Anda di halaman 1dari 6

Analisa Sintesa

BGA (Blood Gas Arterial) Dengan Klien Infark Miokard Akut

di Ruang IGD RSUP Dr. Karyadi

Desilva Setia Anggraeni


G3A018093

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN


UNIVERSITAS MHAMMADIYAH SEMARANG
2019
LAPORAN ANALISA SINTESA

Nama Mahasiswa : Desilva Setia Anggraeni Ruang : IGD


NIM : G3A018093 Tanggal : 18 September 2019

1. Identitas Klien
Inisial klien : Ny. M
No. Reg : C769991
2. Diagnosa Medis
Infark Miokard Akut

3. Dasar Pemikiran
Umumnya infark miokard akut didasari oleh adanya arterisklerosis pembuluh darah
koroner. Nekrosis miokard akut hampir selalu terjadi akibat penyumbatan total arteria
koronaria oleh trombus yang tidak stabil dan sering ruptur. Kerusakan miokard dari
endokardium sampai epikardium, menjadi komplet dan irefersibel dalam 3 – 4 jam.
Meskipun nekrosis miokard sudah komplit, proses remodeling miokard yang mengalami
injuri terus berlanjut sampai beberapa minggu karena daerah infark meluas dan daerah non
infark mengalami dilatasi. Setelah terjadi infark miokard akut, daerah miokard setempat
akan memperlihatkan penonjolan sistolik dengan akibat penurunan isi sekuncup (stroke
volume) dan peningkatan mekanisme akhir sistolik dan akhir diastolik ventikrel kiri.
Tekanan akhir diastolik ventrikel kiri dengan akibat tekanan atrium kiri juga naik.
Peningkatan tekanan atrium kiri yang lama akan menyebabkan transudasi cairan ke
jaringan intersisium paru. Akibatnya terjadi kerusakan membran alveolar paru yang
berpengaruh terhadap proses difusi dan mengakibatkan adanya gangguan pertukaran gas.
Analisa gas darah (AGD) adalah prosedur pemeriksaan medis yang bertujuan untuk
mengukur jumlah oksigen dan karbon dioksida dalam darah. AGD juga dapat digunakan
untuk menentukan tingkat keasaman atau pH darah. Sel-sel darah merah mengangkut
oksigen dan karbon dioksida yang juga dikenal sebagai gas darah ke seluruh tubuh. Saat
darah melewati paru-paru, oksigen masuk ke dalam darah sementara karbon dioksida
terlepas dari sel darah dan keluar ke paru-paru. Dengan demikian pemeriksaan analisa gas
darah dapat menentukan seberapa baik paru-paru dalam bekerja memindahkan oksigen ke
dalam darah dan mengeluarkan karbon dioksida dari darah.
4. Analisa Sintesa
Arterosklerosis

Aliran darah ke jantung menurun

Oksigen dan nutrisi turun

Suplai dan kebutuhan oksigen ke jantung tidak seimbang

Suplai oksigen ke miocard turun

Sesak

Dilakukan pemeriksaan AGD

Untuk mengukur jumlah oksigen dan karbon dioksida dalam darah dan digunakan untuk
menentukan tingkat keasaman atau ph darah

5. Tindakan Keperawatan dan Rasional


a. Arteri yang sering digunakan adalah arteri radialis atau brakhialis.
b. Lakukan aspirasi 0,01 ml heparin ke dalam syringe, sehingga dasar syringe basah
dengan heparin, kemudian kelebihan heparin dibuang melalui jarum, dilakukan
dengan perlahan sehingga pangkal jarum penuh dengan heparin dat tidak ada
gelembung udara
c. Lakukan palpasi arteri radialis atau brakhialis dengan jari tengah dan jari telunjuk,
temukan titik maksimum denyutan, lakukan desinfesksi dengan kapas alcohol
d. Masukkan jarum secara perlahan di area dengan pulsasi penuh, untuk memudahkan
jarum dimasukkan dengan sudut 45-90 derajat dari kulit
e. Jarum akan otomatis masuk kedalam arteri, darah secara perlahan akan naik di dalam
syringe, hal ini yang mengindikasikan bahwa darah yang diambil adalah darah arteri.
Bila dilakukan aspirasi secara paksa seperti pada syringe yang terbuat dari plastik,
maka belum tentu darah yang diaspirasi adalah darah arteri, sehingga akan
mengaburkan pemeriksaan.
f. Ambil darah sebanyak 1 ml, jarum dilepaskan dan petugas yang lain melakukan
penekanan pada daerah bekas penusukan (minimal 5 menit, dan 10 menit pada klien
yang mendapat terapi antikoagulan)
g. Keluarkan gelembung udara yang ada dalam syringe. Lepaskan jarum dan tempatkan
penutup udara pada syringe. Putar syringe diantara telapak tangan untuk
mencampurkan heparin
h. Syringe diberi label dan dikelilingi oleh kapas alkohol untuk mempertahankan
kualitas darah hingga pengiriman ke laboratorium.
6. Catatan :
a) Ukur saturasi O2 untuk mencocokkan keakuratan PO2 (saturasi O2 yang
terhitung= saturasi O2 yang diukur + Karboksihemoglobin)
b) Bila kandungan CO2 juga diukur, ini memberikan pencocokan silang untuk
keakuratan PCO2
c) Cara lain untuk meyakinkan keakuratan yaitu dengan melakukan tes duplikat
dengan 2 analisa gas yang berbeda. Bila ada perbedaan dalam 2 penentuan, tes
harus dilakukan untuk ketiga kalinya
d) Petugas yang melakukan analisa harus melaporkan adanya kecurigaan bahwa
hasil tidak benar, bila:
 Syringe darah terdapat gelembung udara.
 SaO2 yang dihitung tidak sesuai dengan SaO2 yang diukur
 Kandungan CO2 yang dihitung tidak sesuai dengan yang diukur.
7. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menilai PaO2 :
a) Umur
Bayi baru lahir, PaO2 normal berkisar antara 40-70 mmHg dan setiap kenaikan
umur 1 tahun lebih dari 60 tahun, akan menyebabkan penurunan PaO2 1 mmHg.
b) Posisi
Normal, perubahan posisi dari duduk ke berbaring akan menyebabkan penurunan
PaO2 5-10 mmHg.
c) Konsentrasi O2 inspirasi ( FiO2)
Setiap kenaikan 10 % FiO2 akan diikuti dengan kenaikan PaO2 +/- 50 mmHg.
d) Ventilasi alveolar
PaO2 berbanding terbalik dengan PaCO2. Hipoksemia adalah suatu keadaan
dimana PaO2 kurang dari 80 mmHg pada orang dewasa yang bernafas dalam
udara kamar setinggi permukaan laut atau SaO2 kurang dari 90 %.
8. Diagnosa Keperawatan
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan membran alveolar
9. Data Fokus
Data Subyektif:
 Klien mengatakan sesak
 Klien menolak saat nasal kanul diganti non rebreathing mask karena tidak nyaman
Data Obyektif:
 Klien tampak terpasang nasal kanul O2 3 liter/menit
 Hasil Pemeriksaan Fisik Paru-Paru:
Inspeksi:
- Frekuensi napas klien 45 kali/ menit; irreguler; napas pendek, cepat, dan
dangkal
- Ada napas cuping hidung
- Ada retraksi intercostalis
- Ada gerakan otot bantu pernapasan saat klien bernapas
- Pengembangan dada simetris antara dada kanan dan kiri.
Palpasi: Pengembangan dinding dada kurang maksimal
Perkusi: Sonor pada sebagian besar lapang paru, dullness pada area basal
Auskultasi: Terdengar suara dasar vesikuler dan terdengar ronkhi basah pada area
basal paru
 Hasil Pemeriksaan Penunjang (thorax AP) : terdapat gambaran edema pulmonum
10. Prinsip-Prinsip Tindakan Keperawatan
a. Steril
b. Darah yang diambil harus darah arteri.
c. Tindakan dilakukan secara tepat dan benar
d. Tindakan dilakukan sesuai dengan indikasi/advis dokter
11. Tujuan Tindakan
Pengambilan darah arteri dilakukan untuk pemeriksaan analisa gas darah yang digunakan
untuk mendiagnosa dan mengevaluasi penyakit pernafasan serta kondisi yang
mempengaruhi seberapa efektif paru-paru mengirimkan oksigen ke darah dan
mengeleminasi karbondioksida dari darah
12. Efek/Komplikasi/Bahaya yang dapat terjadi dari tindakan keperawatan dan
pencegahannya
Pengambilan darah arteri akan minimal terjadi jika dilakukan dengan benar sesuai
prosedur tindakan yang telah ditetapkan dengan memperhatikan prinsip tindakan. Namun
dapat terjadi perdarahan atau perdarahan yang tertunda atau memar pada area tusukan
jarum atau yang jarang terjadi, kerusakan sirkulasi di sekitar area tusukan.
13. Evaluasi dan Maknanya
S: klien mengatakan masih sesak.
O:
 Sampel darah arteri di dapatkan sebanyak 1 cc
 Hasil analisa analisa gas darah:
PO2 : 54 mmHg (↓)
PCO2 : 26 mmHg (↓)
PH : 7,350 (Normal)
HCO3 : 14,1 mmol/L (↓)
BE : -9,7 (↓)
Saturasi O2: 98%
Kesimpulan : asidosis metabolik terkompensasi penuh
A: Tujuan pemeriksaan tercapai, tetapi masalah klien masih teratasi sebagian.
Klien masih dalam kondisi asidosis metabolik terkompensasi penuh
P : Lanjutkan intervensi. Monitor saturasi O 2 dan TTV melalui pemasangan bed side
monitor. Pindahkan ke label merah untuk mempermudah observasi klien. Kolaborasi
pemberian terapi farmakologis.

Anda mungkin juga menyukai