Anda di halaman 1dari 15

LOGIKA MATEMATIKA

Literattur

: Logika Matematika Elementer


(Yaya S. Kusumah)

Lingkup Materi:
1. Pendahuluan
2. Pernyataan dan Operasinya
a. Pengertian Pernyataan
b. Nilai Kebenaran
c. Operasi Uner (Monar)
d. Operasi Biner (Binari)
e. Tabel Kebenaran Pernyataan
f. Tautologi, Kontradiksi, dan Kontingen
g. Pernyataan-pernyataan Ekuivalen
h. Konvers, Invers, dan Kontrapositif
i. Aplikasi Logika dalam Jaingan Listrik
3. Argumen dan Metode Deduksi
a. Pengertian Argumen
b. Inferensi Induksi dan Deduksi
c. Pembuktian Validitas Argumen
d. Aturan Penarikan Kesimpulan, Penukaran, Pembuktian Kondisional,
Pembuktian tak Langsung, Pembuktian Tautologi
e. Pembuktian Invaliditas Argumen
4. Kuantor dan Teori Kuantifikasi
a. Fungsi Proposisi
b. Kuantor Umum dan Khusus
c. Negasi Pernyataan Berkuantor
d. Empat Pernyataan dalam Logika Tradisional
e. Pernyataan yang Mengandung Relasi
f. Pembuktian Validitas Argumen Berkuantor
g. Kekecualian pada Aturan Inverensi
h. Pembuktian Invaliditas Argumen Berkuantor
5. Syllogisme
a. Susunan dan Modus Syllogisme
b. Validitas Syllogisme
c. Metode Diagram Venn

PENDAHULUAN
Pengertian Logika:
Secara etimologis, logika berasal dari kata logos (Yunani) : kata, ucapan, pikiran
secara utuh, atau ilmu pengetahuan.
Secara umum (dalam arti luas), logika merupakan sebuah metode dan prinsipprinsip yang dapat memisahkan secara tegas antara penalaran yang benar dan
penalaran yang salah.
Penalaran merupakan penarikan kesimpulan dalam sebuah argumen. Dengan kata
lain penalaran dapat diartikan sebagai cara berfikir yang merupakan panjelasan
dalam upaya memperlihatkan hubungan antara dua hal atau lebih, berdasarkan
sifat-sifat atau hukum-hukum tertentu yang sudah diakui kebenarannya dengan
langkah-langkah tertentu yang berakhir dengan sebuah kesimpulan.
Pelopor/Perintis Logika: Aristoteles (348 322 SM)
Dalam berpendapat selalu melibatkan perasaan, prasangka, serta menarik
kesimpulan yang tidak berdasar. Akibatnya: membenarkan sesuatu karena kita
suka, pengambilan keputusan yang keliru (seperti benar padahal salah).
Tujuan mempelajari logika,agar kita memiliki cara birfikir yang tepat, akurat,
rasional, objektif, dan mampu berfikir kritis. Secara praktis, tujuan mempelajari
logika yaitu dapat membantu kita menjadi lebih efektif dalam mengenal dan
menghindari kesalahan dalam penalaran.

PERNYATAAN DAN OPERASINYA


A. Pengertian Pernyataan
Pernyataan adalah kalimat matematika tertutup yang sudha pasti benar
atau salah tetapi keduanya tidak pada saat yang bersamaan. Notasi pada suatu
pernyataan biasanya menggunakan hurup kecil misalnya p, q, r, ...
Contoh pernyataan, yaitu:
p : himpunan kosong merupakan himpunan bagian dari setiap himpunan.
q : 7 x 9 = 73
r : 7 x 8 < 46
s : x2 > 0, untuk x R
Contoh bukan pernyataan, yaitu:
1. Apakah setiap bilangan prima merupakan bilangan ganjil?
2. 2x + 5 = 8
3. Pergi dari sini!
B. Nilai Kebenaran
Kebenaran atau kesalahan sebuah pernyataan dinamakan nilai kebenaran dari
pernyataan tersebut.
Nilai kebenaran dari suatu pernyataan p dinotasikan dengan (p).
Jika benar maka nilai kebenarannya B.
Jika salah maka nilai kebenarannya S.
Contoh:
p : himpunan kosong merupakan himpunan bagian dari setiap himpunan.
(p) : B
q : 7 x 9 = 73
(q) : S
r
: 7 x 8 < 46
(r) : S
s : x2 > 0, untuk x R
(s) : B
C. Operasi Uner (Monar)
Operasi uner (monar) adalah operasi yang berkenaan dengan satu unsur. Pada
logika, yang merupakan operasi uner adalah operasi negasi/ ingkaran/
sanggahan/ sangkalan.
Negasi dari suatu pernyataan p dinotasikan dengan ~p.
p : Himpunan kosong merupakan himpunan bagian dari setiap himpunan.
~p : Himpunan kosong bukan merupakan himpunan bagian dari setiap
himpunan
~p : Tidak benar himpunan kosong merupakan himpunan bagian dari setiap
himpunan

q
~q
r
~r
s
~s

: 7 x 9 = 73
: 7 x 9 73
: 7 x 8 < 46
: 7 x 8 > 46
: x2 > 0, untuk x R
: x2 < 0, untuk x R

D. Operasi Biner (Binari)


Operasi biner adalah operasi yang berkenaan dengan dua unsur. Terdapat 4
macam yang termasuk operasi biner dalam logika, yaitu operasi konjungsi,
operasi disjungsi, operasi implikasi, dan operasi biimplikasi.
1. Operasi Konjungsi
Menggabungkan dua pernyataan tunggal menjadi pernyataan majemuk
dengan menggunakan kata dan disebut operasi konjungsi. Operasi
konjungsi antara pernyataan p dan q dinotasikan p q.
Pernyataan p dan q dinamakan konjung-konjung.
Nilai kebenaran operasi konjungsi:
Pernyataan p q merupakan pernyataan yang benar, jika p dan q keduaduanya benar dan salah dalam keadaan yang lainnya.
Tabel kebenaran operasi konjungsi:
P
B
B
S
S

Q
B
S
B
S

pq
B
S
S
S

Contoh:
p: 2 adalah bilangan prima
q: 3 adalah bilangan ganjil
p q: 2 adalah bilangan prima dan 3 adalah bilangan ganjil
2. Operasi Disjungsi
Menggabungkan dua pernyataan tunggal menjadi pernyataan majemuk
dengan menggunakan kata atau disebut operasi disjungsi. Operasi
disjungsi antara pernyataan p dan q dinotasikan p q yang mempunyai
arti:
a. p atau q tetapi tidak kedua-duanya, sehingga dinamakan disjungsi
ekslusif dan dinotasikan p q atau p q
b. p atau q atau kedua-duanya, sehingga dinamakan disjungsi inklusif
atau dinotasikan p q
Pernyataan p dan q dinamakan disjung-disjung.

Nilai kebenaran operasi disjungsi:


Disjungsi ekslusif: Pernyataan p q merupakan pernyataan yang benar,
jika salah satu benar dan salah dalam keadaan yang lainnya.
Disjungsi inklusif: Pernyataan p q merupakan pernyataan yang benar,
jika salah satu atau kedua-duanya benar dan salah dalam keadaan yang
lainnya.
Tabel kebenaran operasi disjungsi:
P
q
p
q
pq
pq
B
B
S
B
B
B
B
S
B
B
S
B
S
B
B
S
B
B
S
S
S
S
S
S
Disjungsi Ekslusif
Disjungsi Inklusif
Contoh:
p: 7 merupakan bialnagn ganjil
q: 7 merupakan bilangan prima
p q: 7 merupakan bilangan ganjil atau prima
( p q) = S
p: 7 merupakan bialnagn ganjil
q: 7 merupakan bilangan prima
p q: 7 merupakan bilangan ganjil atau prima
( p q) = B
3. Operasi Implikasi
Pernyataan yang mengandung jika p maka q disebut pernyataan implikasi
(kondisional). Pernyataan jika p maka q dinotasikan p q atau p
q. P dinamakan anteseden dan q dinamakan konsekuen.
Nilai kebenaran operasi implikasi:
Pernyataan p q merupakan pernyataan yang benar, kecuali jika p
pernyataan benar dan q pernyataan salah.
Tabel kebenaran operasi implikasi:
P
B
B
S
S

q
B
S
B
S

Contoh:

pq
B
S
B
B

p q: Jika persamaan kuadrat ax2 + bx + c = 0 mempunyai akar-akar real,


maka b2 4ac > 0
4. Operasi Biimplikasi
Pernyataan yang mengandung jika dan hanya jika disebut pernyataan
biimplikasi (bikondisional). Pernyataan p jika dan hanya jika q
dinotasikan p q.
Nilai kebenaran operasi bimplikasi:
Pernyataan p q merupakan pernyataan yang benar, jika pernyataan p
dan q memiliki nilai kebenaran yang sama dan salah dalam keadaan yang
lainnya.
Tabel kebenaran operasi biimplikasi:
P
B
B
S
S

q
B
S
B
S

pq
B
S
S
B

Contoh:
p q: Dua buah garis saling berpotongan tegak lurus jika dan hanya jika
kedua garis itu saling membentuk sudut 900.
Soal:
Buatlah tabel kebenaran dari masing-masing pernyataan berikut:
1. [(p q) (r ~q)]
2. [(p q) (~q r)] (p r)
3. ~[(~p r) (p ~q)] r
E. Tautologi, Kontradiksi, dan Kontingen
Pernyataan yang semua nilai kebenaran B (Benar) dinamakan tautologi.
Pernyataan yang semua nilai kebenaran S (Salah) dinamakan kontradiksi.
Pernyataan yang nilai kebenarannya merupakan kumpulan dari nilai B dan S,
di luar tautologi dan kontradiksi dinamakan kontingen.
F. Pernyataan Ekuivalen
Dua buah pernyataan dinyatakan ekuivalen satu sama lain, bila nilai kebenaran
kedua pernyataan sama. Pernyataan p ekuivalen dengan pernyataan q
dinotasikan p q.
Jadi definisi di atas dapat di tulis [(p) = (q)] (p q)
G. Konvers, Invers, dan Kontrapositif
H. Aplikasi Logika dalam Jaringan Listrik

Pada jaringan listrik ada dua macam hubungan yaitu hubungan seri dan
hubungan pararel.
Stop kontak dinotasikan dengan p, q, r, ..., dan arus listrik inyatakan dengan
tanda panah.
1. Hubungan Seri
Gambar hubungan seri adalah sebagai berikut:
P
q
Dengan mendefinisikan b terbuka dan t tertutup, maka kita dapat
menyusun tabel hubungan seri sebagai berikut:
P
t
t
b
b

q
t
b
t
b

Arus
Ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada

Jika t diganti dengan B dan b diganti dengan S, sedangkan ada arus


diartikan sebagai B dan tidak ada arus diartikan sebagai S, maka tabel di
atas sama dengan tabel konjungsi.
2. Hubungan Pararel
Gambar hubungan pararel adalah sebagai berikut:
p

q
Dengan mendefinisikan b terbuka dan t tertutup, maka kita dapat
menyusun tabel hubungan seri sebagai berikut:
P
t
t
b
b

q
t
b
t
b

Arus
Ada
Ada
Ada
Tidak ada

Jika t diganti dengan B dan b diganti dengan S, sedangkan ada arus


diartikan sebagai B dan tidak ada arus diartikan sebagai S, maka tabel di
atas sama dengan tabel disjungsi.
Contoh: Hal 24 2a dan 2b

