Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH DASAR DASAR SAINS

SUMBER SUMBER SAINS

Disusun oleh :
Kelompok 4

Firdaus Abdul Fatah ( 20032066 )


Husnul Khatimah ( 20032069 )
Melsi Afriliana ( 20032073 )
Ni Luh Wayan Widhi Prihartini ( 20032078 )
Resti Desmayanti ( 20032083 )

Dosen Pembimbing:
Drs. Mades Fifendy, M. Biomed

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat dan karunia-

Nya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai yang berjudul “SUMBER

SUMBER SAINS”. Tidak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan

dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi

maupun pemikiran dalam menyelesaikan makalah ini sehingga makalah ini dapat

selesai dengan tepat waktu sebagaimana waktu yang telah ditentukan.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk

maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi karena keterbatasan

pengetahuan maupun pengalaman kami. Kami yakin masih banyak kekurangan dalam

makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang

membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, 21 Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1

A. Latar Belakang................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah............................................................................ 2

C. Tujuan Penulisan.............................................................................. 2

D.Manfaat Penulisan............................................................................. 2

BAB II ISI........................................................................................................ 3

A. Pengertian Ilmu Pengetahuan atau Sains........................................ 3

B. Sumber Sumber Ilmu Pengetahuan................................................ 4

C. Aliran Tentang Sumber Ilmu Pengetahuan..................................... 9

BAB III PENUTUP.......................................................................................... 15

A. Kesimpulan...................................................................................... 15

B. Kritik dan Saran............................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam konsepsi agama ilmu pengetahuan lahir sejak diciptakannya manusia


pertama yaitu Adam,1 kemudian berkembang menjadi sebuah ilmu atau ilmu
pengetahuan. Pada hakekatnya ilmu pengetahuan lahir karena hasrat ingin tahu
dalam diri manusia. Hasrat ingin tahu ini timbul oleh karena tuntutan dan
kebutuhan dalam kehidupan yang terus berkembang. Secara teoritis
perkembangan ilmu pengetahuan selalu mengacu kepada peradaban Yunani. Hal
ini didukung oleh beberapa faktor, di antaranya adalah mitologi bangsa Yunani,
kesusastraan Yunani, dan pengaruh ilmu pengetahuan pada waktu itu yang sudah
sampai di Timur Kuno. Terjadinya perkembangan ilmu pengetahuan di setiap
periode ini dikarenakan pola pikir manusia yang mengalami perubahan dari
mitos-mitos menjadi lebih rasional.2 Manusia menjadi lebih proaktif dan kreatif
menjadikan alam sebagai objek penelitian dan pengkajian.

Proses berpikir manusia menuntut mereka untuk menemukan sebuah metode


belajar dari pengalaman dan memunculkan keinginan untuk menyusun sesuatu
hal secara empiris, serta dapat diukur. Dalam sejarah mencatat bangsa Yunanilah
yang pertama diakui oleh dunia sebagai perintis terbentuknya ilmu karena telah
berhasil menyusunnya secara sistematis. Implikasi dari hal tersebut manusia akan
mencoba merumuskan semua hal termasuk asal-muasal mitos-mitos karena
mereka menyadari bahwa hal tersebut dapat dijelaskan asal usulnya dan kondisi
sebenarnya. Sehingga sesuatu hal yang tidak jelas yang hanya berupa tahu atau
pengetahuan dapat dibuktikan kebenarannya dan dapat dipertanggungjawabkan
pada saat itu. Dari sinilah awal kemenangan ilmu pengetahuan atas mitos-mitos,
dan kepercayaan tradisional yang berlaku di masyarakat.

Perkembangan ilmu sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dari rasa keingintahuan


yang besar diiringi dengan usaha-usaha yang sungguh-sungguh melalui penalar
an, percobaan, penyempurnaan, dan berani mengambil resiko tinggi sehingga
menghasilkan penemuan-penemuan yang bermanfaat bagi suatu generasi dan
menjadi acuan pertimbangan bagi generasi selanjutnya untuk mengoreksi,
menyempurnakan, mengembangkan, dan menemukan penemuan selanjutnya.

