Anda di halaman 1dari 11
TEM BERKAS Matheus S. Rumetna, S.Kom (emait : ) BAB IV ORGANISASI BERKAS LANGSUNG Meskipun teknologi berkembang sangat pesal, pengguna tcknologi pada umumnya dan teknologi informasi pada khususnya merasa bahwa waktu yang diperlukan untuk memperoleh suatu informasi masih terlalu lama. Metode pencarian biner maupun interpolasi masih belum dapat, /ffiengimbangi ketidaksabaran manusia terhadap penyediaan informasi yang) €epat\dan akurat. Perkembangan media perekam data dalam hal kemampuan/ untuk menampung volume data yang sangat besar harus diimbangi dengan peningkatan teknik pencarian kembali data yang tersimpan, Pada bab ini akan membahas tentafg Berbagai.teknik yang dapat digunakan sebagai alternatif dalam merancang sistem, khususnya dalam menentukan lokasi rekaman yang akan disimpan serta pembacaah kembali rekaman tersebut. Bahasan akan dimulai dengan beberdpa. cara untuk mengorganisasi berkas untuk pengaksesan langsung, dilanjutkan dengan berbagai teknik yang dapat dipilih untuk meningkatkén kinerjaisistem., 4,1 Kunci Sebagai Alamat Rekaman Yang Unik Untukmendapatkan rekaman yang diasosiasikan dengan suatu kunci primer, Sangat diharapkan agar proses langsung menuju ke alamat tempat rekaman dengan kunei tertentu disimpan. Hal tersebut hanya mungkin terjadi bila kunci rekaman juga merupakan alamat lokasi rekaman. Untuk suatu aplikasi dengon rekaman berisi informasi mahasiswa, untuk 13 digit nomor identitas mahasiswa (atau kunci utama rekaman yang merupakan gabungan dari 4 digit kode fakultas + jurusan, 4 digit tahun angkatan + 5 digit nomor uru), maka diperlukan 9,000,000,000.000 lokasi sebgaimana diperlihatkan pada gambar 4.1. dengan demikian waktu pencarian akan sangat baik, yaitu 1 Sistem Berkas - Matheus S. Rumetna, Kom 2 probe untuk setiap rekaman yang dicari, Namun teknik tersebut memiliki kerugian, karena diperlukan ruang yang sangat besar untuk menampung semua rekaman, Hal tersebut bisa dimengerti mengingat harus tersedia 1 lokasi untuk setiap kemungkinan kunci rekaman. Meskipun universitas bisa ‘memiliki puluhan ribu mahasiswa, pastilah ada beberapa nomor yang kosong Karena beberapa alas an, misalnya sudah lulus, mengundurkan diti, drop out, cuti dan sebagainya, schingga tidak semua ruang akan dimanfaatkan. —0 0 Korespodensi 1-1 Kunej_ [es _5 Rune 9999-9999-9999 9999.8999-9959) Gambar 4.1 Korespodenisi 11 antara kunci dan alamat 4.2 Konversi Kunci Rekamtan Menjadi Satu Alamat Yang Unik Salah satu usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja dalam rangka mengantisipasi kerugian yang ditimbulkan oleh korespondensi 1-1 adalah dengan melakukan konversi terhadap kunci rekaman menjadi satu Alamat yanigiunik, Terdapat beberapa formula untuk melakukan konversi, betiktit adalah beberapa diantaranya. Contoh Klasik untuk menggambarkan fenomena konversi kunci rekaman adalah sistem reservasi penerbangan, Jika suatu_maskapai penerbangan memiliki nomor penerbangan dari 1 sampai 999, menginginkan untuk memantau reservasi pesawat selama setahun yang jumlah harinya adalah 1 sampai 366 (1 tahun), maka nomor penerbangan dan hari-ke dapat dihubungkan untuk mendapatkan lokasi rekaman yang berisi data reservasi penerbangan pada hari tertentu. Sistem Berkas - Matheus S. Rumetna, Kom 3 Lokasi = nomor penerbangan > hari-ke dalam tahun ini Dengan simbol + menandakan hubungan, maka untuk menyediakan semua kemungkinan penerbangan diperlukan ruang alamat sebesar 999366 unit. Jumlah tersebut dapat direduksi samapai 30% bila digunakan Kombinasi Lokasi = hari-ke dalam tahun ini + nomor penerbangan Karena kecil kemungkinan dalam satu maskapaintefdapat lebih dari 100 penerbangan, maka ruang alamat maksimhumyang diperlukan adalah 36699. 