Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MATA KULIAH KMB II

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. R


DENGAN GLUKOMA

OLEH

RACHMAWATI RAHMAN

PO713201181182

3D

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR


PRODI D3 KEPERAWATAN
T.A 2020/2021
Tanggal masuk            : 29 Desember 2010
Tanggal pengkajian     : 29 Desember 2010
Pengkaji                      : Sri Wahyuni

1. DATA SUBYEKTIF
a. Identitas Pasien
Nama               : Tn.R
Umur               : 48 tahun
Agama             : Islam
Pendidikan      : SMA
Alamat            : RT 02/RW 02, Gombong
Status              : Menikah

Identitas Penanggung jawab


Nama               : Ny.S
Umur               : 40 tahun
Alamat            : RT 02/RW 02, Gombong
Hub. Dengan pasien :  Istri

b. Keluhan utama
Keluhan yang paling dirasakan pasien adalah nyeri pada bagian mata kanan.

c. Riwayat Kesehatan
 Riwayat Kesehatan saat ini
Paisen datang ke klinik STIKES Muhammadiyah Gombong pada tanggal 26
Desember 2010 dengan keluhan nyeri di bagian mata sebelah kanan “cenut-cenut”
pada saat kepala lebih rendah / saat untuk sujud dan ruku, tidak begitu jelas melihat
objek disekitarnya, demam, lemas, bila diraba pasien mengatakan nyeri pada mata
yang sakit, sejak satu hari yang lalu. Mata yang kanan terlihat lebih menonjol dan
membesar. Hasil cek laboratorium leukositnya meningkat = 17.000 Hb 12 mg/dl.
Pada saat dilakukan pengukuran tanda-tanda vital didapatkan hasil TD 120 mm/Hg,
RR 24x/ menit, S 38 C, HR 90 x/ menit. Pasien mengalami peningkatan tekana intra
okuli 25 mmHg diagnosa sementara pasien menderita glaukoma.
 Riwayat Kesehatan Dahulu
     Pasien mempunyai riwayat penyakit Diabetes Melitus.         
 Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga klien  yaitu ayah dari klien mempunyai riwayat penyakit glaukoma.

d. Pola pemenuhan Kebutuhan Dasar Virginia Henderson


1) Pola Oksigenasi
Sebelum sakit                 : Pasien bernapas dengan normal. Tidak merasa sesak napas.
Saat di kaji                     : Pasien  tidak tidak sesak napas dengan RR 24 x/ mnt
2) Pola Nutrisi                
Sebelum sakit                 : Pasien makan 3 x sehari dengan komposisi nasi, sayur dan
lauk
Pasien minum 5 gelas/ hari air putih/ air teh dan kadang-
kadang susu
3) Saat dikaji                      : Pasien makan 3 x sehari dengan komposisi nasi, sayur dan
lauk
Pasien minum 5 gelas/ hari air putih/ air teh dan kadang-
kadang susu. Nafsu makan pasien tidak menurun
4) Pola Eliminasi
Sebelum sakit                 :  Pasien BAB 3 hari sekali berwarna kuning dan lembek
                                                   Pasien BAK 4 x sehari berwarna kuning dan jernih
Saat dikaji                       :  Pasien BAB 3 hari sekali berwarna kuning dan lembek
                                          Pasien BAK 4 x sehari berwarna kuning dan jernih
5) Pola Aktivitas
Sebelum sakit              : Pasien dapat beraktivitas tanpa bantuan orang lain
Saat dikaji                   : Pasien mengalami kesulitan dalam beraktifitas, pasien tidak
bisa melihat dengan jelas objek disekitarnya.
6) Pola istirahat
Sebelum sakit              : Pasien tidur 7-8 jam sehari tanpa keluhan pada malam hari
Saat dikaji                   : Pasien tidur 5-7 jam di malam hari dan kadang-kadang
terbangun.
7) Personal hygine          
Sebelum sakit              : Pasien mandi 2x sehari menggunakan sabun, keramas 3 hari
sekali menggunakan sampo dan menggosok gigi, memotong
kuku 1 minggu sekali
Saat dikaji                   : Pasien mandi 2x sehari menggunakan sabun, keramas 3 hari
sekali menggunakan sampo dan menggosok gigi, memotong
kuku 1 minggu sekali
8) Rasa aman dan nyaman
Sebelum sakit              : Pasien merasa nyaman tinggal bersama keluarga dan mampu
bekerja sama
Saat dikaji                   : Pasien merasa nyeri pada mata sebelah kanan, sehingga rasa
aman dan nyaman terganggu.
9) Mempertahankan temperature
Sebelum sakit              : Pasien menggunakan jaket dan selimut jika dingin dan
memakai pakaian yang tipis jika merasa panas
Saat dikaji                   : Pasien tidak merasa panas/ demam dengan suhu norml 370 C,
tidak terlihat menggigil
10) Kebutuhan berpakaian
Sebelum sakit              : Pasien dapat memakai pakaian sendiri tanpa bantuan orang
lain, pasien ganti baju 2x sehari setelah mandi
Saat dikaji                   : Pasien dapat memakai pakaian sendiri tanpa bantuan orang
lain, pasien ganti baju 2x sehari setelah mandi
11) Kebutuhan Berkomunikasi
Sebelum sakit              : Pasien dapat berkomunikasi dengan lancar menggunakan
bahasa Jawa
Saat dikaji                   : Pasien dapat berkomunikasi dengan lancar menggunakan
bahasa Jawa
12) Kebutuhan Kerja
Sebelum Sakit             : Pasien dapat memenuhi kebutuhan   keluarganya.
Saat dikaji                   : Pasien dapat memenuhi kebutuhan   keluarganya.
13) Kebutuhan rekreasi
Sebelum sakit              : Pasien berekreasi pada hari raya  dan hari libur bersama
keluarga dan pasien menikmatinya.
Saat dikaji                   : Pasien berekreasi pada hari raya  dan hari libur bersama
keluarga dan pasien menikmatinya.
14) Kebutuhan belajar
Sebelum sakit              : Pasien mengetahui penyakitnya dari TV  dan Koran, dan
tenaga medis.
Saat dikaji                   : Pasien mengetahui penyakitnya dari dokter dan tenaga medis
lainnya.
15) Kebutuhan Spiritual
Sebelum Sakit             : Pasien dapat menjalankan sholat lima waktu berjamaah
bersama-sama keluarganya.
Saat dikaji                   : Pasien dapat menjalankan sholat lima waktu berjamaah
bersama-sama keluarganya.

2. DATA OBYEKTIF
a. Pemeriksaan umum
1) Keadaan umum (KU) : Sedang        
2) Kesadaran: Compos mentis
3) 3.      TD          : 120/70 mmHg
4) 4.      HR         : 90 x / mnt
5) 5.      S             : 380 C
6) 6.      RR          : 24 x / mnt
b. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala       : Bentuk mesocephal
2) Muka         : paralyis, bentuk simetris
3) Mata          : terjadi gangguan penglihatan, pupil melebar, lensa menjadi keruh, terjadi
udema kornea konjungtiva bulbi kemotik
4) Telinga      : bentuk simetris, tidak ada serumen berlebih, tidak menggunakan alat
bantu pendengaran.
5) Hidung      : penciuman  baik, tidak ada polip, tidak ada nyeri tekan,
6) Mulut        :  tidak ada gangguan pengecapan
7) Leher         : bentuk simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran limfe
8) Dada         : bentuk dada simetris, tidak ada nyeri tekan.
9) Ekstremitas : atas  :  Tangan kiri dan kanan dapat bergerak dengan baik     
                         Bawah :  kaki kanan dan kiri  dapat    bergerak dengan baik.
10) Integumen : turgor kulit baik, tidak ada luka
11) Genetalia   : Tidak terdapat incontinensia atau retensio urine

3. DATA PENUNJANG
Hasil cek laboratorium leukositnya meningkat = 17.000 Hb 12 mg/dl

4. TERAPI TOBAT
Terapi yang diberikan Miotik tiap menit 1 tetes selama 5 menit kemudian 1 tetes tiap jam
selama 6 jam, Carbonic anhidrase inhibitor/ azetazolamid @ 250 mg tab sekaligus kemudian
tiap 4 jam 1 tab sampai 24 jam, Morfin 10 mg inj.
5. ANALISA DATA
No Tgl/Waktu Data Fokus Pathway Problem Etiologi Paraf

1 29 Desember 2010  : Pasien mengatakan Peningkatan Nyeri peningkatan


Jam 08.00 WIB nyeri pada mata intra okuli TIO
bagian kanan “
cenut-cenut”.
Do   : Pasien terlihat Reseptor
menahan rasa nyeri, saraf nyeri bebas
lemah, mata yang (nociseptor)
kanan terlihat lebih
besar dan menonjol
dari pada yang kiri, Melalui senyawa
TIO 25mmHg, kimia (histamine
leukosit meningkat dan
17000 prostatglandin)
P : Nyeri dating ke otak
ketika pada saat
kepala lebih
rendah ,saat sujud Nyeri
dan ruku diterjemahkan ke
Q : Nyeri terasa otak
cenud-cenud
R : Nyeri terasa pada
mata kanan
S : Skala nyeri 5
T : Nyeri terasa
sering/ 5 menit
sekali

2. 29 Desember 2010  : Pasien mengatakan Oedema pada Gangguan Oedema pada


Jam 10.00 tidak begitu jelas struktur mata persepsi struktur
melihat objek   sensori visual mata
disekitarnya, mata penglihatan
silau jika melihat
cahaya 3 hari yang
lalu Penurunan
Do  : TIO 25 mmHg, fungsi pada
mata yang kanan struktur mata
terlihat lebih  
menonjol dan besar
dari pada yang kiri Reaksi
menerima
cahaya oleh
pupil menurun
 

Bayangan objek
tidak dapat
diterima retina

Saraf Visual
mata tidakbisa
menerima byaan
objek

Tidak ada
terjemahan
sesuai visual
diotak

Ganggauan
persepsi sensori
visual
3. 29 Desember 2010 DS : Pasien Infeksi jaringan Hipertermi Infeksi
Jam 10.00 WIB mengatakan demam mata jaringan mata
dan lemas  

DS : Penuruna aliran
S: 380C darah ke mata
Cek Laboratorium :
HB : 12 mg/dl
WBC ; 17x103Ul Mempengaruhi
TD : 120 mmHg fungsi otak
RR : 24 x/menit dalam mengatur
N : 90x/menit metabolism mata
Difusi ion
kalium dan
natrium

Pelepasan
muatan listrik
diotak tidak
terkendali

Hipertermi

Penurunan aliran
darah kemata

Mempengaruhi
fungsi
4. 29 Desember 2010 DS : Intoleransi Kelemahan
Jam 10.00 WIB          Pasien mengatakan aktifitas Otot
nyeri dibagian mata
kanan terasa cenut-
cenut
         Pasien mengataka
lemas dan deemam
DO :
         TD : 120 mmHg
         RR : 24x/menit
         HR : 90x/menit

6. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri b/d peningkatan TIO
b. Gangguan persepsi sensori penglihatan b/d gangguan penerimaan; gangguan status organ
ditandai dengan kehilangan lapang pandang progresif
c. Hipertermi b/d Infeksi jaringan mata
d. Intoleransi Aktifitas b/d Kelemahan  otot
7. PERENCANAAN
No Dx Kriteria Hasil Intervensi Rasional
(SMART) NIC
1 Nyeri b/d Setelah dilakukan 1. Memantau Keadaan 1. Mengetahui
peningkatan TIO tindakan keperawatan umum pasien dan tingkat kesadaran
selama 3 x 24 jam TTV dan kondisi tubuh
diharapkan rasa nyeri pada 2. Kaji tingkat nyeri 2. Mengetahui
mata pasien berkurang  3. Pertahankan tirah tingkat nyeri
dengan KH: baring ketat pada untuk
-    Keadaan umum posisi semi fowler memudahkan
dan TTV Normal 4. Berikan lingkungan intervensi
    - pasien      gelap dan terang selanjutnya
mendemonstrasikan 5. Berikan analgesic 3. tekanan pada
pengetahuan akan yang di resepkan dan mata meningkat
penilaian evaluasi bila tubuh datar
pengontrolan nyeri keefektifanya 4. stress dan sinar
- pasien 6. Anjurkan untuk menimbulkan
mengatakan nyeri banyak istirahat TIO yang
berkurang/hilang 7. Ajarkan relaksasi dan mencetuskan
- ekspresi wajah distraksi nyeri
rileks 8. Beri obat marfin 5. untuk mengontrol
dengan kolaborasi
-       Tidak gelisah dan nyeri, nyeri berat
dengan dokter
tidak susah tidur
menentukan
karena gangguan
rasa menuver
nyeri                         
valasava,
    
menimbulkan
TIO
6. Untuk
menurunkan
tekanan intra
okuli
7. Menciptakan rasa
aman dan
mengurangi rasa
nyeri pada mata
8. Pemberian onbat
sesuat prosedur

2 Gangguan Setelah dilakukan 1. Pastikan derajat atau 1. Mempengaruhi


persepsi sensori tindakan keperawatan tipe penglihatan harapan masa
penglihatan b/d selama 3 x 24 jam 2. Dorong pasien depan pasien
gangguan diharapkan penglihatan mengekspresikan 2. Pasien
penerimaan; yang optimal    dengan KH: parasaan tentang menghadapi
gangguan status    -  Pasien akan kehilangan kemungkinan
organ ditandai berpartisipasi dalam penglihatan atau mengalami
dengan program 3. Tunjukkan pemberian pengalaman
kehilangan pengobatan tetes mata, contoh kehilangan
lapang pandang     -  Pasien akan menghitung tetesan, penglihatan
progresif mempertahankan mengikuti jadwal, sebagian atau
lapang ketajaman tidak salah dosis total
penglihatan tanpa 4. Lakukan kegiatan/ 3. mengontrol TIO,
kehilangan lebih tindakan  untuk mencegah
lanjut. membantu pasien kehilangan
menangani penglihatan lanjut
keterbatasan 4. menurunkan
penglihatan, contoh: bahaya
atur perabot, kurangi keamanan
kekacauan, perbaiki sehubungan
sinar suram, dan dengan perubahan
masalah penglihatan lapang pandang
malam 5. menurunkan laju
5. Kolaborasi pemberian produksi akueus
6. asetazolamid 6. humor
(diamox)

3. Hipertermia b/d Setelah dilakukan 1. Memantau keadaan


infeksi jaringan tinadakan keperawatan umum pasien  dan 1. Mengetahui 
mata selama 2x24 TTV kesadaran dan
jamdiharapkan pasien 2. Memonitor Hasil kondisi tubuh
dalam rentan yang normal Laboratorium dalam keadaan
dengan KH : 3. Mengkompres dengan normal atau tidak
1.      Keadaan Umum air hangat 2. Mengetahui hasil
Baik 4. Berkolaborasi dengan laboratorium
2.      Suhu badan dalam ahli gizi dan dokter terkait penyebab
ambang yang hipertermi
normal (36- 37,2) 3. Untuk
                              memberikan efek
suhu badan turun
4. Untuk
mengetahui status
gizi daan terapi
obatnya
4. Intoleransi Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji respon emosi, Mengetahui tingkat
Aktifitas b/d keperawatan selama 2x 24 social dan spiritual emosi,social dan
Kelemahan Otot jam diharapkan pasien 2. Pantau TTV spiritual
3. Pantau asupan Nutrisi
4. Pantau respon
oksigen pasien
5. Ajarkan relaksasi dan
Distraksi
6. Berkolaborasi dengan
ahli gizi dan dokter
7. PELAKSANAAN
No Dx Implementasi
Nyeri b/d 1. Memonitor KU dan TTV
1 peningkatan TIO 2. Mengkaji tingkat nyeri
3. Mempertahankan tirah baring ketat pada posisi semi fowler
4. Memberikan lingkungan gelap dan terang
5. Memberikan analgesic yang di resepkan dan mengevaluasi
keefektifanya
2 Gangguan persepsi 1. Memastikan derajat atau tipe penglihatan
sensori 2. Mendorong pasien mengekspresikan parasaan tentang kehilangan
penglihatan b/d penglihatan
gangguan 3. Menunjukkan pemberian tetes mata, contoh menghitung tetesan,
penerimaan; mengikuti jadwal, tidak salah dosis
gangguan status 4. Melakukan sesuatu  tindakan untuk membantu pasien menangani
organ ditandai keterbatasan penglihatan, contoh: mengatur perabot, mengurangi
dengan kehilangan kekacauan, memperbaiki sinar suram, dan masalah penglihatan
lapang pandang malam
progresif 5. Mengkolaborasi pemberian asetazolamid (diamox)

3. Hipertermi b/d 1. Memonitor keadaan umum pasien  dan TTV


Infeksi jaringan 2. Memonitor Hasil Laboratorium
mata. 3. Mengkompres dengan air hangat
4. Berkolaborasi dengan ahli gizi dan dokter

4 Intoleransi 1. Mengkaji respon emosi,social dan spiritual


Aktifitas b/d 2. Memantau TTV
Kelemahan otot 3. Memantau asupan Nutrisi
4. Memantau respon oksigen pasien
5. Mengajarkan relaksasi dan Distraksi
6.      Berkolaborasi dengan ahli gizi dan dokter

8. EVALUASI
No Dx Evaluasi Paraf
1 Nyeri b/d peningkatan S : Pasien mengatakan nyeri  berkurang
TIO O : Skala nyeri pasien 5
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
 Kaji tingkat nyeri
           Pertahankan tirah baring ketat pada
posisi semi fowler
           Berikan lingkungan gelap dan terang
           Berikan analgesic yang di resepkan
dan mengevaluasi
keefektifanya

2 Gangguan persepsi S : Pasien mengatakan tidak begitu jelas saat


sensori penglihatan b/d melihat objek disekitarnya
gangguan penerimaan; O:
gangguan status organ A : Masalah belum teratasi
ditandai dengan P : Lanjutkan Intervensi
kehilangan lapang 1.    Menunjukkan pemberian tetes mata,
pandang progresif contoh menghitung tetesan,
mengikuti jadwal, tidak salah dosis
2.    Melakukan sesuatu tindakan untuk
membantu pasien menangani keterbatasan
penglihatan, contoh: mengatur perabot,
mengurangi kekacauan, memperbaiki sinar
suram, dan masalah penglihatan malam
3.    Mengkolaborasi pemberian asetazolamid
(diamox)
3 Hipertermi b/d Infeksi S : Pasien mengatakan demam dan lemas
jaringan mata O : Pasien terlihat lemas dan teraba hangat
A :Masalah teratasi sebagian
P :Lanjutkan Intervensi
1.      Memonitor keadaan umum pasien  dan
TTV
2.      Memonitor Hasil Laboratorium\
3.      Mengkompres dengan air hangat
4 Intoleransi Aktifitas b/d S:
Kelemahan  otot  Pasien mengatakan nyeri dibagian
mata kanan terasa cenut-cenut
 Pasien mengataka lemas dan deemam
O:
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
1.      Mengkaji respon emosi,social dan
spiritual
2.      Memantau TTV
3.      Memantau asupan Nutrisi
4.      Memantau respon oksigen pasien
5.      Mengajarkan relaksasi dan Distraksi

Anda mungkin juga menyukai