Anda di halaman 1dari 8

2.3.

Dismenorea

2.3.1. Penyakit Dismenorea

Dismenorea merupakan nyeri disaat haid, dismenorea ini terdiri dari gejala

yang kompleks yaitu berupa kram perut pada bagian bawah yang menjalar ke

punggung atau kaki dan biasanya siertai dengan gejala gastrointestinal maupun

gejala neurologis [ CITATION Iri15 \l 1033 ]. Klasifikasi dismenorea berdasarkan

ada atau tidaknya kelainan pada sistem reproduksi dibagi menjadi dua yaitu

[ CITATION Man09 \l 1033 ]:

 Dismenorea Primer : nyeri haid tanpa ditemukan keadaan patologi

pada panggul atau alat kandungan dan organ lainnya. Gejala khas

dapat berupa rasa nyeri pada perut bagian bawah yg muncul

beberapa jam se!elum dan sesudah keluarnya darah haid. Nyerinya

dapat dirasakan 2 hingga 3 hari haid dan dapat disertai keluhan lain

berupa diare, mual dan muntah.

 Dismenorea Sekunder : nyeri haid yang berhubungan dengan

berbagai keadaan patologi di organ genitalia. Derajat dismenorea

atau nyeri menstruasi ini dapat terjadi bervariasi mulai dari yang

ringan sampai berat.

Patofisiologi Disnemorea : Banyak faktor yang dikaitkan dengan

dismonerea seperti emosional/psikis, obstruksi kanalis servikalis, keseimbangan

endokrin dan alergi hingga peningkatan kadar prostaglandin. Diketahui bahwa

prostaglandin memiliki efek meningkatkan kontraktilitas dari otot uterus dan efek

vasokontriksi yang dapat menyebabkan iskemi pada otot uterus sehingga timbul

rasa nyeri. Konsentrasi prostaglandin selama siklus haid terjadi peningkatan yang
bermakna. Kadar PGE2 dan PGE2a sangat tinggi dalam endometrium,

myometrium dan darah haid wanita yang menderita nyeri haid primer. Wanita

dengan disminorea yang berat mempunyai kadar prostaglanding yang tinggi

selama siklus haid selama 2 hari dari fase menstruasi (cunningham, 2008).

Gejala disnemorea : gelaja yang menunjukan disnemorea meliputi nyeri

perut bagian bawah; nyeri yang dirasakan sebagai kram yang timbul hilang atau

nyeri tumpul yang terus menerus ada; timbulnya nyeri saat sesudah atau sebelum

haid dan mencapai puncaknya dalam 24 jam dan biasanya 2 hari sudah

menghilang; dapat disertai keluhan sakit kepala, mual, sembelit atau diare dan

sering berkemih serta bisa sampai muntah.

2.3.2. Penanganan Dismenorea

Secara non farmakologi dismenorea dapat ditangani dengan pemberian

kompres dengan air hangat; menekuk lutut dan didekatkan pada dada; olahraga

secukupnya; mengonsumsi jamu herbal seperti kunyit, asam jawa dan kayu manis;

mendengarkan musik; pemijatan; dan istirahat yang cukup. Namun bila dengan

cara non farmakologi masih belum teratasi, pasien dapat mengswamedikasi

dirinya dengan terapi farmakologi dengan obat-obatan seperti didaftar tabel

dibawah ini :

