Bab 1 Dan 2
Bab 1 Dan 2
Assalamu’alaikum wr.wb.
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................1
BAB I..............................................................................................................2
PENDAHULUAN......................................................................................2
Latar Belakang................................................................................................2
Rumusan Masalah...........................................................................................3
Tujuan.............................................................................................................3
BAB II............................................................................................................4
PEMBAHASAN ........................................................................................4
A. Pengertian Operasi binier...........................................................................4
B. jenis-jenis operasi binier.............................................................................6
C. Sifat dan contoh operasi binier.............................................................6
D. pengertian tebel kebenaran...................................................................6
E.Jenis-Jenis Tabel Kebenaran..................................................................6-12
BAB III ...........................................................................................................13
PENUTUP ..................................................................................................13
A. Kesimpulan.........................................................................................14
B. Saran ..................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................15
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu karya Aristoteles adalah logika yang banyak berisi: pengertian,
keputusan, pembuktian silogisme, dan lain-lain. Inti ajaran Aristoteles mengenai
logika adalah Syllogismus, yaitu keputusan kedua yang tersusun sedemikian
hingga melahirkan keputusan yang ketiga. Logika yang dikemukakan oleh
Aristoteles dikenal sebagai logika tradisional, yang menjadi tonggak pemikiran
logika.
Pada abad ke-18 Masehi, G.W. Leibniz, seorang ahli matematika
berkebangsaan Jerman, pertama kali mempelajari logika simbolik. Ahli
matematika lainnya yang berjasa dalam pengembangan logika simbolik adalah
George Boole, Leonard Euler, John Venn, dan Bertrand Russel.
Secara etimologis, logika berasal dari kata Yunani ‘logos’ yang berarti kata,
ucapan, pikiran secara utuh, atau bisa juga berarti ilmu pengetahuan (Kusumah,
1986). Dalam arti luas, logika adalah suatu cabang ilmu yang mengkaji
penurunan-penurunan kesimpulan yang sahih (tidak valid). Proses berpikir yang
terjadi di saat menurunkan atau menarik kesimpulan dari pernyataan-pernyataan
yang diketahui benar atau dianggap benar itu biasanya disebut dengan
penalaran.
3
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan konjungsi?
2. Apa yang dimaksud dengan disjungsi?
3. Bagaimana negasi dari konjungsi dan disjungsi?
4. Apa yang dimaksud dengan implikasi?
5. Apa yang dimaksud dengan biimplikasi?
6. Bagaimana negasi dari implikasi dan biimplikasi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui maksud dari konjungsi
2. Untuk mengetahui maksud dari disjungsi
3. Untuk mengetahui negasi dari konjungsi dan disjungsi
4. Untuk mengetahui maksud dari implikasi
5. Untuk mengetahui maksud dari biimplikasi
6. Untuk mengetahui negasi dari implikasi dan biimplikasi
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Operasi Binier
5
C. Sifat Dan Contoh Operasi Linier
a. Konjungsi
6
a B a⋀ b Contoh
B B B
1) a= Jakarta adalah ibukota Negara R.I (B)
S
B S b= Bandung terletak
S
S dipulau Jawa (B)
B
S
S a⋀ b = Jakarta adalah ibukota Negara R.I dan
S
Bandung terletak dipulau Jawa (B)
b. Disjungsi
A b a v b Contoh :
B B B 1) p= 7 adalah bilangan prima (B)
q= 15 habis dibagi 3 (B)
B S B
p v q = 7 adalah bilangan prima atau 15 habis
S B B
dibagi 3 (B)
S S S
c. Disjungsi Eksklusif
Apabila Disjungsi kata “atau” bermakna benar apabila sekurang – kurangnya
satu pernyataan - pernyataan tunggalnya bernilai B dan boleh keduanya.
Sedangkan Disjungsi Eksklusif yaitu Disjungsi a dengan b bernilai benar hanya
jika salah satu proposisi atomik nya benar (tapi bukan keduanya).