1
Faktor-faktor inilah yang kemudian menjadi spirit dan motivasi bagi pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi. Hal penting yang perlu dicatat
dalam hal ini adalah bahwa pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan harus
diimbangi dengan pengembangan moralitas spiritual, karena sebagaimana kita
tahu bahwa Ilmu pengetahuan hakekatnya adalah bebas nilai, tergantung
bagaimana manusia mempergunakannya. Ilmu pengetahuan bisa berdampak
positif, tetapi ia juga dapat memiliki dampak negatif bagi kehidupan manusia.
Dampak positifnya adalah dapat semakin mempermudah dan memberikan
kenyamanan dalam kehidupan manusia, sementara dampak negatifnya adalah
dapat menghancurkan tatanan kehidupan manusia itu sendiri.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja macam-macam sumber pengetahuan ?
2. Aliran apa saja yang mengemukakan tentang sumber ilmu pengetahuan?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui macam-macam sumber pengetahuan
2. Untuk mengetahui sumber ilmu pengetahuan

D. Manfaat Penulisan
1. Dapat mengetahui macam-macam sumber pengetahuan
2. Dapat mengetahui sumber ilmu pengetahuan

2
BAB II

ISI

A. Pengertian Ilmu Pengetahuan atau Sains

Secara bahasa sience berarti “keadaan atau fakta mengetahui dan sering diambil
dalam arti pengetahuan (knowledge) yang diontraskan dengan intiuisi dan
kepercayaan.

Ilmu pengetahuan yang dimaksud dengan science adalah pengetahuan ilmiah


atau pengetahuan yang bersifat ilmu, Secara ilmu pengetahuan, memenuhi syarat
(hukum) ilmu pengetahuan.

Ilmu pengetahuan itu sendiri perlu ditopang oleh ciri yang berlandaskan asas
ilmiah dan kaidah ilmiah. Adapun yang dimaksud dengan asas ilmiah yakni
proposisi yang mengandung kebenaran umum berdasarkan fakta-fakta yang telah
diamati atau (observasi ilmiah).

Dalam hubungan dengan sistem tersebut, Soejono Soemargono mengemukakan


ada enam jenis sistem yang lazim dipakai dalam ilmu pengetahuan, yakni:

1. Sistem tertutup

2. Sistem terbuka

3. Sistem alami

4. Sistem buatan

5. Sistem berbentuk lingkaran

6. Sistem berbentuk garis lurus

3
B. Sumber-Sumber Ilmu Pengetahuan

1.Indera

Indera digunakan untuk berhubungan dengan dunia fisik atau lingkungan di


sekitar kita. Indera ada bermacam-macam; yang paling pokok ada lima (panca
indera), yakni indera penglihatan (mata) yang memungkinkan kita mengetahui
warna, bentuk, dan ukuran suatu benda; indera pendengaran (telinga) yang
membuat kita membedakan macam-macam suara; indera penciuman (hidung)
untuk membedakan bermacam bau-bauan; indera perasa (lidah) yang membuat
kita bisa membedakan makanan enak dan tidak enak; dan indera peraba (kulit)
yang memungkinkan kita mengetahui suhu lingkungan dan kontur suatu benda.

Pengetahuan lewat indera disebut juga pengalaman, sifatnya empiris dan terukur.
Kecenderungan yang berlebih kepada alat indera sebagai sumber pengetahuan
yang utama, atau bahkan satu-satunya sumber pengetahuan, menghasilkan aliran
yang disebut empirisisme, dengan pelopornya John Locke (1632-1714) dan
David Hume dari Inggris. Mengenai kesahihan pengetahuan jenis ini, seorang
empirisis sejati akan mengatakan indera adalah satu-satunya sumber pengetahuan
yang dapat dipercaya, dan pengetahuan inderawi adalah satu-satunya
pengetahuan yang benar.

Tetapi mengandalkan pengetahuan semata-mata kepada indera jelas tidak


mencukupi. Dalam banyak kasus, penangkapan indera seringkali tidak sesuai
dengan yang sebenarnya. Misalnya pensil yang dimasukkan ke dalam air terlihat
bengkok, padahal sebelumnya lurus. Benda yang jauh terlihat lebih kecil, padahal
ukuran sebenarnya lebih besar. Bunyi yang terlalu lemah atau terlalu keras tidak
bisa kita dengar. Belum lagi kalau alat indera kita bermasalah, sedang sakit atau
sudah rusak, maka kian sulitlah kita mengandalkan indera untuk mendapatkan
pengetahuan yang benar.

