Anda di halaman 1dari 5

RISET KEPERAWATAN

PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN


DARAH PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI

Oleh :

SHERLY ASPARINA
202022030

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN REGULER-B SEKOLAH


TINGGI ILMU KESEHATAN BAITURRAHIM TAHUN 2021
A. Latar Belakang
Dampak kemajuan dari ilmu teknologi dan ilmu pengetahuan,
terutama di bidang kesehatan, termasuk penemuan obat-obatan seperti
antibiotika yang mampu melenyapkan berbagai penyakit infeksi,
mempelambat kematian, sehingga kualitas dan umur harapan hidup
meningkat. Oleh karena itulah, jumlah penduduk lanjut usia semakin
bertambah banyak, bahkan cenderung lebih cepat dan pesat.
Seiring dengan bertambahnya usia harapan hidup, jumlah lansia di
Dunia cenderung meningkat, diperkirakan ada 500 juta dengan usia rata-rata
60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar. Di
Indonesia, jumlah penduduk lansia pada tahun 2010 adalah 23.992.553 jiwa
(9,77%). Pada tahun 2020 diprediksijumlah lansia mencapai 28.822.879
jiwa (11,34%).
Proses penuaan adalah suatu proses alamiah yang pasti akan dialami
oleh setiap orang. Sejalan dengan peningkatan usia harapan hidup, semakin
kompleks pula masalah kesehatan yang dihadapi. Secara alamiah, sel-sel
tubuh mengalami penurunan dalam fungsinya akibat proses penuaan.
Penurunan fungsi sel juga terjadi pada penyakit degeneratif. Penyakit
degeneratif adalah jenis penyakit tidak menular yang muncul akibat proses
kemunduran fungsi sel tubuh, yaitu dari keadaan normal menjadi lebih buruk.
Faktor keturunan hampir 40 % mempengaruhi tingkat kesehatan
seseorang. Sedangkan sisanya dipengarhui oleh faktor gaya hidup yang
monoton dan tidak menjaga kesehatan. Salah satu penyakit yang disebabkan
gaya hidup adalah hipertensi (Widiani, 2013 dalam Almina, 2018)
Hipertensi sendiri dapat diartikan sebagai tekanan darah persisten
dengan tekanan sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan darah diastolic di atas
90 mmHg. Pada populasi lanjut usia , hipertensi didefinisikan sebagai
tekanan sistolik diatas 160 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg
(Brunner & Sudarth, 2013 dalam Reni Yuli Apriani, 2014).
Penderita Hipertensi di Dunia sangatlah tinggi. Penderita hipertensi
diperkirakan 74.5 juta dan hanya 4% yang mampu mengendalikan hipertensi
(controlled hypertension). Hipertensi terkendali merupakan kondisi dimana
mereka yang menderita dan menyadari serta sedang berobat hipertensi
sehingga terkendali dari kemungkinan serangan kenaikan tekanan darah yang
berlebihan dapat ditekan. Pengendalian Hipertensi diperlukan pengetahuan
dan kesadaran akan keberadaan dan risiko. Menurut Amerika Heart
Association dari 90-95% kasus hipertensi tidak diketahui penyebabnya.
(AHA, 2015). Hipertensi disebut juga ” silent killer” karena tidak
mempunyai atau disadari akan keberadaannya (Bustan Najib, 2015). Setiap
tahunnya. Tujuh dari setiap 10 penderita tersebut tidak mendapatkan
pengobatan secara adekuat. Hal tersebut mengakibatkan prevalensi penyakit
ini meningkat dan tercatat beberapa kasus menyebabkan kematian (JNC,
2003 dalam Widiani, 2015).
Badan kesehatan dunia (WHO) menyebutkan jumlah penderita
hipertensi akan terus meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang
bertambah pada 2025 mendatang, diperkirakan sekitar 29% warga dunia
terkena hipertensi. WHO menyebutkan Negara dengan ekonomi berkembang
memiliki penderita hipertensi sebesar 40 % sedangkan negara maju hanya 35
%, kawasan Afrika memegang posisi puncak penderita hipertensi yaitu 40%,
kawasan Amerika Serikat sebesar 35%, dan kawasan Asia tenggara 36%.
Kawasan Asia penyakit ini telah membunuh 1,5 juta orang setiap tahunnya.
Hal ini menandakan satu dari 3 orang menderita hipertensi (Widiyani, 2015 ).
Di Indonesia prevalensi atau angka kejadian penderita hipertensi pada
tahun 2013 ada sekitar 25,8% dari jumlah total penduduk Indonesia dan pada
tahun 2018 mengalami kenaikan yang cukup signifikan yaitu sekitar 54,1 %.
Menurut data Kemenkes penderita hipertensi tertinggi berada di Provinsi
Bangka Belitung 30,9%, Kalimantan selatan 30,8%, dan Kalimantan Timur
29,6%. (Kemenkes, 2016).
Di provinsi Jambi sendiri pada tahun 2013 sekitar 25,8% penduduk
Jambi menderita hipertensi dan menurut data terbaru Kemenkes 2018
penderita hipertensi meningkat menjadi 28,2% (Riskesdas, 2018)
Tingginya angka kejadian hipertensi terutama pada lansia menuntut
peran tenaga kesehatan untuk melakukan pencegahan dan upaya promosi
kesehatan. Ada beberapa cara pencegahan yang dapat dilakukan agar
terhindar dari penyakithipertensi,diantaranya adalah aktif berolahraga
(senam), mengatur diet (rendah garam,rendah kollesterol dan lemak jenuh),
serta mengupayakan perubahan kondisi (menghindari stress dan mengobati
penyakit lain).
Olahraga sangat baik dilakukan terutama oleh lansia agar aliran darah
menjadi lancar, salah satu olahraga yang baik dilakukan oleh lansia adalah
senam lansia. Pada usia lanjut kekuatan mesin pompa jantung berkurang.
Berbagai pembuluh darah penting khusus di jantung dan otak mengalami
kekakuan. Dengan latihan fisik atau senam dapat membantu kekuatan pompa
jantung agar bertambah, sehingga aliran darah bisa kembali lancar.Jika
dilakukan secara teratur akan memberikan dampak yang baik bagi lansia
terhadap tekanan darahnya.
Tidak semua lansia hidup bersama keluarga yang mengasihi dan
memperhatikan kesehatannya. Ada beberapa lansia yang hidup terlantar dan
tidak di urus keluarganya. Semua lansia di Indonesia, baik yang potensial
maupun yang tidak potensial menjadi tanggungan negara dalam hal ini
Kementrian Sosial RI yang bertanggung jawab terhadap para lansia yang
sudah tidak adalagi yang mengurus dan memastikan para lansia mendapat
pelayanan yang sama. Namun karena terbatasnya anggaran maka program
Kemensos RI diprioritaskan bagi lansia yang non potensial atau
terlantar.Pelayanan tersebut dilakukan melalui pusat – pusat pelayanan sosial,
panti jompo dan lain-lain.
Di Propinsi Jambi salah satu panti sosial yang mengurusi lansia
adalah Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur di bawah naungan
Kementrian Sosial.
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk mengetahui apakah
ada pengaruh senam lansia terhadap penurunan tekanan darah pada lansia
penderita hipertensi

B. Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh senam lansia terhadap penurunan tekanan darah
pada lansia penderita hipertensi

C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang ditetapkan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Ada pengaruh senam lansia terhadap penurunan tekanan darah pada
lansia penderita hipertensi
2. Tidak Ada pengaruh senam lansia terhadap penurunan tekanan darah pada
lansia penderita hipertensi

Anda mungkin juga menyukai