OLEH
RACHMAWATI RAHMAN
PO713201181182
3D
1. DATA SUBYEKTIF
a. Identitas Pasien
Nama : Tn.R
Umur : 48 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Alamat : RT 02/RW 02, Gombong
Status : Menikah
b. Keluhan utama
Keluhan yang paling dirasakan pasien adalah nyeri pada bagian mata kanan.
c. Riwayat Kesehatan
Riwayat Kesehatan saat ini
Paisen datang ke klinik STIKES Muhammadiyah Gombong pada tanggal 26
Desember 2010 dengan keluhan nyeri di bagian mata sebelah kanan “cenut-cenut”
pada saat kepala lebih rendah / saat untuk sujud dan ruku, tidak begitu jelas melihat
objek disekitarnya, demam, lemas, bila diraba pasien mengatakan nyeri pada mata
yang sakit, sejak satu hari yang lalu. Mata yang kanan terlihat lebih menonjol dan
membesar. Hasil cek laboratorium leukositnya meningkat = 17.000 Hb 12 mg/dl.
Pada saat dilakukan pengukuran tanda-tanda vital didapatkan hasil TD 120 mm/Hg,
RR 24x/ menit, S 38 C, HR 90 x/ menit. Pasien mengalami peningkatan tekana intra
okuli 25 mmHg diagnosa sementara pasien menderita glaukoma.
Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mempunyai riwayat penyakit Diabetes Melitus.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga klien yaitu ayah dari klien mempunyai riwayat penyakit glaukoma.
2. DATA OBYEKTIF
a. Pemeriksaan umum
1) Keadaan umum (KU) : Sedang
2) Kesadaran: Compos mentis
3) 3. TD : 120/70 mmHg
4) 4. HR : 90 x / mnt
5) 5. S : 380 C
6) 6. RR : 24 x / mnt
b. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala : Bentuk mesocephal
2) Muka : paralyis, bentuk simetris
3) Mata : terjadi gangguan penglihatan, pupil melebar, lensa menjadi keruh, terjadi
udema kornea konjungtiva bulbi kemotik
4) Telinga : bentuk simetris, tidak ada serumen berlebih, tidak menggunakan alat
bantu pendengaran.
5) Hidung : penciuman baik, tidak ada polip, tidak ada nyeri tekan,
6) Mulut : tidak ada gangguan pengecapan
7) Leher : bentuk simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran limfe
8) Dada : bentuk dada simetris, tidak ada nyeri tekan.
9) Ekstremitas : atas : Tangan kiri dan kanan dapat bergerak dengan baik
Bawah : kaki kanan dan kiri dapat bergerak dengan baik.
10) Integumen : turgor kulit baik, tidak ada luka
11) Genetalia : Tidak terdapat incontinensia atau retensio urine
3. DATA PENUNJANG
Hasil cek laboratorium leukositnya meningkat = 17.000 Hb 12 mg/dl
4. TERAPI TOBAT
Terapi yang diberikan Miotik tiap menit 1 tetes selama 5 menit kemudian 1 tetes tiap jam
selama 6 jam, Carbonic anhidrase inhibitor/ azetazolamid @ 250 mg tab sekaligus kemudian
tiap 4 jam 1 tab sampai 24 jam, Morfin 10 mg inj.
5. ANALISA DATA
No Tgl/Waktu Data Fokus Pathway Problem Etiologi Paraf
Bayangan objek
tidak dapat
diterima retina
Saraf Visual
mata tidakbisa
menerima byaan
objek
Tidak ada
terjemahan
sesuai visual
diotak
Ganggauan
persepsi sensori
visual
3. 29 Desember 2010 DS : Pasien Infeksi jaringan Hipertermi Infeksi
Jam 10.00 WIB mengatakan demam mata jaringan mata
dan lemas
DS : Penuruna aliran
S: 380C darah ke mata
Cek Laboratorium :
HB : 12 mg/dl
WBC ; 17x103Ul Mempengaruhi
TD : 120 mmHg fungsi otak
RR : 24 x/menit dalam mengatur
N : 90x/menit metabolism mata
Difusi ion
kalium dan
natrium
Pelepasan
muatan listrik
diotak tidak
terkendali
Hipertermi
Penurunan aliran
darah kemata
Mempengaruhi
fungsi
4. 29 Desember 2010 DS : Intoleransi Kelemahan
Jam 10.00 WIB Pasien mengatakan aktifitas Otot
nyeri dibagian mata
kanan terasa cenut-
cenut
Pasien mengataka
lemas dan deemam
DO :
TD : 120 mmHg
RR : 24x/menit
HR : 90x/menit
6. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri b/d peningkatan TIO
b. Gangguan persepsi sensori penglihatan b/d gangguan penerimaan; gangguan status organ
ditandai dengan kehilangan lapang pandang progresif
c. Hipertermi b/d Infeksi jaringan mata
d. Intoleransi Aktifitas b/d Kelemahan otot
7. PERENCANAAN
No Dx Kriteria Hasil Intervensi Rasional
(SMART) NIC
1 Nyeri b/d Setelah dilakukan 1. Memantau Keadaan 1. Mengetahui
peningkatan TIO tindakan keperawatan umum pasien dan tingkat kesadaran
selama 3 x 24 jam TTV dan kondisi tubuh
diharapkan rasa nyeri pada 2. Kaji tingkat nyeri 2. Mengetahui
mata pasien berkurang 3. Pertahankan tirah tingkat nyeri
dengan KH: baring ketat pada untuk
- Keadaan umum posisi semi fowler memudahkan
dan TTV Normal 4. Berikan lingkungan intervensi
- pasien gelap dan terang selanjutnya
mendemonstrasikan 5. Berikan analgesic 3. tekanan pada
pengetahuan akan yang di resepkan dan mata meningkat
penilaian evaluasi bila tubuh datar
pengontrolan nyeri keefektifanya 4. stress dan sinar
- pasien 6. Anjurkan untuk menimbulkan
mengatakan nyeri banyak istirahat TIO yang
berkurang/hilang 7. Ajarkan relaksasi dan mencetuskan
- ekspresi wajah distraksi nyeri
rileks 8. Beri obat marfin 5. untuk mengontrol
dengan kolaborasi
- Tidak gelisah dan nyeri, nyeri berat
dengan dokter
tidak susah tidur
menentukan
karena gangguan
rasa menuver
nyeri
valasava,
menimbulkan
TIO
6. Untuk
menurunkan
tekanan intra
okuli
7. Menciptakan rasa
aman dan
mengurangi rasa
nyeri pada mata
8. Pemberian onbat
sesuat prosedur
8. EVALUASI
No Dx Evaluasi Paraf
1 Nyeri b/d peningkatan S : Pasien mengatakan nyeri berkurang
TIO O : Skala nyeri pasien 5
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
Kaji tingkat nyeri
Pertahankan tirah baring ketat pada
posisi semi fowler
Berikan lingkungan gelap dan terang
Berikan analgesic yang di resepkan
dan mengevaluasi
keefektifanya