Anda di halaman 1dari 20

PELAKSANAAN KEGIATAN, MONITORING DAN

EVALUASI
PROGRAM PERBAIKAN GIZI
TAHUN 2015

PUSKESMAS LAWA
KABUPATEN MUNA BARAT

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT, karena atas Rahmat dan Karunia-Nya

laporan ini dapat diselesaikan. Dengan segala kerendahan hati dan kesadaran kami menyadari

bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami mengharapakan

segala sumbang saran dan kritik yang bertujuan untuk meningkatkan mutu dari penulisan

laporan ini.

Laporan ini telah menyajikan berbagai informasi hasil pelaksanaan program perbaikan

gizi dari tahun ke tahun serta berbagai permasalahannya. Oleh karenanya kami sangat

mengharapkan kirannya laporan ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan pertimbangan

dalam pengambilan keputusan khususnya dalam peningkatan perbaikan gizi.

Lawa , 09 Februari 2019


Kepala Puskesmas Lawa

DAHLIA AFA, S.KM


NIP. 19621211 1984 12 2 007
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………. i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………. 1
A. Latar Belakang ……………………………………………………… 1
B. Visi Misi Program ………………………………………………….. 2
C. Tujuan dan Sasaran Program Perbaikan Gizi ……………………… 3
D. Kebijakan Teknis Program Perbaikin Gizi ………………………… 4

BAB II GAMBARAN UMUM ………………………………………………… 5


A. Letak Geografis …………………………………………………….. 5

BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN ……………………………………. 7


A. Kurang Energi Protei (KEP) .….…………………………………… 7
B. Pemberian Vitamin A………………………………………………. 8

BAB IV HASIL PELAKSANAAN PROGRAM …………………………………. 9


A. .Pencapaian Sasaran Program Perbaikan Gizi ……………………… 9
B. Hasil Pelaksanaan Kegiatan ………………………………………… 13

BAB V PERMASLAHAN DAN PEMECAHANNYA ………………………… 14


A. Permaslahan ………………………………………………………… 14
B. Pemecahan Masalah ………………………………………………… 14

BAB VI PENUTUP ……………………………………………………………… 15


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Undang – undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan menimbang bahwa

kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus

diwujudkan sesuai dengan cita – cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam

Pancasila dan Undang – undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, bahwa

setiap kegiatan dalam upaya untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsip nondiskriminatif,

partisipatif, dan berkelanjutan dalam rangka pembentukan sumber daya manusia

Indonesia, serta peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa bagi pembangunan

nasional.

Untuk mewujudkan haldi atas, pemerintah telah melaksanakan kesepakatan global

yang dituangkan dalam Millennium Development Goals (MDGs) yang terdiri dari 8

tujuan, 18 target dan 48 indikator, menegaskan bahwa tahun 2015 setiap Negara

menurunkan kemiskinan dan kelaparan separuh dari kondisi pada tahun 1990. Dua dari

limaindikator sebagai penjabaran tujuan pertama MDGs adalah menurunnya prevalensi

gizi kurang pada anak balita (indikator keempat), dan menurunnya jumlah penduduk

dengan deficit energy (indikator kelima)

Sejalan dengan upaya mencapai kesepakatan global dan didasari oleh perkembangan

masalah dan penyebab masalah serta lingkungan strategis, Pemerintah telah menyusun

Rencana Pembangunan jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014. Bidang

Kesehatan, yang mencakup program-program prioritas yaitu : Program Promosi


Kesehatan, program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit, dan program Perbaikan

Gizi Masyarakat. Salah satu sasaran program perbaikan gizi adalah menurunnya setinggi-

tingginya 15% stermasuk prevalensi balita pendek dan sangat pendek dari 32% menjadi

20% pada tahun 2014.

Berbagai langkah yang telah dilakukan untuk perbaikan gizi masyarakat antara

lain melalui penyuluhan gizi di posyandu, penimbangan balita, pemberian suplemen

gizi (melalui pemberian Vitamin A, tablet besi), fortifikasi garam beryodium,

pemberian makanan tambahan termasuk Makanan Pendamping ASI (MP-ASI), PMT

Pemulihan, pemantauan dan penanganan gizi buruk.

Pelaksanaan berbagai program perbaikan gizi di puskesmas perlu dilakukan

evaluasi untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh sudah sejauh mana tingkat

pencapaian pelaksanaan dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan oleh

kabupaten terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat serta hambatan,

tantangan dan peluang guna menigkatkan kinerja di masa yang akan datang.

B. Visi dan Misi Program

1. Visi Program Perbaikan Gizi

Visi program perbaikan gizi Kabupaten Muna Barat adalah keluarga Mandiri

Sadar Gizi (Kadarzi) guna Mendukung Pembangunan Kesejahteraan Masyarakat

Muna Barat yang sehat, mandiri dan berkeadilan dengan maksud yaitu :

a. Keluarga adalah suatu lembaga yang sifatnya fungsional dalam suatu keluarga

yang terdiri dari ayah, ibu, anak dan anggota keluaraga lainnya yang

merupakan pertalian darah dan atau perkawinan.

b. Mandiri (dalam konteks keluarga mandiri) artinya keluarga yang telah

memiliki ketahanan pangan yang cukup, mampu mengakses informasi gizi

serta mampu memantau keadaan gizi keluarga itu sendiri.


c. Sadar artinya keluarga yang telah memiliki kesadaran akan pentingnya

berperilaku gizi yang baik.

2. Misi Program Perbaikan Gizi

Dalam rangka mewujudkan visi program perbaikan gizi masyarakat

Kabupaten Muna Barat maka misi yang diemban adalah sebagai berikut :

a. Meningkatkan Mutu dan Pemerataan Program Perbaikan Gizi

b. Meningkatkan Kemitraan dalam Program Perbaikan Gizi

c. Memelihara dan meningkatkan keadaan individu dan masyarakat secara

berkelanjutan.

C. Tujuan dan Sasaran Program Perbaikan Gizi

a. Tujuan Umum

Mendukung tercapainya Kecamatan Lawa sehat melalui peningkatan serta

masyarakat.

b. Tujuan khusus

- Meningkatkan pengetahuan, sikap dan prilaku keluarga tentang gizi

seimbang

- Meningkatkan kemampuan keluarga untuk mengenali dan memanfaatkan

sumber daya yang ada.

- Meningkatkan keadaan gizi masyarakat.

c. Sasaran program Perbaikan Gizi

1) Sasaran Kelompok

Adapun sasaran kelompok program perbaikan gizi Kabupaten Muna

Barat Tahun 2015 sebagai berikut :

 Balita : 636 orang

 Anak Balita : 424 orang


 Bayi : 102 orang

 Bayi (<6 bulan) : 53 orang

 Ibu Hamil : 58 orang

 Ibu Nifas : 40 orang

2) Sasaran Program

 Balita Gizi Kurang turun dari 18,4% menjadi 8 %

 Balita Pendek turun dari 32% menjadi 20%.

3) Sasaran Luaran

 100 % gizi buruk yang mendapatkan perawatan

 75 % balita yang ditimbang berat badannya (D/S)

 80 % balita usia 6-59 bulan mendapatkan Kapsul Vitamin A

 70 % bayi umur 0-6 bulan yang mendapatkan ASI Eksklusif

 90 % ibu hamil yang mendapatkan 90 tablet besi

 80 % rumah tangga mengkonsumsi garam beryodium

 100 % Kabupaten/kota yang melaksanakan survelians gizi

 100 % penyediaan buffer stock MP-ASI.

D. Kebijakan Teknis Program Perbaikan Gizi

Kebijakan teknis program perbaikan gizi masyarakat Kabupaten Muna Barat

dilaksanakan dengan cara :

a. Komprehensip (peningkatan, pencegahan, pemulihan dan tatalaksana kasus)

b. Sasaran Prioritas mencakup ibu hamil, ibu bersalin, bayi 0-6 bulan, anak 6-24

bulan

c. Meneruskan suplementasi kapsul Vitamin A, tablet besi dan fortifikasi


d. Menerapkan standar pemberian makanan bagi bayi dan anak serta

meneruskan suplementasi obat gizi pada balita, remaja, ibu hamil, dan ibu

nifas

e. PMT pemulihan diberikan pada anak yang gizi kurang dan ibu hamil miskin

dan KEK

f. Tatalaksana gizi buruk dilaksanakan dengan rawat inap dan rawat jalan.

g. Memberlakukan standar pertumbuhan anak WHO 2005 (Permenkes).


BAB II
GAMBARAN UMUM
Puskesmas Lawa merupakan salah satu Puskesmas di Kabupaten Muna Barat yang

terletak di Kecamtan Lawa. Puskesmas Lawa merupakan salah satu dari Puskesmas yang ada

di kabupaten Muna Barat. Luas wilayah kerja Puskesmas Lawa berkisar 173,24 km² yang

terdiri dari 6 Desa dan 2 kelurahan yaitu Desa Lagadi, Latompe, Madampi, Latugho,

Watumela, Lalemba, dan kelurahan Wamelai dan Lapadaku.

Puskesmas Lawa merupakan Puskesmas yang sampai saat ini memberikan pelayanan

rawat jalan secara optimal dengan menyelenggarakan pelayanan Kesehatan dasar

menyeluruh dan terpadu serta mengutamakan pelayanan Promotif, Preventif tanpa

mengesampingkan pelayanan kuratif dan rehabilitatif.Program Kesehatan yang

diselenggarakan oleh Puskesmas merupakan program yang wajib dilaksanakan oleh

Pemerintah untuk memberikan jaminan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, maka

Puskesmas Lawa memanfaatkan kapasitas dan potensi yang ada secara Optimal, sehingga

secara bertahap visi Puskesmas dapat dikembangkan dan terwujud yaitu :

VISI : “ TERWUJUDNYA PELAYANAN KESEHATAN BERMUTU

MENUJU MAYARAKAT KECAMATAN LAWA SEHAT DAN

MANDIRI “

MISI :

1. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan professional sesuai dengan

kebutuhan masyarakat.

2. Meningkatkan kemandirian masyarakat hidup sehat melalui lingkungan dan prilaku

sehat

3. Meningkatkan pelayanan kesehatan sesuai prosedur dengan tenaga kesehatan yang

profesional
Tata Nilai
L. Loyal Sikap setia dalam tindakan memberi atau menunjukan

dukungan dan kepatuhan yang teguh kepada seseorang

dan institusi.
A. Akuntabel Dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan peraturan

dan perundang-undangan yang berlaku


W. Wujudkan Kerjasama Timbulkan rasa responsive kepada sesama dan rasa

inisiatif untuk berbuat sesuatu dan saling menghormati

satu sama lain.


A. Adil Suatu sikap jujur tidak memihak kepada pihak tertentu.

BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
A. Kurang Energi Protein (KEP)

Upaya – upaya prioritas yang berkaitan dengan penagulanggan maslah gizi kurang

dalam perencanaan Program Gizi Tingkat Kabupaten Muna Barat adalah:

1. Kunjungan ke Postandu (D/S)

Cakupan penimbangan balita diposyandu (D/S) merupakan indikator yang

berkaitan dengan cakupan pelayanan gizi pada balita, cakupan pelayanan kesehatan

dasar khususnya imunisasi serta prevalensi gizi kurang.

Masalah yang berkaitan dengan kunjungan posyandu adalah tersedianya dana

operasional untuk menyelenggarakan posyandu, tersedianya sarana dan prasarana

serta bahan penyuluhan belum memadai, pengetahuan kader masih rendah dan

kemampuan petugas dalam pemantauan serta konseling masih rendah.

B. Pemberian Kapsul Vitamin A pada Bayi/Balita

Kurang Vitamin A (KVA) dapat mengakibatkan kebutaan, menurunnya daya

tahan tubuh, meningkatkan angka kesakitan dan angka kematian. Salah satu

pencegahan dan penanggulangan kurang Vitamin A yang dilakukan selama ini

adalah dengan pemberian viatamin A yang dilakukan selama ini adalah dengan

pemberian kapsul Vitamin A dosis tinggi yaitu kapsul Vitamin A berwarna merah

yang mengandung 200.000 IU untuk usia 12-59 bulan dan kapsul Vitamin A

berwarna biru yang mengandung 100.000 IU untuk bayi 6-11 bulan yang diberikan

setiap bulan Februari dan Agustus.

BAB IV
HASIL PELAKSANAAN PROGRAM
A. Pencapaian Sasaran Program Perbaikan Gizi

- Pemantauan Pertumbuhan Bayi/Balita (D/S)

Kurangnya asupan zat gizi pada balita akan mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan fisik dan mental. Untuk mengetahui status pertumbuhan dan

perkembangan fisik bayi dan balita seorang ibu harus menimbang balitanya di

Posyandu setiap bulan sehingga pertumbuhan bayi dan balita dapat dipantau

secara terus-menerus sampai balita berusia 5 tahun.Oleh karena itu pemantauan

pertumbuhan dan perkembangan adalah salah satu kegiatan utama program

perbaikan gizi, yang menitik beratkan pada upaya pencegahan dan peningkatan

keadaan gizi balita.

Pemantauan pertumbuhan balita merupakan kegiatan yang selain bertujuan

untuk memantau tumbuh kembang anak, juga merupakan wahana pengembangan

system isarat dini (SIDI) timbulnya permasalahan gizi.Kegiatan ini juga

merupakan wadah pengembangan pemberdayaan masyarakat dalam bidang gizi.

Dalam pelaksanaan pemantauan pertumbuhan balita ada beberapa indikator

spesifik yang menggambarkan kinerja pelaksanaan pemantauan pertumbuhan

diantaranya adalah indikator T/D dan D/S. indikator D/S menggambarkan

partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program perbaikan gizi melalui kegitan

pemantauan pertumbuhan di Posyandu. Berdasarkan hasil laporan FIII Gizi dari

puskesamas menjelaskan bahwa pencapaian indikator D/S dari tahun 2008-2015

berfluktuasi namun pada tahun 2015 terjadi kenaikan. Hal ini seperti dijelaskan

pada table dan grafik berikut :


No Nama Desa/Kel D/S T/D

1 Lagadi 62,20% 5,05%

2 Latompe 51,01% 8,03%

3 Madampi 90,28% 6,21%

4 Latugho 77,11% 9,07%

5 Watumela 74,01% 8,50%

6 Lalemba 88,00% 7,02%

7 Kel. Wamelai 70,06% 8,91%

8 Kel. Lapadaku 74,25% 6,12%


Dari tabel di atas menunjukan hasil pencapain D/S bulan Januari –

Desember 91% sudah memenuhi target dan T/D yaitu 9,00%.

Grafik 1. Cakupan D/S UPTD Puskesmas Lawa Bulan Januari – Desembar


Tahun 2015

D/S
D/S
90.28% 88.00%
77.11% 74.01% 74.25%
70.06%
62.20%
51.01%

di pi i
ga pe ho ela ba ela ku
La to
m am
tug u m lem m ada
La ad La at La a p
M W l. W l. La
Ke Ke
Grafik 1. Cakupan T/D PTD Puskesmas Lawa Bulan Januari – Desembar
Tahun 2015

T/D
T/D
9.07% 8.91%
8.03% 8.50%
7.02%
6.21% 6.12%
5.05%

di pe pi ho ela ba ela
i
ak
u
aga om am
tug m em m d
L t ad u l a a
La La at La ap
M W l. W le . L
Ke K

Dari grafik diatas menunjukan bahwa cakupan D/S sudah mencapai target,

namun masih ada kemungkinan balita yang belum di timbang jadi perlu adanya

kerja sama dengan aparat desa atau pemerintah setempat untuk menggerakan

masyarakat ke posyandu dan masih kurangnya timbangan injak untuk di gunakan

pada saat sweeping penimbangan.

Perlu dilakukan upaya peningkatan partisipasi masyarakat pada bulan

berikutnya untuk mengantisipasi terjadinya penurunan pencapaian dan perlu

adanya pengadaan kembali timbangan injak supaya untuk memudahkan kami

untuk menimbang bayi / balita.

1. Pemberian Kapsul Vitamin A pada Bayi/Balita

Masalah manajemen dan penyediaan kapsul Vitamin A, merupakan masalah

yang dihadapi dalam peningkatan cakupan pemberian kapsul Vitamin A.


disamping itu distribusi kapsul Vitamin A diadakan pada bulan Februari dan

Agustus setiap tahun.

Salah satu pencegahan dan penanggulangan kurang Vitamin A yang

dilakukan selama ini adalah dengan pemberian Vitamin A yang dilakukan selama

ini adalah dengan pemberian kapsul Vitamin A dosis tinggi yaitu kapsul Vitamin

A berwarna merah yang mengandung 200.000 IU untuk usia 12-59 bulan dan

kapsul Vitamin A berwarna biru yang mengandung 100.000 IU untuk bayi 6-11

bulan yang diberikan setiap bulan Februari dan Agustus. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut :

BULAN AGUSTUS TAHUN 2015

PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A


BAYI 6-11 BULAN 12-59 BULAN
N % BALITA 6-59
DESA/KEL DAPAT DAPAT
O BULAN DAPAT
JUMLAH KAPSUL JUMLAH KAPSUL
KAPSUL VITAMIN A
VITAMIN A VITAMIN A
1
Wamelai 6 4 36 14 38%

Jumlah 6 4 36 14 38%

DAFTAR HASIL SWEEPING PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A


BULAN MARET TAHUN 2015

PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A


% BALITA 6-59
BULAN DAPAT
NO DESA/KEL KAPSUL VITAMIN
BAYI 6-11 BULAN 12-59 BULAN A
DAPAT DAPAT
JUMLAH KAPSUL JUMLAH KAPSUL
VITAMIN A VITAMIN A
1
Wamelai 6 2 26 17 65%

Jumlah 6 2 26 17 65%
Dari tabel menunjukan pencapaian pemberian vitamin A sasaran untuk bayi

6-59 bulan Agustusmencapai 38% sudah memenuhi target.Walaupun sudah


memenuhi target TPG perlu kerja sama dengan kader harus di adakan sweeping

Vitamin A bayi/balita.

Dari tabel diatas menunjukan pencapaian Sweeping pemberian vitamin A

sasaran untuk bayi 6-59 bulan februari mencapai 65% sudah memenuhi target.

Grafik. 3. Cakupan Distribusi Vitamin A Balita bulan Agustus (6-59 Bulan)

VIT A
VIT A
84.17
79.21
67.19 71.28 71.31 71.12
65.29 66.34

ad
i
pe pi ho ela ba ela
i
ku
La
g om am
tug um la em am ada
La
t ad La at L ap
M W l. W le . L
Ke K

Berdasarkan grafik tersebut di ketahui bahwa pencapaian kapsul vitamin A

balita di puskesmas Lawa pada bulan Agustus sudah memenuhi target yaitu

84.17%, masih dilakukan sweeping pemberian Vitamin A sehingga memenuhi

target 100%.

B. Hasil Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan program perbaikan gizi tahun 2015 yang dilaksanakan melalui

penegelolaan anggaran tahun 2015 meliputi monitoring dan evaluasi, pelatihan teknis,

pemantauan dan evaluasi serta evaluasi dan pelaporan. Dalam operasionalnya

beberapa jenis kegiatan dilaksanakan sampai tingkat desa/kelurahan. Rincian hasil

pelaksanakan akan dijabarkan seperti berikut :

1. Pemantauan pertumbuhan bayi/balita (D/S).


Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa D/S telah mencapai target

indikator kinerja dan target kegiatan pembinaan gizi tahun 2015 yaitu 90.28%

dimana Puskesmas Lawa 99% memenuhi target.

Hasil kegiatan ini untuk memberikan gambaran perubahan pencapaian

kinerja pembinaan gizi masyarakat dan indikator khusus lain yang diperlukan

secara cepat, akurat, teratur dan berkelanjutan dalam rangka pengambilan

tindakan segera, perencanaan jangka pendek dan menengah serta perumusan

kebijjakan. Kegitan pemnatauan pertumbuhan bayi/balita meliputi kegiatan

penimbangan di posyandu, sweeping penimbangan, pengumpulan dan pengolahan

data, penyajian serta diseminasi informasi bagi pemangku kepentingan.

2. Pemberian Vitamin A pada Bayi Balita umur 6 - 59 bulan

Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa pemberian Vitamin A dan

sweeping vitamin A telah mencapai target indikator kinerja dan target kegiatan

pembinaan gizi tahun 2015 dimana Puskesmas Lawa 100% memenuhi target.

Untuk mengatasi masalah gizi di Indonesia khususnya pencegahan akibat

kurangnya Vitamin A pada bayi/balita. Pemberian kapsul Vitamin A pada bayi

umur 6-11 bulan dan balita umur 12-59 bulan yang dilaksanakan pada bulan

februari dan Agustus di posyandu, serta memberikan penyuluhan bagi ibu-ibu

yang mempunyai anak balita tentang pentingnya Vitamin A dan mengkonsumsi

makanan yang banyak mengandung sumber Vitamin A.

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan

petugas gizi dalam pemberian Vitamin A di Posyandu, serta pengetahuan dan

pemahaman tentang Vitamin A. dengan program ini diharapkan dapat mengatasi

masalah kurang Vitamin A pada bayi dan balita.


BAB VI
PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN

A. Permasalahan

Berdasarkan hasil analisis lapangan, ada beberapa masalah yang dapat di

indentifikasi dalam pelaksanaan program perbaikan gizi tahun 2015 yaitu :

1. Kurangnya alat seperti timbangan injak dan kader posyandu yang membuat program

gizi terhambat.

2. Masih kurangnya tenaga gizi di puskesmas, sehingga dalam pelaksanaannya dikelola

tenaga lain yang bukan berprofesi tenaga gizi. Hal ini berpotensi sebagai faktor

penyebab menurunnya kinerja beberapa program perbaikan Gizi di puskesmas.

3. Pemahaman ibu bayi/balita akan pentingnya Vitamin A masi sangat kurang.

B. Pemecahan Masalah

Berdasarkan permasalahan tersebut diatas maka alternative pemecahan masalah

yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Mengadakan kerjasama lintas sektor terutama dengan Tim Penggerakan PKK

disemua jenjang pemerintah daerah, agara kegitan dasawisma diaktifkan untuk

menggerakan masyarakat agar datang ke Posyandu.

2. Kerjasama antara bidan, petugas gizi dan kader Posyandu perlu ditingkatkan guna

meningkatkan Program Gizi di masa yang akan datang.

3. Memberikan pemahaman kepada ibu bayi/balita melalui penyuluhan gizi tentang

pentingnya Vitamin A.
BAB VII

PENUTUP

Permasalahan gizi merupakan masalah yang sangat kompleks dan perlu melibatkan

seluruh komponen masyarakat.Pelaksanaan program perbaikan Gizi selama ini menunjukan

keberhasilan tetapi belum optimal.Sehubungan dengan hal tersebut, perlu dirumuskan

langkah – langkah strategis dan inovatif dengan memperhatikan kearifan local melalui

pendekatan pemberdayaan.Untuk itu diperlukan dukungan dari berbagai pihak baik

dukungan kebijakan, kelembagaan maupun dukungan teknis termasuk pembiyaan.

Laporan ini telah menyajikan berbagai informasi hasil pelaksanaan program

perbaiakn gizi dari tahun ke tahun, serta berbagai permasalahannya.Oleh karenanya kami

snagat mengharapkan kiranya laporan ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan

pertimbangan dalam pengambilan keputusan khususnya dalam peningkatan Perbaikan Gizi

Masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai