View
clicks
Matematika
LOGIKA MATEMATIKA
P ~P ~(~P)
BSB
SBS
1.2. Konjugsi
Notasi :
Konjugsi dari pernyataan p dan q, dinyatakan dengan notasi : p q (dibaca: p dan q)
Contoh :
1. p = hari hujan
q = matahari bersinar
P q = Hari hujan sedangkan matahari bersinar
2. p = Roni nakal
q = Roni suka berbohong
P q = Roni nakal dan suka berbohong
Nilai kebenaran dari pernyataan majemuk p q selalu mengikuti ketentuan berikut ini.
Jika p benar dan q benar maka p q benar, dalam hal lain p q salah. Dengan perkataan lain
konjugsi dari dua pernyataan adalah benar jika masing-masing komponennya benar.
Dapat ditulis dengan bentuk tabel kebenaran.
P Q P?Q
BBB
BSS
SBS
SSS
Sifat-sifat Konjugsi :
1) p q q p
2) (p q) r p (q r)
3) p ~p S
4) p S S
5) p B p
1.3. Disjugsi
Notasi :
Disjugsi dari pernyataan p dan q dinyatakan dengan notasi : p q ( dibaca p atau q).
Perangkai “ ” bersifat penggabung atau disfungsi.
Contoh :
p = Segitiga ABC adalah siku-siku
q = Segitiga ABC adalah sama kaki
p q = Segitiga ABC adalah siku-siku atau sama kaki.
Nilai kebenaran dari pernyataan majemuk p q selalu mengikuti ketentuan berikut ini :
Jika p benar atau q benar atau kedua p dan q benar, maka p q benar, dalam hal lain p q salah.
Dengan perkataan lain disjungsi dari dua pernyataan adalah salah jika masing-masing
komponennya salah.
Ketentuan tersebut dapat ditulis dalam tabel kebenaran berikut ini :
PQPvQ
BBB
BSB
SBB
SSS
Sifat-sifat disjungsi
Untuk setiap p, q, dan r, selalu berlaku :
1) p q q p
2) (p q) r p (q r)
3) p ~p B
4) p B B
5) p S p
Pembuktian dari sifat-sifat ini dapat dilakukan dengan membuat tabel kebenaran.
P Q ~P P ? Q ~P V (P?Q)
BBSBB
BSSSS
SBBSB
SSBSB
Contoh :
p = Universitas Indonesia terletak diDepok (B)
q = 12 : 4 = 3 (B)
p q = Universita Indonesia terletak di Depok jhj 12 : 4 = 3 (B).
C. Konvers, Invers, dan Kontraposisi dari suatu Implikasi
Dari pernyataan p q dapat disusun pernyataan-pernyataan implikasi baru yang berbentuk :
a. q p di sebut Konvers
b. ~p ~p disebut Invers
c. ~q ~ disebut Kontraposisi
Equivalensi
Beberapa bentuk pernyataan majemuk mempunyai nilai kebenaran yang sama (equivalent)
diantaranya :
a. p q ~p q
q ~p
p q ~q ~p
b. q p ~q p
p ~q
q p ~p ~q
Dari uraian aljabar logika tersebut dapat disimpulkan bahwa :
i. Implikasi Kontraposisi
ii. Invers Konvers
Contoh :
Carilah ingkaran dari invers, konvers, dan kontraposisi untuk implikasi ‘ p q’
Jawab :
a) Ingkaran Invers (p q)
~ (~p ~q)
~p q
b) Ingkaran Konvers (p q)
~(q p)
q ~p
~p q
c) Ingkaran Kontraposisi (p q)
~(~q ~p)
~(q ~p)
~q p
p ~q
1.5. Penarikan Kesimpulan
Adalah suatu penarikan bahwa dari beberapa pernyataan benar yang diketahui (disebut premis),
melalui langkah-langkah logis dapat diturunkan, suatu pernyataan yang benar (disebut
kesimpulan atau konklusi).
Contoh :
Buatlah tabel kebenaran dari pernyataan majemuk dibawaki ini
a. p ~p
b. p ~p
P ~P P V ~P P ? ~P
BSBS
SBBS
Referensi
Pada pernyataan dapat dilakukan operasi. Jika operasi itu dikenakan pada satu pernyataan,
maka operasinya disebut operasi uner, sedangkan bila dikenakan pada beberapa pernyataan
disebut operasi biner.
