Ditujukan Untuk:
GEOGRAFI INDUSTRI
Oleh:
ASFIRA ANUGRAH
1815140007
GEOGRAFI SAINS
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN 2021
Latar belakang digalakkan industrialisasi pedesaan
Industrialisasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki makna usaha
menggalakkan industri di suatu negara pengindustrian. Sedangkan makna industri itu sendiri
adalah kegiatan memproses atau mengolah barang dengan menggunakan sarana dan peralatan
(Departemen Pendidikan Nasional, 2008:534). Jadi industrialisasi usaha menggalakakan adanya
pengolahan barang dengan menggunakan sarana peralatan. Sedangkan dalam Kamus Umum
Bahasa Indonesia susunan W.J.S Poerwaadarminta industrialisasi adalah usaha untuk
menghidupkan industri supaya menjadi pokok untuk penghidupan negara (Poerwadarminta,
2014:444).
Pengembangan industri pedesaan sendiri dapat dikarenakan oleh berbagai faktor seperti
ketersediaan lokasi sumberdaya dan akses, sehingga tidak semua industri begitu saja dibangun di
pedesaan. Pengembangan pembangunan industri pada daerah pedesaan biasanya akan
mengakibatkan perubahan lingkungan berupa berkembangnya jaringan infrastruktur yang
dibarengi dengan segala aktivitas yang ada di dalamnya. Hal ini sesuai dengan pengertian
pembangunan industri menurut Simandjorang (2010: 37) adalah meliputi aspek-aspek perubahan
struktur ekonomi, perluasan kesempatan kerja, pemerataan kesempatan berusaha, pengurangan
ketergantungan pada impor, peningkatan ekspor hasil-hasil industri, peningkatan perangkat lunak
termasuk rancang bangun dan perekayasaan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan industri di
daerah-daerah dan pemanfaatan sumber alam dan energi serta sumber daya manusia.
Industrialisasi pedesaan disatu sisi dapat menjadi solusi penyelesaian permasalahan ekonomi
desa, namun disisi lain dapat mengubah fungsi dan tata guna lahan pertanian di pedesaan serta
membawa perubahan pada struktur sosial dan ekonomi pedesaan.
Adanya industrialisasi pedesaan baik secara langsung maupun tidak langsung membawa
perubahan bagi penduduk maupun lingkungan sekitar secara menyeluruh. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Tambunan (1990, dalam Tanzenia, 2012:9) bahwa industrialisasi pedesaan dalam
konteks ekonomi Indonesia dilihat dalam pengertian yang luas, yakni sebagai usaha transformasi
masyarakat pertanian pedesaan ke arah masyarakat yang bersifat industrial. Industrialisasi
pedesaan berfungsi meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi yang dapat diukur dari segi
pendapatan dan lapangan kerja baru.
Perubahan akibat adanya industrialisasi ini tidak hanya pada perubahan struktur ekonomi
saja, namun suatu rangkaian perubahan yang saling terkait satu sama lainnya yang diperlukan
guna mendukung proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan (chenery,
1979, dalam Tambunan, 2001:59). Hal ini membawa perubahan yang sangat signifikan bagi
pedesaan karena adanya proses industrialisasi sebagai alat dalam pembangunan pedesaan.
Namun tidak semua desa mengalami proses industralisasi, hanya desa yang memiliki sumber
daya alam maupun manusia yang mendukung adanya industrialisasi yang terdapat di desa
tersebut maupun sekitar desa.
Urbanisasi adalah fenomena proses perubahan suatu kawasan menjadi perkotaan, yang
ditandai dengan perkembangan aktivitas industri dan jasa pelayanan perkotaan. Perubahan
aktivitas diikuti dengan perubahan bentuk fisik kawasan. Secara tradisional, hal ini didefinisikan
sebagai proses pembentukan dan pertumbuhan kota. Dalam perspektif sosial, proses ini
ditunjukkan dengan banyak orang berkumpul dan menetap di suatu kawasan, yang pada
gilirannya mengembangkan lembaga-lembaga ekonomi dan sosial perkotaan, seperti bisnis dan
pemerintahan, untuk mendukung aktivitas yang terjadi. Hal ini juga menjadikan lokasi urbanisasi
sebagai tempat pemusatan kekuasaan dan modal. Kawasan perkotaan umumnya dicirikan dengan
konsentrasi permukiman dan bangunan kegiatan lainnya yang relatif padat. Hal ini lebih jauh
dapat dipahami juga sebagai penguasaan terhadap konsentrasi kekuasaan dan sumberdaya yang
mempengaruhi kegiatan pembangunan (Orum, 2011).
Lebih jauh Cavasin (2006) menyebutkan urbanisasi merupakan proses yang melibatkan
aktivitas sosial di dalam ruang, yang merupakan bagian proses pembangunan dan perubahan
sosial. Urbanism atau pemahaman perkotaan dalam bentuk sifatnya menunjukkan adanya
spesifikasi cara hidup masyarakat yang lebih kompleks pada organisasi sosial, kepadatan, dan
keberagamannya. Hal ini sering disebut sebagai karakter dari budaya perkotaan. Proses
urbanisasi di negara berkembang diindikasikan dari pertumbuhan jumlah dan ukuran dari
wilayah perkotaan. Urbanisasi dapat menggambarkan proses perkembangan dan tantangan dari
kota (Cavasin, 2006).
Urbanisasi secara fisik diindikasikan perubahan guna lahan, konstruksi bangunan, dan
penyediaan infrastruktur dan fasilitas perkotaaan. Perkembangan ini juga ditandai dengan
migrasi penduduk untuk mendukung perkembangan aktivitas perkotaan yang cepat. (McGee,
1971). Urbanisasi kawasan perdesaan adalah proses pergeseran akvititas dan fisik menjadi
perkotaan di kawasan perdesaan sendiri. Terkait hal ini Zhu (2009) menyampaikan terdapat
fenomena lain yaitu urbanisasi setempat (in situ urbanization) yang berbeda dengan proses
urbanisasi konvensional yang berbasis kota dan didominasi migrasi desa kota (ZHU, Yu; Qi &
Huaiyo; He, 2009). Di China, fenomena ini dipicu karena adanya kebijakan proses industrialisasi
kawasan perdesaan serta transformasi kegiatan pertanian. Proses ini mendorong pengurangan
ketimpangan pembangunan desa kota, dan migrasi penduduk perdesaan ke perkotaan.
Contoh dalam kasus studi, perkembangan industri kayu di Kabupaten Temanggung, Jawa
Tengah adalah merupakan kajian yang menarik, terkait adanya aglomerasi industri yang
berlokasi di kawasan pedalaman Pulau Jawa. Perkembangan Industri kayu di Kabupaten
Temanggung baru dimulai sekitar awal tahun 1990an. Saat ini kegiatan industri kayu telah
menjadi industri utama kabupaten, dan memainkan peran penting juga pada produksi pengolahan
kayu nasional.
N Aryanti (2018). digilib.uinsgd.ac.id Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati. Bandung