Anda di halaman 1dari 4

Tugas Perencanaan Pembelajaran

Dosen Pengampu : Dra. Sularmi, M.Pd


Alfania Putri Fortuna | K7118017 | 5A

1. Kemukaan konsep perencanaan pembelajaran dan arti tentang pengajaran!


a. Konsep Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran terdiri dari penggalan kata “perencanaan”
dan “pembelajaran”. Perencanaan adalah menentukan apa yang akan
dilakukan. Sedangkan pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan
oleh para guru dalam membimbing, membantu, dan mengarahkan peserta
didik untuk memiliki pengalaman belajar (Ananda, 2019). Sedangkan
perencanaan pembelajaran adalah sebuah proses, disiplin ilmu pengetahuan,
realitas, sistem dan teknologi pembelajaran yang bertujuan agar pelaksanaan
pembelajaran berjalan dengan efektif dan efisien (Majid, 2013). Jadi,
Perencanaan pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu rangkaian yang
saling berhubungan dan saling menunjang antara berbagai unsur atau
komponen yang ada didalam pembelajaran, atau dengan pengertian lain
yaitu suatu proses mengatur, mengkoordinasi, dan menetapkan unsure-unsur
atau komponen-komponen pembelajaran.
Konsep perencanaan pembelajaran dapat dilihat dari berbagai sudut
pandang (Jufri, 2016), yaitu:
1) Perencanaan pembelajaran sebagai teknologi adalah suatu perencanaan
yang mendorong penggunaan teknik-teknik yang dapat
mengembangkan tingkah laku kognitif dan teori-teori konstruktif
terhadap solusi dan problem-problem pengajaran.
2) Perencanaan pembelajaran sebagai suatu sistem adalah subuah susunan
dari sumber-sumber dan prosedur-prosedur untuk menggerakkan
pembelajaran. Pengembangan sistem pengajaran melalui proses yang
sistematik selanjutnya diimplementasikan dengan mengacu pada sistem
perencanaan itu.

b. Pengajaran
Menurut Degeng yang dikutip Jufri (2016), pembelajaran atau
pengajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam pengertian ini
secara implisit dalam pengajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan,
mengembangkan metode untuk mencapai hasil yang diinginkan. Pemilihan,
penetapan, dan pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi
pengajaran yang ada. Kegiatan ini pada dasarnya merupakan inti dari
perencanaan pembelajaran
Pandangan tentang istilah pengajaran terus-menerus berkembang dan
mengalami kemajuan. Ada beberapa pemahaman tentang pengajaran di
antaranya yaitu:
1) pengajaran identik dengan kegiatan mengajar,
2) pengajaran adalah interaksi belajar dan mengajar,
3) pengajaran sebagai suatu sistem, dan
4) pengajaran identik dengan pendidikan. Dalam terminologinya
sebagai suatu sistem, pengajaran mencakup banyak

2. Apa yang harus dipersiapkan dalam merencanakan pembelajaran?


a. Tujuan instruksional (Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar): tujuan-
tujuan tertentu yang hendak dicapai dalam jangka waktu pertemuan kelas yang
ditetapkan secara tepat dan operasional.
b. Material: bahan-bahan instruksional yang akan digunakan selama pelajaran
dijelaskan dalam kaitannya dengan maksud dan cara yang diintegrasikan ke
dalam pelajaran.
c. Motivasi: deskripsi tentang cara guru merangsang hasrat dan minat siswa pada
kegiatan permulaan dan selama berlangsungnya pelajaran tersebut.
d. Prosedur: langkah-langkah dalam urutan instruksional yang disediakan, yang
meliputi peranan guru dan peranan siswa. Komponen ini memuat tingkah laku
guru dan tingkah laku siswa selama berlangsungnya pengajaran.
e. Perkiraan waktu: pencatatan yang seksama tentang jumlah waktu yang
dijadwalkan bagi setiap tahap urutan belajar yang harus disediakan dalam
rencana.
f. Penilaian: kerangka pertanyaan-pertanyaan dan topik-topik untuk menilai
kebaikan dan kelemahan pelajaran. Kesempatan bagi siswa untuk menilai
pelajaran dapat juga disediakan.

