Anda di halaman 1dari 2

1.

Etika : refleksi atas baik/buruk, benar/salah yang harus dilakukan atau bagaimana melakukan
yang baik atau benar.
2. Moral mengacu pada kewajiban untuk melakukan yang baik atau apa yang seharusnya
dilakukan.
3. Kode Etik : aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok khusus, sudut
pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis.
4. Kode etik ASN:
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi.
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan.
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang berwenang
sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan
etika pemerintahan.
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara.
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif
dan efisien.
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya.
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.
j. Tidak menyalahgunakan informasi internal negara, tugas, status, kekuasaan, dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri
atau untuk orang lain.
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN.
l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin pegawai
ASN.
5. Nilai-nilai dasar etika publik
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia 1945.
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat
sistem karir.
6. Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik :
a. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.
b. Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan dalam menimbang
pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi.
c. Modalitas Etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan faktual.
7. 3 dimensi etika publik:
a. Dimensi kualitas pelayanan public pelayanan public yang berkualitas dan relevan
b. Dimensi modalitas akuntabilitas, transparansi, netralitas
c. Dimensi tindakan integritas publik tindakan yang sesuai nilai, tujuan dan kewajiban

8. Dalam Reformasi Birokrasi ada 8 area perubahan yang harus dilakukan oleh seluruh
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Pusat dan Daerah di Indonesia yakni:
a. Manajemen Perubahan.
b. Penataan Peraturan Perundang-undangan.
c. Penataan dan Penguatan Organisasi.
d. Penataan Tatalaksana.
e. Penataan Sistem Manajemen SDM.
f. Penguatan Akuntabilitas.
g. Penguatan Pengawasan.
h. Peningkatan Pelayanan Publik.
9. Etika sangat menentukan perumusan kebijakan maupun pola tindakan yang ada di dalam
organisasi publik. Jika aparat pemerintah sudah memiliki dasar norma etika yang kuat,
ketaatan terhadap norma hukum akan mengikuti dan biasanya korupsi, penyalahgunaan
kekuasaan atau bentuk-bentuk penyimpangan lain akan dapat dicegah sejak dini.
10. Penggunaan kekuasaan: legitimasi kebijakan
a. Semakin tinggi dan luas kekuasaan seorang pejabat, semakin besar implikasi
penggunaan kekuasaan bagi masyarakat.
b. Maka azas etika publik mensyaratkan agar setiap bentuk kekuasaan pejabat dibatasi
dengan norma etika maupun norma hukum.
c. Etika publik juga mengharuskan agar setiap kekuasaan digunakan dengan tanggung
jawab sesuai lingkup.
11. Konflik kepentingan:
a. Tercampurnya kepentingan pribadi dengan kepentingan organisasi yang
mengakibatkan kurang optimalnya pencapaian tujuan organisasi.
b. Pengaruh buruk konflik kepentingan, antara lain: aji mumpung, menerima suap,
menyalahgunakan pengaruh pribadi, pemanfaatan fasilitas organisasi untuk
kepentingan pribadi.

Anda mungkin juga menyukai