Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

DISUSUN OLEH :

Indah Pramudhita
Isyna Qaulina Rahmah
Rini
Tarisa Miranda
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, atas berkat dan karunia-Nya sehingga makalah ini
dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Kebutuhan Dasar Manusia” dalam menempuh pendidikan Diploma III Kebidanan.

Dalam pembuatan makalah yang berjudul “(ELIMINASI BAK ,BAB) dan (BODY
MEKANIK, BODY ALIGNMENT)” penulis berharap setelah membaca makalah ini, teman-
teman dapat memahami dan menambah pengetahuan yang lebih baik, sehingga dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan juga kesalahan dalam penulisan
makalah ini. Maka dari itu, kami mengharap kritik dan saran yang membangun demi
menyempurnakan makalah ini.

Demikian makalah ini, kami mengucapkan terima kasih.


DAFTAR ISI ;

DAFTAR ISI
 

DAFTAR ISI. ii

BAB 1

1. Latar Belakang. 1
2. Tujuan. 1

BAB 2

1. Eliminasi Urin (BAK)


2. Eliminasi Alvi (BAB)

BAB 3

1. Body Mekanik. 2
2. Postur Tubuh. 3
3. Prinsip Body Mekanik. 6
4. Prinsip Body Alignment 6
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi Body Mekanik. 7
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi Body Alignment 8
7. Pengaturan gerakan. 8
8. Akibat Body Mekanik yang Buruk. 9
9. Kelainan Postur Tubuh. 10

PENGERTIAN ELIMINASI
Merupakan proses pembuangan sisa metabolism tubuh berupa urin dan alvi. Kebutuhan
eliminasi ini dibagi menjadi 2, yaitu eliminasi urin dan eliminasi alvi.
Jenis-jenis eliminasi :
A.1. ELIMINASI URIN ( BAK)
Eliminasi urin merupakan kebutuhan manusia dimana berperan menentukan kelangsungan
hidup manusia dan menjaga homeostasis tubuh.

1.      SISTEM TUBUH YANG BERPERAN DALAM ELIMINASI URINE


-          Ginjal
Ginjal berperan sebagai pengatur komposisi dan volume cairan dalam tubuh dan juga
menyaring bagian dari darah untuk dibuang dalam bentuk urin. Bagian ginjal terdiri atas
nefron dimana melalui nefron urin disalurkan ke dalam bagian pelvis ginjal. Kemudian di
salurkan melalui ureter ke kandung kemih.
-          Kandung kemih
Kandung kemih terdiri atas otot halus yang berfungsi sebagai penampung air seni (urin).
Penyaluran rangsangan ke kandung kemih dan rangsangan moboris ke otot lingkar bagian
dalam diatur oleh sistem simpatis. Akibat dari rangsangan ini, otot lingkar menjadi kendur
dan terjadi kontraksi sphingter bagian dalam sehingga urin tetap tinggal dalam kandung
kemih.
-          Uretra
Uretra berfungsi untuk menyalurkan urin ke bagian luar

Berkemih merupakan proses pengosongan vesika urinaria


( kandung kemih ). Vesika urinaria dapat menimbulkan rangsangan saraf bila urinaria berisi
±250-400 cc (dewasa) dan 200-250 cc (anak-anak). Setelah menerma rangsang lalu
diteruskan melalui medulla spinalis ke pusat pengontrol di korteks serebral. Selanjutnya otak
memberi rangsangan (impuls) melalui medulla spinalis ke neuro motoris. Di daerah
seleral,terjadi nkontraksi otot ditrusor dan di relaksasi otot sphincter internal.
Urine dilepaskan dari vesica urinaria,tetapi masih tetahan untuk spikter eksternal. Jika
waktu memungkinkan spinc eksternal akan relaksasi dan mengeluarkan urine. Dalam
pemenuhan kebutuhan eliminasi urine ini tentunya dipengaruhi oleh beberapa factor dimana
jika faktor-faktor ini mengalami masalah atau tidak bekerja dengan baik maka akan
menimbulkan gangguan-gangguan pada eliminasi urine. Berikut ini beberapa faktor dan
gangguan yang terjadi dalam eliminasi urine

2.      FAKTOR ELIMINASI URIN


1.       Diet dan asupan (intake)
jumlah dan tipe makanan merupakan faktor utama yang mempengaruhi out put urine.
2.       Respon
Kebiasaan mengabaikan keinginan untuk berkemih dapat menyebabkan urine banyak
tertahan didalam vesika urrinaria sehingga mempengaruhi jumlah pengeluaran hidup
3.       Kondisi penyakit
Kondisi penyakit dapat mempengaruhi produksi urine seperti diabetes mellitus dan lain-lain

3.      GANGGUAN-GNGGUAN ELIMINASI URIN


1.       Urgensi
Urgensi adalah perasaan seseorang yang takut mengalami inkontinesianjika tidak berkemih.
2.       Disuria
Disuria adalah rasa sakit dan kesulitan dalam berkemih.
3.       Inkontinensia urin
Ketidakmampuan otot sphincter eksternal sementara atau menetap dalam mengontrol eskresi.
4.       Perubahan pola eliminasi urin
Keadaan seseorang yang mengalami gangguan pada eliminasi urin karena obstruksi anatomis
kerusakan motorik sensorik dan infeksi saluran kemih.

4.      TINDAKAN MENGATASI MASALAH ELIMINASI URIN


1.       Pengumpulan urin untuk bahan pemeriksaan
-          Pengambilan urin biasa
Pengambilan urin biasa merupakan pengambilan urin seperti buang air kecil biasa digunakan
untuk pemeriksaan kadar gula dealam urin dan lain-lain.
-          P.U.S
Menggunakan alat steril, biasanya dilakukan dengan kateterisasi.
-          P.U.S 24 jam
Bertujuan untuk mengetahui jumlah urin selama 24 jam dan mengukur berat jenis, asupan
dan output serta fungsi ginjal.
2.       Buang air kecil dengan urineal
Hal ini dilakukan untuk menampung urin dan mengetahui kelainan dari urin (warna dan
jumlah) pada pasien yang tidak mampu buang air kecil sendiri.
3.       Melakukan keteterisasi
Tindakan memasukkan kateter ke dalam kantong kemih melalui uretra. Kateterisasi terbagi
menjadi 2 tipe intermiten (straight kateter) dan tipe indwelling (foley kateter):

Tipe intermiten
a.       Tidak mampu berkemih 8-12 jam setelah operasi.
b.      Retensi akut setelah trauma uretra.
c.       Tidak mampu berkemih akibat obat sedaktif atau analgesik.
d.      Cedera tualng belakang.
e.      Degenerasi neuromuskular secara progresif.
f.        Untuk mengeluarkan urine residual.
Tipe indwelling
a.       Obstruksi aliran urine.
b.      Post op uretra dan struktur disektitarnya (TUR-P).
c.       Obstruksi uretra.

A.2. Eliminasi alvi (BAB)


Sistem tubuh yang memiliki peran dalam proses eliminasi alvi (BAB) adalah sistem
gastrointestinal bawah yang meliputi usus halus dan usus besar pada batas antara usus besar
dan ujung usus halus terdapata katup iieocaecal. Katup ini biasanya mencegah zat yang
masuk ke usus besar sebelum waktunya, dan mencegah produk buangan untuk kembali
keusus halus. Produk buangan yang memasuki usus besar isinya berupa cairan. Setiap hari
saluran anus menyerap sekitar 800-1000 ml cairan.
1.      PROSES BUANG AIR BESAR (DEFEKASI)

Defekasi adalah proses pengosongan usus yang sering disebut buang air besar
terdapat dua pusat yang menguasai refleks untuk defekasi, yang terletak dimedula dan sum
sum tulang belakang. Apa bila terjadi rangsangan parasimpatis, sfingter anus bagian dalam
akan mengendor dan usus besar mengucup. Reflek defekasi dirangsang untuk buang air besar
kemudian sfingter anus bagian luar yang diawasi oleh sistem saraf parasimpatis, setiap waktu
menguncup atau mengendor . Feses terdiri atas sisa makanan seperti selulosa yang tidak
direncanakan dan zat makanan lain yang seluruhnya tidak dipakai oleh tubuh, berbagai
macam mikroorganisme, sekresi klenjar usus, pigmen empedu, dan cairan tubuh.

