Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb.

Syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas


rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami
sebagaimana mestinya. Shalawat dan salam juga tak lupa pula kami kirimkan
kepada baginda nabiAllah Muhammad SAW,selaku tokoh reformasi bagi kita
sekalian yang mengajarkan kepada kebenaran khususnya bagi umat muslim yang
telah menunjukan kepada kita jalan kebenaran dan kebaikan terutama yang
masih tetap teguh pendirian sampai hari ini.
Dalam penyusunan makala ini,kami sadar sepenuhnya atas segala
kekurangan dan kesempurnaan sehingga di butuhkan masukan dari berbagai
pihak demi kesempurnaan makalah kami selanjutnya.
Akhirnya,Kami selaku penyusun makalah ini mengucapkan terima kasih
atas saran dan masukan rekan-rekan serta Dosen yang bersangkutan ,dan untuk
selanjutnya saya bersenang hati menyambut segala kritik dan saran dari para
pembaca yang sifatnya conscruktife (membangun) dalam rangka penyempurnaan
makalah ini.
Semoga Allah SWT selalu menyertai dan meridhoi kita bersama dalam
upaya ikut mencerdaskan kehidupan yang berbudi pekerti luhur .Amin Ya
Rabbal‘Alamin.
Wassalamu’alaikum wr.wb.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................. Error! Bookmark not defined.


BAB I ............................................................ Error! Bookmark not defined.
PENDAHULUAN .................................... Error! Bookmark not defined.
Latar Belakang .............................................. Error! Bookmark not defined.
Rumusan Masalah ......................................... Error! Bookmark not defined.
Tujuan ........................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB II .......................................................... Error! Bookmark not defined.
PEMBAHASAN ...................................... Error! Bookmark not defined.
A. Pengertian Operasi binier ......................... Error! Bookmark not defined.
B. jenis-jenis operasi binier........................... Error! Bookmark not defined.
C. Sifat dan contoh operasi binier............................................................. 6
D. pengertian tebel kebenaran .................................................................. 6
E.Jenis-Jenis Tabel Kebenaran..................................................................6-12
BAB III ...........................................................................................................13
PENUTUP ..................................................................................................13
A. Kesimpulan.........................................................................................14
B. Saran ..................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu karya Aristoteles adalah logika yang banyak berisi: pengertian,
keputusan, pembuktian silogisme, dan lain-lain. Inti ajaran Aristoteles mengenai
logika adalah Syllogismus, yaitu keputusan kedua yang tersusun sedemikian
hingga melahirkan keputusan yang ketiga. Logika yang dikemukakan oleh
Aristoteles dikenal sebagai logika tradisional, yang menjadi tonggak pemikiran
logika.
Pada abad ke-18 Masehi, G.W. Leibniz, seorang ahli matematika
berkebangsaan Jerman, pertama kali mempelajari logika simbolik. Ahli
matematika lainnya yang berjasa dalam pengembangan logika simbolik adalah
George Boole, Leonard Euler, John Venn, dan Bertrand Russel.
Secara etimologis, logika berasal dari kata Yunani ‘logos’ yang berarti kata,
ucapan, pikiran secara utuh, atau bisa juga berarti ilmu pengetahuan (Kusumah,
1986). Dalam arti luas, logika adalah suatu cabang ilmu yang mengkaji
penurunan-penurunan kesimpulan yang sahih (tidak valid). Proses berpikir yang
terjadi di saat menurunkan atau menarik kesimpulan dari pernyataan-pernyataan
yang diketahui benar atau dianggap benar itu biasanya disebut dengan penalaran.

2
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan konjungsi?
2. Apa yang dimaksud dengan disjungsi?
3. Bagaimana negasi dari konjungsi dan disjungsi?
4. Apa yang dimaksud dengan implikasi?
5. Apa yang dimaksud dengan biimplikasi?
6. Bagaimana negasi dari implikasi dan biimplikasi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui maksud dari konjungsi
2. Untuk mengetahui maksud dari disjungsi
3. Untuk mengetahui negasi dari konjungsi dan disjungsi
4. Untuk mengetahui maksud dari implikasi
5. Untuk mengetahui maksud dari biimplikasi
6. Untuk mengetahui negasi dari implikasi dan biimplikasi

