Disusun oleh :
Kelompok 4
Dosen Pembimbing:
Drs. Mades Fifendy, M. Biomed
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat dan karunia-
Nya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai yang berjudul “SUMBER
SUMBER SAINS”. Tidak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pemikiran dalam menyelesaikan makalah ini sehingga makalah ini dapat
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman kami. Kami yakin masih banyak kekurangan dalam
makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan.............................................................................. 2
D.Manfaat Penulisan............................................................................. 2
BAB II ISI........................................................................................................ 3
A. Kesimpulan...................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Faktor-faktor inilah yang kemudian menjadi spirit dan motivasi bagi pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi. Hal penting yang perlu dicatat
dalam hal ini adalah bahwa pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan harus
diimbangi dengan pengembangan moralitas spiritual, karena sebagaimana kita
tahu bahwa Ilmu pengetahuan hakekatnya adalah bebas nilai, tergantung
bagaimana manusia mempergunakannya. Ilmu pengetahuan bisa berdampak
positif, tetapi ia juga dapat memiliki dampak negatif bagi kehidupan manusia.
Dampak positifnya adalah dapat semakin mempermudah dan memberikan
kenyamanan dalam kehidupan manusia, sementara dampak negatifnya adalah
dapat menghancurkan tatanan kehidupan manusia itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja macam-macam sumber pengetahuan ?
2. Aliran apa saja yang mengemukakan tentang sumber ilmu pengetahuan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui macam-macam sumber pengetahuan
2. Untuk mengetahui sumber ilmu pengetahuan
D. Manfaat Penulisan
1. Dapat mengetahui macam-macam sumber pengetahuan
2. Dapat mengetahui sumber ilmu pengetahuan
2
BAB II
ISI
Secara bahasa sience berarti “keadaan atau fakta mengetahui dan sering diambil
dalam arti pengetahuan (knowledge) yang diontraskan dengan intiuisi dan
kepercayaan.
Ilmu pengetahuan itu sendiri perlu ditopang oleh ciri yang berlandaskan asas
ilmiah dan kaidah ilmiah. Adapun yang dimaksud dengan asas ilmiah yakni
proposisi yang mengandung kebenaran umum berdasarkan fakta-fakta yang telah
diamati atau (observasi ilmiah).
1. Sistem tertutup
2. Sistem terbuka
3. Sistem alami
4. Sistem buatan
3
B. Sumber-Sumber Ilmu Pengetahuan
1.Indera
Pengetahuan lewat indera disebut juga pengalaman, sifatnya empiris dan terukur.
Kecenderungan yang berlebih kepada alat indera sebagai sumber pengetahuan
yang utama, atau bahkan satu-satunya sumber pengetahuan, menghasilkan aliran
yang disebut empirisisme, dengan pelopornya John Locke (1632-1714) dan
David Hume dari Inggris. Mengenai kesahihan pengetahuan jenis ini, seorang
empirisis sejati akan mengatakan indera adalah satu-satunya sumber pengetahuan
yang dapat dipercaya, dan pengetahuan inderawi adalah satu-satunya
pengetahuan yang benar.
2. Akal
Akal atau rasio merupakan fungsi dari organ yang secara fisik bertempat di
dalam kepala, yakni otak. Akal mampu menambal kekurangan yang ada pada
indera. Akallah yang bisa memastikan bahwa pensil dalam air itu tetap lurus, dan
bentuk bulan tetap bulat walaupun tampaknya sabit. Keunggulan akal yang
paling utama adalah kemampuannya menangkap esensi atau hakikat dari sesuatu,
tanpa terikat pada fakta-fakta khusus. Akal bisa mengetahui hakekat umum dari
4
kucing, tanpa harus mengaitkannya dengan kucing tertentu yang ada di rumah
tetangganya, kucing hitam, kucing garong, atau kucing-kucingan.
Pengetahuan yang diperoleh dengan akal bersifat rasional, logis, atau masuk akal.
