Anda di halaman 1dari 2

D.

Dampak Ekonomi
1) Pemerintahan Daendels (1808-1811)
Tujuan dikirim nya Daendels ke jawa adalah untuk memperkuat pertahankan jawa sebagai basis
melawan inggris di samudra hindia. Dalam rangka mempertahankan jawa dari serangan inggris,
Daendels membuat kebijakan yaitu:
A. Membuat Grote Poster (jalan raya pos) dari anyer sampai panarukan
B. Mendirikan benteng-benteng pertahanan sebagai antisipasi terhadap serangan tentara inggris
yang ingin menguasai jawa.
C. Membangun pangkalan laut di Merak dan Ujung Kulon.
D. Menambah jumlah pasukan perang dari 4.000 menjadi 18.000 orang yang sebagian besar orang
Indonesia.
E. Mendirikan pabrik senjata di semarang dan surabaya.
Pada bulan Mei 1811 Daendels digantikan oleh Willem Janssens. Janssens menyerah kepada
inggris di dekat salatiga setelah gagal menahan serangan inggris di semarang.
Pada tahun 1811 prancis menyerah kepada inggris di daerah Tuntang. Pemerintah kolonial belanda
terpaksa menandatangani perjanjian yang disebut Kapitulasi Tuntang, yang berisi:
A. Pulau jawa dan sekitar nya yang dikuasai belanda diserahkan pada inggris.
B. Semua tentara belanda menjadi tawanan inggris.

C. Orang-orang belanda dapat dipekerjakan dalam pemerintahan Inggris .

2) Pemerintahan Inggris
Indonesia mulai tahun 1811 berada dibawah kekuasaan inggris. Inggris menunjuk
Thomas Stanford Raffles sebagai letnan gubernur jendral di indonesia. Beberapa kebijakan
Raffles sebagai berikut:
A. Jenis penyerahan wajib pajak dan rodi harus di hapus
B. Rakyat di beri kebebasan untuk menentukan tanaman yang ditanam
C. Tanah merupakan milik pemerintah dan petani hanya dianggap sebagai penggarap tanah
D. Bupati diangkat sebagai pegawai pemerintahan
Akibat dari kebijakan tersebut, maka penggarap tanah harus membayar pajak kepada
pemerintah sebagai uang sewa. Sistem itu di sebut Landrent/sewa tanah. Ketentuan sistem
tersebut adalah:
A. Petani ahrus menyewa tanah meskipun dia adalah pemilik tanah tersebut
B. Harga sewa tanah tergantung kepada kondisi tanah
C. Pembayaran sewa tanah dilakukan dengn uang tunai
D. Bagi yang tidak memiliki tanah dikenakan pajak berkepala
Raffles berkuasa dalam waktu cukup singkat karena belanda kembali menguasai indonesia.
Tahun 1813 terjadi perang Lipzig dan dimenangkan oleh inggris. Pada tahun itu
menghasilkan perjanjian London yang isinya menyepakati bahwa semua daerah di indonesia
yang pernah dikuasai belanda harus di kembalikan lagi oleh inggris kepada belanda, kecuali
bangka, belitung, dan bengkulu. Penyerahan daerah itu dilaksanakan pada tahun 1816 dan
mulai tahun itu pemerintah hindia belanda kembali berkuasa di Indonesia.

3) Masa Sistem Tanam Paksa (Cultuur Stelsel)


Selama periode antara tahun 1816 dan 1830 pemerintah hindia belanda dihadapkan
berbagai peperangan seperti perang padri dan perang jawa. Peperangan tersebut merupaka
perang besar dan memakan biaya yang banyak. Bahkan, menyebabkan pemerintahan hindia
belanda mengalami kesulitan keuangan. Hasil sewa tanah selama ini yang dijalankan tidak
dapat menutupi kondisi keuangan yang ada. Oleh karena itu, Pemerintah hindia belanda
dibawah pimpinan gubernur jendral Van den Bosch memberlakukan sistem baru yang disebut
sistem tanam paksa(cultuur stelsel). Ciri utama sistem ini adalah keharusan bagi rakyat untuk
membayar pajak dalam bentuk hasil pertanian, khususnya kopi, teh dan nila. Hasil pajak itu
di kirimkan ke belanda.
Adapun ketentuan-ketentuan pokok dalam pelaksanaan sistem tanam paksa adalah:
A. Sebagian tanah penduduk harus ditnami oleh tanaman-tanaman yang dapat dijual
dipasaran eropa.
B. Tanah pertanian yang disediakan oleh penduduk tidak boleh melebihi seperlima dari tanah
yang dimiliki oleh penduduk desa.
C. Untuk menananm tanaman yang diwajibkan waktunya tidak boleh melebihi waktu
menanam padi.
D. Bagian tanah yang digunakan untuk menanam tanaman dagangan tersebut dibebaskan dari
pajak
E. Kegagalan panen yang disebabkan karena kesalahan petani maka kerugian ditanggung
pemerintah kolonial
F. Apabila hasil panen melebihi dari pajak tanah yang harus dibayar maka selisihnya harus
diserahkan kepada pemerintah kolonial
G. Dalam pelaksanaan, penduduk berada dibawah pengawasan kepala desa atau bupati.

Anda mungkin juga menyukai