2. Akal

Akal atau rasio merupakan fungsi dari organ yang secara fisik bertempat di
dalam kepala, yakni otak. Akal mampu menambal kekurangan yang ada pada
indera. Akallah yang bisa memastikan bahwa pensil dalam air itu tetap lurus, dan
bentuk bulan tetap bulat walaupun tampaknya sabit. Keunggulan akal yang
paling utama adalah kemampuannya menangkap esensi atau hakikat dari sesuatu,
tanpa terikat pada fakta-fakta khusus. Akal bisa mengetahui hakekat umum dari

4
kucing, tanpa harus mengaitkannya dengan kucing tertentu yang ada di rumah
tetangganya, kucing hitam, kucing garong, atau kucing-kucingan.

Akal mengetahui sesuatu tidak secara langsung, melainkan lewat kategori-


kategori atau ide yang inheren dalam akal dan diyakini bersifat bawaan. Ketika
kita memikirkan sesuatu, penangkapan akal atas sesuatu itu selalu sudah
dibingkai oleh kategori. Kategori-kategori itu antara lain substansi, kuantitas,
kualitas, relasi, waktu, tempat, dan keadaan.

Pengetahuan yang diperoleh dengan akal bersifat rasional, logis, atau masuk akal.
Pengutamaan akal di atas sumber-sumber pengetahuan lainnya, atau keyakinan
bahwa akal adalah satu-satunya sumber pengetahuan yang benar, disebut aliran
rasionalisme, dengan pelopornya Rene Descartes (1596-1650) dari Prancis.
Seorang rasionalis umumnya mencela pengetahuan yang diperoleh lewat indera
sebagai semu, palsu, dan menipu.

3. Hati atau Intuisi

Organ fisik yang berkaitan dengan fungsi hati atau intuisi tidak diketahui dengan
pasti; ada yang menyebut jantung, ada juga yang menyebut otak bagian kanan.
Pada praktiknya, intuisi muncul berupa pengetahuan yang tiba-tiba saja hadir
dalam kesadaran, tanpa melalui proses penalaran yang jelas, non-analitis, dan
tidak selalu logis. Intuisi bisa muncul kapan saja tanpa kita rencanakan, baik saat
santai maupun tegang, ketika diam maupun bergerak. Kadang ia datang saat kita
tengah jalan-jalan di trotoar, saat kita sedang mandi, bangun tidur, saat main
catur, atau saat kita menikmati pemandangan alam.

Menurut Henry Bergson intusi adalah hasil dari evolusi dari pemahaman yang
tertinggi. Pengembangan kemampuan ini (intuisi) memerlukan suatu usaha. Ia
juga mengatakan bahwa intuisi adalah suatu pengetahuan yang langsung, yang
mutlak dan bukan pengetahuan yang nisbi.

Menuruutnya, intuisi mengatasi sifat lahiriah pengetahuan simbolis, yang pada


dasarnya bersifat analis, menyeluruh, mutlak, dan tanpa dibantu oleh
penggambaran secara simbolis. Karena itu, intuisi adalah sarana untuk
mengetahui secara langsung dan seketika.

Intuisi bersifat personal dan tidak bisa diramalkan. Sebagai dasar untuk
menyusun pengetahuan secara teratur intuisi tidak dapat diandalkan. Kegiatan
intuisi dan analisis bisa bekerja saling membantu dalam menemukan kebenaran.

5
Bagi Nietzchen intuisi merupakan “intelegensi yang paling tinggi” dan bagi
Maslow intuisi merupakan “pengalaman puncak” (peak experience).

Intuisi disebut juga ilham atau inspirasi. Meskipun pengetahuan intuisi hadir
begitu saja secara tiba-tiba, namun tampaknya ia tidak jatuh ke sembarang orang,
melainkan hanya kepada orang yang sebelumnya sudah berpikir keras mengenai
suatu masalah. Ketika seseorang sudah memaksimalkan daya pikirnya dan
mengalami kemacetan, lalu ia mengistirahatkan pikirannya dengan tidur atau
bersantai, pada saat itulah intuisi berkemungkinan muncul. Oleh karena itu
intuisi sering disebut supra-rasional atau suatu kemampuan yang berada di atas
rasio, dan hanya berfungsi jika rasio sudah digunakan secara maksimal namun
menemui jalan buntu.

