8575 15892 3 PB
8575 15892 3 PB
Volume 14 Nomor 1 70
ABSTRAK
Ketoprofen [asam 2-(3- atau hampir putih, tidak atau hampir tidak
analgesik perifer turunan dari asam kloroform, dan dalam eter, praktis tidak
C16H14O3 dan berat molekul 254,3 g/mol. dan keadaan nyeri lainnya.2
Farmaka
Volume 14 Nomor 1 71
kelemahan. Ketoprofen praktis tidak larut sediaan. Partikel obat pertama-tama harus
dalam air serta kecepatan disolusi dan terlarut sehingga terbentuk molekul yang
eliminasinya sangat cepat, yaitu 1,5-2 jam kemudian obat akan berpenetrasi melewati
sehingga obat tersebut harus sering barier kulit.9 Oleh karena itu, untuk melihat
dalam tubuh telah terakumulasi sampai awal yang perlu dilakukan adalah melalui
kelemahan tersebut adalah pemberian obat prosedur pengujian pada kondisi yang
adalah salah satu rute pemberian obat luar tubuh dari makhluk hidup.10 Studi in-
berupa krim, gel atau patch yang vitro untuk sediaan transdermal dapat
mampu menghantarkan obat masuk secara pelepasan maupun profil permeasi secara
menyiapkan sediaan ke dalam kantung teh bagian kompartemen resipien diisi dengan
(metode basket). Medium disolusi yang Cairan resipien diaduk menggunakan rotor
digunakan adalah dapar fosfat pH 7.4 magnetik dengan kecepatan 300 rpm dan
sebanyak 900 ml. Kecepatan pengadukan suhu dijaga (37oC ± 1oC). PBS diganti
100 rpm dan suhu 37oC ± 0.5oC. Sampel setiap 30 menit untuk menjaga stabilitas
sebanyak 5 ml diambil pada menit ke-15, kulit. Setelah 5 jam, stabilisasi dari kulit
30, 45, 60, 90, 120, 180, 240, 300, dan 360 telah tercapai. Sebesar 2.5 cm2 lapisan film
dan digantikan dengan medium yang baru. lalu disimpan pada setiap kompartemen
menggunakan tube silinder yang Volume cairan yang diambil tetap dijaga
Franz. Metode ini dilakukan dengan yang sama setiap pengambilan sampel
tikus, membran lepasan kulit ular, atau ketoprofen ditentukan dengan cara
kompartemen donor dan resipien dari sel Penetrasi dari ketoprofen melalui
𝑊𝑡 Keterangan:
J = 𝐴𝑥𝑡
C = konsentrasi obat (mg)
Wt = jumlah kumulatif ketoprofen yang Kinetika orde nol diperoleh dengan cara
model pelepasannya. Laju pelepasan obat sebanding dengan konsentrasi obat yang
diamati dengan menggunakan parameter tersisa dalam sediaan pada saat itu.
waktu paruh (t1/2), orde reaksi, dan tetapan Kinetika pelepasan orde satu memiliki
yang tidak larut umumnya akan etanol memiliki hasil pelepasan yang
mengikuti sistem pelepasan Higuchi. lebih baik. Hal ini memiliki korelasi
transdermal sehingga pelepasan obat dengan polimer CMC dan HPMC. Hal
Contohnya adalah PVP yang bentuk dan dimensi kristal dari fraksi
pembentuk film yang tidak larut, yaitu Penetrasi dari ketoprofen juga
molekul obat. PVP berperan sebagai zat (PCSPh). Semakin tebal film, maka
obat dan meningkatkan kelarutan dari keluar dari film dan berpenetrasi ke
obat di dalam matriks dengan cara dalam membran kulit. Formula dengan
menjaganya dalam bentuk amorf.17 Etil jumlah PCSPh paling sedikit dapat
dapat membuat obat bekerja secara pelepasan yang lebih lambat dan dapat
dengan PCSPh19
kelarutan dari ketoprofen. Ketika sistem adalah jenis sorbitan ester, yaitu span
gel pseudolateks diuji secara in vitro, 20, 60, dan 80. Surfaktan ini dipilih
lebih cepat dibandingkan dengan obat memiliki sifat yang hidrofobik sehingga
yang terdiri dari fasa air yang terkontrol adhesif dari patch akan semakin
vitro memberikan flux yang lebih baik oleh Wongpayapkul et al. (2006)24
Ketoprofen dibuat dalam bentuk sediaan adalah yang terbaik. Jika kedua
osteoarthritis.
Farmaka
Volume 14 Nomor 1 78
maka peningkatan penetrasi yang hasil daya adhesif yang lebih baik
in-vitro dari ketoprofen, meliputi penelitian Machida. 2001. In Vitro and in Vivo
lebih lanjut agar didapatkan profil in-vitro 6. Patil, P. R., S. Praveen, R. H. S. Rani,
Dasar dan Klinik. Edisi VIII. Jakarta: of Naproxen Sodium. Aust. J. Basic&
3. British Pharmacopoeia. 2009. British 8. Lucida, H., Hosiana V., dan Muharmi
10. Tunev, S. S., Hastey C. J., Hodzic E., 14. Hafeez, A., U. Jain, J. Singh, A.
Feng S., Barthold S. W., and Maurya, and L. Rana. 2013. Recent
12. Sarvanan, M., Nataraj K. S., and 16. Valenta, C. and B. G. Auner. 2004.
Formulation, Hardness And Storage 17. Verma, N., S. Deshwal. 2014. Design
19. Putri, K. S. S., Slivia S., and E. of Pain Related to Eccentric Muscle
Sciences. 1: 60-67.