Anda di halaman 1dari 13

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN (FIKA)

UNIVERSITAS ADHIRAJASA RESWARA SANJAYA (ARS)


Jl. Sekolah Internasional No 1 – 2 Antapani Bandung Telp/Fax (022) 7204283/7204286

PENGKAJIAN FISIK ANTENATAL


Nama :……………………..
NPM :……………………..
Tanggal Ujian :……………………..

DILAKUKA PARA
N N F
PROSEDUR TINDAKAN
o
1 2 3 4
1 PERSIAPAN (15%)
 Lakukan cuci tangan sebelum tindakan dilaksanakan
 Cek kelengkapan alat-alat pemeriksaan dan dekatkan
ke tempat tidur klien
PERSIAPAN ALAT
 Timbangan BB
 Pengukur TB
 Alat pemeriksaan tanda vital (stethoskop,
spigmomanometer, termometer, jam dengan jarum
sekon)
 Pen light
 Tongue spatel
 Meteran / metline
 Laenex / monoaural atau Doppler
 Jelly
 Tissue
 Reflex hammer
 Handskoen steril
 Bengkok
 KMS ibu hamil
 Alat tulis / Status pasien
 Kapas sublimat secukupnya dalam kom
 Selimut
 Screen /sampiran
 Baki alat + alas
 Trolly alat
2 PELAKSANAAN (60%)
1. Anamnesa
a. Memberi salam
b. Memperkenalkan diri
c. Mempersilahkan duduk
d. Menjelaskan tujuan pemeriksaan dan meminta
persetujuan pasien
e. Melakukan anamnesa tentang biodata klien dan
penanggung jawab
f. Melakukan anamnesa tentang riwayat kehamilan
sekarang yang meliputi :
- HPHT
- Gravida
- Para
- Jml abortus
- Prenatal education
- Keluhan
- Obat-obatan yg dikonsumsi
- Imunisasi
- Perawatan payudara
- Senam hamil
- Kekhawatiran khusus
- Gerakan janin
g. Melakukan anamnesa tentang riwayat kehamilan,
persalinan & nifas dahulu yang meliputi :
- Usia kehamilan
- Jml anak hidup
- Lama persalinan
- Cara persalinan
- Lahir mati (still birth)
- Prematur dan BBLR
- Komplikasi kehamilan, persalinan & nifas
- Melakukan anamnesa tentang riwayat
genekologi :
- Infeksi
- Operasi
- Usia menarche & siklus mens
- Volume darah
- Sifat darah
- Masalah selama menstruasi
- Perdarahan (di dalam/di luar siklus
- Seksualitas
- KB.
h. Melakukan anamnesa tentang riwayat kesehatan
sekarang dan dahulu :
- BB
- Gol darah dan Rh
- Dalam pengobatan( atas resep dokter/tidak)
- Kebiasaan (merokok, alkohol, caffein, obat)
- Allergi
- Risiko teratogenik selama kehamilan
(infeksi,medikasi, radiografi, toxin di rumah /
tempat kerja)
- Status medik ( DM, CV ginjal, congenital)
i. Melakukan anamnesa tentang riwayat kesehatan
keluarga : cancer, CV, DM, dll), kehamilan
kembar, cacat bawaan/keturunan.
j. Melakukan anamnesa riwayat pekerjaan : tipe
pekerjaan, paparan thd zat berbahaya.
k. Melakukan anamnesa kebutuhan dasar klien
yang meliputi :
- Kebutuhan oksigenasi
- Kebutuhaan nutrisi
- Kebutuhan cairan & elektrolit
- Kebutuhan eliminasi BAB & BAK
- Kebutuhan rasa aman
- Kebutuhan rasa nyaman
- Kebutuhan seksualitas
- Kebutuhan istirahat & tidur
- Kebutuhan aktivitas
- Melakukan anamnesa status psikososial :
- Harapan terhadap kehamilan
- Emosional
- Finansial impact
- Perilaku pasangan thd kehamilan
l. Konsep diri(body image, ideal diri, identitas diri,
harga diri,peran)
- Persepsi dan mekanisme koping
- Kehamilan direncanakan / tidak
- Edukasional yg dibutuhkan
- Support system
- Fungsi klg
- Situasi kehidupan
- Aktivitas seksual
- Persiapan persalinan & parenting
m. Melakuan anamnesa tentang budaya dan
spiritual:
n. Kebiasan-kebiasaan selama kehamilan
Kebiasaan adat/agama: sunat bayi ♂♀, adzan,
upacara-upacara, larangan-larangan selama
kehamilan
o. Melakukan pengukuran Tekanan Darah
p. Melakukan penimbangan BB dan pengukuran
TB
2. Pemeriksaan Fisik
- Menciptakan lingkungan yang kondusif
- Jaga privacy klien
- Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
- Cek kelengkapan alat
- Cuci tangan
- Mengatur posisi ibu sesuai kebutuhan dan
nyaman bagi ibu
- Melakukan pengukuan suhu, nadi dan
respirasi dalam posisi klien miring ke kiri
jika kehamilan sudah besar
- Melakukan pengkajian kepala (rambut, kulit
kepala, mata, hidung, mulut, telinga )
- Melakukan palpasi wajah untuk mengkaji
oedema dan sinusitis
- Melakukan pengkajian leher (KGB, JVP,
pembengkakan kelenjar tyroid, refleks
menelan)
- Melakukan pemeriksaan dada (jantung dan
paru-paru)
- Melakukan pemeriksaan payudara (bentuk,
kesimetrisan, kebersihan, hiperpigmentasi
areola , keadaan putting susu, benjolan /
massa, pengeluaran colostrum)
- Melakukan pemeriksan abdomen, dengan
terlebih dahulu menjaga suhu tangan
pemeriksa agar dalam keadaan hangat dengan
cara mencuci tangan dengan air hangat
(mencegah penyebaran mikroorganisme dan
menghangatkan tangan sesuai suhu tubuh
klien untuk mencegah tejadinya kontraksi
yang tiba-tiba) atau dengan cara menggosok-
gosok kedua telapak tangan
- Inspeksi bentuk abdomen, linea, striae
- Lakukan pengukuran Tinggi Fundus Uteri
(TFU) dengan teknik McDonald dan
Pemeriksaan Leopold I - IV
Persiapan :
a. Jelaskan prosedur dan alasan dari prosedur
yang dilakukan kepada klien (penjelasan
yang diberikan dapat menurunkan kecemasan
dan meningkatkan kerjasama klien)
b. Anjurkan klien untuk mengosongkan
kandung kemih sebelum tindakan dilakukan,
jika belum berkemih (pengosongan kandung
kemih meningkatkan kenyamanan klien,
mencegah distensi uteri dan meningkatkan
kemampuan untuk mempalpasi bagian janin
di daerah suprapubik)