Hati bekerja pada wilayah yang tidak bisa dijangkau oleh akal, yakni pengalaman
emosional dan spiritual. Kelemahan akal ialah terpagari oleh kategori-kategori
sehingga hal ini, menurut Immanuel Kant (1724-1804), membuat akal tidak
pernah bisa sampai pada pengetahuan langsung tentang sesuatu sebagaimana
adanya (das ding an sich) atau noumena. Akal hanya bisa menangkap yang
tampak dari benda itu (fenoumena), sementara hati bisa mengalami sesuatu
secara langsung tanpa terhalang oleh apapun, tanpa ada jarak antara subjek dan
objek.

Kecenderungan akal untuk selalu melakukan generalisasi (meng-umumkan) dan


spatialisasi (meruang-ruangkan) membuatnya tidak akan mengerti keunikan-
keunikan dari kejadian sehari-hari. Hati dapat memahami pengalaman-
pengalaman khusus, misalnya pengalaman eksistensial, yakni pengalaman riil
manusia seperti yang dirasakan langsung, bukan lewat konsepsi akal. Akal tidak
bisa mengetahui rasa cinta, hatilah yang merasakannya. Bagi akal, satu jam di
rutan salemba dan satu jam di pantai carita adalah sama, tapi bagi orang yang
mengalaminya bisa sangat berbeda. Hati juga bisa merasakan pengalaman
religius, berhubungan dengan Tuhan atau makhluk-makhluk gaib lainnya, dan
juga pengalaman menyatu dengan alam.

Pengutamaan hati sebagai sumber pengetahuan yang paling bisa dipercaya


dibanding sumber lainnya disebut intuisionisme. Mayoritas filosof Muslim
memercayai kelebihan hati atas akal. Puncaknya adalah Suhrawardi al-Maqtul
(1153-1192) yang mengembangkan mazhab isyraqi (iluminasionisme), dan
diteruskan oleh Mulla Shadra (w.1631). Di Barat, intuisionisme dikembangkan
oleh Henry Bergson.

6
Dalam tradisi filsafat Barat, pertentangan keras terjadi antara aliran empirisisme
dan rasionalisme. Hingga awal abad ke-20, empirisisme masih memegang
kendali dengan kuatnya kecenderungan positivisme di kalangan ilmuwan Barat.
Sedangkan dalam tradisi filsafat Islam, pertentangan kuat terjadi antara aliran
rasionalisme dan intuisionisme (iluminasionisme, ‘irfani), dengan kemenangan
pada aliran yang kedua. Dalam kisah perjalanan Nabi Khidir a.s. dan Musa a.s.,
penerimaan Musa atas tindakan-tindakan Khidir yang mulanya ia pertanyakan
dianggap sebagai kemenangan intuisionisme. Penilaian positif umumnya para
filosof Muslim atas intuisi ini kemungkinan besar dimaksudkan untuk
memberikan status ontologis yang kuat pada wahyu, sebagai sumber
pengetahuan yang lebih sahih daripada rasio.

4. Logika

Logika adalah cara berpikir atau penalaran menuju kesimpulan yang benar.
Aristoteles (384-322 SM) adalah pembangun logika yang pertama. Logika
Aristoteles ini, menurut Immanuel Kant, 21 abad kemudian, tidak mengalami
perubahan sedikit pun, baik penambahan maupun pengurangan.

Aristoteles memerkenalkan dua bentuk logika yang sekarang kita kenal dengan
istilah deduksi dan induksi. Logika deduksi, dikenal juga dengan nama silogisme,
adalah menarik kesimpulan dari pernyataan umum atas hal yang khusus. Contoh
terkenal dari silogisme adalah:

- Semua manusia akan mati (pernyataan umum, premis mayor)

- Budi manusia (pernyataan antara, premis minor)

- Budi akan mati (kesimpulan, konklusi)

Logika induksi adalah kebalikan dari deduksi, yaitu menarik kesimpulan dari
pernyataan-pernyataan yang bersifat khusus menuju pernyataan umum. Contoh:

- Budi adalah manusia, dan ia mati (pernyataan khusus)

- Muhammad, Asep, dll adalah manusia, dan semuanya mati (pernyataan antara)

- Semua manusia akan mati (kesimpulan)

5. Wahyu

7
Selain itu, ada sumber pengetahuan lain yang disebut wahyu. Wahyu adalah
pengetahuan yang disampaikan oleh Allah kepada manusia lewat perantaraan
para Nabi. Para nabi memperoleh pengetahuan dari Tuhan tanpa upaya, tanpa
bersusah payah, tanpa memerlukan waktu untuk memperolehnya. Pengetahuan
mereka terjadi atas kehendak Tuhan semesta. Tuhan mensucikan jiwa mereka
dan diterangkan-Nya pula jiwa mereka untuk memperoleh kebenaran dengan
jalan wahyu.

Wahyu Allah (Agama) berisikan pengetahuan, baik mengenai kehidupan


seseorang yang terjangkau oleh pengalaman, maupun yang mencakup masalah
transedental, seperti latar belakang dan tujuan penciptaan manusia, dunia dan
segenap isinya serta kehidupan diakhirat nanti.

Kepercayaan inilah yang merupakan titik tolak dalam agama dan lewat
pengkajian selanjutnya dapat meningkatkan atau menurunkan kepercayaan itu.
Sedangkan ilmu pengetahuan sebaliknya, yaitu dimulai mengkaji dengan riset,
pengalaman, dan percobaan untuk sampai kepada kebenaran yang faktual.

C. Aliran Tentang Sumber Ilmu Pengetahuan

8
1. Idealisme

Di dalam filsafat, idealisme adalah doktrin yang mengajarkan bahwa hakikat


dunia fisik hanya dapat dipahami dalam ketergantungannya pada jiwa (mind) dan
roh (spirit). Arti filsafat dari kata idealisme ditentukan lebih banyak oleh arti dari
kata ide dari pada kata ideal. W.E Hocking, seorang idealis mengatakan bahwa
kata ideaism lebih tepat digunakan dari pada idealism.

Secara ringkas idealisme mengatakan bahwa realitas terdiri dari ide-ide, pikiran-


pikiran, akan (mind) atau jiwa (self) dan bukan benda material dan kekuatan.
Idealisme menekan mind sebagai hal yang lebih dahulu (primer) dari pada
materi.

Berikut macam-macam idealisme:

a. Idealisme Subjektif

 Idealisme subjektif adalah filsafat yang berpandangan idealis dan bertitik tola
k pada ide manusia atau ide sendiri. Alam dan masyarakat ini tercipta dari ide 
manusia. 

 Segala sesuatu yang timbul dan terjadi di alam atau di masyarakat adalah hasil 
atau karena ciptaan ide manusia atau idenya sendiri, atau dengan kata lain ala
m dan masyarakat hanyalah sebuah ide/fikiran dari dirinya sendiri atau ide ma
nusia.

 Salah satu tokoh terkenal dari aliran ini adalah seorang dari inggris yang berna
ma George Berkeley (1684-1753 M). 

 Menurut Berkeley, segala sesuatu yang tertangkap oleh sensasi/perasaan kita i
tu bukanlah materi yang real dan ada secara objektif.                       

b. Idealisme Objektif

9
 Idealisme Objektif adalah idealisme yang bertitik tolak pada ide di luar ide ma
nusia. Idealisme objektif ini dikatakan bahwa akal menemukan apa yang suda
h terdapat dalam susunan alam.   

 Menurut idealisme objektif segala sesuatu baik dalam alam atau masyarakat a
dalah hasil dari ciptaan ide universil. 

 Pandangan filsafat seperti ini pada dasarnya mengakui sesuatu yang bukan ma
teri, yang ada secara abadi di luar manusia, sesuatu yang bukan materi itu ada 
sebelum dunia alam semesta ini ada, termasuk manusia dan segala pikiran dan 
perasaannya.

c. Idealisme Personal (personalisme)

 Idealisme personal yaitu nilai-nilai perjuangannya untuk menyempurnakan


dirinya.

 Personalisme muncul sebagai protes terhadap materialisme mekanik dan ideal
isme monistik. 

 Bagi seorang personalisme, realitas dasar itu bukanlah pemikiran yang abstrak 
atau proses pemikiran yang khusus, akan tetapi seseorang, suatu jiwa atau seo
rang pemikir.