Pengutamaan akal di atas sumber-sumber pengetahuan lainnya, atau keyakinan
bahwa akal adalah satu-satunya sumber pengetahuan yang benar, disebut aliran
rasionalisme, dengan pelopornya Rene Descartes (1596-1650) dari Prancis.
Seorang rasionalis umumnya mencela pengetahuan yang diperoleh lewat indera
sebagai semu, palsu, dan menipu.
Organ fisik yang berkaitan dengan fungsi hati atau intuisi tidak diketahui dengan
pasti; ada yang menyebut jantung, ada juga yang menyebut otak bagian kanan.
Pada praktiknya, intuisi muncul berupa pengetahuan yang tiba-tiba saja hadir
dalam kesadaran, tanpa melalui proses penalaran yang jelas, non-analitis, dan
tidak selalu logis. Intuisi bisa muncul kapan saja tanpa kita rencanakan, baik saat
santai maupun tegang, ketika diam maupun bergerak. Kadang ia datang saat kita
tengah jalan-jalan di trotoar, saat kita sedang mandi, bangun tidur, saat main
catur, atau saat kita menikmati pemandangan alam.
Menurut Henry Bergson intusi adalah hasil dari evolusi dari pemahaman yang
tertinggi. Pengembangan kemampuan ini (intuisi) memerlukan suatu usaha. Ia
juga mengatakan bahwa intuisi adalah suatu pengetahuan yang langsung, yang
mutlak dan bukan pengetahuan yang nisbi.
Intuisi bersifat personal dan tidak bisa diramalkan. Sebagai dasar untuk
menyusun pengetahuan secara teratur intuisi tidak dapat diandalkan. Kegiatan
intuisi dan analisis bisa bekerja saling membantu dalam menemukan kebenaran.
5
Bagi Nietzchen intuisi merupakan “intelegensi yang paling tinggi” dan bagi
Maslow intuisi merupakan “pengalaman puncak” (peak experience).
Intuisi disebut juga ilham atau inspirasi. Meskipun pengetahuan intuisi hadir
begitu saja secara tiba-tiba, namun tampaknya ia tidak jatuh ke sembarang orang,
melainkan hanya kepada orang yang sebelumnya sudah berpikir keras mengenai
suatu masalah. Ketika seseorang sudah memaksimalkan daya pikirnya dan
mengalami kemacetan, lalu ia mengistirahatkan pikirannya dengan tidur atau
bersantai, pada saat itulah intuisi berkemungkinan muncul. Oleh karena itu
intuisi sering disebut supra-rasional atau suatu kemampuan yang berada di atas
rasio, dan hanya berfungsi jika rasio sudah digunakan secara maksimal namun
menemui jalan buntu.
Hati bekerja pada wilayah yang tidak bisa dijangkau oleh akal, yakni pengalaman
emosional dan spiritual. Kelemahan akal ialah terpagari oleh kategori-kategori
sehingga hal ini, menurut Immanuel Kant (1724-1804), membuat akal tidak
pernah bisa sampai pada pengetahuan langsung tentang sesuatu sebagaimana
adanya (das ding an sich) atau noumena. Akal hanya bisa menangkap yang
tampak dari benda itu (fenoumena), sementara hati bisa mengalami sesuatu
secara langsung tanpa terhalang oleh apapun, tanpa ada jarak antara subjek dan
objek.
6
Dalam tradisi filsafat Barat, pertentangan keras terjadi antara aliran empirisisme
dan rasionalisme. Hingga awal abad ke-20, empirisisme masih memegang
kendali dengan kuatnya kecenderungan positivisme di kalangan ilmuwan Barat.
Sedangkan dalam tradisi filsafat Islam, pertentangan kuat terjadi antara aliran
rasionalisme dan intuisionisme (iluminasionisme, ‘irfani), dengan kemenangan
pada aliran yang kedua. Dalam kisah perjalanan Nabi Khidir a.s. dan Musa a.s.,
penerimaan Musa atas tindakan-tindakan Khidir yang mulanya ia pertanyakan
dianggap sebagai kemenangan intuisionisme. Penilaian positif umumnya para
filosof Muslim atas intuisi ini kemungkinan besar dimaksudkan untuk
memberikan status ontologis yang kuat pada wahyu, sebagai sumber
pengetahuan yang lebih sahih daripada rasio.
4. Logika
Logika adalah cara berpikir atau penalaran menuju kesimpulan yang benar.
Aristoteles (384-322 SM) adalah pembangun logika yang pertama. Logika
Aristoteles ini, menurut Immanuel Kant, 21 abad kemudian, tidak mengalami
perubahan sedikit pun, baik penambahan maupun pengurangan.
Aristoteles memerkenalkan dua bentuk logika yang sekarang kita kenal dengan
istilah deduksi dan induksi. Logika deduksi, dikenal juga dengan nama silogisme,
adalah menarik kesimpulan dari pernyataan umum atas hal yang khusus. Contoh
terkenal dari silogisme adalah:
Logika induksi adalah kebalikan dari deduksi, yaitu menarik kesimpulan dari
pernyataan-pernyataan yang bersifat khusus menuju pernyataan umum. Contoh:
- Muhammad, Asep, dll adalah manusia, dan semuanya mati (pernyataan antara)
5. Wahyu
7
Selain itu, ada sumber pengetahuan lain yang disebut wahyu. Wahyu adalah
pengetahuan yang disampaikan oleh Allah kepada manusia lewat perantaraan
para Nabi. Para nabi memperoleh pengetahuan dari Tuhan tanpa upaya, tanpa
bersusah payah, tanpa memerlukan waktu untuk memperolehnya. Pengetahuan
mereka terjadi atas kehendak Tuhan semesta. Tuhan mensucikan jiwa mereka
dan diterangkan-Nya pula jiwa mereka untuk memperoleh kebenaran dengan
jalan wahyu.
Kepercayaan inilah yang merupakan titik tolak dalam agama dan lewat
pengkajian selanjutnya dapat meningkatkan atau menurunkan kepercayaan itu.
Sedangkan ilmu pengetahuan sebaliknya, yaitu dimulai mengkaji dengan riset,
pengalaman, dan percobaan untuk sampai kepada kebenaran yang faktual.
8
1. Idealisme
a. Idealisme Subjektif
Idealisme subjektif adalah filsafat yang berpandangan idealis dan bertitik tola
k pada ide manusia atau ide sendiri. Alam dan masyarakat ini tercipta dari ide
manusia.
Segala sesuatu yang timbul dan terjadi di alam atau di masyarakat adalah hasil
atau karena ciptaan ide manusia atau idenya sendiri, atau dengan kata lain ala
m dan masyarakat hanyalah sebuah ide/fikiran dari dirinya sendiri atau ide ma
nusia.
Salah satu tokoh terkenal dari aliran ini adalah seorang dari inggris yang berna
ma George Berkeley (1684-1753 M).
Menurut Berkeley, segala sesuatu yang tertangkap oleh sensasi/perasaan kita i
tu bukanlah materi yang real dan ada secara objektif.
b. Idealisme Objektif
9
Idealisme Objektif adalah idealisme yang bertitik tolak pada ide di luar ide ma
nusia. Idealisme objektif ini dikatakan bahwa akal menemukan apa yang suda
h terdapat dalam susunan alam.
Menurut idealisme objektif segala sesuatu baik dalam alam atau masyarakat a
dalah hasil dari ciptaan ide universil.
Pandangan filsafat seperti ini pada dasarnya mengakui sesuatu yang bukan ma
teri, yang ada secara abadi di luar manusia, sesuatu yang bukan materi itu ada
sebelum dunia alam semesta ini ada, termasuk manusia dan segala pikiran dan
perasaannya.
c. Idealisme Personal (personalisme)
Personalisme muncul sebagai protes terhadap materialisme mekanik dan ideal
isme monistik.
Bagi seorang personalisme, realitas dasar itu bukanlah pemikiran yang abstrak
atau proses pemikiran yang khusus, akan tetapi seseorang, suatu jiwa atau seo
rang pemikir.
2. Positivisme
Pengertian Positivisme secara etimologi berasal dari kata positive, yang dalam
bahasa filsafat bermakna sebagai suatu peristiwa yang benarbenar terjadi, yang
dapat dialami sebagai suatu realita. Ini berarti, apa yang disebut sebagai positif
bertentangan denganapa yang hanya ada didalam anganangan (impian), atau
terdiri dari apa yang hanya merupakan konstruksi atas kreasi kemampuan untuk
berpikir dari akal manusia.Dapat disimpulkan pengertian positivisme secara term
inologis berarti merupaka suatu paham yang dalam ‘pencapaian kebenarannya be
rsumber dan berpangkal
pada kejadian yang benarbenar terjadi. Segala hal diluar itu, sama sekali tidak
dikaji dalam positivisme.
Pada dasarnya positivisme adalah sebuah filsafat yang meyakini bahwa satu satu
nya pengetahuan yang benar adalah yang didasarkanpada pengalaman aktualfisik
al. Pengetahuan demikian hanya bisa dihasilkan melalui penetapan teoriteori mel
10
alui metode saintifik yang ketat, yang karenanya spekulasi metafisis dihindari.
Positivisme, dalam pengertian diatas dan sebagai pendekatan telah dikenal sejak
Yunani Kuno.
Tokoh tokoh yang menganut paham positivisme:
* Auguste Comte ( 1798 – 1857 ),
* John Stuart Mill ( 1806 – 1873 ),
* H. Taine ( 1828 – 1893 ),
* Emile Durkheim (1852 – 1917 ).
3. Kritisisme
Kritisisme berasal dari kata kritika yang merupakan kata kerja dari krinein yang
artinya memeriksa dengan teliti, menguji, membeda-bedakan.
Adapun pengetian yang lebih lengkap adalah pengetahuan yang memeriksa
dengan teliti,apakah pengetahuan kita itusesuai dengan realita dan bagaimanakah
kesesuainya dengan kehidupan kita.
Selain itu kritisime juga diartikan sebagai pembelajaran yang menyelidiki
batasan-batasan kemampuan rasio sebagai sumber pengetahuan manusia.
Keseluruhan pengertian tersebut adalah hasil dari buah pemikiran seorang filsuft
terkenal yang bernama Immanuel kant (1724-1804).
Berikut ini adalah ciri ciri dari aliran kritisisme, yakni:
a. Menganggap bahwa obyek pengenalan itu berpusat pada subjek
dan bukan pada objek.
b. Menegaskan keterbatasan kemampuan rasio manusia untuk mengetahui real
itas atau hakikat sesuatu, karena rasio hanyalah mampu menjangkau gejalanya
atau fenomenanya saja.
c. Menjelaskan bahwa pengenalan manusia atas semua sesuatu itu diperoleh
atas perpaduan antara peranan unsure anaximenes priori yang berasal dari rasio
serta berupa uang dan waktu dan peranan unsure aposteriori yang berasal dari
pengalaman yang berupa materi.
11
4. Naturalisme
Naturalisme berasal dari 2 kata yakni “Natural” dan “Isme”. Natural yang berarti
“Alami” dan Isme yang berarti “Paham”. Sehingga, aliran naturalisme dapat juga
disebut sebagai Paham Alami. Maksudnya, bahwa setiap manusia yang terlahir
ke bumi ini pada dasarnya memiliki kecenderungan atau pembawaan yang baik,
dan tak ada seorangpun terlahir dengan pembawaan yang buruk. Naturalisme
merupakan teori yang menerima “nature” (alam) sebagai keseluruhan realitas.
Istilah “nature” telah dipakai dalam filsafat dengan bermacam-macam arti, mulai
dari dunia fisik yang dapat dilihat oleh manusia, sampai
kepada sistem total dari fenomena ruang dan waktu.
Natural adalah dunia yang diungkapkan kepada kita oleh sains alam. Istilah natur
alisme adalah kebalikan dari istilah supernaturalisme yang mengandung
pandangan dualistik terhadap alam dengan adanya kekuatan yang ada (wujud) di
atas atau di luar alam(Harold H. Titus e.al. 1984).Secara definitif naturalisme
berasal dari kata “nature.” Kadang pendefinisian “nature” hanya dalam makna
dunia material saja, sesuatu selain fisik secara otomatis menjadi “supranatural.”
Tetapi dalam realita, alam terdiri dari alam material dan alam spiritual, masing-
masing dengan hukumnya sendiri.
Tugas ilmu pengetahuan umumnya dapat dikatakan sebagai menelaah, mengkaji,
dan menghubungkan semua keteraturan yang teramati. Ilmu pengetahuan bertuju
an menjawab pertanyaan bagaimana dan mengapa. Namun khusus untuk
kosmologi, pertanyaan ‘mengapa’ ini di titik tertentu mengalami kesulitan yang
luar biasa.Aliran filsafat naturalisme didukung oleh tiga aliran besar yaitu
realisme, empirisme dan rasionalisme. Pada dasarnya, semua penganut naturalis
me merupakan penganut realisme, tetapi tidak semua penganut realisme merupak
an penganut naturalisme. Tokoh-tokoh yang menganut aliran naturalisme:
*Plato. (427 – 347 SM),
*Aristoteles (384 – 322 SM),
*William R. Dennes. (Filsuf Modern).
5. Dualisme
Dualisme adalah ajaran atau faham yang memandang alam ini terdiri atas dua
macam hakikat yaitu hakikat materi dan hakikat rohani.Kedua macam hakikat itu
12
masing-masing bebas berdiri sendiri, sama asasi dan abadi.
Perhubungan antara keduanya itu menciptakan kehidupan dalam alam. Contoh
yang paling jelas tentang adanya kerja sama kedua hakikat ini adalah terdapat
dalam diri manusia.
6. Empirisme
Empirisme adalah aliran yang menjadikan pengalaman sebagai sumber pengetah
uan. Aliran ini beranggapan bahwa pengetahuan diperoleh melalui pengalaman
dengan cara observasi/pengindraan. Pengalaman merupakan faktor fundamental
dalam pengetahuan, ia merupakan sumber dari pengetahuan manusia.
Penganut empirisme mengatakan bahwa pengalaman tidak lain akibat suatu
objek yang merangsang alat-alat indrawi,yang kemudian dipaahami di dalam
otak,akibat dari rangsangan tersebut terbentuklah tanggapan-tanggapan mengenai
objek yang telah merangsang alat-alat indrawi tersebut.
(1) indra sifatnya terbatas,
(2) indra sering menipu,
(3) objek juga menipu, seperti ilusi/fatamorgana,
(4) indra dan sekaligus objeknya.
Jadi, kelemahan empirisme ini karena keterbatasan indra manusia sehingga
munculnya aliran rasionalisme. Tokoh-tokoh dari aliran ini antar lain:
Francis Bacon, Thomas Hobbes, John Locke, DavidHume, George Berkeley, Her
bert Spences, dan Rogen Bacon.
7. Rasionalisme
Rasionalisme adalah faham atau aliran yang berdasarkan rasio, ide
ide yang masuk akal. Selain itu, tidak ada sumber kebenaran yang hakiki.
13
Sebagai aliran dalam filsafat yang mengutamakan rasio untuk memperoleh
pengetahuan dari kebenar-an, rasionalisme selalu berpendapat bahwa akal
merupakan faktor fundamental dalam suatu pengetahuan. Dan menurut
rasionalisme, pengalaman tidak mungkin dapat menguji kebenaran hukum.Sebab
akibat,karena peristiwa yang tak terhingga dalam kejadian alam ini tidak
mungkin dapat di observasi.
Rasionalisme tidak mengingkari kegunaan indra dalam memperoleh pengetahua.
Pengetahuan indra digunakan untuk merangsang akal dan memberikan bahan-
bahan yang menyebabkan akal dapat bekerja.
Akan tetapi, akal juga dapat menghasilkan pengetahuanyang tidak didasarkan
bahan indra sama sekali. Jadi, akal dapat juga menghasilakn pengetahuan tentang
objek yang betul-betul abstrak.Tokoh-tokoh aliran ini adalah :
Rene Rescartes, Nicholas Malerbranche, B. De Spinoza, G. W. Leibniz, Christian
Wolff, dan Blaise Pascal.
