Anda di halaman 1dari 20

Dinamika partikel adalah cabang mekanika yang mempelajari

gerak suatu partikel dengan meninjau penyebab geraknya. Gerak dari


suatu partikel dipengaruhi oleh sifat-sifat dan susunan benda lain yang
ada disekitarnya. Pada kesempatan kali ini saya akan membahas
bagian-bagian yang terdapat di materi Dinamika Partikel,yaitu

Persoalan pengaruh lingkungan yang mempengaruhi gerak suatu


partikel telah dipecahkan oleh Issac Newton (1642-1727) yang
digambarkan dengan menggunakan hanya tiga hukum sederhana yang
dinamakan dengan hukum Newton tentang gerak.

1. HUKUM I NEWTON

benda dalam keadaan diam atau bergerak dengan Hukum pertama


Newton menyatakan bahwa sebuah kecepatan konstan akan tetap
diam atau bergerak dengan kecepatan konstan kecuali ada gaya
eksternal yang berpengaruh pada benda tersebut.

Kecenderungan dari sifat benda seperti itu disebutkan bahwa benda


mempunyai kelembaman, sehubungan dengan itu, hukum I Newton
sering disebut hukum kelembaman/inersia.

Hukum pertama Newton tidak membuat perbedaan antara benda


yang diam dengan benda yang bergerak dengan kecepatan konstan,
pertanyaan apakah suatu benda sedang diam atau bergerak dengan
kecepatan konstan bergantung pada kerangka dimana benda tersebut
diamati. Hukum pertama Newton berlaku pada kerangka acuan yang
inersial, yaitu kerangka acuan yang bergerak dengan kecepatan
konstan atau diam.
2. HUKUM II NEWTON

Pada hakikatnya, hukum pertama dan hukum kedua Newton


dianggap sebagai definisi gaya. Gaya adalah suatu pengaruh pada
sebuah benda yang menyebabkan benda mengubah kecepatannya
atau mengalami percepatan. Arah gaya sama dengan arah
pecepatan yang ditimbulkan oleh gaya tersebut jika gaya itu
adalah satu-satunya gaya yang bekerja pada benda yang
bermassa. Massa adalah sifat intrinsik sebuah benda yang
mengukur resistansinya terhadap percepatan. Jika gaya F
dikerjakan pada benda bermassa m1, dan menghasilkan
percepatan a1 , maka F = m1a1

Jika gaya yang sama dikerjakan pada benda kedua yang


massanya m2 dan menghasilkan percepatan a2 maka F = m2a2

Dengan menggabungkan kedua persamaan diatas kita


dapatkan F = m1a1= m2a2 atau Hubungan tersebut dapat
digunakan untuk menentukan perbandingan massa-massa
partikel yang diukur dari pengukuran yang terjadi pada m 1 dan
m2. Jika m1 dipilih sebagai satuan massa maka massa partikel
lain dapat ditentukan. Massa dari benda yang ditentukan dengan
cara tersebut dinamakan dengan perbandingan massa Inersia
Dari definisi tentang gaya dan massa diatas, Newton
menyatakan dalam hukum II Newton, yaitu “laju perubahan
momentum benda terhadap waktu berbanding lurus dengan
resultan gaya yang bekerja pada benda dan besarnya sama
dengan gaya tersebut

Dari persamaan diatas dapat dilihat bahwa percepatan


berbanding lurus dengan gaya yang bekerja dan berbanding
terbalik dengan massa benda. Atau dapat dikatakan besar
percepatan benda bila dikalikan dengan massanya akan sama
dengan besar gaya yang bekerja pada benda tersebut.

Momentum sebuah partikel secara matematis didefinisikan


sebagai hasil kali massa dengan kecepatan, sedangkan secara
fisisnya momentum sebuah partikel dianggap sebagai ukuran
kesulitan untuk mendiamkan suatu benda.

3. HUKUM III NEWTON

Hukum ketiga Newton kadang-kadang dinamakan hukum interaksi


atau aksi reaksi. Hukum ini menggambarkan sifat penting dari gaya,
yaitu bahwa gaya selalu terjadi bersama-sama.

Misalkan F12 adalah gaya yang dikerjakan oleh partikel 1 pada


partikel 2, dan F21 adalah gaya oleh partikel 2 pada partikel 1.
Persamaan ini dikenal dengan Hukum kekekalan momentum,
dengan penjelasan “jika resultan gaya eksternal yag bekerja pada
sistem sama dengan nol, maka vektor momentum total sistem tetap
konstan.

*Momentum Sudut
Pada gerak rotasi momen inersia I merupakan analogi dari massa m
dan kecepatan sudut merupakan analogi dari kecepatan linear v, maka
rumus momentum sudut dapat ditulis sebagai

L=rxp

= r. p sin q

=r.m

= r. mwr

= mr2w

Momentum sudut merupakan besaran vektor. Arah momentum sudut


mengikuti aturan tangan kanan, yaitu apabila keempat jari tangan
kanan (selain jempol) dikepalkan mengikuti arah rotasi benda, maka
jempol yang teracung menunjukkan arah momentum sudut.

*Hubungan momentum sudut dengan momen gaya


Mengingat hubungan impuls dengan momentum Fdt = dp pada gerak
linear, maka secara analogi, pada gerak rotasi diperoleh
Ndt=dL

Keterangan :

L = Momentum sudut (kg.m2/s)

I = Momen inersia (kg.m2)

N = Momen gaya (N.m)

*Kekekalan Momentum Sudut


F = m.a

Jika SF = 0 maka dp = 0 atau p = konstanta hukum kekekalan


momentum linear dari persamaan diatas dapat diturunkan kaitan
momentum sudut dengan momen gaya yaitu: Jika t = 0 maka L =
konstan atau dengan kata lain momentum sudut sistem kekal. Dari
persamaan diatas kita peroleh jika tidak ada momen gaya luar yang
bekerja pada sistem , maka momentum sudut L konstan, atau dengan
kata lain dapat disebut prinsip kekekalan momentum sudut. Secara
matematis, kekekalan momentum sudut ditulis sebagai L1=L2
Faksi = -Freaksi

*Contoh Soal dan Pembahasan:


1.Benda bermassa m = 10 kg berada di atas lantai kasar ditarik oleh gaya F = 12 N ke arah kanan. Jika
koefisien gesekan statis antara benda dan lantai adalah 0,2 dengan koefisien gesekan kinetis 0,1
tentukan besarnya :
a) Gaya normal
b) Gaya gesek antara benda dan lantai
c) Percepatan gerak benda
Pembahasan
Gaya-gaya pada benda diperlihatkan gambar berikut:
a) Gaya normal
Σ Fy = 0
N−W=0
N − mg = 0
N − (10)(10) = 0
N = 100 N

b) Gaya gesek antara benda dan lantai


Cek terlebih dahulu gaya gesek statis maksimum yang bisa terjadi antara benda dan lantai:
fsmaks = μs N
fsmaks = (0,2)(100) = 20 N
Ternyata gaya gesek statis maksimum masih lebih besar dari gaya yang menarik benda (F) sehingga
benda masih berada dalam keadaan diam. Sesuai dengan hukum Newton untuk benda diam :
Σ Fx = 0
F − fges = 0
12 − fges = 0
fges = 12 N

c) Percepatan gerak benda


Benda dalam keadaan diam, percepatan benda NOL

2.Benda bermassa m = 10 kg berada di atas lantai kasar ditarik oleh gaya F = 25 N ke arah kanan. Jika
koefisien gesekan statis antara benda dan lantai adalah 0,2 dengan koefisien gesekan kinetis 0,1
tentukan besarnya :
a) Gaya normal
b) Gaya gesek antara benda dan lantai
c) Percepatan gerak benda
d) Jarak yang ditempuh benda setelah 2 sekon