Ingkaran/Negasi.
Operasi ini merupakan operasi uner yang dilambangkan dengan tanda "~" .atau "¬". Ingkaran
pernyataan p adalah ~p atau dibaca "tidak benar bahwa p" atau "non p" atau "negasi dari p".
Contoh (1)
p: Jakarta ibu kota negara R I.
~p: Tidak benar bahwa Jakarta ibu kota Negara RI.
~p: Jakarta bukan ibu kota negara R I.
Contoh (2)
q: 2 + 5 = 10.
~q: Tidak benar bahwa 2 + 5 = 10.
~q: 2 + 5 tidak sama dengan 10.
Contoh (3)
r: 2 > 5 .
~r: Tidak benar bahwa 2 > 5 .
~r: 2 < 5 .
atau
Catatan:
Jika pernyataan semula bernilai benar (B) maka ingkarannya bernilai salah (S) dan sebaliknya.
Konjungsi:
Operasi konjungsi merupakan operasi biner yang dilambangkan "∧" dan dibaca "dan". Dari
pernyataan p dan pernyataan q dapat disusun pernyataan "p ∧ q" dibaca "p dan q".
Catatan:
Dari tabel di atas dapat dikatakan bahwa konjungsi bernilai benar (B) jika kedua komponen
penyusunnya bernilai benar(B), jika tidak demikian maka konjungsi bernilai salah (S).
Operasi konjungsi sering juga ditunjukkan dengan hubungan seri pada rangkaian listrik seperti
gambar berikut:
Dari gambar rangkaian tampak bahwa arus hanya bisa terhubung jika saklar p maupun q
tertutup.
Contoh:
Tentukan nilai kebenaran dari pernyataan berikut:
Penyelesaian:
(1) Kalimat bernilai benar karena kedua pernyataan penyusunnya bernilai benar.
(2) Kalimat bernilai salah karena salah satu pernyataan penyusunnya bernilai salah.
(3) Kalimat bernilai salah karena salah kedua pernyataan penyusunnya bernilai salah.
Disjungsi.
Operasi konjungsi merupakan operasi binar yang dilambangkan "V" dan dibaca "atau". Dari
pernyataan p dan pernyataan q dapat disusun pernyataan" p V q" dibaca "p atau q".
atau
Catatan:
Dari tabel di atas dapat dikatakan bahwa disjungsi bernilai salah (S) jika kedua komponen
penyusunnya bernilai salah (S), jika tidak demikian maka disjungsi bernilai benar (B).
Operasi konjungsi sering juga ditunjukkan dengan hubungan paralel pada rangkaian listrik
seperti gambar di bawah.
Dari gambar rangkaian tampak bahwa arus tidak bisa terhubung jika saklar p maupun q sama-
sama terbuka atau keduanya salah.
Contoh:
Tentukan nilai kebenaran pernyataan yang berikut:
1. Gus Dur adalah presiden RI yang ke 4 atau Megawati Wakil presiden RI yang ke4
2. 3 + 4 = 5 atau 5 bukan bilangan prima.
Penyelesaian:
Disjungsi dibedakan menjadi dua macam yaitu disjungsi inklusif dan disjungsi eksklusif.
Disjungsi inklusif
adalah jika p dan q merupakan dua buah per-nyataan maka "p ∨ q" bernilai benar (B) jika p dan
q keduanya bernilai benar, atau salah satu bernilai salah, sebaliknya "p ∨ q" bernilai salah (S)
jika keduanya bernilai salah.
Contoh:
p: Pak Budi orang kaya.
q: Pak Budi rajin bekerja.
p ∨ q: Pak Budi orang kaya atau rajin bekerja.
Disjungsi eksklusif
adalah jika p dan q merupakan dua buah pernyataan maka "p ∨ q" bernilai benar (B) jika
salahsatu bernilai salah (S) atau salah satu bernilai (B), sebaliknya "p ∨ q" bernilai salah (S) jika
keduanya bernilai benar (B) atau keduanya bernilai salah (S).
Contoh :
p : Joni naik pesawat terbang.
q : Joni naik kapal laut.
p ∨ q : Joni naik pesawat terbang atau kapal laut.
Dalam contoh tersebut, Joni hanya naik pesawat terbang saja atau kapal laut saja, dan tidak
mungkin naik pesawat terbang dan sekaligus naik kapal laut.
0 komentar:
Poskan Komentar
Referensi
Implikasi (kondisional)
adalah operasi penggabungan dua buah pernyataan yang menggunakan penghubung logika
"jika … , maka … " yang lambangnya " → ". atau " ⇒ ".
Implikasi dari pernyataan p dan q ditulis "p → q" atau "p ⇒ q" dan dibaca "jika p, maka q".
Pernyataan bersyarat p ⇒ q juga dapat dibaca " p hanya jika q " atau " p adalah syarat cukup
bagi q " atau " q adalah syarat perlu bagi p ".
Pada pernyataan p ⇒ q
p disebut hipotesa, anteseden, atau sebab
q disebut konklusi/konsekuen/akibat.
p q p⇒q
B B B
B S S
S B B
S S B
atau
q
P pq
1
1 1
0
1 0
1
0 1
0
0 1
Catatan :
Dari tabel di atas dapat dikatakan bahwa implikasi p ⇒ q bernilai salah (S) jika anteseden
bernilai benar (B) dan konskuen bernilai salah (S), jika tidak demikian maka p ⇒ q bernilai
benar(B).
Contoh 1:
Tentukan nilai kebenaran dari pernyataan berikut yang disusun dari
p: Hari ini matahari bersinar terang (B)
q: Hari ini angin bertiup kencang (S).
1. Jika hari ini mata hari bersinar terang maka angin bertiup kencang.
2. Jika hari ini mata hari bersinar terang maka angin tidak bertiup kencang
3. Jika hari ini mata hari tidak bersinar terang maka angin bertiup kencang
4. Jika hari ini matahari tidak bersinar terang maka angin tidak bertiup kencang.
Jawab:
Biimplikasi (bikondisional)
adalah pernyataan majemuk yang menggunakan penghubung logika " … jika dan hanya jika … "
dan diberi lambang " ⇔ " atau " ↔ ".
1.
p q p⇔q
B B B
B S S
S B S
S S B
2. atau
p
q pq
1 1 1
1
0 0
0
1 0
0
0 1
3.
Dari tabel di atas dapat disebutkan bahwa p ⇔ q bernilai benar jika kedua komponen
penyusunnya memiliki nilai kebenaran yang sama (benar semua atau salah semua).
Contoh:
Penyelesaian:
Materi keeanam adalah teori tentang konvers, inver, dan kontraposisinya. Sekali lagi, materi ini
sudah pernah terdengar, namun ada baiknya jika kita mengulang kembali untuk lebih
memperdalam pemahaman kita. Selamat belajar.
Referensi:
Dari pernyataan yang berupa implikasi p ⇒ q dapat dibuat pernyataan implikasi baru sbagai
brikut:
(a) Pernyataan q ⇒ p disebut Konvers dari p ⇒ q
(b) Pernyataan ~p ⇒ ~q disebut Invers dari p ⇒ q
(c) Pernyataan ~q ⇒ ~p disebut Kontraposisi dari p ⇒ q.
Untuk melihat hubungan nilai kebenaran antara implikasi, konvers, invers dan kontraposisi
perhatikanlah tabel kebenaran berikut :
Implikas
Konvers Invers Kontraposisi
i
p q
q ⇒ p ~p ⇒ ~q ~q ⇒ ~p
p⇒q
B B B B B B
B S S B B S
S B B S S B
S S B B B B
Dari tabel di atas ternyata:
Implikasi ekuivalen dengan kontraposisinya atau ditulis
p ⇒ q ≡ ~q ⇒ ~p
dengan kata lain jika implikasi bernilai benar maka kontraposi-sinya juga bernilai benar atau jika
implikasi bernilai salah maka kontraposisinya juga bernilai salah.
q ⇒ p ≡ ~p ⇒ ~q .
Contoh:
Tentukanlah konvers, invers dan kontraposisi dari pernyataan:
(1) Jika harga bahan bakar minyak naik maka harga beras naik.
