi
variabel dependen (terikat) dan dirgres terhadap variabel independen
lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang
terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai
tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena
VIF=1/Tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan
adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance < 0.10 atau sama dengan
nilai VIF > 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolinieritas yang
masih dapat ditolerir.
3.5.3.2 Uji Autokolerasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalammodel regresi
linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Uji Durbin-Watson
adalah salah satu alat uji untuk mengetahui apakah suatu model regresi
terdapat autokorelasi. Nilai Durbin-Watson akan dibandingkan dengan
nilai dalam tabel Durbin-Watson untuk mendapatkan batas bawah bawah
(DL) dan batas atas (DU) dengan tingkat signifikansi α = 5 %. Menurut
[ CITATION Gho09 \l 1057 ] pengambilan keputusan ada tidaknya
autokorelasi
Tabel 3.2
Kriteria Autokorelasi Durbin-Watson
Tidak ada autokerelasi positif Tidak ada keputusan 4-du < d < 4-dl
Tidak ada autokerelasi, positif
Tidak Tolak du < d < 4-du
atau negatif
Uji F dapat juga dilakukan dengan melihat nilai signifikansi F pada output
hasil regresi menggunakan SPSS dengan significance level 0,05 (α = 5% ).
Jika nilai signifikansi lebih besar dari α maka hipotesis ditolak, yang
berarti model regersi tidak fit. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari α
maka hipotesis diterima, yang berarti model regresi fit.
Pengujian statistik F atau uji ANOVA dilakukan untuk melihat apakah
variabel independen yang dimasukkan ke dalam model regresi secara
keseluruhan memiliki pengaruh secara bersamasama terhadap variabel
dependen.
3.6.6 Uji Hipotesis
Uji hipotesis pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel
independen secara individual menerangkan variasi variabel dependen.
Hipotesis penelitian ini diuji dengan menggunakan regresi berganda.
Metode ini dipilih karena analisis regresi tidak hanya mengukur kekuatan
hubungan antara dua variabel atau lebih, namun juga menunjukkan arah
hubungan antara variabel dependen dengan variabel
independen[ CITATION Gho09 \l 1057 ].
DAFTAR PUSTAKA
Chan , C., C.T, T., & D.O', B. (2000). Empirical evidence from United States and Hong
Kong. Journal of International Accounting, Auditung, and Taxation, Vol. 9, 83-
103.
Cyan, M., A. M., K., & J, M. V. (2016). The determinants of tax morale in Pakistan .
Journal of Asian Economics Vol 47, 23-34.
E.W, S. (2017). Tax Policy in Action: 2016 Tax Amnesty Experience of the Republic
Indonesia. Laws, Vol. 6, 1-9.
Engida, T., & Abera, G. (2014). Factors Influencing Taxpayers' Compliance with Tax
System. E-Journal of Tax Research. Vol. 12 , 433-452.
Feld, L., & B. S, F. (2002). Trust Breed Trust : How Taxpayers are Treated. Economics
and Governance. Vol.3, 8799.
Feld, L., & B.S, F. (2007). Tax Compliance as the Result of a Psychological Tax
Contract: The Role of Incentives and Responsive Regulation. Law&Police. Vol.
29 No. 1, 102-120.
Gerger, G. (2012). Tax Amnesties and Tax Compliance in Turkey. International Journal
of Multidisciplinary Thought, Vol. 2 No. 3, 107-113.
Ghozali, I. (2009). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19.
Semarang: Badan Penerbitan Universitas Diponegoro.
Huseman, R., J.D, H., & E.W, M. (1987). A New Perspective on Equity Theory: The
Equity Sensitivity Construct. The Academy of Management Review, Vol. 12.,
222-234.
Indonesia, K. K. (2017, Januari 9). Perekonomian Indonesia dan APBN 2017. Retrieved
Desember 2020, from Perekonomian Indonesia dan APBN 2017:
https://www.kemenkeu.go.id/apbn2017
Jatmiko, A. (2006). Pengaruh Sikap Wajib Pajak pada Pelaksanaan Sanksi Denda,
Pelayanan Fiskus dan Kesadaran Perpajakan Terhadap Wajib Pajak. Semarang:
Universitas Diponegoro.
Ka, A. &. (2019). Pengaruh Tax Amnesty dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makasar Selatan. Jurnal Analisan
Akuntansi dan Perpajakan, 81-89.
Mohdali, R., & J, P. (2017). The effect of religiosity and external enviroment on
voluntary tax compliance. New Zealand Journal of Taxation Law and Policy,
Vol.18, 119-139.
Mutia, S. P. (2017). Pengaruh Sanksi Perpajakan, Kesadaran Perpajakan, Pelayanan
Fiskus, dan Tingkat Pemahaman Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak . Studi
Empiris pada Wajib Pajak yang terdaftar di KPP Pratama Padang.
Richardson, G. (2006). The impact of tax fairnes dimensions on tax compliance behavior
in a Asian jurisdiction : The case of Hong Kong. International Tax Journal, 29-
42.
Saracoglu, O., & E, C. (2011). Tax Amnesty with Effects and Effecting Aspects: Tax
Compliance, Tax Audits, and Enforcements Around The Turkish Case.
Internatinal Journal of Business and Social Science, Vol. 2, 95-103.
Sari, F. (2017). Pengaruh Tax Amnesty, Pengetahuan Perpajakan, dan Pelayanan Fiskus
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Imu dan Riset Akuntansi.
Siregar. (2017). Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak. Journal of Accounting & Management Innovation, 119-128.
Sriniyati. (2020). Pengaruh Moral Pajak, Sanksi Pajak dan Kebijakan Pengampunan
Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. Jurnal Akuntansi,
Ekonomi dan Manajemen Bisnis, 14-23.
Torgler, B. (2004). Tax Morale, Trust, and Corruption: Empirical Evidence from
Transition Countries. CREMA, 5.
Trivedi, V. U. (2003). Impact of Personal and Situational Factors on Taxpayer
Compliance: An Experimentak Analysis. Journal of Business Ethics, 175-197.