c. Anjurkan klien untuk tidur telentang rata


punggung dengan lutut sedikit fleksi.
Letakkan bantal kecil atau gulungan handung
dibawah lekukan panggul. Letakkan juga di
bawah kepala. (lutut yang fleksi merelaksasi
otot abdomen, bantal atau gulungan handuk
di bawah lekukan panggul memantapkan
posisi uterus untuk mencegah hipotensi
posisi telentang)

d. Alat yang digunakan : laenec, meteran,


selimut

e. Buka pakaian klien dari prosesus xiphoideus


sampai dengan symphisis pubis, tutupi
dengan selimut bagian yang akan diperiksa.

f. Sebelum memulai palpasi perawat berdiri di


sebelah kanan klien, cuci tangan pemeriksa
dengan air hangat atau gosok-gosok telapak
tangan yang satu ke telapak tangan yang lain

Pengukuran TFU dengan Mc.Donald :

Tujuan : Mengetahui Tinggi Fundus Uteri apakah


sesuai atau tidak dengan usia kehamilan

Cara :

- Kumpulkan terlebih dahulu uerus ke


arah tengah dengan menggunakan kedua
telapak tangan pemeriksa (hal ini
dimaksudkan untuk mencegah terjadinya
kesalahan pengukuran, terutama pada
klien yang memiliki kulit yang tebal
serta memiliki lemak yang banyak pada
perut)
- Mengukur tinggi fundus dengan meteran
(cara Mc.Donald) mulai dari symphisis
ke prosesus xiphoideus dengan posisi
meteran terbalik (pembesaran fundus
terjadi mulai dai bagian symphisis
hingga prosesus xiphoideus dan untuk
mencegah terjadinya subyektifitas dalam
melakukan pengukuran)
- Ukur tinggi fundus dalam cm kemudian
dikalikan 8/7 (usia kehamilan dalam
satuan minggu) dan dikalikan 2/7 (usia
kehamilan dalam satuan bulan)