Tabel nilai kebenaran disjungsi eksklusif adalah sebagai berikut :
7
A b a v b
Contoh :
B B S
1) p= Fahmi lahir di Palembang (B)
B S B q= Fahmi lahir di Jakarta (B)
S B B p v q= Fahmi lahir di Palembang atau Fahmi lahir
di
S S S
Jakarta (S)
A b a⋀b
a b (a ⋀ b) a v
b
B B S S B S S
B S S B S B B
S B B S S B B
S S B B S B B
8
Contoh :
Jawab :
A b a⇒ b Contoh :
B B B 1) a= Amir adalah seorang ustad (B)
B S S b= Amir beragama Islam (B)
a ⇒ b= jikaAmir adalah seorang ustad maka Amir
S B B
beragama Islam (B)
S S B
9
Misalnya : a = 7 suatu bilangan prima (B)
b = 8 lebih besar dari 5 (B)
maka implikasi “a ⇒ b” bernilai B.
Untuk menemukan negasi dari suatu implikasi, perhatikan tabel nilai
kebenaran berikut ini
a B b a⇒b a ⋀b
(a ⇒ b)
B B S B S S
B S B S B B
S B S B S S
S S B S S S
Contoh :
Jawab :
Negasi dari implikasi – implikasi itu adalah :
1) Siti tidak pergi ke Jakarta dan Siti tidak ikut kena musibah
c.Biimplikasi
Perhatikan implikasi “a ⇒ b ” dan konversnya yaitu “b ⇒a”. Dibentuk
konjungsi antara implikasi dan konversnya tersebut, yaitu “(a⇒ b ) ⋀ (b ⇒
a)”. Kita akan menentukan nilai kebenaran konjungsi ini, jika diketahui
nilai – nilai kebenaran a dan b dengan menyusun tabel nilai kebenaran
berikut ini :
A B a⇔b Contoh 1 :
B B B 1.a= Ani Comlaude (B)
b= Ani mendapatkan IPK > 3,5 (B)
B S S
a⇔b = Ani Comlaude jika dan hanya
S B S
jika Ani mendapatkan IPK > 3,5 (B)
S S B 10
d. Negasi dari suatu biimplikasi
Perhatikan contoh biimplikasi berikut !
“7 suatu bilangan prima jika dan hanya jika 7 habis membagi 42”.
Biimplikasi ini bernilai B, karena dua pernyataan tunggalnya masing –
masing bernilai B. Apabila masing – masing pernyataan tunggal tersebut
dinegasi dan dibentuk biimplikasi baru, yaitu “7 bukan suatu bilangan
prima jika dan hanya jika 7 habis membagi 42”. Maka, biimplikasi baru
bernilai B pula. Sehingga dapat disimpulkan biimplikasi baru ini bukan
negasi dari biimplikasi semula.
Untuk meyakinkan kebenaran dari penjabaran diatas, kita periksa dengan tabel
kebenaran berikut ini !
A b 10 a⇔b a⋀ b b ⋀a ( a ⋀ b) v (b ⋀ a)
a b (a ⇔ b)
B B S S B S S S S
B S S B S B S B B
S B B S S S B B B
S S B B B S S S S
11
1) 7 suatu bilangan prima dan 7 tidak habis membagi 42 atau 7 membagi
habis 42 dan 7 bukan suatu bilangan prima
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konjungsi merupakan suatu pernyataan majemuk yang menggunakan
kata penghubung logika “dan” dinotasikan “ᴧ”.
Jika a dan b masing – masing pernyataan, maka konjungsi a dan b
ditulis “a ᴧ b” (dibaca “a dan b”).
Disjungsi merupakan suatu pernyataan majemuk yang menggunakan
kata penghubung logika “atau” dinotasikan “v”
Jika a dan b masing – masing pernyataan, maka disjungsi a dan b
ditulis “ a v b”(dibaca a atau b).
Negasi dari konjungsi dua pernyataan sama dengan disjungsi dari
negasi masing– masing pernyataan tunggalnya
~(a ᴧ b) = ~a v ~ b
~(a v b) = ~ a ᴧ ~b
12
Suatu implikasi bernilai S hanya apabila pendahulunya bernilai B dan
pengikutnya bernilai S.
(a ⇒ b) = a
⋀b
B. Saran
Diharapkan kepada pembaca dapat memahami isi materi dari makalah ini,
karena sangat penting bagi kita dapat mengetahui apa arti dari konjungsi,
disjungsi, implikasi dan biimplikasi serta negasinya.
13
DAFTAR PUSTAKA
Ari, Rosihan, dkk. 2008. Matematika untuk kelas X SMA dan MA. Solo :
Platinum.Materi:Pengertian Operasi Binier// Jenis-Jenis Opesasi Binier// Sifat
Dan Contoh Operasi Linier// Pengertian Tabel Kebenaran// Jenis-Jenis Tabel
Kebenaran
14
15