2. Positivisme

Pengertian Positivisme secara etimologi berasal dari kata positive, yang dalam 
bahasa filsafat bermakna sebagai suatu peristiwa yang benarbenar terjadi, yang 
dapat dialami sebagai suatu realita. Ini berarti, apa yang disebut sebagai positif 
bertentangan denganapa yang hanya ada didalam anganangan (impian), atau 
terdiri dari apa yang hanya merupakan konstruksi atas kreasi kemampuan untuk 
berpikir dari akal manusia.Dapat disimpulkan pengertian positivisme secara term
inologis berarti merupaka suatu paham yang dalam ‘pencapaian kebenarannya be
rsumber dan berpangkal 
pada kejadian yang benarbenar terjadi. Segala hal diluar itu, sama sekali tidak
dikaji dalam positivisme. 

Pada dasarnya positivisme adalah sebuah filsafat yang meyakini bahwa satu satu
nya pengetahuan yang benar adalah yang didasarkanpada pengalaman aktualfisik
al. Pengetahuan demikian hanya bisa dihasilkan melalui penetapan teoriteori mel

10
alui metode saintifik yang ketat, yang karenanya spekulasi metafisis dihindari. 
Positivisme, dalam pengertian diatas dan sebagai pendekatan telah dikenal sejak 
Yunani Kuno. 

Tokoh tokoh yang menganut paham positivisme: 

* Auguste Comte ( 1798 – 1857 ), 

* John Stuart Mill ( 1806 – 1873 ), 

* H. Taine ( 1828 – 1893 ), 

* Emile Durkheim (1852 – 1917 ).

3. Kritisisme 

Kritisisme berasal dari kata kritika  yang merupakan kata kerja dari krinein yang 
artinya  memeriksa dengan teliti, menguji, membeda-bedakan.
Adapun pengetian yang lebih lengkap adalah pengetahuan yang memeriksa 
dengan teliti,apakah pengetahuan kita itusesuai dengan realita dan bagaimanakah 
kesesuainya dengan kehidupan kita. 

Selain itu kritisime juga diartikan sebagai pembelajaran yang menyelidiki
batasan-batasan kemampuan rasio sebagai sumber pengetahuan manusia.
Keseluruhan pengertian tersebut adalah hasil dari buah pemikiran seorang filsuft 
terkenal yang bernama Immanuel kant (1724-1804).

Berikut ini adalah ciri ciri dari aliran kritisisme, yakni:

a. Menganggap bahwa obyek pengenalan itu berpusat pada subjek 
dan bukan pada objek.

b. Menegaskan keterbatasan kemampuan rasio manusia untuk mengetahui real
itas atau hakikat sesuatu, karena rasio hanyalah mampu menjangkau gejalanya 
atau fenomenanya saja.

c. Menjelaskan bahwa pengenalan manusia atas semua sesuatu itu diperoleh 
atas perpaduan antara peranan unsure anaximenes priori yang berasal dari rasio 
serta berupa uang dan waktu dan peranan unsure aposteriori yang berasal dari 
pengalaman yang berupa materi.

11
4. Naturalisme

Naturalisme berasal dari 2 kata yakni “Natural” dan “Isme”. Natural yang berarti 
“Alami” dan Isme yang berarti “Paham”. Sehingga, aliran naturalisme dapat juga 
disebut sebagai Paham Alami. Maksudnya, bahwa setiap manusia yang terlahir 
ke bumi ini pada dasarnya memiliki kecenderungan atau pembawaan yang baik, 
dan tak ada seorangpun terlahir dengan pembawaan yang buruk. Naturalisme 
merupakan teori yang menerima “nature” (alam) sebagai keseluruhan realitas. 
Istilah “nature” telah dipakai dalam filsafat dengan bermacam-macam arti, mulai 
dari dunia fisik yang dapat dilihat oleh manusia, sampai 
kepada sistem total dari fenomena ruang dan waktu.

Natural adalah dunia yang diungkapkan kepada kita oleh sains alam. Istilah natur
alisme adalah kebalikan dari istilah supernaturalisme yang mengandung 
pandangan dualistik terhadap alam dengan adanya kekuatan yang ada (wujud) di 
atas atau di luar alam(Harold H. Titus e.al. 1984).Secara definitif naturalisme 
berasal dari kata “nature.” Kadang pendefinisian “nature” hanya dalam makna 
dunia material saja, sesuatu selain fisik secara otomatis menjadi “supranatural.” 
Tetapi dalam realita, alam terdiri dari alam material dan alam spiritual, masing-
masing dengan hukumnya sendiri.  