Pembahasan
Gaya-gaya pada benda diperlihatkan gambar berikut:
a) Gaya normal
Σ Fy = 0
N−W=0
N − mg = 0
N − (10)(10) = 0
N = 100 N

b) Gaya gesek antara benda dan lantai


Cek terlebih dahulu gaya gesek statis maksimum yang bisa terjadi antara benda dan lantai:
fsmaks = μs N
fsmaks = (0,2)(100) = 20 N
Ternyata gaya yang gesek statis maksimum (20 N) lebih kecil dari gaya yang menarik benda (25 N),
Sehingga benda bergerak. Untuk benda yang bergerak gaya geseknya adalah gaya gesek dengan
koefisien gesek kinetis :
fges = fk = μk N
fges = (0,1)(100) = 10 N

c) Percepatan gerak benda


Hukum Newton II :
Σ Fx = ma
F − fges = ma
25 − 10 = 10a
a = 15/10 = 1,5 m/s2

d) Jarak yang ditempuh benda setelah 2 sekon


S = Vo t + 1/2 at2
S = 0 + 1/2(1,5)(22)
S = 3 meter

3.benda 5 kg mula-mula dalam kondisi tidak bergerak!


Jika sudut yang terbentuk antara gaya F = 25 N dengan garis mendatar adalah 37o, koefisien gesek
kinetis permukaan lantai adalah 0,1 dan percepatan gravitasi bumi 10 m/s2 tentukan nilai:
a) Gaya normal
b) Gaya gesek
c) Percepatan gerak benda
(sin 37o = 0,6 dan cos 37o = 0,8)
Pembahasan;
Gaya-gaya pada benda diperlihatkan gambar berikut:
a) Gaya normal
Σ Fy = 0
N + F sin θ − W = 0
N = W − F sin θ = (5)(10) − (25)(0,6) = 35 N

b) Gaya gesek
Jika dalam soal hanya diketahui koefisien gesek kinetis, maka dipastikan benda bisa bergerak,
sehingga fges = fk :
fges = μk N
fges = (0,1)(35) = 3,5 N

c) Percepatan gerak benda


Σ Fx = ma
F cos θ − fges = ma
(25)(0,8) − 3,5 = 5a
5a = 16,5
a = 3,3
4.GAYA BERAT (BERAT DAN MASSA)

Hubungan Massa dan Berat dengan Dinamika Partikel


Massa adalah ukuran inersia suatu benda. Makin besar massa yang
dimiliki sebuah benda, maka makin sulit merubah keadaan geraknya.
Lebih sulit menggerakkannya dari keadaan diam atau
memberhentikannya pada waktu sedang bergerak, bahkan sulit
merubah gerakannya untuk keluar dari lintasannya yang lurus. Sebuah
truk misalnya, akan memiliki inersia yang lebih besar jika
dibandingkan dengan sebuah mobil sedan, dan truk itu lebih sulit
untuk dipercepat ataupun diperlambat geraknya. Dalam satuan SI,
satuan massa adalah kilogram (kg).
Istilah massa dan berat merupakan dua istilah yang berbeda. Jika
massa adalah jumlah zat dari suatu benda, maka berat adalah gaya,
yaitu gaya gravitasi yang bekerja pada sebuah benda. Sebagai contoh
misalnya sebuah benda di bawa ke Bulan. Maka benda tersebut akan
mempunyai berat seperenam dari beratnya di bumi, karena gaya
gravitasi di bulan lebih lemah, tetapi massa benda tersebut akan tetap
sama. Benda tersebut akan tetap memiliki jumlah zat yang sama dan
inersia yang sama.
Hubungan antara massa dan berat dijelaskan dalam hukum II
Newton.
Misalnya, sebuah benda yang bermassa m dilepaskan dari ketinggian
tertentu, maka benda tersebut akan jatuh ke bumi. Jika gaya hambatan
udara diabaikan, maka gaya yang bekerja pada benda tersebut
hanyalah gaya gravitasi (gaya berat benda). Benda tersebut akan
mengalami gerak jatuh bebas dengan percepatan ke bawah sama
dengan percepatan gravitasi. Jadi, gaya berat (w) yang dialami benda
besarnya sama dengan perkalian antara massa (m) benda tersebut
dengan percepatan gravitasi (g) di tempat itu.
Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.
w=m×g
Keterangan :
w : gaya berat (N)
m : massa benda (kg)
g : percepatan gravitasi (ms-2)

*Contoh Soal dan Pembahasan:


2. Berat sebuah benda di udara 5 N. Apabila benda ditimbang di
dalam air (massa jenis air = 1000 kg/m 3) beratnya menjadi 3,2 N. Jika
percepatan gravitasi g = 10 m/s 2 maka massa jenis benda adalah …
Pembahasan :
Diketahui :
Berat benda di udara = Berat benda (w) = 5 Newton
Berat benda di dalam air = 3,2 Newton
Massa Jenis air = 1000 kg/m3
Percepatan Gravitasi = 10 m/s2
Massa benda : w = m g —> m = w : g = 5 N : 10 m/s 2 = 0,5 kg
Ditanya :
Massa Jenis benda ?
Jawab :
Berat benda di dalam air lebih kecil karena adanya Gaya Apung.
Gaya Apung = Berat benda di udara – Berat benda di dalam zat cair
Gaya Apung = 5 Newton – 3,2 Newton = 1,8 Newton

Massa jenis Benda :


3 3
Massa Jenis = Massa : Volume = 0,5 kg : 0,00018 m = 2780 kg/m
5.GAYA GESEK
Gaya gesek adalah gaya yang bekerja antara dua permukaan benda
yang saling bersentuhan. Arah gaya gesek berlawanan arah dengan
kecenderungan arah gerak benda.Untuk benda yang bergerak di udara,
gaya geseknya bergantung pada
luas permukaan benda yang bersentuhan dengan udara. Makin besar
luas bidang sentuh, makin besar gaya gesek udara pada benda tersebut
sedangkan untuk benda padat yang bergerak di atas benda padat, gaya
geseknya tidak tergantung luas bidang sentuhnya.
Gaya gesekan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu gaya gesekan
statis dan gaya gesekan kinetis. Gaya gesek statis (fs) adalah gaya
gesek yang bekerja pada benda selama benda tersebut masih diam.
Menurut hukum I Newton, selama benda masih diam berarti resultan
gaya yang bekerja pada benda tersebut adalah nol. Jadi, selama benda
masih diam gaya gesek statis selalu sama dengan yang bekerja pada
benda tersebut. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.
fs,maks 􀀠􀁐s N
Keterangan:
fs : gaya gesekan statis maksimum (N)
s 􀁐 : koefisien gesekan statis

Gaya gesek kinetis (fk) adalah gaya gesek yang bekerja pada saat
benda dalam keadaan bergerak. Gaya ini termasuk gaya dissipatif,
yaitu gaya dengan usaha yang dilakukan akan berubah menjadi kalor.
Perbandingan antara gaya gesekan kinetis dengan gaya normal
disebut koefisien gaya gesekan kinetis (ms). Secara matematis dapat
di tulis sebagai berikut.
fk 􀀠􀁐k N
Keterangan:
fk : gaya gesekan kinetis (N)
k 􀁐 : koefisien gesekan kinetis
Koefisien gesekan suatu benda dalam dinamika partikel.

*Contoh Soal dan Pembahasan:


3. Kotak bermassa 1 kg sedang meluncur ke bawah dengan kecepatan
konstan di atas permukaan bidang miring kasar. Tentukan koefisien
gesek kinetis… (g = 10 m/s2)

Keterangan :
w = gaya berat
wx = komponen gaya berat yang sejajar permukaan bidang miring
wy = komponen gaya berat tegak lurus bidang miring
N = gaya normal
fk = gaya gesek kinetis.
Jawab :
Kotak meluncur ke bawah dengan kecepatan konstan karenanya
resultan gaya = 0. Kotak bergerak pada permukaan bidang miring, di
mana pada permukaan bidang miring terdapat gaya wx dan fk. Kedua
gaya ini mempunyai besar yang sama tetapi arahnya berlawanan
sehingga resultan gaya = 0.

6.GAYA SENTRIPETAL
Arah percepatan sentripetal selalu menuju ke pusat lingkaran dan
tegak lurus dengan vector kecepatan. Menurut hukum II Newton,
percepatan ditimbulkan karena adanya gaya. Oleh karena itu,
percepatan sentripetal ada karena adanya gaya yang menimbulkannya,
yaitu gaya sentripetal. Pada hukum II Newton dinyatakan
bahwa gaya merupakan perkalian antara massa benda dan percepatan
yang dialami benda tersebut. Sesuai hukum tersebut, hubungan antara
percepatan sentripetal, massa benda, dan gaya
sentripetal dapat dituliskan sebagai berikut:

F = gaya sentripetal (N),


m = massa benda yang bergerak melingkar (kg),
v =kecepatan gerak melngkar (m/s) dan
R = jari-jari lintasan lingkaran (m)

Fs = m . a
Fs = m .( v2 / R)
as = v2 / R

as = Merupakan percepatan sentripetal


v = Kecepatan
R = Jari-jari
Gaya sentripetal pada gerak melingkar berfungsi untuk merubah arah
gerak benda. Gaya sentripetal tidak mengubah besarnya kelajuan
benda. Setiap benda yang mengalami gerak melingkar pasti
memerlukan gaya sentripetal. Misalnya, planet-planet yang mengitari
matahari, electron yang mengorbit inti atom, dan batu yang diikat
dengan tali dan diputar
*Contoh Soal dan Pembahasan:
1. Pongki menarik sebuah balok yang bermassa 10 kg dengan gaya
sebesar 100 N dengan arah membentuk sudut 37° terhadap
lantai. Koefisien gesek statis dan kinetik benda terhadap lantai
adalah 0,5 dan 0,4. Jika percepatan gravitasi di tempat itu 10
ms-2, maka tentukan bergerak atau tidak benda tersebut, jika
benda sudah bergerak tentukan percepatannya!
Diketahui : a. m = 10 kg
b. F = 100 N
c. 􀁄 = 37°
d. s 􀁐 = 0,5
e. k 􀁐 = 0,4
f. g = 10 ms-2
Ditanyakan : a. Apakah benda sudah bergerak dengan gaya
dorong 100 N?
b. a = …?
Jawab :
a. Fx = F cos 37°
= 100 × 0,8 = 80 N
fs,maks 􀀠􀁐s N
􀀶F 􀀠 0
N + F sin 37° – mg = 0
N = mg – F sin 37°
fs maks = s 􀁐 (mg – F sin 37°)
= 0,5 (10×10 – 100 ×0,6)
= 20 N
Karena Fx > fs maks, maka balok yang didorong Pongki sudah
bergerak.
7.APLIKASI HUKUM NEWTON
Pada kehidupan sehari-hari Anda pasti dapat menemui contoh
penerapan hukum-hukum Newton. Dalam subbab ini Anda akan
membahas beberapa contoh penerapan hukum-hukum Newton.
Misalnya pada gerak lurus, gerak vertikal, dan gerak melingkar
beraturan. Untuk menyelesaikan permasalahan yang menggunakan
hukum I dan II Newton pada suatu benda, ada beberapa catatan.
Pertama, gambarlah diagram secara terpisah yang menggambarkan
semua gaya yang bekerja pada benda tersebut (gambar diagram
bebas). Kedua, gaya yang searah dengan perpindahan benda dianggap
positif, sedangkan gaya yang berlawanan arah dengan perpindahan
benda dianggap negatif.
1. Gerak Benda pada Bidang Datar

Perhatikan Gambar Sebuah benda yang terletak di atas bidang


datar licin ditarik horizontal dengan gaya F. Ternyata benda tersebut
bergerak dengan percepatan a. Karena benda bergerak pada sumbu X
(horizontal), maka gaya yang bekerja pada benda tersebut dapat
dituliskan sebagai berikut.

2. Gerak Dua Benda yang Bersentuhan

Misalkan dua benda ma dan mb bersentuhan dan diletakkan pada


bidang datar licin (perhatikan Gambar 4.9). Jika benda ma didorong
dengan gaya F , maka besarnya gaya kontak antara benda ma
dan mb adalah Fab dan Fba. Kedua gaya tersebut sama besar tetapi
arahnya berlawanan. Menurut hukum II Newton
p rmasalahan tersebut dapat Anda tinjau sebagai berikut.
Gaya yang bekerja pada benda pertama adalah 􀀶 Fx = m . a atau
F – Nab = ma . a. Gaya yang bekerja pada benda kedua adalah 􀀶Fx 􀀠
mb .a
atau Nba = ma . a. Karena Nab dan Nba merupakan pasangan aksi
reaksi, maka besar keduanya sama. Sehingga Anda juga dapat
menuliskan persamaan Nab = ma . a. Berdasarkan persamaan-
persamaan tersebut, Anda dapatkan persamaan sebagai berikut.

F – mb × a = ma × a
F = ma × a + mb × a
F = (ma + mb) a atau a =F /ma : mb
3.Gerak Benda pada Bidang Miring
Anda telah mengetahui bahwa sebuah
benda yang diletakkan di atas
meja tidak akan jatuh. Hal itu karena
adanya gaya lain yang bekerja pada
benda selain gaya berat, yaitu gaya
normal. Ingat, arah gaya normal selalu tegak lurus dengan bidang

sentuh.
4.Gaya Tekan Kaki pada Lantai Lift

Pada gedung-gedung bertingkat banyak, tidaklah mungkin orang naik


turun menggunakan tangga. Selain memerlukan waktu lama juga
memerlukan energi yang tidak sedikit/melelahkan. Tentu Anda
pernah menaiki lift. Apa yang Anda rasakan saat lift diam, naik, dan
turun? Suatu hal aneh terjadi saat bobot seseorang yang sedang
menaiki lift ditimbang. Bobot orang tersebut ternyata berbeda ketika
lift diam, bergerak turun, dan bergerak naik. Bagaimana hal tersebut
dapat terjadi? Menurut hukum-hukum Newton, hal tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut.
Perhatikan Gambar Pada lift diam
atau bergerak dengan kecepatan tetap, maka
percepatannya nol. Oleh karena itu, berlaku
keseimbangan gaya (hukum I Newton).
􀀶Fy 􀀠0
N – mg = 0
Karena mg = w, maka N = w
Jadi, gaya tekan kaki pada saat lift diam atau
bergerak dengan kecepatan tetap adalah sama
dengan gaya berat orang tersebut.
Perhatikan Gambar 4.13! Jika lift bergerak
ke atas dengan percepatan, maka besarnya
gaya tekan kaki pada lantai lift dapat ditentukan
sebagai berikut.
􀀶Fy 􀀠m􀁵 a
N – mg = m × a
N = mg + m × a

APLIKASI HUKUM II NEWTON DALAM KEHIDUPAN


SEHARI-HARI:
1. Benda yang melaju jika melakukan percepatan akan dirinya maka gaya akan
bertambah besar.
2. Pada gerakan di dalam lift. Ketika kita berada di dalam lift yang sedang
bergerak, gaya berat kita akan berubah sesuai pergerakan lift. Saat lift bergerak
ke atas, kita akan merasakan gaya berat yang lebih besar dibandingkan saat lift
dalam keadaan diam. Hal yang sebaliknya terjadi ketika lift yang kita tumpangi
bergerak ke bawah. Saat lift bergerak ke bawah, kita akan merasakan gaya
berat yang lebih kecil daripada saat lift dalam keadaan diam.
3. Bus yang melaju dijalan raya akan mendapatkan percepatan yang sebanding
dengan gaya dan berbading terbalik dengan massa busl tersebut.
4. Permainan Kelereng. Kelereng yang kecil saat dimainkan akan lebih cepat
menggelinding, sedangkan kelereng yang lebih besar relatif lebih lama
(percepatan berbanding terbalik dengan massanya).
5. Menggeser barang pada bidang miring.
6. Berat badan kita ( W= m g ).

8.HUKUM GRAVITASI UNIVERSAL


Hukum gravitasi universal Newton menyatakan bahwa benda di
alam semesta saling tarik menarik dengan gaya yang berbanding lurus
dengan hasil dari massa dan berbanding terbalik dengan kuadrat dari
jarak antara mereka. (Secara terpisah menunjukkan bahwa besar
massa berbentuk bulat simetris tarik-menarik seolah-olah semua
massa terkonsentrasi di pusat-pusat mereka.) Ini merupakan hukum
fisika umum yang berasal dari pengamatan empiris yang Isaac
Newton sebut induksi.[1] ini adalah bagian dari mekanika klasik dan
dirumuskan dalam karya Newton berjudul Philosophiæ Naturalis
Principia Mathematica ("the Principia"), terbit perdana pada 5 Juli
1687. (Ketika buku Newton disajikan pada 1686 ke Royal Society,
Robert Hooke mengklaim bahwa Newton memperoleh inverse hukum
kuadrat darinya.)
Dalam bahasa modern, hukum ini menyatakan bahwa :

Setiap titik massa menarik setiap massa titik lain dengan gaya
sepanjang potong dari kedua titik. Gayanya berbanding lurus
dengan hasil dari dua massa dan berbanding terbalik dengan
kuadrat dari jarak antara mereka :

dimana :

 F adalah gaya antara massa,


 G adalah konstanta
gravitasi,
 m1 adalah massa benda
pertama,
 m2 adalah massa benda
kedua, dan
 r adalah jarak antar pusat
dari benda.

Menggunakan satuan SI , F diukur dalam newton (N), m1 dan m2


dalam kilogram (kg), r dalam meter (m), dan konstanta G kira-kira
sama dengan 6,674×10−11 N m2 kg−2. Nilai dari konstanta G pertama
kali secara akurat ditentukan dari hasil percobaan Cavendish
experiment Oleh ilmuwan inggris Henry Cavendish pada tahun 1798,
meskipun Cavendish tidak menghitung nilai numerik untuk G. [2]
penelitian ini juga merupakan tes pertama teori gravitasi Newton
antara massa di laboratorium. Itu terjadi 111 tahun setelah penerbitan
buku Newton "Principia" dan 71 tahun setelah kematian Newton,
sehingga tidak ada rumus Newton yang menggunakan nilai G;
sebaliknya ia hanya bisa menghitung kekuatan relatif terhadap
kekuatan lain.

Hukum gravitasi Newton menyerupai hukum kekuatan listrik


Coulomb , yang digunakan untuk menghitung besarnya gaya listrik
antara dua benda bermuatan. Keduanya hukum kuadrat-terbalik, di
mana gaya berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara benda.
Hukum Coulomb memiliki produk dari dua muatan pada produk dari
massa, dan konstanta elektrostatik pada konstanta gravitasi.

Hukum Newton telah digantikan oleh teori relativitas Einstein umum,


tetapi terus digunakan sebagai pendekatan yang sangat baik dari efek
gravitasi. Relativitas diperlukan hanya ketika ada kebutuhan untuk
presisi ekstrim, atau ketika berhadapan dengan medan gravitasi

*Contoh Soal dan Pembahasan:


Contoh 3 :
Sebuah benda dipermukaan bumi beratnya 60 N. Benda tersebut
kemudian dibawa ke suatu planet yang massanya 3 kali massa bumi
(MP =3.MB) dan jari-jarinya 4 kali jari-jari bumi (RP=4.RB).
Tentukan berat benda dipermukaan planet tersebut

Anda mungkin juga menyukai