q. Lakukan pemeriksaan Leopold I – IV

Leopold I

Tujuan : Untuk mengetahui Tinggi Fundus Uteri (TFU)


dan bagian janin yang terdapat di daerah fundus
uteri

Prosedur :

a. Observasi abdomen klien sebelum memulai


palpasi (mengidentifikasi kesimetrisan bentuk,
pembesaran yang abnormal)
b. Berdiri di samping kanan klien, menghadap
ke wajah klien. Letakkan kedua tangan dengan
tegas dan rata pada abdomen klien (pemberian
stimulasi yang berlebihan oleh tangan
pemeriksa dapat menyebabkan terjadinya
kontraksi otot-otot abdomen)
c. Kumpulkan uterus ke arah tengah dengan
kedua telapak tangan pemeriksa, kemudian
palpasi dan tentukan tinggi fundus dengan
menggunakan jari. Pada usia kehamilan 12
minggu = 1-2 jari di atas symphisis, 16 minggu
= pertengan pusat dengan symphisis, 20
minggu = 3 jari dibawah pusat, 24 minggu =
setinggi pusat, 28 minggu = 3 jari di atas pusat,
32 minggu = pertengahan antara pusat dengan
prosesus xypoideus, 36 minggu= 3 jari dibawah
prosesus, 40 minggu = pertengahan antara pusat
dengan prosesus.
d. Palpasi pada bagian fundus untuk mengetahui
bagian apa yang tedapat pada fundus uteri.
Tentukan massa yang dipalpasi apakah bagian
kepala atau bokong, dengan memperhatikan
konsistensi, bentuk, dan pergerakan (melingkar,
keras, bulat, melenting, dan mudah bergerak,
maka yang berada di fundus adalah kepala).
Bila ditemukan bagian yang teraba terasa lebar,
lembut, kurang melenting, maka yang berada di
fundus adalah bokong.

Leopold II

Tujuan : Untuk mengetahui letak punggung dan bagian


ekstremitas jani

Prosedur :

a. Posisi sama seperti Leopold I. Letakkan seluruh


permukaan kedua telapak tangan pada kedua
sisi abdomen dan palpasi lembut namun dengan
tekanan yang dalam.
b. Tahan satu tangan, sementara tangan yang lain
menyusuri permukan / sisi yang lain dari
abdomen, susuri dari atas ke bawah. Apabila
bagian yang teraba berupa tonjolan kecil-kecil,
maka bagian tersebut adalah ekstremitas,
apabila yang teraba bentuknya memanjang,
maka bagian tersebut adalah punggung janin.

Leopold III

Tujuan : Untuk mengetahui bagian presentasi janin dan


mengetahui apakah presentasi janin itu sudah
masuk PAP atau belum

Prosedur :

a. Posisi sama seperti Leopold I dan II


b. Letakkan tangan kiri di bagian fundus uteri
untuk memfiksasi fundus, tangan kanan
diletakkan pada bagian bawah uterus dengan
posisi diantara ibu jari dan keempat jari lainnya.
Rasakan bagian apa yang merupakan presentasi
janin, kemudian gerakkan dengan menumpu
pada pergelangan tangan (jika dirasakan bagian
janin masih dapat digerakan, berarti presentasi
belum masuk PAP. Jika presentasi sudah masuk
PAP, maka akan terasa terfiksasi dalam rongga
panggul atau susah digerakkan.

Leopold IV

Tujuan :Meyakinkan hasil yang ditemukan pada


pemeriksaan Leopold III dan untuk mengetahui
sejauh mana bagian presentasi sudah masuk PAP

Prosedur:

a. Pemeriksa berdiri di sebelah kanan dan


menghadap ke arah kaki klien. Kaki klien
diluruskan (agar jangkauan jari-jari kedua tangan
dapat masuk ke rongga anggul).
b. Lakukan gerakan menyusuri kedua sisi bagian
bawah uterus dengan kedua tangan sampai ke arah
jalan lahir (symphisis). Perabaan dilakukan
dengan tegas, apabila dirasakan bagian yang
membulat dan sulit dimasukkan jari-jari kita ke
rongga panggul, maka bagian tersebut adalah
kepala (apabila posisi kedua telapak tangan
pemeriksa adalah konvergen / menyatu artinya
presentasi belum masuk, apabila divergen /
menyebar berarti sudah masuk panggul)