Tugas ilmu pengetahuan umumnya dapat dikatakan sebagai menelaah, mengkaji, 
dan menghubungkan semua keteraturan yang teramati. Ilmu pengetahuan bertuju
an menjawab pertanyaan bagaimana dan mengapa. Namun khusus untuk 
kosmologi, pertanyaan ‘mengapa’ ini di titik tertentu mengalami kesulitan yang 
luar biasa.Aliran filsafat naturalisme didukung oleh tiga aliran besar yaitu 
realisme, empirisme dan rasionalisme. Pada dasarnya, semua penganut naturalis
me merupakan penganut realisme, tetapi tidak semua penganut realisme merupak
an penganut naturalisme. Tokoh-tokoh yang menganut aliran naturalisme: 

*Plato. (427 – 347 SM), 

*Aristoteles (384 – 322 SM), 

*William R. Dennes. (Filsuf Modern).

5. Dualisme

Dualisme adalah ajaran atau faham yang memandang alam ini terdiri atas dua 
macam hakikat yaitu hakikat materi dan hakikat rohani.Kedua macam hakikat itu

12
masing-masing bebas berdiri sendiri, sama asasi dan abadi.
Perhubungan antara keduanya itu menciptakan  kehidupan dalam alam. Contoh
yang paling jelas tentang adanya kerja sama kedua hakikat ini adalah terdapat 
dalam diri manusia. 

Tokoh-tokoh aliran ini antara lain adalah :


Plato, Aristoteles, Descartes, Fechner, Arnold Gealinex, Leukippos, Anaxagoros,
Hc. Daugall, A. Schopenhauer.

6. Empirisme

Empirisme adalah aliran yang menjadikan pengalaman sebagai sumber pengetah
uan. Aliran ini beranggapan bahwa pengetahuan diperoleh melalui pengalaman 
dengan cara observasi/pengindraan. Pengalaman merupakan faktor fundamental 
dalam pengetahuan,  ia merupakan sumber dari pengetahuan  manusia. 

Penganut empirisme mengatakan bahwa pengalaman tidak lain akibat suatu 
objek yang merangsang alat-alat indrawi,yang kemudian dipaahami di dalam
otak,akibat dari rangsangan tersebut terbentuklah tanggapan-tanggapan mengenai
objek yang telah merangsang alat-alat indrawi tersebut.

Namun demikian aliran-aliran ini banyak memiliki kelemahah :

(1) indra sifatnya terbatas, 

(2) indra sering menipu, 

(3) objek juga menipu, seperti ilusi/fatamorgana, 

(4) indra dan sekaligus objeknya. 

Jadi, kelemahan empirisme ini karena keterbatasan indra manusia sehingga 
munculnya aliran rasionalisme. Tokoh-tokoh dari aliran ini antar lain:
Francis Bacon, Thomas Hobbes, John Locke, DavidHume, George Berkeley, Her
bert Spences, dan Rogen Bacon.

7. Rasionalisme

Rasionalisme adalah faham atau aliran yang berdasarkan rasio, ide
ide yang masuk akal. Selain itu, tidak ada sumber kebenaran yang hakiki. 

13
Sebagai aliran dalam filsafat yang mengutamakan rasio untuk memperoleh 
pengetahuan dari kebenar-an, rasionalisme selalu berpendapat bahwa akal
merupakan faktor fundamental dalam suatu pengetahuan. Dan menurut 
rasionalisme, pengalaman tidak mungkin dapat menguji kebenaran hukum.Sebab
akibat,karena peristiwa yang tak terhingga dalam kejadian alam ini tidak 
mungkin dapat di observasi.

Rasionalisme tidak mengingkari kegunaan indra dalam memperoleh pengetahua. 
Pengetahuan indra digunakan untuk merangsang akal dan memberikan bahan-
bahan yang menyebabkan akal dapat bekerja.
Akan tetapi, akal juga dapat menghasilkan pengetahuanyang tidak didasarkan 
bahan indra sama sekali. Jadi, akal dapat juga menghasilakn pengetahuan tentang 
objek yang betul-betul abstrak.Tokoh-tokoh aliran ini adalah :
Rene Rescartes, Nicholas Malerbranche, B. De Spinoza, G. W. Leibniz, Christian 
Wolff, dan Blaise Pascal.

8. Pragmatisme

Istilah Pragmatisme berasal dari kata yunani “pragma” yang berati perbuatan 
atau tindakan. “Isme” di sini artinya isme-isme yang lainnya,
yaitu aliran atau ajaran atau paham. Dengan demikian, pragmatisme berarti 
ajaran yang menekankan bahwa pemikiran itu menuruti tindakan. Kriteria 
kebenarannya adalah “faedah” atau “manfaat”. Suatu teori atau hipotesis 
dianggapboleh pragmatisme benar apabila membawa suatu hasil.Pada awal
perkembangannya, pragmatisme lebih merupakan suatu usaha untuk menyatukan
ilmu pengetahuan dan filsafat agar filsafatdapat menjadi ilmiah dan 
berguna bagikehidupan praktis manusia.Pragmatisme telah membawa perubahan 
yangbesar  terhadap budaya Amerika dari lewat abad Ke19 hingga kini.
Falsafah ini merupakan falsafah di antara idea tradisiaonal mengenai realitas dan
model mengenai nihilisme dan tradisionalisme.
Idea tradisonal telah mengatakan bumi ini tetap dan manusia mengetahui hakiki 
mengenai bumi dan perkara nilai murni, sementara nihilisme dan
irasionalisme adalah menolak semua dugaan dan ketentuan.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Secara bahasa sience berarti “keadaan atau fakta mengetahui dan sering diambil
dalam arti pengetahuan (knowledge) yang diontraskan dengan intiuisi dan
kepercayaan. Pada hakekatnya ilmu pengetahuan lahir karena hasrat ingin tahu
dalam diri manusia. Hasrat ingin tahu ini timbul oleh karena tuntutan dan
kebutuhan dalam kehidupan yang terus berkembang. Proses berpikir manusia
menuntut mereka untuk menemukan sebuah metode belajar dari pengalaman dan
memunculkan keinginan untuk menyusun sesuatu hal secara empiris, serta dapat
diukur. Sehingga sesuatu hal yang tidak jelas yang hanya berupa tahu atau
pengetahuan dapat dibuktikan kebenarannya dan dapat dipertanggungjawabkan
pada saat itu. Dari sinilah awal kemenangan ilmu pengetahuan atas mitos-mitos,
dan kepercayaan tradisional yang berlaku di masyarakat.

Macam-Macam Sumber Pengetahuan

1. Indra, yang digunakan untuk berhubungan dengan dunia fisik atau lingkungan
di sekitar kita.

2. Akal atau rasio, merupakan fungsi atau organ yang secara fisik bertempat
didalam kepala yakni ofal. Akal lah yang mampu menambah kekurangan yang
ada pada indra

3. Hati atau instusiorgan fisik yang berkaitan dengan fungsi hati atau intunsi
tidak diketahui dengan pasti ada yang menyebutkan jantung da nada pula yang
menyebutkan otak bagian kanan.

4. Logika adalah cara bepikkir atau penalaran yang menuju kesimpulan yang
benar.aristoteles memperkenalkan dua bentuk logika yang sekarang kita kenal
dengan istilah deduksi dan induksi.

5. Wahyu selain itu ada sumber ilmu pengetahuan yang di sebut dengan wahyu,
wahyu adalah pengetahuan yang di sampaikan oleh Allah kepada manusia lewat
perantara para Nabi.

15
Aliran yang mengemukan tentang Sumber Ilmu Pengetahuan yaitu:

a) Idealisme
b) Positivisme
c) Kritisisme
d) Naturalisme
e) Dualisme
f) Empirisme
g) Rasionalisme
h) Pragmatisme

B. Kritik dan Saran

Demikianlah makalah tentang “Sumber Sumber Sains” sebagaimana yang

telah diuraikan di atas, semoga dapat bermanfaat sebagaimana mestinya. Selain

itu kami juga berharap adanya perbaikan atas segala kekurangan yang terdapat

didalamnya.

16
DAFTAR PUSTAKA

http://misnafebriana96.blogspot.com/2016/10/sumber-sumber-pengetahuan-ilmu-
filsafat.html

http://007indien.blogspot.com/2011/12/sumber-pengetahuan.html

PPT Sumber Sumber Sains

17

Anda mungkin juga menyukai