Anda di halaman 1dari 9

SEMINAR PAJAK

ASPEK PAJAK JASA KONSTRUKSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Seminar Pajak
Dosen pengampu : Lina Said, SE., M.Si., Ak., CA

Disusun oleh :

Lucky Aditia Nuradji C10170221

Danu Prayogo C10170226

Mochammad Abi Fhirhan C10199001

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) EKUITAS

BANDUNG

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami sampaikan ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, karena

atas rahmat dan karunia-Nya laporan ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada

waktunya. Adapun tujuan penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas

mata kuliah Seminar Pajak dengan judul “Aspek Pajak Jasa Konstruksi”.

Penulisan laporan ini bermaksud agar pembaca, masyarakat umum serta

mahasiswa pada khususnya dapat memahami dan mengetahui lebih jauh mengenai Aspek

pajak jasa konstruksi.

Kami menyadari, sebagai mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran,

penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat

mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat postif, guna memperbaiki penulisan

laporan ini menjadi lebih baik lagi masa yang akan datang.

Kami mengharapkan, semoga laporan yang sederhana ini dapat memberikan

banyak manfaat bagi para pembaca dan bisa menjadi ilmu untuk kita semua dalam proses

belajar.Demikian laporan ini saya susun. Terimakasih

Bandung, 8 Februari 2021


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 4
1.1 Latar Belakang 4

1.2 Tujuan 4

BAB II PEMBAHASAN 5

2.1 Kategori PPh Final Pasal 4 Ayat 2 Atas Jasa Konstruksi 5

2.2 Tarif Pajak Final Pasal 4 Ayat 2 Atas Jasa Konstruksi 5

2.3 Perbedaan Jasa Konstruksi PPh Pasal 23 dan PPh Pasal 4 Ayat 2 6

2.4 Mekanisme Pembayaran Pajak Final Pasal 4 Ayat 2 Atas Jasa Konstruksi 6

BAB III PENUTUP 8

3.1 Kesimpulan 8

DAFTAR PUSTAKA 9
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut seorang ahli yang tidak disebutkan namanya, jasa konstruksi merupakan

salah satu sector usaha yang tumbuh di Indonesia, nilai kapitalisasi yang berasal dari

sector konstruksi selalu tumbuh dari tahun ke tahun. Pertumbuhan nilai kapitalisasi

sector konstruksi menunjukan bahwa jasa konstruksi merupakan industry yang dapat

dijadikan investasi di Indonesia. Keterbatasan infrastruktur dan kemungkinan adanya

pengadaan infrastruktur di Indonesia seperti jalan, pelabuhan, bandara, irigasi dan

lain sebagainya merupakan potensi yang dapat meningkatkan kegiatan usaha yang

bergerak di sector konstruksi dimana hal tersebut merupakan potensi penerimaan

pajak dalam beberapa tahun kedepan di Indonesia. Tidak dipungkiri, bahwa usaha

jasa konstruksi begitu dominan dalam pengembangan dan pembangunan sarana dan

prasarana di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah manufaktur tersendiri mengenai

perlakuan PPh atas usaha jasa konstruksi ini karena peran jasa konstruki yang cukup

tinggi dan sifatnya yang cukup berbeda dengan jenis usaha lainnya.

1.2 Tujuan

a. Mengetahui Kategori PPh Final Pasal 4 Ayat 2 Atas Jasa Konstruksi

b. Memahami Tarif Pajak Final Pasal 4 Ayat 2 Atas Jasa Konstruksi

c. Mengetahui Perbedaan Jasa Konstruksi PPh Pasal 23 dan PPh Pasal 4 Ayat 2

d. Mengetahui Mekanisme Pembayaran Pajak Final Pasal 4 Ayat 2 Atas Jasa

Konstruksi
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kategori PPh Final Pasal 4 Ayat 2 atas Jasa Konstruksi

2.1.1 Jasa Perencanaan Konstruksi

Yaitu pemberian jasa oleh orang pribadi atau badan (ahli profesional) di bidang

perencanaan jasa konstruksi yang mampu membuat pekerjaan dalam bentuk

dokumen perencanaan bangunan fisik.

2.1.2 Jasa Pelaksana Konstruksi

Yang dimaksud dengan jasa pelaksana konstruksi adalah pemberian jasa oleh

orang pribadi atau badan (ahli profesional) di bidang pelaksanaan jasa konstruksi

yang mampu melaksanakan kegiatannya untuk merealisasikan suatu hasil

perencanaan menjadi bangunan atau bentuk fisik lain, termasuk di dalamnya

pekerjaan konstruksi yang terintegrasi.

2.1.3 Jasa Pengawasn Konstruksi

Yaitu pemberian jasa oleh orang pribadi atau badan (ahli profesional) di bidang

pengawasan jasa konstruksi yang mampu melakukan aktivitas pengawasan sejak

awal hingga selesai dari pelaksanaan pekerjaan konstruksi, termasuk di dalam

kelompok jasa ini adalah jasa penilai.

2.2 Tarif Pajak Final PPh Pasal 4 Ayat 2 atas jasa Konstruksi

2.2.1 Jasa Perencanaan Konstruksi

Dikenakan tariff sebesar 4% jika kontraktor mempunyai sertifikat kualifikasi

usaha (SBU) atau 6% jika kontraktor tidak mempunyai sertifikat kualifikasi

usaha.

2.2.2 Jasa Pelaksanaan Konstruksi

Dikenakan tarif sebesar 2% (dua persen), jika kontraktor mempunyai sertifikasi

kualifikasi usaha kecil (kelompok grade 1, grade 2, grade 3 dan grade 4).


Sementara tarif sebesar 3% (tiga persen) dikenakan jika kontraktor mempunyai

sertifikasi kualifikasi usaha menengah maupun besar (kelompok grade 5, grade 6

maupun grade 7). Adapun tarif sebesar 4% (empat persen) diperuntukkan jika

kontraktor tidak mempunyai sertifikasi kualifikasi usaha.

2.2.3 Jasa Pengawasan Konstruksi

Tarif sebesar 4% (empat persen) dikenakan jika kontraktor mempunyai sertifikat

kualifikasi usaha atau 6% (enam persen) jika kontraktor tidak mempunyai

sertifikat kualifikasi usaha.

2.3 Perbedaan Jasa Konstruksi PPh Pasal 23 dan PPh Pasal 4 Ayat 2

Jasa konstruksi tidak hanya terdapat dalam PPh Pasal 4 Ayat 2 saja, namun juga

dalam pasal yang berbeda yaitu PPh Pasal 23. Kesamaan itu yang mungkin

menimbulkan pertanyaan akan penetapan pajak untuk suatu usaha jasa konstruksi

meskipun keuanya sama – sama mengacu oada UU PPh yang berlaku. Selain PPh

Pasal 4 Ayat 2 bersifat final sementara PPh Pasal 23 bersifat tidak final, dalam

untaian kata pasal 4 ayat 2 juga disebutkan “usaha jasa konstruksi” sementara dalam

pasal 23 ayat 1 hanya menyebutkan kata “jasa konstruksi” tanpa ada kata “usaha”

seperti di pasal 4 ayat 2.

Keberadaan sertifikasi kualifikasi usaha juga sering dijadikan penanda jelas atas

penetapan PPh pasal 4 ayat 2. Pabila tidak ada sertifikasi kualifikasi usaha tau jasa

konstruksi tersbut bahkan tidak memiliki izin resmi maka tidak dikenakan PPh final

melainkan PPh pasal 23 atau PPh Pasal 21. PPh pasal 23 apabila jasa konstruksi

berstatus Wajib Pajal Badan dan PPh pasal 21 apabila jasa konstruksi berstatus Wajib

Pajak orang pribadi.

2.4 Mekanisme Pembayaran Pajak Final Pasal 4 Ayat 2 atas Jasa Konstruksi

Dalam mekanisme pembayaran atau penyetoran PPh Final pasal 4 ayat 2, pembayran

melalui pemotongan oleh pengguna jasa atau penyetoran sendiri oleh kontraktor. Bila

pengguna jasa bertindak sebagai pemotong PPh maka ia jug akana melakukan
pelunasan PPh. Namun jika status pengguna jasa bukan sebagai pemotong PPh, maka

kontraktor yang wajib menyetorkan sendiri PPh yang terutang.

2.4.1 Tanggal Pembayaran PPh Final Pasal 4 ayat 2

Pembayaran PPh Final pasal 4 ayat 2 atas usaha jasa konstruksi dilakukan oaling

lama pada tanggal 10 bulan berikutnya setelah bulan terutangnya PPh oleh

pengguna jasa atau tanggal 15 bulan berikutnya setelah bulan diterimanya

pembayrn oleh pemberi jasa.

2.4.2 Tanggal Pelaporan PPh Final Pasal 4 ayat 2

Untuk SPT Masa PPh Pasal 4 Ayat 2, waktu batas pelaporannya oleh pengguna

jasa dan penyedia jasa paling lama 20 hari setelah dilakukan pemotongan pajak

atau penerimaan pembayaran.


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Demikian penjelasan seputar pajak final PPh pasal 4 ayat 2 atas usaha jasa konstruksi

mulai dari kategori, tariff, dan cara pembayarannya. Semoga makalah yang telah

kami buat ini dapat menjadi sumber informasi yang berguna bagi kita semua sebagai

calon Wajib Pajak di masa yang akan datang, terutama berguna bagi wajib pajak bdan

usaha yang bergerak di bidang konstruksi.


DAFTAR PUSTAKA

https://klikpajak.id/blog/tips-pajak/pajak-final-pasal-4ayat2

Anda mungkin juga menyukai