Gb. A Gb. B

Gb. A pada pemeriksaan Leopold IV tangan pemeriksa


divergen (menyebar) artinya bagian terendah janin sebagian
besar sudah masuk rongga panggul. Gb.B tangan pemeriksa
menyatu (convergen) artinya bagian terendah janin belum
masuk rongga panggul

Untuk mengetahui kemajuan turunnya presentasi, perhatikan


berapa banyak jari dapat memegang presentasi janin. Jika
terpegang oleh 5 jari pemeriksa (5/5) artinya bagian
presentasi belum masuk PAP. Apabila terpegang 4 jari (4/5)
artinya 1/5 bagian presentasi janin sudah masuk, terpegang 3
jari (3/5) artinya 2/5 presentasi sudah masuk, terpegang 2
jari(2/5) artinya 3/5 presentasi sudah masuk, terpegang 1 jari
(1/5) artinya 4/5 presentasi sudah masuk, presentasi tdk

terpegang (0/5) artinya seluruh presentasi sudah masuk


panggul.

Lakukan penghitungan DJJ


Persiapan : Alat yang disiapkan : laenec atau doppler, jam
dengan jarum detik, jelly, tissue

a. Posisi klien supine dengan kaki lurus dan kepala


beralas
b. Buka pakaian klien mulai prosesus xypoideus
sampai dengan symphisis pubis, tutupi dengan
selimut bagian yang akan diperiksa
c. Untuk pemeriksaan yang efektif dan efisien,
tentukan dahulu punctum maksimum dari janin,
yaitu bagian punggung mendekati kepala
Prosedur :

- Pemeriksa berdiri di sebelah kanan klien


- Letakkan laennec /monoaural tepat pada
punctum maksimum (bila sudah masuk
PAP,posisi laennec di atas symphisis)
- Lepaskan tangan, tidak memegang laennec
- Arahkan wajah pemeriksa ke bagian ekstremitas
bawah klien
- Tangan kiri memegang radialis ibu, bandingkan
bunyi yang didengar dengan yang diraba, bila
yang terdengar tidak sama dengan detak nadi
berarti DJJ
- Sambil melihat detik jam pada tangan kanan, hitung
DJJ dalam satu menit penuh frekuensinya serta
perhatikan kekuatan dan keteraturan DJJ

- Lakukan pemeriksaan ekstremitas bawah (oedema,


varices), pemeriksaan anus (hemorrhoid), genitalia,
pemeriksaan panggul (dilakukan pada kunjungan
pertama)

Setelah pemeriksaan fisik selesai, pasien dianjurkan


miring ke arah tangga tempat tidur, kemudian Bantu
klien untuk bangun. Lakukan pemeriksan refleks
patella, anjurkan klien duduk di sisi tempat tidur
dengan kaki menggantung (pengkajian refleks patella
ini untuk mengetahui adanya irritabilitas susunan
saraf pusat, dan adanya preeklampsia pada kehamilan
serta mengkaji pengaruh magnesium sulfat jika klien
mendapatkan terapi yang mengandung magnesium
sulfat). Tingkatan refleks berkisar dalam skala 0 – 4.
Bila hiperaktif sangat cepat, tesentak-sentak atau
adanya klonik yang tidak normal maka skalanya +4.

Selama pemeriksaan fisik dilakukan, pemeriksa bisa


melakukan anamnesa apabila ada data yang belum
terkaji sebelumnya. Kemudian bantu ibu untuk turun
dari tempat tidur. Informasikan hasil pengkajian pada
klien. Dokumentasikan hasil pengkajian pada KMS
atau status pasien. Bila perlu konsultasi lebih lanjut,
anjurkan ibu ke ruang konsultasi atau anjurkan ibu
untuk mengikuti kelas prenatal (senam hamil,
perawatan payudara, dll). Kemudian bereskan alat
dan cuci tangan serta dokumentasikan hasil
pemeriksaan.

3 EVALUASI (25%)
 Perhatikan TTV dan respon klien setelah dilakukan
pemeriksaan
 Menanyakan perasaan klien setelah tindakan dilakukan
 Dokumentasi dengan mencantumkan, nama perawat,
tanda tangan dan hasil pemeriksaan pada catatan
keperawatan
 Bereskan kembali alat-alat yang telah digunakan dan
perhatikan kenyamanan klien

Anda mungkin juga menyukai