(2) Jika x > 6 maka x² ≥ 36
Penyelesaian:
Soal (1)
Konvers : Jika harga beras naik maka harga bahan bakar minyak naik.
Invers : Jika harga bahan bakar minyak tidak naik maka harga beras tidak naik.
Kontraposisi: Jika harga beras tidak naik maka harga bahan bakar minyak tidak naik.
Soal (2)
Tulis
p: jika x² &re; 36
q: x > 6.
Jadi ~p: x² < 36
~q: x ≤ 6.
Jadi konvers p ⇒ q ≡ q ⇒ p ≡ “jika x > 6 maka x² &re; 36”,
Soal (3)
Jika (p ∧ q) ⇒ r
Jelas konvers (p ∧ q) ⇒ r ≡ r ⇒ (p ∧ q),
invers (p ∧ q) ⇒ r ≡ ~(p ∧ q) ⇒ r ≡ p( ∨ q) ⇒ r,
kontraposisi (p ∧ q) ⇒ r ≡ r ⇒ ~(p ∧ q) ≡ r ⇒ (~p ∨ q).
Tugas 4
(Soal nomor 1)
Tentukan invers, konves dan kontraposisi dari proposisi
berikut ini:
(a) (p ∧ q) ⇒ r
(b) p ⇒ (q ∧ r)
(c) ~p ⇒ (q ∧ ~r)
(d) (p ∨ ~q) ⇒ (q ∧ r)
(e) (~q ∧ ~r) ⇒ (~p ∨ q)
(f) (q ∨ ~r) ⇒ (p ∧ r)
(Soal nomor 2)
Tentukan invers, konvers, dan kontraposisi pernyataan:
TRIGONOMETRI KELAS X
ATURAN SINUS DAN KOSINUS
ATURAN SINUS DAN KOSINUS
A. ATURAN SINUS
Untuk menurunkan aturan sinus pada sebuah segitiga pandnglah segitiga ABC lancip pada
gambar dibawah, AP, BQ, CR masing-masing merupakan garis tinggi pada sisi a, b, dan c.
Pada∆ ACR
Pada∆ BCR
b
CR
SinA=
a
CR
SinB=
CR = b Sin A………..….(1)
CR = a Sin B…………...(2)
Dari persamaan (1) dan (2) diperoleh :
B Sin A = a Sin B
SinB
b
SinA
a
=
……….…..….(3)
Pada∆ BAP
Pada∆ CAP
c
AP
SinB=
b
AP
SinC=
AP = c Sin B……..……..(4)
AP = b Sin C…………….(5)
Dari persamaan (4) dan (5) diperoleh
c Sin B = b Sin C
SinC
c
SinB
b
=
………..….…..……(6)
Akhirnya dari persamaan (3) dan (6) diperoleh
SinC
c
SinB
b
SinA
a
=
=
…………....(7)
pada persamaan (7) inilah yang dinamakan aturan sinus / dalil sinus.
Kesimpulan ;
1.
Dalam setiap segitiga perbandingan panjang sisi dengan sinus yang menghadap sisi
itu adalah sma untuk tiap sisi dan sudut yang terdapat pada segitiga tersebut.
2.
Pada setiap segitiga ABC, aturan sinus dapat dituliskan dengan
persamaan ;
SinC
c
SinB
b
SinA
a
=
=
contoh 1
jika diketahui
0
50
=
∠A
,
0
70
=
∠B
,
0
60
=
∠C
Aturan sinus secara umum dapat digunakan untuk menentukan unsur-unsur pada sebuah
segitiga yang belum diketahui. Apabila unsur-unsur yang lainya telah diketahui. Unsur-unsur
yang diketahui dalam segitiga kemungkinan ialah :
1.
sisi, sudut, sudut disingkat dengan Ss, Sd, Sd
2.
sudut, sisi, sudut disingkat dengan Sd, Sd, Sd
3.
sisi, sisi, sudut disingkat Ss, Ss, Sd
untuk memahami penggunaan aturan sinus marilah kita simak beberapa contoh
berikut ini.
Contoh 2
Dari gambar dibawah unsure-unsur yang diketahui pada segitiga ABC ada dalam
unsure sisi, sudut, sudut (Ss, Sd, Sd).
Diketahui : Pada gambar disamping
Ditanya : Unsur-unsur yang
belum diketahui.
Jawab
:
a.∠C dapat ditentukan dengan menggunakan hubungan :
∠C =
)
(
1800
B
A ∠
+
∠
−
=
)
64
38
(
180
0
0
0
+
−
=
0
78
b. Panjang sisi a dan panjang sisi c ditentukan dengan aturan sinus :
Panjang sisi a
Panjang sisi c
SinB
b
SinA
a
=
SinC
c
SinB
b
=
a = SinB
b
x Sin A
c = SinB
b
x Sin C
=
0
0
38
64
6
xSin
Sin
=
0
0
78
64
6
xSin
Sin
=
6157
,
0
899
,
0
6
x
=
9781
,
0
8988
,
0
6
x
a = 3,4 cm
c = 5,4 cm
∴panjang sisi a = 3,4 cm dan panjang sisi c = 5,4 cm
B. ATURAN KOSINUS
Untuk menentukan aturan sinus pada sebuah segitiga, pandanglah segitiga ABC
lancip pada gambar dibawah CD=h adalah garis tinggi pada sisi c
Dengan menerapkan teorema Phytagoras pada∆ siku-siku BCD diperoleh :
2
2
2
)
(BD
h
a
+
=
…………………...(1)
h = b Sin A………………………...(2)
dan
AD = b Cos A, sehingga BD = AB – AD
= c – b Cos A………..…….(3)
Subtitusi persamaan (2) dan (3) kepersamaan (1), diperoleh :
2
2
2
)
(
)
(
bCosA
c
bSinA
a
−
+
==
A
Cos
b
bcCosA
c
A
Sin
b
2
2
2
2
2
2
+
−
+
=
bcCosA
c
A
Cos
Sin
b
2
)
(
2
2
2
2
−
+
+
⇒
1
)
(
2
2
=
+
A
Cos
Sin
bcCosA
c
b
a
2
2
2
2
−
+
=
……….………….(4)
a
b
Dengan mengggunakan∆ ABC pada gambar a dan b kita dapatkan hubungan
acCosB
c
a
b
2
2
2
2
−
+
=
…………..…….……(5)
abCosC
b
a
c
2
2
2
2.Suatu hari andi dan bagus ingin mengukur tingginya suatu menara BTS, jarak andi dan bagus ialah 50 m. sudut
pandang Andi ke tower BTS 350 sedangkan Bagus sudut pandng ketower BTS 620 ? Berapakah tinggi Tower
BTS tersebut?
3 Dalam segitiga ABC diketahui panjang sisi a = 7 cm, b = 8 cm, dan sisi c = 9 cm.
hitunglah besar sudut
C
dan
B
A
∠
∠
∠
,
?
4. Dalam Segitiga PGR diketahui panjang sisi r = 5 cm, q = 7 cm dan
0
52
=
∠P
.
Hitunglah: a.Panjang sisi a
b.Besar
B
∠
c Besar
C
2
−
+
=
……………..………(6)
Persamaan (4), (5), dan (6) inilah yang dinamakan aturan kosinus / dalil kosinus
Kesimpulan :
Pada setiap segitiga ABC berlaku aturan kosinus yang dapat dinyatakan dengan
persamaan.
bcCosA
c
b
a
2
2
2
2
−
+
=
acCosB
c
a
b
2
2
2
2
−
+
=
abCosC
b
a
c
2
2
2
2
−
+
=
contoh 3.
Diketahui segitiga ABC dengan sisi b = 5, c = 6 dan
0
52
=
∠A
, hitunglah panjang
sisi a.
Penyelesaian :
Pada gambar dibawah unsure-unsur yang diketahui dalam segitiga ABC ada dalam
unsure sisi, sudut, sisi.
Diket
: b=5
c = 6 cm0
52
=
∠A
Ditanya
: Panjang Sisi a ?
Jawab :
Aturan cosinus pada segitiga ABC
bcCosA
c
b
a
2
2
2
2
−
+
=
=
2
2
2
52
.
6
.
5
.
2
(
6
5
Cos
−
+
= 25 + 36 – 60 . 0,6157
= 61 – 36,9
= 24,1
a=
1
,
24
a = 4,91
∴Panjang sisi a ialah 4,91 cm
Soal Latihan