DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS SIDOREJO
Jl. Serma Marzuki no. 1, Sidorejo, Pagar Alam Selatan, Kota Pagar Alam
e-mail: pkmsidorejo_pagaralam@yahoo.com fb.com/pkmsidorejopga
I. Pendahuluan
Deteksi dini dan rujukan kasus balita gizi buruk, gizi kurang atau yang berisiko gizi buruk
merupakan salah satu bagian dari pelaksanaan mobilisasi masyarakat. Bila kegiatan ini berjalan
dengan optimal maka banyak kasus gizi buruk yang dapat dicegah dan ditangani dengan cepat
dan tepat sehingga kondisi mereka tidak menjadi lebih buruk. Agar deteksi dini dan rujukan kasus
dapat optimal diperlukan kegiatan penemuan dini aktif dan pasif yang melibatkan semua
komponen masyarakat, khususnya orang tua, tokoh masyarakat, kader dan anggota masyarakat
yang terlatih lainnya.
II. Sasaran
SOP ini ditujukan bagi tenaga kesehatan dalam melaksanakan kegiatan penemuan dini dan
rujukan serta pendampingan kepada kader dan anggota masyarakat yang terlatih lainnya.
2. Deteksi dini dan rujukan kasus yang optimal dapat dilaksanakan dengan melibatkan
semua anggota masyarakat.
3. Balita gizi buruk atau yang berisiko gizi buruk dapat dideteksi dini dan dirujuk ke fasilitas
pelayanan kesehatan (fasyankes) untuk mendapatkan perawatan yang cepat dan tepat.
Sebagai awal kegiatan, tenaga kesehatan, kepala daerah, dan pemangku kepentingan
setempat yang terkait melaksanakan kajian masyarakat, yaitu melakukan penilaian kegiatan
mobilisasi masyarakat, termasuk untuk kegiatan deteksi dini kasus oleh anggota masyarakat
terlatih.
Untuk kegiatan deteksi dini dan rujukan masyarakat, komponen yang penting untuk
dinilai adalah:
1. Sumber daya manusia. Siapa saja yang ada dalam wilayah tersebut yang dapat dilatih
dan dapat berperan aktif dalam deteksi dini, contohnya kader Posyandu, kader
dasawisma, guru PAUD, anggota karang taruna, guru kelas pengajian/ guru sekolah
minggu dan anggota masyarakat lain yang berpotensi.
2. Kebutuhan dan sumber pembiayaan. Sumber dana yang tersedia dan dapat
dimanfaatkan oleh tenaga kesehatan dan anggota masyarakat terlatih untuk melakukan
deteksi dini, khususnya penemuan kasus aktif.
3. Tempat dan kegiatan yang dapat digunakan sebagai titik deteksi dini secara aktif dan
pasif diluar kegiatan pemantauan pertumbuhan bulanan di Posyandu. Tempat atau
kegiatan yang rutin atau yang insidental yang dapat menjadi titik penemuan dini secara
aktif, seperti kelas PAUD, kelas pengajian, sekolah minggu, bulan Vitamin A, kegiatan
sosial kemasyarakatan, atau kegiatan keagamaan.
4. Logistik yang dibutuhkan. Logistik dasar yang dibutuhkan adalah alat antropometri
standar yang diperlukan untuk pemantauan pertumbuhan dan pita Lingkar Lengan Atas
(LiLA) berwarna (hijau, kuning dan merah) yang dapat digunakan untuk kegiatan deteksi
dini secara aktif oleh anggota masyarakat terlatih.
berwarna
Mengidentifikasi balita yang terlihat sangat kurus
Mengidentifikasi kemungkinan adanya pitting edema bilateral
Mengidentifikasi bayi < 6 bulan yang terlalu lemah atau sulit menyusu
Balita yang perlu dirujuk:
Balita yang terindikasi mengalami hambatan pertumbuhan
Balita (6–59 bulan) dengan LiLA di warna kuning (LiLA 11,5 cm - < 12,5 cm) atau
2. Secara pasif
Saat kegiatan pemantauan pertumbuhan di Posyandu atau titik pemantauan lain (contoh kelas PAUD) dan
Balita 6–59 bulan dengan LiLA di warna hijau namun terlihat sangat kurus
Kader dan anggota masyarakat terlatih lain dibekali cara melakukan rujukan, contoh slip rujukan
(terlampir).