4.3 Menentukan Alamat Dengan Konyersi Kunci Tidak sebandingiya antafa kunci yang aktual dengan jumlah ruang kunci yang haru§disédiakan merupakan alasan utama untuk menilai bahwa koreSpondensi 1-1 tidak efisien, Jika ruang-ruang kosong, bisa dieliminasi maka’akan diperoleh ruang kunci yang lebih besar dibanding Tuang alamat seperti diperlihatkan pada gambar ini 0 Ruang Korespondensi 1-1 Ruang kunci alamat. — 999.99.9999 Gambar 4.2 Ruang alamat Sistem Berkas - Matheus S. Rumetna, Kom 4 Sebgai konsekuensinya, diperlukan suatu fungsi untuk memetakan cakupan nilai kunci yang lebih luas ke dalam cakupan yang lebih sempit nilai alamat, Fungsi yang dikenal dengan fungsi hash akan melakukan pemetaan sebagaimana diharapkan. Hash (kunci) —————» kemungkinan alamat Keluaran dari proses hashing bukan lagi alamat yang unik melainkan kemungkinan alamat bagi kunci yang di hash, Alanfat)\ untuk menempatkan rekaman yang diperoleh dari fungsi hash disebut sebagai home-address untuk rekaman tersebut. Tidak ada ‘batasan,-mengenai bentuk fungsi yang akan memetakan kunci ke ¢akupan “alamat tetapi diharapkan fungsi tersebut menghasilkan kemugkinan alamat yang : © Mampu mendistribusikan kunci secaramérata ke dalamm cakupan salamat. Hal tersebut dimakSudkin agdrmengurangi terjadinya kolisi. Kolisi terjadi bila hasil hashing dua kunci rekaman yang berbeda menunjuk ke alamat yang-persis sama + Dapat dieksekusi dengan efisien, Hal tersebut dimaksudkan agar waktupembacadn dapat ditekan se-minimal mungkin, Berdaér pada anjuran diatas, maka fungsi hashing dapat dipandang dari dua aspek, pertama adalah fungsi hash itu sendiri dan yang kedua adalah metode untuk meresolusi kolisi. Mekanisme resolusi kolisi diperlukan untuk mengatasi terjadinya jumlah rekaman yang dikonversikan ke suatu lokasi melebihi kapasitasnya, Dalam bahasan ini diasumsikan bahwa satu lokasi memiliki kapasitas satu rekaman, Berikut adalah beberapa fungsi hash, dimulai dari yang paling sering digunakan. Sistem Berkas - Matheus S. Rumetna, Kom 5 a, Hashing dengan kunci modulus N Satu fungsi hash yang paling popular dan paling sering diimplementasikan adalah modulus N F (kunci) = kunci mod N Dengan N sebagai ukuran tabel atau berkas. Hasil)\fungsi modulus adalah sisa pembagian kunci oleh N. Sebagai(COntohnadalah untuk N = 12 maka : 30 mod N = 6, diperoleh dari 30 dibagi 12eménghdsilkan 2 dengan sisa 6 40 mod N = 4, diperoleh dari, 40"dibagiy!2 menghasilkan 3 dengan sisa 4 Keuntungan fungsi jit adalah’ hanya menghasilkan nilai dalam rentang ruang alaniat(0) sampai dengan (N-1). b. Hashing dengan kunci modulus P Funigsi hashing kunci mod P merupakan variasi fungsi kunci ‘Modulus N, rumusnya adalah = F (kunci) = kunci mod P Dengan P sebagai bilangan prima terkecil yang lebih besar atau sama dengan N dan N adalah ukuran tabel. P ini kemudian menjadi ukuran tabel baru yang menggantikan N. Sistem Berkas - Matheus S. Rumetna, Kom 6 Contoh: untuk N 2 maka P 30 mod P = 4, diperoleh dari 30 dibagi 13 menghasilkan 2 dengan sisa 4 40 mod P = 1, diperoleh dati 40 dibagi 13 menghasilkan 3 dengan sisa 1 c. Hashing dengan pemotongan Altematif lain untuk fungsi hashing adalah pémotongan. Sebagai contoh adalah para pegawai negerissipil.di Indonesia. Para pegawai memiliki NIP (Nomor Induk Pégawai) Wengan panjang total 9 digit, terdiri atas 3 digit pertania\sebagai identitas departemen, sementara 6 digit terakhif adalah fomor urutnya, Bila diinginkan untuk dijadikan 6 digit saja, “niaka bisa dilakukan pemotongan jumlah digit. Pemotohgan bisa dilakukan dibagian mana saja, tentunya dengan kéfisekuensi masing-masing, Pada Kasus)NIP, jika pemotongan dilakukan pada bagian belakang maka akan diperolch sejumlah alamat yang memiliki 3 digit yang)sama (identitas departemen) sehingga kemungkinan Kolisitya akan lebih besar dibanding bila pemotongan dilakukan dibagian depan. 4, Hashing dengan lipatan Sesuai dengan namanya, fungsi ini akan melipat digit pada batasan yang ditentukan berdasar kondisi digit awal dan digit yang akan dihasilkan. Sebagai contoh adalah sembilan digit NIP akan direduksi menjadi 3 digit, maka digit awal dibagi 3, kemudian dilipat pada batasan antar bagian, Sistem Berkas - Matheus S. Rumetna, Kom 7 Contoh : untuk kunci yang mempunyai 9 digit 5 8 3)]9 7 6] 2. 4 Gambar 4.3 Kunci yang asli terdiri atas 9 digit Yang ditulis pada selembar kertas. Batasan dimana lipatan akan dilakukan ditandai dengan garis putu-putus dan hasil lipatan adalah sebagai berikut : aa OT Gamibar 4.4a Dengan lipatan 5 8 3 9 7 6 1 2 4 Gambar 4,4b Dengan penggeseran Sistem Berkas - Matheus S. Rumetna, Kom 8 Penjumlahan dari susunan tersebut adalah ; Jika penjumlahan dilakukan dengan mengabaikan carry akan diperoleh alamat 672, sedangkan jika dengan carry maka hasilnya adalah 782. c. Hashing dengan penggeseran Hashing dengan penggeseran memiliki proses\serupa hashing dengan lipatan, bedanya setelah ditentukan, batasannya, digit asli dipotong kemudian digeser dan dihithng\hasil jumlahnya (Lihat gambar 4.4b). Yang akan menghasilkan alamat yang berbeda yaitu 573 (tanpa carry). Jika/Keduabasil penjumlahan diatas diterapkan dengan menggunakan carry dan hanya tiga digit yang paling kanan saja yangidiguhakah maka diperoleh (1)782 dan (1)683 1, “Hashing dengan pengkuadratan Hashing dengan pengkuadratan adalah fungsi hashing dengan cara mengkuadratkan kunei, Hasil pengkuadratan ini kemudian dapat dikombinasikan dengan pemotongan atau lipatan untuk mendapatkan alamat yang diijinkan. Sebagai contoh, pengkuadratan kunci 782 akan menghasilkan kemungkinan alamat 117, F (782) = 117 diperoleh dari 7? + 8? + 2?=49 + 64+4=117 Sistem Berkas - Matheus S. Rumetna, Kom 9 g. Hashing dengan konversi radix Dalam konversi radix, kunci dianggap dalam base selain 10 yang kemudian dikonversikan ke dalam basis data 10, misalnya kunci 5.678 dalam base 13 akan menghasilkan 12098, diperoleh dari : Posisi: 3 2 1 o 5 6 7 8 (Sx 13°) + (6x 13°) + (7 x 13!) + (8x 13°) = 10985 +1014 B91 +8 = 12098 ketika dikonversi ke baris 10. Hasil tersebuil asity dapat dikombinasikan dengan fungsi hash lain (pemotohgan ‘atau lipatan) untuk mendapatkan digit alamat yang diijinkan, Latihan 1, Berapakah home-address dati “rekaman-rekaman dengan kunci sama dengan NPM yang terdapat pada)gambar 3.2 bila diketahui berkas memiliki kapasitas 18 rekatmati'(N-18)? 2, Bagaimana hasil honi@-addess pada soal nomor 1 diatas bila termyata yang diinginkan adalah\modulus P? 3. Jawab soal pomor dengan ketentuan, (a) Metode'pengkuadratan (b)\Konversi radix dengan basel3 (c)\Hashing dengan lipatan (@) Hashing dengan penggeseran Sistem Berkas - Matheus S. Rumetna, Kom 10 DAFTAR PUSTAKA Hariyanto, Bambang, Pengarsipan dan Akses pada Sistem Berkas, Informatika Bandung, 2000. Handayani, Dewi, Sistem Berkas, J & J Learning Yogyakarta, 2001. Ir, Wahyuni, M.Sc., Sistem Berkas, Andi Yogyakarta, 2004. Sistem Berkas - Matheus S. Rumetna, Kom 1

Anda mungkin juga menyukai