8. Pragmatisme
Istilah Pragmatisme berasal dari kata yunani “pragma” yang berati perbuatan
atau tindakan. “Isme” di sini artinya isme-isme yang lainnya,
yaitu aliran atau ajaran atau paham. Dengan demikian, pragmatisme berarti
ajaran yang menekankan bahwa pemikiran itu menuruti tindakan. Kriteria
kebenarannya adalah “faedah” atau “manfaat”. Suatu teori atau hipotesis
dianggapboleh pragmatisme benar apabila membawa suatu hasil.Pada awal
perkembangannya, pragmatisme lebih merupakan suatu usaha untuk menyatukan
ilmu pengetahuan dan filsafat agar filsafatdapat menjadi ilmiah dan
berguna bagikehidupan praktis manusia.Pragmatisme telah membawa perubahan
yangbesar terhadap budaya Amerika dari lewat abad Ke19 hingga kini.
Falsafah ini merupakan falsafah di antara idea tradisiaonal mengenai realitas dan
model mengenai nihilisme dan tradisionalisme.
Idea tradisonal telah mengatakan bumi ini tetap dan manusia mengetahui hakiki
mengenai bumi dan perkara nilai murni, sementara nihilisme dan
irasionalisme adalah menolak semua dugaan dan ketentuan.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara bahasa sience berarti “keadaan atau fakta mengetahui dan sering diambil
dalam arti pengetahuan (knowledge) yang diontraskan dengan intiuisi dan
kepercayaan. Pada hakekatnya ilmu pengetahuan lahir karena hasrat ingin tahu
dalam diri manusia. Hasrat ingin tahu ini timbul oleh karena tuntutan dan
kebutuhan dalam kehidupan yang terus berkembang. Proses berpikir manusia
menuntut mereka untuk menemukan sebuah metode belajar dari pengalaman dan
memunculkan keinginan untuk menyusun sesuatu hal secara empiris, serta dapat
diukur. Sehingga sesuatu hal yang tidak jelas yang hanya berupa tahu atau
pengetahuan dapat dibuktikan kebenarannya dan dapat dipertanggungjawabkan
pada saat itu. Dari sinilah awal kemenangan ilmu pengetahuan atas mitos-mitos,
dan kepercayaan tradisional yang berlaku di masyarakat.
1. Indra, yang digunakan untuk berhubungan dengan dunia fisik atau lingkungan
di sekitar kita.
2. Akal atau rasio, merupakan fungsi atau organ yang secara fisik bertempat
didalam kepala yakni ofal. Akal lah yang mampu menambah kekurangan yang
ada pada indra
3. Hati atau instusiorgan fisik yang berkaitan dengan fungsi hati atau intunsi
tidak diketahui dengan pasti ada yang menyebutkan jantung da nada pula yang
menyebutkan otak bagian kanan.
4. Logika adalah cara bepikkir atau penalaran yang menuju kesimpulan yang
benar.aristoteles memperkenalkan dua bentuk logika yang sekarang kita kenal
dengan istilah deduksi dan induksi.
5. Wahyu selain itu ada sumber ilmu pengetahuan yang di sebut dengan wahyu,
wahyu adalah pengetahuan yang di sampaikan oleh Allah kepada manusia lewat
perantara para Nabi.
15
Aliran yang mengemukan tentang Sumber Ilmu Pengetahuan yaitu:
a) Idealisme
b) Positivisme
c) Kritisisme
d) Naturalisme
e) Dualisme
f) Empirisme
g) Rasionalisme
h) Pragmatisme
itu kami juga berharap adanya perbaikan atas segala kekurangan yang terdapat
didalamnya.
16
DAFTAR PUSTAKA
http://misnafebriana96.blogspot.com/2016/10/sumber-sumber-pengetahuan-ilmu-
filsafat.html
http://007indien.blogspot.com/2011/12/sumber-pengetahuan.html
17