ARGUMEN DAN METODE DEDUKSI


A. Pengertian Argumen
Argumen adalah serangkaian pernyataan yang terdiri atas premis dan
konklusi. Dengan kata lain argumen merupakan serangkaian pernyataanpernyataan yang mempunyai ungkapan pernyataan penarikan kesimpulan
(inferensi).
Contoh (1)
Premis
Premis
Konklusi
Contoh (2)
Premis
Premis
Konklusi

: Jika hari ini turun hujan, maka tanah dan rerumputan menjadi
basah.
: Hari ini turun hujan
: Jadi, tanah dan rerumputan menjadi basah.
: Jika akhir-akhir ini sering terjadi bencana, maka alam sudah
bosan bersahabat dengan kita.
: Alam tidak bosan bersahabat dengan kita
: Jadi, akhir-akhir ini tidak sering terjadi bencana.

Inferensi dari argumen di atas dikatakan valid (syah) kerena premis


memberikan akibat logis terhadap konklusinya.
B. Inferensi Induksi
Inferensi induksi merupakan inferensi (penarikan kesimpulan) dari premis
menuju konklusi yang hanya berdasarkan atas kemungkinan saja. Dengan
kata lain, penarikan kesimpulan yang dilakukan bisa benar, tetapi juga bisa
salah.
Contoh:
Semua bebek yang pernah saya lihat warnanya coklat.
Saya telah melihat begitu banyak bebek.
Jadi, semua bebek warnanya coklat
Apabila kita perhatikan sepintas, argumen di atas merupakan sebuah argumen
yang baik. Karena premis-premisnya memberikan akibat logis terhadap
konklusinya. Namun, penarikan kesimpulan yang dilakukan itu hanya
berdasarkan atas kemungkinan. Jadi, konklusi yang diberikan pada argumen di
atas bisa benar, tetapi juga bisa salah.
C. Inferensi Deduksi
Inferensi deduksi merupakan inferensi (penarikan kesimpulan) dari premis
menuju konklusi yang tepat, tanpa berdasarkan kemungkinan.

Contoh (1)
Semua makhluk hidup akan mati.
Tumbuhan adalah makhluk hidup
Jadi, Tumbuhan akan mati..
Agus ada di Tasikmalaya atau di Bandung
Agus tidak ada di Tasikmalaya
Jadi, Agus ada di Bandung
Argumen di atas dinamakan argumen deduktif.
D. Pembuktian Validitas Argumen
1. Aturan Penarikan Kesimpulan
a. Modus Ponen (MP)
Perhatikan argumen di bawah ini:
Jika pak Ali seorang haji, maka ia seorang muslim.
Pak Ali seorang haji
Jadi, pak Ali seorang muslim
Argumen tersebut dapat di rubah ke dalam simbol logika sebagai
berikut:
pq
p
q
Bentuk argumen di atas dinamakan Modus Ponen (MP)
Susunlah bukti langsung (formal) validitas argumen berikut ini:
1) (p q) (~s r)
Pr.
2) ~s
Pr.
3) q t
Pr.
4) t (p q)
Pr.
5) q
Pr./ r
Jawab:
1) (p q) (~s r)
2) ~s
3) q t
4) t (p q)
5) q
6) t
7) p q
8) ~s r
9) r

Pr.
Pr.
Pr.
Pr.
Pr.
3,4 MP
4,6 MP
1,7 MP
8,2 MP (terbukti)

b. Modus Tollen (MT)


Perhatikan argumen di bawah ini:
Jika pak Ali seorang haji, maka ia seorang muslim.
Pak Ali bukan seorang muslim
Jadi, pak Ali bukan seorang haji
Argumen tersebut dapat di rubah ke dalam simbol logika sebagai
berikut:
pq
~q
~p
Bentuk argumen di atas dinamakan Modus Tollen (MT)
Susunlah bukti langsung (formal) validitas argumen berikut ini:
1) p q
Pr.
2) q r
Pr.
3) ~p s
Pr.
4) ~r
Pr./ s
Jawab:
1) p q
2) q r
3) ~p s
4) ~r
5) ~q
6) ~p
7) s