3
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Operasi Binier

Dalam matematika, sebuah operasi biner pada himpunan adalah


perhitungan yang menggabungkan dua elemen dari himpunan
(disebut operan) untuk menghasilkan unsur lain yang ditetapkan. Secara lebih
formal, sebuah operasi biner merupakan operasi dari arity dua yang
dua domain dan satu kodomain adalah set yang sama. Contohnya termasuk
aritmetikadasar operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagia
n. Contoh lain yang mudah ditemukan di daerah yang berbeda dari
matematika, seperti penjumlahan vektor, perkalian matriks dan konjugasi
dalam grup.
B. Jenis-Jenis Opesasi Binier
1.Komutatif
Definisi:
Suatu operasi o dalam himpunan S dikatakan komutatif bila dan hanya
bila
a,b ∊ S ∍ a o b - b o a
2. Asosiatif
Definisi:
Suatu operasi biner o dalam himpunan S dikatakan asosiatif bila dan
hanya bila
a,b,c ∊ S ∍ (a o b) o c = a o (b o c)
3. Memiiki Identitas
Definisi:
Suatu operasi biner o daam himpunan S dikatakan memiliki identitas bila
dan hanya bila
∀a ∊ S, ∃u ∊ S ∍ a o u = u o a = a dan u disebut elemen identitas
4. Memiliki Invers
Definisi:
Misal himpunan S dengan operasi biner o memiliki identitas u, maka
elemen a memiliki invers bila dan hanya bila ada elemen b ∊ S ∍ a o b
- b o a - u dan elemen b disebut invers dari a dan sebaliknya yang
dinotasikan b = a-1 atau a = b-1

4
C. Sifat Dan Contoh Operasi Linier

Contoh yang khas dari operasi biner adalah penjumlahan (+)


dan perkalian (×) dari bilangan dan matrik serta komposisi fungsi pada
satu set. Misalnya,

 Pada himpunan bilangan real R, f(a, b) = a + b adalah operasi biner


karena jumlah dari dua bilangan real adalah bilangan real.
 Pada himpunan bilangan asli N, f(a, b) = a + b adalah operasi biner
karena jumlah dari dua bilangan asli adalah bilangan asli. Ini adalah
operasi biner yang berbeda dari yang sebelumnya karena himpunan
yang berbeda.

D. Pengertian Tabel Kebenaran

Pada logika matematika, tabel kebenaran adalah tabel didalam matematika


yang dipakai untuk melihat nilai kebenaran pada suatu premis ataupun
pernyataan. Jika hasil akhir ialah benar semua (dilambangkan dengan B, T,
atau1), maka disebut tautologi. Akan tetapi jika salah semua (S, F, atau 0)
disebut kontradiksi. Premis hasil akhirnya gabungan benar dan salah
disebut kontingensi.

E. Jenis-Jenis Tabel Kebenaran

1.Konjungsi dan Disjungsi

a. Konjungsi

Contoh : “7 adalah bilangan prima dan genap”

Pernyataan ini merupakan pernyataan majemuk, karena pernyataan ini


merupakan rangkaian dua pernyataan yaitu “ 7 adalah bilangan prima” dan “7
adalah bilangan genap”.

Jika pernyataan “7 adalah bilangan prima” diberi lambang “a”dan “7 adalah


bilangan genap” diberi lambang “b”, maka pernyataan majemuk itu
dilambangkan dengan “a ⋀ b” (dibaca “a dan b”).Dengan memperhatikan bahwa
“satu pernyataan mempunyai dua kemungkinan nilai (B atau S), maka aturan
tersebut dapat dinyatakan dalam table nilai kebenaran sebagai berikut :
a B a⋀ b Contoh

B B B 1) a= Jakarta adalah ibukota Negara R.I (B)


S b= Bandung terletak dipulau Jawa (B)
B S
S a⋀ b = Jakarta adalah ibukota Negara R.I dan
S
B
S Bandung terletak dipulau Jawa (B)
S
S

b. Disjungsi

Pernyataan majemuk yang hanya menggunakan kata penghubung “atau ( v )


disebut disjungsi. Jika a dan b masing – masing pernyataan, maka disjungsi a dan
b ditulis “ a v b” atau “a atau b”. Sesuai dengan adanya dua kemungkinan bagi
suatu pernyataan maka aturan tersebut dapat dinyatakan dalam table nilai
kebenaran sebagai berikut :

A b a v b Contoh :
1) p= 7 adalah bilangan prima (B)
B B B
q= 15 habis dibagi 3 (B)
B S B
p v q = 7 adalah bilangan prima atau 15 habis
S B B dibagi 3 (B)

