Anda di halaman 1dari 5

ASAM FOLAT DAN DIARE AKUT PADA BALITA

Diare didefinisikan sebagai pertambahan volume dan berairnya dari feses serta
perubahan konsistensi, diare akut adalah penyebab tersering dari terjadinya
penyakit diare yang beronset cepat, terdapat nausea, nyeri perut, gejala sistemik
dan malnutrisi.

Diare menjadi penyebab tersering morbiditas dan mortalitas pada anak di negara
berkembang. Angka mortalitas anak usia kurang dari 5 tahun adalah yang
tertinggi pada penyakit diare. Viral patogen adalah jumlah tersering yang
menyebabkan diare yaitu sekitar 70% diare akut pada anak dengan rotavirus yang
paling sering. Studi sebelumnya di Denmark menunjukkan bahwa patogen
tersering yang menyerang anak usia kurang dari 5 tahun adalah rotavirus.

Manajemen terpenting dari diare akut pada infan dan anak adalah berfokus pada
rehidrasi untuk memperbaiki dehidrasi dan perbaikan nutrisi selama dan sesudah
terkena diare. Saat rehidrasi dilakukan untuk mengurangi durasi dari diare,
penggunaan obat adalah penting, terutama pada negara berkembang.

Asam folat terbukti mengurangi gejala dari diare akut. Rotavirus menghambat vili
– vili pada usus halus untuk mencerna makanan, sel dari fili – vili tersebut
terpisah karena migrasi sel dari krypte ke Lieberkun. Asam folat adalah kunci
utama pada sintesis DNA dan membantu regenerasi dari epitel pada mukosa usus
halus dengan cara mempercepat generalisasi dari cell yang berbahaya.

Tujuan dari studi ini adalah menjelaskan efek dari asam folat untuk mengurangi
beberapa gejala diare akut pada balita.

METODE

Studi ini menggunakan single-blind, randomized controlled trial di Kecamatan


Secanggang, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara dari bulan Agustus
2009 hingga bulan Januari 2010. Kriteria inklusi yang digunakan adalah semua
anak berusia 6 bulan hingga 5 tahun dengan diare akut. Anak dengan gejala
dehidrasi, kolera, anak yang mendapatkan asam folat, dan penyakit lainnya
(malnutrisi, encephalitis, meningitis, sepsis, bronchopneumonia dan tuberkulosis)
dimasukkan kedalam kriteria eksklusi. Semua partisipan diberikan informed
concent kepada orang tuanya, yang telah disetujui oleh komite etik penelitian
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

WHO mendefinisikan diare dengan buang air besar 3 atau lebih dalam sehari
dengan konsistensi lunak atau cair. Recovery dari diare ditentukan dari buang air
besar kurang dari 3 kali sehari, konsistensi yang menjadi normal dan volume feses
yang normal (kurang dari 200 ml per hari), selama 48 jam.

Selama perekrutan subjek berdasarkan standart yang ditentukan melalui


anamnesis dan pemeriksaan fisik yang ditunjukkan oleh pemeriksa. Setelah semua
didapat, balita di acak untuk menerima 5mg asam folat atau placebo selama 24
jam selama 5 hari. Studi ini melibatkan 56 subjek dalam tiap grup. Asam folat dan
placebo diidentitaskan dari tampilan dan pembungkusan pada kontainer. Subjek
juga mendapatkan terapi rehidrasi menganut pada aturan WHO dengan cairan
rehidrasi oral.

Setelah mendapatkan izin penelitian, subjek diukur frekuensi dan volume diare,
konsistensi feses, dan durasi dari diare saat dan setelah menerima terapi. Semua
balita diisolasi selama studi ini berlangsung selama 5 hari.

Efek dari asam folat dan placebo pada frekuensi buang air besar, serta durasi diare
akan digunakan test independent T-Test. Efek dari konsistensi feses akan
dilakukan uji Chi-Square test. Hasil akan dipertimbangkan untuk dilakukan uji
statistik, signifikan bila nilai P < 0,05 dengan 95% convidence intervals (95%CI)

HASIL

123 balita dengan diare akut mengunjungi klinik. 11 balita tereksklusi karena
menderita malnutrisi (8 balita), gejala dehidrasi (1 balita) dan penolakan orang tua
(2 balita). Total yang dimasukkan kedalam stusi sebanyak 112 subjek yang diacak
untuk mendapatkan asam folat 5mg (n=56) atau placebo (n=56) dosis per hari
selama 5 hari.
Mengacu pada karekteristik, usia rata – rata pada subjek yang menerima asam
folat dan placebo adalah 22,6 bulan dan 25,6 bulan. Jenis kelamin tercantumkan
dan rasio berat badan terukur berdasarkan status nutisional.

Subjek dengan beberapa gejala sebelum mendapatkan terapi. Tidak ada perbedaan
statistik yang signifikan antara pemberian asam folat maupun placebo dalam
waktu 24 jam volume feses, konsistensi cair, durasi diare, dan tanpa dehidrasi.

Gejala diare diukur setelah 5 hari pengobatan, yang menunjukkan perbedaan


signifikan dari terapi frekuensi diare antara asam folat dan placebo terjadi pada
hari ketiga saat terapi hingga hari kelima.

Konsistensi feses tiap episode selama pemberian terapi juga dilakukan penilaian.
Berawal hari kedua saat terapi, beberapa balita grup asam folat dengan diare cair
dibandingkan dengan grup placebo dan dilanjutkan hingga hari kelima terapi.

Pada hari kedua, volume feses secara signifikan berkurang pada pemberian asam
folat dibandingkan pada placebo. Perbedaan signifikan ini dilanjutkan hingga hari
kelima.

Durasi diare dari diare akut diperiksa dikedua grup. Pemeriksaan recovery dari
diare akut secara dua cara, yaitu waktu recovery dan waktu sejak awal gejala
hingga sembuh di asam folat lebih rendah secara signifikan dari placebo. Durasi
diare akut dari hari pertama hingga recovery juga berbeda signifikan antara asam
folat dengan placebo.

DISKUSI

Pada studi ini direkrut subjek dengan diare. Rata – rata subjek mengalami diare
5,3 kali dalam 24 jam. Konsistensi cair dan lunak, volume 76 ml per kali, dan
durasi diare selama 30,8 jam. Subjek berdasarakan kurang dari 6 bulan di eksklusi
karena masih membutuhkan ASI eksklusif. Status dehidrasi juga diperiksa dan
diobati mengacu pada acuan WHO, namun kebanyakan subjek tidak dehidrasi.
Pada negara berkembang, diare merupakan satu dari penyebab utama morbiditas
dan mortalitas pada balita dengan rata – rata episode diare pertahun 3,2. 21% dari
masa kanak – kanak pada balita di negeri ini berhubungan dengan diare. 2,5 juta
meninggal per tahun.

Kurangnya ASI eksklusif menambah dari terapi rehidrasi, malnutrisi berat,


seringnya muntah, dan diare, status sosial ekonomi yang rendah, dan menambah
hubungan infeksi berat dengan faktor resiko pada perkembangan dehidrasi di anak
dengan diare. Meskipun, beberapa studi mempunyai pemeriksaan spesifik sifat
dari mikoorganisme pada etiologi diare dehidrasi. Banyak perbedaan patogen,
termasuk bakteri, virus, dan parasit yang menjadi penyebab diare.

Walaupun studi ini tidak dapat menemukan mikroorganisme yang menyebabkan


diare, rotavirus telah dikenal sebagai penyebab dari diare akut pada balita di
negara berkembang maupun negara maju. Usia puncak infeksi diantara 6 bulan
hingga 2 tahun, dan penyebaran bisa melalui fekal oral maupun respirasi. Studi
dari Lima, Peru pada anak dibawah 5 tahun dengan diare rotavirus, 52% inpatien
dan 35% outpatien dari rotavirus. Pada wabah diare akut yang dilaporkan di
Kupang, Nusa Tenggara, Indonesia pada bulan Agustus 2002, rotavirus ditemukan
sebagai agen etiologi, dengan serotipe 1. Dicurigai kausa dari diare akut adalah
rotavirus karena subjek terdiri dari anak usia 6 bulan sampai 60 bulan.

Hasil dari Afrika Selatan menunjukkan bahwa asam folat oral signifikan
mengurangi durasi dari diare akut pada anak. Asam folat, vitamin larut air, simpel,
murah, dan relatif aman untuk manusia. Infeksi rotavirus. Infeksi rotavirus, yaitu
infeksi tersering pada kasus diare cair akut anak.

Asam folat merupakan vitamin yang secara koenzim berfungsi sebagai transfer
carbon untuk remethilasi dari homosistein ke metionin, sintesis timidilat dan purin
serta formasi metil grup dibutuhkan untuk beberapa reaksi biologis. Absorbsi dari
monoglutamil folat melewati transport proses saturasi pada pH asam. Penelitian di
Bangladesh melaporkan bahwa terapi asam folat tidak memberikan manfaat pada
infan dan balita, hanya sebagai terapi diare cair akut. Namun, studi itu dipatahkan
oleh studi ini bahwa asam folat bermanfaat untuk pengobatan diare cair akut pada
anak usia 6 bulan sampai 60 bulan. Dengan dosis oral 3x5mg perhari selama 5
hari mengurangi frekuensi, volume, dan durasi diare cair akut hingga sembuh.

Studi yang dilakukan di Bangladesh pada anak laki – laki usia 6 – 23 bulan
dengan riwayat diare cair akut kurang dari 72 jam dengan gejala lain yaitu
dehidrasi. Hal ini berbeda dengan studi ini dimana dilakukan pada usia 6 – 60
bulan termasuk perempuan, dan beberapa perbedaan status ekonomi. Diare akut
tanpa pengobatan umumnya akan sembuh dalam waktu 7 hingga 10 hari tanpa
pengobatan. Namun karena durasi rata – rata diare dari gejala inisial adalah 5 hari
pada grup asam folat, maka dapat diobservasi selama 5 hari dan lebih singkat.

Kesimpulan, studi ini menunjukkan bahwa asam folat memberikan tambahan


cairan dan elektrolit terapi dibutuhkan, serta beberapa terapi tambahan bermanfaat
untuk infan dan balita dengan diare cair akut.

Anda mungkin juga menyukai