Secara umum , terdapat dua macam refleks yang membantu proses defekasi yaitu
pertama, refleks, defekasi intrinsik yang dimulai dari adanya zat sisa makanan (feses) dalam
rektum sehingga terjadi distensi, kemudian flexsus mesenterikus merangsang gerakan
peristaltik, dan akhirnya feses sampai dianus, lalu pada saat sfingter interna relaksasi, maka
terjadilah proses defekasi. Kedua , reflek defekasi para simpatis. Adanya feses dalam rektum
yang merangsang saraf rektum, ke spinal cord, dan merangsnag kekolon desenden, kemudian
kesigmoid, lalu ke rektum dengangerakan peristaltik dan akhirnya terjadi relaksasi sfingter
interna, maka terjadi lah proses defekasi saat sfingter internal berelaksasi.

2.      GANGGUAN/MASALAH ELIMINASI ALVI

a.       Konstipasi
Kontipasi merupakan keadaan individu yang mengalami atau berisiko tinggi
mengalami stasis usus besar sehingga menimbulkan eliminasi yang jarang atau keras,atau
keluarnya tinja terlalu keras dan kering.
Tanda klinis:
a. adanya feses yang keras.
b. defekasi kurang dari 3 kali seminggu.
c. menurunnya bising usus.
d. adanya keluhan pada rektum.
e. nyeri saat mengejan dan defekasi.
f. adanya perasaan masih ada feses.

Kemungkinan penyebab:
a.defek persarafan,kelemahan pelvis,imobilitas karena cedera serebropinalis,CVA(cerebro
vaskular accident) dll.
b. pola defekasi yang tidak teratur.
c. nyeri saat defekasi karena hemoroid.
d. menurunnya peristaltik karena stres psikologis.
e. penggunaan obat seperti antasida,laksantif,atau anaestesi.
f. proses menua(usia lanjut).

b.      Diare
Diare merupakan keeadaan individu yang mengalami atau beresiko sering mengalami
pengeluaran feses dalam bentuk cair. Diare sering disertai kejang usus, mungkin ada rasa
mual dan muntah.
Tanda klinis :
a.       Adanya pengeluaran feses cair.
b.      Frekuensi lebih dari 3kali sehari.
c.       Nyeri atau kram abdomen.
d.      Bising usus meningkat.
Kemungkinan penyebab :
a.       Malabsorpsi atau inflamasi, proses inferksi.
b.      Peningkatan peristaltik karena peningkatan metabolisme.
c.       Efek tindakan pembedahan usus.
d.      Efek penggunaaan obat seperti antasida, laksansia, antibiotik, dan lain-lain.
e.      Sters psikologis

c.       Inkontinensia usus


Merupakan keadaan individu yang mengalami perubahan kebiasaan dari proses
defekasi normal mengalami proses pengeluaran feses tak disadari. Hal ini juga disebut juga
sebagai inkontinensia alvi yang merupakan hilangnya kemampuan otot untuk mengontrol
pengeluaran feses dan gas melalui sfingter akibat kerusakan sfingter.
Tanda klinis :
a.       Pengeluaran feses yang tidak dikehendaki.
Kemungkinan penyabab :
a.       Gangguan sfingter rektal akibat cedera anus, pembehan, dan lain-lain.
b.      Distensi rektum berlebih.
c.       Kurangnya kontrol sfingter akibat cedera medula spinalis, CVA, dan lain-lain.
d.      Kerusakan kognitif.

d.      Kembung
Merupakan keadaan penuh udara dalam perut karena pengumpulan gas secara
berlebihan dalam lambung atau usus.

e.      Hemorroid
Merupakan keadaan terjadinya pelebaran vena di daerah anus sebagai akibat
peningkatan tekanan di daerah anus yang dapat di sebabkan karena konstipasi,perenggangan
saat defekasi dll
f.        Fecal impaction
Merupakan masa feses keras dilipatan rektum yang diakibatkan oleh retensi dan
akumulasi materi feses yang berkepanjangan.

3. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES DEFEKASI


1. usia
Setiap tahap perkembangan/usia memiliki kemampuan mengontrol proses defekasi
yang berbeda.
2.diet
Diet atau pola jenis makanan yang di konsumsi dapat memengaruhi proses defekasi.

Anda mungkin juga menyukai