Pr.
Pr.
Pr.
Pr.
2,4 MT
1,5 MT
3,6 MP (terbukti)

c. Simplifikasi (simp)
Argumen simplifikasi secara umum, ditulis dalam simbol logika sbb:
pq
p
d. Konjungsi (conj)
Argumen Konjungsi secara umum, ditulis dalam simbol logika sbb:
p
q
pq
Susunlah bukti langsung (formal) validitas argumen berikut ini:
1) (p s) r
Pr.
2) p s
Pr.
3) q t
Pr./ r

Jawab:
1) (p q) r
2) p s
3) q t
4) p
5) q
6) p q
7) r

Pr.
Pr.
Pr.
2 simp
3 simp
4,5 conj
1,6 MP (terbukti)

e. Hypothetical Syllogism (HS)


Argumen Hypothetical Syllogism (HS) secara umum, ditulis dalam
simbol logika sbb:
pq
qr
pr
Susunlah bukti langsung (formal) validitas argumen berikut ini:
1) p q
Pr.
2) r s
Pr.
3) q r
Pr./ p s
Jawab:
1) p q
2) r s
3) q r
4) p r
5) p s

Pr.
Pr.
Pr.
1,3 HS
4,2 HS (terbukti)

f. Disjunctive Syllogism (DS)


Argumen Disjunctive Syllogism (DS) secara umum, ditulis dalam
simbol logika sbb:
ab
~a
b
Susunlah bukti langsung (formal) validitas argumen berikut ini:
1) p q
Pr.
2) ~p r
Pr./ q
Jawab:
1) p q
2) ~p r
3) ~p

Pr.
Pr.
2 Simp

4) q

1,3 DS (terbukti)

g. Constructive Dillema (CD)


Argumen Constructive Dillema (CD) secara umum, ditulis dalam
simbol logika sbb:
pq
rs
pr
qs
h. Destructive Dillema (DD)
Argumen Destructive Dillema (DD) secara umum, ditulis dalam
simbol logika sbb:
pq
rs
~q ~s
~p ~r
i. Addition (Add)
Argumen Addition (Add) secara umum, ditulis dalam simbol logika
sbb:
p
pq
Contoh:
Susunlah bukti langsung (formal) validitas argumen berikut ini:
1) (a b) c
Pr.
2) d a
Pr.
3) d
Pr./ c
Jawab:
1) (a b) c
2) d a
3) d
4) a
5) a b
6) c

Pr.
Pr.
Pr.
2,3 MP
4 Add
1,5 MP (terbukti)

2. Aturan Penukaran
Pembuktian valiiditas argumen, selain menggunakan aturan penarikan
kesimpulan, kita dapat menggunakan aturan penukaran. Dalam aturan
penukaran, kita menukarkan atau mengganti suatu pernyataan dengan
pernyataan lain yang ekuivalen. Aturan penukaran ditulis dalam simbol
logika sebgai berikut:

a. De Morgans Teorem (DeM)


~(p q) ~p ~q ~q ~p
~(p q) ~p ~q ~q ~p
b. Commutation (Comm)
pqqp
pqqp
c. Association (Ass)
[p (q r)] [(p q) r]
[p (q r)] [(p q) r]
d. Distribution (Distr)
[p (q r)] [(p q) (p r)]
[p (q r)] [(p q) (p r)]
e. Double Negation (DN)
p ~~p
f. Transposition (Trans)
p q ~q ~p
g. Implication (Impl)
p q ~p q
h. Material Ekuivalen (Equip)
p q [(p q) (q p)]
p q [(p q) (~p ~q)]
i. Exportation (Ekp)
[(p q) r] [ p (q r)]
j. Tautologi
ppp
ppp
Contoh:
Gunakan aturan penarikan kesimpulan dan aturan penukaran untuk
membuktikan validitas argumen berikut ini.
3.
E. X

Anda mungkin juga menyukai