S S S

c. Disjungsi Eksklusif
Apabila Disjungsi kata “atau” bermakna benar apabila sekurang – kurangnya satu
pernyataan - pernyataan tunggalnya bernilai B dan boleh keduanya. Sedangkan
Disjungsi Eksklusif yaitu Disjungsi a dengan b bernilai benar hanya jika salah
satu proposisi atomik nya benar (tapi bukan keduanya).
Tabel nilai kebenaran disjungsi eksklusif adalah sebagai berikut :
A b a v b
Contoh :
B B S 1) p= Fahmi lahir di Palembang (B)
B S B q= Fahmi lahir di Jakarta (B)
p v q= Fahmi lahir di Palembang atau Fahmi lahir di
S B B
Jakarta (S)
S S S

d. Negasi dari konjungsi dan disjungsi

Negasi atau ingkaran suatu pernyataan adalah pernyataan yang menyangkal


pernyataan yang diberikan. Negasi atau ingkaran suatu pernyataan p, ditulis
∼p dan dibaca “tidak benar bahwa p” atau “bukan p ” atau jika mungkin
dengan menyisipkan kata tidak didalam pernyataan p. Jika p benar
maka ∼p salah; jika p salah maka ∼p benar.

Untuk menentukan negasi dari konjungsi atau dua pernyataan


perhatikan tabel nilai kebenaran berikut ini :

A b ~a ~b a ⋀ b ~ (a ⋀ b) ~a v ~b

B B S S B S S

B S S B S B B

S B B S S B B

S S B B S B B

Contoh :

Tentukan negasi pernyataan – pernyataan berikut ini:

1) Amin pergi ke toko dan Amin membeli buku


2) 4 + 5 = 9 dan 9 adalah suatu bilangan prima

Jawab :

1) Amin tidak pergi ke toko atau Amin tidak membeli buku


2) 4 + 5 ≠ 9 atau 9 bukan suatu bilangan prima

2. Implikasi dan Biimplikasi


a. Implikasi

Perhatikan contoh berikut ini!

“jika Ani lulus ujian, maka Ani diajak bertamasya.”

Kalimat ini merupakan pernyataan majemuk. Pernyataan – pernyataan


tunggalnya adalah “Ani lulus ujian” dan “Ani diajak bertamasya” . Kata
penghubungnya adalah “jika – maka – “,. Pernyataan majemuk seperti ini disebut
implikasi..dapat dinyatakan dalam tabel nilai kebenaran seperti berikut :

A b a⇒ b Contoh :

B B B 1) a= Amir adalah seorang ustad (B)


b= Amir beragama Islam (B)
B S S
a ⇒ b= jikaAmir adalah seorang ustad maka Amir
S B B
beragama Islam (B)
S S B

b. Negasi suatu implikasi


Perhatikan implikasi berikut !
“jika 7 suatu bilangan prima maka 8 lebih besar dari 5.”
Misalnya : a = 7 suatu bilangan prima (B)
b = 8 lebih besar dari 5 (B)
maka implikasi “a ⇒ b” bernilai B.
Untuk menemukan negasi dari suatu implikasi, perhatikan tabel nilai
kebenaran berikut ini
a B ~𝒃 a⇒b ~ (a ⇒ b) a ⋀~b
B B S B S S
B S B S B B
S B S B S S
S S B S S S
Contoh :

Tuliskanlah negasi dari implikasi berikut ini!


1) Jika Siti tidak pergi ke Jakarta maka Siti ikut kena musibah

Jawab :
Negasi dari implikasi – implikasi itu adalah :
1) Siti tidak pergi ke Jakarta dan Siti tidak ikut kena musibah
c. Biimplikasi
Perhatikan implikasi “a ⇒ 𝑏” dan konversnya yaitu “b ⇒ a”. Dibentuk
konjungsi antara implikasi dan konversnya tersebut, yaitu “(a⇒ 𝑏) ⋀ (b ⇒
a)”. Kita akan menentukan nilai kebenaran konjungsi ini, jika diketahui
nilai – nilai kebenaran a dan b dengan menyusun tabel nilai kebenaran
berikut ini :

A B a⇔b Contoh 1 :
1.a= Ani Comlaude (B)
B B B
b= Ani mendapatkan IPK > 3,5 (B)
B S S
a ⇔ b = Ani Comlaude jika dan hanya jika Ani
S B S mendapatkan IPK > 3,5 (B)

S S B

d. Negasi dari suatu biimplikasi


Perhatikan contoh biimplikasi berikut !
“7 suatu bilangan prima jika dan hanya jika 7 habis membagi 42”.
Biimplikasi ini bernilai B, karena dua pernyataan tunggalnya masing –
masing bernilai B. Apabila masing – masing pernyataan tunggal tersebut
dinegasi dan dibentuk biimplikasi baru, yaitu “7 bukan suatu bilangan
prima jika dan hanya jika 7 habis membagi 42”. Maka, biimplikasi baru
bernilai B pula. Sehingga dapat disimpulkan biimplikasi baru ini bukan
negasi dari biimplikasi semula.

Untuk meyakinkan kebenaran dari penjabaran diatas, kita periksa dengan tabel
kebenaran berikut ini !

A b ~a ~ a⇔b a ⋀~ b b ⋀~a ~ (a ⇔ b) ( a ⋀~ b) v (b
b ⋀~a)

B B S S B S S S S

B S S B S B S B B

S B B S S S B B B

S S B B B S S S S

10

Tampak pada tabel diatas bahwa urutan nilai kebenaran dari ~ (a ⇔ b) sama
dengan (a ⋀~ b) v (b ⋀~a)
Contoh :
Tuliskan negasi dari biimplikasi berikut ini!
1) 7 suatu bilangan prima jika dan hanya jika 7 membagi habis 42
Jawab :
Negasi dari biimplikasi itu adalah :
1) 7 suatu bilangan prima dan 7 tidak habis membagi 42 atau 7 membagi habis
42 dan 7 bukan suatu bilangan prima
12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
 Konjungsi merupakan suatu pernyataan majemuk yang menggunakan
kata penghubung logika “dan” dinotasikan “ᴧ”.
Jika a dan b masing – masing pernyataan, maka konjungsi a dan b
ditulis “a ᴧ b” (dibaca “a dan b”).
 Disjungsi merupakan suatu pernyataan majemuk yang menggunakan
kata penghubung logika “atau” dinotasikan “v”
Jika a dan b masing – masing pernyataan, maka disjungsi a dan b ditulis
“ a v b”(dibaca a atau b).
 Negasi dari konjungsi dua pernyataan sama dengan disjungsi dari
negasi masing– masing pernyataan tunggalnya
~(a ᴧ b) = ~a v ~ b

 Negasi dari disjungsi dua pernyataan sama dengan konjungsi dari


negasi pernyataan – penyataan tunggalnya
~(a v b) = ~ a ᴧ ~b

 Implikasi merupakan suatu pernyataan majemuk yang menggunakan


kata penghubung logika “jika...maka...” dinotasikan “→”
Jika a dan b masing – masing pernyataan, maka implikasi a dan b ditulis
“a → b” (dibaca “ jika a maka b”).
 Suatu implikasi bernilai S hanya apabila pendahulunya bernilai B dan
pengikutnya bernilai S.
13
(untuk nilai – nilai kebenaran pendahulu dan pengikutnya yang lain,
implikasi itu bernilai B)
 Negasi dari suatu implikasi adalah suatu konjungsi dari pendahulu dan
negasi pengikut implikasi itu.

~ (a ⇒ b) = a ⋀~b

 Biimplikasi merupakan suatu pernyataan majemuk yang menggunakan


kata hubung logika “...jika dan hanya jika ...”.
Bentuk biimplikasi dari dua pernyataan sederhana a dan b dinotasikan
sebagai
“a⇔b” dibaca a jika dan hanya jika b.
Nilai kebenaran dari “a ⇔ b” adalah B, hanya apabila nilai kebenaran
dari a sama dengan nilai kebenaran dari b
 Negasi dari biimplikasi adalah konjungsi dari pendahulu dan negasi
pengikut biimplikasi itu atau konjungsi dari pengikut dan negasi dari
pendahulu.
~ (a ⇔ b) = ( a ⋀~ b) v (b ⋀~a)

B. Saran

Diharapkan kepada pembaca dapat memahami isi materi dari makalah ini,
karena sangat penting bagi kita dapat mengetahui apa arti dari konjungsi,
disjungsi, implikasi dan biimplikasi serta negasinya.
14

DAFTAR PUSTAKA

Sukirman, dkk. 2006. MATEMATIKA. Jakarta : Universitas Terbuka.

Munir, Rinaldi. 2009. Matematika diskrit. Bandung : Informatika

Ari, Rosihan, dkk. 2008. Matematika untuk kelas X SMA dan MA. Solo :
Platinum.Materi:Pengertian Operasi Binier// Jenis-Jenis Opesasi Binier// Sifat
Dan Contoh Operasi Linier// Pengertian Tabel Kebenaran// Jenis-Jenis Tabel
Kebenaran

Anda mungkin juga menyukai