Nama Obat Informasi


Ibuprofen  Indikasi : Menekan rasa nyeri dan
[ CITATION Dir06 \l 1033 ] radang, misalnya dismenorea primer
(nyeri haid), sakit gigi, sakit kepala,
paska operasi, nyeri tulang, nyeri
sendi, pegal linu dan terkilir.
 Aturan Pakai : Dewasa : 1 tablet
200 mg, 2 – 4 kali sehari,. Diminum
setelah makan; Anak : 1 – 2 tahun :
¼ tablet 200 mg, 3 – 4 kali sehari
atau 3 – 7 tahun : ½ tablet 500 mg, 3
– 4 kali sehari atau 8 – 12 tahun : 1
tablet 500 mg, 3 – 4 kali sehari.
 Efek samping : Gangguan saluran
cerna seperti mual, muntah, diare,
konstipasi (sembelit / susah buang air
besar), nyeri lambung sampai
pendarahan. Ruam kulit, bronkho
spasmus, trombositopenia Penurunan
ketajaman penglihatan dan sembuh
bila obat dihentikan Gangguan fungsi
hati; Reaksi alergi dengan atau tanpa
syok anafilaksi; Anemia kekurangan
zat besi
 Kontraindikasi : Penderita tukak
lambung dan duodenum (ulkus
peptikum) aktif; Penderita alergi
terhadap asetosal dan ibuprofen;
Penderita polip hidung (pertumbuhan
jaringan epitel berbentuk tonjolan
pada hidung); Kehamilan tiga bulan
terakhir
 Peringatan : Hati-hati untuk
penderita gangguan fungsi hati,
ginjal, gagal jantung, asma dan
bronkhospasmus atau konsultasikan
ke dokter atau Apoteker; Hati-hati
untuk penderita yang menggunakan
obat hipoglisemi, metotreksat,
urikosurik, kumarin, antikoagulan,
kortiko-steroid, penisilin dan vitamin
C atau minta petunjuk dokter.; Jangan
minum obat ini bersama dengan
alkohol karena meningkatkan risiko
perdarahan saluran cerna.
Paracetamol  Indikasi : Menurunkan demam,
[ CITATION Dir06 \l 1033 ] mengurangi rasa sakit
 Peringatan : Dosis harus tepat, tidak
berlebihan, bila dosis berlebihan
dapat menimbulkan gangguan fungsi
hati dan ginjal.; Sebaiknya diminum
setelah makan; Hindari penggunaan
campuran obat demam lain karena
dapat menimbulkan overdosis;
Hindari penggunaan bersama dengan
alkohol karena meningkatkan risiko
gangguan fungsi hati; Konsultasikan
ke dokter atau Apoteker untuk
penderita gagal ginjal.
 Kontraindikasi : Obat demam tidak
boleh digunakan pada : penderita
gangguan fungsi hati; penderita yang
alergi terhadap obat ini; pecandu
alkohol
 Aturan pemakaian : Dewasa : 1
tablet (500 mg) 3 – 4 kali sehari,
(setiap 4 – 6 jam); Anak : 0 – 1
tahun : ½ - 1 sendok teh sirup, 3–4
kali sehari (setiap 4 – 6 jam); 1 – 5
tahun : 1 – 1 ½ sendok teh sirup, 3 – 4
kali sehari (setiap 4 – 6 jam); 6-12
tahun : ½ - 1 tablet (250-500 mg), 3 –
4 kali sehari (setiap 4 – 6 jam)
Asetosal (Aspirin)  Indikasi : Mengurangi rasa sakit,
[ CITATION Dir06 \l 1033 ] menurunkan demam, antiradang
 Peringatan : Aturan pemakaian harus
tepat, diminum setelah makan atau
bersama makanan untuk mencegah
nyeri dan perdarahan lambung;
Konsultasikan ke dokter atau
Apoteker bagi penderita gangguan
fungsi ginjal atau hati, ibu hamil, ibu
menyusui dan dehidrasi; Jangan
diminum bersama dengan minuman
beralkohol karena dapat
meningkatkan risiko perdarahan
lambung; Konsultasikan ke dokter
atau Apoteker bagi penderita yang
menggunakan obat hipoglikemik,
metotreksat, urikosurik, heparin,
kumarin, antikoagulan,
kortikosteroid, fluprofen, penisilin
dan vitamin C.
 Kontra Indikasi : Tidak boleh
digunakan pada: Penderita alergi
termasuk asma; Tukak lambung
(maag) dan sering perdarahan di
bawah kulit; Penderita hemofilia dan
trombositopenia
 Efek samping : Nyeri lambung,
mual, muntah; Pemakaian dalam
waktu lama dapat menimbulkan tukak
dan perdarahan lambung
 Aturan pemakaian : Dewasa : 500
mg setiap 4 jam (maksimal selama 4
hari); Anak : 2 – 3 tahun : ½ - 1 ½
tablet 100 mg, setiap 4 jam; 4 – 5
tahun : 1 ½ - 2 tablet 100 mg, setiap 4
jam; 6 – 8 tahun : ½ - ¾ tablet 500
mg, setiap 4 jam; 9 – 11 tahun : ¾ - 1
tablet 500 mg, setiap 4 jam; jika anak
> 11 tahun : 1 tablet 500 mg, setiap 4
jam
Asam Mefenamat  Indikasi : nyeri ringan sampai sedang
[ CITATION BPO15 \l 1033 ] seperti sakit kepala, sakit gigi,
dismenore primer, termasuk nyeri
karena trauma, nyeri otot, dan nyeri
pasca operasi.
 Peringatan : Risiko kardiovaskular;
AINS dapat meningkatkan risiko
kejadian trombotik kardiovaskuler
serius, infark miokard, dan stroke,
yang dapat fatal. Risiko ini bertambah
dengan lamanya penggunaan. Pasien
dengan penyakit kardiovaskuler atau
faktor risiko untuk penyakit
kardiovaskuler berada dalam risiko
yang lebih tinggi. Gunakan dengan
hati-hati pada pasien lansia,
pengobatan jangka lama lakukan tes
darah.
 Kontraindikasi : pengobatan nyeri
peri operatif pada operasi CABG,
peradangan usus besar.
 Dosis : 500 mg 3 kali sehari
sebaiknya setelah makan; selama
tidak lebih dari 7 hari.
 Efek samping : gangguan sistem
darah dan limpatik berupa
agranulositosis, anemia aplastika,
anemia hemolitika autoimun,
hipoplasia sumsum tulang, penurunan
hematokrit, eosinofilia, leukopenia,
pansitopenia, dan purpura
trombositopenia.
Dapat terjadi reaksi anafilaksis. Pada
sistem syaraf dapat mengakibatkan
meningitis aseptik, pandangan kabur;
konvulsi, mengantuk. Diare, ruam
kulit (hentikan pengobatan), kejang
pada overdosis.
DAFTAR PUSTAKA
BPOM RI. (2015). Asam Mefenamat. Retrieved Maret 17, 2021, from Pusat
Informasi Obat Nasional BPOM: http://pionas.pom.go.id/monografi/asam-
mefenamat

Direktorat Bina Farmasi Komunitas Dan Klinik. (2006). Pedoman Penggunaan


Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas. Jakarta: Depkes.

Irianto, K. (2015). Kesehatan Reproduksi (Reproductive Health). Bandung:


Alfabeta.

Manuaba, I. B. (2009). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai