Anda di halaman 1dari 16

TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2021

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Analisis hidrologi merupakan satu bagian analisis awal dalam perancangan


bangunan-bangunan hidraulik. Analisis hidrologi dalam pengembangan sumber
daya air, dalam prosesnya dibutuhkan data hidrologi yang terdiri dari data curah
hujan, data debit dan data iklim. Hidrologi juga mempelajari perilaku hujan
terutama meliputi periode ulang curah hujan, karena berkaitan dengan perhitungan
banjir serta rencana untuk setiap bangunan teknik sipil antara lain bendung,
bendungan dan jembatan. Hal ini tidak terlepas dari pentingnya jumlah pos hujan
yang ideal serta penempatan lokasi pos yang dapat mewakili sebagai representasi
karakteristik suatu Daerah Aliran Sungai (DAS).

Hal ini disebabkan karena tingkat perkembangan pembangunan yang berlangsung


di tempat tersebut menuntut informasi tentang curah hujan yang lebih akurat
dibandingkan dengan wilayah kurang atau belum berkembang dengan tingkat
kepadatan penduduk rendah. Ketelitian pengukuran data hujan dipengaruhi oleh
jumlah pos hujan dan pola penyebarannya di dalam DAS. Penempatan pos hujan
yang ideal, jumlah pos hujan, pola penyebarannya akan dapat diperoleh data yang
akurat mengenai kedalaman, penyebaran dan intensitas hujannya.

Kesalahan dalam pemantauan data dasar hidrologi suatu daerah aliran sungai akan
menghasilkan data yang kurang optimal. Kesalahan tersebut biasanya disebabkan
oleh jumlah pos hujan dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) yang kurang memadai
dan pola penyebaran pos hujan yang tidak merata. Demikian juga, pos hujan yang
tersedia yang ada saat ini dalam suatu DAS sudah memadai atau tidak serta jumlah
dan lokasinya dapat memantau karakteristik hidrologi di daerah tersebut atau
belum. Kemudian dalam kondisi dimana posisi stasiun hujan yang belum tepat
misalnya di bagian hilir DAS yang kondisi lereng/gunung dimana variasi hujan
(secara spasial) tinggi seharusnya membutuhkan banyak stasiun tetapi masih
sedikit. Maka salah satu usaha yang bisa dilakukan adalah melakukan suatu studi
rasionalisasi jaringan pos hujan yang ada dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) untuk

Hesti Oktavia - 119210154A


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2021

menganalisa pos hujan yang efektif dan efisien, sehingga dapat diketahui pos-pos
mana yang sangat dominan dan atau dapat direlokasi. daerah datar terdapat banyak
stasiun hujan sedangkan di bagian hulu DAS.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai


berikut :
1. Bagaimana mengetahui rata-rata curah hujan dengan menggunakan peta
polygon Thiessen dan Aljabar ?
2. Bagaimana mengetahui intensitas curah hujan dengan menggunakan metode
mononobe, talbot, dan ishiguro?
3. Bagaimana menentukan debit hujan dalam kala ulang pada tahun tertentu?

1.3. Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.


1. Mampu menentukan curah hujan menggunakan peta polygon Thiessen dan
Aljabar.
2. Mampu mencari intensitas curah hujan pada suatu wilayah.
3. Mampu memberikan solusi pada pembangunan bangunan air dengan data
debit rencana.

1.4. Ruang Lingkup

Ruang lingkup yang digunakan dalam pembahasan laporan ini adalah sebagai
berikut.
1. Data curah hujan yang digunakan yaitu data curah hujan tahun 1986-2005 di 5
stasiun, yaitu PH-010 Penengahan, PH-019 Way Ketibung, PH-031 Way
Pisang, PH-032 Bumi Sari, dan PH-033 Negara Ratu.
2. Penentuan luasan DAS dan curah hujan rata-rata suatu daerah dengan metode
Aljabar dan Thiessen.
3. Penentuan distribusi frekuensi curah hujan dengan metode normal, log normal,
gumbel, dan log pearson III.
4. Penentuan uji kecocokan distribusi frekuensi dengan menggunakan uji chi-
kuadrat dan uji smirnov-kolgomorov.

Hesti Oktavia - 119210154A


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2021

5. Penentuan intensitas curah hujan dengan metode mononobe, tolbot, dan


ishiguro.
6. Penentuan debit curah hujan dengan menggunakan metode rasional dengan
kata ulang R2, R5, R10, R20, R25, R50, dan R100.

1.5. Metodologi Penyusunan Tugas

Adapun metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Pengumpulan data
2. Pengolahan data
3. Analisis data

1.6. Sistematika Penulisan

Sistematika yang digunakan pada penulisan adalah sebagai berikut :


1. Bab I Pendahuluan
Berisi pendahuluan yang memuat latar belakang, rumusan masalah, tujuan,
lokasi studi, dan sistematika penulisan yang memberikan sedikit penjelasan
tentang laporan.
2. Bab II Landasan Teori
Berisi landasan teori yang memuat teori-teori mengenai DAS, curah hujan
tahunan, analisis frekuensi hujan, intesitas curah hujan, curah hujan
maksimum, dan debit banjir rencananya.
3. Bab III Pelaksanaan Penelitian
Berisi tentang pelaksanaan penelitian yang memuat soal dari tugas besar
Rekayasa Hidrologi, data dan metode pembelajaran.
4. Bab IV Hasil dan Pembahasan
Bab ini menyajikan hasil penelitian (percobaan) dan diskusi terhadap hasil
yang diperoleh. Hasil penelitian dapat disajikan dalam bentuk
grafik/gambar/tabel.
5. Bab V Penutup
Bab ini menyajikan kesimpulan dan saran dari penelitian.

Hesti Oktavia - 119210154A


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2021

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Hidrologi dan Hidraulika

Intensitas hujan adalah tinggi hujan atau volume hujan tiap satuan waktu. Besarnya
intensitas hujan berbeda-beda, tergantung dari lamanya cura hujan dan frekuensi
kejadiannya. Intensitas curah hujan diperoleh dengan cara melakukan analisis data
curah hujan baik secara statistik maupun secara empiris.

Curah hujan yang diperlukan untuk pembuatan rancangan dan rencana (perhitungan
potongan melintang dan lain-lain) adalah curah hujan jangka waktu yang pendek
dan bukan curah hujan jangka waktu yang panjang seperti curah hujan tahunan atau
bulanan. Curah hujan tersebut berdasarkan volume debit (yang disebabkan oleh
curah hujan) dari daerah pengaliran yang kecil seperti perhitungan debit banjir,
rencana peluap suatu bendungan, gorong-gorong melintasi jalan dan saluran,
selokan-selokan samping. (Sostrodarsono; Takeda,1976).

Menurut Departemen Pekerjaan Umum (2010), data yang meliputi kriteria


perancangan hidrologi adalah dengan perkiraan hujan rencana, analisis frekuensi
terhadap curah hujan menggunakan metode-metode yang mengacu pada tata cara
perhitungan debit desain saluran.

Menurut Departemen Pekerjaan Umum (2010), ketentuan kriteria perencanaan


hidrolika meliputi kapasitas perhitungan saluran dengan parameter berbagai hal
seperti parameter genangan, tinggi genangan, luas genangan dan lamanya genangan
terjadi. Selain itu juga diperhitungkan parameter frekuensi terjadinya genangan
setiap tahunnya.

2.2. Analisis Frekuensi

Dalam melakukan analisis hidrologi sering dihadapkan pada kejadian ekstrim


seperti banjir dan kekeringan. Banjir mempengaruhi bangunan-bangunan air seperti
bendung, tanggul, jembatan, dsb. Bangunan-bangunan tersebut harus direncanakan
untuk dapat melewatkan debit banjir maksimum yang mungkin terjadi
(Triadmodjo, 2009). Untuk mengetahui hubungan antara besaran kejadian ekstrem

Hesti Oktavia - 119210154A


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2021

dan frekuensi kemungkinan terjadinya kejadian tersebut, maka diperlukan suatu


analisis frekuensi. Menurut Ponce (1989), terdapat beberapa metode untuk
mendistribusikan data-data yang ada sehingga diketahui besaran peluang terjadinya
setiap nilai pada data hidrologi tersebut.

Analisis frekuensi untuk curah hujan secara umum dapat dilakukan dengan
menggunakan beberapa jenis distribusi probabilitas kontinu antara lain:
1. Distribusi Normal
2. Distribusi Log Normal
3. Distribusi Gumbel
4. Distribusi Log Pearson III
Dalam tahap perencanaan ini dengan hasil pengolahan data yang didapat,
digunakan analisis frekuensi distribusi log pearson III dan distribusi gumbel.

2.3. Debit

Salah satu metode yang umum digunakan untuk memperkirakan laju aliran puncak
(debit banjir atau debit rencana) yaitu Metode Rasional USSCS (1973). Metode ini
digunakan untuk daerah yang luas pengalirannya kurang dari 300 ha (Goldman
et.al., 1986, dalam Suripin, 2004). Metode Rasional dikembangkan berdasarkan
asumsi bahwa curah hujan yang terjadi mempunyai intensitas seragam dan merata
di seluruh daerah pengaliran selama paling sedikit sama dengan waktu konsentrasi
(tc). Persamaan matematik Metode Rasional adalah sebagai berikut :

𝑄 = 0,278. 𝐶. 𝐼. 𝐴
Dimana :
Q : Debit (m/detik)
0,278 : Konstanta, digunakan jika satuan luas daerah menggunakan km2
C : Koefisien aliran

Hujan yang jatuh pada suatu DAS akan berubah menjadi aliran di sungai. Dengan
demikian terdapat suatu hubungan antara hujan dan debit aliran, yang tergantung
pada karakteristik DAS. Untuk menentukan besarnya debit sungai berdasarkan
hujan perlu di tinjau hubungan antara hujan dan aliran sungai. Besarnya aliran
didalam sungai ditentukan terutama oleh besarnya hujan, intensitas hujan, luas

Hesti Oktavia - 119210154A


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2021

daerah hujan, lama waktu hujan, luas daerah sungai dan ciri- ciri daerah aliran
(Subarkah, 1980).

2.4. Analisis Hidrologi

2.4.1. Metode Thiessen

Data curah hujan dan debit merupakan data yang sangat penting dalam perencanaan
suatu proyek pembangunan bangunan air. Analisis data hujan dimaksudkan untuk
mendapatkan besaran curah hujan. Perlunya menghitung curah hujan wilayah
adalah untuk penyusunan suatu rancangan pemanfaatan air dan rancangan
pengendalian banjir (Sosrodarsono & Takeda, 1977).

Dalam analisis hidrologi sering diperlukan penentuan hujan rata-rata pada daerah
tersebut. Terdapat tiga metode dalam menentukan hujan rata-rata, salah satunya
metode Thiessen Poligon. Cara ini diperoleh dengan membuat poligon yang
memotong tegak lurus pada tengah garis penghubung dua stasiun hujan. Dengan
demikian tiap pos stasiun Rn akan terletak pada suatu poligon tertentu An. Dengan
menghitung perbandingan luas untuk setiap stasiun yang besarnya = An/A, dimana
A adalah luas daerah penampungan atau jumlah luas seluruh areal yang dicari tinggi
curah hujannya. Curah hujan rata-rata diperoleh dengan cara menjumlahkan pada
masing-masing pos yang mempunyai daerah pengaruh yang dibentuk dengan
menggambarkan garis garis sumbu tegak lurus terhadap garis penghubung antara
dua pos stasiun.

Cara perhitungannya adalah sebagai berikut:

𝐴1 . 𝑑1 + 𝐴2 . 𝑑2 + 𝐴3 . 𝑑3 … … … 𝐴𝑛 . 𝑑𝑛 ∑ 𝐴𝑛 . 𝑑𝑛
𝑑= =
𝐴 𝐴

Keterangan:
A = Luas areal (km2)
d = Tinggi curah hujan rata-rata areal
d1, d2, d3,...dn = Tinggi curah hujan di pos 1, 2, 3,...n
A1, A2, A3,...An= Luas daerah pengaruh pos 1, 2, 3,...n

Hesti Oktavia - 119210154A


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2021

Gambar 2.1. Contoh Peta Poligon Thiessen

2.4.2. Perhitungan Parameter Statistik

Adapun parameter statistik yang digunakan untuk menentukan jenis distribusi data
ialah sebagai berikut :
1. Harga Rata-Rata (𝑋̅)
Rumus:
∑𝑛𝑖=1 𝑋𝑖
𝑋̅ =
𝑛
Dimana :
𝑋̅ : Curah hujan maksimum harian rata-rata (mm)
𝑋1 : Curah hujan di stasiun ke-I (mm)
𝑛 : Banyaknya jumlah data

2. Standar Deviasi (Sx)


Rumus:

∑𝑛𝑖=1(𝑋𝑖 − 𝑋̅)
𝑆𝑥 = √
𝑛−1

Dimana :
𝑆𝑥 : Standar Deviasi
𝑋1 : Curah hujan di stasiun hujan ke-I (mm)
𝑋̅ : Curah hujan rata-rata (mm)
𝑛 : Jumlah data

Hesti Oktavia - 119210154A


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2021

3. Koefisien Skewness (Cs)


Kemencengan (skewness) adalah suatu nilai yang menunjukkan derajat
ketidaksimetrian dari suatu bentuk distribusi.
Rumus :
𝑛 ∑𝑛𝑖=1(𝑋𝑖 − 𝑋̅)3
𝐶𝑆 =
(𝑛 − 1) × (𝑛 − 2) × 𝑆 3
Dimana :
𝐶𝑆 : Koefisien Skewness
𝑋𝑖 : Curah hujan di stasiun hujan ke-I (mm)
𝑋̅ : Curah hujan maksimum harian rata-rata (mm)
𝑛 : Jumlah data
𝑆 : Deviasi standar

4. Koefisien Curtosis (Ck)


Pengukuran Curtosis dimaksud untuk mengukur keruncingan dari bentuk
kurva distribusi, yang umumnya dibandingkan dengan distribusi normal.
Rumus :

𝑛2 ∑𝑛𝑖=1(𝑋𝑖 − 𝑋̅)4
𝐶𝑘 =
(𝑛 − 1) × (𝑛 − 2) × (𝑛 − 3) × 𝑆 4

Dimana:
𝐶𝑘 : Koefisien Curtosis
𝑋𝑖 : Curah hujan di stasiun hujan ke-I (mm)
𝑋̅ : Curah hujan maksimum harian rata-rata (mm)
𝑛 : Jumlah data
𝑆 : Deviasi standar

5. Koefisien Variasi (Cv)


Koefisien Variasi adalah nilai perbandingan antara deviasi standar dengan nilai
rata-rata hitung suatu distribusi.
Rumus :

𝑆𝑋
𝐶𝑉 =
𝑋̅

Hesti Oktavia - 119210154A


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2021

Dimana:
𝐶𝑉 : Koefisien variasi
𝑆𝑋 : Deviasi standar
𝑋̅ : Curah hujan rata-rata (mm)

2.4.3. Menentukan Jumlah Distribusi yang Digunakan

Untuk menentukan jenis distribusi data, digunakan beberapa pendekatan yang


bertujuan agar jenis distribusi data yang dipilih sesuai dengan keadaan data yang
ada. Adapun beberapa pendekatan yang dilakukan yaitu :

1. Berdasarkan hasil perhitungan parameter statistic


Tabel 2.1. Persyaratan Masing-Masing Distribusi Data
Jenis
No. Persyaratan
Distribusi
CS ≈ 0
1. Normal
CK = 0
CS = 3 CV + CV3 ≈ 0,3
2. Log Normal CK = CV8 + 6CV6 +13CV4 +16CV2
≈ 3,435
CS ≤ 1,14
3. Gumble
CK ≤ 5,4002
4. Log Person III CS ≠ 0
Sumber: Hidrologi Terapan, Dr. Ir. Sri Harto Br. Dip.

2. Berdasarkan Hasil Uji Keselarasan


Uji keselarasan dimaksudkan untuk menentukan apakah persamaan distribusi
peluang yang telah dipilih dapat mewakili dari distribusi statistik sampel data
yang dianalisis. Ada dua jenis keselarasan (Goodness of Fit Test), yaitu uji
keselarasan Chi Square dan Smirnov Kolmogorof. Pada tes ini biasanya yang
diamati adalah nilai hasil perhitungan yang diharapkan.
a. Uji Keselarasan Chi Square
Prinsip pengujian dengan metode ini didasarkan pada jumlah
pengamatan yang diharapkan pada pembagian kelas dan ditentukan
terhadap jumlah data pengamatan yang terbaca di dalam kelas tersebut
atau dengan membandingkan nilai Chi Square (X2) dengan nilai Chi
Square kritis 2 (X2Cr).

Hesti Oktavia - 119210154A


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2021

Rumus:
𝑛 𝐸𝑓𝑖 − 𝑂𝑓𝑖 2
𝑋2 = ∑ [ ]
𝑖=1 𝐸𝑓𝑖
Dimana:
𝑋 2 : Harga Chi Square
𝐸𝑓𝑖 : Banyaknya frekuensi yang diharapkan pada data ke-i
𝑂𝑓𝑖 : Frekuensi yang terbaca pada kelas yang sama pada data ke-i
n : Jumlah data
Prosedur perhitungan uji Chi Square adalah sebagai berikut:
1) Urutkan data pengamatan dari besar ke kecil
2) Hitunglah jumlah kelas yang ada (K) = 1 + 3,322 log n. Dalam
pembagian kelas disarankan agar setiap kelas terdapat minimal tiga
buah pengamatan.
∑𝑛
3) Hitung nilai 𝐸𝑓 = [∑ 𝐾]

4) Hitunglah banyaknya Of untuk maasing-masing kelas


5) Hitung nilai X2 untuk setiap kemudian hitung nilai total X2, dari tabel
untuk derajat nyata tertentu yang sering diambil sebesar 5% dengan
parameter derajat kebebasan (lihat Tabel 2.1) akan didapat X2Cr.

Rumus derajat kebebasan adalah:

𝐷𝐾 = 𝐾 − (𝑅 + 1)

Dimana:
DK : Derajat Kebebasan
K : Banyaknya Kelas
R : Banyaknya ketertarikan (biasanya diambil R=2 untuk distribusi
normal dan binomial dm R=1 untuk distribusi Polygon dan Gumbel)
b. Uji Keselarasan Smirnov Kolmogorof
Pengujian kecocokan sebaran dengan metode ini dilakukan dengan
membandingkan probabilitas untuk tiap variabel dari distribusi empiris
dan teoritis sehingga didapat perbedaan (∆) tertentu. Perbedaan maksimum
yang dihitung (∆maks) dibandingkan dengan perbedaan kritis (∆cr)

Hesti Oktavia - 119210154A


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2021

untuk suatu derajat nyata dan banyaknya varian tertentu, maka sebaran
sesuai jika (∆maks) < (∆cr).
Rumus:

∆ 𝑚𝑎𝑘𝑠[𝑝(𝑋) − 𝑃(𝑋𝑖)] < ∆𝑐𝑟(𝛼,𝑛)

2.4.4. Perhitungan Curah Hujan Rencana

Perhitungan curah hujan rencana digunakan untuk memperkirakan besarnya


hujan dengan periode ulang tertentu. Berdasarkan curah hujan rencana
tersebut kemudian dicari intensitas hujan yang digunakan untuk mencari debit
banjir rencana. Untuk memperkirakan curah hujan rencana dilakukan dengan
analisa frekuensi data hujan. Ada beberapa metode yang dapat digunakan
yaitu:

1. Metode Normal (Cara Analitis)


Adapun persamaan-persamaan yang digunakan pada perhitungan dengan
Metode Normal atau disebut pula distribusi Gauss ialah sebagai berikut:

𝑋𝑇 = 𝑋̅ + (𝑘 . 𝑆)

Dimana :
𝑋𝑇 : Curah hujan dengan periode ulang T tahun (mm)
𝑋̅ : Harga rata-rata curah hujan (mm)
S : Standar deviasi (simpangan baku)
k : Nilai variable reduksi Gauss periode ulang T tahun

2. Metode Gumbel Tipe I


Untuk menghitung curah hujan rencana dengan metode distribusi
Gumble Tipe I digunakan persamaan distribusi frekuensi empiris
sebagai berikut (Soewarno, 1995) :

𝑆
𝑋𝑇 = 𝑋̅ (𝑌 − 𝑌𝑛 )
𝑆𝑛 𝑇

Dimana :
𝑋𝑇 : Curah hujan dengan periode ulang T tahun (mm)
𝑋̅ : Harga rata-rata curah hujan (mm)

Hesti Oktavia - 119210154A


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2021

S : Standar deviasi (simpangan baku)


𝑌𝑇 : Nilai reduksi variat dari variabel yang diharapkan terjadi pada
periode ulang tertentu
𝑌𝑛 : Nilai rata-rata dari reduksi variat (mean of reduce variate)
nilainya tergantung dari jumlah data (n)
𝑆𝑛 : Deviasi standar dari reduksi variat (mean of reduced
variate) nilainya tergantung dari jumlah data (n)

3. Metode Distribusi Log Pearson Tipe III


Metode Log Pearson tipe III apabila digambarkan pada kertas peluang
logaritmik akan merupakan persamaan garis lurus, sehingga dapat
dinyatakan sebagai model matematik dengan persamaan sebagai berikut
(Soewarno, 1995) :

𝑌𝑇 = 𝑌̅ + 𝑘. 𝑆

Dimana:
X : Curah hujan (mm)
𝑌𝑇 : Nilai logaritmik dari X atau log X dengan periode ulang tertentu
𝑌̅ : Rata-rata hitung (lebih baik rata-rata geometrik) nilai Y
S : Deviasi standar nilai Y
k : Karakteristik distribusi peluang log pearson tipe III

2.5. Intensitas

Intensitas curah hujan yang tinggi pada umumnya berlangsung dengan durasi
pendek dan meliputi daerah yang tidak luas. Hujan yang meliputi daerah luas,
jarang sekali dengan intensitas tinggi, tetapi dapat berlangsung dengan durasi
cukup panjang. Kombinasi dari intensitas hujan yang tinggi dengan durasi panjang
jarang terjadi, tetapi apabila terjadi berarti sejumlah besar volume air bagaikan
ditumpahkan dari langit. Adapun jenis-jenis hujan berdasarkan besarnya curah
hujan (definisi BMKG), diantaranya yaitu hujan kecil antara 0 – 21 mm per hari,
hujan sedang antara 21 – 50 mm per hari dan hujan besar atau lebat di atas 50 mm
per hari. Terdapat beberapa metode untuk menentukan nilai intensitas curah hujan,
diantaranya metode Mononobe dan Sherman.

Hesti Oktavia - 119210154A


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2021

Untuk menghitung hujan rencana dengan rumus mononobe harus tersedia data
hujan harian. Bentuk umum dari rumus mononobe adalah :

2⁄
𝑅24 24 3
𝐼= ×[ ]
24 𝑡

Dimana:
I : Intensitas curah hujan
R24 : Curah hujan maksimum harian (selama 24 jam)
t : Lamanya hujan (24 jam)

Hesti Oktavia - 119210154A


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2021

BAB III
METODOLOGI

3.1. Soal Tugas Besar

3.2. Peta DAS dan Metode Pengerjaan

3.2.1. Peta DAS

Gambar 3.2.1. Peta DAS A

3.2.2. Metode Pengerjaan

Pada tugas besar dilakukan pengerjaan menggunakan beberapa metode


yaitu :
1) Data curah hujan yang digunakan yaitu data curah hujan tahun 1986-
2005 di 5 stasiun, yaitu PH-010 Penengahan, PH-019 Way Ketibung,
PH-031 Way Pisang, PH-032 Bumi Sari, dan PH-033 Negara Ratu.
2) Penentuan perhitungan DAS dan curah hujan rata-rata menggunakan
metode Aljabar dan Thiessen.
3) Penentuan sebaran data, digunakan metode dispersi dan dispersi Log.
4) Dengan nilai dan syarat sebaran didapatkan dua metode memenuhi
yaitu log pearson III untuk perhitungan debit rencana, dilanjutkan
dengan melakukan uji Smirnov Kolmogorov dan Chi-Square, kedua
metode memenuhi.

Hesti Oktavia - 119210154A


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2021

5) Mendapatkan nilai intensitas curah hujan untuk perhitungan debit


rencana berdasarkan data perhitungan mononobe, talbot, dan ishiguro.
6) Dapat dihitung nilai dari debit rencana berdasarkan luas DAS, koefisien
ekivalen, nilai koefisien limpasan, dan intensitas curah hujan ke-60
menit berdasarkan metode mononobe, talbot, dan ishiguro.
7) Tentukan R2, R5, R10, R20, R25, R50, dan R100 menggunakan metode
rasional untuk 3 metode tersebut di atas.

Hesti Oktavia - 119210154A


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2021

3.3. Flow Chart

Data maksimal curah


Mulai hujan harian stasiun,
Penentuan Xi dan Xr

Dispersi Dispersi Log

Sebaran

Normal Gumbel
Memenuhi

Log Normal Log Person III


Pengujian

Uji Chi-Square Uji Smilnov-Kolmograf


Memenuhi

Intensitas

Mononobe Talbot Ishiguro

Debit

Kurfa IDF Selesai

Hesti Oktavia - 119210154A

Anda mungkin juga menyukai