3. Bagaimana tentang teori pengajaran dalam psikologi kekuatan mental dan


psikologi beaviorisme?
a. Teori pengajaran dalam psikologi kekuatan mental
1) Psikologi daya
Psikologi Daya juga disebut Faculty Psychology. Dalam teori
psikologi daya, individu atau siswa memiliki sejumlah daya atau
kekuatan, seperti daya mengindra, mengenal, mengingat,
menanggap, mengkhayal, berpikir, merasakan, menilai, dan
berbuat. Daya-daya itu dapat dikembangkan melalui latihan, seperti
latihan mengamati benda, gambar, latihan mendengarkan bunyi
dan suara, latihan mengingat kata, arti kata, dan letak sesuatu kota
dalam peta. Latihan-latihan ini dilakukan melalui berbagai bentuk
pengulangan.
2) Psikologi tanggapan
Herbart menyebut teorinya sebagai teori Vorstellungen, yang
dapat diterjemahkan sebagai tanggapan-tanggapan yang tersimpan
dalam kesadaran. Setiap pengalaman, apakah yang diterima
melalui penglihatan, pendengaran, perabaan, dibaca, dipikirkan,
dilakukan dan sebagainya. Akan memberikan bekas di dalam
kesadaran. Bekas-bekas ini dapat dimunculkan kembali dalam
bentuk tanggapan.
Ada tiga bentuk tanggapan, yaitu :impresi, indra, tanggapan
atau bayangan dari impresi indra yang lalu, dan perasaan yang
menyertai impresi atau tanggapan tersebut, seperti senang atau
tidak senang.
Tanggapan-tanggapan tersebut tidak semuanya berada dalam
kesadaran, ada kalanya juga berada dalam ketidaksadaran.
Tanggapan-tanggapan itu berbeda kekuatannya dan pengaruhnya
terhadap kehidupan individu. Kehidupan individu dipengaruhi oleh
tanggapan-tanggapan yang paling kuat.
Menurut teori ini belajar adalah mengusahakan adanya
tanggapan sebanyak-banyaknya dan sejelas-jelasnya pada
kesadaran individu, yang akan membentuk suatu struktur
tanggapan. Tanggapan baru akan mudah diterima dan berada dalam
kesadaran seseorang, apabila ada hubungan antara tanggapan baru
tersebut dengan tanggapan-tanggapan yang telah ada, serta karena
adanya rasa senang terhadap yang ditanggapinya.
3) Psikologi naturalisme romantik
Teori ini berasal dari Jean J. Rousseau. Menurut Rousseau
anak memiliki potensi atau kekuatan yang masih terpendam, yaitu
potensi berfikir, berperasaan, berkemauan, berketrampilan,
berkembang, mencari dan menemukan sendiri apa yang
diperlukannya. Melalui berbagai bentuk kegiatan dan usaha belajar
anak mengembangkan segala potensi yang dimilikinya. Berbeda
dengan teori-teori lain menurut Rousseau anak tidak usah terlalu
banyak diatur dan diberi, biarkan mereka mencari dan menemukan
dirinya sendiri, sebab menurut dia anak dapat berkembang sendiri.
b. Psikologi Behaviorisme
Menurut Abraham Maslow pada tahun 1958 bahwa psikologi
behavioristik adalah sebagai kekuatan pertama. Aliran ini dipelopori oleh
John Broadus Watson (1878-1958). Behaviorisme ini berasal dari istilah
“Behavior” yang artinya tingkah laku. Jadi pada aliran ini, psikologi
behaviorisme mempelajari bahwa tingkah laku yang nyata, terbuka dan
dapat diukur secara obyektif oleh kita.
Dasar-dasar pemikiran Behaviorisme sudah ditemui berabad-abad
sebelumnya. Behaviorisme pada dasarnya adalah gabungan dari empirisme,
utilitarianisme, dan hedonisme. Aliran behaviorisme sebagai reaksi aliran
instrospeksionisme yang salah satu menganalisa jiwa manusia berdasarkan
laporan-laporan subjektif. Behaviorisme hanya menganalisa perilaku yang
nampak saja yang dapat diukur dilukiskan dan diramalkan. Teori dari aliran
ini dikenal dengan teori belajar, karena menurut mereka seluruh perilaku
manusia adalah hasil belajar. Aliran ini juga mempersoalkan bagaimana
perilaku manusia dikendalikan oleh faktor-faktor lingkungan, sehingga
menimbulkan cabang Psilkologi stimulus-respon (Psikologi S-R) yang
mempelajari stimuli yang relevan di lingkungan, respon yang ditimbulkan
oleh stimuli tersebut dan ada hadiah atau hukuman yang terjadi setelah
respon tersebut.

REFRENSI

Ananda, R. (2019). Perencanaan Pembelajaran (M. P. Amiruddin (ed.)). Lembaga Peduli


Pengembangan Pendidikan Indonesia (LPPPI). www.lpppindonesia.com
Jufri, D. (2016). Sudut Pandang Perencanaan dalam Pengembangan Pendidikan. Jurnal
Inspirasi Pendidikan, 1(1), 65–76.
Majid, A. (2013). Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Kompetensi Guru. In
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai